Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT THE GREATNEES

Bimabet
PART 9






TIKA


" Gon, tolong bawakan belanjanya ya..!"


"Hmm.!!" Tanpa semangat aku menjawab.


Aku mengambil belanja'an dari bagasi mobil, kemudian mengikuti Tika yang masuk kedalam rumah dan langsung menuju dapur.


" Taruh dimana nih...??"


" Masukin ke Kulkas aja Gon.!"


Kubuka pintu Kulkas dan menyusun belanja'an dengan asal asalan kedalam Kulkas, Melihat itu, Tika menghampiriku dari belakang, kemudian membungkuk untuk memperbaiki susunan belanja'an yang kubuat amburadul tak beraturan.
Karena posisi Tika yang membungkuk. Payudaranya yang kenyal menampar nampar kepalaku yang masih jongkok didepannya.



" Kau kenapa Gon..?? Kuperhatikan dari keluar Swalayan tadi, bawa'annya kok jadi layu..!!???" Tanya Tika yang ternyata menangkap perubahan sikapku.



Tentu saja aku tidak memberi tau Tika apa yang aku lihat di Toilet Swalayan tadi. Terus terang, semenjak aku tinggal di rumah Tika, kepalaku selalu pusing akibat digantung. Bukan digantung pakai tali, tapi di gantung dengan penampakan dan kejadian kejadian pengundang Syahwat.


Selama tiga hari, aku hanya bisa meraba dan mencolek tubuh Tika, selebihnya kena Hastek( # ), padahal kami tidur satu ranjang. Aku sudah minta Tika untuk menghisap penisku agar aku sedikit terpuaskan, tapi dia menolak.


" Sabar Gon..!! Aku nggak mau sperma kau terbuang sia sia. Aku ingin, waktu kau ngentot aku, kualitas sperma kau rengking satu.'"


Halus, tapi penuh penyiksa'an. Itulah alasannya waktu itu.


Kalau tau kejadiannya seperti ini, lebih baik aku tinggal dirumah bang Sumanggor, paling tidak aku terpuaskan oleh Ewi, istrinya bang Sumanggor. Tapi bagaimana dengan duit 100 juta dan 1hektar kebun sawit.


Aduuuu...! Semakin pusing jadinya..!!!!!


Aku masuk kekamar untuk rebahan melepas penat, dan berharap bisa tertidur, sehingga pikiranku yang lagi eror, bisa pulih ketika aku bangun nanti.


"Kirain kau kemana... Nggak taunya dikamar..!"


Ternyata Tika sudah berada didalam kamar. Aku tidak menyadari kedatangan Tika.



" Aku mandi dulu ya Gon..!" Ujar tika yang kemudia membuka bajunya satu persatu di hadapanku, dan Tika hanya menyisakan celana dalamnya saja. Kemudian pergi kekamar mandi tanpa perasa'an bersalah meninggalkanku yang semakin eror.


Untuk mengalihkan perhatianku. Aku ambil dompetku, dan mengeluarkan Foto anakku, kemudian memandangi foto tersebut. Rasa rindu seketika menghampiri perasa'anku.


Sudah hampir seminggu aku tidak melihat anakku, putraku satu satunya Rasa sesal didalam hati kini kembali lagi dan diam bersemayam didasar hatiku, sehingga membuat membuat buliran air mataku keluar perlahan dari tempat penyimpanannya.


Dan rasa rindu ini ternyata lebih besar daripada pikiranku yang lagi sakaw, rasa rindu kepada anakku mampu mengalihkan dunia yang kujalani sa'at ini.


Tiba tiba pandanganku gelap, aku tidak bisa melihat apa apa selain kegelapan, Satu aroma wangi menghampiri lubang hidungku, wajahkupun seketika lembab.
Kutarik handuk yang dilempar Tika kearahku hingga menutupi seluruh kepalaku.


" Apa yang kau pikirkan Gon.. Jam segini sudah melamun...." Tanya Tika yang sedang mengambil pakaiannya dari dalam lemari.


Bongkahan bokongya yang tidak terbalut oleh apapun, nampak jelas terukir didepan mataku, dan bentuk tubuhnya lebih indah terlihat dari belakang.


" Aku mau mengunjungi anakku"


" Kapan...??? Sekarang ya..???!!!"


" Rencana sih, iya...!'" Jawabku.


Tika yang sudah mengenakan BH, kemudian melangkah kearahku. Aku melihat vaginanya yang tanpa bulu dan masih belum ditutupi celana dalam.



" Tapi Nanti sore kau harus pulang kemari, paling lama jam 8 malam kau harus sudah ada dirumah," Ujar Tika yang kemudian menaikkan kaki kanannya diatas tempat tidur. Sehingga vaginanya semakin jelas terlihat olehku.



" Kau lihat, pepekku sudah tidak berdarah lagi. Jadi, nanti malam kau sudah bisa buka puasa .."


Goda'an lagi...!


Tapi rindu ini sudah tidak tertahankan lagi. Aku hanya bisa memberikan senyuman imut imutku sebagai tanda anggukan.


" Tapi Tik, Aku nggak punya ongkos,," Kataku dengan wajah seperti seorang pengemis.


Tika tersenyum dan melangkah kearah lemari pakaianna, sesa'at kemudian kembali lagi ketempat tidur, dan memberikan sepuluh lembar uang ratusan ribu kepadaku.



" Kau pakai motorku saja, dan ini uang untuk keperluan anak kau.."



Aku menerima uangnya, kemudian bangkit dari pembaringan dan langsung mencium bibir Tika dengan lembut.


"Terima kasih..!!"
.
.
LANJUT DI BAWAH
 
Terakhir diubah:
LANJUTAN





Dengan mengenderai motor metik milik Tika. Kulalui jalan tanpa lubang dan kerikil tajam yang tanpa debu. Sebelum sampai kerumahku. Aku mampir sebentar di warung untuk membeli susu anakku dan sekarung beras yang si 30 kg dengan duit yang diberikan Tika padaku.
Tentu saja tanpa Berlian.


Sesampainya di rumah. Kulihat pintu rumahku bergembok, sepertinya istriku sedang keluar entah kemana. Akupun mendatangi rumah tetanggaku untuk bertanya.


" BUUUU.. PAAAK...!!" Aku memanggil dengan mengetuk pintu rumah tetanggaku.


Beberapa sa'at kemudian, pintu terbuka.
" EHH.. Kau Gon..!! Ada apa..??"


" Si Anum kemana ya..??" Tanyaku dengan nada sesopan mungkin.


" Kurang tau Gon.. Soalnya aku tadi nggak ada jumpa..!"


" Gitu ya..!" ujarku dengan nada sendu.


" Kalau gitu, aku boleh nitip." Ujarku lanjut.


" Boleh..!"


Akupun memberikan uang yang sudah kumasukan kedalam amplop dan juga beras yang sudah kuambil dari motor kepada tetanggaku.



" Tolong berikan sama si Anum ya, kalu dia sudah pulang.."
Tetanggaku menganggukkan kepalanya, kemudian akupun pamit undurkan diri.


Hari sudah mulai senja, sesenja hatiku karena tidak bertemu dengan sibuah hati. Kerinduanku tidak dapat terlepaskan walau hanya sejenak.


Sudah tiga jam aku duduk di warung kopi yang berjarak tiga rumah dari rumahku. Berharap Anum pulang, sehinga aku bisa melihat anakku. Tapi sampai sekarang mereka belum muncul muncul juga. Kesal, marah bercampur menjadi cendol. Akupun memutuskan kembali kerumah Tika.



" Mungkin besok aku bisa melihat anakku" Ucapku dalam hati.



Setelah membayar lima gelas kopi yang kuminum.
Kutarik gas kerataku kembali menembus senja yang mau hilang di telan malam. Sepanjang perjalan, aku masih kepikiran tentang istri dan anakku, didalam hati aku terus bertanya tanya. Kemana sebenarnya mereka pergi, kenapa sampai sore hari belum juga pulang.


BBRAKKKKK...... BBRAAKKKK


TRAAAKK......... TRAAAAK


TINGGH PAKKKK... GDBUK.....


NGGGGGGGGGGGHGHG.....


AAAAAAAAAAAA..... AGH...


Baru sekitar satu kilo meninggalkan warung kopi. Karena terus kepikiran tentang anakku, aku kehilangan konsentrasi dalam berkendara.



Akibatnya ban depan keretaku masuk lubang, sehingga aku kehilangan keseimbangan, akupun terjatuh dan terlempar ditengah jalan, beruntung kendaran lain tidak ada yang lewat dan melaju kencang. Kalau tidak, aku bisa bisa bau tanah.



Aku langsung berdiri, dan menghampiri kereta yang kukenderai, kuperhatikan dengan seksama. Aku bersukur tidak ada kerusakan yang sangat fatal, hanya bagian bodi sebelah kanan yang lecet dan spion yang patah. Selebihnya kondisinya masih bisa layak untuk ditunggangi.



Akupun kembali melanjutkan perjalanan, perlahan aku mulai merasakan perih dibagian kaki sebelah kananku, dan juga di siku tangan kananku. Sepertinya aku mengalami luka ringan.


Sesampainya dirumah Tika. Aku disambut dengan wajah terkejut bercampur heran.



" Kau kenpa Gon,, jalannya kok jadi pincang..???" Tika bertanya.


"Aku tadi jatuh dari kereta."



" Kamu harusnya hati hati. Sini duduk, biar aku obati..!"



Tika membantuku untuk berjalan menuju sofa. Setelah aku duduk, Tika pun pergi masuk kedalam kamar. Sesa'at kemudian dia kembali dengan membawa Perban dan Obat Merah.



Layaknya seperti suaminya sendiri. Dengan telaten, Tika mengobati dan membalut luka lukaku dengan perban. Kemudian Tika pergi kedapur, dan kembali dengan membawa secangkir Teh hangat untukku.



Oh.. Tuhan...! Kalau seperti ini perhatiannya, bisa bisa aku jatuh cinta dengan Tika.



Gon... Kontrol dirimu Goon...!!! Sadar diri, Kau itu jelek, hitam, hidup pula itu..!
Aku mencomba merendah diri, walaupun sebenarnya tampangku memang rendahan.



" Lah... Kok jadi melamun pula kau.!" Tika sedikit mengagetkanku.



" Napa, ada yang aneh ya..?" tanya Tika kemudian dengan senyuman penuh kenakalan.



Astaga kampret dodol gosong..!



Aku baru sadar, ternyata tubuh tika bagian atas tidak mengenakan apapun. Sehingga sepasang payudaranya menari Salsa dihadapanku.



Entah sejak kapan dia melepas pakaiannya, padahal waktu Tika membukakan pintu untukku, pakaiannya masih lengkap menutupi tubuhnya.



"Nasiibb." ucapku lirih..



" loh.. Kok ngeluh gitu..!!??" Tika heran dan tanda tanya mendengar ucapanku tersebut.



" Bukan ngeluh,, hanya kesal aja, kenapa aku harus buka puasa dengan kondisi seperti ini,, jadinya kan nggak leluasa,"



" Tenang saja... Kau nggak usah risau Gon..!!! Aku yang bakalan menyuapimu." Tika mencoba menghiburku.



Walaupun begitu. Tetap saja jika bermain sex lebih didominan oleh perempuan, maka laki laki akan cepat klimaks, jika cepat klimaks maka siperempuan tidak akan puas.


Maka yang terjadi pada pria adalah..???
.
.
 
Terakhir diubah:
Bah.. Mantaf kali ceritamu lae..
Tapi nama cowoknya kok Gon sih lae? Jadi setiap baca nama gon aku malah ngebayangin nya Gon film kartun yg T-rex kecil pecicilan itu lae.. :ngacir:
 
Gon...gon...nasib kau jelek hari ini, rindu da sampai jatuh pula..
 
PART 10




ARGON



TIKA



Setelah selesai mengobati luka lukaku, Tika menuntunku memasuki kamarnya. Kemudian aku rebahan di kasurnya yang wangi dengan khas wanita. Sebenarnya lukaku tidak terlalu parah, untuk berjalan, aku masih mampu untuk sendiri, tapi melihat perhatiannya padaku, akupun hanya diam mencoba untuk menikmati dimanja oleh istri orang.
Karena, kapan lagi aku akan mendapat masa masa seperti ini.


Dengan lembut, pelan dan hati hati, Tika membuka baju dan pakaianku, sepertinya dia takut akan mengenai lukaku. Setelah pakaianku dan celanaku lepas, Tika kemudian menaruhnya dikeranjang pakaian kotor, dan mengangkat keranjang tersebut keluar kamar. Beberapa sa'at kemudian tika muncul dengan sebuah baskom berisi air dan juga handuk kecil.


" Kok bawa air Tik..?


" Udah... Kau tiduran saja..!!!


Akupun menurut. Tika meletakkan baskom yang berisi air disampingku, lalu memasukkan handuk kecil itu kedalam baskom, dengan penuh perhatian Tika ngelap seluruh tubuhku dengan handuk kecil tersebut.



Setelah selesai ngelap seluruh tubuhku, Tika kemudian melepaskan celana dalamku, batang penisku yang masih tidur di basuh juga oleh Tika. Setelah selesai, Tika menaruh baskom tersebut di bawah ranjang. Tika kemudian berdiri, melepaskan sisa pakainnya yang membalut tubuh bagian bawah, sedangkan bagian atas sudah terlepas sejak kami berada di ruangan tamu.


" Siap siap menerima servisku," Ucap Tika dengan senyuman ternakalnya.


Tikapun naik keatas ranjang dan duduk tepat didepan selangkanganku, tangan lembutnya menggenggam batang penisku dan mngocoknya dengan pelan. Tidak butuh waktu lama untuk penisku bangun dan menatapi wajah Tika yang penuh kebahagia'an.


Rasa sakit ditangan dan kakiku menghilang begitu saja, sa'at lidah Tika menyapu bersih seluruh batang penisku.


"Hachiimmmm.. Hachiiimmm....!" Tiba tiba Tika bersin
.


"Kenapa Tik..??" Tanyaku.


"Bulu kontolmu masuk kelubang hidungku."


"Hehehehehehe.... Ma'af... Aku lupa mencukurnya...! Aku hanya tersenyum nyinyir dengan berkilah.


Setelah menyeka hidungnya, Tika kembali mengulum dengan meletakkan kedua telapak tangannya di pangkal batang penisku, untuk menutupi bulu bulu yang tumbuh dengan lebat disekitarnya.


Kepala Tika mulai maju mundur hingga membuat penisku kembang kempis. Aku mulai merasakan nikmat. Tangankupun meraih kepala Tika dan menekannya dengan sedikit kuat, hingga batang penisku terasa masuk kedalam tenggorokannya. Beberapa detik kemudian aku melepaskan tanganku dari kepala Tika, aku melihat Tika gelagapan untuk bernafas sa'at mulutnya lepas dari kemaluanku.


"Setan kau Gon... Nggak bisa bernafas aku kau buat.." Tika sedikit sewot.


Tika kemudian bangkit, dan merangkak ke atas wajahku dengan mengangkang, sehingga kemaluannya tepat berada di depan mulutku.


"Hachiimmmm.... Hachimmmm.." Aku bersin.


"Nggak usah bercanda. Pepekku nggak ada bulunya." Wajah Tika berubah jadi ketus.


Penuh dendam yang membara. Tanpa aba aba, Tika langsung menekan vaginanya dengan kuat kewajahku hingga menutupi hidungku, akupun menjadi kesulitan bernafas, Tanganku kutepuk tepukkan ke kasur, menandakan kalau aku menyerah.




ADUHHHH... NGENTOT APA MAIN SMACKDOWN SIH...!!




"Hahahahahaha....! Rasain...! Enakkan..!!??" Tika tertawa penuh kemenangan.
Tika kemudian beranjak dari tempat tidur.


"Mau kemana..?? Tanyaku.


"Mau minum,,, aku haus..!!"


Beberapa sa'at kemudian. Tika kembali dengan langkah yang dibuat se sexy mungkin, seperti layaknya langkah seorang Model. Bahunya sedikit dihentakkan, sehingga kedua payudaranya bergoyang seperti Agar Agar setengah matang.
Melihat itu, aku bukannya tambah bernafsu, tapi tawaku lepas tanpa kontrol.


"HAHAHAHAHAHAHA...!


" PLAK..!


Sebuah bantal melayang ke arah kemaluanku. Beruntung aku bisa menangkis. Tika kemudian naik keatas tempat tidur, dan berbaring disampingku dengan wajah suram. NGAMBEK.


Dengan penuh kelembutan, aku meraba payudaranya. Senyum yang paling termanis kupasang di wajahku.


"Jangan merajuk gitu lah..." Aku mencoba merayu. Tapi Tika hanya diam.


Melihat tidak ada perubahan, aku duduk, kemudian bergerak kearah selangkangannya, kedua kakinya kutekuk dan membuka pahanya dengan lebar, sejenak aku memandangi vagina Tika yang mulus tanpa bulu. Setelah puas memandanginya, aku mulai menjilati bibir Vaginanya, tidam luput juga klitorisnya kumainkan dengan jariku.


" Ohhhh.... Hmmmmmm....!"


Desahan Tika mulai terdengar. Aku terus mempermainkan Vaginanya hingga lidahku keletihan, akupun mengganti dengan jari jariku. Dua jariku, telunjuk dan tengah menerobos keluar masuk kedalam Vaginanya.


" Oh Gonnn... Shhhhh.... Mantaaappp..!" Tika mendesah kenikmatan.


Pinggul Tika bergoyang, mencoba untuk mengimbangi irama sodokan jariku yang semakin kencang di Vaginanya. Aku bisa melihat wajah Tika mendongak menahan nikmat.


"Stop..!" Tika tiba tiba memegang tanganku hingga berhenti bergerak, tapi jari jariku masih bisa menari nari didalam vagina Tika.


"Hentikan Gon.... Ohhhhh...
Gooonnn...!


Aku tidak perduli, aku terus memainkan jari jariku, hingga tubuh Tika bergetar begitu kuat. Dan.


" CEEESSSSS.... CUUUUSS..."!


Air kencing Tika muncrat dengan deras. Aku menutup wajahku dengan telapak tanganku yang kiri, agar air kencing Tika tidak membasahi wajahku, sedangkan jari tangan kananku, masih terus beraksi didalam vaginanya, tubuh Tika masih belum berhenti gelenjotan.


"Hoh...hoh... Hoh..hoh.." Nafas Tika ngos ngosan akibat sensasi yang di rasakannya.


"Huh..huh..... Sumpah.... Baru ini aku merasakan buang air kecil yang begitu nikmat... Huh...huh....!"
Aku tersenyum puas melihat Tika merasakan sensasi yang belum pernah dirasakannya.


"Lanjut..!???"


"Bentar... Aku ngambil nafas dulu.!" Ucap Tika dengan berusaha mengatur nafas.


Setelah Tika kembali bernafas dengan teratur tanpa diatur. Kami kembali melanjutkan petualangan sex kami. Diawali dengan sebuah ciuman panjang diringi perang lidah, tidak ketinggalan tangan kami saling meraba.


"Mmmhhhhh...... Mmmhhhhhh...."


"Cikpak ...... Ckpok.........!


Desahan demi desahan yang keluar dari birahi kami mengiringi perbuatan nafsu kami berdua. Tubuhku pun mulai basah dengan keringat, walau kipas angin sudah memberikan angin yang begitu cukup untuk ruangan ini.


Tika melepaskan ciumannya dari bibirku, kemudian mundur beberapa senti, kedua tangannya kebelakang untuk menopang tubuhnya yang condong kebelakang beberapa derajat. Kedua kakinya melebr dengan lutut ditekuk.


" Kentot aku sekarang Gon..!" Pinta Tika dengan sura yang begitu pelan, hampir tidak kedengaran.


Aku kemudian merapat dengan posisi seperti Tika, kakiku berada dibawah tekukan lututnya, tangan kiriku menopang tubuhku, sedangkan tangan kananku menuntun penisku untuk masuk kedalam rumahnya, alias vagina Tika.


Seperti seorang maling, penisku dengan pelan mengendap ngendap masuk kedalam Vagina Tika yang sudah tidak begembok.


Sa'at penisku telah masuk seluruhnya, dengan bersama'an kami menggoyang pinggul kami berdua. Sehingga kemaluan kami saling tarik menarik dengan kuat. Setelah seratus genjotan, Tika menyuruhku untuk rebahan, kemudian mengambil posisi dengan gaya Katak.


"Uhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh........! Desahannya begitu panjang ketika Vaginanya menelan batang penisku sampai kandas.


Perlahan Tika menaik turunkan pinggulnya dengan tempo 4/8 naik menjadi 3/4 kemudian 2/4 semakin lama menjadi 1/ 2 hingga akhirnya Tika menggoyang pinggulnya tanpa Tempo yang beraturan. Suara benturan pinggulnya yang padat dengan kedua pahaku semakin terdengar nyaring bercampur dengan suara desahannya.


" PLAKKK.... PLAKKK.... PLAKKK.."


"OHH....OHH....OHH....OHH..."


" GON.... Aaa...ku..... Mau keluaaaarrr..!"


" Tahan bentar Tik.... Dikit lagi aku nyusul.." Aku menimpali ucapan Tika.


Aku kemudian membalikkan tubuh Tika, sekarang posisi aku yang di atas. Dengan membabi buta aku memompa penisku di vagina Tika dengan keceptan maksimal.


"Ohhh.... Ohhh..... Ohh... Ohhh..."


"Klepak... Klepak...""


"Ahhhhhh...... Aku nyampeeeeeeeee.." suar desahan Tika begitu panjang bersama'an puncak orgasmenya.

Tubuhnya kembali gelenjotan kejang kejang. Aku semakin tidak kontrol menghantam Vagina Tika, ketika merasakan batang penisku dilumuri sesuatu yang keluar dari vagina Tika.


"Kecepak.... Kecepakkk.. Kecepakkk.."


"Aghhhhhhh.... "


Aku merasakan sesuatu mengalir keujung kepala penisku, dengan sekali hentakan kuat, batang penisku menghantam Vagina Tika bersama'an semburan spermaku.


" Uhhhhhhhhhhh...... ..!!!


Tubuhku kejang, otot ototku mengeras akibat reaksi orgasmeku.
Dan aku terkuali lemas di atas tubuh Tika, kamipun saling tersenyum penuh kepuasan. Dan berharap spermaku mampu membuahi rahim Tika.
..
..
..
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd