Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT TETANGGA PERKASA

Tanggapan Wayang


AMIN..

Mataku nanar menatap tubuh setengah telanjang seorang wanita cantik bertubuh mungil didepanku. Setengah telanjang karena baju dan jilbabnya masih terpasang sempurna. Hanya celananya yang tak lagi terpakai ditubuhnya. Matanya berair, terisak isak meringkuk dibawah kursi panjang dari kayu jati di teras belakang rumahku. Rumah yang sudah hampir sepuluh tahun kutinggali sendiri. Semenjak istriku meminta cerai dan menikah lagi dengan selingkuhannya ketika berkerja jadi TKW di Taiwan. Sedangkan anakku satu satunya sekarang dirawat oleh kedua orang tua mantan istriku dikampung. anak gadis berwajah manis mirip ibunya, sekarang berusia 13 tahun dan duduk di
bangku sekolah SMP kelas 1.

"Maafkan aku Asty".aku bergumam perlahan, tapi aku yakin wanita mungil itu mendengar. Dia sejenak menghentikan isaknya, memandangku lemah, dan kembali menunduk menyeka airmatanya dengan belakang tangan
" Percuma pak, semua telah terjadi. Kita telah berdosa. Aku menyesal mau datang kesini. Aku benci sampeyan".dan isaknya pun kembali terdengar mengalun. Membawaku kedalam lembah penyesalan yang teramat dalam.
Dalam hati aku mengutuk temanku Tarjo, karena tantangannya lah aku sampai gelap mata dan nekad menyengamai istri Deni, teman baikku sendiri.

_____________

Tiga hari yang lalu....

"Kapan rencana panen min...? ".Tarjo temanku yang bersebelahan tambak denganku bertanya ketika sore itu kami sedang ngopi bersama di sebuah kantin kecil di tengah tengah desa .
" Tiga hari lagi jo.. Mudah mudahan tidak ada gangguan sampai 3 hari kedepan".aku menjawab pelan sambil pandanganku jauh menerawang kearah yang kau sendiri tak tau kemana. Kuseruput kopiku berlahan, aku mendesah. Tarjo yang mengetahui itu mengerenyit. "Kenapa min".. Aku diam.
" Ada masalah kah".pria gendut pendek ini bertanya lagi. Sebenarnya aku segan bercerita, tapi melihat pandangan matanya yang tetap tertuju kearahku meski sudah kudiamkan, akhirnya aku bersuara..
"Aku jenuh jo, hampir sepuluh tahun aku kerja sendirian disini, masak sendiri, nyuci sendiri, tidur juga sendiri".mendengar itu Tarjo tertawa.
" Oh, jadi kesepian toh.. Ya udah tar malem aku temenin".katanya cengengesan. Aku mendelik dan meraih bungkus rokok ku kemudian kunyalakan satu. Kuhembuskan asap rokok ku kuat kuat,..
"Kamu itu masih muda min, wajahmu lumayan ganteng, duit pun gak pernah kosong. Klo kamu mau nyari bini lagi pasti dapat yang cantik".cerocos Tarjo melihat kegundahan ku.
Tarjo benar, mudah bagiku mendapatkan wanita, tapi tak mudah untuk mendapatkan cinta, karena aku tahu persis beberapa wanita yang belakangan ini sering menggodaku melalui fesbuk ataupun WA semuanya cuma mengincar uang belaka. Dan aku sama sekali tak tertarik untuk menikmati mereka karena aku tau itu dosa. Selama ini aku dikenal sebagai lelaki yang tak banyak tingkah. Tak pernah terniat untuk main perempuan misalnya. Ibadah pun aku cukup rajin karena didikan orang tuaku cukup baik dalam hal agama.
" Min.. Warga baru yang namanya Deni itu kamu kenal kan...? ".tiba tiba Tarjo bertanya. " Oh.. Yang ngelola tambaknya haji mukhlis? "..
" Iya, istrinya cantik juga ya, mungil, imut kayak masih Abg, padahal anaknya udah dua".Tarjomenyeringai aneh.
Aku paham Tarjo memang maniak wanita. Tak perduli gadis, janda atau istri orang, pasti akan diincarnya kalau dia suka.
"Jangan jo, suaminya berteman baik denganku".aku cepat meyela tapi Tarjo malah tertawa.
" Jangan jangan kamu suka ya..? ".
Idihh.. Tarjo malah menuduh ku. Enak saja. Kutoyor jidatnya yang berminyak, diapun terbahak bahak.

Pulang dari kantin aku pacu beatku berlahan. Didepan rumah Deni kulihat Asty istrinya lagi duduk di ayunan berdua dengan sang anak. Sekilas kuperhatikan ada sedikit senyum dibibirnya, tapi kuanggap itu wajar karena kami bertetangga meski berjarak beberapa tambak.

Sesampainya dirumah aku teringat kata kata Tarjo tadi, entah kenapa aku jadi terbayang wajah Asty yang memang benar imut seperti kata Tarjo. Ada sedikit desir didadaku ketika terlintas sekelebat senyumnya tadi.

_______

Malam harinya Tarjo datang kerumah.
"Bagaimana min...? Kau perhatikan gaj si Asty tadi siang? "..
Aku tersenyum kecut.
" Benar katamu jo. Asty memang menarik. Seandainya dia masih sendiri, mungkin aku akan kejar dia sampai dapat". Tarjo terbahak mendengar kalimat ku.
"Udah.. Hajar aja bro. Yang penting pake cara halus... Hahaha".
" Cangkemu jo... ".aku getok pelan dengkul nya.
" Bayangkan min, Asty yang bertubuh mungil itu mendesah desah kau hajar pakai kontolmu yang besar panjang itu.. Pasti nikmat jepitannya... Hahaha".
Tarjo terus memancing gairahku yang memang sudah mulai bangkit semenjak membahas Asty dikantin tadi..
Sejujurnya aku memang jadi membayangkan itu. Membayangkan kontolku yang hampir sepuluh tahun ini nganggur tak terpakai bisa mengobrak abrik lobang kenikmatan si mungil Asty. Dan sepertinya setan menunjukan taringnya ketika terlintas dibenakku sebuah ide..
Yaitu meminta bantuan Deni untuk mengajak istrinya membantu didapur ketika panen ditempat ku 3 hari lagi.

Dan akhirnya terjadi.. Wanita cantik itu telah tergolek didepanku. Tertunduk mengurai sedih setelah kehormatannya sebagai istri kurenggut dengan paksa. Meskipun aku tau dia juga menikmati, tapi jelas kejadian ini bukan kehendaknya. Tapi kehendak setan yang bersemayam dalam otakku.

______

"Maaf sekali lagi Asty".aku tak lagi menyebut mbak untuk memanggilnya, semata demi supaya ada sedikit rasa kedekatan yang mudah mudahan bisa mengurangi kehancuran hatinya.
" Semua salahku, dan aku janji ini untuk yang pertama dan terakhir kalinya".
Asty bangkit, meraih cd dan celana kulotnya untuk kemudian dipakai seperti semula. Lantas wanita bertubuh mungil ini berlalu menuju kamarku, sekali lagi menyeka matanya dan kemudian berbaring disamping anaknya yang masih tertidur pulas.
Aku mengucak ucak rambutku dan kemudian masuk kekamar mandi.
Ketika tak lama kemudian Deni datang aku merasa sangat lega karena Asty tidak menceritakan apa yang terjadi barusan. Dia membangunkan sang anak dan kemudian menggendongnya pulang.

_________

ASTY....

Sudah sebulan.sejak kejadian dirumah pak Amin. Aku menjalani hari hari ku seperti semula. Pak Amin pun seperti membuktikan kata katanya karena selama seminggu ini dia tidak pernah muncul menampakan dirinya. Ada rasa bersalah yang sangat besar karena jujur aku sempat menikmati persetubuhan terlarang itu, tapi melihat betapa semuanya tetap berjalan seperti biasa aku jadi sedikit tenang. Biarlah ini jadi catatan hitam hidupku yang hanya aku dan pak Amin yang tau. Aku benar benar percaya tidak ada lagi orang yang tahu tentang kejadian ini sampai saat ketika tambak yang dikelola suamiku panen. Seperti biasa semua tetangga sekitar berkumpul untuk membantu.
Aku sedang mencuci piring di dapur ketika suami mbak Surti yang bernama Tarjo tiba tiba muncul.
"Istriku kemana ty..? ".tanyanya pelan.
" Dikamar, ngambil gelas simpanan. Soalnya gelas yang di rak kurang banyak".aku tertawa.
"Oh... ".dia cuma bergumam. Tapi aku tersentak ketika merasakan payudaraku diremas dari belakang dan pak Tarjo cengengesan sambil berjongkok merangkul ku.
" Kurang ajar".aku mendesis pelan tapi pak Tarjo malah menyosor pipiku.
"Kamu emang cantik ty, pantas saja Amin sampai nekad memperkosamu... Haha". .
Aku terkesiap.. Jadi pak Tarjo tahu...?. Tubuhku menggigil, ada kengerian tmyang jelas terlihat diwajahku. Tapi pak Tarjo malah senyum senyum aneh.
" Tenang saja ty, rahasia aman ditanganku, asalkan aku juga bisa mencicipi lobang tempikmu".tawanya terdengar mengerikan ditelingaku. Dan aku benar benar panik..
"Tapi tidak usah takut sayang. Tidak sekarang... ".katanya lagi. Aku menghembuskan nafas kuat.. Entah lega entah Sekedar berusaha untuk bersikap tenang.

________


DENI...

Hari ini dua hari sudah aku dan istriku pulang ke kampung. Setelah panen aku langsung pulang kampung dan bertandang kerumah pak Haji Mukhlis pemilik tambak udang yang kukelola. Setelah selesai hitung hitungan modal dan keuntungan, aku akhirnya bisa mendapat cukup banyak hasil di periode ini. Alhamdulillah kupanjatkan puji syukur atas karunia Allah ini dan sementara menunggu periode tebar bibit sekitar setengah bulan lagi, aku memutuskan untuk sementara tinggal dulu dirumah mertua barang seminggu. Sekalian melepas kangen pada seluruh keluarga besar di kampung terutama kepada anak pertamaku yang jarang sekali berkumpul ayah ibunya smenjak aku berkerja di pertambakan.

Ada yang sedikit aneh kurasakan pada sikap keseharian istriku beberapa minggu belakangan ini. Asty yang biasanya ceria tiba tiba berubah agak pendiam. Tapi sebagai suaminya yang telah bersamanya selamat belasan tahun, tentunya aku tak akan telalu mempersoalkan masalah sepele ini. Mungkin saja istriku agak kurang sehat, mungkin..... Dan setelah bertemu anak gadisnya sikapnya pun kembali ceria. Aku bersyukur berarti bukan ada masalah besar ternyata .. Mungkin istriku sudah terlalu kangen anak gadisnya.

Malam minggu..
"Mas, ada tanggapan wayang kulit tuh di erte sebelah".istriku duduk disampingku smbil mengunyah bakwan.
" Jam berapa dek".aku bertanya antusias. Aku suka wayang kulit. Dimana pun ada tanggapan wayang kulit aku pasti akan mendatanginya selagi ada waktu. Istriku pun sama. Biasanya dia akan pergi menonton bersama teman teman seusianya yang juga tetangga dekat di kampungnya.
Itu sudah semenjak dahulu ketika istriku belum menikah denganku. Bahkan aku kenal istriku pun di desa sebelah ketika sama sama menonton wayang kulit. Hehehe..
"Jam 9 mulai. Nanti mas Deni klo mau nonton berangkat sendiri aja ya, soalnya aku diajak bareng wulan dan Ratmi".
" Ya udah.. Hati hati".aku menyahut dan kemudian berlalu kekamar, siap siap nonton wayang... Haha

_________

ASTY...

Terakhir kali nonton wayang mungkin sekitar 3 tahun yang lalu sebelum mas Deni memutuskan kerja jadi petambak. Aku senang sekali. Karena jaraknya tidak terlalu jauh, aku memutuskan bonceng bertiga aja. Wulan didepan, aku ditengah dan Ratmi dibelakang. Suami kedua sahabatku ini pun sudah berangkat duluan. Semetara gadis kecilku tinggal dirumah, sambil momong adeknya, karena dia gak terlalu suka wayang kulit.
Karena badanku kecil, anteng anteng aja meski aku kejepit ditengah. Wulan mengendarai scoopy nya pelan. Sementara Ratmi dibelakangku malah memeluk erat tubuhku. Takut jatoh katanya. Hmmm... Ada ada saja.

Ternyata sangat ramai. Yang dagang sampai penuh berjejer dipinggir jalan. Tamu tamu yang hadir pun sampai bejubel. Aku dan kedua temanku masih berdiri di pinggir jalan. Agak di belakang. Segan mau mendekat karena suasana yang sangat ramai inj sepintas aku melihat ada pak mukhlis di jejeran depan kursi tamu. Dia terlihat datang sendirian. Bos ku itu meski sudah bergelar HAJI tapi memang belum sepenuhnya bisa meninggalkan keduniawian. Kata mas Deni beliau ini masih suka nongkrong. Usianya memang belum terlalu tua. Baru sekitar 55 tahunan. Keasikan melihat sekitar tiba tiba aku kaget menyadari aku kehilangan dua temanku. Kamprett... Kemana mereka.. Aku layangkan pandangan kesegala arah, tapi tak kulihat bayangan mereka.
Dongkol, akhirnya aku memutuskan masuk ke sebuah warung bakso yang terlihat masih sepi pembeli.
"Bakso satu bik".. Aku duduk di kursi plastik dan iseng memainkan hape.

" Sendirian aja ty".aku kaget mendengar ada yang menyapa. Spontan aku mendongak kemudian kulayangkan senyum sambil mengangguk hormat ketika sadar yang menyapaku adalah pak Haji mukhlis, bos ku..
"Tadi betiga pak, sama temen temen. Tapi aku ditinggal.. Hehe".
" Ya udah, hati hati aja. Bapak mau langsung pulang nih. Salam sama suami mu ya.. ".
" Iya pak".. Pak Haji pun berlalu.

Habis bakso semangkok aku memutuskan keluar dari warung kecil inj. Masih tak kutemukan kedua temanku, sementara acara wayang kulit pun sudah mulai. Dari pada bingung mencari mereka aku akhirnya memilih duduk di sebuah teras rumah warga. Ada beberapa orang yang juga menonton dari situ. Jadi aku tidak seberapa khawatir meski agak gelap.
Satu jam berlalu, jam udah menunjukan angka sepuluh. Aku mulai resah karena kedua temanku belum juga muncul.
Sedang asik melihat wayang tiba tiba orang-orang disekitarku mulai berlarian. Aku kaget ternyata hujan turun mendadak dengan sangat deras. aku yang bingung akhirnya memilih untuk tetap disini, berteduh diteras rumah inj. Kulihat hanya ada 2 orang tersisa yang juga terjebak. Aku agak grogi ketika menyadari mereka semua laki laki. Salah satu dari dari mereka mendekati ku.
"Dari erte sebelah ya mbak".tanyanya yang cuma kujawab dengan mengangguk.
" Sendiri...? ".laki laki itu bertanya lagi. Badannya yang besar semakin memepetku. Sementara aku tak bisa lagi bergeser karena posisiku sudah dipinggir dan sedikit lagi terkena curahan hujan. Laki laki temannya ikut mendekat dan menatap tajam wajahku. Aku bergidik ditatap seperti itu. Aku benar benar takut. Apakah mereka orang baik baik ataukah mereka para preman kampung?
"Perkenalkan mbak, namaku jarot.. ".pria tinggi besar mengulurkan tangan. Sedikit ragu aku menyambut, tapi kemudian aku terpekik kecil ketika pria bernama jarot menyambar dan menggenggam tanganku dengan keras. Temannya tertawa terbahak dan bergantian mengulurkan tangan.
" Aku alek. Penjaga keamanan erte sini.. Hehe.. ".ucapnya memperkenalkan diri.
" Aku Asty ".balasku pelan smbil berharap hujan segera berhenti. Ada bau bau mesum kutangkap dari cara mereka menatapku.
Tapi hujan malah semakin deras. Acara wayang pun untuk sementara telah dihentikan. Aku panik dan tubuh kedua laki laki ini benar benar telah menutupi badan kecilku dari pandangan sekitar. Jarot mengeluarkan botol kecil dari kantong jaketnya dan kemudian menenggak separoh isi botol itu. Bau alkohol pun merebak. Kepalaku pusing sekali.
Tiba tiba petir menggelegar dengan sangat keras diikuti terpaan angin yang sangat kencang. Air hujanpun menyembur masuk keteras membasahi pakaianku. Dan 5 detik kemudian lampu mati. Semua jadi gelap pekat.
Aku yang masih syok karena mati lampu tiba tiba terkesiap ketika pinggangku kurasa ada yang memeluk erat. Aku tau itu jarot dari bau alkohol di mulutnya. Belum hilang kagetku jarot menarikku menuju pintu rumah kemudian mendorongku masuk setelah alek membuka kunci pintunya. Ternyata ini rumah alek..
"Diluar hujan mbak. Mending kita masuk aja. Biar hangat".alek menyeringai setelahnya.
" Tenang saja. Aku sendirian dirumah ini. Jadi gak perlu khawatir ada yang memergoki kita... Hahaha ".dia berucap lagi sambil menyalakan lampu teplok kecil dimeja tamu. Seketika ruangan pun jadi sedikit terang. Aku duduk di kursi panjang disamping dinding.
" Kalian mau apa".tanyaku bergetar.
Mendengar aku bertanya, jarot yang tadinya berada di dekat pintu dapur berjalan mendekat.
"Mbak, hujan hujan begini mbak pasti tau apa yang paling enak dilakukan oleh pasangan laki laki dan permpuan dewasa".senyumnya tipis tapi cukup membuatku bergidik ngeri. Tubuh tinggi besarnya benar benar mengintimidasi. Ditambah brewoknya yang lebat menambah sangar. Tak jauh berbeda dengan perawakan alek temanya. Pantas kalau mereka ini jadi penjaga keamanan kampung.
"Santai aja mbak Asty".alek beranjak kekamar kemudian keluar lagi meneteng dua botol minuman berwarna merah. Aku tau itu anggur merah karena mas Deni dulu pernah meminumnya.
" Kita hangatkan badan".alek menuangkan anggur kedalam gelas dan menyodorkan nya padaku. Aku menggeleng cepat.
"Aku gak minum alkohol".kataku disambut tawa keras mereka.
" Minum sedikit saja, klo gak suka ya gak usah minum lagi".jarot kemudian meraih gelas ditangan alek dan mendekatkan ke mulutku. Aku mundurkan kepala menghindar tapi jarot menahan leherku dan menariknya kedepan. Aku ingin berontak tapi seketika niatku ablas entah kemana ketika kulihat alek mengeluarkan sesuatu dari kantong jaketnya dan aku yakin itu pistol. Pistol kecil itu hanya dipegang sebentar kemudian dimasukan lagi ke kantong jaket tapi itu cukup untuk membuat aku lemas.
Bibir gelas berisi anggur merah menyentuh bibirku. Terasa dingin dan berbau tajam menyengat.
"Minum..!! Atau ku paksa tuangkan ke mulutmu... ".jarot sedikit membentak. Aku benar benar ketakutan saat ini.
Dalam kepanikan ku tiba tiba petir kembali menggelegar. Aku Terperanjat dan tak sengaja bibirku terbuka. Jarot menuangkan sedikit. Pahit sekali. Kemudian jarot menuangkan lagi. Aku mati matian berusaha menahan tapi tiba tiba alek memencet hidungku sehingga aku terpaksa membuka mulut untuk bernafas. Saat itu jarot langsung menuangkan semua isi gelas. Aku terkejut dan sebagian cairan itu tertelan oleh ku. Aku mengerenyit menahan pahit. Tapi jarot memaksaku menelan semuanya. Dengan perjuangan berat akhirnya cairan merah itu meluncur mulus semuanya kedalam perutku. Aku membuka mata, megap megap menghirup udara. Perutku memdadak terasa panas sekali. Tak lama kemudian kepalaku seperti berputar putar. Sangat pusing kurasakan. Samar samar kulihat jarot kembali mengisi gelas dan menuangkan lagi kemulutku. Aku yang sudah lemas tak mampu menolak. Semua habis terminum. Pandanganku berlahan mengabur. Aku masih bisa melihat ketika jarot dan alek membuka baju mereka yang setengah basah kena cipratan hujan. Dada berbulu mereka berdua membuat sensasi aneh kurasakan. Aku tak bisa melawan ketika kurasakan bibirku dilumat dengan kasar. Dan sepasang tangan besar membuka kancing bajuku dan menyelusup memaksa masuk menjarah bukit payudaraku. Satu tangan lagi kurasakan seperti membuka kancing celana jeans ku. Menarik turun ritsletingnya, kemudian merenggut celanaku kebawah. Terus kebawah sampai kurasakan melewati pergelangan kakiku. Lalu tak kurasakan lagi ada celana dikakiku. Bajuku pun telah terlepas, jilbab ku entah kapan copotnya aku tak lagi ingat lidah kasar bermain di puting payudaraku menghadirkan rasa yang luar biasa nikmat. Mataku sudah terpejam dak tak ada keinginan untuk membukanya. Aku nyaman dengan mata terpejam. Rasa pusing di kepalaku sedikit berkurang ketika lumatan di bibirku sangat ganas kurasakan. Remasan dipayudarakupun menghadirkan kerelaan untung pasrah tak melawan. Toh ini semua enak. Kenapa harus ditolak. Otakku tak lagi bisa berfikir. Hanya bisa merasakan. Merasakan keganasan dua pria tinggi besar yang sedang berebut menjilat dan mengunyah sekujur tubuhku. Aku tak ingat lagi siapa aku. yang ku tau aku adalah wanita yang sedang diberi kenikmatan oleh dua pria ku. Dua pria gagah yang menggeluti tubuhku. Aku merasa tubuhku terangkat, ternyata aku dibopong dan dibawa kedalam kamar yang gelap dan dibaringkan berlahan.
Kedua kakiku direnggangkan, dan oh hhhh... Lumatan itu sangat nikmat. Entah siapa yang menjilati lobangku aku tak perduli. Kemudian payudaraku pun kurasakan ada yang melumat dengan ganas. Lengkap sudah kenikmatan ini.. Ohh..




Bersambung...
 
Terakhir diubah:
AMIN..

Mataku nanar menatap tubuh setengah telanjang seorang wanita cantik bertubuh mungil didepanku. Setengah telanjang karena baju dan jilbabnya masih terpasang sempurna. Hanya celananya yang tak lagi terpakai ditubuhnya. Matanya berair, terisak isak meringkuk dibawah kursi panjang dari kayu jati di teras belakang rumahku. Rumah yang sudah hampir sepuluh tahun kutinggali sendiri. Semenjak istriku meminta cerai dan menikah lagi dengan selingkuhannya ketika berkerja jadi TKW di Taiwan. Sedangkan anakku satu satunya sekarang dirawat oleh kedua orang tuaku dikampung. anak gadis berwajah manis mirip ibunya, sekarang berusia 13 tahun dan duduk di
bangku sekolah SMP kelas 1.

"Maafkan aku Asty".aku bergumam perlahan, tapi aku yakin wanita mungil itu mendengar. Dia sejenak menghentikan isaknya, memandangku lemah, dan kembali menunduk menyeka airmatanya dengan belakang tangan
" Percuma pak, semua telah terjadi. Kita telah berdosa. Aku menyesal mau datang kesini. Aku benci sampeyan".dan isaknya pun kembali terdengar mengalun. Membawaku kedalam lembah penyesalan yang teramat dalam.
Dalam hati aku mengutuk temanku Tarjo, karena tantangannya lah aku sampai gelap mata dan nekad menyengamai istri Deni, teman baikku sendiri.

_____________

Tiga hari yang lalu....

"Kapan rencana panen min...? ".Tarjo temanku yang bersebelahan tambak denganku bertanya ketika sore itu kami sedang ngopi bersama di sebuah kantin kecil di tengah tengah desa .
" Tiga hari lagi jo.. Mudah mudahan tidak ada gangguan sampai 3 hari kedepan".aku menjawab pelan sambil pandanganku jauh menerawang kearah yang kau sendiri tak tau kemana. Kuseruput kopiku berlahan, aku mendesah. Tarjo yang mengetahui itu mengerenyit. "Kenapa min".. Aku diam.
" Ada masalah kah".pria gendut pendek ini bertanya lagi. Sebenarnya aku segan bercerita, tapi melihat pandangan matanya yang tetap tertuju kearahku meski sudah kudiamkan, akhirnya aku bersuara..
"Aku jenuh jo, hampir sepuluh tahun aku kerja sendirian disini, masak sendiri, nyuci sendiri, tidur juga sendiri".mendengar itu Tarjo tertawa.
" Oh, jadi kesepian toh.. Ya udah tar malem aku temenin".katanya cengengesan. Aku mendelik dan meraih bungkus rokok ku kemudian kunyalakan satu. Kuhembuskan asap rokok ku kuat kuat,..
"Kamu itu masih muda min, wajahmu lumayan ganteng, duit pun gak pernah kosong. Klo kamu mau nyari bini lagi pasti dapat yang cantik".cerocos Tarjo melihat kegundahan ku.
Tarjo benar, mudah bagiku mendapatkan wanita, tapi tak mudah untuk mendapatkan cinta, karena aku tahu persis beberapa wanita yang belakangan ini sering menggodaku melalui fesbuk ataupun WA semuanya cuma mengincar uang belaka. Dan aku sama sekali tak tertarik untuk menikmati mereka karena aku tau itu dosa. Selama ini aku dikenal sebagai lelaki yang tak banyak tingkah. Tak pernah terniat untuk main perempuan misalnya. Ibadah pun aku cukup rajin karena didikan orang tuaku cukup baik dalam hal agama.
" Min.. Warga baru yang namanya Deni itu kamu kenal kan...? ".tiba tiba Tarjo bertanya. " Oh.. Yang ngelola tambaknya haji mukhlis? "..
" Iya, istrinya cantik juga ya, mungil, imut kayak masih Abg, padahal anaknya udah dua".Tarjomenyeringai aneh.
Aku paham Tarjo memang maniak wanita. Tak perduli gadis, janda atau istri orang, pasti akan diincarnya kalau dia suka.
"Jangan jo, suaminya berteman baik denganku".aku cepat meyela tapi Tarjo malah tertawa.
" Jangan jangan kamu suka ya..? ".
Idihh.. Tarjo malah menuduh ku. Enak saja. Kutoyor jidatnya yang berminyak, diapun terbahak bahak.

Pulang dari kantin aku pacu beatku berlahan. Didepan rumah Deni kulihat Asty istrinya lagi duduk di ayunan berdua dengan sang anak. Sekilas kuperhatikan ada sedikit senyum dibibirnya, tapi kuanggap itu wajar karena kami bertetangga meski berjarak beberapa tambak.

Sesampainya dirumah aku teringat kata kata Tarjo tadi, entah kenapa aku jadi terbayang wajah Asty yang memang benar imut seperti kata Tarjo. Ada sedikit desir didadaku ketika terlintas sekelebat senyumnya tadi.

_______

Malam harinya Tarjo datang kerumah.
"Bagaimana min...? Kau perhatikan gaj si Asty tadi siang? "..
Aku tersenyum kecut.
" Benar katamu jo. Asty memang menarik. Seandainya dia masih sendiri, mungkin aku akan kejar dia sampai dapat". Tarjo terbahak mendengar kalimat ku.
"Udah.. Hajar aja bro. Yang penting pake cara halus... Hahaha".
" Cangkemu jo... ".aku getok pelan dengkul nya.
" Bayangkan min, Asty yang bertubuh mungil itu mendesah desah kau hajar pakai kontolmu yang besar panjang itu.. Pasti nikmat jepitannya... Hahaha".
Tarjo terus memancing gairahku yang memang sudah mulai bangkit semenjak membahas Asty dikantin tadi..
Sejujurnya aku memang jadi membayangkan itu. Membayangkan kontolku yang hampir sepuluh tahun ini nganggur tak terpakai bisa mengobrak abrik lobang kenikmatan si mungil Asty. Dan sepertinya setan menunjukan taringnya ketika terlintas dibenakku sebuah ide..
Yaitu meminta bantuan Deni untuk mengajak istrinya membantu didapur ketika panen ditempat ku 3 hari lagi.

Dan akhirnya terjadi.. Wanita cantik itu telah tergolek didepanku. Tertunduk mengurai sedih setelah kehormatannya sebagai istri kurenggut dengan paksa. Meskipun aku tau dia juga menikmati, tapi jelas kejadian ini bukan kehendaknya. Tapi kehendak setan yang bersemayam dalam otakku.

______

"Maaf sekali lagi Asty".aku tak lagi menyebut mbak untuk memanggilnya, semata demi supaya ada sedikit rasa kedekatan yang mudah mudahan bisa mengurangi kehancuran hatinya.
" Semua salahku, dan aku janji ini untuk yang pertama dan terakhir kalinya".
Asty bangkit, meraih cd dan celana kulotnya untuk kemudian dipakai seperti semula. Lantas wanita bertubuh mungil ini berlalu menuju kamarku, sekali lagi menyeka matanya dan kemudian berbaring disamping anaknya yang masih tertidur pulas.
Aku mengucak ucak rambutku dan kemudian masuk kekamar mandi.
Ketika tak lama kemudian Deni datang aku merasa sangat lega karena Asty tidak menceritakan apa yang terjadi barusan. Dia membangunkan sang anak dan kemudian menggendongnya pulang.

_________

ASTY....

Sudah sebulan.sejak kejadian dirumah pak Amin. Aku menjalani hari hari ku seperti semula. Pak Amin pun seperti membuktikan kata katanya karena selama seminggu ini dia tidak pernah muncul menampakan dirinya. Ada rasa bersalah yang sangat besar karena jujur aku sempat menikmati persetubuhan terlarang itu, tapi melihat betapa semuanya tetap berjalan seperti biasa aku jadi sedikit tenang. Biarlah ini jadi catatan hitam hidupku yang hanya aku dan pak Amin yang tau. Aku benar benar percaya tidak ada lagi orang yang tahu tentang kejadian ini sampai saat ketika tambak yang dikelola suamiku panen. Seperti biasa semua tetangga sekitar berkumpul untuk membantu.
Aku sedang mencuci piring di dapur ketika suami mbak Surti yang bernama Tarjo tiba tiba muncul.
"Istriku kemana ty..? ".tanyanya pelan.
" Dikamar, ngambil gelas simpanan. Soalnya gelas yang di rak kurang banyak".aku tertawa.
"Oh... ".dia cuma bergumam. Tapi aku tersentak ketika merasakan payudaraku diremas dari belakang dan pak Tarjo cengengesan sambil berjongkok merangkul ku.
" Kurang ajar".aku mendesis pelan tapi pak Tarjo malah menyosor pipiku.
"Kamu emang cantik ty, pantas saja Amin sampai nekad memperkosamu... Haha". .
Aku terkesiap.. Jadi pak Tarjo tahu...?. Tubuhku menggigil, ada kengerian tmyang jelas terlihat diwajahku. Tapi pak Tarjo malah senyum senyum aneh.
" Tenang saja ty, rahasia aman ditanganku, asalkan aku juga bisa mencicipi lobang tempikmu".tawanya terdengar mengerikan ditelingaku. Dan aku benar benar panik..
"Tapi tidak usah takut sayang. Tidak sekarang... ".katanya lagi. Aku menghembuskan nafas kuat.. Entah lega entah Sekedar berusaha untuk bersikap tenang.

________


DENI...

Hari ini dua hari sudah aku dan istriku pulang ke kampung. Setelah panen aku langsung pulang kampung dan bertandang kerumah pak Haji Mukhlis pemilik tambak udang yang kukelola. Setelah selesai hitung hitungan modal dan keuntungan, aku akhirnya bisa mendapat cukup banyak hasil di periode ini. Alhamdulillah kupanjatkan puji syukur atas karunia Allah ini dan sementara menunggu periode tebar bibit sekitar setengah bulan lagi, aku memutuskan untuk sementara tinggal dulu dirumah mertua barang seminggu. Sekalian melepas kangen pada seluruh keluarga besar di kampung terutama kepada anak pertamaku yang jarang sekali berkumpul ayah ibunya smenjak aku berkerja di pertambakan.

Ada yang sedikit aneh kurasakan pada sikap keseharian istriku beberapa minggu belakangan ini. Asty yang biasanya ceria tiba tiba berubah agak pendiam. Tapi sebagai suaminya yang telah bersamanya selamat belasan tahun, tentunya aku tak akan telalu mempersoalkan masalah sepele ini. Mungkin saja istriku agak kurang sehat, mungkin..... Dan setelah bertemu anak gadisnya sikapnya pun kembali ceria. Aku bersyukur berarti bukan ada masalah besar ternyata .. Mungkin istriku sudah terlalu kangen anak gadisnya.

Malam minggu..
"Mas, ada tanggapan wayang kulit tuh di erte sebelah".istriku duduk disampingku smbil mengunyah bakwan.
" Jam berapa dek".aku bertanya antusias. Aku suka wayang kulit. Dimana pun ada tanggapan wayang kulit aku pasti akan mendatanginya selagi ada waktu. Istriku pun sama. Biasanya dia akan pergi menonton bersama teman teman seusianya yang juga tetangga dekat di kampungnya.
Itu sudah semenjak dahulu ketika istriku belum menikah denganku. Bahkan aku kenal istriku pun di desa sebelah ketika sama sama menonton wayang kulit. Hehehe..
"Jam 9 mulai. Nanti mas Deni klo mau nonton berangkat sendiri aja ya, soalnya aku diajak bareng wulan dan Ratmi".
" Ya udah.. Hati hati".aku menyahut dan kemudian berlalu kekamar, siap siap nonton wayang... Haha

_________

ASTY...

Terakhir kali nonton wayang mungkin sekitar 3 tahun yang lalu sebelum mas Deni memutuskan kerja jadi petambak. Aku senang sekali. Karena jaraknya tidak terlalu jauh, aku memutuskan bonceng bertiga aja. Wulan didepan, aku ditengah dan Ratmi dibelakang. Suami kedua sahabatku ini pun sudah berangkat duluan. Semetara gadis kecilku tinggal dirumah, sambil momong adeknya, karena dia gak terlalu suka wayang kulit.
Karena badanku kecil, anteng anteng aja meski aku kejepit ditengah. Wulan mengendarai scoopy nya pelan. Sementara Ratmi dibelakangku malah memeluk erat tubuhku. Takut jatoh katanya. Hmmm... Ada ada saja.

Ternyata sangat ramai. Yang dagang sampai penuh berjejer dipinggir jalan. Tamu tamu yang hadir pun sampai bejubel. Aku dan kedua temanku masih berdiri di pinggir jalan. Agak di belakang. Segan mau mendekat karena suasana yang sangat ramai inj sepintas aku melihat ada pak mukhlis di jejeran depan kursi tamu. Dia terlihat datang sendirian. Bos ku itu meski sudah bergelar HAJI tapi memang belum sepenuhnya bisa meninggalkan keduniawian. Kata mas Deni beliau ini masih suka nongkrong. Usianya memang belum terlalu tua. Baru sekitar 55 tahunan. Keasikan melihat sekitar tiba tiba aku kaget menyadari aku kehilangan dua temanku. Kamprett... Kemana mereka.. Aku layangkan pandangan kesegala arah, tapi tak kulihat bayangan mereka.
Dongkol, akhirnya aku memutuskan masuk ke sebuah warung bakso yang terlihat masih sepi pembeli.
"Bakso satu bik".. Aku duduk di kursi plastik dan iseng memainkan hape.

" Sendirian aja ty".aku kaget mendengar ada yang menyapa. Spontan aku mendongak kemudian kulayangkan senyum sambil mengangguk hormat ketika sadar yang menyapaku adalah pak Haji mukhlis, bos ku..
"Tadi betiga pak, sama temen temen. Tapi aku ditinggal.. Hehe".
" Ya udah, hati hati aja. Bapak mau langsung pulang nih. Salam sama suami mu ya.. ".
" Iya pak".. Pak Haji pun berlalu.

Habis bakso semangkok aku memutuskan keluar dari warung kecil inj. Masih tak kutemukan kedua temanku, sementara acara wayang kulit pun sudah mulai. Dari pada bingung mencari mereka aku akhirnya memilih duduk di sebuah teras rumah warga. Ada beberapa orang yang juga menonton dari situ. Jadi aku tidak seberapa khawatir meski agak gelap.
Satu jam berlalu, jam udah menunjukan angka sepuluh. Aku mulai resah karena kedua temanku belum juga muncul.
Sedang asik melihat wayang tiba tiba orang-orang disekitarku mulai berlarian. Aku kaget ternyata hujan turun mendadak dengan sangat deras. aku yang bingung akhirnya memilih untuk tetap disini, berteduh diteras rumah inj. Kulihat hanya ada 2 orang tersisa yang juga terjebak. Aku agak grogi ketika menyadari mereka semua laki laki. Salah satu dari dari mereka mendekati ku.
"Dari erte sebelah ya mbak".tanyanya yang cuma kujawab dengan mengangguk.
" Sendiri...? ".laki laki itu bertanya lagi. Badannya yang besar semakin memepetku. Sementara aku tak bisa lagi bergeser karena posisiku sudah dipinggir dan sedikit lagi terkena curahan hujan. Laki laki temannya ikut mendekat dan menatap tajam wajahku. Aku bergidik ditatap seperti itu. Aku benar benar takut. Apakah mereka orang baik baik ataukah mereka para preman kampung?
"Perkenalkan mbak, namaku jarot.. ".pria tinggi besar mengulurkan tangan. Sedikit ragu aku menyambut, tapi kemudian aku terpekik kecil ketika pria bernama jarot menyambar dan menggenggam tanganku dengan keras. Temannya tertawa terbahak dan bergantian mengulurkan tangan.
" Aku alek. Penjaga keamanan erte sini.. Hehe.. ".ucapnya memperkenalkan diri.
" Aku Asty ".balasku pelan smbil berharap hujan segera berhenti. Ada bau bau mesum kutangkap dari cara mereka menatapku.
Tapi hujan malah semakin deras. Acara wayang pun untuk sementara telah dihentikan. Aku panik dan tubuh kedua laki laki ini benar benar telah menutupi badan kecilku dari pandangan sekitar. Jarot mengeluarkan botol kecil dari kantong jaketnya dan kemudian menenggak separoh isi botol itu. Bau alkohol pun merebak. Kepalaku pusing sekali.
Tiba tiba petir menggelegar dengan sangat keras diikuti terpaan angin yang sangat kencang. Air hujanpun menyembur masuk keteras membasahi pakaianku. Dan 5 detik kemudian lampu mati. Semua jadi gelap pekat.
Aku yang masih syok karena mati lampu tiba tiba terkesiap ketika pinggangku kurasa ada yang memeluk erat. Aku tau itu jarot dari bau alkohol di mulutnya. Belum hilang kagetku jarot menarikku menuju pintu rumah kemudian mendorongku masuk setelah alek membuka kunci pintunya. Ternyata ini rumah alek..
"Diluar hujan mbak. Mending kita masuk aja. Biar hangat".alek menyeringai setelahnya.
" Tenang saja. Aku sendirian dirumah ini. Jadi gak perlu khawatir ada yang memergoki kita... Hahaha ".dia berucap lagi sambil menyalakan lampu teplok kecil dimeja tamu. Seketika ruangan pun jadi sedikit terang. Aku duduk di kursi panjang disamping dinding.
" Kalian mau apa".tanyaku bergetar.
Mendengar aku bertanya, jarot yang tadinya berada di dekat pintu dapur berjalan mendekat.
"Mbak, hujan hujan begini mbak pasti tau apa yang paling enak dilakukan oleh pasangan laki laki dan permpuan dewasa".senyumnya tipis tapi cukup membuatku bergidik ngeri. Tubuh tinggi besarnya benar benar mengintimidasi. Ditambah brewoknya yang lebat menambah sangar. Tak jauh berbeda dengan perawakan alek temanya. Pantas kalau mereka ini jadi penjaga keamanan kampung.
"Santai aja mbak Asty".alek beranjak kekamar kemudian keluar lagi meneteng dua botol minuman berwarna merah. Aku tau itu anggur merah karena mas Deni dulu pernah meminumnya.
" Kita hangatkan badan".alek menuangkan anggur kedalam gelas dan menyodorkan nya padaku. Aku menggeleng cepat.
"Aku gak minum alkohol".kataku disambut tawa keras mereka.
" Minum sedikit saja, klo gak suka ya gak usah minum lagi".jarot kemudian meraih gelas ditangan alek dan mendekatkan ke mulutku. Aku mundurkan kepala menghindar tapi jarot menahan leherku dan menariknya kedepan. Aku ingin berontak tapi seketika niatku ablas entah kemana ketika kulihat alek mengeluarkan sesuatu dari kantong jaketnya dan aku yakin itu pistol. Pistol kecil itu hanya dipegang sebentar kemudian dimasukan lagi ke kantong jaket tapi itu cukup untuk membuat aku lemas.
Bibir gelas berisi anggur merah menyentuh bibirku. Terasa dingin dan berbau tajam menyengat.
"Minum..!! Atau ku paksa tuangkan ke mulutmu... ".jarot sedikit membentak. Aku benar benar ketakutan saat ini.
Dalam kepanikan ku tiba tiba petir kembali menggelegar. Aku Terperanjat dan tak sengaja bibirku terbuka. Jarot menuangkan sedikit. Pahit sekali. Kemudian jarot menuangkan lagi. Aku mati matian berusaha menahan tapi tiba tiba alek memencet hidungku sehingga aku terpaksa membuka mulut untuk bernafas. Saat itu jarot langsung menuangkan semua isi gelas. Aku terkejut dan sebagian cairan itu tertelan oleh ku. Aku mengerenyit menahan pahit. Tapi jarot memaksaku menelan semuanya. Dengan perjuangan berat akhirnya cairan merah itu meluncur mulus semuanya kedalam perutku. Aku membuka mata, megap megap menghirup udara. Perutku memdadak terasa panas sekali. Tak lama kemudian kepalaku seperti berputar putar. Sangat pusing kurasakan. Samar samar kulihat jarot kembali mengisi gelas dan menuangkan lagi kemulutku. Aku yang sudah lemas tak mampu menolak. Semua habis terminum. Pandanganku berlahan mengabur. Aku masih bisa melihat ketika jarot dan alek membuka baju mereka yang setengah basah kena cipratan hujan. Dada berbulu mereka berdua membuat sensasi aneh kurasakan. Aku tak bisa melawan ketika kurasakan bibirku dilumat dengan kasar. Dan sepasang tangan besar membuka kancing bajuku dan menyelusup memaksa masuk menjarah bukit payudaraku. Satu tangan lagi kurasakan seperti membuka kancing celana jeans ku. Menarik turun ritsletingnya, kemudian merenggut celanaku kebawah. Terus kebawah sampai kurasakan melewati pergelangan kakiku. Lalu tak kurasakan lagi ada celana dikakiku. Bajuku pun telah terlepas, jilbab ku entah kapan copotnya aku tak lagi ingat lidah kasar bermain di puting payudaraku menghadirkan rasa yang luar biasa nikmat. Mataku sudah terpejam dak tak ada keinginan untuk membukanya. Aku nyaman dengan mata terpejam. Rasa pusing di kepalaku sedikit berkurang ketika lumatan di bibirku sangat ganas kurasakan. Remasan dipayudarakupun menghadirkan kerelaan untung pasrah tak melawan. Toh ini semua enak. Kenapa harus ditolak. Otakku tak lagi bisa berfikir. Hanya bisa merasakan. Merasakan keganasan dua pria tinggi besar yang sedang berebut menjilat dan mengunyah sekujur tubuhku. Aku tak ingat lagi siapa aku. yang ku tau aku adalah wanita yang sedang diberi kenikmatan oleh dua pria ku. Dua pria gagah yang menggeluti tubuhku. Aku merasa tubuhku terangkat, ternyata aku dibopong dan dibawa kedalam kamar yang gelap dan dibaringkan berlahan.
Kedua kakiku direnggangkan, dan oh hhhh... Lumatan itu sangat nikmat. Entah siapa yang menjilati lobangku aku tak perduli. Kemudian payudaraku pun kurasakan ada yang melumat dengan ganas. Lengkap sudah kenikmatan ini.. Ohh..




Bersambung
Sepertinya seru izin jagongan y suhu🙏
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd