Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT TETANGGA PERKASA

Bimabet
Perjalanan Birahi
_________________




Pagi pagi sekali Amin pulang.
Rona kepuasan terpancar jelas di raut wajahnya. Pelayanan Asty semalam benar benar telah memberikan pengalaman luar biasa sepanjang sejarah percintaannya .

Pengalaman indah yang tak akan pernah dia lupakan sepanjang hidup, dan pengalaman indah yang mati matian akan dia perjuangkan supaya bisa terus berulang.

Pada awalnya wanita cantik istri sahabatnya itu memang memberikan penolakan. Tapi berkat kegigihannya dan kelihaiannya bermain kata akhirnya Asty takluk juga. Takluk dalam arti pasrah, terlentang terdongak dongak dibawah himpitan tubuhnya.

Amin sama sekali tak pernah menyangka Deni akan masuk penjara. Tapi sisi jahat hatinya bersorak riang gembira Karena status Deni yang narapidana membuka lebar kesempatan baginya untuk mereguk manisnya sorga dunia milik Asty yang cantik mempesona.

Tapi tak bisa dipungkiri hati Amin gundah gulana jika mengingat keberadaan jarot dan alek. Kedua bajingan itu tentu tak akan melepas Asty begitu saja.
Duda keren ini berfikir keras bagaimana caranya menjauhkan Asty dari cengkraman jarot dan alek.
Sempat terlintas di benaknya untuk mencarikan Asty tempat tinggal yang jauh dari desa itu.
Jauh dari jangkauan kedua begundal itu.
Tapi Amin belum menemukan dimana tempat yang tepat untuk menyembunyikan Asty nya yang tercinta.

__________


Asty terkejut...

Deru halus mesin mobil terdengar masuk ke pekarangan rumahnya.

Asty yang pagi itu sedang memandikan anak keduanya melihat dari dekat sumur disamping belakang rumah sebuah mobil putih terparkir gagah.

"Pak mukhlis....? ". Asty penasaran kenapa pagi pagi begini mantan bos suaminya itu datang kerumah.

Ada hal penting apakah sehingga pria tua terhormat berperut buncit itu sampai rela meluangkan waktu mendatangi kerumah.

Tambak yang tadinya dikelola suaminya saat ini sudah berpindah tangan diurus oleh orang lain. Itu sebabnya Asty menganggap pak mukhlis sekarang adalah mantan bos, bukan lagi bos tempat suaminya berkerja.

Asty buru buru merampungkan proses mandi anaknya, kemudian sedikit berteriak memanggil anak perempuan nya untuk menghanduki dan memakaikan baju adiknya.

Asty kedepan menyambut pak mukhlis yang masih berdiri diteras.

"Silahkan masuk pak.. "

Pak mukhlis tersenyum lebar, melangkah masuk dan mengulurkan tangan bersalaman yang disambut Asty dengan takzim.
Bagaimanapun pria tua ini sudah sangat banyak berjasa pada dirinya dan juga suaminya.

"Silahkan duduk. Sebentar saya bikinin kopi... ".

Pak mukhlis mengangguk.
Di hempaskan pantatnya di kursi kayu model lama yang masih kokoh berjejer diruang tamu rumah pak Dahlan ayah Asty.

Pak Dahlan keluar menemui pak mukhlis sebentar. Sedikit berbasa basi untuk menghargai tamu yang datang, akhirnya laki laki yeng mulai renta itu kembali pamit kebelakang.

Tak lama berselang Asty muncul membawa nampan. Asap tipis mengepul dari gelas kopi yang dibawanya.

"Kopinya pak... ".

Pak mukhlis mengangguk. Menghidupkan sebatang rokok dan menghisap nya dalam dalam..

"Asty, bapak sengaja datang kesini ada perlu sama kamu.. ".

Asty menatap pak mukhlis, menunggu..

" Nanti malam ada acara selamatan kecil kecilan dirumah. 10 petak tambak milik bapak menghasilkan cukup banyak keuntungan di musim ini".

Asty masih diam sambil menatap pria tua di depannya.

"Kalau kamu tidak keberatan, bapak mengharapkan kamu mau datang menghadiri acara itu".

Lanjut pak mukhlis lagi.

Asty belum menjawab. Pak mukhlis berkata lagi.

" Deni adalah penyumbang keuntungan terbesar, sudah sepantasnya kamu sebagai istrinya ikut merasakan kegembiraan bapak.. ".

Mendengar nama suaminya disebut, Asty spontan mengangguk. Dia merasa memang harus ikut hadir sebagai perwakilan dari suaminya.

" Kalau kamu setuju, kita berangkat sekarang.. ".

" Sebentar pak, saya pamitan dulu. ".

Asty kemudian masuk kedalam rumah menemui kedua orang tuanya. Setelah mengatakan kemana dia akan pergi Asty kemudian berpesan pada anak perempuannya untuk dirumah saja mengasuh sang adik.

" Pakai baju biasa saja Asty.. "

Terdengar suara pak mukhlis.

"Nanti kita mampir dulu ditoko mencari pakaian yang pantas buatmu.. ".

Asty tersenyum senang. Pak mukhlis memang laki laki yang baik hati. Bathinnya..


_________


SUV putih melaju santai menyusuri jalan desa. Asty duduk di kursi depan disamping pak mukhlis yang menyetir sendiri mobilnya.

AC mobil menerpa menggoyang goyangkan anak rambut di kening Asty.
Asty baru sadar dia lupa mengenakan jilbab.
Seolah mendengar isi hati wanita disampingnya, pak mukhlis berucap.

" Sekalian kamu cari jilbab di toko nanti... ".

Asty cuma mengangguk.
Mobil yang dikendarai pak mukhlis dan Asty sudah mulai memasuki jalan utama penghubung antar desa.

Jalan ini sudah diaspal halus.
Sehingga pak Mukhlis bisa memacu mobilnya dengan jauh lebih cepat.

Asty menyandarkan punggungnya si sandaran jok. Melihat itu tangan kiri pak mukhlis kemudian menjulur menjangkau semacam kenop atau tombol disamping jok yang diduduki Asty sehingga sandaran jok itu agak merebah kebelakang.

Asty tersenyum kemudian hembusan AC membuat matanya sedikit terpejam.

"Kalau ngantuk, tidur aja ty.. ".

Perjalanan yang masih lumayan jauh membuat Asty yang jarang naik mobil menjadi sedikit agak pusing.
Tak berselang lama wanita itu merasakan sedikit mual di perutnya. Keningnya berkeringat.

Pak mukhlis tersenyum melihat Asty seperti mabuk perjalanan.

Dipinggir jalan pak mukhlis menghentikan laju mobilnya.
Tangannya meraih sesuatu didalam kotak didepan Asty. Ternyata ada minyak angin disitu.

" Pakai ini.. Biar rasa pusing dan mual hilang.. ".

Pak Mukhlis menyodorkan botol minyak angin.
Asty lantas mengoles oleskan minyak itu ke lehernya, ke leher belakang, ke pelipis dan juga ke pertengahan antara kedua matanya.

" Bagaimana.. Sudah enakan..?"

Pak mukhlis bertanya sambil matanya tak lepas memandang leher Asty yang biasanya selalu tertutup jilbab.

Asty tak menjawab. Perutnya terasa semakin mual.. Kepalanya pusing dan keringat dingin mengucur deras.
Asty benar benar masuk angin sepertinya..

Beberapa kali wanita mungil berwajah melankolis itu seperti akan mengeluarkan isi perutnya. Suara sperti mau muntah yang tertahan membuat pak mukhlis tak tega.

"Asty, kamu masuk angin. Kalau kamu bersedia, bapak bisa kerokin kamu".

Tawar pak mukhlis sedikit panik.
Asty mendengar jelas tawaran itu, tapi tak mungkin baginya untuk menyetujui.
Bisa saja nanti laki laki disebelahnya ini malah cari cari kesempatan untuk menyentuhnya.

Mendapatkan Asty yang hanya diam, pak mukhlis mengira wanita itu tak keberatan.
Diputar nya badan Asty memunggunginya.

Asty sedikit berontak tapi segan.
Pak mukhlis meraih uang logam didalam dashboard, kemudian meminta botol minyak angin dalam genggaman Asty.
Semua terjadi spontan dan begitu cepat.
Nyaris tak ada alasan bagi Asty untuk menolak. Dan rasanya tak berani juga Asty menolak niat baik seseorang yang justru bermaksud menolong. Begitu bisikan samar yang terdengar ditelinga ibu muda ini.

Pak Mukhlis menarik ujung bawah baju kaos lengan panjang
Yang dipakai Asty ke arah atas. Baju yang cukup sempit sehingga tak bisa terangat lebih jauh keatas. Bahkan tak cukup tinggi untuk bisa memperlihatkan tali bra yang dipakai Asty.

"Asty, klo seperti ini bagaimana ngeroki nya.. ".

Suara pak Mukhlis sedikit bergetar.

Asty yang didera rasa pusing yang teramat sangat tak mampu menjawab.
Perutnya yang tadi terasa mual sekarang malah sakit seperti diremat remat.

Asty mendadak rubuh kedepan. Hingga posisi badan nya sekarang seperti menungging di hadapan pak mukhlis.

Melihat itu pak mukhlis spontan saja memijat pinggang Asty. Kedua tangannya digunakan untuk memijat.

Pak mukhlis sedikit paham tehnik pijat memijat. Dulu orang tua nya adalah tukang pijat urat terkenal didaerah nya.

Tapi Asty ini masuk angin. Tak akan sembuh dengan hanya di pijat.

Akhirnya pak mukhlis pun mengeroki bagian pinggang Asty yang terbuka.

Sebentar saja area kerokan sudah memerah seperti darah.
Baru dua garis kerokan yang terlihat, Asty seperti sangat nyaman dibegitukan.

Hanya empat garis kerokan sebelah kiri dan empat sebelah kanan yang bisa dikeroki pak mukhlis. Lainya tertutup baju dan tak bisa lagi diangkat.

Asty sudah tidak lagi merintih kesakitan. Perutnya mulai nyaman.
Tapi dadanya masih terasa sesak.

Pak Mukhlis tau hal itu.
Kepalang tanggung, diangkatnya baju Asty lebih keatas lagi.
Tangan Asty yang terjulur kedepan berpegang pada pintu mobil sedikit diangkat oleh pak mukhlis untuk bisa meloloskan baju kaos sempit itu.

Asty tersentak tapi semua terjadi dengan cepat.

Asty yang tadinya berniat untuk duduk tegak dan menyudahi keterlanjuran ini mengurungkan niatnya ketika pak mukhlis kembali mengerok bagian belakang tubuhnya.
Kali ini bisa lebih keatas.

Kulit putih mulus Asty membuat pak mukhlis menelan ludah berulang kali. Lelaki 50an tahun ini merasakan ada sesuatu yang bergerak. Sesuatu yang sudah cukup lama tidak dia rasakan pergerakannya.

Asty bukan tak menyadari ini sudah kelewat batas. Tapi rasa segan dan hormatnya pada lelaki tua di belakangnya ini membuat dia bingung mengambil tindakan.

Ditambah lagi rasa sakit perut, dada dan pusing dikepala yang dia rasakan tadi berangsur hilang seiring semakin banyak garis garis merah bekas kerokan di belakang tubuhnya.

Sepatutnya dia berterima pada pak mukhlis, bukan justru bersikap kasar menolak tindakannya.

Sementara dibelakang, pak mukhlis semakin blingsatan tak karuan. Gerakan tangannya yang memegang uang logam mulai tak beraturan.

Sesekali dia merubah posisi. Serba salah. Sempat pak mukhlis bertanya tanya apakah dia tadi salah memakai celana, kenapa terasa sangat sempit padahal biasanya longgar longgar saja.

__________


Suasana jalan desa memang sangat sepi. Meski jalan utama ini sudah di aspal halus, tapi kendaraan yang lewat tidak terlalu banyak.

Selama mobil pak mukhlis terparkir di bawah pohon Trembesi dipinggir jalan ini, cuma ada tiga mobil yang melintas. Itupun dengan kecepatan tinggi karena suasana jalan yang lengang membuat pengemudi mobil sesuka hati menginjak pedal gas dalam dalam.

Hal ini tentu saja sangat di syukuri oleh pak mukhlis yang telah sepenuhnya di kuasai setan.

Pria tua ini sudah tak lagi memakai baju. Kedua tangannya tak lagi mengenggam botol minyak angin dan uang logam.

Kesepuluh jari jari pak mukhlis yang sebesar jempol semua telah cukup lama bergerak menutup dan membuka berulang kali di atas gundukan kembar didada Asty yang entah sejak kapan merobah posisinya menjadi terlentang.

Jika sebelumnya Asty yang berkeringat dingin, kini justru pak tua mukhlis lah yang bermandi keringat.

Asty kehilangan bra sekitar 5 menit yang lalu. Kancing celana wanita ini telah terlepas. Dengan ritsleting yang sudah turun, tentu mudah bagi lelaki tua yang duduk diantara dua kakinya untuk menarik lepas sang celana.

Posisi dua insan berbeda generasi ini tak lagi dibelakang setir, tapi telah berpindah ke kursi barisan belakang yang senderannya sudah diturunkan.

Akhirnya sang celana panjang pun menyerah. Dengan ikhlas bersedia diturunkan untuk menampakan benda keramat milik Asty yang sayangnya masih terhalang kain segitiga berwarna biru.

Pak tua yang sudah tak memiliki stok kesabaran ini dengan kasar menarik lepas celana kecil sombong sok jagoan yang dengan pongah nya tetap mencoba melindungi majikan disaat celana yang jauh lebih kuat dan besar telah menyerah.

Begitu belahan rapat mulai terlihat, lidah pak tua mukhlis pun menjulur sangar menjilat.

Asty mengerang dahsyat. Sensasi dicumbu pria tua perut buncit benar benar membuat penasaran Asty..

Dia ingin lagi... Ingin lagi...



Bersambung dibawah...
 
Terakhir diubah:
Lanjutan.....




Asty telah pasrah..
Kepalang rusak pikirnya.
Kehormatan seperti apa yang masih bisa dibanggakan oleh wanita yang telah dua kali dikawini sahabat suaminya. ?
Kehormatan macam apa yang masih dimiliki wanita yang telah pernah diperkosa dua pria dan dia menikmatinya...?

Di sela pahanya saat ini adalah pak mukhlis, lelaki tua yang telah banyak berjasa pada suaminya.
Alasan apa yang pantas untuk dia menolaknya?

Pak mukhlis sedikit memundurkan badan, meluruskan kaki dan mulai melepas celananya.
Batang kontol tua itu terlihat gagah. Sedikit melengkung ke kiri, kepalanya terlihat bsar sekali.

Berlahan pak tua itu kembali memposisikan tubuhnya disela kaki Asty.
Digesek kan kontolnya dibibir memek Asty yang telah basah dan mengkilap.
Asty menahan nafas saat merasakan sebatang kontol hangat mulai menyeruak menerobos bibir bawahnya.
Asty menggigit bibir,..
Kepala wanita ini mendongak, mulutnya mengerang ketika pak mukhlis dengan kekuatan penuh menghujam kan batang kontolnya yang sangat panjang sampai terasa mentok dirahim Asty.

Pinggul pak tua mulai bergoyang naik turun seiring desahan Asty yang terpejam pasrah.

Pak mukhlis menundukan tubuhnya dan melumat bibir Asty dengan lembut. Dia ingin wanitanya ini benar benar menikmati persetubuhan ini. Seperti dia yang sudah lama tidak menikmati sempitnya lobang betina.

Asty merangkul leher pak mukhlis dengan kencang. Tusukan tusukan bertenaga pak tua ini membuat Asty akan segera mencapai orgasmenya.
Badan Asty melengkung keatas. Pinggulnya mengejar kemana arah kontol pak mukhlis bergerak.

Kedua kaki Asty menjepit pinggang pejantan tua ini, menjepit kencang seakan tak mau ia lepaskan. Dinding memeknya dia kempot kempot kan membuat mata pak mukhlis seperti terbalik keatas.
Sang pejantan tua menggeram...

Cengkraman dinding memek Asty terasa menjepit kencang batang kontolnya.

Asty merintih mendaki lereng kenikmatan.. Dia hampir mencapai puncak. Dorongan kontol pak mukhlis membuat dirinya seperti diterbangkan ke awang awang.

Cairan berwarna putih nampak merembes keluar dari sela kulit kontol pak mukhlis dan dinding memek Asty.. Cairan itu seperti menjadi pelicin yang membuat kontol pak tua semakin lancar keluar masuk memek Asty.

Tubuh Asty pun semakin menegang kaku. Kuku jari tangannya terasa menusuk kulit punggung pak mukhlis.
Pak tua semakin menyeringai menahan nikmat.

Digenjot nya memek Asty secepat mungkin dan sekuat mungkin. Wanita mungil ini menjerit keras, tubuhnya tegang kaku. Dinding tempiknya menyedot kuat batang kontol pak mukhlis.

Asty sampai kepuncak. Kepalanya terdongak dengan mulut ternganga. Teriakan kenikmatan sangat indah terdengar.
Pinggul Asty berkedut berulang ulang. Kontol pak mukhlis seperti diperas dan dipilin pilin.

Mata Asty membeliak melotot ketika dengan penuh tenaga pak mukhlis menghujamkan kontolnya sedalam dalamnya.
Erangan keras terdengar dari mulut pak tua ini berbarengan dengan menyembur nya cairan putih kental yang sangat banyak meluber dilobang memek betinanya.

Asty terhempas.. Pak mukhlis tertelungkup lemas diatas tubuh mungil Asty.

Suasana sunyi seketika......



Bersambung...
 
Terakhir diubah:
Lanjutan....



Pagi pagi sekali Amin pulang.
Rona kepuasan terpancar jelas di raut wajahnya. Pelayanan Asty semalam benar benar telah memberikan pengalaman luar biasa sepanjang sejarah percintaannya .

Pengalaman indah yang tak akan pernah dia lupakan sepanjang hidup, dan pengalaman indah yang mati matian akan dia perjuangkan supaya bisa terus berulang.

Pada awalnya wanita cantik istri sahabatnya itu memang memberikan penolakan. Tapi berkat kegigihannya dan kelihaiannya bermain kata akhirnya Asty takluk juga. Takluk dalam arti pasrah, terlentang terdongak dongak dibawah himpitan tubuhnya.

Amin sama sekali tak pernah menyangka Deni akan masuk penjara. Tapi sisi jahat hatinya bersorak riang gembira Karena status Deni yang narapidana membuka lebar kesempatan baginya untuk mereguk manisnya sorga dunia milik Asty yang cantik mempesona.

Tapi tak bisa dipungkiri hati Amin gundah gulana jika mengingat keberadaan jarot dan alek. Kedua bajingan itu tentu tak akan melepas Asty begitu saja.
Duda keren ini berfikir keras bagaimana caranya menjauhkan Asty dari cengkraman jarot dan alek.
Sempat terlintas di benaknya untuk mencarikan Asty tempat tinggal yang jauh dari desa itu.
Jauh dari jangkauan kedua begundal itu.
Tapi Amin belum menemukan dimana tempat yang tepat untuk menyembunyikan Asty nya yang tercinta.

__________


Asty terkejut...

Deru halus mesin mobil terdengar masuk ke pekarangan rumahnya.

Asty yang pagi itu sedang memandikan anak keduanya melihat dari dekat sumur disamping belakang rumah sebuah mobil putih terparkir gagah.

"Pak mukhlis....? ". Asty penasaran kenapa pagi pagi begini mantan bos suaminya itu datang kerumah.

Ada hal penting apakah sehingga pria tua terhormat berperut buncit itu sampai rela meluangkan waktu mendatangi kerumah.

Tambak yang tadinya dikelola suaminya saat ini sudah berpindah tangan diurus oleh orang lain. Itu sebabnya Asty menganggap pak mukhlis sekarang adalah mantan bos, bukan lagi bos tempat suaminya berkerja.

Asty buru buru merampungkan proses mandi anaknya, kemudian sedikit berteriak memanggil anak perempuan nya untuk menghanduki dan memakaikan baju adiknya.

Asty kedepan menyambut pak mukhlis yang masih berdiri diteras.

"Silahkan masuk pak.. "

Pak mukhlis tersenyum lebar, melangkah masuk dan mengulurkan tangan bersalaman yang disambut Asty dengan takzim.
Bagaimanapun pria tua ini sudah sangat banyak berjasa pada dirinya dan juga suaminya.

"Silahkan duduk. Sebentar saya bikinin kopi... ".

Pak mukhlis mengangguk.
Di hempaskan pantatnya di kursi kayu model lama yang masih kokoh berjejer diruang tamu rumah pak Dahlan ayah Asty.

Pak Dahlan keluar menemui pak mukhlis sebentar. Sedikit berbasa basi untuk menghargai tamu yang datang, akhirnya laki laki yeng mulai renta itu kembali pamit kebelakang.

Tak lama berselang Asty muncul membawa nampan. Asap tipis mengepul dari gelas kopi yang dibawanya.

"Kopinya pak... ".

Pak mukhlis mengangguk. Menghidupkan sebatang rokok dan menghisap nya dalam dalam..

"Asty, bapak sengaja datang kesini ada perlu sama kamu.. ".

Asty menatap pak mukhlis, menunggu..

" Nanti malam ada acara selamatan kecil kecilan dirumah. 10 petak tambak milik bapak menghasilkan cukup banyak keuntungan di musim ini".

Asty masih diam sambil menatap pria tua di depannya.

"Kalau kamu tidak keberatan, bapak mengharapkan kamu mau datang menghadiri acara itu".

Lanjut pak mukhlis lagi.

Asty belum menjawab. Pak mukhlis berkata lagi.

" Deni adalah penyumbang keuntungan terbesar, sudah sepantasnya kamu sebagai istrinya ikut merasakan kegembiraan bapak.. ".

Mendengar nama suaminya disebut, Asty spontan mengangguk. Dia merasa memang harus ikut hadir sebagai perwakilan dari suaminya.

" Kalau kamu setuju, kita berangkat sekarang.. ".

" Sebentar pak, saya pamitan dulu. ".

Asty kemudian masuk kedalam rumah menemui kedua orang tuanya. Setelah mengatakan kemana dia akan pergi Asty kemudian berpesan pada anak perempuannya untuk dirumah saja mengasuh sang adik.

" Pakai baju biasa saja Asty.. "

Terdengar suara pak mukhlis.

"Nanti kita mampir dulu ditoko mencari pakaian yang pantas buatmu.. ".

Asty tersenyum senang. Pak mukhlis memang laki laki yang baik hati. Bathinnya..


_________


SUV putih melaju santai menyusuri jalan desa. Asty duduk di kursi depan disamping pak mukhlis yang menyetir sendiri mobilnya.

AC mobil menerpa menggoyang goyangkan anak rambut di kening Asty.
Asty baru sadar dia lupa mengenakan jilbab.
Seolah mendengar isi hati wanita disampingnya, pak mukhlis berucap.

" Sekalian kamu cari jilbab di toko nanti... ".

Asty cuma mengangguk.
Mobil yang dikendarai pak mukhlis dan Asty sudah mulai memasuki jalan utama penghubung antar desa.

Jalan ini sudah diaspal halus.
Sehingga pak Mukhlis bisa memacu mobilnya dengan jauh lebih cepat.

Asty menyandarkan punggungnya si sandaran jok. Melihat itu tangan kiri pak mukhlis kemudian menjulur menjangkau semacam kenop atau tombol disamping jok yang diduduki Asty sehingga sandaran jok itu agak merebah kebelakang.

Asty tersenyum kemudian hembusan AC membuat matanya sedikit terpejam.

"Kalau ngantuk, tidur aja ty.. ".

Perjalanan yang masih lumayan jauh membuat Asty yang jarang naik mobil menjadi sedikit agak pusing.
Tak berselang lama wanita itu merasakan sedikit mual di perutnya. Keningnya berkeringat.

Pak mukhlis tersenyum melihat Asty seperti mabuk perjalanan.

Dipinggir jalan pak mukhlis menghentikan laju mobilnya.
Tangannya meraih sesuatu didalam kotak didepan Asty. Ternyata ada minyak angin disitu.

" Pakai ini.. Biar rasa pusing dan mual hilang.. ".

Pak Mukhlis menyodorkan botol minyak angin.
Asty lantas mengoles oleskan minyak itu ke lehernya, ke leher belakang, ke pelipis dan juga ke pertengahan antara kedua matanya.

" Bagaimana.. Sudah enakan..?"

Pak mukhlis bertanya sambil matanya tak lepas memandang leher Asty yang biasanya selalu tertutup jilbab.

Asty tak menjawab. Perutnya terasa semakin mual.. Kepalanya pusing dan keringat dingin mengucur deras.
Asty benar benar masuk angin sepertinya..

Beberapa kali wanita mungil berwajah melankolis itu seperti akan mengeluarkan isi perutnya. Suara sperti mau muntah yang tertahan membuat pak mukhlis tak tega.

"Asty, kamu masuk angin. Kalau kamu bersedia, bapak bisa kerokin kamu".

Tawar pak mukhlis sedikit panik.
Asty mendengar jelas tawaran itu, tapi tak mungkin baginya untuk menyetujui.
Bisa saja nanti laki laki disebelahnya ini malah cari cari kesempatan untuk menyentuhnya.

Mendapatkan Asty yang hanya diam, pak mukhlis mengira wanita itu tak keberatan.
Diputar nya badan Asty memunggunginya.

Asty sedikit berontak tapi segan.
Pak mukhlis meraih uang logam didalam dashboard, kemudian meminta botol minyak angin dalam genggaman Asty.
Semua terjadi spontan dan begitu cepat.
Nyaris tak ada alasan bagi Asty untuk menolak. Dan rasanya tak berani juga Asty menolak niat baik seseorang yang justru bermaksud menolong. Begitu bisikan samar yang terdengar ditelinga ibu muda ini.

Pak Mukhlis menarik ujung bawah baju kaos lengan panjang
Yang dipakai Asty ke arah atas. Baju yang cukup sempit sehingga tak bisa terangat lebih jauh keatas. Bahkan tak cukup tinggi untuk bisa memperlihatkan tali bra yang dipakai Asty.

"Asty, klo seperti ini bagaimana ngeroki nya.. ".

Suara pak Mukhlis sedikit bergetar.

Asty yang didera rasa pusing yang teramat sangat tak mampu menjawab.
Perutnya yang tadi terasa mual sekarang malah sakit seperti diremat remat.

Asty mendadak rubuh kedepan. Hingga posisi badan nya sekarang seperti menungging di hadapan pak mukhlis.

Melihat itu pak mukhlis spontan saja memijat pinggang Asty. Kedua tangannya digunakan untuk memijat.

Pak mukhlis sedikit paham tehnik pijat memijat. Dulu orang tua nya adalah tukang pijat urat terkenal didaerah nya.

Tapi Asty ini masuk angin. Tak akan sembuh dengan hanya di pijat.

Akhirnya pak mukhlis pun mengeroki bagian pinggang Asty yang terbuka.

Sebentar saja area kerokan sudah memerah seperti darah.
Baru dua garis kerokan yang terlihat, Asty seperti sangat nyaman dibegitukan.

Hanya empat garis kerokan sebelah kiri dan empat sebelah kanan yang bisa dikeroki pak mukhlis. Lainya tertutup baju dan tak bisa lagi diangkat.

Asty sudah tidak lagi merintih kesakitan. Perutnya mulai nyaman.
Tapi dadanya masih terasa sesak.

Pak Mukhlis tau hal itu.
Kepalang tanggung, diangkatnya baju Asty lebih keatas lagi.
Tangan Asty yang terjulur kedepan berpegang pada pintu mobil sedikit diangkat oleh pak mukhlis untuk bisa meloloskan baju kaos sempit itu.

Asty tersentak tapi semua terjadi dengan cepat.

Asty yang tadinya berniat untuk duduk tegak dan menyudahi keterlanjuran ini mengurungkan niatnya ketika pak mukhlis kembali mengerok bagian belakang tubuhnya.
Kali ini bisa lebih keatas.

Kulit putih mulus Asty membuat pak mukhlis menelan ludah berulang kali. Lelaki 50an tahun ini merasakan ada sesuatu yang bergerak. Sesuatu yang sudah cukup lama tidak dia rasakan pergerakannya.

Asty bukan tak menyadari ini sudah kelewat batas. Tapi rasa segan dan hormatnya pada lelaki tua di belakangnya ini membuat dia bingung mengambil tindakan.

Ditambah lagi rasa sakit perut, dada dan pusing dikepala yang dia rasakan tadi berangsur hilang seiring semakin banyak garis garis merah bekas kerokan di belakang tubuhnya.

Sepatutnya dia berterima pada pak mukhlis, bukan justru bersikap kasar menolak tindakannya.

Sementara dibelakang, pak mukhlis semakin blingsatan tak karuan. Gerakan tangannya yang memegang uang logam mulai tak beraturan.

Sesekali dia merubah posisi. Serba salah. Sempat pak mukhlis bertanya tanya apakah dia tadi salah memakai celana, kenapa terasa sangat sempit padahal biasanya longgar longgar saja.

__________


Suasana jalan desa memang sangat sepi. Meski jalan utama ini sudah di aspal halus, tapi kendaraan yang lewat tidak terlalu banyak.

Selama mobil pak mukhlis terparkir di bawah pohon Trembesi dipinggir jalan ini, cuma ada tiga mobil yang melintas. Itupun dengan kecepatan tinggi karena suasana jalan yang lengang membuat pengemudi mobil sesuka hati menginjak pedal gas dalam dalam.

Hal ini tentu saja sangat di syukuri oleh pak mukhlis yang telah sepenuhnya di kuasai setan.

Pria tua ini sudah tak lagi memakai baju. Kedua tangannya tak lagi mengenggam botol minyak angin dan uang logam.

Kesepuluh jari jari pak mukhlis yang sebesar jempol semua telah cukup lama bergerak menutup dan membuka berulang kali di atas gundukan kembar didada Asty yang entah sejak kapan merobah posisinya menjadi terlentang.

Jika sebelumnya Asty yang berkeringat dingin, kini justru pak tua mukhlis lah yang bermandi keringat.

Asty kehilangan bra sekitar 5 menit yang lalu. Kancing celana wanita ini telah terlepas. Dengan ritsleting yang sudah turun, tentu mudah bagi lelaki tua yang duduk diantara dua kakinya untuk menarik lepas sang celana.

Posisi dua insan berbeda generasi ini tak lagi dibekang setir, tapi telah berpindah ke kursi barisan belakang yang senderannya sudah diturunkan.

Akhirnya sang celana panjang pun menyerah. Dengan iklas bersedia diturunkan untuk menampakan benda keramat milik Asty yang sayangnya masih terhalang kain segitiga berwarna biru.

Pak tua yang sudah tak memiliki stok kesabaran ini dengan kasar menarik lepas celana kecil sombong sok jagoan yang dengan pongah nya tetap mencoba melindungi majikan disaat celana yang jauh lebih kuat dan besar telah menyerah.

Begitu belahan rapat mulai terlihat, lidah pak tua mukhlis pun menjulur sangar menjilat.

Asty mengerang dahsyat. Sensasi dicumbu pria tua perut buncit benar benar membuat penasaran Asty..

Dia ingin lagi... Ingin lagi...



Bersambung dibawah...
Asty emang jossssssss 😘
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd