Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT TETANGGA PERKASA

PESTA
________



POV Asty.


Suasana sangat ramai...

Musik berirama dj berdentum dentum di gendang telingaku.

Ternyata acara selamatan kata pak mukhlis tadi pagi tadi adalah sebuah acara pesta.

Pukul delapan malam suasana hingar bingar ini dimulai.

Puluhan pasang suami istri yang kesemuanya berhubungan dengan bisnis tambak udang pak mukhlis hadir malam ini.

Rata rata mereka berusia antara 30 sampai 40 tahun. Tidak ada pasangan yang membawa serta anak mereka di pesta karaoke dan joget joget ini.

Sepertinya ini acara khusus dewasa. Sangat disayangkan aku hanya sendiri ditengah keramaian pesta.

Bu Hanum istri pak mukhlis pun terlihat sangat bahagia. Bagaimana tidak, pundi pundi uang terus mengalir lancar berkat hasil kerja keras para anak buahnya mengurusi tambak.

Ibu ibu yang hadir malam ini semua terlihat cantik dengan balutan busana pesta yang lumayan seksi.

Dandanan mereka pun terlihat cukup mencolok.
Make up tebal menambah seksi penampilan mereka yang memang rata rata berwajah menarik.

Aku duduk sendirian dimeja sudut. Segelas minuman berwarna biru belum sempat ku sentuh sama sekali.

Aku sedikit ragu membayangkan jangan jangan cairan biru itu adalah minuman beralkohol.

Kejadian tempo hari bersama jarot dan alek membuat aku sedikit takut.

Gara gara minuman beralkohol itulah aku kehilangan kesadaran dan malah menggila mengejar nafsu bersama dua pria pemerkosaku.

Pak mukhlis yang melihat aku hanya duduk termenung dimeja terlihat tersenyum.

Bu Hanum yang berdiri disamping suaminya melambaikan tangan. Aku hanya membalas dengan senyum kecil.

Aku membayangkan seandainya bu Hanum tau apa yang terjadi antara aku dan suaminya di perjalanan siang tadi, apakah istri pak mukhlis ini masih mau melambaikan tangan padaku...?

Aku bergidik membayangkan kan bu Hanum mengamuk.

Bu Hanum ini usianya lebih tua 5 tahun dari suaminya. Jadi sekarang beliau telah memasuki usia 60 tahun.
Wanita 60 tahun tentu sudah memasuki masa masa menapouse. Pantas saja gairah pak mukhlis di mobil tadi sangat dahsyat dan menggebu gebu .

Entah sudah berapa tahun pak mukhlis sudah tidak pernah lagi menikmati madu persenggamaan.

Wajah bu Hanum yang sudah kendor dan berkeriput serta Liang senggamanya yang kering tentunya tak lagi mampu membangkitkan gairah pak mukhlis.

Tapi pak mukhlis sebelumnya memang kuakui adalah suami yang baik.

Meski istrinya tak lagi menarik beliau tetap bisa bersikap mesra dan menunjukkan kasih sayang kepada bu Hanum.

Lelaki tua itu pun sepanjang cerita yang pernah kudengar tak pernah berbuat macam macam diluaran.

Sosoknya yang seorang tokoh masyarakat yang sangat dihormati dan disegani tentu saja tak kan mau dia rusak hanya karena dorongan nafsu sesaat.

Pak mukhlis adalah seorang tokoh yang banyak menjadi panutan para kaum muda.

Kata katanya selalu menjadi referensi bagi orang orang yang bermaksud mengambil sikap dalam menghadapi suatu masalah.

Tapi jujur saja, setelah kejadian didalam mobil tadi siang, rasa hormat dan seganku kepadanya telah jauh berkurang.

Pak mukhlis dengan segala embel embel kebesaran namanya hanya seorang laki laki tua biasa yang tak lebih baik dari jarot dan alek malah.

Sama saja. Sama sama bisa termakan bujuk rayu setan dan memanfaatkan keadaan untuk menikmati ku.

Jarot dan alek bisa dibilang wajar kalau mereka bisa bertindak nekad seperti itu. Karena kedua laki laki itu tidak memiliki pengetahuan agama yang memadai.

Sedangkan pak mukhlis...?

Pria tua itu telah pernah menginjakkan kaki ke tanah Suci.

Meski aku tau untuk pergi ke sana tak perlu harus memahami ilmu agama tingkat tinggi, semua orang boleh asalkan memiliki biaya.

Bisa jadi pak mukhlis dulu tidak semata-mata berniat untuk ibadah, tapi juga demi mendapatkan status agar bisa lebih dihormati dikalangan masyarakat.

Buktinya....

Acara selamatan yang katanya syukuran atas Rizki yang dia peroleh malah bikin acara joget joget tak jelas seperti ini...

"GENDENG...!! ".

Aku mengumpat pelan.



Jemari tangan kananku menyentuh gagang gelas kaca di atas meja.

Aku sedikit haus, tapi ragu untuk meminumnya.

Tapi ketika melihat ibu ibu yang duduk melingkari meja didepanku mereguk minuman yang sama dengan santainya,
Aku memberanikan diri mengangkat gelas dan sedikit merenggangkan bibir untuk meminum nya.

Sedikit aneh rasa minuman ini ketika menjalari kerongkongan ku..

Agak sepet, sedikit asam tapi menghadirkan rasa ingin mencicipi lagi.

Mungkin memang begini rasanya minuman orang kaya. Pikirku...

Setengah gelas sudah masuk ke perutku, mataku merasakan sensasi pandangan yang sedikit buram. Sedikit. Tak separah ketika aku menghabiskan dua gelas anggur merah bersama jarot dan alek ketika itu.

Hei....
Kenapa aku selalu membandingkan segala sesuatunya dengan peristiwa bersama dua begundal itu....?

_________


_Kristian_

Jam dinding menunjukkan angka sembilan ketika seorang lelaki berjalan kearah mejaku.

"Boleh aku duduk ... ? ".

Ucap nya sedikit keras berusaha menindih suara musik yang menggelegar.

Aku menggangguk dan menggeser sebuah kursi yang tadi kupakai menopang sebelah kakiku kearahnya.

Lelaki yang masih cukup muda itu kemudian duduk setelah sedikit menggeser kursi plastik itu lebih dekat kearah ku.

Aku tak mengenal laki laki ini, jelas dia bukan salah satu petambak anak buah pak mukhlis.

Atau mungkin dia adalah petambak baru yang menggantikan suamiku....?

Lelaki ini kemudian berucap.

"Kita pindah keteras depan yuk. Disini berisik".

Aku sempat melihat ada beberapa pasangan yang duduk duduk di kursi yang juga disediakan di teras depan rumah sehingga aku kemudian mengangguk dan bangkit mengikuti lelaki ini.

Didepan sana tentu tidak akan terlalu berisik.

"Namaku kristian".

Ucapnya setelah kami menemukan dua buah kursi kosong dipojok teras dekat batang bonsai yang cukup besar.

Aku menyambut ukuran tangannya.

" Asty".. Aku menyebutkan namaku.

lelaki yang berusia sekitar 30 an itu sedikit terkejut.

"Istri Deni...? ".

Aku mengangguk.

Lelaki itu kemudian bercerita panjang lebar tentang asalnya yang dari daerah timur Indonesia.

Dia juga menceritakan kalau tambak yang dulu di kelola suami ku sekarang dia yang ditunjuk oleh pak mukhlis untuk mengurusnya.

Aku hanya menjawab seperlunya.

Seorang wanita muda yang aku tau itu salah satu pembantu pak mukhlis membawa sebuah nampan berisi dua gelas minuman kearah kami.

Ini seperti air Putih..
Sedikit kureguk minuman dalam gelas untuk meyakinkan. Dan ternyata benar ini air putih biasa.

Aku yang haus menghabiskan minuman itu sampai tandas.

Sempat kulirik Kristian sedikit tersenyum melihat tingkahku.

Ada kilatan aneh dimatanya sekilas. Tapi aku tak terlalu memperhatikan..

Sampai 15 menit kemudian kristian semakin asyik mengoceh didepanku. Lelaki ini terlalu banyak omong. Pikirku sembari sedikit bersandar dikursi.

Kakiku yang terbalut gaun biru muda sedikit kurenggangkan.

Aku merasa sangat nyaman.
Suasana hatiku riang gembira seperti tak pernah ada masalah.

Aku seperti orang yang baru saja lepas dari beban.
Plong..

Aku dulu pernah merasakan suasana hati yang mirip seperti ini ketika aku dan mas Deni berhasil melunasi hutang puluhan juta rupiah setelah tambak yang kami kelola panen untuk yang pertama kali.

Tapi yang kurasakan saat ini sensasinya seperti dua kali lipat nya. Atau empat kali lipat...?


Aku yang masih dan semakin terbawa sensasi yang sangat nyaman ini bahkan membiarkan saya ketika kristian semakin mendekatkan kursinya.

Paha kami bahkan bersentuhan.

Aku menoleh dan tersenyum semanis mungkin ketika menyadari wajah kristian terlihat semakin tampan.
Wajah khas timur nya sangat indah dipandang mata.

Wajah yang agak kasar tapi terkesan sangat jantan.

Saat ini kulihat hanya tinggal kami berdua saja diteras.

Aku masih menatap lelaki disampingku ini dengan tatapan berbinar ketika kurasakan ada telapak tangan yang menggenggam pahaku pelan.
Sedikit meremas.

Bibir kristian menggurat senyum yang kubalas dengan senyum terbaikku.

Tiba tiba aku gelagapan ketika dengan sangat cepat tangan kristian mendekap erat tubuhku dan bibirnya dengan ganas melumat lumat dengan lidah yang berusaha menjelajah jauh kedalam mulutku.

Kristian yang duduk di sebelah kiri menggunakan tangan kirinya untuk menyelusup langsung ke arah selangkanganku. Sementara tangan kanannya merangkul pinggang ku degan kencang.

Posisi badan Kristian setengah menghadap kearahku sekarang meski pantatnya masih menempel di kursinya yang berjejer dengan kursi ku.

Gairahku dengan cepat terbangkitkan oleh perlakuan lelaki ini.

Aku sedikit heran kenapa dengan sangat mudah gairah ku terpancing.

Apakah peristiwa persetubuhan setengah terpaksa yang berulang kali kulakukan dengan empat pria belakangan ini telah berhasil membangunkan sisi liarku...?





Bersambung...
 
Terakhir diubah:
Than
ASTY



Suasana sangat ramai...

Musik berirama dj berdentum dentum di gendang telingaku.

Ternyata acara selamatan kata pak mukhlis tadi pagi tadi adalah sebuah acara pesta.

Pukul delapan malam suasana hingar bingar ini dimulai.

Puluhan pasang suami istri yang kesemuanya berhubungan dengan bisnis tambak udang pak mukhlis hadir malam ini.

Rata rata mereka berusia antara 30 sampai 40 tahun. Tidak ada pasangan yang membawa serta anak mereka di pesta karaoke dan joget joget ini.

Sepertinya ini acara khusus dewasa. Sangat disayangkan aku hanya sendiri ditengah keramaian pesta.

Bu Hanum istri pak mukhlis pun terlihat sangat bahagia. Bagaimana tidak, pundi pundi uang terus mengalir lancar berkat hasil kerja keras para anak buahnya mengurusi tambak.

Ibu ibu yang hadir malam ini semua terlihat cantik dengan balutan busana pesta yang lumayan seksi.

Dandanan mereka pun terlihat cukup mencolok.
Make up tebal menambah seksi penampilan mereka yang memang rata rata berwajah menarik.

Aku duduk sendirian dimeja sudut. Segelas minuman berwarna biru belum sempat ku sentuh sama sekali.

Aku sedikit ragu membayangkan jangan jangan cairan biru itu adalah minuman beralkohol.

Kejadian tempo hari bersama jarot dan alek membuat aku sedikit takut.

Gara gara minuman beralkohol itulah aku kehilangan kesadaran dan malah menggila mengejar nafsu bersama dua pria pemerkosaku.

Pak mukhlis yang melihat aku hanya duduk termenung dimeja terlihat tersenyum.

Bu Hanum yang berdiri disamping suaminya melambaikan tangan. Aku hanya membalas dengan senyum kecil.

Aku membayangkan seandainya bu Hanum tau apa yang terjadi antara aku dan suaminya di perjalanan siang tadi, apakah istri pak mukhlis ini masih mau melambaikan tangan padaku...?

Aku bergidik membayangkan kan bu Hanum mengamuk.

Bu Hanum ini usianya lebih tua 5 tahun dari suaminya. Jadi sekarang beliau telah memasuki usia 60 tahun.
Wanita 60 tahun tentu sudah memasuki masa masa menapouse. Pantas saja gairah pak mukhlis di mobil tadi sangat dahsyat dan menggebu gebu .

Entah sudah berapa tahun pak mukhlis sudah tidak pernah lagi menikmati madu persenggamaan.

Wajah bu Hanum yang sudah kendor dan berkeriput serta Liang senggamanya yang kering tentunya tak lagi mampu membangkitkan gairah pak mukhlis.

Tapi pak mukhlis sebelumnya memang kuakui adalah suami yang baik.

Meski istrinya tak lagi menarik beliau tetap bisa bersikap mesra dan menunjukkan kasih sayang kepada bu Hanum.

Lelaki tua itu pun sepanjang cerita yang pernah kudengar tak pernah berbuat macam macam diluaran.

Sosoknya yang seorang tokoh masyarakat yang sangat dihormati dan disegani tentu saja tak kan mau dia rusak hanya karena dorongan nafsu sesaat.

Pak mukhlis adalah seorang tokoh yang banyak menjadi panutan para kaum muda.

Kata katanya selalu menjadi referensi bagi orang orang yang bermaksud mengambil sikap dalam menghadapi suatu masalah.

Tapi jujur saja, setelah kejadian didalam mobil tadi siang, rasa hormat dan seganku kepadanya telah jauh berkurang.

Pak mukhlis dengan segala embel embel kebesaran namanya hanya seorang laki laki tua biasa yang tak lebih baik dari jarot dan alek malah.

Sama saja. Sama sama bisa termakan bujuk rayu setan dan memanfaatkan keadaan untuk menikmati ku.

Jarot dan alek bisa dibilang wajar kalau mereka bisa bertindak nekad seperti itu. Karena kedua laki laki itu tidak memiliki pengetahuan agama yang memadai.

Sedangkan pak mukhlis...?

Pria tua itu telah pernah menginjakkan kaki ke tanah Suci.

Meski aku tau untuk pergi ke sana tak perlu harus memahami ilmu agama tingkat tinggi, semua orang boleh asalkan memiliki biaya.

Bisa jadi pak mukhlis dulu tidak semata-mata berniat untuk ibadah, tapi juga demi mendapatkan status agar bisa lebih dihormati dikalangan masyarakat.

Buktinya....

Acara selamatan yang katanya syukuran atas Rizki yang dia peroleh malah bikin acara joget joget tak jelas seperti ini...

"GENDENG...!! ".

Aku mengumpat pelan.



Jemari tangan kananku menyentuh gagang gelas kaca di atas meja.

Aku sedikit haus, tapi ragu untuk meminumnya.

Tapi ketika melihat ibu ibu yang duduk melingkari meja didepanku mereguk minuman yang sama dengan santainya,
Aku memberanikan diri mengangkat gelas dan sedikit merenggangkan bibir untuk meminum nya.

Sedikit aneh rasa minuman ini ketika menjalari kerongkongan ku..

Agak sepet, sedikit asam tapi menghadirkan rasa ingin mencicipi lagi.

Mungkin memang begini rasanya minuman orang kaya. Pikirku...

Setengah gelas sudah masuk ke perutku, mataku merasakan sensasi pandangan yang sedikit buram. Sedikit. Tak separah ketika aku menghabiskan dua gelas anggur merah bersama jarot dan alek ketika itu.

Hei....
Kenapa aku selalu membandingkan segala sesuatunya dengan peristiwa bersama dua begundal itu....?

_________


Jam dinding menunjukkan angka sembilan ketika seorang lelaki berjalan kearah mejaku.

"Boleh aku duduk ... ? ".

Ucap nya sedikit keras berusaha menindih suara musik yang menggelegar.

Aku menggangguk dan menggeser sebuah kursi yang tadi kupakai menopang sebelah kakiku kearahnya.

Lelaki yang masih cukup muda itu kemudian duduk setelah sedikit menggeser kursi plastik itu lebih dekat kearah ku.

Aku tak mengenal laki laki ini, jelas dia bukan salah satu petambak anak buah pak mukhlis.

Atau mungkin dia adalah petambak baru yang menggantikan suamiku....?

Lelaki ini kemudian berucap.

"Kita pindah keteras depan yuk. Disini berisik".

Aku sempat melihat ada beberapa pasangan yang duduk duduk di kursi yang juga disediakan di teras depan rumah sehingga aku kemudian mengangguk dan bangkit mengikuti lelaki ini.

Didepan sana tentu tidak akan terlalu berisik.

"Namaku kristian".

Ucapnya setelah kami menemukan dua buah kursi kosong dipojok teras dekat batang bonsai yang cukup besar.

Aku menyambut ukuran tangannya.

" Asty".. Aku menyebutkan namaku.

lelaki yang berusia sekitar 30 an itu sedikit terkejut.

"Istri Deni...? ".

Aku mengangguk.

Lelaki itu kemudian bercerita panjang lebar tentang asalnya yang dari daerah timur Indonesia.

Dia juga menceritakan kalau tambak yang dulu di kelola suami ku sekarang dia yang ditunjuk oleh pak mukhlis untuk mengurusnya.

Aku hanya menjawab seperlunya.

Seorang wanita muda yang aku tau itu salah satu pembantu pak mukhlis membawa sebuah nampan berisi dua gelas minuman kearah kami.

Ini seperti air Putih..
Sedikit kureguk minuman dalam gelas untuk meyakinkan. Dan ternyata benar ini air putih biasa.

Aku yang haus menghabiskan minuman itu sampai tandas.

Sempat kulirik Kristian sedikit tersenyum melihat tingkahku.

Ada kilatan aneh dimatanya sekilas. Tapi aku tak terlalu memperhatikan..

Sampai 15 menit kemudian kristian semakin asyik mengoceh didepanku. Lelaki ini terlalu banyak omong. Pikirku sembari sedikit bersandar dikursi.

Kakiku yang terbalut gaun biru muda sedikit kurenggangkan.

Aku merasa sangat nyaman.
Suasana hatiku riang gembira seperti tak pernah ada masalah.

Aku seperti orang yang baru saja lepas dari beban.
Plong..

Aku dulu pernah merasakan suasana hati yang mirip seperti ini ketika aku dan mas Deni berhasil melunasi hutang puluhan juta rupiah setelah tambak yang kami kelola panen untuk yang pertama kali.

Tapi yang kurasakan saat ini sensasinya seperti dua kali lipat nya. Atau empat kali lipat...?


Aku yang masih dan semakin terbawa sensasi yang sangat nyaman ini bahkan membiarkan saya ketika kristian semakin mendekatkan kursinya.

Paha kami bahkan bersentuhan.

Aku menoleh dan tersenyum semanis mungkin ketika menyadari wajah kristian terlihat semakin tampan.
Wajah khas timur nya sangat indah dipandang mata.

Wajah yang agak kasar tapi terkesan sangat jantan.

Saat ini kulihat hanya tinggal kami berdua saja diteras.

Aku masih menatap lelaki disampingku ini dengan tatapan berbinar ketika kurasakan ada telapak tangan yang menggenggam pahaku pelan.
Sedikit meremas.

Bibir kristian menggurat senyum yang kubalas dengan senyum terbaikku.

Tiba tiba aku gelagapan ketika dengan sangat cepat tangan kristian mendekap erat tubuhku dan bibirnya dengan ganas melumat lumat dengan lidah yang berusaha menjelajah jauh kedalam mulutku.

Kristian yang duduk di sebelah kiri menggunakan tangan kirinya untuk menyelusup langsung ke arah selangkanganku. Sementara tangan kanannya merangkul pinggang ku degan kencang.

Posisi badan Kristian setengah menghadap kearahku sekarang meski pantatnya masih menempel di kursinya yang berjejer dengan kursi ku.

Gairahku dengan cepat terbangkitkan oleh perlakuan lelaki ini.

Aku sedikit heran kenapa dengan sangat mudah gairah ku terpancing.

Apakah peristiwa persetubuhan setengah terpaksa yang berulang kali kulakukan dengan empat pria belakangan ini telah berhasil membangunkan sisi liarku...?





Bersambung...
Suwun update nya 👍
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd