Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Tania Pacarku Anggota Paskibra

lanjuut huu.. mulustrasinya mantep benerr. jd lebih menghayati waktu bacanya..
 
EPISODE 3: HUKUMAN PASKIBRA UNTUK TANIA

Paskibra itu tentang kedisiplinan. Mereka yang tidak disiplin, pasti akan dihukum. Hukuman fisik bukan bermaksud menyiksa, tapi melatih fisik agar lebih kuat. Push up, sit up, squat, adalah contoh hukuman yang lazim dipraktekkan di dunia Paskibra.

Terbaring pasrah di atas karur, Tania siap menerima apapun hukuman yang akan kujatuhkan. Kunikmati sejenak tubuhnya dengan pandanganku: ia telentang di sana, tangannya kuikat dengan dasi tepat di atas kepalanya. Semua kancing seragam PDUnya telah kulepaskan sehingga memamerkan dua buah daging segar dan kencang berbentuk bulat menggemaskan. Putingnya hitam tegak berdiri menantang, dikelilingi aerola berukuran sedang, yang juga hitam tapi tidak sepekat putting. Kulitnya yang gelap berkeringat mengkilat memantulkan cahaya lampu kamar yang temaram. Meski matanya sudah tertutup sleep mask yang baru saja kubeli, tak mampu meredam kecantikannya yang juga erotis. Bibirnya terlihat basah dengan lipstik yang mulai pudar karena dilumat olehku. Celana dalamnya yang putih memperlihatkan dengan jelas ceplakan lendir wanita, sehingga membuat lapisan kain itu transparan dan membocorkan apa yang ada di baliknya dengan tepat saat kusingkapkan: rambut-rambut kemaluan yang cukup lebat membangun lembah yang segar dengan wangi kewanitaan yang khas. Kaos kaki putih dan sepatu pantofel kubiarkan tetap pada tempatnya.

“hukuman pertama buat kamu. Sit up! 20 kali. Laksanakan!” perintah sambil menduduki telapak kaki Tania, yang kakinya sudah kutekuk, sehingga bisa sit up dengan leluasa.

“Siap kak..” jawab Tania memelas

Tania pun melakukan push upnya yang pertama. Dari berbaring, ia naikkan tubuhnya, mengandalkan kekuatan otot perutnya. Aku yang berada di dekatnya, langsung menyambar bibirnya saat satu sit up sempurna dilakukan.

“Uhh…” Karena matanya tertutup, Tania tidak menyangka akan menerima serangan di bibirnya.

Kulakukan hal yang sama untuk 5 sit up setelahnya. Tania yang jelas menikmatinya hanya bisa membahasakannya dengan ah-uh di tiap kecupan dan lumatan.

Lima sit up selanjutnya, lidah Tania yang jadi sasaranku. Ku lumat dan kuhisap setiap kali lidahnya menuju ke arahku. Bisa dengan jelas kudengar nafas demi nafas yang Tania buang di setiap lumatanku.

“hahh…”

“akhh…”

Payudara menjadi santapan di 10 push up terakhir. Dadanya yang kecil padat membuat reaksi ajaib saat kucium atau hisap: tubuh Tania bergetar.

“uhhh”

“hohhh my god..”

Racauannya membuatku semakin gemas memanjakan putingnya yang sombong menantangku dengan berdiri tegak. Aroma tubuh Tania membuatku semakin ganas menyantap gunung kembar yang awalnya terasa agak asin karena tubuh Tania sudah penuh dengan keringat.

Selesai 20 sit up, Tania kembali berbaring pasrah. Tapi tidak kubiarkan dia istirahat. Kubuka kedua pahanya dan kurobek celana dalam putih yang sudah basah kuyup oleh lendir bening itu. Terungkaplah harta karun seorang wanita. Sebuah vagina yang mengkilat indah dan terus mengeluarkan tetesan cairan surgawi. Rambut yang cukup tebal tapi terawat mengelilingi liang itu. Kubuka kedua bibir tebal di kanan kirinya dengan jariku, kudekatkan wajahku ke sana.

“ah… Kak… kamu lagi ngapain…”

“Kamu lagi liatin vagina.. aku.. yah?” tanya Tania terbata-bata menahan geli karena nafasku hangat menerpa vaginanya.

“Ini bukan vagina, Tania.. Ini memek… ini apa?”

“mmmh.. memek.. kak…”

“iya aku lagi liatin memek kamu aja nih sekarang”

“mmmh… kok diliatin doang kak.. nngggh.. aku belum pernah dioral”

“Dioral itu apa? Jilmek maksud kamu?..”

“ahh.. iya kak… aku belum pernah dijilmek”

“Terus kenapa?” godaku sambil sengaja mendekatkan nafasku ke vaginanya. Tania benar-benar binal. Tanpa kusentuh saja, cairan kewanitaannya tak henti mencari jalan keluar, seperti mata air pegunungan yang segar, selalu memberi kesegaran bagi yang meminumnya.

“Jilatin memek akhhu kaahhk… mmhh… ngghh.. please”

“Nggak mau ah…”

“Ahh.. please kak.. aku gak tahan lagi… please… aku bakal lakuin apa aja asal kamu jilatin.. memek. Ahhh… aku”

“Apa aja? Yakin?”

“mmhh iyahh kak… please.. apapun buat kamu…”

“Kalo gitu aku mau kamu jadi milikku. Jadi budak sexku. Kamu harus kasih tubumu kapanpun aku mau…” Jawabku sambil menciumi paha bagian dalam, sesekali mengarah mendekat ke vaginanya, mempermainkan nafsu wanita itu.

“Ahhh.. iyah kak.. Apapun.. aku mau jadi wanita kamu.. jadi budak sex kamu.. please.. mmhh”

Mendengar jawaban itu, langsung kusapu lembut dan pelan vagina tania, dari bawah ke atas. Menyapu seluruh bagian vaginanya, termasuk klitorisnya yang mengacung tinggi, seolah meminta dijilati paling pertama. Cukup satu usapan…

“OOOuuwhhh…” Tania menjerit dan mengangkat bokongnya tinggi-tinggi. Aku sampai kaget mendapat reaksi itu. Vaginanya memang masih perawan dari sodokan penis maupun penjelajahan lidah. Tania pasti tidak menyangka kenikmatan yang didapatkan begitu tinggi, jauh lebih memuaskan dibanding masturbasi.

Kulanjutkan jilatanku, sesekali diselingi dengan usapan jari. Tania mulai bisa mengendalikan dirinya, tapi pinggangnya masih terus bermanuver tak beraturan. Suaranya pun meracau parah.

ca07671343917949.png

“aaak… hh.. hh.. ah! ah!... enak bangeet kak…”

“ah… iyah.. disitu… aaa.. aaahhhhh”

“Enak banget ya Tania?” tanyaku memotong desahannya

“he’eh… ah.. hh.. hh. Ahh.. iyah.. aah..”

“aaah!”

“hahhh…”

“ahh.. kak.. jangan siksa aku gini… aahh.. ah.. ah….”

MULUSTRASI SUARA DESAHAN TANIA https://vo*a.ro/gNeLTWS25dY (Ganti * dengan c)

Puas meminum sari birahi Tania, aku bangkit dan membuka seluruh pakaianku.

“ah… jangan berenti kak… masukin aja… penis kamu ke memek aku”

“kamu pengen banget kontolku ya? Nakal banget kamu Tania… ngemis-ngemis kontol buat muasin memek kamu yang basah itu”

“Ahh.. iya kak.. aku nakal.. hukum aku.. aku suka banget kamu hukum.. aku mau ngerasain.. ahhh.. kontol kamu di memek aku.. please”

Aku yang sudah melepas semua pakaianku, berjalan mendekati wajah Tania. Kujambak rambutnya, menyuruh dia bangkit duduk.

“Kalo kamu mau kontolku muasin memek kamu, kamu harus muasin kontolku dulu!” perintahku sambil menyodorkan penisku yang sudah sangat tegak ke mulut Tania. Ukuran penisku termasuk rata-rata, tidak terlalu panjang , tapi termasuk kekar.

91cccd6bf339383c03618eb1c82385e15ab15d1a.gif

“Ahh.. iya kak.. aku puasin kontol kamu..” jawabnya sambil memegang penisku dengan kedua tangannya yang terikat, lalu melahapnya utuh-utuh dengan mulutnya.

Ooh.. Tania memang benar-benar wanita maniak sex. Teknik blowjobnya ada di level berbeda dibandingkan mantan-mantanku. Hisapannya halus, tidak kena gigi, tapi tetap kuat mencengkeram batang penisku. Tidak kusangka dia bisa selihai itu, padahal matanya masih tertutup sleep mask. Aku terlalu meremehkan kemampuan blowjobnya. Entah sudah berapa banyak penis yang ia blowjob sampai kemampuannya sehebat sekarang.

Teknik sepongan Tania menimbulkan suara-suara erotis hasil pertemuan penis, bibir, lidah, dan liur yang disempurnakan hukum fisika dari tekanan dan hisapan rongga mulutnya. Kadang terdengar seperti kecupan dan sangat basah.

Tidak hanya melumat penisku, Tania juga pintar mengubah strategi dengan menjilati batang dan kepala penisku bergantian. Ia jelajahi penisku dengan lidahnya, cermat dan tangkas seperti jiwa Paskibra, tak boleh ada satu centimeterpun penisku yang tidak ia basahi. Pangkal sampai ujung, lalu kembali ke pangkal, dan ke buah zakarku. Dia pun tak ragu menghisap kedua kantung penisku, asyik seperti anak kecil menikmati es krim yang tidak habis-habis.

tumblr_omq8n8qNuq1tduf00o1_1280.gif
Tak mau terbawa aliran serangan itu, ku pegang kepala Tania dengan tangan kananku, lalu kugerakkan pinggulku maju mundur, membuat penisku keluar-masuk menyodok mulut Tania. Sedemikian rupa kuatur tempo goyangan, agar Tania juga merasakan kenikmatan. Dari sekian jenis gaya, kupelajari gaya yang keras adalah favorit Tania, gestur tubuh dan suaranya menjadi lebih erotis saat kusodok mulutnya dengan keras, meski sesaat ia jadi tersedak sampai luber liur yang tidak tertampung karena ada tambahan volume penis yang masuk ke mulut. Kutambah serangan dengan tangan kiriku bergantian memainkan putingnya atu sekedar meremas dan memutar kantung susunya.

“glpprgrgh… hhahh.. slrpgrgprp.. hohhh” suara Tania terengah-engah menghadapi sundulan kepala penisku. Dia berusaha meladeni dengan menyedot sesuai irama, atau memainkan lidahnya saat penisku bergerak masuk.

Kurasakan sensasi geli di penisku, seperti keran menyala yang ditahan, akhirnya akan menyembur juga. Aku akan orgasme.

“Ahh.. aku mau keluar sayang. Aku keluarin di mulut kamu ya” kataku

“iyppp pshyang.. akhhphup jugdrt mau klughargh” jawab Tania tanpa berhenti mengoral penisku.

Kecepatan kunaikkan. Sedotan Tania terasa semakin keras dan rapat. Remasan di dadanya juga seirama naiknya tempo. Semakin sulit aku menahan laju kenikmatan yang sudah sangat di ujung penis. Dan aku pun melepaskan benih-benih cinta itu. Menyemprot deras cairan putih yang melepaskan seluruh tenaga di tubuhku. Di saat itulah aku tidak bisa berpikir apaun, cuma perasaan nyaman yang ada, tubuhku ringan melebihi kapas yang tersapu angin, keperkasaan tulang dan otot tak kuasa menahanku tetap di bumi.

Tania merasakan orgasme yang sangat hebat. Sperma yang memenuhi mulutnya menyembur ke semua sudut tersembunyi. Lidahnya bergerak-gerak seolah ingin menyelamatkan diri agar tidak tenggelam di lautan seputih susu itu. Vaginanya bergetar sangat hebat, menjalar ke setiap jengkal tubuhnya. Seketika getaran itu sampai ke ujung kepala, Tania menyatu dengan alam. Matanya terbuka namun tidak sadar apa yang ia lihat, meskipun andaikata ia tidak sedang memakai sleep mask. Mulutnya berteriak, tapi telinganya tidak mendengar apapun kecuali suara darah yang mengalir cepat ke semua jaringan tubuhnya. Jantungnya berdegup sangat cepat, menderu kegirangan menyambut anugerah alam. Cairan kewanitaan memancar deras dari vaginanya, melepaskan birahi yang mencengkeramnya selama ini. Tak kuasa menahan semua sensasi itu, tubuh Tania menggelinjang hebat, dan ia pun rebah ke telentang.

“ohhh… aaaaa..hhh…”

“hahh… hahh… hahhh”

Tania berusaha mengatur nafasnya sambil meresapi sisa-sisa orgasme terbang dari tubuhnya. Sperma yang memenuhi mulutnya, luber ke luar mengotori seragam PDU. Sebagian sperma lainnya yang masih di dalam mulut ia telan dan nikmati.

“Enak sayang?” Bisikku ke telinganya.

“hahhh… hahh…” Tania hanya menjawab dengan anggukan dan deru nafas tersengal.

“OOoooohhh” Pinggulnya bergetar hebat tak beraturan saat kusapu vaginanya dengan tanganku. Kalau di saat biasa saja Tania sudah sensitif, maka sekarang Tania 10x lebih sensitif. Rangsangan sekecil apapun akan membuat tubuhnya menggelinjang.

Melihat reaksi itu membuat penisku kembali bergairah, perlahan ia kembali ke wujud perkasanya, mengacung berani. Kuambil kondom dan segera kusarungkan dari kepala, batang, sampai ke pangkal penisku. Lalu rentangkan kaki Tania, kutarik tubuhnya, dan kutempelkan kepala penisku ke lubang vaginanya. Kugesekkan batang penisku ke klitorisnya yang sudah mulai mengering.

“uuhh… mmhhh.. nggghhh… kak.. aku baru aja keluar”

“Jadi kamu mau aku berenti?” tanyaku menggodanya

“ahh.. jaangan kak… mmmhhjangan berenti…”

“masukin aja.. kak.. kontol kamu… ke memek akuh… ahhh” pinta Tania memelas. Vaginanya kembali licin mengeluarkan pelumas alaminya.

“please..”

Kali ini kupenuhi permintaan Tania tanpa ragu. Kudorong masuk penisku setelah yakin sudah berada di lubang yang tepat. Vaginanya yang sudah dilumasi dengan sempurna membuatku tidak bersusah payah menembus dinding yang masih rapat itu.

872_1000.gif

“Ahhhhhh”

Tania mengerang, merasakan sensasi perih di vaginanya saat penisku dengan gagah merobek selaput daranya. Tapi ia tenang, karena perlakuan kekasihnya sangat lembut, membuat vaginanya segera merasa nyaman. Rasa perih itu perlahan berubah menjadi kenikmatan yang baru, benar-benar sesuatu yang belum pernah Tania rasakan seumur hidupnya. Ia rasakan otot-otot vaginanya mencengkeram benda yang keras, tapi juga lembut itu. Semakin ia mencengkeram, semakin ia rasakan kenikmatan itu. Dorongan demi dorongan membuat penis itu keluar-masuk liang kawinnya, dan semakin deras lubrikasi alami diproduksi. Tidak jarang cairan itu muncrat akibat tabrakan kedua organ intim itu cukup keras.

“ah ah ah ah ah…” Tania tak kuasa menahan suaranya terus keluar, seirama dengan genjotan seksual yang kulakukan.

Gaya missionary ini membuatku bisa melihat dengan jelas ekspresi Tania saat menikmati seranganku. Genjotanku membuat tubuh Tania bergetar. Kulihat kedua payudaranya bergerak liar naik turun. Seragam PDUnya tersingkap kusut akibat gerakan Tania yang sudah tidak karuan sejak awal percumbuan kami. Bukan Cuma PDUnya, sleep masknya juga sudah lebih turun ke arah hidungnya, tapi ikatan di tangannya masih cukup kencang menyatukan kedua tangannya yang tergeletak di atas kepalanya. Mulut Tania terbuka setiap kali penetrasi penisku mencapai pangkal rahimnya. Jeritan-jeritan erotis diberikan Tania, sebagai hadiah atas usahaku memanjakannya.

Kurebahkan tubuhku meniban tubuh Tania. Kuciumi bibirnya tanpa mengurangi kualitas genjotanku. Ini rupanya yang disebut surga dunia. Kami berdua sudah satu tubuh. Kulit bertemu kulit. Nafas bertemu nafas. Lidah saling mengunci. Keringat satu aliran. Bahkan degup jantung kami pun menyatu. Dapat kurasakan dengan jelas debar jantung Tania saat tubuh kami menyatu.

“uuuh… terus kak.. ooohh my god.. harder kak..”

“masukin semua kontol kamu kak.. ahh…”

“kamu suka banget aku entotin ya Tania?”

“iya aah kak.. aku suka banget.. nikmat banget.. genjotan kamu ahhhh kakkk.. teruusshhaahh”

Kuteruskan penetrasiku ke vagina Tania. Tempo yang kumainkan membuat Tania tenggelam dalam lautan nafsu. Tak lama setelah itu kurasakan cengkeraman vaginanya menguat dan tubuhnya bergelinjang tak karuan.

“oooooooohhhhhh… oooo.. hhhhhhh”

Tania menikmati orgasme keduanya. Jeritan kenikmatannya panjang. Genggaman dinding vaginanya hampir membuatku ikut memuncratkan sperma. Tapi aku masih bisa mengendalikan diri. Bokong Tania mengangkat tinggi, membuat tubuhnya melengkung bagai sebuah jembatan. Cukup lama ia berada di posisi itu. Kurasa disitulah puncak orgasme mengambil alih tubuhnya.

Setelah tenang, tubuhnya kembali rebah di tempat tidur. Kemudian kucabut penisku yang masih menancap. Cairan bening-lengket ikut keluar dari vagina Tania.

“ahhhh…”

Kuajak Tania berdiri, lalu kutuntun dia ke arah sofa yang terletak di samping kaca jendela. Dalam posisi berdiri, kulepaskan ikatan tangannya, lalu kutanggalkan juga seragam PDUnya. Perlahan kubuka juga sleep mask yang sedari tadi menutup kedua matanya. Kembali menerima dua dari lima panca-inderanya, Tania menatapku penuh nafsu. Serta merta ia mendorongku sampai terduduk di sofa.

“daritadi kamu udah nyerang aku kak…” katanya sambil duduk di atas pangkuanku.

“Sekarang giliran aku..”

Dengan agresif Tania menyerang bibirku. Ia lumat bibirku tanpa ampun. Lidahnya bergerilya menyusuri tiap rongga mulutku. Kiri, kanan, atas, bawah, tak ada yang luput dari sapuan lidahnya. Bahkan lidahku juga jadi bulan-bulanan. Ia ikat lidahku lalu dibolak balik layaknya mainan kesukaan. Sungguh nikmat permainan Tania ini. Sejauh ini ciuman Tania menjadi yang terbaik dari semua bibir wanita yang pernah kucumbu.

“ahhh.. gimana seranganku kak? Enak kan?”

Tania melanjutkan serangannya ke arah leherku. Masih dengan lidah dan bibirnya, ia berpetualang di tiap lekuk leherku, sementara tangannya nakal menggerayangi dadaku yang kekar. Sesekali ia tarik kulit leherku dengan sedotan bibirnya. Ia buat bekas merah di leherku. Dadaku menjadi target penjelajahan berikutnya. Benar-benar asyik Tania menjelajah, tidak disia-siakan momen ini ia gunakan untuk menyentuh dan menikmati tipe tubuh kekar yang ia sukai.

“ahhhh” Desahan aku dan Tania keluar bersamaan karena penisku dimasukkan ke dalam vaginanya. Dapat kurasakan vaginanya sudah kembali licin terlubrikasi cairan nafsunya.

Tania mulai menggoyangkan tubuhnya naik turun. Tangannya ia rangkulkan di leherku, lalu ia arahkan dadanya yang bergoyang sexy ke mulutku. Kusambut kedua gundukan itu dengan mulut terbuka. Putting kanan Tania menjadi korban pertama. Di dalam mulutku, kuhisap puting itu, lalu kubelai aerolanya dengan lidahku. Sengaja kukeluarkan liur lebih banyak agar payudaranya basah kuyup di dalam mulutku. Setelah basah itulah kuserang putingnya dengan lidahku. Satu lagi teknik yang belum pernah dirasakan Tania. Ia benar-benar menikmati permainanku di dadanya. Bergantian payudara kanan dan kirinya kuberi jatah kenikmatan itu. Kenikmatan itu dijawab Tania dengan menggoyangkan pinggulnya lebih kuat dan cepat.
997_1000.gif

“hohhhh… kak… isepan kamu enak banget sih… kamu ahhh belajar darimana.. oooohhh!”

Puas dengan hisapan di dadanya, Tania kini membalik badannya. Punggung yang basah berkeringat menjadi pemandanganku sekarang. Di ujung bawah ada sepasang bongkahan bokong yang bulat menantang. Terlihat bokong itu kenyal, seolah meminta diremas oleh kedua tanganku.

Bokong itu mulai bergerak naik turun…

“mmmhh… hahhh.. hah hahhhh. Ohh.. uhhhh.. “ jeritan Tania kembali memenuhi ruangan.

Genjotan Tania membuat suara cipratan air saat kemaluan kami beradu. Liang senggamanya terasa semakin ketat saat ini. Tiba-tiba Tania menggoyangkan pinggulnya memutar. Ohhh, putaran itu membuat penisku seperti dipelintir. Nikmat sekali rasanya. Goyangan itu terasa menggairahkan, temponya yang sedang dan hentakan-hentakan di tiap putarannya membuat suasana semakin sensual. Terbawa kenikmatan, kugenggam bongkahan bokong Tania, lalu aku ikut memutar-mutar bokong itu. Kuminta Tania menekan dan menggenjot dengan lebih keras. Dan itu berhasil. Kenikmatan itu kini bertambah. Vagina Tania terasa berdenyut-denyut hangat.

tumblr_od7sz6WO1s1vnyt2qo1_500.gif

“ah ah ahh.. kakkk.. sayangg.. ohhh”

“enak banget!!… kontol kamu dalem banget masuk ke memek aku… awwhhh”

Goyangan Tania membuat sensasi geli di kepala penisku. Kupercepat goyangan pinggul Tania, sehingga Tania menjerit keras.

“ooohh Tania… aku mau keluar”

“ah ah ah… iya sayang… ahhku juga.. oooohh.. ohh! Oh! Oh!”

Akhirnya kumuncratkan spermaku memenuhi kondom yang masih berada di dalam vagina Tania yang meremas penisku sangat kencang. Kami orgasme bersamaan.

Selesai menikmati langit ke tujuh, Tania jatuh ke pelukanku. Dadanya naik turun agar nafasnya bisa teratur. Kucabut penisku dari vaginanya, lalu kurebahkan Tania ke sampingku. Tubuhnya masih lemah dan sensitif. Sisa sisa orgasme masih hinggap disana. Sejenak kubiarkan ia beristirahat, sambil kulepas kondom, kuikat, lalu kubang ke tempat sampah.

Kusodorkan penisku ke mulut Tania. Dengan cermat Tania membersihkan penisku dari sisa-sisa sperma. Lidahnya menyapu dan menyerok tiap bulir sperma ke mulutnya. Tak ragu ia juga mengulum penisku sebagai gerakan penutup.

Setelah bersih, kusarungkan kondom yang baru ke pedangku.

Kugendong tania dari atas sofa. Kuarahkann langkahku menuju ke jendela kaca besar. Kuturunkan Tania, kuarahkan tubuhnya menghadap kaca itu. Kubuka tirai yang daritadi menutupi, dan terlihat lah pemandangan jalanan Depok yang sudah semakin sepi, hanya sesekali terlihat lampu kendaraan melintas.

Kudorong punggung Tania sehingga dada dan wajahnya maju menempel ke jendela, sementara pantatnya ku tarik dan kutempelkan penisku ke vaginanya.

44df101343920800.png

“Ahh!” Desahan Tania dilakukan saat wajahnya menempel ke kaca. Uap air mengembun dari desah nafasnya itu.

“kak.. jangan disinih.. mmhhh…”

“kenapa?” tanyaku sambil menciumi dan membelai punggungnya.

“hahhh… hahh… nanti ada yang liat kak… ahhh” jawabnya sambil membuat lebih banyak embun nafas di jendela.

“gapapa.. udah jadi rejeki mereka yang liat. Dan tubuh kamu itu punya aku, jadi aku bebas ngapain aja tubuhmu”

Kutembuskan kembali penisku. Kali ini doggy style menjadi senjataku melumpuhkan tubuh Tania. Dapat kulihat pantulan wajah dan dadanya di kaca jendela. Telapak tangan Tania menempel di kaca, menahan agar tubuhnya tetap seimbang saat digenjot keras.

“oh ahh ah ah.. uhhh..iyahhh.. hahh” Tania melenguh. Semakin banyak nafas yang ia buang ke kaca jendela. Di dalam pikirannya Tania merasa sangat terangsang melihat pantulan wajahnya. Terlihat sangat terangsang dan binal. Semakin ia lihat wajahnya, semakin keras jeritan yang ia keluarkan, seolah berhasil mencumbui kembaran dirinya sendiri.

Kuvariasikan gaya ini dengan sesekali mengangkat salah satu kaki Tania, sehingga tubuh Tania miring ke kanan, memamerkan dadanya yang bergelantungan liar, sementara wajah dan tangannya tetap menempel di kaca. Ada juga variasi lain dimana tarik kedua tangan Tania ke belakang, lalu kugenjot cepat vaginanya, membuat suara becek yang keras, atau sekedar kuciumi punggungnya yang berkeringat atau kutarik wajahnya agar bisa kunikmati bibirnya yang tebal merona, tetap tanpa mengurangi irama penetrasiku ke pusat birahinya.

tumblr_nxgzd9yDNv1rwaupfo1_r1_1280.gif

120_1000.gif

Semua variasi gerakan itu sukses mengobrak abrik nafas Tania. Ia pun meracau parah.

“eeehh.. mmmhh.. ngghh ah ah ah.. kak.. ah enn.ahhkk.”

“my goshh.. hahh.. ahh.. entotin aku kak… ah”

“terus.. oh yeah.. ah ah… lebih kenceng kak.. ahhh.. aku suka”

“kak.. ahh.. oh.. kontol kamu. Ohh enak banget.. ahh kontol.. ahhhhh”

Lima belas menit kucumbu tubuhnya, Tania pun menjerit melepaskan ledakan orgasmenya. Kurasakan cairan-cairan kewanitaannya muncrat membasahi lantai. Ohh inikah yang namanya squirt? Tania pun jatuh ke lantai. Lemah, bagaikan tubuh tanpa tulang.

Kuciumi Tania di lantai. Ia membalas sekenanya, karena masih lemah setelah orgasme 3 kali.

“udah nyerah kamu?”

“ahhh… mmmhhh” tania tak sanggup menjawab dengan kata.

“bangun.. malam masih panjang. Bakal aku buat malam ini nggak akan kamu lupain seumur hidup kamu”

Sepanjang malam itu pun kuhabiskan menggarap tubuh Tania dengan puluhan gaya. Tiap sudut ruangan sudah dijadikan medan pertempuran: kasur, sofa, di bawah shower, berendam di bathtub, di atas meja rias, sampai di pintu kamar sambil mengintip ke lorong sudah menjadi saksi bisu percumbuan kami. Kurasa juga sudah tidak ada bagian tubuhnya yang belum kujamah: bibirnya kunikmati dengan hampir semua gaya, dari berbaring di tempat tidur, menempel di tembok, sampai ciuman terbalik di atas sofa; vaginanya juga sudah terlatih mengenali penisku dari segala sisi, doggy style, missonary, 69, sampai gaya setengah terbalik sudah dilakukan.

816_1000.gif

tumblr_nnukkuq5FQ1revz5to1_500.gif


Entahlah berapa kali Tania mencapai orgasmenya malam itu. Spermaku sudah membasahi banyak bagian tubuhnya. Mulut. Wajah. Dada. Perut. Sampai pahanya menjadi sasaran ejakulasiku. Tania sudah sepenuhnya menjadi wanitaku. Aku sudah mengubahnya dari seorang paskibra nakal menjadi Paskibra pecandu seks. Cuma penisku hal yang akan diingat dan diinginkan tubuhnya. Malam itu kami terus bercumbu dan bercumbu. Tania terus memanggil-manggil penisku agar dihentakkan ke dalam vaginanya dan memberinya orgasme ke sekian. Demikianlah terus kami bercinta, sampaig pagi menjelang….

BERSAMBUNG KAH???

367_1000.gif
Gilaaaaa


Keren cerita ya



Penasaran posisi sikap tobat kl di ranjang kumaha🦅🦅💦💦
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd