Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Sweet Potatos (Real Story)

"Kita tetep berteman kok"

Akhirnya tiba juga bulan Ramadhan di tahun ini. Seperti tahun tahun sebelumnya, selama bulan puasa ane berangkat ke kantor lebih awal, yaitu setelah mandi, sholat Subuh dan membaca ayat suci.

Jam 6 kurang sedikit ane biasanya sudah tiba di kantor, setelah melakukan presensi, ane tidur sejenak kurang lebih sampai jam 7.30. Kemudian naik ke ruangan, nonton vidio atau youtube, ngantuk terus tidur lagi 🤣🤣.

Biasanya sebelum puasa, kerjaan sengaja ane kebut supaya saat puasa ane bisa bener bener fokus...tidur 😎. Godaan terberat saat puasa, yaitu rasa kantuk tak tertahankan dan tidak bisa ngudud.

Aktivitas ane bersama Mrs. L pun turut berubah mengikuti sikon, tidak ada lagi aktivitas sarapan atau ngopi bareng di pagi hari, makan siang dan tentunya kiss 🥲.

Namun, ibarat pepatah tiada rotan akar pun jadi, kami mengakalinya dengan hangout bareng untuk sekedar berkeliling dengan mobil dan singgah di parkiran mall, selepas dzuhur kira kira selama 1 jam.

Biar bagaimana, Mrs. L tetap membutuhkan pelukan ane, walau ane kentang ga bisa kiss dan grepe grepe 🥲.

Dan ternyata kondisi ini sedikit banyak akhirnya turut berpengaruh terhadap hubungan kami. Berkurangnya intensitas dan keintiman kami, Mrs. L yang mulai possesif, bertambah baper, di sisi lain feel ane ke doi malah mulai berkurang, entah karena mulai merasa jenuh atau bosan. Mungkin juga ane merasa kurang greget dan tidak tertantang lagi, sehingga rasa kangen dan penasaran hampir tidak ada lagi. Gimana ga jenuh, semuanya berlangsung sangat masif dan hari hari kita selalu ketemu, seruangan pulakkkk 😂😂.

Apa yang dikhawatirkan Mrs. L kemarin sebelum puasa, sedikit banyak mulai terbukti. Beberapa kali Mrs. L merasa seperti ane cuekin, misal chat sehabis subuh di kala weekend, kadang ane sengaja menarik diri dari obrolan yang kemungkinan bakal panjang, dan ane lebih memilih untuk menonton film di aplikasi vidio. Dan saat Mrs. L menghubungi kembali beberapa jam kemudian, ane memilih untuk tidur. Sebenarnya sih masih wajar wajar saja buat ane, namun tidak tentunya buat Mrs. L yang mulai ketergantungan sama ane alih alih sama suaminya.

Ada satu momen kebetulan kami hendak melakukan buka puasa bersama teman kami masing masing di hari yang sama namun berbeda tempat, kebetulan suami Mrs. L tidak ikut, walau sebenarnya circle pertemanan Mrs. L juga merupakan teman teman suaminya. Setelah acara beres, ane pun bergegas menjemput Mrs. L untuk pulang bersama, walau sempat was was juga karena salah satu teman Mrs. L sebut saja bro S yang juga ane kenal baik, turut hadir. Namun untungnya, bro S tidak mengenali mobil ane, dan juga karena saat itu malam hari, sehingga pandangan ke dalam mobil ane tidak begitu jelas. Kebetulan saat ane tiba di lokasi, mereka sedang berkumpul di parkiran, menunggu taksi online atau jemputan. Mrs. L saat itu menyadari kedatangan ane, namun bersikap seolah olah tidak tahu.

Ane yang paham dengan sikon tersebut, sampai akhirnya memarkirkan mobil 10 meter dari tempat mereka berkumpul, kemudian menelpon Mrs. L. Doi pun langsung segera pamitan kepada teman temannya lantas buru buru menuju mobil ane, walau ane yakin teman temannya pasti akan heran karena yang menjemput bukan suaminya, tapi juga bukan taksi online.

Saat itu sudah jam 8an malam, jalanan ibukota masih lumayan macet. Dalam perjalanan kami ngobrol seperti biasa sambil berpegangan tangan, hingga akhirnya di tengah perjalanan, ane menepi di pinggir tol yang memang biasanya sepi. Ane lepas sabuk pengaman, lalu membuat gestur menawarkan pelukan kepada doi. Doi yang setengah kaget, akhirnya paham maksud ane lalu kemudian menyambut pelukan ane tersebut. Kami pun berpelukan selama beberapa saat, lalu kemudian berciuman. Ane lumat bibir doi dengan sedikit ganas, guna melampiaskan hasrat yang selama beberapa minggu ini tertahan. Lidah kami saling berpagutan dan bertukar liur. Payudara doi pun tak luput dari terkaman liar tangan ane, walau cuma sebentar dari luar kemeja yang doi kenakan. Dan pada akhirnya, ternyata itu merupakan momen intim terakhir ane bersama doi.

Tak terasa puasa sudah berjalan sekitar 3 minggu, Lebaran sudah di depan mata. Bu Kapolda dan anak anak sudah pulang kampung duluan supaya dapat berjumpa sanak keluarganya lebih lama. Tinggallah ane sendirian di rumah, tiada teman berbuka dan sahur serta mesti menyiapkan bahan untuk berbuka serta sahur. Mrs. L rupanya paham dengan kondisi ane, doi sempat mengirimkan batagor dalam kemasan frozen via gosend dan juga mengirim makanan via gofood.

Yang bikin ane khawatir saat itu, yakni saat abang ojolnya tiba di depan rumah ane, dan memastikan kebenaran alamat pesanan.

"Ini benar rumahnya Ibu L?" Tanya abang ojol saat ane hendak menghampirinya di depan rumah.

"Iya mas" jawab ane sambil memastikan tetangga sekitar ane tidak mendengar perkataan abang ojol tersebut.

Setelah mengambil pesanan tersebut, ane lalu masuk lalu mengabari Mrs. L kalau kirimannya telah sampai dan tak lupa mengucapkan terimakasih.

Kurang dari seminggu jelang Lebaran, akhirnya saat untuk mudik buat ane pun tiba. Saat itu, ane rencananya izin ngantor setengah hari, dan berangkat menuju bandara dari kantor.

Sehari sebelumnya ane sempat menawarkan Mrs. L untuk ikut mengantar ane ke bandara. Doi menyanggupi dengan syarat sikonnya memungkinkan.

Rabu siang, empat hari sebelum Lebaran ane pun bersiap untuk menuju bandara. Ane kemudian turun ke depan halaman kantor untuk menyetop taksi biru, kemudian ane pandu menuju parkiran basement untuk mengambil koper dari mobil yang sengaja ane titip parkir di kantor.

Mrs. L pun menunggu di halaman depan, kemudian menyusul masuk ke dalam taksi. Kami berdua lalu duduk di belakang, menikmati perjalanan ke bandara sekitar 40 menit lamanya sambil berpegangan tangan. Sesekali ane rangkul tubuh doi, namun tentunya dengan sedikit waspada terhadap pengamatan driver dari kaca spionnya.

Tampak raut kesedihan di wajah Mrs. L selama perjalanan, karena bakal lama tidak berjumpa ane, sekitar 3 minggu lah kurang lebih tepatnya. Kalau ane sih justru merasa biasa aja, momen tidak berjumpa ini bisa ane gunakan buat mengatur tempo mengingat ane mulai merasa jenuh.

Ane sempat menanyakan Mrs. L terkait rencana doi untuk balik ke kantor setelah mengantar ane ke bandara, apa langsung balik dengan menggunakan taksi yang sedang kami naiki, atau turun sejenak kemudian bertukar taksi untuk menghindari kecurigaan supir taksi ini, ya walau bisa saja kami masa bodo namun sebisa mungkin kami menghindari pandangan negatif orang luar, terlebih supir taksi tersebut tau dimana kami bekerja, khawatir di viralin aja di sosmed dengan caption "sepasang karyawan xxx terlibat selingkuh..bla bla bla" 😂😂

Tak lama, kami pun tiba di terminal 3 bandara Soetta, Mrs. L turun dan ikut mengantar ane sampai ke depan pintu masuk. Sebelum berpisah, ane ajak Mrs. L berswafoto buat kenang2an, memberi pelukan kemudian ane sun pipi kanan dan kirinya. Bodo amat dah sama orang sekitar, palingan dikira suami yang lagi dianter sama istrinya..lagian kami sama sama mengenakan masker saat itu.

Ane pun mulai melangkahkan kaki menuju counter check in bandara, ane liat Mrs. L masih belum beranjak dari tempat kami berpisah tadi hingga saat ane benar benar telah memasukin ruangan bandara.

Tidak sampai satu jam, ane kabarin doi kalau sudah berada di ruang tunggu dan doi juga hampir tiba di kantor. Sempat terpikir untuk mampir ke counter pol*shirt, sebagaimana tahun lalu yang pernah ane ceritakan juga sebelumnya. Sepintas ane liat dari luar, mbak mbak toge yang jaga tempo hari sudah tidak ada disitu lagi, so ane skip dan melanjutkan berjalan kaki menuju gate 20an.

Sore hari, ane pun tiba di kampung halaman istri untuk berlebaran, sedangkan Mrs. L baru pulang ke kampung halamannya keesokan harinya beserta anak dan suaminya.

Disini benih benih percekcokan sesungguhnya dimulai, Mrs. L entah kenapa malah menjadi slow respon sekali, kadang bisa sampai beberapa jam baru membalas chat ane. Ane pun memang sengaja ikutan slow respon, dan membalas chat doi sebatas alakadarnya karena buat ane ini justru momentum yang pas buat mulai menjauh 😃😃.

Namun, justru malah Mrs. L yang ngomel dan kesel sampai bilang ane mulai berubah, datar dan dingin dan lama balesnya, btw doi ini memang termasuk peka sekali instingnya setiap ada perubahan sikap ane bahkan kalau ane ngilang lama karena memberi "nafkah jasmani" kepada bu kapolda.

Ane coba meredam suasana dengan mengatakan biasa aja dan ga ada apa2, namun doi tentunya tidak semudah itu untuk percaya.

Ditambah lagi selama momen lebaran, ane posting foto bersama bu kapolda di sosmed seperti biasanya, yang tentu saja membuat doi bertambah kesal.

Tak terasa libur lebaran hampir usai, beberapa hari menjelang kepulangan ane ke Jakarta, doi terus saja mengejar soal perubahan sikap ane. Dan akhirnya ane coba sampaikan kondisi sebenarnya, bahwa sebulan terakhir ane merasa feel ane berkurang kepada doi, sensasi mengejar dan rasa penasaran ke doi pun lenyap begitu saja. Ane tidak menyalahkan doi, tapi memang kondisinya yang membuat semua terasa masif, yang bikin ane merasa jenuh dan bosan.

Doi hanya membaca chat ane tersebut, dan tidak membalas hingga beberapa hari berikutnya. Ane pikir doi sudah mengerti dan dengan sendirinya mulai menjauh dari ane.

Selasa 2 Mei 2023 yaitu Hari pertama masuk kantor setelah libur panjang Lebaran. Di pagi hari saat ane dalam perjalanan menuju kantor, jalanan di tol mulai ramai seperti biasanya, terutama antrian di gerbang tol. Saat mobil ane sedang merayap menunggu giliran ngetap kartu, ane liat penampakan mobil yang tidak asing buat ane sedang terparkir beberapa meter sebelum pintu GTO. Kebetulan ane melintas di sebelahnya dan ane pastikan mobil tersebut mobil doi. Ane liat suaminya sedang turun mengecek kap mesin mobil, dan sepintas ane liat Mrs. L masih duduk di kursi depan.

Ane dilanda rasa bimbang saat itu, antara ingin berhenti menghampiri atau lanjut terus pura pura tidak tahu menahu. Akhirnya setelah berhasil ngetap e money, ane meminggirkan mobil sejenak lalu menelpon Mrs. L. Namun setelah beberapa kali nada sambung tidak juga diangkat Mrs. L. Kemudian ane berinisiatif untuk menghubungi via chat.

"Mobil kamu kenapa, mogok?" Tanya ane

Tak lama kemudian akhirnya Mrs. L menjawab.

"Iya, masalah di radiatornya kayaknya..kemaren udah dibenerin, kambuh lagi" jawab Mrs. L

"Terus gimana? Mau bareng aku ga?" Tanya ane walaupun bimbang juga apakah pantas doi meninggalkan suaminya dalam kondisi tersebut.

"Ga usah, lanjut aja. Makasih ya" jawab doi

"Oke, aku duluan ya" jawab ane

Ane pun melanjutkan perjalanan menuju kantor. Dan benar saja, di tengah perjalananan volume kendaraan bertambah hingga menimbulkan kemacetan yang cukup lama walau tidak membuat ane terlambat sampai di kantor..

Ane pun tiba di kantor, kemudian naik melalui lobby depan sambil menenteng tas berisi oleh oleh buat teman teman di ruangan dan juga buat doi. Namun tanpa diduga, ane liat Mrs. L sudah sampai juga di kantor, hingga akhirnya kami bertemu di lorong serambi untuk menunggu lift menuju ruangan kerja kami. Ane berusaha stay cool dan menegur Mrs. L saat itu, seolah tidak terjadi apa apa, walau sedikit awkward tentunya.

"Mobil aman? Kok nyampenya ga lama dari aku?" Tanya ane

"Aman kok, nunggu dingin bentar terus ternyata bisa lanjut jalan lagi ga lama setelah kamu wa tadi" jawabnya

"Oh..syukurlah" jawab ane saat kami sudah berada di dalam lift

"Kemaren itu pak suami sudah sempat servis habis libur lebaran, tapi ga tau kok bocor lagi. Udah telpon orang bengkel sih buat benerin lagi" jawabnya sedikit detil.

Memang ada sedikit perubahan yang ane tangkap dari Mrs. L terutama gestur dan ekspresi wajahnya saat bertemu ane. Antara sedih dan terlihat menahan kesal kepada ane. Tapi ane berusaha tidak peduli akan hal tersebut. Dan akhirnya kami pun tiba di lantai yang kami tuju, Mrs. L keluar duluan dan ane memberi jeda supaya tidak terlihat datang bersamaan dengannya.

Sehari dua hari setelahnya tidak ada komunikasi antara kita berdua, ane pikir Mrs. L sedang berusaha menenangkan diri akan hal ini. Oke, ane tidak mau mengganggu doi dulu sementara waktu sembari berharap tidak ada drama di kemudian hari. Namun tak dinyana, keesokan harinya doi minta pulang bareng ane, karena suaminya kebetulan ada lemburan.

Degh, akhirnya momen ini datang juga bathin ane. Ya, momen ane bakal disidang dan diinterogasi tentunya oleh doi soal ini. Selama beberapa menit perjalanan pulang, kondisi masih berjalan normal, doi bercerita seputar pekerjaan, kondisi ruangan dan circle pertemanannya, dengan ceria dan rada heboh, namun ane tau persis bahwa keceriaannya hanyalah bersifat semu belaka untuk menutupi masalah yang biasa sedang dihadapinya. Ane tanggapi sebisa mungkin sejauh pemahaman ane.

Tak lama kemudian, suasana sempat hening sejenak. Dan momen itu dimanfaatkan dengan baik oleh Mrs. L untuk mengalihkan topik pembicaraan soal hubungan kami.

"Jadi kamu maunya sekarang gimana?" Tanya Mrs. L

Sebelum hal ini terjadi, sebenarnya ane sudah siap dengan jawaban atau pernyataan untuk mengakhiri hubungan ini, namun saat sikon ini nyata ane hadapi langsung, ternyata tidak semudah itu mengutarakannya, ada rasa kasihan dan tidak tega tentunya.

Ane belum berani straight menjawab pertanyaan doi, namun masih berputar putar dahulu membangun argumen, sebab musabab dan baru menyampaikan pendapat.

"Misal ini diterusin, dengan kondisi aku seperti ini (ilang feeling), kira2 kamu gpp? Aku ga tau apakah perasaan ini ke depan bakal bisa balik lagi atau masih seperti ini soalnya" jelas ane

"Aku pengen kejelasan, kalau memang mau udahan mending bilang aja" kata Mrs. L

Akhirnya dengan berat hati, ane harus berani tegas untuk memberi kejelasan hubungan ini.

"Kayaknya mending udah aja kali ya" jawab ane sedikit ragu

Doi hanya terdiam tidak berkata kata lagi. Doi pun meminta ane menepikan mobil sejenak di pinggir tol arah pulang di tempat biasa ane menepi sejenak untuk memberi pelukan.

"Aku boleh minta peluk ga?" Tanya doi

"Oke, boleh kok" jawab ane sambil melepaskan seatbelt.

Ane buka kedua tangan ane membuat gestur menyambut pelukan doi, dan doi pun menyambut pelukan ane dan kemudian doi menangis sesenggukan di pelukan ane. Ane elus elus punggung doi, sembari meminta maaf soal hal ini. Sekitar 2 menit doi menangis di pelukan ane, setelah doi merasa cukup, akhirnya doi melepaskan pelukan ane, sambil menyeka sisa sisa air mata di pipinya dan mengatur posisi duduknya kembali.

"Aku masih pengen ngobrol, kamu buru buru ga?" Tanya doi kemudian

"Owh oke, di tempat parkiran biasa aja kalau gitu ya" jawab ane

Ane pun bersiap mengemudikan mobil kembali. Sekitar 15 menit lagi normalnya kami sudah bisa tiba di rumah. Saat mobil berjalan beberapa kilo, doi bercerita kalau sekarang doi merokok namun masih curi curi waktu dan tempat.

Ane sedikit terhenyak, namun berusaha santai menanggapinya.

"Oya? Wah kapan2 bisa ngudud bareng donk sambil ngopi2 kita" jawab ane sambil becanda

Namun doi malah menunjukkan ekspresi sedikit kesal dengan tanggapan ane.

Tak lama kemudian, tiba tiba doi nyeletuk.

"Oohh..atau gimana kalau kita kurangin aja komunikasinya?" Kata doi menawarkan idenya

Lah..kirain dah kelar ini masalah, bathin ane dalam hati.

Kami pun tiba di parkiran tempat perbelanjaan tidak jauh dari rumah kami. Saat mobil sudah terparkir, Mrs. L tiba tiba mengambil alih keadaan, dan berusaha mengintervensi ane, ke depan mesti begini begitu, tidak boleh begini begitu, kalau enggak mau dia tonjok walau ane tau kalau itu sekedar candaan. Cuma ane kan jadi bingung, kenapa ane jadi mesti ikut maunya dia, namun ane hanya ketawa ketawa sambil mengiyakan saja maunya doi saat itu.

Kami pun akhirnya pulang ke rumah masing masing, namun untungnya malam itu tidak ada komunikasi via chat. Dan begitu pula keesokan harinya, ane tetap berusaha pasif tidak memulai komunikasi terlebih dahulu. Mrs. L paling sesekali WA receh namun tidak menyinggung hubungan kami.

Hingga akhirnya beberapa hari kemudian, Mrs. L mengabari saat jam istirahat kalau dia sedang melakukan perawatan di sebuah klinik dan doi meminta ane untuk menjemputnya sekalian ada yang ingin diomongin ke ane. Ane berusaha menolak dengan halus permintaan doi dengan alasan sedang tidak enak perut. Dan saat doi kembali ke kantor pun, doi keukeh ingin ngobrol langsung sama ane.

"Mau ngomong apa si? Kenapa ga lewat chat aja?" Tanya ane

"Ga mau, pokoknya aku mau ngomong langsung sebentar aja" pinta doi

"Ya udah ayo, di gedung sebelah aja ya (sebuah coffee shop)" jawab ane

"Di mobil aja deh" tawar doi

"Ya udah di mobil tapi di parkiran basement ya" tantang ane karena doi biasanya enggan kalau kami berdua di mobil di parkiran kantor.

"Oke, di parkiran mobil ya" jawab doi

Lah..ternyata ane salah mengira kali ini.

"Hmmm.*** jadi deh, di gedung sebelah aja" balas ane

"Lah..gimana si kok malah ga mau" kata doi

"Aku mau kok, tapi di gedung sebelah aja ya" terang ane

Sengaja ane minta di public space untuk menghindari drama tangisan, atau sentuhan yang menurut ane malah tidak menyelesaikan masalah.

Setelah berdebat panjang, akhirnya Mrs. L menyetujui untuk ngobrol di gedung sebelah. Doi pun mengabari bahwasanya dia sudah standby di lobby kantor. Ane pun segera turun menghampiri doi kemudian berjalan bersama menuju coffee shop di gedung sebelah.

"Jadi mau ngomong apa?" Tembak ane to the point

"Hmm..jadi gini.." doi sedikit salting ingin melanjutkan omongannya walau kali ini ane liat doi lebih relaks

"Boleh in english ga ngomongnya?" Tanya doi

"Bahasa indonesia aja ya daripada aku salah nyimpulinnya" tawar ane

"Yah..padahal aku dah nyiapin kata katanya dalam bahasa inggris..jadi grogi deh" kata doi

"Hahahhaa..emang mau ngomong apa sih?" Tanya ane lagi

"Jadi setelah kupikir pikir, hmmm..ya udah aku dah siap ngelepas kamu..dari awal aku dah bertekad, misal aku dah sampe kepikiran untuk loncat ke kamu, aku harus mengakhiri hubungan ini" jelas doi kurang lebih seperti itu yang ane ingat.

Walau ane sempat menyimpulkan kalau ternyata doi sempat ada niat buat "loncat pagar ke halaman ane", namun ane abaikan dan tidak menanyakan lebih lanjut yang penting hubungan ini bisa selesai dengan baik baik.

"Maafin aku ya..aku tetep masih ingin bisa berteman kok sama kamu. Misal kamu butuh pelukan, teman cerita, teman jalan atau butuh tumpangan, aku ga ada masalah kok" jelas ane

Dan sejak saat itu, hubungan kami resmi berakhir, tepatnya setelah menjalani hubungan ini kurang lebih 5 bulan beberapa hari.

Mrs. L terkadang masih suka menumpang saat pulang misal suaminya lembur, dan sesekali chat ane sebatas memberi info receh atau sharing tempat kuliner dan ngopi.

Namun, dia berusaha tutup rapat rapat cerita tentang keluarga dan rumah tangganya saat ini ke ane. Dan ane hargai itu.

Mrs. L the end
 
Bimabet
"Semarang ~ Surabaya"

Pertengahan bulan lalu kebetulan ane ada rencana ke undangan anak buah temannya teman kantor di Surabaya. Ane ga diundang sih benernya, cuma karena tau lokasinya di Surabaya, langsung aja putar otak gimana caranya supaya bisa mendapat izin bu Kapolda ikut ke Surabaya. Kebetulan temen ane phobia ketinggian alias ga demen naek pesawat.

So, dengan dalih menawarkan bantuan sebagai supir cadangan, ane pun dipersilahkan ikut dengan senang hati dan juga tentunya mendapat izin bu Kapolda, karena bu Kapolda tau ane hormat dan punya utang budi sama temen ane ini.

Rencana perjalanan pun disusun, kebetulan acaranya akan berlangsung di hari Sabtu siang, mau ga mau Jumat siang kita harus segera berangkat dari Jakarta, namun bermalam dahulu di Semarang untuk beristirahat sejenak.

Saat hari H keberangkatan, kebetulan ane ada kerjaan dikit di hari tersebut, so ane izin sama temen ane sebut saja Bang A, untuk menyusul ke Semarang dengan menggunakan Pesawat Jumat sore. Kebetulan Frans sohib ane yang sekarang bertugas di salah 1 kota di pulau sumatera juga rencananya ikut menyusul dan turun di Semarang.

Akhirnya jumat siang sekitar jam 3, Bang A mengabarkan kalau sudah jalan dan baru sampai bekasi karena lama menunggu sohibnya datang sebut saja Bang M. Estimasi sampai di Semarang sekitar jam 20.30 wib kata Bang A ke ane.

Sesuai schedule, Pesawat ane take off jam 15.30 dan landing sekitar jam 16.40 wib. Saat menunggu panggilan boarding, ane coba mengabari salah satu kenalan Tinder ane di Semarang, sebut saja Mrs. R kalau ane ada rencana ke Semarang sore itu. Kami kebetulan match saat ane sedang dinas di Semarang, namun belum pernah bertemu hanya saling follow IG setelahnya, so chat saat itu juga melalui DM IG. Mrs. R menanyakan ane nginep dimana dan menyuruh mampir ke tempatnya yang katanya hanya berjarak sekitar 10 menit saja dari hotel ane menginap. Obrolan pun ane skip, karena panggilan boarding sudah di announce oleh petugas maskapai.

Saat berjalan menuju pesawat, ane sempat foto pesawat hijau kuning yang hendak ane tumpangi, kemudian menguploadnya sebagai status WA.

Setelah turun pesawat sekitar jam 5 kurang, ane menanyakan posisi Franz, yang ternyata masih transit di bandara Soetta. Sesuai schedule pesawatnya baru take off jam 17.30.

"Lo nyampe Semarang jam berapa nyong?" Tanya ane via call

"Ini gw lagi siap siap boarding mungkin jam setengah tujuh lah nyampe. Rencana lo disana nanti gimana?" Tanya balik Franz ke ane

"Bang A tadi ngabarin jam 3an baru nyampe bekasi, kemungkinan nyampe jam 20.30. Tapi gw sangsi bakal on time si, paling jam 21.30. Bisalah kayaknya sepukul dua pukul dulu" kata ane

"Nah lo mau dimana rencananya?" Tanya Franz lagi

"Ya gw si bisa aja langsung ke hotel, janjian ketemuan sama kenalan gw di Tinder. Tapi kalo mau pijit, kan tempatnya deket bandara ya..hmm..ya udah gw tungguin lo aja dah" kata ane

"Yowes kalo gitu..gw boarding dulu yak" kata franz mengakhiri percakapan.

Ane lalu mencari coffee shop yang ada smoking areanya, memesan kopi lalu mencari tempat duduk. Sambil mulai membakar rokok, ane cek kembali isi DM IG dari Mrs. R, lalu Whatsapp ane. Tanpa disangka sangka, Mia teman ONS ane di Surabaya menanggapi status ane.

"Ga mampir Surabaya ta?" Chat Mia

"Besok ke Surabaya kok, mampir ke Hotel ya" balas ane

"Ya udah kabarin aja klo udah di Surabaya" kata Mia lagi.

Ane kemudian beralih fokus melanjutkan chat DM IG ke Mrs. R mengabarkan kalau ane sudah landing di Semarang, namun masih menunggu teman.

Tak lama, Mrs. R melakukan Video Call via IG, namun karena ane lagi membalas chat WA ke beberapa teman dan Bu Kapolda, ane skip sejenak kemudian ane Video Call balik Mrs. R yang ternyata sedang jalan jalan di Citraland Mall yang katanya ga jauh dari Bandara Ahmad Yani. Ane yang kurang paham lokasinya, cuma iya iya aja. Namun karena di Mall rada berisik, Mrs. R kadang tidak mendengar perkataan ane. Akhirnya ane akhiri Video Call dan lanjut percakapan via chat. Itu kali pertama ane melihat langsung Mrs. R walau via online, biasanya sebatas liat stories atau statusnya saja di IG. Mrs. R ini kalau tidak salah usianya sekitar 36 tahun, rada semok kalau liat di IGnya. Doi single mom setau ane, dan pekerjaannya wiraswasta berjualan di toko miliknya sendiri.

Mrs. R


"Hotel mevvah itu" balas Mrs. R mengomentari tempat ane bakal menginap.

"Berapa semalem?" Tanyanya lagi penasaran

"2 jutaan" jawab ane

"Ber4 patungan 😃🤭" Tebaknya karena sebelumnya ane sudah bercerita kalau ke semarang cuma untuk transit semalem dan keesokan harinya lanjut ke Surabaya naik mobil berempat.

"4 kamar donk 🤣" jawab ane

"Kirain 1 kamar ber4 😆😆😆" ledek Mrs. R

"Wkwkwwk mending oyo 4 kamar kalo gitu mah" jawab ane

Ane pun mencoba sedikit spik spik dengan mengajak doi untuk nemenin ane menginap di hotel, di percakapan selanjutnya via chat, kebetulan ane dipesenin kamar twin bed sama Franz.

"Ada dua (bed) tu, 1 nganggur. Mau nginep sini ga? 🤣" goda ane sambil mengiri

"2 jt semlm?🤣 Or separonyaa 🤓" tanya dia

Saat itu ane nangkep maksud kata katanya tersebut sebagai tarif yang dia patok buat nemenin ane selama semalem. Namun agak rancu, karena kebetulan rate semalam hotel yang ane tempati memang sekitar 2 jutaan.

Akhirnya setelah ngobrol ga jelas juntrungannya, Mrs. R agak sedikit ragu untuk ke hotel, entah karena ga enak bakal ketauan temen ane, juga karena belum pernah ketemu langsung sama ane.

"Ya udah meet up aja dulu" tawar ane

"Dimana?" Tanyanya

Ane pun juga tidak terlalu berharap dengan doi, cukup sebatas menjadikan Plan B saja misal malam nanti tidak ada acara bersama teman teman ane.

"Tp liat sikon jg yak takutnya lama pas keluar makan malamnya sama anak2. Ntar dikabarin" tutup ane

"Nah..oke" balasnya



Fokus ane kembali kepada Mia, ane coba Video Call via WA, dan tak lama Mia merespon panggilan ane. Saat itu sekitar jam 6 sore, seperti biasa Mia sedang bersiap siap merias diri dan menunggu giliran untuk ditata rambutnya entah apa istilahnya. Yup, dia masih berprofesi sebagai LC, walau sudah tidak tempat karaoke tempat ane berjumpa doi pertama kali.

Mia



Suasana di ruangan tersebut saat itu agak berisik, dipenuhi obrolan rekan seprofesinya yang sama sama sedang merias diri, sehingga beberapa kali ane mesti mengulang ulang perkataan, dan Mia menanggapi antara mengerti atau tidak. Namun pesan utama yang ingin ane sampaikan ke dia bisa diterima, yaitu rencana ane untuk ke Surabaya esok hari dan mengajak doi untuk bertemu. Doi mengiyakan dan meminta dikabari saat ane sudah di Surabaya. Mia masih tampak menarik seperti dulu, namun dengan rambut sedikit lebih pendek dibanding saat ane jumpa terakhir dengannya. Mungkin dibanding LC-LC lainnya yang pernah ane temui, Mia masih kalah menarik, tapi yang ane suka dari dia, doi tidak money oriented baik sebelum maupun sesudah bertemu ane. Ya walaupun pada akhirnya ane tetap membekali doi sekedar buat transport (bahasa ane ke doi) kurang lebih senilai 1 voucher platinum, supaya tidak dikira ane membayar doi karena menemani ane, karena doi bukan termasuk LC yang bisa di BO selama ane kenal doi.

Pembicaraan pun ane akhiri, saat itu sekitar jam 18.30, berarti tak lama lagi Franz landing. Ane pun menyempatkan sholat Maghrib Jamak Isya, supaya tidak punya utang sholat sesampainya di hotel.

Tak lama, Franz pun tiba dan menghampiri ane di Coffee shop yang ane infokan. Kami pun bergegas untuk sekedar meluruskan urat, yang lokasinya tidak jauh dari bandara, karena sudah jam 7an saat itu, sehingga kami punya waktu efektif sekitar 2 jam saja sebelum Bang A dan Bang M sampai.

Franz dengan sigap menghampiri taksi tidak resmi yang mangkal di bandara, dan mengimingi ongkos 50rb walau jaraknya tidak jauh, supaya tidak terjadi tawar menawar lagi atau terjadi penolakan.

10 menit kemudian kami sampai di GS, spa langganan Franz saat pernah bertugas di Semarang. Franz lalu menemui GRO kenalannya dan meminta rekom terapis buat kami berdua. Ane request yang dadanya besar dan pijitannya medium strong pokoknya. Setelah sekitar 15 menit menunggu, akhirnya kami pun dipersilahkan naik ke lantai 3 dimana 2 terapis yang kami pilih sesuai nomor punggungnya telah menanti di depan bilik kamar masing masing.

Dalam perjalanan menaiki anak tangga, Franz mengingatkan ane supaya HP ane standby, misal sewaktu waktu Bang A mengabari sudah sampai, kita mesti cabut sebelum durasi berakhir sekalipun. Ane iyain saja saat itu, walau pikir ane Bang A juga ngerti kali sama kegiatan kita.

Ane kebetulan mendapat Terapis dari Subang berumur 19 tahun. Yaelah dah jauh jauh ke Semarang dapetnya Subang lagi, padahal di Jaksel juga kebanyakan dari Subang, bathin ane. Maaf No Sara ya 🙏

Oya kalau ane ga salah, sesuai paket durasi massagenya sekitar 150 menit, dan SOP endingnya cuma HJ, mungkin bonus bisa buka baju terapis dan grepe grepe nenen tapi nambah DC tergantung spik spik (malah jadi FR 🤣🤣)

Neng Tera yang ane dapet ini masih muda belia, dan sopan banget setiap mau melakukan pijatan selalu minta izin. Sampai kadang ane capek untuk mengizinkan 🙃.

Sekitar 40 menit berlalu, dan masih sesi 1 alias tengkurep saat itu..

"Kringg..kringg..."

tiba tiba saja telpon di dalam kamar berdering..

Kok udah di telpon aja jam segini, apa terapisnya kelamaan mijitnya, pikir ane sembari menunggu neng tera mengangkat telpon.

"Mas..ada pesen dari temennya, disuruh baca WA" kata si neng tera ke ane

Ane lalu raih handphone ane yang kebetulan saat itu ane silent, pantes saja ane ga denger ada notif masuk.

"Gawat nyong, bang A dah nyampe...kudu cabut kita sekarang" begitu chat Franz ke ane saat itu

"Oke, bentar ya" balas ane santai

"Mbak, langsung lanjut sesi berikutnya aja ya" kata ane ke mbak tera

"Oh..oke mas, balik badan kalo gitu" kata neng tera

Ane pun perlahan membalikkan badan ke posisi telentang. Karena beberapa hari ini ane suka merasakan vertigo setiap mengangkat kepala dari posisi tidur atau berubah posisi secara tiba tiba.

Saat posisi ane sudah telentang, si neng tera masih juga melakukan pemijatan di area kaki.

"Mbak..udah langsung ke bagian akhir aja" pinta ane

"Lho mas..nanti aku dimarahin kalo selesai belum waktunya" kata si neng tera

"Gpp udah..aku buru buru juga soalnya" kata ane

"Oh gitu..ya udah klo gitu..mas nya mau di HJ?" Tanyanya

"Hmmm..sambil buka baju kamu boleh ga? Ntar kutambahin tipsnya deh" tawar ane

"Oh..ya udah kalo gitu mas" jawabnya walau di awal sedikit ragu, namun karena ane iming2in tips lebih akhirnya doi mau.

"Atas aja kan mas?" Tanyanya

"Iya atas aja kok" kata ane

Neng tera lalu mulai membuka kancing bajunya satu persatu, kemudian menaikkan BH nya sehingga kini payudara ranumnya mulai terekspos. Neng tera mulai melakukan HJ ke ane secara perlahan, sembari ane mulai melakukan grepe grepe payudaranya silih berganti.

Payudara sekelnya sekarang sudah berada di genggaman tangan ane, pas banget segenggaman tangan, putingnya masih kuncup alias sembunyi malu malu.

Sekitar 5 menit an kita saling merangsang alat vital masing masing..

"Aaahhhh...." desah ane saat hendak orgasme sambil meremas sedikit kencang tetek si neng tera..

dan akhirnya ane croottt juga di tangan si neng tera..

Neng tera lalu mulai membersihkan tumpahan sperma ane dengan menggunakan tisu.

Saat ane hendak bangun menuju kamar mandi, tiba tiba saja vertigo ane kambuh.

"Shiiitt...damn" bathin ane

Pelan pelan ane beranjak menuju kamar mandi untuk membilas badan dengan kondisi kepala kliyengan namun berangsur membaik.

Setelah berpakaian dan memberi tips sesuai yang ane janjikan ke neng tera, ane lalu bergegas turun menyusul Franz yang ternyata sudah menunggu ane sejak 15 menit yang lalu di resepsionis.

Kami pun langsung menaiki taksi online yang sudah dipesan oleh Franz menuju ke hotel di pusat kota Semarang.

Dalam perjalanan menuju hotel, ane merasa mual kombinasi pasca vertigo dengan masuk angin.

Berasa dejavu dengan kejadian tahun lalu, turun pesawat di Semarang, mampir GS, mual dalam perjalanan ke hotel, jackpot dan gagal ikut acara di malam harinya.

Sampai hotel sekitar jam 21.30 malam, ane langsung skip ajakan Franz ke salah satu tempat Karaoke disana, ane lalu bergegas untuk memesan makan di resto hotel, supaya masuk angin ini segera teratasi.

Ane coba chat Mrs. R malam itu, namun doi sudah mager alias bersiap tidur karena kecapekan berkeliling Mall sebagaimana alasannya

"Hollyshiiitttt..."

Entah kenapa ane selalu Zonk setiap di Semarang.

Bersambung..
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd