Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG seiring hasrat manusia lite ( the sugar dady )

man-x

Semprot Kecil
Daftar
12 Oct 2014
Post
51
Like diterima
1.220
Bimabet
seiring hasrat manusia lite

( the sugar dady )



Sebuah Rangkaian kata-kata fiksi yang terangkai tersusun rapi menjadi sebuah cerita tak nyata adanya. Tentang kisah ku selama diriku menetap di rumah om.

Dan bila dalam rangkaian kata, kalimat, tokoh waktu dan lokasi dalam cerita tak nyata ini, ada kemiripan ataupun kesamaan peristiwa. Percayalah itu hanyalah kebetulan fiksi semata.

………………..


Awal kisah,…….

Waktu itu aku datang kerumah om, bermaksud untuk tinggal dirumahnya selama aku berkuliah di kota yang terkenal akan banyaknya lembaga pendidikan yang didirikan di kota ini. Omku kira-kira berumur setengah abad, sudah bercerai dua tahun yang lalu karena suatu sebab yang aku sendiri juga tak mau tahu maupun menanyakan, anak - anaknya sudah sukses dan tinggal diluar kota bersama kelurganya masing-masing.


Sesampainya di rumah om aku langsung disambut dan dipersilakan masuk oleh om,


“apa kabar don...?” sapa omku dengan ramah sambil mengulurkan tangannya,

“baik om” sapaku tak kalah ramahnya, sembari menjabat tangannya.


lalu om ku mempersilakan duduk, akupun duduk dan om kembali membuka pembicaraan


“kabar bapak ibumu don...?” kata omku,

“baik om...” sahutku.


lalu aku mengutarakan maksud dan tujuanku datang kerumah om, dan om pun menyetujuinya. Dan akhirnya pun aku tinggal di rumahnya om.


Hari-hariku dikota ini berjalan seperti biasanya kuliah, pulang, main dan kuliah lagi terus begitu setiap harinya.


sampai akhirnya pada suatu hari datang seorang gadis cantik datang kerumah mengetuk pintu depan, Aku pun segera membuka pintu.


“pagi mas, apa benar ini rumahnya Pak Arman?” sapanya dengan sopan,

“bentar ya mbak……” sahutku segera.

Perlahan kupandangi gadis cantik tersebut dari atas sampai bawah, rambutnya yang panjang dibiarkan terurai berhias cepit rambut model kelinci playboy dibagian kanan. berkaos ketat dengan lengan pendek yang hanya menutupi bagian pundaknya saja, memperlihatkan lipatan ketiaknya yang putih sewarna dengan kulit lengannya. Bentuk tubuhnya pun indah dengan pinggang bohay bak gitar spanyol, jantungku sempat berdebar saat kulihat dadanya yang besar, kalau di lihat dari penampilannya sepertinya ia seorang mahasiswi.


“loh mas, kok bengong…?” serunya, mengagetkan ku.

“oh yah...Om Arman ya, sebentar mbak saya panggilkan” sahutku gelagapan.


Tak lama kemudian om Arman keluar dan mempersilakan Gadis tersebut untuk duduk


“oh ya Don kenalin ini Sinta, anak magang di perusahaan Om, dan kebetulan selain magang dia juga seorang mahasiswi yang sedang melakukan penelitian untuk tugas akhirnya?” kata om memeprkenalkan Sinta kepadaku.


aku pun cuma mengganguk, sambil sambil memperkenalkan diri dengan mata masih terfokus pada dua gumpalan besar di dada Sinta


“oh ya, dia juga sekampus lho sama kamu?”, seru om lagi.

“kamu semester berapa don, dan ambil jurusan apa”, sahut Sinta kemudian.

“oh baru semester satu kok mbak, jurusan tukang ngaduk semen sama ngoreng aspal”, jawabku sambil tersenyum.

“jangan panggil aku mbak dong, panggil aja Sinta, kan umur kita ngak beda jauh”.

“emang umur kamu berapa?” sahutku segera,

“masih 20an kok” sahutnya sambil tersenyum.

“wah kamu pasti pinter dong, masak diusia segitu kamu udah masuk semester akhir” sahutku bersemangat.

“ah ngak juga, Cuma kebetulan aja kok. dulu pas smp dan sma sempet dipaksa masuk kelas akselerasi sam bokap” jawabnya tampak semringah.

“ohhh..pantesan” kataku.

“kebetulan juga, dulu pas semester-semester awal aku sempat jadi sales produknya dari perusahaan om dan dari situlah aku dapat sedikit kemudahan untuk mengakses data-data dari perusahaan sehingga tugas dan mata kuliah dapat nilai baik dan tak ada yang harus mengulang” jelasnya lagi.



Hebat juga si Om Arman bisa kenal cewex secantik dan sepinter Sinta, seksi lagi gumanku dalam hati.


Kemudian Sinta dan Om mulai membahas hal-hal berbau bisnis dan perusahaan, akupun hanya duduk sambil mendegarkan pembicaraannya sambil sesekali melirik tubuh Sinta yang semakin membuat bagian bawah perutku mulai sedikit mengeras, terkadang lirikan mataku tertangkap olehnya dan ia pun hanya tersenyum, entah disengaja atau hanya sekedar ingin merapikan rambut yang panjang. Sinta beberapa kali menggangkat tangannya, memperlihatkan ketiaknya yang putih berhiaskan bintik-bintik hitam di lipatan ketiaknya., yang mungkin itu bekas bulu ketiaknya yang tercukur dan mulai akan tumbuh. dadanya yang besarpun membusung kedepan, pemandangan yang indah ini pun semakin membuatku gelisah. Sinta melemparkan senyuman manis, saat matanya menangkap mataku yang tengah menatap wajah cantik dan bodynya yang seksi. Aku pun segara mengubah pandangan mataku ke smartphoneku

Dua puluh menit berlalu, tiba-tiba notifikasi smartphone ku berbunyi dan ternyata ada pesan di group WA.


“Om, Sinta aku kekampus dulu ya, ada tugas yang harus dikerjakan bareng temen”, kataku segera sambil melangkah menuju kamarku dan bergeges menuju kampus.


“ya udah tapi, ntar langsung pulang ya jangan main mulu”, seru Om Arman, Sinta pun hanya tersenyum.

“ya om” sahutku.


tiga jam berlalu tugas kelompok udah kukerjakan bersama teman-teman dan akupun siap-siap untuk pulang dan smartphone ku berbunyi ternyata ada panggilan dari Om Arman,


“halo, Om” seruku

“uh...uh...anu don nanti sekalian beliin nasi padang ya sekalian buat sinta juga”, kata Om Arman dari samrtphone ku,


dari suaranya sepertinya Om Arman habis berlarian,


“Om suaranya kok terengah-engah gitu” sahutku kemudian,

“oh ngak papa kok don Om lagi kepanasan aja” jawabnya segera.


Tanpa pikir panjang akupun langsung menuju warung padang langanan Om Arman dan meluncur kembali ke rumah.

Sesampainya dirumah Om dan Sinta tak ada di ruang tamu.


“lah kemana Om dan Sinta kok sepi” gumanku dalam hati,


aku pun melangkah mendekati kamar Om, dan ternyata pintunya tak dikunci lansung aja aku masuk dan ternyata Om tidakada dikamarnya. Akhirnya kulangkahkan kakiku mendekati kamar tidur tamu dan begitu aku mendekat dan hendak meraih handle pintu. terdengarlah suara jeritan perempuan seperti kayak setengah menagis namun juga seperti sedang tertawa bahagia.


“uh...oh......Om...terus...Om...terus..!,”

“jangan berhenti Sinta mau sampai...ah...ah...ah” dan suara jeritan itu terlihat seperti suara Sinta. Dan terdengar begitu keras dan bergetar.


“ah...oh...ah..oh...Sinta..keluar….lagi…..ommm...Ahhh!” Jerit Sinta.


aku pun termenung sesaat.


“lah ngapain si Sinta Njerit-njerit kayak gitu” gumanku dalam hati.


selain suara Sinta yang menjerit terdengar pula suara lain yaitu suara ranjang yang tengah bergoyang “nyit......nyit....nyit….kick...kick..kick” selain kedua suara tersebut, terdengar pula suara lain yang aku tak tahu suara apa itu “...plok...plok..plok….plek...plek..plek”,.

dan suara jeritan Sinta pun peccah kemabali


“uh....ah...ihh....ahh...om....Sinta...mau...lagi....”


aku semakin heran, sebab diantar suara jeritan-jeritan itu, tiba-tiba terdengar suara jeritan Om Arman tak lama kemudian.


“ooooooh...Sinta...om...mau...keluar…sin!”, seru Om Arman dengan kerasnya.


disusul kemudian dengan teriakan Sinta lagi


“keluarinnya.....didalam....aja...om……uhhhhhhh...Sinta…keluar...om!.”raung Sinta menyusul.


untuk beberapa sesaat kemudian suara-suara jeritan itu tak terdengar lagi. Sampai akhirnya aku mendengar suara lirih Sinta dengan nafas terngah-engah.


”gimana Om...puas” terdegar suara Sinta kemudian.

“uh, puas banget aku Sin, kamu memang hebat”. Sahut Om Arman


Aku semakin penasaran dengan apa yang dilakukan Om Arman dan Sinta di kamar tamu, dan ketika aku hendak mengintip lewat lubang ventilasi diatas pitu kamar tiba-tiba terdengar suara Om Arman berkata.


“Doni nyampai rumah belum ya, gawat kalau sampai ketahuan!” seru Om arman,

“telpon aja Om si Doni, memangnya Om belum cerita soal kita” sahut Sinta kemudian,

“ya belumlah Sin, nunggu waktu yang pas agar semua jelas dan bisa diterima,” kata Om Arman menimpali.


“seharusnya kamu pacaran dengan orang seumuran Doni” kata Om Arman kemudian,

“tapi Sinta iklas dan seneng kok, aku ngelakuin ini karena aku sayang sama om” sahut Sinta.


Kuurungkan niatku mengintip mereka, dengan nasi padang tetap ditangan, kulangkahkan kakiku ke halaman melangkah menuju pintu gerbang depan. berpura-pura seolah-olah aku baru saja sampai, dan tak lama kemudian samarphoneku pun berbunyi.


“Halo Don, kamu dimana”, seru Om Arman dari Hpku

“dah nyampai rumah ini om ” jawabku,.

“Don kamu tunggu dulu di halaman, biar Om bukain pintunya” seru Om Arman Kembali.
 
Terakhir diubah:
kisah ini, sebenarnya pernah aku post di forum ini tapi sudah lama sekali dan di acount lain (dan aku pun sudah lupa). jadi ya aku upload ulang lagi tentu dengan beberapa pengeditan dan upgrade. sambil mencari ide untuk meneruskan misteri Sang ningrat mencari sang gadis penyembuh dan juga lanjutan kisah Si dea sang perawat cantik

Anggaplah cerita sebagai penyegaran, dari pada hanya menjadi sebuah draf mendingan aku up saja di forum ini

Terima Kasih
 
Terakhir diubah:
Kemudian om arman membuka pintu gebang, dan aku pun langsung masuk ke halaman memarkirkan speda motor sportku. dari apa yang kulihat pada gurat wajah Om Arman tampak terlihat seperti baru dikejar anjing, namun dari sorot matanya terlihat berbinar kebahagiaan.



“kok sepi om, sinta udah pulang yach?” kataku kemudian.

“belum kok, dia di kamar tamu” kata Om Arman dengan nafas sedikit tersengal,

”o yah don, sepertinya sinta nginep disini, soalnya diskusinya belum selesai” kata Om Arman lagi dambil mengatur nafas agar kembali teratur.



Aku pun manggut-manggut saja, sambil melangkah masuk ke ruang tamu mengikuti Om Arman. Tak lama kemudian pintu kamar tamu terbuka, Sinta pun keluar dari kamar tersebut. dengan balutan daster mini warna putih full transparan, berbelahan dada rendah, dengan tali kecil terkait dipundaknya, tanpa mengenakan Bra maupun celana dalam. Membuat belahan dan lekukan curvy payudaranya yang besar nampak begitu jelas terlihat. Aku benar-benar menikmatinya, dalam diam aku benar-benar menikmati setiap detail keindahan karya agung sang pencipta alam semesta. ditambah rambutnya yang masih setengah basah sehabis karmas, makin membuat batang kemaluanku mengeras.



“hai don…sampai malam gini baru pulang” sahut Sinta sambil tersenyum.

“eh..eh…iya…nich? tugas banyak banget ternyata” jawabku.



aku pun semakin belingsatan saat ia duduk disampingku. Bukan hanya tubuhnya yang indah beserta payudara montoknya saja yang membuatku belingsatan, aroma harum tubuhnya semakin membuatku bergetar,



“napa…..don…kok….gemeteran…gitu…!” kata Sinta.

“eh ngak papa kok” jawabku sambil merapatkan kedua pahaku.



sambil menyibakkan rambut yang setengah basah, lengannya pun kembali terangkat dan aku pun bisa melihat ketiaknya dari dekat, lipatan ketiaknya terlihat lucu dan mengemaskan. Rupanya titik hitam di ketiaknya yang tadi sore aku lihat kini sudah tidak ada lagi.

“eh ta, aku mandi dulu yach” jawabku tiba-tiba sambil berlalu.

“gila, tuch cewek seksi banget”,

“pantesan aja, Om Arman mau bersusah payah ngasih private lesson dirumah”, gumanku dalam hati.

“Seandainya saja aku dapat pacar kayak dia bisa-bisa tiap hari aku ngak pernah pake celana kali ya?, ngak pernah kuliah?, tiap hari kerjanya nidurin dia mulu…..hi..hi.hhi.?” gumanku dalam hati, berimajinasi sambil mengelus penisku yang tengah mengeras bagai batu.



selesai mandi aku pun ikut nimbrung di ruang tamu, Sinta pun masih dengan daster seksinya. mungkin ini udah menjadi style dan kebiasannya Sinta, selalu ngumbar dada dan ketiaknya kemana-mana. kemudian kami betiga makan nasi pdang yang aku beli tadi sambil ngobrol-ngobrol.

Sinta terlihat sangat santai, meski payudara bsarnya terlihat jelas didepan mataku, sinta sama sekali tak berusaha untuk sedikit menutup dadanya seperti halnya kebiasan perempuan pada umumnya saat menundukan badannya, dia dengan santai mengambil nasi dan lauk dengan menundukan badannya. bukannya menutupi dadanya yang terumbar dia malah tersenyum manis kepadaku. Setelah itu Om dan Sinta kembali serius membicarakan soal-soal bisnis.

Aku hanya duduk sambil memperhatikan gaya centilnya, dan sepertinya Sinta tahu kalu aku sedang memperhatikanya, dia pun sesekali melempar senyum saat mataku kepergok sedang memperhatikanya. Dia pun kembali memainkan gaya sexsinya mengangkat tangan membenahi rambut panjangnya, memperlihatkan ketiak mulusnya sambil membusungkan dadanya yang memang sudah besar dari sononya, ditambah saat dia mengangkat kaki kiri bertumpu pada kaki kananya. Sekelebat belahan bibir bawahnya yang ditumbuhi bulu-bulu halus terlihat begitu jelas. Pemandangan indah ini semakin membuatku benar-benar tak tahan, aku pun memutuskan untuk tidur saja.



“Om…., Sinta aku tidur dulu ya, ngantuk nich” ucap sambil pura-pura menguap.

“jam segini udah mau tidur aja kamu don” timpal Om Arman,

“iya…nich…padahal…setelah diskusi ini kelar, aku mo ngajak kamu nonton filem baru lho” seru Sinta,

“ooooh….besok aja…aku ngantuk banget” seruku sambil berlalu..

Akupun sepenuhnya tidak bisa tidur sebab wajah cantiknya, tubuh seksinya, payudara besarnya dan juga ketiak mulusnya Sinta terus berputar-putar didalam otaku. Ditambah dangan kejadian tadi siang di kamar tamu, semakin membuatku gelisah. Bayangan-bayanagn itu silih berganti menghiasi pikiranku. Aku pun mengengam penisku dan megerakannya naik-turun, dari ruang keluarga terdegar jelas suara-suara filem action. Akhirnya aku tertidur meski belum sampai klimaks.

Sekitar jam 11.30 aku terbangun, keadaan begitu hening suara filem action tak terdengar lagi. Kemudian aku keluar kamar menuju ruang keluarga, ruangan itu sepi, dan secara otomatis otaku pun berpikir.



“apa Om dan Sinta di kamar tamu lagi ya?”, gumanku.



kulangkahkan kaki menuju kamar tamu. Dari dalam kamar tidur tamu terlihat sepi dan hening. Sampai di depan pintu kamar tamu, kuambil kursi dan kuletakan di depan pintu, kemudian kunaiki kursi tersebut mendekati lubang ventilasi yang terletak diatas pintu, dari lubang ventilasi itu aku bisa melihat isi kamar tersebut.

Dan Sinta tengah duduk ditepi ranjang sambil menyisir rambut panjangnya



“wow seksinya cewek ini” gumanku dalam hati.



Dan betapa kagetnya aku, saat pintu kamar mandi di kamar tersebut terbuka dan ternyata yang keluar adalah Om Arman, tanpa sehelai benang menempel ditubuh dan dengan batang kemaluanya yang menegak. Om Arman pun mendekati Sinta duduk disamping sinta dan memeluknya dengan mesra sambil menciumi bibirnya.



“seperti dugaanku ternyata Om dan Sinta memang punya hubungan spesial” gumanku dalam hati



Dengan perasaan sedikit kecewa, aku tetap ingin melihat apa yang akan mereka lakukan. Om Arman kemudian bangkit berdiri di hadapan Sinta, dan dengan lembut Sinta mengelus-elus batang kemaluan Om Arman yang sudah berdiri tegak menatang. Dengan lembut Batang Kemaluan Om yang panjang dan besar itupun dia jilati, dia ciumi., dan tentu saja sang empunya batang kemaluan langsung mengerang “ooooohh…..ooooohhh……Sinta…!”. kemudian Sinta dengan lahapnya memasukan Batang Kemaluan Om Arman kedalam mulutnya dan mengulumnya dengan lembut layaknya menikmati Lollypop, sang empunya kembali mengerang.



“ooooH……..Ohhhhh…Sin……pelan2…..sin” raung Om arman.



Sinta pun sepertinya tidak mengindahkan erangan Om Arman yang semakin keras, dia malah semakin gecar mengulum batang kemaluan Om Arman. Dan dengan kedua tangannya Om Arman memegang kepala Sinta dan mencoba melepaskan Batang kemaluannya dari siksaan nikmat mulut Sinta, dan Sinta pun merengek

“Om kok..kontolnya…dilepas…sih…Sinta..lum..puas…Sinta…masih…mau!” rengek Sinta seperti anak kecil meminta permen.



“Sinta...sayang..udah..ya, keluarinnya dimemek kamu aja ya?” kata Om Arman sambil membelai rambut sinta yang panjang,

“yach udah dech kalau gitu, Tapii ntar pejuhnya yang banyak yach?” Balas Sinta sambil merenggut.



Om Arman pun mengangguk dan kembali duduk ditepi ranjang, kemudian memeluk Sinta dan kembali mencium pipi dan bibirnya. Sinta pun membalas ciuman Om Arman dengan melumat bibirnya dengan rakus, tangan Om Arman pun mulai beraksi dengan mengelus dan mengusap-usap paha Sinta dengan lembut. terlihat sangat kontras saat sekali, tangan Om yang Hitam Kecoklatan menari-nari indah diatas permukaan paha Sinta yang putih dan mulus. Tangan Om pun terus merangsek kedalam selangkangan Sinta, berlahan Sinta membuka kedua pahanya, akhirnya tangan Om sampai pada tujuannya dan mulai mengucek-ucek selangkangan Sinta dengan jari tiga jari tengahnya.



“ah……uh….uh…..oh….ohh..uh…ahh….ahh” erang Sinta dengan mata terpejam.



Ciuman bibir Om Arman terus berlanjut, leher sinta menjadi target berikutnya, leher jejang dan mulus Sinta pun ia ciumi dengan mesra, begitu juga dengan ketiaknya sinta tak luput drari ciuman jilatan lembut om arman,



Sinta pun hanya bisa mengerang “oooooooom….ahh….Sinta..udah...om…ohh “.



Perlahan Sinta membuka dasternya, kakiku gemeteran melihat tubuh telanjang Sinta. “Payudaranya indah banget, bulat bak kubah, kenyal dan kencang” gumanku dalam hati

Putting payudranya tampak berwarna kehitaman dan mencuat kedepan. Perlahan Om Arman menciuminya, menjilati, menggigitinya dengan lembut, menghisapnya. Sementara tangannya Om Arman meremas-remas payudara yang satunya dan memainkan putingnya.



“oh….oh..oh…uh…uhh….ahhhh..om..om…!!!!!” sambut sinta dengan desahan, sambil meremas dan mengusap-usap kepala Om Arman.



Om Arman kemudian merebahkan tubuh indah Sinta keatas kasur, dan mengelus bulu-bulu halus namun lebat diselangkangan sinta, kemudian Om berjongkok di depan Selangkangan Sinta, perlahan membuka pahanya, kemudian menciumi sambil menjilati bibir bawah Sinta dengan lidahnya.



“uuuuuuuuhhhhh…..UUUUUUHHH”? desah Sinta dengan mata terpejam, Sambil mendongakan kepalanya kebelakang dan pinggul terangkat.



kemudian Om Arman mendekatkan batang kemaluannya yang panjang dan besar, dan memasukannya Kedalam lubang kemaluan Sinta, Sinta pun mendesah.



“uh…...UH…AHHHH?” desah sinta saat batang kemaluan besar itu memasuki relung lubang kenikmatanya.



Batang Kemaluan yang Panjang dan Besar secara perlahan namun pasti terus merangsek masuk kedalam kemaluan Sinta. Disusul kemudian dengan gerakan pinggang Om Arman, naik turun secara teratur

dengan mata terpejam dan mulut terbuka Sintapun kembali menyuarakan desahan yang begitu menyayat telinga, pencampuran antara jeritan tagis dan jeritan kenikmatan seorang perempuan.



“ooh……ah…..ehm….ihh….ahh….uhh…..?!!”

Om arman makin mempercepat gerakan pinggangnya hingga menimbulkan suara “plok…plok….PLok…..!!!!”, saat selangkangan sinta beradu dengan selangkangan om araman.

Akhirnya Om Arman sedikit mengurangi gerakan naik-turun pinggangnya dan berhenti. Untuk beberapa suasana kamar berubah tenang, hanya suara nafas terengah-engah yang terdengar, tubuh Sinta tampak terlentang dengan tangan diatas kepalanya, sementara tubuh Om Arman berada diatasnya menindih tubuh indah Sinta. Kedua Tubuh mereka dipenuhi keringat. Suara desahan Sinta yang begitu keras dan menyanyat, akan membuat siapapun berpikir kalau dia sedang disiksa kalau saja tidak tahu apa yang sedang terjadi.

Om Arman pun kembali mengerakan pinggangnya naik-turun sambil menciumi bibir, leher, ketiak dan payudara Sinta. Suara mendesah sinta kembali pecah



“ooohhh..uhhhh..omm…om…sinta..sinta…mau…mau…uuhh!”. dan Om Arman pun segera mempercepat pinggulnya, saking cepatnya hingga menimbulkan suara “plok..plok..plok..plok!”,

“ohh…sin…om..juga.mau..keluar..sin” jerit Om Arman parau.



Kali ini Sinta juga ikut mengoyangkan pinggangnya kiri dan kekanan dengan sesekali memutar, dan tak lama kemudian Om Arman Mengerang Keras



“ah…ahhaaaaahhh…..aahhhhhhh!!!! “ jerit Om Arman sambil memeluk tubuh Sinta erat, disusul Sinta yang juga menjerit dengan kerasnya “ohhh……oohhhhh…….ohhhh....,



sesaat kemudian pinggang Om Arman menghentak dan menghujam hingga 8 kali kedalam selangkangan Sinta.

Setelah itu suasana hening kembali tak lagi terdengar suara desahan maupun erangan, hanya deru nafas terengah-engah om araman dan sinta yang terdengar. Om Arman berhenti menggerakan pinggangnya, dengan tubuh masih tertelungkup menindih tubuh seksi Sinta punggungnya yang basah oleh keringat tampak mengkilap. Sementara, Sinta dengan tubuhnya yang penuh keringat masih terlentang tertindih tubuh besar sang Om, tubuh mungilnya seperti guling yang sedang dipeluk oleh Om Arman.

“Om…..om” kata lirih Sinta sambil menepuk bahu Om Arman

Om Arman terbangun dan mengangkat tubuhnya dengan bertumpu pada kedua tangannya sambil memandangi wajah cantik Sinta, guratan kelelahan terlihat pada wajah Sinta, namun dari sorot matanya yang berbinar terpancar kesenangan dan juga kepuasan.

“Makasih yach Ta, kamu bener-benar luar biasa?” kata Om Arman sambil mencium kening basah Sinta.

Sintapun membalasnya dengan tersenyum. Om pun kemudian bangkit dari atas tubuh sinta dan merebahkan tubuhnya disamping Sinta.



“Ta om sayang kamu?”, kata Om pelan,

“sinta juga sayang sama Om” kata Sinta dengan manja, mengambil beberapa lembar tisu



Dan kemudian sinta pun membersihkan sisa-sisa sperma di selangkangannya, kemudian sinta membersihkan batang kemaluan Om Arman dengan mulut dan lidahnya.

Mereka pun bercanda ria sambil saling memuji, sampai akhirnya mereka tertidur pulas dengan berpelukan.

Jam dinding menunjukan pukul 02.00 dini hari, aku kembali ke kamarku dan memikirkan apa yang telah terjadi, ternyata selama ini sinta adalah pacar Om Arman. Apakah ini yang menyebabkan perceraian om dan tante, apakah Om Arman akan menikahinya?, dan aku akan punya tante muda yang cantik dan seksi?.

Pagi itu Aku terbangun karena ada suara ketukan pintu dari luar kamarku



“don...doni.... bangun…bangun..hari..ini..kamu..kuliah ngak”!. Dan ternyata itu suara om Arman.

“ya, om” seruku.



Rasanya baru sebentar saja aku tidur, dan kejadian semalam masih menghantui pikiranku, cepat-cepat aku bangun, mandi, berpakaian dan ikut bergabung dengan mereka di meja makan.

Penampilan sinta pagi in masih tetap seksi, meski tidak mengenakan daster seperti tadi malam, penampilan stlyenya tetap membuat mata lelaki terpana. Pagi ini memakai Baju hem berkancing dan berkrah, tipis, berwarna putih, ketat, dan berlengan pendek dengan belahan ketiak yang cukup lebar tetap menjadi pilihannya.

Sinta pun datang meletakan sepiring Nasi goreng bencampur ayam, telor dan sosis diatas meja, side boobs payudaranya terlihat indah dan jelas dari sela-sela ketiaknya yang terbungkus sport bra hitam. lipatan ketiaknya basah oleh keringat terlihat sedikit mengkilap.



“ah pagi-pagi sudah disuguhi dada montok, lengan mulus plus ketiak basah. Benar-benar luar biasa” gumanku dalam hati.



pengen banget rasanya meremas payudara Sinta, sambil mencucup putingnya yang kehitaman atau sambil menjilati ketiaknya, sambil makan pikiran dan mataku terfokus pada keindahan tubuh sinta, beberapa kali mataku tertangkap basah saat aku menatap tubuhnya, dan dengan segera kualihkan pandanganku, tapi sinta pun hanya tersenyum. Selesai menyelesaikan makannya Om Arman meninggalkan meja makan, menuju kamarnya untuk siap-siap pergi ke kantor.

Tinggal aku dan Sinta duduk berdua di meja makan, aku masih dalam lamunanku dikagetkan oleh seruan Sinta



“eh kamu dari kemaren kerjanya nglamun aja” seru sinta sambil menepuk bahuku,



aku sama sekali ngak nyadar kalau sinta sudah duduk disampingku,



“mungkin karena deket kamu kali ya?” sahutku seenaknya.

“ih kamu nich, pasti lagi pikiran kotor?” jawabnya menimpali,

“sok tahu loe..!!” balasku sambil menyuapkan nasi goreng kemulutku,

“habis dari kemaren kamu sering ngalamun, saat liat aku?,

emang apa sich yang kamu lamunin dari aku” katanya kemudian,



sambil menyangga dagunya dengan tangan kirinya, aku kaget dan sedikit tersedak



“ngak ada” kataku sambil mengeleng,

“palinganh sama seperti cowok lain” balasku lagi,

“apa sih yang dipikirin cowok kalau liat aku?” katanya penasaran.



Dengan mantap aku langsung menjawab



“satu kamu tuh cantik, kedua kamu tuh seksi banget, sumpah juara banget seksinya”, kataku peneuh semangat.



Sinta pun tersenyum dengan wajah memerah, sambil mengelus-elus rambutnya.



“ketiga nasi goreng buatanmu enak banget, terus yang keempat” belum sempat aku melanjutkan perkataanku Om muncul sambil berseru.



“Sin kamu ke kampusnya sama Doni aja ya,? Soalnya om harus buru-buru nih” kata Om



Sinta hanya menganguk tanda setuju. Om Arman langsung menuju halaman menghidupkan mobilnya dan meluncur ke kantornya.

Meski kampusku dan kampus Sinta samaan, namun aku heran aku kok ngak pernah ketemu sama Sinta ya gumanku heran.

Setelah sarapan selesai aku dan Sinta segera meluncur kekampus dengan motor sportku. kugoceng dia, dan selama dalam perjalanan aku dan Sinta diam aja.

jalanan pagi itu cukup ramai dan sedikit padat merayap pada titik-titik tertentu, akibatnya motor harus sering aku rem dadakan, sehingga membuat dada Sinta beberapa kali menabrak punggungku, maklum motorku kan motor sport yang desainnya agak tinggi pada bagian belakang,



“ih memang benar-benar kenyal tuh toket” gumanku dalam hati.

“eh maaf sin maklum jalannan macet!” seruku memohon maaf,

“ah ngak apa-apa?”sahutnya,



setelah itu aku dan Sinta masih saja membisu, hanya dadanya besar dan kenyal yang masih sesekali menindih punggungku saat aku mengerem dadakan. Dari kaca spion dapat kulihat wajahnya agak sedikit memerah saat ia menindihkan dadanya ke punggungku.

Meskipun biasanya aku sering mengumpat saat melewati jalan ini, tapi pagi ini aku berharap macet akan terus berlangsung sampai ke kampus, ......Heee.....Heeee
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd