Episode 4
Sudah hari kedua aku menginap di rumah orang tua sinta. Beberapa kali kucoba menelfon istriku namun ia tak menjawab telfonku. Aku bingung apa segitu sibuknya kah dia sampe tak mau menjawab telfon suaminya. Saat aku asik melamun terdengar suara nada penanda pesan masuk di handphoneku, ternyata dari Marcel.
Marcel said:
hey bro lo ada di rumah nggak?,gue mau kesana nih
Dimas said:
nggak bro gue lagi di rumah mertua ada apa emang?
Marcel said:
nggak apa gue cuma mau ngajak ngobrol doang dari pada loe suntuk
Dimas said:
hooh.. ketemuan aja kalo gitu bro di tempat kemaren, gue pengen ngopi
Marcel said:
ok deh sampe ketemu di sono
Tak kubalas pesan dari marcel. Aku kemudian segera mandi, setelah itu mempersiapkan diri, kemudian berpamitan kepada ayah dan ibu sinta yang sedang bermain dengan anakku sinta. Kutengok arlojiku sudah pukul 7 malam. kupacu kendaraanku menuju mall yang kudatangi 2 hari yang lalu.
Sesampainya disana akupun segera masuk ke kafe kopi kemarin yang kukunjungi dan segera memesan kopi sembari menunggu Marcel.
Hampir 20 menit aku menunggu kedatangan Marcel. Tak berapa lama diapun muncul bersama seorang wanita yang memakai dress berbentuk kemben yang di tutupi jaket mini. Ia juga memakai heels. Kuperhatikan lekuk tubuh gadis yang kutaksir 5 tahun dibawah umurku itu. Sexy dan cantik dengan tipe wajah oriental serta ia memakai kawat gigi bermotif love di giginya.
"Sorry sorry lama nih cewek dandan lama banget",kata marcel padaku.
"Loh bukannya karna kam....", kata kata si wanita berhenti karna kulihat marcel memberikannya kode.
"Oh iya Dim, kenalin ini Linda pacar gue".
Akupun menjabat tangan linda dan saling berkenalan. Agak kesusahan linda menatap wajahku karna ia hanya hampir setinggi bahuku membuatnya mendongak keatas.
"Linda mas, aduh tinggi banget mas padahal udah pake heels tapi masih ngedongak ngeliat muka mas yang manis"
"Heh ganjen amat nih cewek. Dia udah punya bini" kata Marcel memarahi wanita bernama linda ini. Sedangkan aku hanya tertawa saja. Setelah itu kami kemudian mengobrol ringan. Sembari marcel memanggil pelayan dan memesan kopi.
"Eh lo mau ikutkan. Entar malem acara ulang tahun gue, gue pengen karokean di tempat cewek gue ini kerja."
"Iya mas ikut aja. Apalagi kata mas kan tadi bilang kalo istri mas kan lagi nggak ada. Nanti Linda kenalin deh ama temen temen linda yang kerja disana pada sexy dan cantik loh mas hihi", kata linda menimpali.
"Hehe, karna acara ulang tahun lo, gue ikut cel. Tapi nih ada tapi, gue nggak perlu ditemenin cewek, gue nggak mau ngerusak kepercayaan bini gue."
"Iya dah. Ya udah habisin tuh kopi".
Pukul 8 malam Setelah menghabiskan minuman kami. Aku dan marcel juga linda segera meninggalkan mall itu menuju tempat karaokean. Sesampainya di sana aku memarkirkan motorku, begitu pula dengan marcel yang memarkirkan mobilnya. Nampak kemudian ia menelfon seseorang. Setelah itu kami segera masuk kedalam. Aku kemudian minta izin sebentar ke arah toilet yang berada di ujung lantai satu gedung melewati beberapa ruangan karaoke yang tertutup pintunya. Sementara marcel memesan ruangan untuk karaokean.
Setelah dari toilet akupun kembali melewati ruangan karaoke. Namun saat aku melirik kedalam ruangan karaoke, aku melihat pemandangan yang membuat kelaki lakianku menegang, yah di dalam ruangan karaoke nampak seorang wanita nampak asik menaik turunkan tubuhnya diatas pangkuan seorang pria. Aku tak bisa melihat wajah keduanya karna si wanita membelakangiku. Sedangkan sang pria wajahnya terlindungi oleh tubuh wanita itu. Apa iya mereka sedang melakulan sex. Sekilas tubuh wanita itu mirip dengan tubuh sinta. Namun kutepis.
"Ah nggak mungkin" gumamku dalam hati. Efek rinduku pada sinta membuatku berhalusinansi.
"Woy dim, ayo" teriak marcel padaku. Mengaggetkanku yang masih memandangi tubuh wanita itu.
Aku kemudian berjalan mendekati marcel yang nampak sedang berbincang dengan tiga temannya. Mungkin mereka datang saat aku masih di toilet. Setelah kami masuk ke ruang karaoke tak lama kemudian linda datang bersama empat gadis lainnya. Para gadis itu kemudian mendekati teman teman marcel termasuk aku. linda dan teman temannya memakai semacam seragam pramugari berwarna hitam sangat ketat dan juga rok rok mereka hanya menutupi seperempat paha mulus mereka.
Kami semua duduk di sofa yang cukup panjang. Wanita yang menemaniku duduk di sebelah kiriku kemudian linda dan marcel duduk di sebelah kananku.
"Kok gue ditemani cewek juga lind, gue kan bilang tadi nggak mau. Kataku berbisik pada linda.
"Marcel nih yang nyuruh gue", kata linda sambil mencubit marcel yang sedang cengengesan.
Lampu mulai dipadamkan. Beberapa teman marcel mulai memilih lagu ditemani LC yang menemani mereka. Sementara aku menyulut sebatang rokok dan mulai membakarnya. Kulirik wanita yang ada di sebelah kiriku ternyata ia memandangiku.
"Ada apa mbak kok ngeliatin saya?", tanyaku dengan nada suara yang sedikit kencang karna alunan musik mulai menghentak.
Wanita itupun sedikit mencondongkan tubuhnya kemudian berbisik. "Nggak apa kok mas, cuma mas mirip sama mantanku dulu". Kata wanita yang belum kuketahui namanya ini
"Oh ya, nama saya dimas mbak, mbak sendiri namanya siapa?". Tanyaku
"Nama saya meisya". Katanya sambil tersenyum
Aku dan meisya kemudian asik saling berbincang sementara yang lain asik bernyanyi sembari meminum minuman beralkohol yang dipesan tadi. Marcel memaksaku ikut minum juga awalnya aku menolak namun karena tak enak hati akupun ikut minum.
Meisya
Suasana di ruang karaoke semakin memanas. Temam teman marcel mulai berjoget didepan layar tv bersama LC yang menemani mereka tak jarang mereka meremasi payudara atau memepetkan selangkangan mereka ke bokong bulat wanita wanita itu yang masih terbungkus rok span.
Marcel dan linda pun tak kalah panas sudah saling berciuman. Sementara meisya sudah duduk dipangkuanku. Terkadang ia menggerakan pantatnya yang menduduki selangkanganku. Membuat penisku bereaksi. Tangan meisya sudah ia kalungkan di leherku. Beberapa kali ia mencoba mencium bibirku namun kupalingkan wajahku.
"Kenapa kok nggak mau dicium?".
"Saya nggak enak aja, apa kata istri saya kalo ngeliat saya kayak gini. Mending turun aja yah mey. Duduk aja disofa kamunya.".
"
Hihi sejak ngeliat kamu, aku tau kalo kamu laki laki yang baik. Udah gini aja. Nih minum lagi", kata meisya memberikanku kembali minuman.
Situasi kian panas. Kini kancing blazzer yang dikenakan Linda yang kini duduk di pangkuan marcel terlepas. Memperlihatkan bra berenda berwarna merah. Marcel kemudian menyingkap bra itu menampilkan payudara Linda yang cukup proporsional, berputing kecoklatan. Marcel asik memainkan buah dada Linda, membuatnya mendongak ke atas. Terkadang pandanganku dan linda bertemu. Saat linda menatapku ia menggigit bibir bawahnya sedikit. Ekspresinya sungguh sexy.
Kualihkan pandanganku ke arah pojok nampak salah seorang LC melepas cdnya. Lalu membantu membuka risulting salah seorang teman marcel. Kemudian menduduki penis yang sudah bebas itu. Ia kemudian bergerak naik turun sambil kepalanya menggeleng kekanan dan kekiri.
Aku yang tak kuat melihat situasi ini kemudian meminta izin ke toilet, aku takut sampai terbawa suasana dan menghianati istriku. Saat aku berdiri aku sedikit limbung namun aku dipapah oleh meisya. Untunglah ruangan karaoke ini vip yang berada di lantai 2 gedung ini sehingga saat aku keluar bersama meisya tak ada yang bisa menengok kedalam karna ruangan di lantai 2 cuma kami yang berada disana.
"Udah mei, saya bisa sendiri kok. Saya turun dulu".
"Ngapain turun itu disana ada toilet juga". Kata meisya sambil menunjuk ke arah sudut lorong.
Aku ditemani meisya menuju toilet itu. Namun saat aku masuk ke bilik toilet, ia pun ikut masuk. Aku tak tau apa yang ada dipikiran gadis berwajah oriental ini. Begitu ia masuk ia pun langsung mengunci pintu. Kini dapat kulihat wajah meisya yang memerah akibat alkohol dengan sangat jelas.
"Ngapain ikut?", tanyaku.
"Hihi udah buruan pipis, aku nggak ngintip kok", kata meisya sambil berbalik membelakangiku.
Karna tak tahan segera kulepaskan air yang mengisi kandung kemihku. Setelah membersihkannya dan ingin memasukkannya kembali. Tiba tiba mei menggenggam penisku yang setengah tegang membuatku kaget.
"Hey mei lepasin mei".
Meisya tak mendengarkanku malah mulai mengocok penisku sambil mendorongku ke dinding bilik kamar mandi. Ia mulai menciumi leherku.
"Mei hey sadar". Kataku sambil berusaha melepaskan tangannya. Namun kocokan meisya sangat nikmat sesekali terasa seperti mengurut penisku, membuatku lemas.
Namun terbayang wajah istriku, kukumpulkan tenagaku kemudian memegang tanga meisya sedikit kencang dan melepaskan genggamannya dari penisku dan mendorongnya perlahan,Membuatnya kaget.
"Maaf mei saya nggak bisa, mending kita keluar aja yah".
Dengan sedikit raut wajah kecewa meisya mengangguk kemudian kami pun kembali ke ruangan karaoke. Saat aku masuk kembali kedalam pemandangan yang kulihat lebih liar dan panas dari yang tadi. Marcel dan linda sudah bersetubuh dalam posisi doggy. Sementara teman teman marcel yang lain mempraktekkan gaya yang lain ada yang posisi WOT, misionary dan gaya seks lainnya baik itu diatas sofa ataupun di lantai yang dilapisi dengan karpet.
"Ahh uhh trus sayang oughh" desah linda
"Hmm uhh memek kamu nikmat sayang". Kata marcel yang trus memompakan penisnya.
Aku yang tak mau terbawa suasana memutuskan untuk pulang saja. Karna tak mau mengganggu marcel yang sedang keenakan, kukatakan pada meisya untuk bilang pada marcel kalo aku pulang duluan. Meisya hanya mengangguk tanpa memandangku entah mungkin karena malu atau apa. Aku lalu mencium keningnya bermaksud untuk menenangkannya. Ia kemudian memandangku dengan ekspresi kaget. Aku kemudian membelai rambutnya dan berkata "pulang dulu yah" sambil tersenyum.
Aku kini telah meninggalkan ruangan karaoke itu dan sedang berada di parkiran, saat aku mencoba menyalakan motorku ada sebuah mobil melintas di depanku. Sekilas kulihat seperti sinta yang duduk di kursi depan penumpang. Kugelengkan kepalaku mungkin efek alkohol membuatku terus berhalusinasi melihat sinta tadi. Aku kemudian menjalankan motorku. Jalanan malam itu mulai sepi kulihat jam sudah menunjukan pukul 11 malam. Saat dalam perjalanan pulang lagi lagi kulihat mobil tadi. Mobil itu berbelok ke arah hotel sementara aku tetap mengendarai motorku menuju rumah mertuaku.
Sesampainya aku di rumah mertuaku, aku pun mengetuk pintu dan ternyata yang membukakanku pintu adalah ayah sinta. Setelah meminta maaf karna membangunkannya tengah malam begini segera aku menuju kamar tidur namun sebelumnya kutengok dulu anakku nina yang tertidur di samping neneknya. Akupun menuju kamarku dan segera tidur.
***
Keesokan harinya aku sudah rapi dan berpamitan dengan mertuaku, ingin kubawa pulang nina namum kata mereka biar nina dirumah mereka saja dulu sampai sinta pulang ke rumah. Aku kemudian meninggalkan rumah mertuaku menuju rumahku
Kini aku sudah berada di rumahku. Sore hari ini kuputuskan untuk sekedar membersihkan halaman rumahku saat tiba tiba Indah datang sambil membawa sebuah toples kecil berisi kue kering.
"Ini bang aku tadi bikin kue, di icip yah bang".
"Aduh repot repot gini dek. Ayo masuk dulu abang bikinin teh".
"Ah nggak usah bang, mbak sinta juga nggak ada, nggak enak akunya".
"Udah ayo, kita duduk diteras aja kalo gitu sekalian abang ngeganti kopi yang kemarin hehe".
Dengan malu malu kemudian indah berjalan mengikutiku dan kemudian duduk diteras. Akupun kemudian segera menuju ke dalam rumah dan membuat secangkir kopi buatku dan teh juga buat indah. Setelah itu akupun membawanya kedepan rumah. Sambil mencicipi kue buatan indah, aku dan indah kemudian asik mengobrol.
Tak berapa lama ada sebuah mobil sedan parkir diseberang jalan depan gerbang rumahku. Ternyata marcel dan Linda yang datang mengunjungiku. Kali ini linda memakai kaos yang agak ketat dan juga celana jeans panjang tak seperti kemarin berpakain sexy.
"Wah gue ngeganggu nih jadi ini bini lo dim, cantiknya".cerocos dimas saat ia berdiri didepan kami
"Iya ih cantiknya kaka". Linda ikut menimpali. Kulihat wajah Indah sedikit tersipu karena dipuji
"Haha bukan woy, ini tetangga gue tadi bawain kue".
"Oh bukan yah maaf yah mbak mmmm".
"Indah kak". Kata indah sambil menyalami linda dan marcel.
Sesaat kemudian kulihat di seberang tepatnya rumah indah, andi datang dengan menaiki motor besarnya. Ia memandangiku dengan tatapan tak senang lalu kemudian ia memanggil indah dengan suara yang cukup keras.
"Iiinnnddaahh! Pulang!".
Karna merasa tak enak hati. Indah memutuskan pulang. Ia lalu berpamitan padaku juga pada marcel dan linda lalu ia bergegas menuju rumahnya sementara itu aku mengajak marcel dan linda untuk masuk kedalam rumah. Setelah membuatkan mereka minuman kami pun berbincang.
"Siapa tuh tadi yang teriak songong amat". Kata marcel mengomentari Andi
"Itu tadi suaminya indah. Udah lupain aja".
"Ngomong ngomong dim, Kenapa kemaren pulang lo?". Tanya marcel
"Sorry cel, gue nggak mau kebawa suasana aja, sorry juga nggak pamit ke elo yah". Kataku
"Udah nggak apa, lagi pula gara gara efek minuman kemaren sih. Jadi ya gitu pada lepas kontrol. Lagian lo udah bener bener berubah ye, bukan lagi dimas si tukang mabok yang dulu gue kenal pas smp". Katanya lagi.
"Haha udah ah gue bilang masa masa sebelum gue kerja ya masa kelam gue, gue harus bisa jadi orang yang lebih baik lagi. Udah ah makan tuh kuenya diminum tehnya". Kataku sambil menawarkan mereka.
"Bang dimas emang cowok yang baik yah, eh salah deng suami yang baik temenku aja yang udah sexy dan semok gitu bisa ditolak pas di toilet".
"Uhuk uhuk". Aku terbatuk. Apakah meisya menceritakan peristiwa itu ke Linda.
"Hihihi ampe batuk gitu bang, Dian kemarin cerita ke aku bang".
"Hah dian? Perasaan kemarin namanya meisya deh".
"Heheh, kan kami jarang pake nama asli kalo jadi LC nama cewek yang nemenin bang dimas itu dian. Lagian kemaren dia pengen minta kontak bbm kaka tapi aku kan nggak punya ya udah aku minta ke yayangku aja trus kukasih deh ke dian. Nggak apakan bang?".
"Hahah udah terlanjur dikasi baru minta ijin sekarang ya udah nggak apa".
"Tapi gue salut ama lo bro lo emang cowok yang setia kalo gue uh udah gue kompa tuh si Dian mana toketnya gede lagi." Kata dimas sambil tersenyum tengil
"Hmm hmm nakal yah kamu awas nggak dapet jatah dari aku".kata Linda sambil mencubit dimas, membuatnya meringis kesakitan.
Tak terasa kami mengobrol sampai kulihat malam sudah menjelang. Dimas dan linda pamit pulang. Saat kuantarkan mereka keluar. Ternyata istriku sudah berjalan menuju ke arah kami. Kulihat wajahnya mengekspresikan kelelahan. Namun ia masih tetap berusaha tersenyum. Ditangannya ia menjinjing tas berisi pakaian.
"Eh ada tamu, ini siapa sayang?", kata sinta setelah menjabat tanganku dan menciumnya lalu mencium pipiku.
"Ini temanku pas jaman kecil dulu sayang kenalin ini dimas dan ini linda".kataku memperkenalkan mereka pada sinta. Sintapun kemudian bersalaman dengan mereka. Kulihat kening marcel mengkerut seperti mencoba mengingat sesuatu saat bersalaman dengan sinta.
"Ini istri lo dim?".
"Iya cel kenapa?".
"Nggak apa apa, mbak sinta cantik pake banget". Kata marcel menggoda istriku.
"Uhh ini biar istri temen digodain". Linda merajuk.
"Maaf yah mas mbak, aku pamit kedalam dulu mau istirahat." Kata sinta.
"Nggak apa mbak kami juga udah mau pulang, pulang dulu dim".pamit Marcel dan linda pada kami.
Begitu mereka pergi segera kututup pintu rumah. Kulihat istriku mengambil handuknya saat kami sudah berada dikamar dan membawa serta baju tidurnya kekamar mandi. Tumben dia begitu biasanya ia berganti pakaian di kamar tapi kok sekarang seperti itu.
Setelah sinta mandi dan telah memakai baju tidur yang jauh dari kata sexy karna ia memakai baju tidur dengan model piyama sehingga menutupi seluruh tubuhnya. Aku kemudian mencium keningnya dan mempersilahkannya duluan tidur. Sambil merokok aku kembali mengingat ekspresi jangal marcel tadi apa dia pernah melihat istriku. Setelah menghabiskan rokokku kupeluk istriku dari belakang dan memeluknya. Aku sungguh rindu dengannya. Selamat tidur sayang mimpi indah. Gumamku yang kemudian menyusul ke alam mimpi