Season 2 : SG 40 – Self Reminder
Keesokan paginya..
Aku terbangun dan seketika membuka mataku setelah mendengar suara dering alarm dari HP ku. Dan lagi-lagi aku tak bisa menahan takjubku atas keajaiban yang kurasakan dari sistem.
Pagi ini aku kembali terbangun dalam keadaan segar bugar dan penuh energi.
Padahal tadi malam kurasakan seluruh badanku lemas dan staminaku habis terkuras setelah melakukan beberapa ronde panas dengan Lia istriku dan kedua budakku, Indah dan Vera.
Namun ternyata lagi-lagi pagi ini aku bangun dalam kondisi prima seolah tadi malam aku tidur cepat dan tidak melakukan pergumulan sengit dengan mereka. Terutama di sesi panasku dengan Indah di dalam
dream room.
Malah aku merasa, semakin liar dan panas pertarunganku dengan Indah di dalam
dream room, semakin aku terbangun dalam kondisi yang penuh energi keesokan paginya.
Entah sudah berapa kali aku membuat Indah orgasme. Dan aku pun berhasil mencapai klimaks-ku beberapa kali pula akibat jepitan dan sensasi memabukkan dari liang surgawinya yang kurasakan seperti masih dalam keadaan sebelum aku menjebol dinding keperawanannya.
Aku juga tidak tahu kenapa nafsu Indah sangat menggebu-gebu tadi malam. Dan aku selalu tak kuasa untuk menolak permintaan ‘
the only one’-ku itu.
Indah sudah sangat membantuku untuk menjalankan rencanaku dalam drama makan malamku dengan Bramono.
Tanpa Indah, bisa saja aku langsung menghabisi Bramono karena kondisi kejiwaanku yang tidak stabil pada malam itu.
Belum lagi kondisi tubuhku yang sedang sangat bergairah akibat dari obat perangsang yang diberikan oleh Bramono dalam teh yang kuminum.
Kejadian tadi malam pun seketika terlintas dalam pikiranku. Bukan saja staminaku yang sudah diuji, tetapi ketahanan mental dan emosiku diuji pula malam itu.
Dan aku bersyukur rencanaku berjalan seperti yang kuprediksi. Walaupun ada beberapa hal yang terjadi di luar dari apa yang kurencanakan, akan tetapi dengan sedikit improvisasi dan keyakinan pada kartu As-ku yang sudah kupersiapkan sebelumnya, rencanaku berjalan dengan sempurna.
Lalu setelah semua itu berakhir, pagi ini aku baru menyadari bahwa saat ini aku ibarat sedang meniti jembatan kecil yang licin sehingga rawan untuk terpeleset dan bisa membuatku jatuh ke dalam jurang kehancuran.
Rencana yang kujalankan saat ini, membuatku harus mempertaruhkan segalanya. Nyawaku, keselamatan keluargaku dan juga keselamatan orang-orang yang sekarang berada di sisiku.
Aku memang sungguh-sungguh bertekad untuk melindungi dan membantu Vera menemukan kakaknya.
Dan walaupun ‘kerjasama’-ku dengan mas Teguh bersifat mutual dan mengharapkan hasil yang sama, aku tidak bisa membiarkan kalau ia sampai terbunuh ketika menjalankan rencanaku.
Semua hal ini menjadi sebuah pengingat bagi diriku. Aku harus selalu waspada dan teliti, karena saat ini, yang sedang kupertaruhkan bukan hanya diriku, melainkan juga orang-orang yang sudah menaruh kepercayaannya padaku.
Dan aku harus selalu sadar, bahwa orang-orang yang menjadi lawanku adalah orang-orang yang berbahaya.
Rencana yang kubuat harus detail dengan mempertimbangkan banyak aspek dan hal lain yang mungkin bisa menggagalkan rencanaku.
Walaupun sebenarnya aku cukup percaya diri. Kekuatan yang diberikan oleh sistem kepadaku, membuatku yakin aku bisa menjalankan rencanaku dengan baik.
Belum lagi sekarang aku juga sudah berhasil bekerja sama dengan mas Teguh. Seorang mantan pasukan khusus, dengan skill dan peringkat tertinggi di unitnya ketika ia masih bertugas.
Beberapa kartu As-ku yang kumiliki sekarang, juga semakin mempertebal kepercayaan diriku. Dengan percaya diri dan bersemangat, aku lalu mengaktifkan perintah ‘status’..
..
“” Status “”
“” Name : Master Reza Renjani“”
“” Total Slaves : 2 “”
“” Total Score : 282 “”
“” Title : Adorable Master (Unique) “”
“” Charm : 64 “”
“” Stamina : 49 “”
“” Technique : 83 “”
“” Strength : 35 “”
“” Int : 72 “”
“” Luck : 15 “”
“” Remaining points : 0 “”
“” Skills : [Change Body Posture + Lock], [Golden Finger], [Mesmerizing Gaze], [Slave’s Emotion], [Stop Climax], [Lull (1 charge, 2 in CD)] “”
..
“Hmm..”, aku sedikit kecewa lagi dengan poin staminaku yang sudah melewati 40 poin, tetapi tidak mendapatkan
reward tambahan dari sistem.
Tapi aku berharap 1 poin lagi aku bisa menembus
check point 50 poin. Dan semoga sistem memberiku
reward atau
skill baru untukku.
“Eh?
Str,
tech dan
Int-ku naik 1 poin?, aku terheran dengan penambahan 1 poin di ketiga atributku itu di luar dari poin yang kudapatkan dari
reward atas keberhasilan misiku.
Untuk kenaikan poin
int dan
tech masih bisa kupahami. Mungkin ilmuku dalam memuaskan wanita bertambah setelah beberapa pelajaran tentang anatomi tubuh wanita yang kulakukan dengan Lia dan kedua budakku.
Tapi kenaikan
str?
“Jangan-jangan..”, aku teringat dengan ronde-ronde panasku tadi malam. Dan refleks aku langsung melirik ke arah juniorku.
“Bertahanlah Joni.. Ini semua demi masa depan yang lebih cerah”, batinku pasrah sambil mengelus pusaka kebanggaanku ini.
“Memang susah menjadi seorang jagoan slave master”, keluhku dalam hati.
Namun
overall, selain dengan title yang membuatku dongkol itu, aku cukup puas dengan status diriku sekarang. Masih banyak hal yang bisa kulakukan untuk meningkatkan statusku.
Tapi jalan tercepat yang bisa kutempuh adalah dengan cara menaklukkan wanita lain untuk kujadikan sebagai budakku yang baru.
Seketika bayangan wanita itu langsung terlintas dalam pikiranku. Aku sudah memutuskan wanita itu yang akan menjadi
slave target-ku selanjutnya.
Parasnya yang cantik dan body-nya yang sempurna langsung membuat si Joni mulai menegang. Aku tidak sabar untuk bisa melihat wanita itu menggelepar erotis di bawahku yang sedang mengaduk-aduk vaginanya dengan rudalku yang perkasa.
Payudaranya yang berukuran jumbo itu, bahkan lebih besar dibandingkan milik Vera, membuatku tidak tahan untuk membenamkan wajahku di lembah gunung kembarnya itu.
Namun sebelumnya, ada beberapa hal yang harus kulakukan. Pagi ini aku akan ke rumah Bramono lagi untuk membahas langkah rencanaku selanjutnya bersama dengan mas Teguh.
Peran Vera sudah berakhir setelah keberhasilanku menundukkan Bramono tadi malam. Aku juga tidak mau menempatkan dirinya dalam bahaya kalau aku melibatkannya lagi di dalam rencanaku.
Tapi sebelum aku ke rumah Bramono pagi ini, aku harus mengajak Lia untuk mengobrol berdua. Karena ada beberapa persoalan penting yang harus kubicarakan dengannya.
Salah satunya adalah aku yang sudah memutuskan untuk ‘
Resign’ dari kantorku. Investasi-investasi yang sudah kulakukan, sudah membuat pundi-pundi tabunganku melimpah ruah. Sampai-sampai aku saja tak tahu bagaimana bisa menghabiskan uang sebanyak itu.
Lagipula satu-satunya alasan aku belum
resign dari kantorku adalah karena seharusnya hubunganku dengan Bramono berawal dari kerja sama Bramono dan kantorku dalam pembuatan sistem untuk usahanya.
Dan hal itu sudah tidak kuperlukan lagi karena kesempatan emas yang kuperoleh dari rencana makan malam-ku dengan Bramono, tidak kusia-siakan. Rencanaku berjalan dengan sempurna dan Bramono sudah berada dalam genggamanku serta bisa kukendalikan sepenuhnya.
Aku lalu menoleh ke arah Lia yang masih tertidur. Aku berniat membangunkannya dan mengajaknya untuk mengobrol tentang rencanaku itu.
Namun belum sempat aku membangunkan Lia tiba-tiba..
“Ehh? .. Hahaha baru semalam, kau sudah tidak tahan untuk memberontak, Bramono?”, batinku tergelak karena secara tiba-tiba aku merasakan hal buruk tentangku yang sedang dipikirkan oleh budakku itu.
Dengan bersemangat 45, aku langsung mengaktifkan perintah ‘
punish’ dan membiarkannya selama 5 detik. Setelah 5 detik berakhir, aku lalu membatalkan perintah itu.
Batinku bersorak senang membayangkan kondisi Bramono tadi yang pasti menggeliat kesakitan akibat kuhukum. Lalu seketika kurasakan perasaannya kembali terlintas dalam pikiranku.
Dan kali ini yang sedang dipikirkan olehnya adalah sebuah penyesalan yang besar dan permohonan ampunnya kepadaku.
“Huhh.. be a good slave, Bramono”, ujarku mencibir dalam hati, puas dengan kemampuanku yang dapat mengontrol Bramono sepenuhnya.
Beberapa saat kemudian, dengan
mood-ku yang lagi baik ini, aku membangunkan Lia..
….
….
….