Kami sudah memasuki kota Perth. Kesibukan kota segera tertangkap mataku. Kota ini tidak lebih besar dari Jakarta atau kotaku sendiri tapi tertata lebih rapi dan tertib.
Mobil yang kami kendarai lalu memasuki parkir basement Shangrilla Hotel.
Ayo... Kita langsung ke kamarmu... Kuncinya ada padaku... ajaknya. Aku mengikutinya melewati parkir basement ini...
BEEP! BEEP! BEEP! Ini tanda core istimewa...
Angelica memperhatikan apa yang kulakukan. Pasti ia mengira ada yang meneleponku.
Ada di sebelah sana! 2367Hz! Ini termasuk core istimewa!
Tunggu... 2380Hz? 2375Hz... 2342Hz... 2353Hz!
Apa ini? Kenapa terus berganti-ganti? Ada 5 panjang gelombang yang terbaca? Apa itu artinya ada 5 core istimewa pada satu orang atau ada 5 orang?
Bergegas aku menuju pagar pembatas yang membatasi parkir basement dengan area jalan raya yang lebih tinggi.
Tidak banyak orang yang berjalan di area di mana Coremeter menunjukkan lokasi gelombang core istimewa itu.
Itu... Ada 5 orang yang berjalan bergerombol. Kelimanya lelaki dewasa memakai jas dan dasi. Sepertinya pekerja kantor. Mereka seperti memiliki kharisma dan aura tersendiri.
Menurut tebakanku mereka pasti pintar-pintar atau jago dalam bidangnya. Kalau memiliki tim yang terdiri dari kelimanya di kantor, pasti merupakan aset berharga. Yang harus dijaga adalah kekompakan mereka.
Kenapa dik Satria? Mencari siapa? Apa ada yang kau kenal? tanya Angelica yang rupanya mengikutiku.
Ah... Enggak pa-pa... Aku hanya mencari sinyal ponselku... Di basement ini sinyalnya agak lemah... alasanku.
Kami kembali menuju lift yang menuju kamarku.
Kamarku berada di lantai 34. President Suite. Angelica membukakan pintu untukku.
Apa dik Satria mau beristirahat dulu? tanyanya.
Ng... Saya mau mandi dulu... kataku.
Ok... Saya ke bawah dulu, ya? Nanti saya kembali lagi... jawabnya beranjak dari tempatnya berdiri.
Ng.. mbak Angel... Tau alamat ini gak? tahanku sebelum ia membuka pintu.
Mm... ia mengambil kertas yang kupegang.
Bloomingfield itu agak di luar kota... Itu adalah area perumahan di sebelah selatan Perth... Dik Satria mau ke rumah ini? tanyanya.
Aku mengangguk saja.
OK... Dik Satria mandi dulu... lalu setelah makan kita langsung ke sana... tanggapnya atas keinginanku.
Segera aku mandi di kamar mandi hotel. Angelica rupanya masih di kamar ini...
Maaf... saya kira mbak Angel... udah keluar... maluku karena aku keluar hanya memakai handuk di pinggang.
Gak pa-pa... Saya sudah pesankan makanan... Dik Satria berpakaian dulu... baru makan... tenangnya.
Perasaanku saja atau memang benar... ia memperhatikan tubuhku... dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Jangan-jangan ia tertarik padaku... Kalau benar... ya tidak apa-apa juga...
Tidak! Aku kemari untuk menjenguk Carrie!
Aku tidak seharusnya memikirkan hal itu.
Ia menunggui aku makan sampai selesai tapi ia sendiri tidak pesan makanan hanya secangkir kopi. Lalu kami pergi menuju Bloomingfield dengan mobil yang tadi menjemputku.
Kalau boleh tau... orang yang dik Satria kunjungi ini siapa? katanya membuka pembicaraan.
Ng... teman... Dulu ia pernah satu sekolah dengan saya... Karena sakit ia lalu kembali ke negaranya ini... jelasku secukupnya.
Sakit? Sakit apa? tanyanya lagi.
Ia mengalami kecelakaan hingga mengalami amnesia... Jadi mungkin ia juga lupa padaku... Tapi keluarganya kenal padaku, kok... jelasku.
Wah... seperti di film-film itu... Kecelakaan lalu amnesia... Kebetulan sekali, ya? Kecelakaan apa? Lalu lintas? tanya Angelica lagi.
Wah... saya juga tidak begitu jelas... Tapi kabarnya... amnesianya ini parah sekali... Sewaktu pertama kali... ia seperti anak bayi... bahkan tidak bisa berjalan... berbicara... Lupa semuanya... Sekarang sudah mendingan... tapi ia harus mengulang semuanya dari awal lagi... belajar membaca, menulis, berhitung... kataku tentang skenario jawaban standar yang lazim digunakan keluarga Carrie kalau ada peryanyaan seperti
Sekarang sudah enam bulan sejak kejadian itu... Entah bagaimana kemajuannya sekarang... kataku menerawang ke depan.
Lalu sepanjang perjalanan kami berdiam diri saja.
Ini dia... rumahnya... Angelica memarkirkan mobil ini di pinggir jalan di depan sebuah rumah bernomor 387.
Benar, kan ini rumahnya? yakin Angelica.
Menurut alamat yang pernah mereka berikan... memang ini rumahnya, jawabku.
Aku turun dan memasuki halaman yang dipagari pagar kayu dicat putih. Ada sebuah mobil di garasi yang terbuka.
Tidak ada bel di pintu jadi aku mengetuk...
Tok.. tok.. tok..
Aku menunggu sebentar...
Who is it? (Siapa?) ada sahutan dari dalam. Suara wanita... Bukan suara Carrie atau Nicole. Mungkin ibunya.
Good afternoon, mam... (Selamat sore, bu...) sapaku setelah pintu terbuka. Memang ibunya.
Ooh... You... youre Satria, right? (Oh... Kamu... Kamu Satria, kan?)ingat wanita itu.
Ya... Im Satria... you do know me...? (Ya... saya Satria... Anda mengenal saya?) jawabku senang.
Caaarrriiie... Niiicoolle... serunya kedalam rumah. Suaranya yang nyaring bergaung di dalam rumah itu.
Satria is here... (Satria ada disini...)wanita berdarah Thailand itu terus memanggil kedua anak perempuannya.
Terdengar langkah kaki setengah berlari dari dalam rumah lalu teriakan histeris anak perempuan. Itu suara Nicole.
Satria... hambur gadis tanggung itu langsung saja memelukku.
Nicole
Ia tidak banyak berubah sejak ia pertemuan terakhir kami di airport. Hanya rambutnya sedikit lebih panjang.
Wow... You came here without telling us first... Its sure a surprise... (Wow... Kau datang tanpa memberitau kami dulu... Kejutan banget...) serunya.
Its just a sudden visit... I didnt plan it at all... I got time and just flew here... (Ini cuma kunjungan mendadak... Aku tidak merencanakannya sama sekali... Aku ada waktu dan lansung terbang kemari...) jawabku.
Hows Carrie doin...? (Bagaimana kabar Carrie?) Nicole menghentikan pertanyaanku dengan menarik lengan bajuku. Ia melihat ke samping.
Carrie...
Carrie
Gadis yang selama ini kurindukan muncul dari samping... Ia terlihat sangat cantik... seperti malaikat dalam tiap mimpiku.
Rambut lurus coklat sepunggungnya dibiarkan tergerai. Ia memakai T-shirt putih dan celana biru selutut Wajahnya segar, polos tanpa make-up menonjolkan mata berwarna hijaunya dan pipinya yang kemerahan karena hangatnya matahari peralihan musim panas ke musim hujan di bulan Juli ini. Tanpa dosa dan cela.
Ingin sekali aku memeluknya...
Who is he...? (Siapa dia?) katanya dengan nada seperti anak kecil.
Sister... Come ere... Remember the photograph I put on your desk?... Hes Satria... Remember? (Kak... Kemari... Ingat foto yang kutaruh di mejamu... Dia Satria... Ingat?) ingat Nicole.
Aku tidak tau, apa saja yang telah diceritakan adiknya tentang aku selama masa amnesianya ini.
Carrie terlihat berusaha mengingat-ingat perkataan adiknya...
--------
Kami duduk di halaman belakang, bertiga saja, aku, Carrie dan Nicole. Angelica duduk ngobrol dengan ibu mereka.
Ive told her everything about you... About howve you two first met... Hows her and your relationship... But nothing about hows she lost her memories... (Aku sudah menceritakan semua tentangmu padanya... Tentang bagaimana kalian berdua pertama bertemu... Bagaimana hubungan kalian berdua... Tetapi tidak tentang bagaimana ia kehilangan ingatannya...) kata Nicole.
Didnt she ever ask about it... (Apa dia tidak pernah menanyakannya?) tanyaku.
I think... even I tell her so... she wont get them... Its too complicated for her mental condition right now... (Kupikir... bahkan jika kuceritakanpun dia tidak akan paham... Itu terlalu rumit untuk kondisi mentalnya sekarang...)
Shes at the state of a 6 years old little girl right now... Shes literally younger than me... No offense... (Ia sedang dalam kondisi anak umur 6 tahun saat ini... Ia bahkan jelas-jelas lebih muda dariku... Jangan tersinggung...) jelas Nicole.
...
Benar juga... ia tidak bisa disalahkan kalau tidak mengerti apapun tentang hubungan kami sebelum kejadian itu. Masih perlu waktu lama untuk membuatnya mengerti apalagi ingat...
Sudah 6 bulan tapi... Anak umur 6 tahun... Jadi perkembangannya adalah setahun dalam sebulan...
I got this in my head... you said shes in state of 6 years old kid, right? Its been 6 months now... So you say... shes developing a year monthly...? (Aku dapat ide ini... Kau bilang ia sedang dalam kondisi anak 6 tahun, kan? Ini sudah 6 bulan... Jadi ia berkembang setahun per bulannya?) tanyaku.
... Yeah right... Its good news, right? In just another six months shell just as old as me... and... and another four months shell be a normal 16 years girl... No.. no... 17... Shell be 17 next Februari... (Ya benar... Kabar bagus, kan? Dalam 6 bulan lagi dia akan seumuranku dan... dan 4 bulan kemudian ia akan menjadi gadis normal berumur 16 tahun... Tidak... Tidak... Dia akan berumur 17 tahun Februari nanti...) senang Nicole mendengar ideku itu.
Whats the matter, sister? (Ada apa, dik?) tanya Carrie lugunya, tertarik dengan kegembiraan Nicole.
Youll be okay in 10 months... Do you like that? (Kakak akan baikan dalam 10 bulan... Suka gak?) tanya Nicole memegangi kedua lengan kakaknya.
Yea... I like that... Ill be okay... (Ya... aku suka. Aku akan baikan...) ia juga tersenyum senang dan mengacungkan kedua tangannya kekanakan. Entah mengerti atau tidak.
Is she gonna remember me that time?... (Apa ia akan mengingatku saat itu?)
Nicole berhenti tersenyum.
Im not ...sure... Coz... it might just her mind develop to her age but not the lost memories... Im sorry, Satria... (Aku tidak yakin... Karena mungkin hanya pikirannya yang berkembang ke usia normalnya tetapi tidak dengan memorinya yang hilang... Maafkan aku, Satria...) sesal Nicole.
Dont worry... Im working on something... to revive that lost memories... Im collecting ZODIAC CORES to cast the ultimate power to grant my wish... Its called GOD MAESTER CORE, (Tidak apa-apa... Aku saat ini sedang mengusahakan sesuatu... untuk membangkitkan ingatan yang hilang itu... Aku sedang mengumpulkan ZODIAC CORE untuk memanggil kekuatan besar untuk mengabulkan permintaanku... Ia disebut sebagai GOD MAESTER CORE) jelasku.
GOD MAESTER CORE...? Whats that? (GOD MAESTER CORE? Apa itu?) Nicole penasaran.
Here... (Liat ini...) aku menunjukkan foto buku serta lembaran tembaga yang sudah berhasil kudapatkan tulisannya.
Remember the talking little core Hellen got? He told me that... if I can collect the whole 12 ZODIAC CORES... from ARIES to PISCES... I can summon GOD MAESTER CORE... It will grant me a wish... Whatever I want... and I shall wish to restore Carries mind... to her normal state... (Ingat dengan core kecil Hellen yang bisa bicara itu? Dia memberitahuku kalau aku bisa mengumpulkan kesemua 12 ZODIAC CORE itudari ARIES sampai PISCES... aku bisa memanggil GOD MAESTER CORE... Ia akan mengabulkan satu permintaanku... Apapun yang kuinginkan... dan aku akan menginginkan mengembalikan keadaan memori Carrie ke keadaan normalnya...) jelasku.
Are you sure things like that really exist...? (Apa kau yakin hal begian memang ada?) ragu Nicole.
For this time being... Ive collected 4 ZODIAC CORES... Wanna see them? (Sampai sekarang... aku sudah mengumpulkan 4 ZODIAC CORE... Mau liat?) tawarku.
Aku berkonsentrasi sebentar untuk mengeluarkan INITIATE FORM keempat ZODIAC CORE itu.
Wow... theyre beatiful... Wait a minute... I thought core will be like creature in shape of human... (Wow... Indah sekali... Tunggu sebentar... Kukira core itu mahluk berbentuk seperti manusia) kata Nicole.
Every little creatures in the world got their own cores... I just need to locate these special cores... Yes... some cores are in shape of human... some in shape of monster... These special cores got three shapes, you know... (Setiap mahluk hidup di dunia ini mempunyai core sendiri... Aku hanya perlu menemukan core istimewa ini... Ya, beberapa core berbentuk seperti manusia... beberapa berbentuk monster... Core istimewa ini mempunyai tiga bentuk...)
These blink-blink crystals are their INITIATE FORM... They also got the SUB-HUMAN FORM that looks like human and the third CREATURE FORM that looks like monster... I cannot show their other forms coz its gonna freakin you out and other people... (Kristal bling-bling ini adalah bentuk INITIATE FORM-nya... Mereka juga punya bentuk SUB-HUMAN yang berbentuk seperti manusia dan yang ketiga adalah CREATURE FORM yang seperti monster... Aku tidak bisa bentuk lainnya karena pasti akan menakutimu dan yang lain...) jelasku.
Besides... why did you doubt anything like this... Youre a FUTURE HOLY LIGHT yourself... (Lagipula... kenapa kau menyangsikan hal seperti ini... Kau sendiri adalah FUTURE HOLY LIGHT...) sindirku.
Yeah... okay... By the way... how did you get these cores? Core is the deepest part of ones soul, right? (Ya... baiklah... Tapi... bagaimana caramu mendapatkan core-core ini? Core adalah bagian terdalam dari jiwa seseorang, kan?) tanya Nicole. Ini bagian yang tersulit.
I... I took em by... doing the best I can do... (Aku... aku mengambil mereka dengan... cara yang paling bisa kulakukan...) aku memberi kode untuknya mendekat. Aku akan membisikkannya...
... by sex... (dengan seks)
What? Are you kidding me? (Apa? Bercanda kamu?) kagetnya.
Thats why I got to whisper it to you... Its shockin but it works... By doin it only on their birthday... Oo I forget to tell you... they all girls... I can take these cores out of them after doing a tremendous orgasm... You cant argue to that... You may not trust me but Ive done it four times already, you know... (Karene itu aku harus membisikkannya padamu... Mengejutkan tapi memang begitu caranya... Dengan mengambilnya pada hari ulang tahunnya... Oh aku lupa kasih tau kalau mereka semua cewek... Aku bisa mengambil core dari mereka setelah melakukan orgasme hebat... Jangan tanya caranya... Kau boleh tidak percaya tapi sudah kubilang aku sudah melakukannya empat kali...) jelasku.
Jeez... wow... Youve experienced many things already... You sureve screwed many girls like before... (Wah... Kau sudah mengalami banyak hal sekarang... Kau sudah main dengan banyak cewek seperti dulu...) kagum Nicole. Have I told you not to screw up behind my sister, havent I? (Sudah kuperingatkan untuk tidak macam-macam dengan kakakku, ingat?) ingatnya tentang peringatannya waktu mereka berangkat ke Australia dulu.
Mm...? aku hanya bisa mesem.
Oo... dont worry about her... she wont understand anything we said... (O... jangan pedulikan dia... Dia gak bakalan ngerti apapun yang kita bicarakan ini...) Nicole menenangkan aku agar tidak mengkhawatirkan Carrie yang terus menyimak pembicaraan kami.
Lalu Nicole menanyakan hal-hal lain yang menarik perhatiannya. Tentang core, ZODIAC CORE, GOD MAESTER CORE dan lain-lain.
--------
Say... I cant find any other boy as attractive as you... Can I... ask you... a little favour... (BTW... Aku gak pernah ketemu siapapun yang lebih menarik darimu... Boleh minta tolong... sedikit aja) Nicole mengerdipkan matanya.
What... you wanna? Your mothers there... And how about Carrie? (Apa... kau mau? Ibumu disana... dan bagaimana dengan Carrie?) kagetku kala Nicole memintaku bercinta dengannya.
Aww... come on... We dont have to do it here... We can do it somewhere else... Would you? (Aw... yang benar saja... Gak perlu disini, kan? Kita bisa melakukannya di tempat lain... Mau, ya?) rengeknya.
Aku tidak sanggup menolak permintaan semacam ini. Apalagi ini memang salahku. Aku yang pertama kali bercinta dengannya dan mengambil perawannya waktu itu.
--------
Dengan alasan akan berkeliling kompleks ini, aku meminjam mobil Angelica. Kami; aku, Nicole dan Carrie, pergi ke suatu tempat.
This place is great... Youll like it... (Tempat ini luar biasa... Kau akan menyukainya...) Nicole menunjukkan arah kemana aku harus mengendarai mobil ini.
Daerah pemukiman ini berada di sekitar rawa-rawa hingga hawanya panas. Untungnya banyak pepohonan yang meneduhi jalan.
Mobil memasuki jalan bebatuan yang tidak begitu baik keadaannya hingga aku harus mengendarai mobil ini perlahan.
Over there... Theres a little creek a bit to the West... Turn that way... Right... You can park here... (Sebelah sana... Ada sungai kecil sedikit ke Barat... Belok ke arah sana... Benar... Kau bisa parkir di sini...) arahan Nicole.
Sister and I used to play here when its hot... (Kakak dan aku sering main di sini kalau hari panas...) kata Carrie.
We ride a bike and swim here... Remember... the Skinny Dip at the beach... Its something like that... No one ever came here but us... Thats why I take you here... Its safe... Cmon... (Kami naik sepeda dan berenang di sini... Ingat berenang bugil di pantai... Seperti itu... Gak ada yang pernah datang kemari kecuali kami berdua... Karena itu aku ajak kau kemari... Aman, kok... Ayo...) ajak Nicole yang langsung turun bersama Carrie.
Tanpa sungkan-sungkan lagi keduanya berlarian gembira dan menanggalkan pakaian mereka begitu saja sampai bugil dan menceburkan diri di air sungai.
Mungkin mulutku terbuka lebar menyaksikan ini. Padahal aku masih di dalam mobil dan tangan di setir.
Mereka bermain-main air, saling siram dan gelitik...
Tubuh Carrie masih seperti dulu, indah dan seksi sekali. Dadanya yang besar tidak sebanding dengan milik Nicole yang baru menggembung sedikit saja. Rambut di kemaluannya tidak ada lagi... mungkin menyamakan dengan milik Nicole yang polos.
Cmon, boy... Join us... (Ayo, cowok... Gabung sini...) seru Nicole.
Carrie juga melambai-lambai memanggilku.
Mungkin karena pikirannya yang masih anak-anak, ia tidak memperdulikan keadaan tubuhnya yang telanjang bulat dengan keberadaan laki-laki yang berbeda dengannya.
Do I have to skinny dip too with you two... I could get hard rockin... (Aku gak mungkin berenang bugil bareng kalian berdua... Bisa-bisa ngaceng aku...) godaku.
Its okay... She wont mind... Yet... I wanna see it bad... (Gak apa-apa... Dia gak bakal keberatan... Lagipula aku udah pengen banget liat...) kata Nicole memberi izin masuk.
Lalu secepatnya aku melepaskan semua pakaianku. Sepatu, kaos, celana dan CD. Tuing!
Carrire membisikkan sesuatu pada Nicole. Adiknya tertawa geli mendengar bisikan itu.
What? (Apa?)
She anxious to know why your dick protruding like that... she never see a dick before... (Kakak pengen tau kenapa tititmu ngaceng seperti itu... Dia belum pernah liat titit sebelumnya...) Nicole memberitahu apa kata Carrie.
Sialan... kontolku ini... bisa-bisanya tegang tanpa di komando... Tentu saja Carrie kaget melihatnya.
Tell her that... a boy thing is different to girl thing... (Kasih tau dia kalau barang cowok beda dengan punya cewek...) candaku saat aku mulai memasuki air.
Ive told her that... Wiiuuu! (Sudah... Wiuu!) Nicole lalu menyipratkan air dan diikuti oleh Carrie. Aku dikeroyok dua orang. Kewalahan...
Satria... tanpa kusadari, Nicole rupanya sudah meraih penisku yang mengecil karena dinginnya air. Ia sudah hot rupanya.
Segera saja ia mempermainkan penisku sementara bibirnya sudah mendarat di bibirku.
Sister... what are you doing? (Dik... apa yang kau lakukan?) tanya Carrie polosnya. Ia lalu ditarik Nicole untuk mendekat.
Dadanya diremas-remas Nicole. Ia bergidik geli.
No... dont do it again... Its itchy... ugghh... (Jangan... jangan lakukan itu lagi... Geli... uhh...) desahnya. Ia mencoba melepaskan tangan Nicole tapi tak bisa.
Tanganku juga bekerja... meremas pantatnya... Ia memperhatikan ekspresi wajahku.
Nicole menunduk dan mulai menjilat penisku. Uuuhhh...
Tangan Nicole kini berpindah mempermainkan klitoris kakaknya.
Aku menarik Carrie mendekat dan mencium bibirnya...
Oooo... Aku sangat merindukanmu... Bibirmu... tubuhmu... harum tubuhmu... semuanya...
Tak terduga, ia bisa membalas ciumanku. Mungkin refleks. Kami berciuman lama sampai aku tersadar kalau tubuhku terguncang-guncang...
Nicole sudah memasukkan penisku ke vagina kecilnya dengan posisi menungging.
Sister... isnt that hurt? (Dik... apa itu tidak sakit?) kaget Carrie melihat batang penisku yang besar memasuki vagina adiknya yang baru berumur 12 tahun ini.
Eegghhh... its hurt... and fun too... oouuuhh... oogghh... (Ehh... sakit... dan menyenangkan juga... oouuhh...) lenguh Nicole menikmati goyangannya sendiri pada penisku.
Dulu penisku tidak bisa masuk seluruhnya, hanya ¾ nya saja. Tapi sekarang sudah bisa terbenam sepenuhnya. Enak sekali dan sempit.
Aku juga meremas-remas dada Carrie agar ia juga ikut terangsang. Mulut kami kembali bertaut. Jari Nicole masih mempermainkan vagina kakaknya.
Oohh... aahh... Satria... Give it to me... Give it to me! (Oh... aahh... Satria... Lakukan... Lakukan!) seru Nicole hot sekali.
Aku menarik mukanya mendekat dan menciumi wajahnya. Hidungnya kukulum...
Oooooooouuuuuuuuuhhhhhhhhh... vagina kecil Nicole mencengkram kuat dan mendesirkan cairan kental ke sekujur penisku. Hangat. Berkedut-kedut dan terus meremas batangku. Ia berhenti bergoyang.
What happened to you sister? (Apa yang terjadi padamu, dik?) tanya Carrie melihat adiknya lemas.
Nicole tidak menjawab kecuali mengeluarkan penisku dari vaginanya. Lalu menarik tubuh Carrie mendekatiku.
Ia mengarahkan penisku yang masih berlendir ke vagina Carrie...
Sister... You want to stick it into me...? (Dik... Kau mau memasukkan itu padaku?) tanya Carrie melihat vaginanya ditempeli penisku.
Ram it! (Genjot!) suruh Nicole menarik pantatku agar mendorong masuk penisku yang sudah pas.
Terasa hangat dan sempit... Sudah enam bulan ia tidak tersentuh... uuhh...
Oohhh... Sister... It feel nice... ooh... What is it? Its good... Oohhmm... (Ooh... Dik... Ini enak banget... Apa ini? Enak banget... Ohhmm...) ia melenguh keenakan.
Walaupun pikirannya tidak ingat, tapi pasti memori tubuhnya mengingat ini.
Sebelah kakinya kuangkat dan melingkar di pinggangku. Aku memompakan penisku perlahan saja agar ia merasa senang dan bereaksi positif.
Uuhhh... it feels nice... I feel so wet and good... Ooohh... Sister... What is this thing inside me... I like it very much... (Uuh... terasa enak... Aku merasa sangat basah dan nikmat... Ohh... Dik... Benda apa di dalamku ini... Aku sangat menyukainya...) keluhnya terus-menerus.
Keep this a secret... Dont tell Mom or Dad or anybody elses... It calls fuck... and this thing inside you is his dick... Youre making love right now... Remember that! (Jaga rahasia, ya... Jangan kasih tau ibu atau ayah atau siapapun tentang ini... Ini namanya ngentot... dan benda di dalammu ini adalah kontolnya... Kau sedang bercinta sekarang... Ingat itu!) jawab Nicole memberitahu kakaknya.
This fuck is good... I like it... Can we do this all the time? (Ngentot ini enak banget... Aku suka... Bisakah kita melakukan ini setiap waktu?) minta Carrie.
No... You can only do this fuck to the one you love... (Tidak... Kau hanya boleh melakukan percintaan ini dengan yang kau cintai...) beritahu Nicole lagi.
I love this boy... (Aku cinta cowok ini...) kata Carrie mengejutkan.
Do you know him? (Kakak kenal dia?) korek Nicole.
No... I dont know him... But I love him... Really... (Tidak... Aku tidak mengenalnya... Tapi aku mencintainya... Sungguh...) kata Carrie malah merengek.
How could you love him though you dont know who he is... (Bagaimana mungkin kau mencintainya tapi tidak mengenalnya...) ketus Nicole. Benar juga kata-kata Nicole. Ini pasti karena nafsunya saja bukan benar-benar cinta padaku.
I can learn to love him... Just fuck me as much as possible... I like it very much... (Aku bisa belajar mencintainya... Hanya saja terus entoti aku sebanyak mungkin... Aku sangat menyukainya...) kata Carrie sambil terus kugenjot.
Ini memang dirinya yang asli, yang sangat menyukai seks denganku. Ia selalu haus akan selalu bercinta denganku. Tapi ini memori tubuhnya yang membantunya cepat belajar...
Tidak bisa berharap terlalu banyak dari memory ini.
Ooohhh...hhhmmp...
Aagghhhhh!
Ia menggigit leherku!
Hanya Carrie yang mampu melakukan ini...
CRRROOOOTTTT! CROOOTTT! CRRROOOOTT!
Aku menembakkan cairan spermaku menuju rahimnya yang sudah lama tak menerima ini... Banyak...
Aku memeluknya dan tubuh kami menghempas air sungai.
Hes peeing in me, sister... (Ia pipis di dalamku, dik...) rengek Carrie merasakan spermaku di liang vaginanya.
Its not pee... Its called cumming... Thats the result of this fuck... Its nice... (Itu bukan pipis... Itu disebut ejakulasi (ngecrot)
Itu hasil dari percintaan ini... Enak, kan?) terang Nicole.
Terendam air sungai, tubuhku kembali segar. Aku kembali berdiri dan memompakan penisku kembali. Terasa licin dari spermaku.
Its still feels nice and getting even more good than before... (Masih tetap enak dan bertambah enak dari sebelumnya...) Carrie semakin menikmati ini.
Aku mengulum putingnya dan ia melenguh semakin keenakan. Dan...
Oooooooohhhh...! jeritnya. Aku menjilat belahan dadanya. Vaginanya mencengkram erat. Berkedut-kedut.
Ia memelukku erat. Kukunya mencengkram punggungku. Ini mungkin orgasme pertamanya sejak 6 bulan lalu.
Hooh...hooohh...hoohh... Thats the nicest feeling Ive ever had... (Hoh... Itu perasaan ternikmat yang pernah kurasakan...) serunya. Ada air mata menetes di sudut matanya.
Sampai matahari hampir tenggelam ia masih terus mau dikentot seperti itu dan mengalami orgasme berkali-kali. Aku juga sudah empat kali dibuatnya nembak.
Ia sampai harus dibujuk untuk segera pulang.
Di mobil, Carrie berulang kali diperingatkan Nicole untuk tidak menceritakan apapun tentang apa yang kami lakukan tadi.
Ia berjanji dengan lugunya untuk tutup mulut... asal nanti bisa main lagi.
Ibu mereka sudah menunggu dari sore sampai gelap bersama Angelica. Khawatir kalau terjadi apa-apa pada kami.
Keduanya kemudian disuruh mandi karena sudah berbau keringat dan matahari. Aku juga mau mandi.
Kami makan malam bersama di ruang makan keluarga ini. Ayah mereka tidak akan pulang karena sedang bertugas ke luar negeri.
Carrie duduk di sampingku dan terus menerus melihat padaku. Ada nafsu di tatapan matanya.
Kalian pasti sudah pernah melakukannya, kan? tanya Angelica ketika kami sedang duduk-duduk di beranda rumah, menikmati udara malam. Kami memutuskan untuk menginap di sini malam ini.
Melakukan apa maksud mbak Angelica..? tanyaku.
Ya... itu... Aku sudah mengerti dari pandangan mata Carrie saat menatapmu dalam-dalam... Dan waktu keluar rumah tadi... kalian melakukannya lagi, kan? tebaknya.
Aku diam saja tidak menjawab.
Untung saja bahasa Indonesia orang-orang ini tidak sebagus dulu sewaktu masih tinggal di kotaku, jadi tidak mengerti apa yang dibicarakan Angelica.
Rumah ini hanya mempunyai 3 kamar, hingga satu kamar extra itu kuberikan pada Angelica. Nicole dan Carrie tidur sekamar dan ibunya sendirian tidur di Master bedroom.
Aku tidur di sofa... Lelah.
Mhhng?
Siapa yang mempermainkan penisku? Terasa geli... Dijilat? Dihisap?
Aku menyentuh kepalanya dan mengusap-usap rambutnya... Bukan Carrie atau Nicole!
Mam...??
Aku kaget setengah mati... Orang yang menghisapi penisku ternyata adalah ibu Carrie dan Nicole. Wanita Thailand yang masih cantik dan seksi itu memegangi penisku yang tegang.
Hush... Silent... You dont wanna wake up everybody here, right... So silent... and enjoy it... (Hus... Diam... Kau tak mau membangunkan mereka semua, kan?) ia kembali mengulum penisku.
Rambut hitam panjangnya bergoyang-goyang di bahunya saat mempermainkan penisku. Dari baju tidurnya aku bisa melihat belahan dadanya yang besar, di remangnya lampu ruang TV ini.
Ia pasti kesepian karena sering ditinggal suaminya yang sering bertugas ke luar negeri.
Ibu tiri Carrie dan ibu kandung Nicole ini masih relatif muda. (Kawin muda mungkin). Sekitar awal 40-an tahun begitu. Wajah eksotis Asianya yang kental mungkin menarik perhatian ayah Carrie yang saat itu sudah bercerai.
I want it... (Aku mau...) wanita itu mulai memanjat naik.
Ia hanya perlu menyisihkan bagian rok long dress berbahan lembut itu dan menggeser juga celana dalamnya agar penisku bisa masuk...
Selanjutnya ia sudah memompakan vaginanya yang basah panas itu seperti kesetanan. Untung saja sofa ini berkualitas bagus hingga tidak berderit-derit karenanya.
Ia menahan suaranya...
Aku mempermainkan dadanya...
Putingnya masih kecil, seperti anak gadis saja. Pasti ia tidak menyusui Nicole waktu bayi.
Cmon... I want you to cum inside me like you cum inside my two daughters... Hssshh... (Ayo... Ngecrotlah di dalam seperti kau ngecrot di dalam kedua anakku...) katanya.
Mati aku... dia tau aku main dengan kedua anaknya.
You knew I have fucked... your daughters? (Anda tau kalau aku ngentoti kedua putrimu?) pastiku.
Of course I know... Im the one who giving her the birth control pills... But not to Nicole... She doesnt even get the period yet, (Tentu aja aku tau... Aku yang memberi pil KB pada Carrie... Tapi tidak pada Nicole... Dia belum mendapat menstruasi...) jelasnya.
... so... youre just so horny mom who fuck her own daughters boyfriend then... (
jadi anda adalah ibu sange yang ngentoti pacar anak sendiri...) candaku.
Youre literally a mother fucker now... Tee... he.. he.. (Kau sudah resmi jadi seorang mother fucker (pengentot Binor?) sekarang... He... he... he...) balasnya.
Itll be long before I can cum... youve got to wait... (Akan lama aku ngecrotnya... Anda harus menunggu...) kataku terus menerima hentakan badannya di penisku.
Ia terus memompakan badannya tanpa henti. Lalu berganti posisi dengan ia mengangkangkan kakinya dan kugenjot sekuat-kuatnya.
Ia melengkungkan badannya ketika orgasme dan menggigit bantal agar tidak bersuara. Meremas dadanya sendiri.
Wanita Thailand itu tersenyum puas sekali melihat aku masih terus menggenjot vaginanya.
Mooom...
Terdengar panggilan Nicole dari dalam kamar. Aku berhenti kaget bercampur cemas.
Its okay... shes want to go the toilet... Shes still too afraid to go there at night... (Tidak apa-apa... dia hanya mau pipis... Dia masih terlalu takut untuk ke toilet sendirian...) ia melepaskan penisku dan merapikan bajunya lalu pergi melihat anaknya.
Hu-uh... Tanggung sekali... Aku belum apa-apa dia sudah pergi. Padahal ini... kontolku ini masih tegang dan berdenyut-denyut minta lagi. Dionani sajalah...
Kenapa... tanggung, ya?... ada suara dari belakangku. Desir nafas hangatnya menyentuh telingaku.
Berikutnya sepasang tangan sudah meraba dadaku. Terasa dadanya di leher dan kepalaku. Ini suara Angelica...
Mbak... melihat yang tadi? tanyaku sepelan mungkin.
Hm-em... semuanya... Aku melihat dari sana... tunjuknya pada ruangan bersebelahan dengan ruang TV ini. Ruangan itu memang gelap.
Aku tau... kalau tanggung begini... kau pasti mau onani, kan? ia berputar mengitari sofa ini.
... Sayang sekali... biar aku yang meneruskannya, ya? katanya. Ini sudah bisa ditebak.
Padahal masih ada sisa cairan kental berwarna putih milik ibu Nicole di penisku tapi ia tanpa ragu mengulumnya dengan profesional.
Mbak... sudah sering melakukan ini, ya? tanyaku diantara hisapannya yang dahsyat.
Ini sudah bagian dari pekerjaanku... Aku ini bagian PR... bertugas bagian entertainment... Kuanggap ini bagian dari entertainment... Itu tugasku... jawabnya. Profesional.
Ia lalu memasukkan penisku ke vaginanya setelah menyingkirkan celana dalamnya.
Whooaaa... Enak sekali. Liangnya mengemut batangku berulang-ulang. Ia sangat terlatih untuk bermain seks. Service-nya memang dahsyat sekali.
Belum pernah ada wanita yang pernah bisa begini dalam petualangan seksku.
Dadanya bulat dan keras. Ini pasti operasi Breast Implant agar lebih besar dan memuaskan pandangan kliennya. Kuremas-remas dada itu.
Kamu kuat sekali, ya?... Biasanya laki-laki akan cepat nembak kalau kubuat begitu... katanya makin memperkuat cengkramannya di penisku.
Jangan menyerah, mbak... sedikit lagi... kataku menyenangkanku. Ini belum seberapa...
Ia melepaskan penisku dari vaginanya dan mengarahkannya di lubang anusnya.
Agak susah masuk.
Awalnya kepala penisku sudah terbenam dan Angelica mengkontraksikan bukaan anusnya agar berkembang. Dengan begitu ia mendorongkan tubuhnya dan amblaslah semua batang penisku di anusnya. Memasuki pintu usus besar.
Whhaa... Ini lebih enak lagi. Kepitannya lebih kuat dan mantap di pangkal penisku. Benar-benar hebat!
Ia merapatkan badannya dan puting susunya kuhisap dan gigit. Ia hanya bernafas berat tanpa suara bising.
Jari tanganku tak tinggal diam, mempermainkan klitoris dan memasuki liang vaginanya.
Usaha dan permainannya memang hebat sekali. Sudah terasa gelitik-gelitik kecil di pelirku, tapi masih bisa kutahan. Kuncinya adalah pengalihan konsentrasi pada kegiatan lain. Aku berkonsentrasi pada menghisap dada dan mempreteli vaginanya.
Uuhhh... keluhnya pelan seiring dengan orgasmenya saat aku menjilati lehernya. Jariku jadi belepotan.
Angelica mengangkat pantatnya hingga penisku terlepas dari cengkraman liang anusnya. Tapi tidak berhenti karena ia mengarahkan penisku ke vaginanya. (Lebih baik aku nembak di sini daripada di lobang pantat)
Kembali ia bergoyang dan aku juga ikut menyambut tiap ia menghentak turun dengan menusuk keatas. Ada suara tepukan pelan tiap paha kami bertemu.
Oohh...oohh... ia mendesah di dekat leherku. Kuambil bibirnya yang bagus itu dan kulumat sekuat-kuatnya. Nafasnya memburu.
Mungkin karena sore tadi sudah 4 kali nembak dengan Carrie, agak susah untuk nembak lagi...
Gotcha! (Ketauan!) ada yang mengejutkan kami. Tepatnya dua orang, Carrie dan Nicole.
We caught you fucking our boy... (Kami menangkap basah kamu yang mengentoti cowok kami...) kata Carrie dengan nada kekanakan.
Carrie...?
Heh... heh... Im sorry... Excuse me... (Heh.. heh... Sori... Permisi...) buru-buru Angelica melepaskan penisku dari liang vaginanya dan membawa pergi celana dalamnya. Sambil berjalan cepat ia juga merapikan pakaiannya.
Hey... his dick still sticking out like a pole... (Tititnya masih ngaceng kaya tiang...) seru Carrie senang sekali.
We cant let him sleep here... Take him to our room... (Kita tidak bisa membiarkannya tidur disini... Bawa dia ke kamar kita...) usul Nicole.
Buru-buru saja Carrie menarik tanganku dan membawaku ke kamar mereka.
Lagi-lagi aku harus melayani gairah seks mereka berdua. Berganti-ganti Carrie dan Nicole... Dan aku nembak lagi 3 kali...
Hidup yang berat...
Walau begitu selama 10 hari aku berada di Australia, di rumah Carrie... sedikitpun ia tidak ingat padaku. Pada hubungan kami di masa lalu. Pada kenangan kami di masa lalu...
Ia menganggapku sebagai orang baru ia kenal. Yang bisa memuaskan gairah seksnya. Walaupun pikirannya masih setaraf anak-anak... ia sudah sangat menikmati seks yang hebat.
Ini yang masih terus membuatku sedih...
Pernah juga terpikir untuk memulai saja semuanya dari nol kembali mengingat bagaimana ia menerimaku sebagai orang baru. Hanya tinggal menunggu beberapa bulan dengan sabar hingga pikirannya setaraf dengan remaja seumurannya.
Tapi itu semua tidak akan sama... aku mau Carrie seperti yang dulu! Yang menerimaku apa adanya...