Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT PENGUASA ABSOLUTE

Bab 5 Selamat tinggal (2)



Setelah 6 bulan sejak kedatangan Marco didalam dunia ini...

Hijau, hijau dan hijau.. itulah konsisi yang bisa digambarkan saat ini. Kondisi disekitar lokasi Marco yang sedang melakukan kegiatannya menyerap semua energi panas serta energi dingin dari batu datar yang luas permukaannya seluas posisi dia duduk bersila sambil melakukan pelajaran tahap 11 hingga 15 dilembar halaman buku yang dimaksukan oleh Okas.

Batu yang memancarkan energi panas sedetik dan energi dingin sedetik dan berlangsung seterusnya.

Batu yang posisinya ada dibelakang air terjun yang mengeluarkan kepulan asap, orang awam jika mengira adalah air terjun dengan suhu yang sangat tinggi sehingga sampai mengeluarkan asap layaknya kabut putih, ternyata itu salah, air yang sangat dingin beradu dengan kondisi luar yang sangat panas, sehingga langsung air menguap dengan instan. Hal ini pulalah yang menyebabkan orang menjauhi air terjun tersebut, karena mengira airnya sangat panas.

Didalam tubuh Marco saat ini terasa panas dan dingin saling bergerak berputar, pergerakan yang sangat terasa layaknya perputaran pusaran air dan kita berada ditengahnya.

“...hiuuuuphhh....huuuuuuhhhh”....itulah bunyi pelepasan terakhir yang keluar dari mulut Marco.

Beberapa menit kemudian, segera dia meninggalkan lokasi tempat dia melakukan duduk bersila dibelakang air terjun tadi. Dan segera menuju padang tandus bekas pendinginan lava yang berpijar..

“...krasaaakkkkk”.... bunyi tanah yang tadinya tandus kering keras dan retak tiba tiba mengeluarkan lava pijar merah kembali... naik perlahan naik dan tinggi hingga setinggi pohon kelapa kisaran tingginya.

“...hiuuuuuufffh”.... Marco mengatur nafasnya pelan agar supaya apa yang telah dia buat tidak langsung hancur berantakan.

Dan benar saja, kontruksi yang lebih layak disebut sarang semut merah pulau paling timur negara kita itu telah berdiri setinggi pohon kelapa, dan bangunan itu berdiri dengan kokoh didepannya.

3 menit kemudian Marco beralih berdiri menuju tanah sekitaran air terjun yang diisi oleh air genangan.

“byuuuuuur..jlaabbbbb....”....suara air yang tumpah saat tanah dibawahnya terangkat naik sama tinggi perlahan menyamakan dengan tinggi tanah bekas lava yang mengeras tadi tingginya.

“..waah...berhasil...” kata yang terucap dari Marco saat itu.

....Sementara itu dilokasi tempat Okas berada......

“..... Sepertinya si Okas itu berada di dalam......” Terdengar orang bermuka kuningan berucap perlahan. Suaranya yang besar dan berwibawa menjadi ciri khas bahwa dialah pemimpinnya rombongan yang berada didepan komplek Okas saat ini.

“.....Sepertinya demikian, ketua......” Ucap seorang diantaranya yang berdiri di sebelah kanan. Panggilan Ketua pada orang bermuka perak membuktikan bahwa orang itu merupakan pimpinannya.

“........Apakah kita langsung memanggilnya keluar saja.....” Tanya orang emas yang berdiri di sebelah kiri.

“.......Lakukanlah....” Aku sudah tidak sabar lagi ingin melihat kehebatan orang ini, ujar pria bermuka perak.

“......Apakah benar seperti yang ditunjukkan oleh alat pelacak terakhir kita, jikalau batu inti ASPI ada pada dirinya....” Jawab sang Ketua bermuka perak sambil melihat alat ditelapak tangannya yang menunjukkan adanya lonjakan energi.

Mendengar itu, salah seorang dari anak buahnya yang berdiri di sebelah kiri melangkah ke depan.

“....... Okas, keluarlah, Ketua kami datang berkunjung ke tempatmu. Keluarlah untuk menyambutnya.......”... Orang ini berseru lantang.

Untuk sesaat tidak ada suara atau gerakan dari dalam komplek. Tapi setelah beberapa waktu tiba-tiba terdengar satu suara yang walaupun halus tapi jelas dapat didengar oleh tiga orang ini

“.....Tamu darimana yang datang tidak diharapkan disaat tuan rumah tidak mau diganggu....” jawab okas dengan suara lantang tanpa keluar dari kompleknya.

Dua orang itu menoleh pada ketuanya si Muka perak.

“...Ketua .., apakah boleh saya dobrak saja pintu kompleknya?......”Salah satunya kemudin berkata.

“.......Tidak perlu sekasar itu, Muka kuningan. Biarlah aku yang akan membuatnya keluar dengan cara lebih sopan.”Jawab Ketua, kemudian laki-laki bermuka emas melangkah tiga langkah kaki mendahului muka perak lalu berseru.

“.....Okas, maafkan aku yang telah datang mengganggu ketentramanmu. Untuk itu terimalah salam hormat sekaligus salam perkenalan dariku.....” Selesai berseru demikian, orang yang dipanggil muka emas ini, menghentakan tumit kanannya ke atas tanah. Dari bekas hentakan kakinya muncul segulung asap panas kemerahan dan keemasan layaknya lava pijar yang berlari menuju dalam komplek dengan cepat, menembus pintu komplek dan terus menjalar masuk. Di dalam komplek di atas bantalan tempat duduk, Okas merasakan satu getaran dari tanah yang didudukinya yang kian lama kian keras menuju ke arahnya.

Mata yang sejak tadi dipejamkan tiba-tiba membuka. Okas melihat asap kemerahan mengepul dari tanah di depannya, terasa panas. Okas kali ini segera paham salah seorang tamunya tak diundangnya itu melakukan satu serangan sangat lihai. Bukan sembarang orang yang mampu melakukan serangan jarak jauh seperti ini, menandakan penyerangnya memiliki tenaga dalam inti yang hebat.

Okas segera bertindak.........

Tangan kanannya menepuk tanah di depannya menggunakan tenaga dalam inti dengan intensitas tinggi..

“....whuuzzzssss”..... Tiba-tiba kepulan asap yang merambat melewati tanah terhenti karena tertahan oleh gelombang tenaga dalam inti milik Okas yang tidak kalah tingginya.

Dua kekuatan tenaga dalam inti tingkat tinggi bertemu, saling dorong-mendorong. Okas merasakan betapa serangan tenaga dalam inti milik lawannya yang belum dia ketahui memiliki daya dorong sangat kuat. Seandainya, dirinya tidak memiliki kekuatan tenaga dalam inti dalam level tinggi, sudah sejak tadi tubuhnya roboh muntahkan darah, dan meninggal.

Sambil memompa kembali kekuatan hawa saktinya, Okas kali ini kembali memberikan tepukan tangan ke tanah. Satu dorongan lebih kuat muncul menahan kekuatan yang berusaha menyerangnya itu. Tiba-tiba tanah di depannya terbongkar bermunculan layaknya letusan lahar gunung merapi yang baru saja meletus. Okas kali ini langsung melompat dan berkelebat ke luar komplek. Begitu berada di depan kompleknya dilihat tiga orang bermuka logam, ada emas ada perak ada kuningan menutupi wajah mereka yang sedang berdiri tegak di hadapannya.

“Siapa kalian yang tidak tahu adat menggangu orang yang sedang menenangkan jiwa?.....” Tegurnya pada tiga orang bermuka logam tadi.

Salah seorang dari ketiganya, yang tadi dipanggil dengan nama Muka kuningan tertawa terkekeh. Sambil maju satu langkah laki-laki ini berkata kepada okas.

“..... Okas, sudah lama kita tidak berjumpa. Kau kelihatan tambah tua dan jelek saja.......” Mata Okas yang merupakan salah satu orang sakti di ARKA yang bergelar penguasa unsur tanah yang sudah lama menyendiri ini kemudian memandangi laki-laki bermuka kuningan yang barusan bicara dengan pandangan tajam seperti hendak menembus dan menguliti musuhnya.

“....Aku tidak bisa mengenalimu karena sudah ratusan tahun lamanya aku menyendiri. Siapa kamu dan dua orang itu?......” ujar Okas bertanya dengan lantang

“.....Tidak usah perlu aku membuka jatidiriku. Tapi kau pasti ingat kejadian 50 puluh tahun lalu saat kau membunuh adikku, dan keluarganya di kaki gunung merapi sebelah barat daya sana. Sekarang, aku datang untuk mencabut nyawamu..”... Kata Muka kuningan dengan suara tenang tapi dingin.

“.....Ah, ingat aku sekarang.......” Ucap Okas sambil menghela nafasnya pelan, ternyata ulahnya dulu memberikan dampak setelah 50 tahun kedepannya.

“...***panya kau Muka kuningan, bagian dari pengawal unsur gunung merapi dari tanah seberang itu...”.......... ucap okas berbicara setelah mengingatnya.
“....Adikmu dan keluarganya bukan terbunuh olehku tapi dia membunuh dirinya sendiri karena tidak mampu mengalahkanku sebelum dia membunuh dirinya sendiri dia menghabisi keluarganya sendiri karena malu yang teramat sangat”....lanjut Okas menjelaskan dengan detail.

“....betapa Sombongnya kamu Okas, bukan main.......”Dengus Muka kuningan.

Sepasang matanya mencorong tajam di berikan kepada Okas tanda jikalau dia sudah berada pada titik emosi yang tinggi.

“......Kau memang diakui sebagai salah satu jago paling sakti di dunia bawah ini, tapi gelar mu itu belum tentu benar. Saat ini ingin ku melihat bagaimana kepandaian orang yang telah mengalahkan adikku itu.”........ucap muka kuningan menggebu.

“.......Tunggu, Muka kuningan.......” Ucap okas sambil mengangkat tangannya begitu melihat Muka kuningan hendak menyerangnya.

“.......Aku sudah lama tidak mau berurusan dengan segala macam urusan keduniawian. Aku tidak mau berkelahi lagi. Masalah adikmu, tidak seharusnya kau menyalahkan aku. Adikmu itu telah banyak berdosa, melakukan banyak kejahatan....” ujar Okas memberikan pernyataan.

“.......Makan semua omonganmu itu di liang kubur, Okas .....” Bentak Muka kuningan memotong ucapan okas dengan lantang.

Dan tanpa berkata lagi, tangan kananya sudah bergerak melakukan serangan. Satu angin serangan tenaga dalam inti menghantam ke arah Okas.

Okas hanya bisa menggelengkan kepalanya tanda menyesalkan perbuatan si Muka kuningan. Tanpa ayal, tangannya segera diangkat menangkis serangan lawannya itu dengan dialiri tenaga dalam inti.

Dua tenaga dalam inti yang tinggi bentrokan. Tubuh Muka kuningan bergoyang limbung untuk sesaat tapi kemudian bisa kembali tegak. Sedangkan tubuh Okas tidak bergerak sedikitpun. Dua orang lainnya yang dari tadi diam mengerti bahwa tenaga Muka kuningan masih kalah setingkat dari Okas. Tapi keduanya tetap berdiri diam memperhatikan pertarungan itu yang kembali dimulai.

Muka kuningan melompat. Tangan kanan bergerak cepat kirimkan serangan pukulan jarak dekat. Yang diarah adalah bagian dada Okas. Kalau sampai mengenai sasaran, dada Okas akan hancur berlubang tentunya. Muka kuningan ingin cepat menghabisi lawannya ini. Maka pukulan yang dikeluarannya adalah salah satu ilmu tertinggi yang dimilikinya, ilmu yang melapisi tangannya dengan warna kuning layaknya lava gunung berapi yang diliputi oleh api panas.

Tapi dengan sikap tenang Okas bergelar penguasa unsur tanah itu kembali menggerakkan tangan kanannya dengan gerak setengah lingkaran dari atas ke bawah seperti menebas. Satu sinar biru kekuningan tipis layaknya warna batuan belerang di kawah pegunungan ijen, warna belerang dengan kualitas super, itu melengkung membayangi gerak tangan Okas menghadapi jurus andalan muka kuningan.

“...ilmu Tangan Sakti...... “Ucap laki-laki muka emas yang masih berdiri di dekat Ketua yang mengenali jurus yang digunakan Okas. Dua orang itu terus memperhatikan pertarungan dua tokoh sakti itu dengan seksama.

Muka kuningan mengenal kehebatan jurus Okas itu ilmu kesaktian tangan sakti, siapapun yang terkena, dampaknya sama halnya dijatuni bola besar dengan berat hingga ratusan ton, sesaat muka kuningan bergidik ngeri membayangkan dirinya terkena jurus andalan jawara dunia bawah ini.

Maka sambil membentak keras, muka kuningan menyaluran tenaga dalam intinya semakin besar hingga tangannya mengeluarkan sinar kuning hitam redup menyala nyala layaknya api kompor gas yang mau habis gasnya.

Muka kuningan sepertinya nekat beradu kekuatan dengan tokoh dunia bawah yang dianggap paling sakti ini.

“....Dasar bodoh! Kamu muka kuningan”... orang bermuka emas terdengar memaki melihat hal tersebut. Padahal dari bentrokan pertama tadi Muka kuningan harusnya paham bahwa dirinya tidak bisa menang adu tenaga dalam.

“............blaarrrrr...”........

Dua bagian lengan berbentrokan hingga mengelurkan suara keras. Muka kuningan terperangah kaget mendapatkan tubuhnya terangkat ke udara beberapa meter tingginya akibat bentrokan tangan itu. Dan disaat bersamaan itu pula Okas bermaksud unutk melakukan satu totokan cepat ke arah betis Muka kuningan. Namun sayang sekali, seandainya saja totokan itu mengenai sasaran, maka seluruh tubuh Muka kuningan tidak ampun lagi akan lumpuh, tidak hanya lumpuh semua energi dalam intinya akan terkurung selamanya dan lenyaap detik demi detiknya bersamaan dengan retaknya tulang penyangga tubuhnya. Beruntung,sangat beruntung muka kuningan.

Dalam posisi tubuh Muka kuningan sedemikian susahnya untuk mengelak menghindari totokan itu. Disaat seujung jari lagi totokan Okas akan menyentuh sasaran, tiba-tiba satu sosok kuning emas berkelebat diikuti satu sinar kuning menyilaukan mengeluarkan suara berdesing menyambar ke arah Okas. Beruntunglah muka kuningan, lepas dari totokan Okas, terkejut ketika satu hawa panas datang menyambar ke arahnya. Maka sambil segera menarik tangannya, Okas melompat mundur beberapa meter.

Serangan sinar kuning itu meleset menyambar angin layaknya kelebatan angin kencang yang terarah.

Laki-laki bemuka emas itu sudah berdiri tegak sambil menyilangkan sebuah pedang dengan panjang 80cm di depan dada. Dialah yang tadi menggagalkan totokan Okas kepada muka kuningan.

Mata okas menyipit begitu melihat pedang di tangan laki-laki bermuka emas itu. Sepasang matanya menatap tajam kepadanya , dibenaknya..

“......Pedang raja neraka...” ...........

Ucap Okas dengan wajah berubah.

“.....Apakah kau Raja Pedang neraka dari lereng merapi barat daya”.........

Okas mengenali senjata lawannya dan tentu bisa menduga siapa pemiliknya. Yang diherankannya karena dia tahu bahwa orang yang berjuluk raja pedang neraka itu merupakan jagoan penunggu pintu lava merapi bagian barat daya yang puluhan tahun lalu pernah dikenalnya.

Tapi kalau benar, mengapa kini malah datang bersama si muka kuningan seorang tokoh sesat yang sekaligus tadi ikut ikutan menyerangnya membantu muka kuningan lepas dari totokannya.

“......Ada sesuatu yang aneh..” Pikir okas,

Dan okas tambah terkejut ketika laki-laki bermuka emas yang dipanggilnya Raja Pedang neraka itu tertawa terbahak-terbahak dan mengeluarkan ucapan.

“.....Okas, kau sungguh bermata tajam. Aku memang si Raja Pedang Nearaka. Tidak perlu heran! Aku sekarang sudah menjadi bagian kelompok monach absolute, kelompok yang dibentuk oleh kerajaan yang berjarak jutaan kilometer dari sini, dengan tugas mencari batu inti ASPI..” ujarnya membahana.

Okas mengerutkan kening dan menatap laki-laki bermuka emas itu. Dari sorot matanya yang mencorong tajam, terlihat jika orang ini memiliki kehebatan tingkat tenaga dalam intinya, dan, pasti orang inilah yang tadi mengirim serangan lava pijar menyala melalui tanah pada dirinya.

“......Baru kali ini aku mendengar tentang kelompok kalian. Akupun tidak mengenal ketuamu. Lalu apa maksud kalian membuat susah diriku yang sudah mengundurkan diri dari dunia ramai?...” ujar Okas bertanya.

“....Dengarlah Okas ... Raja Pedang Neraka sedang berucap..” teriak lantang muka kuningan.

“.......Tujuan kami hanya satu, yaitu mendapatkan ASPI dan mengatur seluruh alam ARKA ini agar bergerak dibawah komando raja monach absolute”... orang yang bermuka emas berucap dengan jelas kepada okas.

Okas sesaat diam, tapi kemudian dengan suara penuh penyesalan berkata.

“..Raja Pedang Neraka! Kau adalah salah satu tokoh golongan putih. Dan dalam usia tuamu itu mau-maunya kamu ikut terjerumus dengan orang-orang ambisius. Tidak kusangka betapa piciknya pemikiranmu mengikuti perintahnya, tugasmu adalah menjaga palang pintu unsur tanah panas gunung merapi sana, dan itu sudah turun menurun harus kamu kerjakan...” ucap Okas kembali mengingatkan.

“......Berucaplah sesukamu, Okas. Tapi perlu kau tahu. Sebelum aku mati, aku ingin merasakan dulu kesenangan hidup menjadi tokoh yang dihargai. Di alam ARKA ini”...ujar muka emas berkata dengan sombongnya.

“.......Jalan pikiran yang salah kaprah, Raja Pedang Neraka. Kau sudah memiliki nama di dunia bawah ini dan semua orang didunia ini menghargaimu. Tapi sepertinya kau tidak mungkin disadarkan lagi keliatannya, kalau begitu majulah kalian berdua sekalian...” teriak Okas kepada muka emas dan muka perak yang berdiri di samping muka kuningan yang sedang memegang lengannya.

Okas yang merasa sudah tidak ada gunanya lagi untuk menyadarkan orang yang sengaja menantang dirinya bersama dua orang itu didepannya. Okas tidak memperdulikan laki-laki yang disebut Raja Pedang neraka, karena dia sudah dibutakan oleh keinginannya sendiri saat ini

Muka kuningan dan muka emas sudah memasang kuda-kuda kokoh. Mereka tahu bahwa yang akan mereka hadapi adalah salah satu tokoh sakti ternama penguasa unsur tanah yang hidup sudah ratusan tahun dan namanya tidak ada tandingannya didunia bawah ini.

Muka kuningan berdiri dengan posisi tubuh membungkuk, sepasang tangannya mengepal di depan dada. Dalam posisi tubuh ini, Muka kuningan siap mengeluarkan jurus pamungkasnya yang disebut Pukulan larva pijar yang selama ini jarang ada lawannya yang mampu menghadapi jurusnya ini. Sedangkan Raja Pedang Neraka telah melintangkan pedang dengan kedua kaki di depan dan belakang. Dalam posisi jurusnya ini, si Raja Pedang neraka sudah siap mengeluarkan jurus terampuhnya yang disebut tarian Pedang Penghancur Iblis.

Diiringi hentakan keras, dua jago utama ini menyerang Okas. Sepasang tangan Muka kuningan memancarkan cahaya hitam menggidikkan serta mengeluarkan bau seperti bangkai yang sangat menusuk hidung dan bisa membuat kepala pening jika terhirup. Sedangkan pedang 80cm milik Raja Pedang Neraka juga berkelebatan disertai desingan keras dan hawa panas menyambar.

Okas tidak menganggap enteng dua serangan ini. Dengan mengerahkan tenaga dalam inti yang lebih dari tiga perempat bagian, kedua tangan membuat gerakan melingkar secara berlawanan lalu kedua telapak tangannya bertemu di dada. Lalu tangan kanan mendorong ke arah si Raja Pedang neraka, sedangkan tangan kiri mendorong ke arah Muka kuningan. Dari sepasang telapak tangannya itu memancar cahaya biru terang menyilaukan mata lalu menyambar ke arah dua orang lawannya itu dengan kecepatan kilat.

“...Tangan Sakti penghancur unsur”... Muka kuningan dan muka emas segera mengenali ilmu pukulan lawan, maka keduanya sama-sama melompat ke udara lalu mengerahkan hawa inti sakti dan balas menghantam.

Dua cahaya hitam berbau bangkai memancar dari tangan kanan Muka kuningan dan satu lapis sinar kuning yang berasal dari pedang muka emas langsung bertemu dengan dua cahaya biru yang menyilaukan yang keluar dari pukulan tenaga dalam inti milik Okas. “..........blaarrrrr.......Bumm...Bumm blaarrrr!!...”

Kilatan dan suara ledakan dahsyat terdengar menggelegar memecahkan kesunyian dan bongkahan batu yang tersusun rapipun berguguran akibat dahsyatnya bentrokan tenaga sakti tiga orang jagoan itu.

Muka kuningan jatuh terduduk dengan mulut keluarkan darah, tangan kanan remuk, kakinya bersikap menahan dengan lututnya, menahan tubuhnya supaya tidak roboh sedangkan tangan kiri menekap tangan kanannya yang mendenyut sakit memancarkan darah.

Jauh di sebelah kirinya, muka emas jatuh dengan posisi kedua lutut berada ditanah sambil pedangnya tertancap di tanah.

Semua Napasnya kembang kempis dan darah mengucur sangat banyak dari bibirnya.

Matanya terbuka lebar.

Tidak lama kemudian, tubuh muka emas ini jatuh tersungkur ke tanah tanpa mampu bangkit lagi.

Muka kuningan yang memang memiliki kekebalan tubuh masih bisa bertahan walaupun tetap alami luka dalam dan darah yang terus mengucur dari remuknya lengan tangannya sebelah kanan.

Okas terlihat duduk bersila mengatur pernapasan dan jalan darahnya. Dari bentrokan tadi, okas juga merasakan akibatnya. Dadanya mendenyut sakit, tapi dengan ketinggian tenaga dalam intinya, setelah mengatur napas dan aliran darah, okas dapat memulihkan tenaga dalam intinya walau napasnya sedikit memburu.

“...Ilmu pukulan Tangan Sakti penghancur unsurmu tadi sangat hebat sekali, okas”... ujar muka perak yang sedari tadi hanya melihat aksi keduanya.

“..Muka kuningan. Kau mundurlah. Biar kali ini aku yang menghadapi Okas”.. ucap muka perak dengan tegas sambil memberikan aba aba bagi muka kuningan, sementara muka emas sudah tergeletak.

“... siapa dia”.. batin okas.. karena okas menyangka muka emas yang menjadi ketua kelompok ini dari tadi..

“.. aku tidak bisa mendeteksi kekuatan tenaga intinya”...kembali okas berucap dalam dirinya sendiri.

Muka kuningan yang saat itu masih terduduk sambil menekap dada serta memegangi tangan kanannya yang sudah remuk memberikan anggukkan kepala.

Walaupun rasa penasarannya masih belum hilang, tapi menyadari keadaan dirinya, maka Muka kuningan segera menyingkir.

Muka perak sendiri terus melangah ke arah okas yang saat itu sudah bangkit berdiri. Kedua orang ini sudah berdiri berhadapan dalam jarak hanya tepaut sepuluh meteran.

Sepasang mata mereka sama-sama saling pandang dengan sorot mata tajam.

“.........Tokoh sakti yang bergelar penguasa unsur tanah, sudah lama aku mendengar nama besarmu. Baru hari ini kita bisa berhadapan. Aku sudah melihat kehebatanmu tadi, tapi belum puas rasanya kalau belum merasakannya sendiri kehebatanmu itu. Marilah kita main-main sebentar!...”

Belum juga Okas membalas ucapan, tangan si muka perak mendadak berkelebat memukul ke arah Okas. Satu serangan yang kecepatannya sukar diikuti mata biasa.

“....cetaarrrr....Dukk!!”..........bunyi dua tenaga dalam inti tingkat tinggi yang saling bertemu

Okas sudah menangkis hingga dua lengan mereka beradu keras.

Tubuh Okas terdorong mundur satu langkah sedangkan muka perak sendiri tubuhnya hanya bergoyang sesaat tanpa ada pergeseran berarti.

Hal ini membuat okas terkejut dengan ekspresi tidak percaya. Tenaga dalam inti milik lawannya ini ternyata sungguh hebat. Seumur hidupnya belum pernah okas menemukan dan mengalami kejadian seperti ini.

Dengan hati mulai penasaran, okas kini mulai mendahului menyerang. Tangan kanan bergerak mencengkram ke arah dada, kemudian tangan kiri menyusul melakukan tusukan ke arah mata lawannya.

Muka perak berkelebat menghindar ke samping. Tapi ternyata dua serangan itu hanya pancingan belaka, karena begitu lawan bergerak menghindar, okas secepat kilat mengganti serangannya menjadi sebuah totokan. Muka perak terkejut dengan perubahan serangan cepat lawannya ini. Tapi muka perak dapat bertindak cepat pula. Tubuhnya membungkuk kemudian tangan kanannya bergerak ke atas menyambar. Satu larik sinar merah gelap terpancar dan langsung menyambut serangan Okas dengan tegas.

“............Blarr!!”................ Ledakan keras terdengar ketika pantulan pertemuan sinar merah gelap bertemu dengan angin serangan Okas.

Dua orang itu sama-sama melompat mundur. Lalu dalam waktu yang bersamaan pula dua orang ini sudah maju dan saling gebrak. Dua orang sakti ini segera terlibat pertarungan seru. Semua serangan lebih mengandalkan pukulan-pukulan bertenaga dalam inti tertinggi, hebat dan cepat. Gerakan keduanya sungguh cepat susah untuk diikuti oleh mata biasa, menandakan ilmu meringankan tubuh keduanya sama-sama mencapai kesempurnaan.

Beberapa jam telah berlalu tapi belum kelihatan ada yang lebih unggul. Okas semakin penasaran bukan main. Selama malang melintang di dunia persilatan ARKA belum pernah dia menghadapi seorang lawan sampai selama ini tanpa mampu mendesak lawannya. Okas kini mengerti bahwa lawannya kali ini merupakan lawan tertangguh selama hidupnya sebagai pemegang sebutan penguasa unsur tanah.

3 jam lebih telah dilewati oleh dua orang ini. Pertarungan sengit yang masih saja sulit untuk menentukan siapa yang akan lebih unggul.

Okas tiba-tiba melompat mundur. Pandangan matanya tajam diarahkan ke arah lawannya. Okas kali ini akhirnya memutuskan untuk mengeluarkan ilmu pamungkasnya yang selama ini jarang sekali dikeluarkannya.

“......Tangan Malaikat membalik bumi..” Ilmu pukulannya inilah yang sudah menggemparkan dunia persilatan ARKA puluhan tahun belakangan ini, khususnya wilayah dunia bawah ARKA dan dengan pukulan inilah dirinya digelari dengan julukan penguasa unsur tanah.

Okas kali ini menyadari kalau pertarungan berlangsung lebih lama maka dirinya yang akan rugi. Usianya yang kini sudah ratusan tahun dan tubuhnya yang tidak lagi sama seperti masa mudanya sudah tidak memungkinkan untuk bertarung dalam waktu lama. Terlebih tadi sebelumnya harus bertarung dengan dua lawan.

Okas telah berdiri tegak. Kedua telapak tangan menempel di depan dada. Seluruh tenaga dalam dikerahkan hingga tubuhnya bergetar. Seluruh bagian bawahnya berpijak bergetar hebat.

Melihat lawan dalam posisi demikian, muka perak pun segera bersiap. Kedua lengan bersilang di depan dada dengan kedua telapak mengembang dan kelihatan bergetar. Ketika getaran tangannya itu berhenti, sambil dibarengi bentakan keras menggelegar muka perak mendahului dorongkan tangan kanannya lalu disusul pukulan tangan kirinya. Dua sinar merah dan kuning pekat berkilat susul menyusul dengan mengeluarkan suara desis keras. Bau sangit terbakar tercium di udara menambah mencekamnya kondisi pertempuran saat itu.

“...jurus Tapak Neraka........” Muka kuningan yang berdiri di pinggir arena pertarungan bergumam menyebut nama jurus Sang muka perak dengan raut wajah berubah tegang, mengingat betapa mengerikannya jurus itu.

Okas melihat dua sinar merah pukulan lawan datang dengan cepat dan ganas layaknya sinar lasser yang merambat dengan cepat diudara, maka segera okas keluarkan dari kedua tangannya dua cahaya biru berkilat dari dua telapak tangan Okas dan langsung menyongsong sinar merah kuning hasil pukulan dari muka perak, hentakan dan pertmuan itu saling beradu dalam jarak 10 meteran.

“........Bumm!! Blaaaaaaaaarr!!”...bunyi dua dentuman dahsyat terasa menggetarkan dunia bawah ARKA.

Tubuh Muka kuningan yang sudah bersender dibongkahan batupun sedikit terhuyung ketika dua pukulan sakti itu bentrokan. Debu debu akibat terangkatnya tanah disekitar pertempuran terlihat memenuhi kondisi pertempuran saat itu.

Ketika debu mulai berangsur menghilang, matanya muka kuningan mendelik memandang ke arah depan dimana terlihat tubuh Okas, salah satu tokoh yang dianggap paling sakti masa itu tergeletak dengan sekujur tubuh kehitaman!!...

Sedangkan tubuh muka perak sendiri terlihat jatuh dengan tangan menapak ditanah. Pakaian hitam dan mantel merahnya terlihat hangus di beberapa tempat. Tapi hebatnya, walaupun dengan tubuh terlihat lemas dan limbung serta wajah pucat muka perak, ternyata masih sanggup untuk berdiri kembali.

Napasnya jelas sekali tersengal serta ada beberapa tetes lelehan darah pada bibir bagian kanannya. Jelas bahwa muka perak pun mengalami luka dalam sangat parah akibat bentrokan tenaga dalam inti tadi.

Muka kuningan dengan gembira melompat menghampiri muka perak dan setelah bersikap hormat kepada muka perak, muka kuningan berkata :

“......anda sungguh hebat luar biasa. Anda berhasil mengalahkan salah satu tokoh tersakti di dunia bawah ARKA saat ini. Saya sungguh hormat pada anda. Dengan begini, kita akan mudah mendapatkan batu ASPI dan segera bisa menguasai dunia ARKA selamanya”... ucapnya dengan gembira

“...Okas bergelar penguasa unsur tanah itu benar-benar hebat. Membunuh satu orang ini saja bukan pekerjaan mudah. Segera kamu cari dimana batu itu disembunyikan, dan segera kita tinggalkan tempat ini”...ujar muka perak menginstruksikan muka kuningan.

“...Saya paham akan maksud anda. Saya akan mengikuti dan turut patuh pada Anda, terlebih setelah melihat kemampuan Anda bertarung tadi......” Berkata kembali muka kuningan sambil bersujud di depan sang muka perak.

Laki-laki ini tersenyum puas melihat salah satu anak buah andalannya ini. Sambil menghela napas serta mengelus dadanya yang masih terasa sesak akibat bentrokan tenaga dalam tadi, muka perak kemudian berkata:

“......Begitu kita menemukan batu ASPI itu segera kita tinggalkan tempat ini”.........

Saat itulah tiba-tiba satu bayangan datang berkelebat.

Karena perhatian mereka penuh ditujukkan hanya pada Okas dan pencarian keberadaannya batu ASPI, mereka tidak mengira ada orang lain telah tiba dilokasi tersebut.
Maka ketika dua serangan berupa tonjokan tenaga dalam inti menghantam punggung dari si muka perak dan si muka kuningan datang bersamaan, kedua orang itu tidak bisa menghindar dari serangan mendadak tersebut. Dua orang itu terlempar jatuh di tanah berteriak antara kaget kesakitan dan geram.

Beberapa saat keduanya kembali melompat berdiri dengan pandangan menyorot beringas ke arah seorang pemuda tanggung yang saat itu sudah berdiri di samping tubuh okas yang tergeletak.

“.......Bocah setan!........ Siapa kau berani mati datang mencampuri urusan kami...” Bentak si muka kuningan.

Seorang anak muda berusia sekitar delapan belas tahunan berdiri tegak dengan tatapan marah ke arah lima orang itu.

Rupanya dia adalah murid tunggal Okas. Siapa lagi kalau bukan Marco.

Tanpa menghiraukan bentakan kedua orang yang terlihat asing baginya itu, kemudian marco mengangkat tubuh gurunya dan meletakkan dipangkuannya.

“.........Guru, kau terluka?...”

“........Siapa mereka ini yang berani mengeroyokmu........” Tanya Marco dengan nada khawatir melihat keadaan sang guru.

“....Marco, kenapa kau kembali? Bukankah aku sudah menyuruhmu mendalami semuanya isi buku itu” Okas bukannya menjawab pertanyaan sang murid malah balik ajukan pertanyaan.

“..aku sudah menyelesaikan halaman 16 sampai 30 guru..” ucap marco kepada gurunya seolah melapor layaknya anak SD melaporkan PR kepada gurunya.

“......Perasaanku tidak enak ketika baru menyelesaikan tugas yang engkau berikan padaku guru, mendengar suara dentuman keras dan kilatan biru, makanya saya segera berlari kesini..” ucap Marco kepada okas...

“...huft..”.......Okas mendesah bingung.

Dilihatnya si perak sudah berdiri lagi, begitupun si muka kuningan.

Yang dikhawatirkan olehnya saat itu adalah keselamatan muridnya. Dengan kepandaian anak bernama Marco Saat ini tidak mungkin muridnya mampu menghadapi salah satu dari dua orang musuhnya.

“....Mereka adalah musuh-musuh lamaku yang datang untuk menuntut balas kematian kawan-kawan mereka. Dan mereka sangat berbahaya.....” Akhirnya dengan suara pelan okas menjawab.

Mata Marco menyorot tajam memandangi dua orang itu yang kini balas memandang dirinya dengan pandangan berkilat penuh nafsu membunuh.

Si muka kuningan walaupun terluka dalam masih bisa berkata seram.

“......Kebetulan sekali, Okas. Ternyata muridmu telah datang mengantarkan nyawa sehingga aku bisa menumpas kalian berdua sekaligus dan segera bisa kami rebut ASPI yang entah dimana kalian sembunyikan, tentunya tidak susah kami mencarinya saat mayat kalian berdua sudah tergeletak disini...” Kata Muka kuningan sambil menyeringai dan mengangkat tangannya yang sudah dialiri hawa sakti.

“.....Jangan kau berani menyentuh muridku, Muka kuningan....”Bentak Okas, walau dalam hati penuh kekhawatiran terhadap keselamatan muridnya itu. Mengingat kondisinya sendiri sangat lemah saat ini, dia sadar beberapa saat lagi dirinya akan meninggalkan dunia ini.

“......Aku akan membantumu menghadapi mereka, guru. Apalagi keadaan guru saat ini sedang terluka.....” Marco berkata dengan suara tegas penuh keberanian membuat Okas menoleh dan melotot marah.

‘.....Kau ini jangan bodoh Marco. Mereka bukan lawanmu. Kau pergilah dari sini. Selamatkan dirimu!....”

“.......Guru yang jangan berkata bodoh! Mana mungkin aku akan meninggalkanmu sendirian menghadapi mereka sendirian. Walaupun harus mati aku akan tetap disini mendampingimu...” Ucap Marco yang malah balas membentak gurunya membuat Okas terdiam penasaran dan bingung.

Okas sangat mengenal watak muridnya yang keras hati. Tidak mungkin sang murid mau meninggalkannya. Hal inilah yang membuat hati Okas bingung dan khawatir. Kalau Marco tetap disitu maka keselamatan muridnya akan terancam. Bagaimanapun Marco harus hidup! ASPI harus terselamatkan.

Tapi ketika orang tua ini hendak menyampaikan hal tersebut, muka kuningan sudah berteriak dan mulai mengangkat kedua tangan.

Marcopun segera melompat menghadang ke arah si muka kuningan yang saat itu hendak bergerak melangkah kearah Okas gurunya yang sedang berusaha untuk berdiri. Melihat pemuda yang masih sangat belia itu menghadangnya,..

si muka kuningan memandang sebelah mata marco. Langsung membentak marah.

“........Bocah jahanam, nyalimu besar juga. Biar ku bunuh kau secepatnya...’ ucapnya lantang.

Tanpa memasang kuda-kuda laki-laki bermuka kuningan ini menggerakkan tangan kirinya memukul ke arah kepala. Tapi alangkah kagetnya si muka kuningan ketika ternyata pukulannya disambuti lawannya.

“......Dukk!!........tampak Dua lengan beradu keras.

Marco terhuyung mundur sampai tiga langkah, pergelangan tangan kanannya yang dipakai menghalau serangan terasa ngilu dan sakit bukan main. Muka kuningan sendiri tidak kalah terkejutnya ketika tangan kirinya terasa bergetar. Hal ini membuktikan bahwa pemuda tanggung ini sudah memiliki tenaga dalam inti yang lumayan.

“....Aku harus segera membunuhnya supaya tidak jadi duri dalam daging di kemudian hari........” ucap pelan muka kuningan

“........Anak setan! Bersiaplah untuk mati.........”...

Marco tidak menjawab, hanya kakinya yang makin kokoh membuat kuda-kuda. Matanya mengawasi si muka kuningan dengan pandangan tajam. Dia tahu bahwa lawan yang dihadapinya seorang jago berpengalaman. Tapi anak muda keras kepala ini tidak mengenal arti rasa takut. Kini saatnya dia menguji semua ilmu yang telah diajarkan gurunya dalam pertarungan sesungguhnya. Oleh karena itu, ketika dilihatnya muka kuningan mulai bergerak menyerang, Marco bersiap siap menghadapi.

Tidak tanggung-tanggung lagi Marco langsung menggunakan jurus andalan ajaran gurunya yang disebut jurus Tangan Malaikat membalik bumi.

Seandainya anak muda ini sudah memiliki pengalaman, keuntungan sebenarnya berada di pihak Marco, karena muka kuningan yang belum mengenal kemampuan Marco serta menganggap si anak muda hanya anak ingusan hingga membuatnya lengah karena sikap yang meremehkan. Ditambah dengan keadaannya yang memang sedang terluka dalam akibat adu kekuatan dengan Okas tadi.

Maka ketika muka kuningan bergerak ke depan terlebih dahulu menyerang Marco, dia jadi terkejut karena anak muda yang dianggapnya lemah ini bergerak sangat cepat dalam jurus yang tidak terduga. Diawali dengan tinjunya yang hanya mengenai angin kemudian satu kibasan tangan kanan lawan sudah ada di depan matanya hingga dengan gerakan buru-buru muka kuningan melompat mundur. Tapi belum hilang rasa kagetnya lawan sudah melompat mengejar dan satu pukulan telak telapak tangan Marco bersarang di dadanya hingga muka kuningan menjerit karena kaget dan kesakitan. Dari mulutnya kembali meleleh darah!....

Sebenarnya tenaga dalam Marco yang masih muda ini tentu saja tidak berada di atas muka kuningan, tapi karena keadaan muka kuningan yang sudah terluka sebelumnya, membuat pukulan Marco membuat lukanya bertambah parah. Melihat lawannya mampu dirobohkan dalam satu gebrakan membuat semangat anak muda ini jadi berkobar tapi sekaligus terlalu bernafsu. Dalam jurus yang sama Marco segera menyusul melakukan serangan pukulan telapak tangan. Yang diarah kepala muka kuningan yang saat ini sedang tidak bisa menyeimbangkan badannya.

Melihat serangan susulan lawan, muka kuningan membentak marah. Dengan gerakan cepat jawara ini membuang dirinya ke tanah lalu berguling menjauh.

Tapi Marco dengan cepat mengejar. Kini kaki kananya yang melakukan tendangan keras ke arah punggung. Muka kuningan tidak kehilangan akal. Dengan membuat setengah putaran tubuhnya, kedua kakinya ikut memutar dan secepat kilat menyongsong serangan kaki Marco.

“......Begh.....Dess...bugh...!!”....

Tendangan Marco berhasil dibendung oleh sepakan muka kaki milik si muka kuningan hal ini membuat anak muda tanggung itu bergerak ke belakang. Kesempatan baik ini tidak disia-siakan oleh muka kuningan, tubuhnya sekelebat bangun dan langsung menyerang ke arah si pemuda itu.

Marco yang melihat lawan sudah menyerangnya segera melompat menghindar ke atas dan balik menyerang dalam jurus Tangan Malaikat membalik buminya. Kedua tangan mengibas cepat susul menyusul ke arah tubuh muka kuningan.

Jurus ini sebenarnya sangat hebat dan cocok untuk serangan mendadak seperti saat itu. Tapi Marco yang memang masih hijau dalam pertarungan tidak bisa memperhitungkan bahwa lawannya ini merupakan jago kawakan dan musuh lama gurunya yang sedikit banyaknya pernah mengenal jurus-jurusnya. Seandainya gurunya sendiri yang melakukan gerakannya ini mungkin akan berbeda keadaannya. Tapi Marco saat ini belum menguasai jurusnya secara sempurna. Maka tidak mengherankan ketika melihat pemuda itu menggunakan jurus tersebut, muka kuningan tentu mengetahui titik kelemahannya.

Sambil menundukkan kepala kearah samping, muka kuningan segera memutar tubuh empat puluh lima derajat ke kanan, kemudian disusul tangan kirinya menyambar menangkis serangan Marco dan secepat kilat tangan kiri menebas ganas. Marco tidak tahu apa yang terjadi kemudian. Pemuda ini hanya merasakan pergelangan tangan kanannya kesemutan diikuti paha kanannya kena hantaman sangat keras membuat tubuhnya yang sedang melayang di udara tanpa ampun lagi terbanting ke tanah sangat keras. Sekujur tubuhnya sakit bukan main bagaikan remuk. Belum lagi kesadarannya pulih satu tendangan keras bersarang di rusuknya disusul satu tinju mengenai rahangnya.

Marco mengertakan gigi aats bawahnya bersamaan supaya tidak sampai mengeluarkan jerit kesakitan. Tiba-tiba rambutnya terasa dijambak orang dari arah belakangnya dan ditarik dengan keras hingga tubuhnya terseret bangun. Sakitnya luar biasa. Tapi dalam keadaan seperti itu, otaknya yang memang cerdik tidak kehilangan akal. Dia tahu bahwa muka kuningan ada di belakangnya. Maka dengan mengerahkan semua kekuatan sikutnya bergerak.

“......Dukk!! krakk!!.......”

Terdengar suara patahan tulang dibarengi teriak kesakitan dan jambakan pada rambutnya mengendor. Dengan gerakan tiba-tiba Marco menggerakkan kepalanya dan lepaslah cengkraman muka kuningan pada rambutnya. Pemuda ini buru-buru melompat mundur beberapa langkah dengan keringat sudah membasahi sekujur tubuhnya. Dilihatnya muka kuningan terbungkuk-bungkuk memegangi tulang rusuknya yang kena sikutan Marco. Mata orang ini tajam memerah.

“......Bocah jahanam, kau memang pantas mati......” Amarah muka kuningan sudah tidak terbendungkan lagi. Dengan langkah lebar muka kuningan mendekati Marco. Begitu dekat, satu pukulan bertenaga dalam tinggi langsung dilancarkan ke arah Marco.

Marco mengeluh dalam hatinya, karena lawannya ternyata memiliki kekuatan tubuh luar biasa. Dalam keadaan terluka dalam dan tulung rusuknya patah kena sikutnya tadi ternyata gerakannya masih sangat luar biasa.

Tapi Marco jauh dari rasa takut. Dengan gerak cepat pemuda ini bergerak mengelakkan serangan. Tapi gerakannya kali ini terlalu lamban akibat luka di pahanya yang terasa nyeri hingga pukulan muka kuningan masih sempat menyerempet bahunya.

Marco mengeluh tertahan....

Tubuhnya kembali jatuh terbanting. Disaat itulah muka kuningan kembali menyerang. Kepalan tangannya berkelebat mencari sasaran di kepala si anak muda. Apabila mengenai sasaran, maka tak ampun lagi tengkorak kepala Marco akan retak atau paling tidak cidera berat. Marco sendiri yang menyadari bahwa keadaannya tidak menguntungkan sudah mengambil keputusan nekat untuk berjibaku melawan energi inti keras dengan energi inti keras. Seluruh kekuatan tenaga dalamnya sudah disalurkan sepenuhnya pada telapak tangannya.

Tiba-tiba satu benturan keras menggelegar dan Okas datang berkelebat menolong muridnya tepat pada waktunya. Satu gulung angin pukulan menabrak tubuh muka kuningan hingga orang ini mencelat beberapa meter jauhnya dan terkihat muntahkan darah segar kemudian diam tidak berkutik. Muka kuningan tewas ditempat.!!!

Ternyata walaupun sedang menghadapi muka perak, Okas tidak melupakan keadaan sang murid yang bertarung menghadapi muka kuningan. Keadaan inilah yang membuat okas saat ini makin terdesak hebat dan beberapa kali hampir kena pukulan dari sang pemilik muka perak itu. Untung saja lawannya pun sama-sama sedang terluka akibat bentrokan pada awal pertarungan mereka, hingga gerakannya tidak sehebat dalam keadaan biasa.

Okas sangat menghawatirkan keadaan murid tunggalnya itu. Dia tidak menyadari bahwa lawannya sudah berlompatan mengejarnya, Muka perak diam-diam sudah mengeluarkan senjata rahasianya untuk menyerang dari belakang okas.

“.......Marco, saat ini keaadaan kita sudah terdesak. Kamu harus lari menyelamatkan diri. Biar aku yang berhadapan dengan muka perak, kalau ada kesempatan aku akan menyusulmu segera..” Ucap Okas langsung berdiri memasang kuda-kuda kokoh.

Marco menggelengkan kepalanya keras-keras.:

“......Tidak guru. Lebih baik aku mati daripada harus meninggalkanmu, aku tidak bisa meninggalkan dirimu guru...” ucap marco dengan sedih.

“........Plakk!!......” Marco tidak bisa meneruskan ucapannya karena tiba-tiba sebuah tamparan mendarat di pipi kanannya.

Okas dalam keadaan yang bingung dan khawatir sudah menampar muridnya tersebut, membuat Marco kaget dan memegang pipinya yang terasa panas.

“...Murid ******. Apa kamu tahu keadaan kita saat ini?......” Bentak Okas menggelegar. “......Dengar Marco. kalau kita.....hekk akh..! “...okas muntah darah

Tiba-tiba suara Okas terputus diakhiri suara jeritan tertahan. Sebuah pisau kecil sudah menancap di belakang lehernya. Tentu saja Marco terkejut bukan main dan menjerit panik sekaligus murka melihat sang guru diserang dari belakang oleh orang tersebut.

Tubuh Ki Okas bergetar hebat. Bukan hanya karena terkejut dirinya diserang secara licik dari belakang saat dia lengah, tapi juga karena luka pisau yang menancap di belakang lehernya itu terasa panas. Dan rasa panas itu dengan cepat menjalar ke seluruh tubuh lewat peredaran darahnya. Tangannya secepat kilat bergerak mencabut pisau.

“.......Pisau beracun ...” Ucap Okas bergetar ketika melihat warna pisau yang menghitam menandakan bahwa racun pisau sangat jahat dan luar biasa hebatnya. Oleh karena itu tangannya segera membuat titik totokan di beberapa tempat untuk menghambat racun menjalar lebih cepat lagi, walaupun tahu bahwa apa yang dilakukannya hanya membuat racun berhenti hanya sesaat....

“......kau sungguh licik.... m-mmukaa perak..” Dengus Okas sambil memandang garang ke arah orang yang telah menyerangnya dari belakang dengan keji itu.

“......Tidak usah banyak bacot, Okas. Saat ini aku akan membantai kalian berdua guru dan murid....” ucapnya keras

tiba-tiba di langit kilat menyambar dan diikuti suara menggelegar yang memekakan telinga. Hujanpun tiba-tiba turun dengan derasnya seperti menangisi kematian seorang tokoh jawara yang selama hidupnya dihabiskan untuk membela kebenaran.

“... Guruuu..............”... teriak Marco keatas langiit langiit dunia bawah ini yang tidak hentinya menurunkan air.

Disela curahan hujan yang turun dengan deras, satu sosok berpakaian hitam berkelebat muncul dari balik sebuah bongkahan batu besar. Sepasang matanya langsung tertuju ke arah sosok mayat ditangan marco.

Dengan gerakan ringan tubuhnya melompat dan berjongkok di depan mayat okas, orang itu kemudian berkata penuh penyesalan...’

“....saudaraku, maaf aku datang terlambat menolongmu....” ucapnya pelan terdengar oleh marco.

“...muka perak, aku lawanmu...”...ucap orang berjubah hitam yang tidak nampak mukanya karena ditutup oleh masker layaknya ninja.

“....blaaarrr...”...satu kilatan warna hijau kekuningan layaknya warna elpiji gas 3 kiloan yang baru dinyalakan menembus tubuh muka perak seketika itu dalam satu hentakan, tubuh si muka perak itu hangus terbakar layaknya kertas dibakar oleh api korek indoapril seharga seribuan. Tubuh menghitam dan lubang tepat dijantungnya. Membuat si muka perak menemui ajalnya saat itu juga.

Beberapa saat hening... hingga...

“...kamu, ikutlah denganku, segera kita kuburkan mayat saudaraku dan kita berikan penghormatan terakhir padanya, agar segera tenang ruhnya menuju nirwana”...ujar lelaki berjubah hitam tadi kepada marco.

Kedua orang ini kemudian melangkah pergi dari komplek bangunan milik okas dan mengarah ke arah selatan.

Pada saat itu, di didunia bawah ARKA terdapat banyak jago sakti ternama. Tapi dari sekian banyak jago-jago itu hanya empat orang yang dianggap paling sakti mewakili empat wilayah mata angin dunia bawah ARKA. Okas dari wilayah Timur, BUVA dari Selatan, CLEO dari barat dan CITA dari utara. Selama ratusan tahun malang melintang di dunia bawah ARKA keempatnya hampir tak terkalahkan. Tidak seorangpun yang mengetahui dengan pasti, siapa yang paling hebat diantara empat jago ini, karena sekian lama mereka berempat masing-masing belum pernah mengadu kesaktian. Karena situasi tersebut malahan terjalin rasa saling hormat menghormati dan persahabatan antara empat jago ini. Tetapi, sudah hampir lima puluh tahun belakangan empat orang jago ini sudah jarang terdengar memunculkan dirinya di dunia bawah ARKA.

Munculnya berita tentang kematian OKAS sang penguasa unsur tanah dari timur, salah satu jawara yang disegani menggemparkan dunia kesaktian bawah ARKA. Semua orang terkejut menduga-duga siapa orang bertenaga dalam inti tinggi yang mampu membunuh Okas.

Hanya kabar berita dari mulut ke mulut yang simpang siur mengatakan bahwa orang yang mengalahkan Okas adalah manusia yang mengenakan jubah hitam. Siapa adanya orang ini tidak seorangpun yang tahu. Ada juga yang mengatakan bahwa okas kalah bertanding dan tewas akibat dikeroyok oleh tiga orang pembunuhnya, dan berita lain-lain yang tidak jelas, tapi pada intinya semua orang telah dibuat penasaran terhadap kematian Okas.

Disuatu tempat diwilayah selatan...

Untuk beberapa saat lamanya Marco masih duduk terdiam di depan gundukan tanah merah makam gurunya. Pikirannya kosong. Tubuh dan pakaiannya selain kotor oleh tanah juga sudah basah kuyup oleh keringat. Baru ketika sore hari dimana udara terasa sangat dingin menggigit kulit Marco baru bangkit berdiri.

Diterangi nyala obor pemuda ini berjalan gontai memasuki suatu komplek dimana dia tinggal sekarang. Semalaman Marco tidak tidur dan hanya duduk termenung diatas bebatuan cadas pembaringannya. Barulah ketika pagi menjelang, anak muda ini jatuh tertidur dalam posisi masih duduk menyandar pada dinding batu cadas tempat tidurnya. Mungkin saking lelahnya setelah semalaman bekerja untuk menguburkan mayat gurunya.

“.. apa rencanamu anak muda”... ucap BUVA... yaa dialah pria berjubah hitam yang ternyata adalah saudara dari Okas, satu satunya saudara yang dimiliki oleh Okas didunia bawah ARKA ini.

“.. entahlah guru, ...” ucap Marco kepada Buva,

“...aku telah mendengar dirimu dari mendiang Okas, tugasmu sangat berat anak muda, kamu harus memenuhi takdirmu...segala bentuk kehilangan akan menyertai jalannya kehidupanmu seperti yang sudah digariskan...” ucap Buva kembali berbicara.

“... segera kamu persiapkan dirimu untuk tugas berat itu”... lanjutnya

“... aku masih belum siap guru”... jawab marco dengan lemas.

“... akan ada banyak lagi musuh yang akan mendatangimu dan kekuatannya lebih dari yang barusan kamu lihat, bahkan sekelas gurumu saja bisa dilumpuhkan”...ujar buva menimpali diskusi saat itu.

“... aku hanya beruntung anak muda, orang yang kita lawan sudah kehabisan energi intinya, sehingga aku bisa dengan mudah membunuhnya, akan sangat berbeda jika aku dalam posisi Okas,..pikirkanlah”... lanjut Buva berbicara kepada marco dengan memberikan pengertian yang bisa dipahami tentunya.

“... baiklah guru, lantas apa yang mesti aku lakukan sekarang?..”...tanya marco kembali..

“... lanjutkan perdalam buku yang sudah diberikan oleh gurumu, gunakan semua fasilitas yang ada disini”...ucap Buva memberikan saran.

Komplek bangunan ini hampir sama seperti komplek dimana Okas berada terkait luasannya, hanya saja komplek ini berbeda letaknya, komplek ini berada didalam gunung berapi, meskipun berada didalam gunung berapi, namun suhu disini sangatlah jauh dari kata panas. Disebelah belakang bangunan utama terdapat air terjun yang mengalirkan air dengan suhu sangatlah dingin, apa mungkin itu yang membuat kondisi komplek sekitar sini terasa tidak selayaknya berada didalam tungku api. (Maybe yess maybe No.:red)

Dan mulai hari itu, marco bertekad segera kembali menata apa yang sudah pernah dibicarakan oleh mendiang gurunya serta saran dari gurunya saat ini. Yaitu melatih tenaga dalam inti sesuai dengan lanjutan halaman buku yang disimpannya.

Sementara itu dilain tempat dan masih didunia ARKA....

“....bodoh.....”....teriak orang yang duduk disinggasana kepada orang didepannya yang menundukkan kepala tanda tidak keberaniannya menoleh kepada orang yang duduk disinggasana itu.

“....cepat kerahkan semua kelompok terkuat kita, cari batu inti itu segera...” ujarnya kembali

“...siaaap tuaan...”... ucap orang didepannya dengan semangat berkobar.

...........bersambung
Titip Tombak Pusaka Sangga Garba, disini dahulu...
 
Bab 9 – Penguasa Cahaya, Petir, Ruang

Dan...

disinilah marco saat ini, berjarak 25.000 (dua puluh lima ribu) kilometer jauhnya dari kerajaan penguasa api, perjalanan yang ditempuh marco dalam 8,5 (delapan setengah jam) perjalanannya tanpa henti. Setelah diberitahu oleh sang raja letak jembatan langit sebagai jalan marco untuk menemui para penguasa monach yang ada dilangit pagi tadi setelah melakukan sarapan pagi bersama, diikuti adegan perpisahan dengan istri ketiganya dan pesan pesan dari sang ayahanda mertuanya.

Dalam benak marco pastilah tidak semua penguasa monach yang informasinya sombong dan angkuh ini tidak ingin membantu mahkluk hidup yang ada di permukaan bawah lautan dan bawah tanah dari dunia ARKA. Pastilah ada yang memiliki kerendahan hati untuk bersama sama menjaga kedamaian semua unsur kehidupan dalam keseharian tugasnya masing masing.

Marco ketika itu sedang beristirahat dibawah pohon rindang, pohon yang jika dilihat lihat mirip dengan pohon beringin, berdiri kokoh tinggi besar dengan akar akar batangnya dari atas kebawah menjuntai. Tersenyum kembali dirinya ketika secara tidak sengaja dia mendapatkan inti energi cahaya, sekaligus menjadikan dirinya menjadi penguasa cahaya malam itu.

==== Flash back =======

“Bobo yuk! Aku dah ngantuk...” pitaloka yang kala itu melihat marco sedang berdiri didepan jendela kamar tidurnya melihat keluar, setelah acara pernikahan mereka selesai. Marco pun menarik nafasnya dalam-dalam, sesaat sebelum akhirnya ia pun mengangguk guna menjawab pertanyaan istrinya.

Marco tak bisa lagi menahan, untuk tidak sekedar mengikuti keinginan Pitaloka. Sungguh bohong rasanya, jika seorang Marco tidak tertarik sama Pitaloka. Tertarik baik fisik, maupun rasa. Nafsu dan sayang pun telah terbangun selama beberapa hari kebersamaan mereka di kerajaan. Sentuhan, gairah, dan juga perhatian antara satu sama lain, makin melekat di ingatan Marco. Maka, ia tak lagi ingin menjadi lelaki munafik, yang tak menginginkan sekedar menemani sang gadis itu yang tidak lain telah menjadi istri ke 3 nya untuk acara tidur bersama malam itu.

Marco pun berdiri, dan menarik lengan Pitaloka lembut. Mereka bergenggaman, dan melangkah bersama menuju ke bagian kamar dalam mereka, karena tadi marco berdiri di jendela bagian luar kamar mereka.

Saat tiba didepan tempat tidur mereka, Marco sempat berhenti membuat Pitaloka mengernyit dan menatapnya dari samping.

“.....Kenapa sayang?”.. sambil berucap, Pitaloka merapatkan tubuhnya ketubuh Marco. Bahkan sentuhan di lengan saja, membuat tubuh keduanya bergetar.

Sambil menahan nafas, Marco akhirnya naik ke atas ranjang di susul oleh Pitaloka.

“........Dugh!!! Dugh!!! Dugh!!! Dugh!!! Dugh!!! Dugh!!!” Jantung keduanya makin berdetak kencang. Suasana yang penerangannya hanya berasal dari lampu tidur yang terbuat dari batu pijar yang kelihatannya memiliki unsur inti gas helium layaknya bohlam dipermukaan bumi, bedanya disini tanpa dicolokkan listrik.

Posisi tidur mereka pun, masih sama-sama di ujung ranjang. Menyisakan 40 centian lebar di tengah-tengah mereka.

Marco maupun Pitaloka, memilih untuk diam sesaat.

Tidur dengan posisi berbaring menghadap ke langit-langit.

Hening pun terjadi...

Terdengar beberapa kali di antara mereka saling menarik nafas bergantian. Sama-sama tak ada keinginan untuk memejamkan mata. Mereka masih bermain dengan pikirannya masing-masing. Pitaloka maupun Marco, tak ada yang berani untuk menolehkan wajahnya.

Memang terasa dalam kamar ini, makin lama makin hangat. Meski kondisi udara begitu dingin. Tak ada juga yang bergerak untuk sekedar menarik selimut menutup tubuh mereka. Karena balik lagi, mereka berdua tiba-tiba merasakan kegugupan yang teramat sangat.

Hingga...

Setelah 15 menit lamanya mereka diam, dimana Pitaloka pun terdengar menarik nafas sedalam-dalamnya.

“...sayaang..” Pitaloka yang tidur menghadap ke langit-langit, merasakan kegugupan yang teramat sangat berada satu ranjang dengan pria yang sangat di cintainya meski baru beberapa hari ini bersamanya. Dia baru saja memanggil Marco. Sedangkan Marco, pun melakukan hal yang sama sejak tadi. Berbaring menghadap ke langit-langit.

“....Kok diam?...” Tanya Pitaloka, dan gadis itu menoleh.

Marco menoleh juga. Dan hal pertama yang marco lihat adalah payudara itu! Bentuk yang begitu menggiurkan, yang sejak tadi berusaha tak dilihatnya. Namun kondisi yang begitu bertolak belakang dengan badannya, seakan naluri kelelakiannya lah yang menuntunnya untuk melihatnya kembali.

Entah sengaja atau tidak dalam kondisi sadar, keduanya bergeser. Makin mendekat, layaknya kutub magnet utara dengan kutub magnet selatan

Hingga jarak mereka tinggal 2centimeter.

Hening kembali...

Mereka saling mengusap wajahnya masing masing...

Hingga, entah karena apa. Tubuh mereka bergerak dengan sendirinya saling merapat.

Bahkan, siku Marco telah merasakan betapa kenyal dan lembutnya dada sang gadis yang terlihat sekal bulat padat putih mengintip dari balik pakaian pitaloka, pakaian malam dengan konsep layaknya lingerie di permukaan bumi.

Mereka masih saling bertatapan. Lembut dan hangat, tatapan Marco dan Pitaloka kala itu. Sampai-sampai nafas keduanya tertahan, bersamaan dengan itu pitaloka menganggukkan kepalanya dihadapan Marco.

“... sayang mau nyium bibir Pitaloka ??..” bisik Pitaloka membuat Marco menarik nafas.

“........Aku... Aku sudah tidak tahan lagi, untuk tidak menyentuhnya. Maaf!” kejujuran yang di ucapkan Marco, makin membuat tubuh Pitaloka bergetar.

“...Ci-cium... aja sayaang, aku milikmu..” ucap Pitaloka, membuat Marco menarik nafasnya dalam-dalam untuk kesekian kalinya.

Sumpah! Marco sudah tak sanggup lagi menahannya. Maka di tariknya wajah sang gadis makin mendekat, semakin dekat.

Pitaloka menahan nafasnya, dan seperti mimpi dimana marco telah menyentuh bibirnya. Tubuhnya bergetar, nafasnya tertahan, dan juga sekujur tubuhnya terasa seperti terkena sengatan listrik ribuan volt.

Marco pun makin mendorong tubuh Pitaloka agar berbaring. Sambil memposisikan setengah tubuhnya menindih tubuh gadis itu. Diisapnya bibir Pitaloka dengan penuh kasih sayang. Ia tak lagi mampu membohongi jika ia menyayangi gadis yang baru dikenalnya ini. Ia mencium, bahkan menggigit dengan dua bibirnya, bibir menggemaskan milik Pitaloka. Terasa basah, wajah marco ketika tanpa sadar Pitaloka mengeluarkan air mata. Bukan kesedihan, melainkan kebahagiaan akhirnya dirinya bisa di sentuh oleh lelakinya. marco yang sadar! Pun akhirnya melepaskan ciumannya. Di pandanginya wajah sang gadis dengan penuh perasaan.

“....Hash...Hash!!! Kamu kenapa nangis?” tanya Marco

Pitaloka hanya menatap marco kala itu...

“...A-aku bahagia sayaang.. hikz..hikz... bahagiaaaa bangettttt !!! AKU SAYANG BANGET SAMA KAMUUUU SAYANGKUUU ...” Setelah teriak, di tariknya wajah marco hingga mereka berciuman kembali. Bahkan saat ini, ciuman mereka semakin panas.

Tubuh Pitaloka menegang seiring sentuhan yang sejak tadi di bibirnya. Dan terasa sangat bergairah, Marco memasukkan lidahnya menggelitik di dalam tenggorokan gadis itu. Di balasnya lidah sang pria, dimana lidah mereka saling bergelitik bergantian.

“.....Mmfhhhhhhmmm...” Bibir mereka saling melumat, hanya suara cipratan air hujan yang terdengar saat ini menambah keromantisan suasana malam itu.

Sungguh nikmat yang mereka rasakan saat itu...

Berciuman dengan orang yang di cintai, berpelukan dan memadu kasih sungguh membuat jiwa Pitaloka seakan melayang ke langit ke tujuh. Ditambah lagi jiwa keromantisan marco yang sangat terlihat baginya, membuat pitaloka makin melayang kemana-mana, meloncat seperti air hujan yang memantul di genangan air di permukaan tanah. Dan rasa yang saat ini menderanya sungguh, sangat susah untuk pitaloka cerna. Perasaan bahagia bersamaan sebuah rasa yang membuat tubuhnya bergidik. Makin lama, ciuman mereka makin panas. Terlihat Pitaloka mengikuti tiap gerak yang Marco lakukan. Wajah mereka tak henti hentinya saling bergerak ke kiri dan ke kanan bergantian seiring lumatan bibir mereka yang penuh dengan gairah.

Marco pun merasakan yang sama. Dimana dia telah menjawab apa yang ia rasakan dalam waktu singkat ini. Dia juga, menyayangi gadis ini ternyata.

Namun, gadis yang ada di pelukannya saat ini. Sungguh memiliki keistimewaan tersendiri. Bukan karena pepatah lebih nikmat rumput tetangga dari pada rumput sendiri. Pembaca salah besar! Marco benar-benar merasakan nikmatnya yang teramat sangat, bisa menyentuh gadis ini. Padahal Cita dan Jelita, sama-sama nikmat. Namun Pitaloka, jauh lebih nikmat menurut Marco, karena ada sesuatu tersembunyi yang dapat marco rasakan namun tidak dapat diungkapkan dengan kata kata.

Jemari Marco tak tinggal diam, dimana ia mulai mengusap leher Pitaloka. Kemudian ke pipi lalu turun ke lengan. Sekujur tubuh Pitaloka kembali bergetar. Rasa nikmat dan hangat mulai menjalar hingga ke titik saraf paling tersensitif di tubuhnya. Selangkangan yang putih mili pitaloka pun mulai bergerak tak beraturan. Berharap ada sentuhan di sana. Kemudian, tak lama Marco melepaskan bibirnya, lalu mengecup dengan sedikit basah ke pipi, Kening dan juga dagu Pitaloka.

“.........Sssstttttt... sayaaaaaang...iiissshhh” Pitaloka mulai mendesah seiring jemari Marco mulai menyentuh-nyentuh titik sensitifnya. Mulai dari leher, belakang telinga hingga ke lengan menjalar ke bagian bawah lehernya. Apalagi lengan Marco mulai bergesekan menyentuh dua payudara miliknya. Terasa sekali sentuhan itu, karena hanya terhalang oleh kain tipisnya.

“..Tahan yah... pasti sakit...” ucap marco memulai aksinya

“.......Iya....ssss-sayaang” disertai rasa yang menggelitik saat adanya benda tumpul keras nan lembut berusaha menerobos kewanitaanya.

Tapi, dalam diamnya dan saat menahan sesuatu, Pitaloka menatap dalam-dalam wajah Marco.

Menanti saat-saat dimana, pertahanan terakhirnya akan di ambil oleh pria itu.

“...Tahan ya...” ujar marco kembali mengingatkan

Pitaloka mengangguk, tapi pikirannya makin melayang. Ia mulai merasakan sesuatu telah menggesek dan mulai menerobos masuk dibagian bawah sana. Pitaloka sambil memejamkan mata, mencoba mengalihkan pikirannya. Marco tersenyum. Perlahan digerakkan kepalanya mendekati sang gadis. Dikecup keningnya lembut sekali. Sang wanita pun masih saja diam. Marco berfikir jika Pitaloka sedang memikirkannya, sebentar lagi perawannya akan dipecah. Tapi, Marco tak berniat membatalkannya. Ia benar-benar sudah tak tahan untuk tidak mengambil yang menjadi haknya di malam pertamanya bersama Pitaloka.

Batang kemaluan Marco makin menekan lebih jauh. Dengan dituntun oleh Pitaloka yang tanpa sadar, juga kakinya yang mulai menjepit paha pria itu, perlahan batang keras itu masuk ke liang yang seharusnya.

“...Errrr!....uuuuuggghh”.. Pitaloka terpekik.

Marco sempat menghentikan gerakannya ketika mendengar sang gadis kembali meringis kesakitan. Namun tetap melakukannya kembali dengan irama yang lembut. Ia pun, makin mendorong pelan penisnya lebih dalam kembali pusakanya.

Sedikit demi sedikit, pusaka marco memasuki lubang kewanitaan milik Pitaloka dengan lembut. Semakin lama semakin dalam. Marco semakin merasakan sempit dan kenyal pada pusakanya. Namun hal ini memberi sensasi kenikmatan tersendiri.

Marco berhenti sesaat, ketika ujung pusakanya menyentuh sesuatu di dalam gua kenimatan kala itu. marco terdiam. Menatap lembut. Dengan pandangan matanya yang sayu.

Mengernyit memandang wanita didepannya tapi tak ada kata terucap...

Marco makin mendorongnya dengan hati-hati. Hingga marco merasakan ada sesuatu yang robek. Pitaloka memekik kecil. Tubuh marco dipeluknya oleh pitaloka dengan erat. Punggungnya marco dicengkeram hingga lecet oleh kuku panjang nan indah milik pitaloka. Marco merasa jika dirinya merasa perih di punggungnya. Melihat sang gadis meringis, marco pun berhenti sejenak.

“... teruskan sayaaang...teruuuskaan...enaaak bangeed sayaangkuuu”... ucap pitaloka

Dengan penuh semangat marco melanjutkannya, kali ini terlihat reaksi yang bertolak belakang dengan beberapa waktu yang lalu, saat itu pitaloka terlihat sangat liar, dia bergerak dengan rithme yang sangat liar dan entah sudah berapa kali pitaloka merengkuh panjaang bergelinjang berkali kali diikuti tubuhnya melengkung keatas, matanya putiih layaknya orang kesurupan, erangan erangan orgasme keluar dari bibir manisnya.

Pertempuran birahi antara dua sejoli ini tidak mengenal lelah, terlebih sang pejantan yang tidak ada keluar keringat sama sekali, berbeda dengan sang wanita, keringat layaknya berlari 10kilometer menempel diseluruh badannya.. tidak ada satupun celah dalam tubuh pitaloka yang tidak dilalui oleh keringat saat itu, hingga pada akhirnya...

Mata pitaloka layaknya orang kesurupan, tubuhnya terangkat melengkung keatas, bersamaan dengan teriakan yang menggema diseluruh isi ruangan kamar mereka.
“....aaaaakkkhhh....”... teriakan orgasme yang entah keberapa kali didengungkan oleh sang wanita bersamaan dengan

“..... uuuukkh”... lengkuhan marco mengeluarkan calon calon raja masa depannya, membuahi pitaloka saat itu.

Tiba – tiba...

Muncul cahaya putih dari sela sela lubang kewanitaan pitaloka, cahaya itu disertai pingsannya pitaloka. Cahaya layaknya sebesar mutiara yang kemudian masuk kedalam kepala marco.

“... plup..” bunyi dilepaskannya pusaka marco dari lubang kewanitaan pitaloka.

Segera marco melakukan meditasinya setelah cahaya putih tadi masuk kedalam kepalanya dan menghilang.

Sileut siluet yang menunjukkan kekuatan berintikan cahaya mengisi semua memory kepalanya saat itu sampai beberapa menit kemudian marco masih melakukan meditasinya.

Ternyata pitaloka adalah titisan penguasa unsur cahaya di dunia ARKA ini. Suatu kebetulan yang mengenakkan tentunya.

========= Flash back end ==========

Saat ini marco sedang menunggu momen ketika munculnya pelangi karena sesuai petunjuk dari sang raja yang tidak lain adalah ayahanda mertuanya saat ini, diujung pelangi itulah pintu gerbang antara dunia langit dengan dunia tempat marco duduk dibawah pohon rindang itu.

Dan benar saja, saat kondisi langit diliputi sedikit mendung, tampaklah di kisaran 200 meter dari tempatnya berdiri berteduh, muncul cahaya pelangi yang terlihat. Tampak beberapa rombongan turun dengan tenang walaupun terlihat berseluncur dari atas. Terlihat para penjaga disekitarnya dengan lengan bertandakan petir berwarna biru.

Segera marco mendekati mereka.

Sebelum marco medekati mereka, tiba tiba ada satu pengawal yang langsung menghadang marco.

“...siapa kamu anak muda??” ujar salah satu senior penjaga.

“... maafkan saya, nama saya marco, saya ingin pergi ke negri langit”.. ucapnya dengan sopan

“... ada maksud apa kamu anak muda, dan tidak sembarangan orang bisa naik turun dengan seenaknya”... ucap penjaga kembali

“.. saya bermaksud menemui para penguasa monach yang ada dilangit, guna berbicara terkait ASPI..” ujar marco kembali dengan singkat

“... ASPI...”.. mendadak semua orang yang mendengar semua melihat kearah marco.

“...hemmm...”...senior pengawal didepannya mengernyit tanda tidak percayaan kepada pemuda didepannya kala itu.

“... baiklah anak muda, kita harus uji tanding dulu sebelum kami memperbolehkan dirimu naik keatas dengan jembatan ini”.. ucap sang senior

“.. jika kamu kalah pergilah, jangan pernah kembali lagi”.. lanjutnya

“...hummmm baiklah paman, jika memang itu syaratnya, jangan sungkan”... jawab marco

“.........blarrr...” tanpa ada aba aba terlihat petir menyambar tubuh marco.

Jika itu adalah orang biasa, akan dengan sangat mudah petir itu menghancurkan bahkan membuat gosong yang terkena sengatan petir tadi. Tapi pengawal tadi salah, yang ada didepannya adalah orang yang sudah menguasai elemen api tanah air dan gravitasi ditambah terbarunya adalah cahaya.

Petir yang menyambar layaknya kapas bagi tubuh marco.

“... haahh...” semua yang hadir saat itu terkejut

“.. sudah cukup kah paman bermainnya?”... ucap marco

“...jangan sombong kamu anak muda”... ucap pengawal senior dengan penuh amarah, belum sempat sang pengawal memulai serangannya tiba tiba dari bawah tanah,

“... zlebbbbb...” bunyi perangkap muncul, perangkap yang terbuat dari unsur dalam tanah yang berupa batuan dimana batuan itu merupakan batu terkeras yang ada didalam tanah tempat pertarungan berlangsung, perangkap itu telah membuat tubuh sang pengawal tidak bisa bergerak, hanya menyisakan ujung tangan dan muka saja yang terlihat.

“... apaaaa....”.. semua terkejut dan penuh tidak percayaannya.

“... cukup paman, jangan ada lagi kekerasan saat ini”..ucap marco melerai dan mengakhiri pertandingan kala itu.

“... baiklah anak muda ..aku mengaku kalah...”..ucap sang pengawal senior didepannya dengan posisi tubuh masih terperangkap.

“... bluugh...serrrrhhh”... bunyi bebatuan yang tadinya melingkupi seluruh badan sang pengawal itu melepaskan diri dan kembali kedalam tanah.

“.. kami adalah pasukan dari monach petir nomor 5 diatas sana ada 100 lebih monach petir, dan monach kami adalah nomor 1 kekuasannya, tertinggi saat ini, dan kami akan mengantarkan kamu anak muda menemui ratu kami, silahkan... ”... ucapnya

“... ratu...hemmm menarik”.. bathinnya marco

Layaknya menaiki elevator berjalan, marco diantar oleh para pengawal menuju istana dimana sang pemimpinnya berada, disepanjang jalan marco melihat kecanggihannya dunia ini, terlihat sekali jika green energi sedang berjalan didunia ini, tidak adanya kendaraan dibawah permukaan, semua kendaraan ada diatas gedung, dan tanpa adanya kemacetan, orang orang dibawah bisa dengan mudah berjalan kaki maupun melayang. Benar benar kehidupan yang sangat effektif dan efisien dalam hal energi. Tidak ada nampak satu asap pun didunia ini. Benar mirip sekali dengan siluet lukisan dinding yang telah marco lihat sebelumnya.

“.. apa sumber energi dunia ini”..bathin marco

Selang beberapa lama kemudian, setelah menempuh perjalanan yang lumayan menyita waktu namun kurang dari satu jam.

Tibalah marco disebuah istana berwarna biru muda layaknya warna langit permukaan bumi. Ada lambang petir yang besar didepan istana tersebut melambangkan tanda monach petir tentunya.

Tibalah iring iringan marco didepan sang ratu.

“.. mohon maaf ratu, hamba membawa manusia dari permukaan dunia ARKA menemui Ratu”.. ucap pengawal senior yang berdiri dengan sikap hormat lagi sopan itu didepan marco.

“...silahkan paman, siapakah anak muda ini paman??”... ucap ratu, penampakan ratu ini yang jika marco lihat masih sangatlah muda perawakannya, dengan kulit putih bening, pakaian yang menunjukkan dunia modern, wajahnya yang lebih mirip dengan para selebgram salah satu aplikasi dipermukaan bumi lengkap dengan lentik bulu mata yang melebihi 3cm panjangnya, itu bulu mata apa wiper mobil. Bathinnya

“.. hamba bernama marco..” ucap marco memulai pembicaraan.

“.. langsung saja...”... ucap marco kembali mendahului, dan tanpa ada yang dia tutupi, mulailah dia menjelaskan semua yang di ketahuinya dan maksud tujuannya datang kenegeri langit ARKA.

“... hemmm jadi seperti itu...”.. ucap sang ratu masih dengan nada tidak percayaannya

“.. coba kamu buktikan jika kamu penjaga ASPI”... ucap sang ratu kembali.

“...apakah ratu siap dengan segala resikonya, ketika aspi dikeluarkan”... kembali marco menantangnya

“... apa maksudmu?’... ujar sang ratu tidak mau kalah atas intimidasi marco

“... jika ASPI dikeluarkan disini, seperti yang telah saya jelaskan, maka pihak pihak yang bermaksud serakah ingin menguasai ASPI akan segera bisa mendeteksi keberadaannya, dan dalam hitungan beberapa hari mungkin menit juga bisa, orang itu akan menghancurkan kerajaan ini beserta isinya hanya untuk menguasainya”...kembali marco menekankan hal yang sudah dijelaskannya diawal pembicaraannya.

Bergidik ngerii sang ratu mendengar kembali. Suatu tindakan bodoh jika dia melakukannya saat ini, dan sepertinya lawan bicaranya tidak ada niatan membohonginya.

“... lalu apa maksudmu kemari anak muda”...jawab sang ratu kemudian dengan pelan.

“...saya datang dengan damai, ingin agar semua monach dilangit arka bisa berdamai dengan semua unsur kehidupan dibawah langit arka, baik di daratnya maupun dilautannya”...ucap marco dengan sopan

“... hahahaha....”.. sang ratu menanggapi dengan tertawa

“... kalian mahkluk permukaan ARKA semuanya serakah, oleh sebab itulah kami tidak pernah ingin membagi keilmuan kami, tehnologi, sumber energi kami dan segala sumber daya yang kami punya kepada kalian”..ucapnya

“..mungkin apa yang ratu ungkapkan adalah masa lalu, tidak semua mahkluk dipermukaan dunia ARKAseperti yang ratu bicarakan, ada baiknya dilakukan pertemuan terkait hal ini, dan atas nama dunia bawah tanah serta lautan ARKA, mohon kiranya diperhatikan”...ucap marco dengan sopannya tanpa ada nada mengintimidasi sama sekali.

“... sudahlah anak muda.., jangan kamu bermimpi, kami akan tetap berada dilangit dan kalian mahkluk permukaan akan tetap berada dipermukaan tanpa ada bantuan dari kami, berusahalah sendiri dengan tugas kalian masing masing”...ujarnya dengan sombong dan angkuh

“... bagaimana jika kita uji tanding keilmuan kita... jika saya memenangkan pertandingan, maka ratu harus menuruti semua rencana saya tadi”..ujar marco

“.. jika kamu kalah? Kamu serahkan ASPI kepada kami, bagaimana??”... ucap sang ratu dengan nada sombong

“... baiklah”...jawab marco spontan.

“... siapa lawanku..’ ucap marco kembali.

“.. aku sendiri yang akan melawanmu bertanding anak muda...” ucap sang ratu didepan marco, lanjut berdiri dan langsung terbang menuju tempat pertandingan.

Hanya dalam hitungan 15 menit lokasi itu telah dipenuhi dengan para penonton yang jika ditebak adalah penduduk kerajaan langiit lengkap dengan semua delegasi monach yang lainnya. Bagaimana bisa dia menyebarkan berita secara cepat dan dalam hitungan menit saja sudah berkumpul begitu banyak orang dan macam kerajaan langit ini. Sungguh konsep kehidupan yang sangat effektif dan canggih, kembali Bathin marco.

“...fiuuuh...” helaan nafas marco kala itu.

“... wahai rakyatku didepan kalian adalah manusia dari permukaan dunia ARKA yang sedang menantang diriku, jika dia menang dia berhak atas kekuasaan unsur langit yaitu; petir , ruang dan waktu yang sudah lama menjadi bagian pusaka tertinggi yang dimiliki oleh dunia langit ARKA, dan jika kalah, dia akan memberikan batu ASPI sebagai taruhannya”... ujar sang ratu dengan terbang melayang diatas permukaan dengan suara yang menggema seantero colloseum layaknya, jika digambarkan kondisi lokasi pertandingan saat ini.

“... apaa.. batu ASPI..”...

“..pemuda itu memiliki batu ASPI..”.

Berbagai macam pembicaraan kala itu bergema antara orang orang yang hadir. Marco yang mendengarnya hanya tersenyum saja.

“... kita mulai anak muda, bersiaplah menerima serangan andalanku”...ujar sang ratu,

“...blaarrr....”... suara petir menggelegar disertai kilatan cahaya biru dari langit yang datang kepada sang ratu layaknya burung dara pacu yang jatuh ketangan pilotnya..

setelah petir itu berada ditangan sang ratu tanpa menunggu lama, kemudian dengan sekali gerakan dilemparkannya petir petir itu kearah marco yang mana dengan tenang berdiri ditengah lapangan. Tanpa bergerak sedikitpun.

Debu debu pertandingan berterbangan kala itu, entah debu entah kondensasi air, yang jelas layaknya asap yang mengepul tinggi setelah petir berwarna biru mengenai tubuh marco.

1 menit kemudian, setelah hilangnya debu debu hasil tumbukan petir ke tubuh marco, terlihat marco masih dengan tenangnya berdiri ditengah lapangan pertandingan.

“... apaaaa”..pekik sang ratu ketika melihatnya,

“...lanjuut, anak muda bersiaplah..”.... ucap sang ratu yang semakin emosi dibuatnya

“...zlab.. zlab.. blaarrr”...kondisi sang ratu yang berpindah pindah tubuhnya, terlihat dari satu titik ke titik lain tanpa ada terlihat bayangannya, perpindahan yang disertai munculnya petir yang menyambar tubuh marco dari berbagai arah penjuru, membuat kembali heboh suara ledakan akibat tumbukan yang sangat memekakkan telinga para penonton yang hadir saat itu.

“... waaah selamatkah anak muda itu... “...

“...kasihan anak muda itu digempur habis habisan oleh sang ratu...”

Berbagai macam pembicaraan memenuhi komentar pertandingan kala itu. Komentar analisa analisa layaknya liga sepakbola negara ini yang terlihat heboh agar supaya mendapatkan sponsor tayang.

Dan kembali lagi, marco dengan santai masih tetap berdiri ditengah lapangan pertandingan tanpa ada pergerakan sama sekali.

“...siapa sebenarnya anak muda itu..”..

“... kenapa petir sakti milik sang ratu tidak bisa melukainya..”

Berbagai bisikan dan pembicaraan kembali membahana setelah berkali kali serangan sang ratu tidak bisa memberikan dampak berarti bagi tubuh marco kala itu.

Sang ratu yang terlihat mulai emosi segera mengeluarkan petir keemasan miliknya ditangan kanannya dan petir berwarna biru ditangan kirinya, bersiap untuk kembali menyerang marco.

Namun....kenyataannya ...

“...apaa..!!! ini kenapa..”.. teriak sang ratu.

tiba tiba dari arah tangan sang ratu tidak bisa kembali mengeluarkan petir yang sudah siap dilemparkan ke marco tadi. Petir yang tadinya sudah siap dilemparkan kearah marco itu redup redup dan perlahan menghilang bentuknya....

Ternyata disinilah marco menggunakan unsur cahayanya untuk menyerap kekuatan petir milik sang ratu. Dan beberapa detik kemudian.... tiba tiba tubuh ratu terjun bebas... namun belum sampai tubuh sang ratu menyentuh permukaan..

“... uuughkkk...” sang ratu terduduk di permukaan tanah tepat sebelum aksi terjun bebasnya itu menghantam permukaan tempat pertandingan berlangsung. Disinilah Marco menggunakan unsur gravitasi kepada diri sang ratu, sehingga tubuh sang ratu tidak bisa melayang dan seolah menerima gravitasi sejumlah ratusan kali berat badannya.

“... hentikan anak muda, hentikan, aku menyerah...”... sang ratu berteriak meminta dihentikan pertandingannya. Ketika mendapati tubuhnya semakin tertekan.

“... a-a-aku menyerah anak muda, baiklah aku menyerah”...ucapnya terbata bata dengan nafas yang terlihat sesak dan susah untuk mengendalikan dirinya saat itu.

“...siapa anak itu”.. ucap delegasi kerajaan langit yang hadir saat itu, semua saling bertanya.
“...bagaimana bisa ratu penguasa kerajaan langit dunia ARKA.. dikalahkan oleh anak muda tanpa adanya pertempuran yang berarti sama sekal”....pembicaraan yang kembali menggema diseluruh lokasi saat itu.

“... baiklah ratu..”... dilepaskannya effek gravitasi dan cahaya dari tubuh sang ratu.

“... terima kasih anak muda, aku menyerah kalah..maafkan aku dan kesombonganku tadi, aku harap kamu bisa membukakan pintu maaf yang lebar bagiku tentunya”.. ucap sang ratu dengan bijaksana.

“... rakyatku dan semua undangan, ketahuilah hari ini aku ratu monach nomor satu dengan kekuasaan tertinggi diantara ratusan monach kerajaan langit, menyerahkan tanda penguasa unsur petir, ruang dan waktu kepada Marco pemuda dari permukaan ARKA.. untuk nantinya dia yang akan menjadi penguasa kerajaan langit ini setelahnya”... ujar sang ratu dengan intonasi yang jelas kepada semua yang ada dalam arena pertandingan saat itu. Suara yang menggema layaknya informasi panggilan dokter umum lewat speaker.

“...hormat penguasa marco..”..

“... hidup penguasa marco...”...

Sorak sorai kembali membahana diseluruh lokasi pertandingan.

“... terima kasih ... terima kasih... terima kasih”... ucap marco sopan dengan setengah hormat membungkuk ditujukan kepada semua penonton yang datang kala itu.

“...terimalah mahkota ini anak muda...”.. ucap sang ratu menyerahkan mahkota dengan batu permata berwarna orange, biru, dan ungu dikepala mahkotanya.. masing masing batu permata melambangkan petir, ruang dan waktu.

“...clap..” diambilnya gelang lengannya, kemudian dikeluarkannya 3 batu permata yang ada di mahkota pemberian sang ratu, kemudian dengan kekuatannya, marco menempelkan ketiga batu permata tadi kedalam gelang atlantisnya, dan dipakainya kembali.

Beberapa saat kemudian, mahkota itu kembali diberikan kepada sang ratu setelah marco melakukan modifikasi batu pengganti.

“... silahkan dipakai kembali sang ratu...”.. ucap marco dengan sopannya

“... rakyatku.. dengarkanlah...”...

“... tanda kekuasaan monach unsur petir unsur ruang dan unsur waktu, aku telah amankan. Sedangkan untuk pemegang pemerintahan tetap akan dipegang oleh sang mulia ratu Ziva, mengingat aku sendiri harus meneruskan perjalanan kembali menyebarkan kedamaian bagi seluruh dunia ARKA...”..lanjutnya

“... mulailah membuka diri dengan dunia permukaan arka, jangan lagi ada keangkuhan kesombongan dan iri dengki... berjalanlah bersama sama menjaga perdamaian dan kestabilan dunia ARKA”...ucap marco dengan lantang jelas dan berwibawa.

“...nanti akan aku instruksikan perwakilan dari permukaan dan lautan dunia ARKA guna bertemu dengan dirimu sang ratu, tolong kerjasamanya”..ucap marco dengan sopan kepada sang ratu yang ada didepannya.

“.... t- t terima kasih anak muda atas kebijaksanaanmu”.. ujarnya terbata

Sang ratu tidak menyangka anak muda didepannya begitu bijaksana dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. kekhawatiran akan dirinya dan kerajaan langit akan dijadikannya sebagai budaknya tidaklah terbukti.

Satu jam setelahnya...

“.. apa rencanamu anak muda?”... jawab sang ratu kembali, disaat mereka sedang berdiri melihat keadaan dunia langit arka setelah satu jam berselang.

“...kelihatannya aku harus segera menemukan kembali jalan pulang ke dunia permukaan bumi..”...ucap marco kepada sang ratu.

“... hah permukaan bumi..?...” ucap sang ratu terkejut.

“... benar, tapi aku tidak mengetahui caranya..”... ucap marco dengan polosnya

“... anak muda, jika kamu hendak ingin kembali ke permukaan bumi, artinya kamu harus bisa menguasai unsur dimensi...”...ujar sang ratu.

“...unsur dimensi dikuasai oleh beberapa bangsa langit bagian atas...” ucap sang ratu

“...Jadi begini, dalam tataran dan tingkatan langit ARKA ada 7 tingkatan... saat ini yang kamu pijak dan tempat kami berdiri adalah dunia langit tingkat pertama, sedangkan penguasa dimensi berada di tingkat 7 atau tingkat tertinggi dari dunia langit arka ini...” penjelasan sang ratu kepada marco.

“.. dan selama ini tidak ada yang mengetahui bagaimana cara menuju keatas langit tingkat ketujuh atau bahkan bertemu dengan penguasa dimensi dan kembali lagi ketempat ini dengan selamat.”..lanjut sang ratu bercerita.

“... hemmm..seperti itu” gumam marco sambil menganggukkan kepalanya dengan pelan.

“... namun dari langit ini ke langit tingkat kedua kamu bisa melewatinya melalui jembatan yang sama seperti konsep kamu datang tadi, jauh diujung dunia langit ini, letaknya kira kira satu juta lima ratus ribu kilometer kearah utara, kamu akan menemukan pelangi abadi, disanalah letak tangga pintu masuk mengarah langit tingkat dua...” penjelasan sang ratu kembali.

“... namun ingat anak muda, diatas langit tingkat kedua banyak sekali orang sakti dan suka beradu ilmu, mereka juga haus akan kekuasaan, kami sendiri tidak akan mampu menandingi mereka, karena semua unsur didunia permukaan dan langit tingkat pertama tidak ada yang berpengaruh disana”.. penjelasan sang ratu kembali kepada marco.

“...yang membuat kami lepas dari serangan dan keserakahan mereka adalah, keberadaan kami ditingkat satu selalu memberikan energi kepada mereka yang ada diatas, sehingga mereka membiarkan kami sampai saat ini, entah nanti, jika mereka bermaksud untuk memperluas wilayahnya”.. ucapnya bersedih jika mengingat kejadian dimana kedua orang tua sang ratu dibunuh penguasa langit tingkat dua dan menjadikan perjanjian supply energi secara terus menerus yang harus dijalankannya hingga saat ini.

“.. aku mendengarkan ratu..”.. ucap marco dengan sopan.

“...dilangit tingkat dua carilah monach dengan nama PURA, jika bertemu tunjukkanlah ketiga batu permata mahkotaku yang ada dilenganmu saat ini, dengan ketiga batu permata itu mereka akan mengerti, jikalau kamu yang berdiri didepan mereka adalah penguasa langit tingkat satu saat ini..”..ujar sang ratu menjelaskan.

“.. mintalah petunjuk darinya bagaimana cara bisa bertemu penguasa dimensi di langit tingkat ketujuh kepada penguasa PURA, namanya raja TAMA”...kembali sang ratu menambahkan.

“.. ingat anak muda, keilmuanmu disini tidaklah sebanding jika bertempur diatas sana.. karena merekalah penguasa segalanya unsur, jangan sampai gegabah sehingga membuat batu ASPI jatuh ketangan mereka, akan berbeda jika merak sampai mendapatkannhya”... pembicaraan yang mengakhiri diskusinya dengan pemuda bernama marco kala itu.

“.. ooh ya, satu lagi pergunakanlah kendaraanku guna menuju utara, nantinya kendaraan ini akan kembali lagi kemarkasnya tanpa perlu kamu urus”...ucapnya sebelum berbalik kanan meninggalkan marco yang sendirian menatap dunia diluarnya, betapa canggihnya langit tingkat satu ini. Bagaimana dengan langit tingkat dua. Bathinya...

“...memanglah, diatas langiit masih ada langiit...”..

....bersambung.
 
Terimakasih atas update ceritanya suhu @Hiukali ..
Ooo tambahnya Cahaya, Petir, ruang dan waktu..
Itu baru langit pertama, selanjutnya pasti lebih hebat dan yg terakhir unsur Dimensi..

Unsur Logam ada ga yak ato udah masuk ke unsur Tanah?
Angin/udara ato udah masuk ke unsur Air?
Lebih lengkap ini sih unsurnya daripada Avatar Aang, hehe
Setelah Cita Hamil, semoga menyusul Jelita dan Pitaloka,
Tapi sayang koq ratu Ziva ga dieksekusi jg Hu? Ato belum?
Ditunggu update cerita berikutnya suhu..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd