Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT PENGUASA ABSOLUTE

Bab 4 Selamat tinggal


Disebuah lokasi di dunia ARKA, dengan jarak jutaan kilometer jika dikonversikan.

“........energi ASPI terdeteksi diwilayah bawah tuan...” ucap tangan kanan yang sangat dia percayai.

“... hemmm, dibawah, ..... menarik...”...ucap lawan bicaranya sambil duduk di singgasananya, sementara disampingnya banyak wanita muda yang melayaninya dengan semacam buah buahan jika ditilik layaknya anggur berwarna kecokelatan namun kecil, ada nafsu makan yang meningkat sesaat setelah menelan dan mengunyahnya...

“...segera persiapkan kelompok penyisir, dan segera cari dimana lokasi tepatnya batu itu”...lanjutnya berbicara dengan tegas, sambil tangannya yang lebar lagi besar sesekali meremas pantat salah satu wanita muda yang melayaninya dengan remasan bukan teplokan mesum.

Kita tinggalkan mereka..........kembali

“....glodaaaak”....bunyi diluaran yang terdengar keraas sekali sampai ketelinga Marco dan Okas yang ada didalam.

“...dugh dugh dugh....” suara ketokan pintu bangunan komplek yang diketuk dengan keras sekali oleh pihak dari luar.

Ketukan seolah olah sedang sangat membutuhkan si pemiliknya untuk keluar areanya guna menemuinya.

Marco dan Okas lantas keluar dan melihat apa gerangan yang terjadi diluar sana, jarang jarang ada yang menggangu ketenangannya. Dan selama Marco ada di komplek ini tidak pernah ada orang lain selain Marco dan okas yang datang.

Diluaran sudah berdiri beberapa orang, sementara, dibelakangnya 4 orang yang ada barisan depan, ada orang yang mengendarai tumpangan hewan, layaknya Raptor dinosaurus, dan mereka dengan sombongnya tidak turun dari tunggangannya. Layaknya orang masuk gang sempit bawa motor kan harusnya turun motornya didorong, itulah etika.

Di bagian depan berdiri 4 orang dengan gagah, lengkap dengan baju perangnya, layaknya tokoh tokoh kerajaan jaman dulu yang sering nongol di acara televisi yang ratingnya rendah, acara yang kalah sama rating rating sinetron sinetron ataupun film film pendek di aplikasi seperti “layangan tanpa putus benang jorannya” judulnya, ataupun drama drama oppa oppa yang lagi nge hits saat ini.

Kembali ke tamu yang tidak diundang tadi...

Ternyata bunyi glodakan tadi adalah bunyi, saat ekor si raptor mengenai bangunan yang terbuat dari batu yang disusun dan sekarang telah terlihat berserakan...

“.....hmm....mungkin karena kibasan ekornya”... gumam Marco pelan.

“....langsung saja, kami mendeteksi energi besar berada disekitar sini...jadi silahkan serahkan, atau kami melakukan tindakan yang pastinya berdampak kerusakan bagi komplek ini”....ucap orang yang jika dirasa adalah pimpinan dari regu yang datang saat ini. Intonasi yang dibuat berwibawa layaknya pengumuman virus covid19 di televisi tentunya.

“...oww”... jawab Okas dengan tenang.

“...Marco kamu siap”... tengok Okas ke belakangnya untuk memperingatkan akan adanya aksi pertempuran saat ini.

“...hemm”.. anggukan kepala menunjukkan kepatuhannya untuk segera bersiap diri.

“...bleeg... ...bleeg... ...bleeg... ...bleeg...”....bunyi rentetan kaki para musuh didepannya semua terbenam kedalam dasar tanah tempat pijakan berdirinya mereka saat ini..

Hanya menyisakan setengah badan mereka separuh....

Dalam hitungan detik saja...

Semua anggota kelompok yang ada didepan Okas tanpa terkecuali semua tubuhnya tertanam didalamnya. Hanya kepala yang terlihat layaknya bola sepak yang siap ditendang pemain bola.

“... aku peringatkan... jangan pernah mendekati wilayah ini”..ucap Okas..

“... kalian mengerti...” serunya lantang..

“...b-b-bbbaaik tuan, maaf kan kami”... seru pimpinan kelompoknya dengan ketakutan.

“..aku lepaskan kalian, sampai kalian berani kembali datang dan membuat keributan disini, tidak ada lagi ampun bagi kalian... kalian paham...”... ucap Okas lantang

Marco yang melihat kejadian itu masih tidak habis pikir dengan kondisi puluhan orang tertanam semua badannya tanpa bisa bergerak sedikitpun,...dalam hitungan detik, layaknya menancapkan paku kedalam pasir saja.

“...p-p-ppphaaaam tuan, maaf kan kami”... ucap sang pimpinan kelompok tadi dengan ketakutan masih melingkupinya.

“...blziiiip...bruughhh”... seketika semua muncul kembali ke permukaan seolah olah ada elevator ruangan didalam tanah itu mengangkat mereka secara cepat...

“.. pergii....” ucap Okas lantang

“...grubak grubuk ...grubak grubuk”.. bunyi langkah seribu mereka segera meninggalkan lokasi. Tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

“hemm... kamu lihat sendiri Marco itu baru beberapa gelintir orang rendahan yang diutus untuk mencari ASPI yang ada padamu.. masih banyak dan jauh lebih tinggi kesaktiannya yang belum datang kemari, segeralah rajin berlatih, dan kamu pastikan diri kamu siap, jangan malas malas berlatih...”... ujar Okas berbicara setelah kembali masuk kedalam kompleknya kembali.

Malam ini Marco bertekad kembali menyelesaikan 3 halaman awalnya dengan bersungguh sungguh, mengingat kata kata gurunya, benar, jika memang keilmuannya dan keahliannya saat ini belum lah bisa memberikan perlindungan kepada dirinya sendiri, terlebih melindungi ASPI, seperti layaknya lukisan yang tergambar dalam lukisan dinding dikomplek ini.

............Dua bulan kemudian........

Pagi itu...

“... sreeg sreeg...blug gluduuk”.. bunyi Marco memindahkan bongkahan batunya dalam hitungan 5 menit.

Yaa,.....

satu bongkahan batu besar dalam lima menit dia berhasil pindahkan. Kekuatannya sudah berlipat ganda saat ini. Meskipun kekuatannya masih kalah dengan kekuatan gurunya, secara pribadi dia bersyukur, jika dia ingat pertama kali dia memindahkan batu membutuhkan waktu 15 jam untuk satu bongkahan batu saja, prestasi saat ini sudah sangat jauh dari kata biasa tentunya. Ini luar biasa baginya.

“...hemm... bagus bagus”.. gumam Okas melihat aktivitas Marco dalam hal ini.

“.. sepertinya akan semakin banyak musuh mulai berdatangan....” ucap Okas pelan disaat dia melihat perkembangan Marco.

Sementara itu, sudah lebih dari 10 lembar halaman buku sudah dihafalkan dan dipraktekkan dengan seksama. Saat ini Marco sudah bisa keluar dan masuk tanah walaupun kecepatannya masihlah sangat jauh dari harapan, langkah keluar masuk tanah dilakukan untuk mencari semacam umbi umbian yang memang terdapat didalam bawah tanah, dan, dalam beberapa bulan Marco hanya memakan semacam talas, namun rasanya tidak terlalu manis tapi ada antanya, getir dominan rasa dalam makanannya..selama itu pula, otot otot dibadannya mulai terbentuk, jika diibaratkan, yaa... layaknya super saiya 3 laah.. bagi yang sering lihat anime dragonball, cuman rambutnya masih hitam saja.

Ketangkasan memindahkan bongkahan batu besar, ditambah kekuatan menyusun dan menggerakkan unsur tanah agar bisa mengikuti kemauannya sudah Marco kuasai meskipun tingkatannya tidaklah tinggi jika dibandingkan gurunya. Sehingga jika ada musuh, dia sudah bisa mengubur mereka dengan cara langsung membenamkan musuhnya kedalam tanah. Kemampuan bernafas didalam tanahpun sudah dia kuasai saat ini.

“.. Marco sini..” ujar Okas berbicara.

Dengan bergerak cepat Marco mendekati gurunya yang memanggil

“..Untuk lanjutan halaman 11 sampai 15, kamu harus melakukan pelatihan didalam gunung berapi. Yang terlihat merah menyala cahayanya dari sini. Disana akan ada air terjun yang terletak berdampingan dengan lelehan lava gunung berapi, diantaranya ada satu batu dimana panas lava dan dinginnya air tidak saling bermusuhan”... jelas Okas kepada Marco dengan details.

Marco yang mendengarkan hal ini hanya mendengarkan tanpa ada yang terlewatkan atas instruksi gurunya tadi.

“...hasil dari latihanmu itu nantinya, akan memberikan kekuatan yang mana bisa mengatur unsur tanah baik tanah dari gurun yang panas maupun tanah dari daerah kutub yang dingin, karena unsur tanah dari dua wilayah itu berbeda tingkat kondisinya, dan kondisi itu tidak bisa kamu kuasai hanya dengan apa yang kamu pelajari saat ini”... ucap okas dengan jelas kepada Marco.

“.. segeralah bersiap siap, waktumu sudah semakin dekat”...ucap okas berbicara kembali.

Setelah berpamitan, segera Marco memulai perjalanannya pagi itu...

Langkah kakinya yang seolah berjalan diatas permukaan air, tidak ada bekas pijakan dari kakinya di tanah yang telah dia pijak, mengiringi kepergiannya dari tempat yang telah menempa dia dalam beberapa bulan semenjak dia terdampar di dunia ini.

2 jam sudah Marco berjalan mengikuti cahaya kemerahan dilangit yang seolah olah membiaskan planet mars dengan cahaya matahari diwaktu sore hari jika dipermukaan bumi, ibaratnya.

“... toloong...”..

Terdengar teriakan dari arah depannya kisaran beberapa ratus meter jauhnya.

“.... serahkan semua batu energimu...jika mau nyawamu selamat”... ujar kawanan yang sedang mengelilingi seorang wanita muda dengan baju yang terbuka punggungnya koyak dibagian pahanya memamerkan paha yang mulus kontras dengan warna bajunya yang terlihat gelap, sembulan belahan dadanya yang terlihat memberontak akibat ulah kawanan penjahat yang merobak bagian atas bajunya menambah pemandangan mesum pagi ini...

“...cepaaat”... teriakan kawanan itu memberikan penekanan

“....dan segera buka bajumuuu....”.. lanjutnya kembali...

“...bugh”...

terdengar lemparan batu mengenai badan kawanan orang jahat itu...

“... aduuh”...ujar mereka hampir bersamaan dengan batu batu seukuran 5cm diameternya yang kembali menyentuh ketanah.

“... siapa kamu anak muda, berani ikut campur urusanku”... ujar pemimpin kawanan penjahat tadi.

“... kenapa kalian para lelaki beraninya sama perempuan yang lemah, carilah lawan yang seimbang”...ucap Marco memulai pembicaraan.

Pimpinan penjahat itu langsung berlari langsung mencoba memukul wajah Marco dengan kepalan tinjunya. Terlihat jika pimpinan penjahat itu layaknya mantan preman pasar yang direkrut kelapa geng yang jadi pimpinan anak buahnya yang mana kerjaannya membantu menangkap dan menjual anak anak jalanan terlantar menjadi budak buat jadi gepeng (gelandangan pengemis:red) dipinggir jalan.

Kepalan tinju tangan kanan pimpinan penjahat tadi dengan sangat cepat ditangkap dengan tangan kiri Marco.

Pimpinan penjahat tadi mencoba menarik kepalan tangannya yang ditangkap Marco, tapi Pimpinan Penjahat itu tidak bisa menarik kepalan tangannya karena cengkeraman tangan Marco sangat kuat seperti jepitan batu.

Karena tidak bisa melepaskan kepalan tangannya dari cengkeraman tangan Marco, Pimpinan Penjahat itu kemudian melayangkan kepalan tinju tangannya yang kiri kearah wajah Marco. Kembali kepalan tinju tangan kiri Pimpinan Penjahat itu ditangkap oleh tangan kanan Marco. Kini kedua tangan Pimpinan Penjahat sudah ditangkap oleh dua tangan Marco.

Sekuat apapun Pimpinan Penjahat itu mencoba menarik dan melepaskan tangannya tetap gagal karena cengkeraman kedua tangan Marco sangat kuat seperti jepitan batu besar. Pimpinan Penjahat menjerit ketika merasa kedua tangannya sangat sakit diremas Marco.

Kedua tangan Pimpinan Penjahat itu remuk dan patah tulang tangannya diremas kedua tangan Marco yang terisi energi tenaga dalam yang sangat kuat.

Pimpinan Penjahat itu menjerit kesakitan tidak berdaya, ia mencoba menendang kaki Marco dengan sekuat tenaganya. Kaki Pimpinan Penjahat itu menendang kaki Marco dengan kuda kuda yang sangat kuat, daan.. segera menendanganya...

Tapi yang terjadi malah Pimpinan Penjahat itu menjerit kesakitan lagi karena kedua kaki Marco terasa sangat keras dan kuat sehingga kaki Pimpinan Penjahat terasa sakit seperti menendang sebuah bongkahan batu gunung besar.

“.....Ampun tuan,...ampun tuan...!” Jerit Pimpinan Penjahat yang merasa sangat kesakitan luar biasa karena kedua tangannya sudah remuk dan patah, patah tulangnya diremas tangan Marco.

Kawanan penjahat lainnya yang melihat hal itu merasa heran melihat Pimpinannya yang berbadan besar dan kekar lagi bertato gambar logo busmania itu menjerit minta ampun kepada Marco.

Sejurus kemudian Marco melepaskan cengkeraman tangannya sehingga Pimpinan Penjahat itu bisa menarik kedua tangannya kembali.

Terlihat kedua tangan Pimpinan Penjahat itu berdarah dan bentuknya sudah tidak jelas, karena tulang tangan dan tulang jari tangannya sudah remuk dan patah patah diremas Marco. Kawanan lainnya yang melihat pimpinan andalannya menjerit kesakitan dan tidak berdaya seperti anak kecil menjadi marah.

Salah satu kawanan berteriak sambil menusukkan senjata tajamnya ke dada Marco. “...Tapp....!!”......... Belum sampai senjata tajam itu mengenai dada Marco, tangan anggota kawanan yang memegang senjata tajam itu sudah ditangkap oleh tangan Marco. tangan Anggota kawanan yang memegang senjata tajam langsung diremas oleh tangan Marco sampai tulang tangan Anggota kawanan itu remuk dan patah sama halnya seperti Pimpinan Penjahat tadi. Senjata tajam yang dipegang Anggota kawanan pun terjatuh ke tanah. Anggota kawanan itu menjerit kesakitan karena tulang tangannya remuk. “.......Bangsat kamu!”..... Anggota kawanan itu mencoba menarik dan melepaskan tangannya dari cengkeraman tangan Marco tapi usahanya gagal karena cengkeraman tangan Marco sangat kuat sekali.

Tiba tiba Anggota kawanan itu dengan tangan yang lain mengambil senjata rahasianya dari kantong baju dan ia dengan cepat meniupkan senjata yang lebih mirip dengan seruling kecil itu ke wajah Marco.

Inilah senjata sumpit yang berisi jarum yang telah dioleskan ramuan pembius. Senjata bius inilah yang pernah membuat sering para korbannya pingsan terbius sehingga dapat ditangkap Anggota kawanan penjahat ini dengan mudah.

Hal yang belum dilakukan kepada si wanita muda yang menjadi korbannya hari ini. Tapi naas, yang dihadapi Anggota kawanan penjahat pagi ini bukanlah orang yang masih minim pengalaman di dunia persilatan maupun pertempuran sehingga mudah terbius. Yang dihadapi Anggota kawanan penjahat pagi ini adalah salah satu murid jawara kaum manusia bawah tanah dunia ARKA yang sudah sangat berpengalaman menghadapi tipu daya para petarung layaknya di dunia persilatan dipermukaan bumi.

Marco sudah dapat menduga niat jahat Kawanan itu yang meniupkan jarum bius dengan senjata sumpitnya. Ketika Kawanan itu meniupkan jarum bius, Marco dengan sangat cepat mengibaskan kain lengan bajunya kedepan wajahnya. Marco menyalurkan energi tenaga dalam ke lengannya sehingga kibasan lengan bajunya dapat menahan jarum bius Kawanan itu. Menyadari serangan jarum biusnya gagal, Kawanan itu mencoba meniup senjata sumpitnya lagi. Tapi Marco yang sudah mengetahui taktik Kawanan itu kemudian dengan sangat cepat memukul bahu Kawanan itu.

“....pletak Kreekkk....!!” suara Tulang bahu Kawanan itu langsung patah dipukul telapak tangan Marco yang penuh dengan energi tenaga dalam.

“..aduuuh Erggghh....!” Kawanan itu menjerit kesakitan ketika tulang bahunya patah dihantam telapak tangan Marco.

Kini setelah tulang bahu dan tulang telapak tangannya patah dan remuk, Kawanan itu hanya bisa terduduk di atas tanah menahan sakit luar biasa.

Wanita muda yang melihat Kawanan itu dan pimpinan penjahat yang biasanya berperilaku jahat dan galak kini takluk tak berdaya didepan Marco.

Marco mengangkat telapak tangannya ke atas dan mengarah ke arah kepala Kawanan itu yang terduduk kesakitan di atas tanah, wanita muda itu menduga sepertinya Marco mau membunuh Kawanan itu dengan hantaman telapak tangannya.

“.....Tuan..., berhenti!! Jangan bunuh orang ini!” teriak Wanita muda itu ketika ia melihat telapak tangan Marco mulai diayunkan ke kepala Kawanan itu.

“.....Wusshh...!!” suara desiran Angin pukulan yang kuat menerpa atas kepala Kawanan itu, Kawanan itu sudah memejamkan matanya dan pasrah dengan ajal kematian yang akan mendatanginya.

Telapak tangan Marco yang akan menghantam kepala Kawanan itu tiba tiba berhenti tepat sebelum mengenai kepala Kawanan itu.

Marco menengok ke arah wanita muda itu dan bertanya:

“.....kenapa ada apa?!”...

Wanita muda itu melangkah maju kedepan Marco dan berkata:

“.......Tuan ....., walaupun orang ini jahat tapi tidak perlu kita bunuh. Kalau kita membunuh dia, maka kita tidak ada bedanya dengan dia, menjadi sama sama berbuat jahat. Yang terpenting adalah kita tidak jadi mereka celakai. Sedangkan kejahatannya biarlah Tuhan Yang Maha Adil yang membalas semua perbuatannya!...”

Marco melihat wajah wanita muda berkulit putih didepannya itu, kemudian ia menarik tangannya dan berkata:

“.......Baiklah jika kamu menginginkan demikian.....”

Wanita muda yang walaupun mempunyai dendam kepada Kawanan itu tapi setelah melihat Kawanan itu tak berdaya dengan tulang bahu dan tangan remuk patah ditambah kemudian Kawanan itu akan dibunuh Marco akhirnya dia menjadi tak tega.

Mungkin wanita muda itu mempunyai sifat dan perilaku yang lembut dan baik hati.

“......Dengar ucapanku Kawanan penjahat entah siapapun nama kalian itu, hari ini kami mengampuni nyawamu, dan mulai hari ini kamu tidak boleh lagi menjalankan aksi kalian disekitar sini ataupun diwilayah sini, Jika nanti kami mengetahui kamu masih menangkap dan merampok merampas atau apapun tindak kejahatan kalian, maka untuk selanjutnya kami akan mencarimu dan akan membunuhmu!”.... kata Marco mengancam Kawanan itu dengan tegas.

“.......Ampun tuan, ampun...kami janji tidak akan tidak akan melakukan tindak kejahatan lagi kedepan...ampuni kami tuan.....” kata Kawanan itu dan pimpinan penjahat hampir serempak sambil membungkukkan badan ke arah Marco dan wanita muda tadi.

Setelah itu, wanita muda dan Marco berjalan pergi meninggalkan tempat itu. Baju yang terlihat sobek dari ujung atas sampai bawah hingga terlihat selipan paha putih mulus dari wanita yang jika ditaksir berumur 18 tahunan itu membuat desiran desiran nafsunya meningkat.

“.. masih jauhkan rumahmu nona muda?..” tanya Marco dengan melihat kedepan, dia tidak ingin terlihat mesum didepan wanita yang baru ditolongnya itu.

“... aku tinggal di warung makan depan sana”...ujarnya sambil berusaha menutupi lekukan tubuhnya yang terlihat kontras dengan gelapnya kondisi dunia bawah saat ini. Tubuh yang putiih mulus dari ujung dahi hingga singkapan pahanya yang mulus, ditambah kondisi baju yang sudah tidak sempurna menutupinya membuat siapapun yang melihatnya pastilah sangat bernafsu. Namun tidak bagi Marco...

Kiranya 30 menit perjalanan...

“...tuan silahkan mampir, kiranya”... ujar si wanita muda tadi membuka pembicaraan saat mereka sudah tiba dilokasi tujuan.

Marco yang teringat akan pesan gurunya untuk segera mencapai lokasi yang dituju segera menolak ajakan tersebut mengingat dia tidak ingin mengecewakan gurunya.

“..maaf, aku harus segera melanjutkan perjalananku, lain kali aku akan mampir”... jawabnya sopan.

“... hemm baiklah tuan, sekali lagi terima kasih atas pertolongannya tadi, jika tidak ada tuan mungkin mereka sudah memperlakukan saya dengan tidak baik”...ujar si wanita muda ini sopan

‘... sesama ciptaan Tuhan, harus saling tolong menolong, maaf saya pamit”...ujar Marco.

“... baiklah tuan, sekali lagi terima kasih”... jawab sopan wanita muda tadi

Marco kemudian melanjutkan perjalannya kembali.....

Sekitar 4 jam perjalanan.......

Marco dapat melihat pemandangan layaknya kebakaran abadi, dimana gunung hitam menjulang menumpahkan lahar panasnya, merah kekuningan yang menunjukkan aliran lava dengan lidah apinya berwarna kuning keemasan terlihat memanjaang dari puncak hingga lereng yang dilewatinya. Suhu udara yang mulai panas terasa sekali.

Dia mencoba melapisi telapak kakinya dengan tanah yang lebih dingin, namun benar yang dikatakan gurunya, kemampuannya disini melemah, suhu lapisan yang lebih panas membuat dirinya tidak bisa mengontrol pijakannya.

Segera dia mencari tempat yang dimaksudkan oleh gurunya, karena dia tidak mau mati konyol tentunya dengan kondisi yang tidak bersahabat dengannya saat ini.

Selang 1 jam dia mencari........

Dia melihat adanya asap yang ditimbulkan oleh air yang dipanaskan, bau unsur hara mineral dalam air, yang dapat mengidentifikasi, jikalau sedang ada air yang direbus disuatu tempat dengan volume besar menjadikan Marco teringat masak mie rebus saat dipermukaan bumi..

“.. hemmm ini pasti titik pertemuan air dengan panasnya lava pijar gunung berapi itu”... gumam Marco melihat keadaan tersebut...

Tiba tiba....

“.....blaarrrrr.....”.....

.........bersambung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd