Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT OKASAN NO HATSU KOI - my mom's first love (racebannon)

Bimabet
Kok haruko berspekulasi kalo yg ngajarin masak ibunya itu mantannya?
Soalnya ibunya ga pernah mau cerita siapa yang ngajarin dia masak tiap ditanya si haruko... kalo cuma temennya kan harusnya ibunya tinggal ngomong aja.... makanya haruko nebak nebak mantannya
 
kyokob10.jpg

OKASAN NO HATSU KOI – PART 64
(my mom's first love)

------------------------------

haruko10.jpg

“Kita turun di stasiun selanjutnya ya Ma?” aku bisik-bisik nanya ke Okasan, sambil berdesakan di dalam kereta yang padat itu. Ibuku ngangguk dengan muka ceria, sambil menatap gedung-gedung tinggi menjulang yang keliatan padat dari jendela kereta.

Aku, berdua sama Okasan mau ke Shibuya, ke tempat dimana dia bakal ketemu sama temen-temennya waktu dia sekolah dulu di Senmon Gakkou. Di dalam hati, aku bener-bener deg-degan, karena aku kayaknya bakal ketemu sama orang yang ngajarin Okasan masak. Dan kemungkinan, itu adalah mantan pacar. Ya, aku bakal ketemu sama mantan pacarnya Okasan berarti.

Aku pernah, ketemu sama mantannya Papa. Tante Karina namanya. Awalnya aku gak ngeh, karena Papa bener-bener sama sekali gak bereaksi dan gak ngomong apa-apa waktu dinyinyirin sama Tante Karina di toko musik. Belakangan aku baru nyadar kalo itu mantannya Papa yang suka diledek-ledekin sama Om Stefan kalo lagi ngobrol sama Papa.

Ah, ngeliat muka Okasan ceria kayak gini, aku malah jadi takut. Takut jangan-jangan diem-diem Okasan alias Mamaku ini masih kontak dan hubungannya baik-baik aja sama mantannya.

Tau ah. Liat aja entar gimana heuheuheu.

“Ayo, Haruko-Chan” aku tersentak kaget dan lantas baru menyadari kalo dalam hitungan detik, kereta bakal berhenti di stasiun Shibuya. Gak lama kemudian kita berdua turun, ikut berenang dalam arus lautan manusia siang itu. Sambil meniti langkah dengan hati-hati, kita berdua kemudian turun, dan berjalan perlahan menuju tempat yang dijanjikan.

shibuy11.jpg

Tempat itu punyanya Tante Marie atau Marie Ba-San. Marie Taniguchi, itu namanya sebelum nikah. Setelah nikah sama mangaka dan musisi indie Yusuke Kamiya, tentu namanya berubah jadi Marie Kamiya. Dan jujur aku gak tau ntar bakal ada berapa orang yang ada di sana.

“Haha, dulu Papa dan Mama berfoto disana berdua, waktu kami baru pertama-tama berpacaran, Haruko” tunjuk Okasan ke arah patung Hachiko.
“Aaa… Hachiko ya?” Tanpa sadar, aku berjalan ke arah patung binatang setia itu. Anjing setia yang rela nunggu tuannya yang ternyata udah meninggal di depan stasiun Shibuya, waktu jaman baheula.

“Kita berdua sepertinya harus foto bersama disana”
“Iya Ma” aku senyum dan Okasan ngikutin langkahku. Kami berdua nunggu beberapa orang yang lagi ambil foto selesai, dan kemudian Okasan ngambil handphonenya. Tanpa diminta, dia langsung nyalain kamera depan, dan kami berdua berpose selfie.

shibuy10.jpg

Cekrek. Udah deh.

“Hehehehe…. liat dong hasilnya”
“Ini Haruko”
“Haha, kirim ke Papa, biar dia nyusul ke sini nanti” candaku.
“Tentu saja.. Nah, mari kita jalan sekarang ya, sepertinya mereka sudah menunggu”
“Iya”

Setelah selesai selfie berdua, kita berdua jalan. Sambil nyebrang jalan dan bergerak menuju ke arah pertokoan yang ramai, Okasan sempetin ngirim foto selfie itu ke Papa. Aku cuma senyum aja ngeliatnya, sambil tetep ada perasaan khawatir di kepalaku. Aku takut kalo ternyata Okasan masih akrab-akrab aja dengan sang mantan. Duh, kenapa kepalaku jadi ngaco gini sih ih.

Sambil nelen ludah aku ngikutin jalannya kaki Okasan. Kita berdua masuk ke sebuah jalan kecil yang dikelilingin oleh badan-badan besar gedung-gedung pertokoan ini. Di dalam sana ternyata banyak deretan tempat-tempat lucu. Sebagian besar adalah restoran, tetapi yang kita tuju adalah coffee shop. Gak lama setelah kita belok masuk ke jalan ini, Okasan berhenti di sebuah coffee shop lucu yang bergaya vintage. Okasan lalu senyum dengan lebar. Dan aku yang dari pertama penasaran, sekarang malah takut. Jangan-jangan si mantan yang aku takutin itu ada di dalem.

Okasan lalu ngebuka pintu yang menghalangi kami dengan bagian dalam café itu.

b0089510.jpg

“Minna-San! Konnichiwa!”

“Ah! Kyoko!!” seseorang perempuan yang keliatannya seumur Okasan tampak heboh. Dia langsung bangkit dari tempat duduknya, merangsek ke arah Okasan dan dia meluk Okasan sekeras-kerasnya. “Aitai ne…..” si Tante ini keliatan bener-benar kangen sama Okasan. Dan ada satu Tante-tante lagi yang bangun dari duduknya, dan menghampiri Okasan.

“Osashiburi, Ne…..” Dan dia langsung dipeluk sama Okasan dengan tangan satunya. Tiga orang tante-tante pelukan kangen-kangenan di depan mataku. Lucu banget. Aku ngelirik ke kanan dan ke kiri, tapi aku gak liat orang lain selain mereka berdua disini. Eh enggak deng… Ada dua orang anak remaja, dua-duanya cewek, dan mereka berdua lagi duduk anteng.

Aku baru sadar kalau café ini hari ini ditutup. Sign di depan café nya tulisannya closed. Jadi yang punya café ini ngerelain cafenya ditutup demi temen-temennya.

“You must be Haruko….” Tante pertama yang meluk Okasan menghampiri aku dan dia tampak senyum dengan manisnya. Rambutnya sebahu, warnanya coklat tua, tampangnya begitu ceria dan ramah.

“Ah… Yes…” aku senyum balik, dan aku nunduk ke arahnya.
“Kamiya Marie desu….” si Tante bales nunduk ke arahku.
“Aahahaha…. Nice to meet you”
“Nice to Meet You tu…..” senyum si Tante.

“Hi Haruko…” Satu tante lagi, yang tampang dandanannya kalem dan tenang itu, nunduk ke arahku.
“Ah, Hi…. Nice to meet you, I’m Haruko…..”

“I’m Kana, Abe Kana…” Oh ini Kana Ba-San, alias Tante Kana. Seingetku namanya Kana Mitsugi, tapi setelah dia nikah sama salah satu dosennya mamaku, yang nama belakangnya Abe, tentu aja namanya ganti jadi Kana Abe. Senyum dan rautnya begitu serius. Rambutnya seleher, dan keliatannya dia bener-bener serius dan auranya kayak perempuan karir yang udah mapan.

“Hi Kana Ba-San….” balasku.
“Nihongo ga dekimasuka?” tanya Tante Marie.
“Ah… I.. Emm…”

“Dekinai….” jawab Okasan, membantuku. Aku ga ngerti mereka ngomong apa, pusing.
“Hontou?” kaget Tante Marie.
“Marie….. Ima Kyoko wa… Indonesia-Jin ne…” aku makin melongo.

“Mereka nanya, kalo kamu bisa bahasa Jepang gak, Haruko” senyum Mama awkward. “Mama jawab gak bisa” tawanya kecil.
“Ehehehehe” aku ketawa kecil aja.

“Ah come sit here…. This is my kid…” Tante Marie dengan cerianya ngegiring aku. “Sayaka….. Kore wa…. Kyoko Ba-Chan no Musume… Haruko-Chan desu….”

“Dozo Yoroshiku” seorang anak perempuan yang keliatannya seumurku, dengan sopannya berdiri dan nundukkin kepalanya. Mukanya begitu manis, dan tampak kalem, beda dengan emaknya yang ajrut-ajrutan kesana kemari dari tadi.

“Ah, Hai… Haruko”
“Kamiya Sayaka”

24lid010.jpg

“Halo Sayaka” Sayaka tersenyum dengan manis dan kalemnya, dan dengan gerakan anggun ala anak SMA Jepang, dia duduk lagi dengan begitu tenangnya.

“Hai… I’m Abe Sakura! Nice to meet you!” anak cewek satu lagi langsung berdiri, dan dia ngehampirin aku, sambil ngegenggam tanganku, ngajak salaman. Sejenak aku kaget, karena tumben-tumbenan aku liat orang Jepang ngajak salaman biasa. Sakura terlihat manis banget. Rambutnya pendek banget, potongan pixie, mukanya tirus kayak mamanya.

1-690x10.jpg

“Hi… Haruko”

“Come, Sit Here” seru Sakura sambil narik tanganku. Dia ngedudukin aku di kursi di hadapan Sayaka Kamiya dan dia. Oke, Sayaka anaknya Marie Ba-San, dan Sakura anaknya Kana Ba-San. Tapi lucu. Sayaka keliatan kalem dan Sakura keliatan ceria dan rame. Sekilas kayak sifat kedua orang tuanya ketuker di anaknya, haha.

“How’s Japan? This is not your first time, right?” tanya Sakura Abe. Aku bisa jawab, tapi bingung. Ini anak bahasa inggrisnya lancar banget dan logatnya gak aneh. Kayaknya dilesin inggris yang bener sama ibunya.

“Emm… Japan is cool… And this is my second time, but the first one…… Ah, when I was 5 years old” jawabku.

“I wonder, do you speak any Japanese?” tanya Sakura dengan ringannya.
“Emm… Cannot…” jawabku asal, dan lebih kedengeran kayak singlish.

“Haha, it’s okay…. Sayaka also speaks english very well.. but she’s just a quiet person” tawa Sakura. Sayaka Cuma tersenyum saja, sambil melirik ke arah Sakura. Sepertinya mereka berdua sangat akrab. Dandanan mereka juga lucu. Sakura pake kemeja putih yang dilapisin sweater abu-abu, dan celana panjang skinny yang dilengkapin sama boots warna coklat tua. Kayaknya dia tomboy dan periang.

Sedangkan Sayaka pake rok se paha, dengan stocking yang berwarna gelap, sepatu flat, dan atasan berwarna kalem berkerah lebar. Aku catet deh gaya berpakaian mereka, kayaknya lucu juga kalo kapan-kapan ditiruin.

Sekilas aku ngelirik ke arah meja, dimana Okasan dan kedua temennya itu kangen-kangenan. Mama-mama itu keliatan sangat-sangat bahagia dan antusias. Kana Ba-San yang keliatan kalem aja, mendadak keliatan sangat bersemangat ngobrol sama Marie Ba-San dan Okasan.

“They’re cute, right?” Sakura motong lamunanku, dan aku secara buru-buru langsung natap ke arah Sakura. “Right?” tanyanya lagi, sambil ngeliatin muka cengo ku.

“Yes hehehe…’
“Sakura… You’re making her uncomfortable” Sayaka mengernyitkan jidatnya sambil melirik ke arah Sakura.
“Oh come on…. I’m just….”

“Ahaha, it’s okay….” Aku berusaha biasa-biasa saja sama dua anak remaja Jepang ini. Kayaknya biar si Sayaka gak ngerasa Sakura ngegangguin aku, aku harus ngajak mereka ngobrol duluan kali. Duh, tapi entah kenapa takut. Takut aja, salah ngomong, walau bahasa inggris mereka berdua bagus banget, untuk ukuran anak Jepang. Soalnya dari kemaren-kemaren, ngobrol sama orang jepang disini dan disitu, bahasa Inggrisnya rata-rata belepotan.

“Emm… So… Are you both in high school?” tanyaku mencoba membuka topik.
“Yes” jawab Sayaka kalem sambil tersenyum.
“I see” nah, abis deh topik di kepalaku. Gak jelas lagi aku mau ngomongin apa hiks.

“You’re also a high schooler right? What grade?” senyum Sakura.
“First grade”
“So you’re younger than us! We’re both in our third grade”

Oh, jadi Sayaka sama Sakura seumur dan dua-duanya lebih tua daripada aku. Seingetku, Marie Ba-San punya anak lagi, adiknya Sayaka. Dan Sakura punya kakak tiri yang jauh lebih tua daripada dia, kalo gak salah namanya Aoi Abe.

“It’s pretty boring here, right, let’s head outside, Sayaka…” mendadak Sakura merajuk, sambil menatap ke arah Sayaka.
“Well…. Tell our moms first…” balas Sayaka dengan muka malas.

“Okay!” Sakura langsung berdiri dan aku malah jadi bingung. Gimana ini? Kok belum-belum udah main ke luar aja? Kalo Shirley yang ngajakin mungkin aku langsung semangat, tapi ini adalah anak-anak temennya Okasan yang aku baru ketemu sekarang. Gimana nih?

------------------------------
------------------------------
------------------------------

ls10.jpg

Absurd.

Surreal.

Aku makan eskrim yang berwarna-warni di tengah siang yang dingin ini. Di sebelahku, Sayaka yang kalem lagi makan eskrim yang sama. Sementara di ujung sana, Sakura lagi ngobrol sama cowok yang gak tau siapa. Dia ketawa-tawa sama cowok itu, dan aku bingung.

Aku baru abis makan siang sama Sayaka dan Sakura. Mereka berdua bahasa inggrisnya bagus, dan ramah sama aku, terutama Sakura yang rame banget kayak pasar malam. Tapi karena ini baru pertama aku ketemu sama mereka, tentu aja aku ngerasa awkward mereka udah seakrab ini sama aku. Bukannya katanya orang Jepang itu pemalu ya? Tapi ini, kok mereka bisa dengan begitu luwesnya bergaul sama Haruko yang mereka baru kenal.

Mungkin anak muda Jepang sekarang lebih asik kali ya? Kalo diliat-liat juga katanya tingkat pertumbuhan penduduk Jepang juga makin tinggi dan makin ramah sama imigran. Menarik hihihihi.

Gak lama kemudian, Sakura balik setelah ngobrol sama cowok yang tadi.

“Dare?” tanya Sayaka.
“Friend. From cram school” jawab Sakura dengan bahasa inggris.
“Ah, tommorow’s Monday. I hate tomorrow” Sayaka memutar matanya, mungkin merasa sebal karena besok dia harus sekolah lagi.

“You’re in a school holiday right? Sooo Jealous” kesal Sakura kepadaku dengan muka cerianya yang imut. Aku Cuma senyum aja sambil ketawa-ketawa.

“Hehe, school’s boring right, maybe especially in the third year” aku berusaha sedikit ngehibur Sayaka yang keliatannya males banget sama besok.

“It’s not because of school” Sayaka memutar matanya, menandakan kalo dia lagi bete.

“It’s because Sayaka has agreed to arrange a mixer party with my school tomorrow hahaha” tawa Sakura yang keliatan seneng banget.

Wait. Mixer party? Emm… Kalo gak salah, itu kayak semacam kopi darat ala anak-anak sekolahan jepang gitu. Kayaknya anak-anak dari sekolahnya Sakura bakal ketemuan sama anak-anak dari sekolahnya Sayaka buat kenalan. Ternyata di tahun segini, mixer party masih in di kalangan bocah-bocah sekolahan Jepang. Kupikir Cuma pas jaman Okasan aja hehehehe.

“I Only hear about mixer party from my mom hehehe” tawaku dengan awkward.
“My school and her school. There’s a lot of cute guys from her school” sambung Sakura dengan senyum manisnya.

“She’s going to all girl private school, so she’s behaving like this” Sayaka ngatain Sakura. Rupanya Sakura sekolah di sekolah swasta yang semua muridnya cewek, jadi mungkin dia jadi kegatelan pengen ketemu cowok, haha. Gak heran, pantesan tadi dia keliatan begitu seneng pas ketemu temen cowoknya dari cram school alias bimbingan belajar itu.

“Sound’s fun” tawaku. Kayaknya lucu juga kalo anak-anak sekolah di Indonesia punya kebiasaan yang sama haha.

“Hmm….. Why not join us tomorrow?” tanya Sakura mendadak dan dia mendadak juga meganging tanganku.

“Eh?”
“Sakura… taihen….” Sayaka ngusap-ngusap jidatnya, jengah sama kelakuan Sakura.

“But-But…” kok aku jadi diajakin ikutan Mixer Party sih?
“You can borrow my uniform, just pretend you’re an exchange student from Indonesia, how’s about that?”

Ah? Mixer Party? Aku bakal join mereka besok dan bakal ketemuan sama cowok Jepang?

“Haha… Maybe you should try it once” tawa Sayaka ringan, tanpa ngeliat ke arah mukaku.

“But-but-but… I…”

“Relax! I know where you staying, in Mitaka right? I will go there tomorrow after school and I will bring uniform for you hahahaha….” Tawa Sakura dengan gelinya. Sementara, aku bingung dan kaget. Entah apa pendapat Papa dan Okasan soal ini. Aku agak-agak bingung, tapi penasaran. Di sisi lain aku kepengen Papa atau Okasan ngelarang aku ikutan mixer party biar gak tau kenapa. Tapi penasaran juga pengen ikut. Gimana sih?

Aku Cuma bisa natap wajar ceria Sakura Abe dan wajah cuek Sayaka Kamiya. Dua orang anak kelas tiga SMA yang juga anak-anaknya sobatnya Okasan ini, ngajak aku untuk ikutan mixer party senen besok. Dan aku panik. Urusan sama Kak Rendra aja belom beres, gimana ntar aku bisa tenang-tenang aja kenalan sama cowok Jepang disini?

Sumpah, absurd!

------------------------------

BERSAMBUNG
 
CAST PART 64

- Haruko Aya Rahmania (16) anak semata wayang Arya dan Kyoko, tokoh utama MDT
- Kyoko Kaede (48) Sang Ibu, Istri dari Arya

- Marie Kamiya / Taniguchi (48) Teman akrab Kyoko sewaktu di Senmon Gakkou
- Sayaka Kamiya (18) Anak tertua dari Marie dan suaminya, Yusuke Kamiya

- Kana Abe / Mitsugi (48) Teman akrab Kyoko sewaktu di Senmon Gakkou
- Sakura Abe (18) Anak dari Kana dan suaminya, Kazuo Abe

24lid010.jpg
1-690x10.jpg


Glossary :

Minna : Semuanya
Konnichiwa : Selamat Siang
Aitai : Kangen
Osashiburi : Lama tak jumpa
Nihongo ga dekimasuka? : Bisa Bahasa Jepang gak?
Dekinai : Tidak bisa
Ima : Sekarang
Hontou : Benarkah
Musume : Anak perempuan
Dare : Siapa
Taihen : Duh.....
Dozo Yoroshiku : Salam Kenal
Obasan : Bibi / Tante
Okasan : Ibu
Senmon Gakkou : Sekolah Kejuruan (setingkat diploma)
 
Kyoko versi ane gan...

https://encrypted-tbn0.***********/images?q=tbn:ANd9GcR-M5jnmOrurFNBYItE2n7i7HSJC434PbHrexKhVhHWVfyzOtGxHg

Atlet bola voli putri Jepang di Asian Games
:banzai:"Yuki Ishii" :banzai:

Kawaiii :alamak::alamak::alamak:
 
Thx updatenya om

Masa sich orangtua Sayaka dan Sakura ketuker...
Nungguin kehebohan Mixer Party pertama Haruko :pandaketawa:
 
Bimabet
Waaaaahhh kana akhirnya nikah ama abe sensei n marie nikah ama kamiya. Tp kocak ya sifat anak2nya berbeda bgt:pandaketawa: kana kyknya kualat ama marie hehehe:pandapeace: klo sayaka kan bisa turunan kalem dr bokapnya. Tapi yg menyedihkan.......dimana aoi kuuuuuuu????:pandatakut: pdhl pengen liat aoi kok ga ada aoinya???:galau::sayonara: #teamaoi
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd