Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT OKASAN NO HATSU KOI - my mom's first love (racebannon)

Bimabet
kyokob10.jpg

OKASAN NO HATSU KOI – PART 65
(my mom's first love)

------------------------------

haruko10.jpg

Ini bukan mimpi kan? Entah kenapa ini semua rasanya kayak mimpi karena surreal banget.

Tadi pagi aku ngasih tau ke Papa dan Okasan, kalau anak-anaknya temen Okasan mau ngajakin aku mixer party. Di luar dugaan, mereka berdua malah excited dan ngasih izin segampang itu. Mereka juga ketawa pas aku bilang kalo anaknya Kana Ba-San, Sakura Abe bakal dateng ke rumah ini bawa seragam sekolahnya. Jadi ntar pura-puranya aku disuruh jadi anak pertukaran pelajar dari Indonesia yang dibawa sama dia.

Dan aku baru tahu juga, dari cerita Okasan, kenapa Sakura bahasa Inggrisnya lancar begitu. Sakura sekolah di sekolah swasta, dan sekolah swasta yang khusus cewek itu adalah sekolah internasional. Sehabis lulus kuliah, Kana Ba-San magang sebentar di sebuah bakery, mengasah skillnya. Dan oleh ayahnya, dia kemudian dimodalin bikin sebuah bakery kecil, dan lama-lama bakery itu makin sukses dan makin menggila. Di tengah kesuksesan Bakery-nya di usianya yang masih cukup muda, dia kemudian menikah sama mantan dosennya dulu, Kazuo Abe.

Setelah menikah, sang dosen resign dari pekerjaannya sebagai dosen dan mulai ngebantuin bisnis Kana Ba-San. Semakin meroket, semakin menterenglah mereka berdua, dan perusahaan Bakery itu udah mulai buka cabang di mana-mana. Kayaknya ada satu atau dua biji di Jakarta, seingetku.

Juga karena sekarang mereka tajir mampus, jadi si anak disekolahin ke sekolah Internasional. Kayaknya disiapin jadi penerus bisnis orang tuanya. Kalo gak salah, anak suaminya Kana Ba-San dari pernikahan sebelumnya, Aoi, juga udah kerja untuk kedua orang tuanya. Gitu sih yang aku denger dari Okasan.

Sedangkan Marie Ba-San, setelah lulus dia kerja di sebuah coffee shop, dan dia berdua nabung sama suaminya, Yusuke Kamiya untuk bisa buka coffee shop sendiri, dan mimpinya jadi kenyataan. Mereka berdua punya dua orang anak, yang paling gede namanya Sayaka Kamiya.

Sayaka dan Sakura sama-sama kelas tiga SMA. Dan lucunya, Sayaka secara kebetulan anggota klub bahasa inggris di SMA nya. Gak heran kalo bahasa Inggrisnya bagus juga.

Dari obrolanku sama Papa, Okasan dan Kyou Ji-San tadi pagi, pemerintah Jepang emang lagi menggalakkan bahasa Inggris ke generasi muda. Sejak Olimpiade Tokyo 2020, ada pergeseran budaya juga yang termasuk salah satu program pemerintah Jepang untuk menaikkan jumlah populasi orang Jepang. Yakni secara gak langsung, mereka ngebentuk budaya anak muda mereka untuk gak tertutup lagi kayak generasi sebelumnya. Gak heran kalau Sayaka dan Sakura begitu keliatan akrab sama orang baru, dan mereka juga lebih proaktif dalam bergaul.

Lupain deh orang-orang Jepang yang malu-malu. Mereka tetep ramah, tertib, pengertian, jujur, tapi pergerakan budaya pasca Olimpiade 2020 juga bikin mereka jadi lebih terbuka dan malu-malunya hilang.

Sementara Indonesia, yah… Ahahah, males ah ngomonginnya.

ad10.jpg

“Haruko?”
“Eh?” aku kaget karena lamunanku di sofa ruang keluarga rumah ini berhenti.

“Tamunya sudah datang”
“Hi!”

Sakura Abe. Dia berdiri di sebelah Okasan. Dia pake seragam anak sekolah Jepang yang keliatan begitu keren dan cool. Dan aku ntar bakal pakai seragam itu? Kayaknya lucu banget. Sakura nenteng suit bag yang kayaknya isinya adalah seragam sekolah satunya. Diliat dari bentuk tubuh, bentuk tubuhku mirip sama dia. Tinggi badannya pun sama dan keliatannya berat kami berdua pun sama, jadi gak ada masalah dong.

Aku melongo sambil dengerin Sakura dan Okasan ngomong Jepang was-wes-wos. Andai aku tahu artinya apa, pasti aku udah bisa ikut nimbrung di obrolan mereka.

“Anu Ma… Kalian…”
“Haha… Mama cuma bilang, gak sabar lihat Haruko pakai seragam SMA ala Jepang, pasti kawaii sekali” Mamaku malah keliatan geli. Untung Papa lagi keluar, kayaknya dia mau ketemu sama bos rekaman yang dulu bantuin Hantaman tur keliling Jepang. Sedangkan Kyou Ji-San lagi sibuk di café.

“Coba aku bisa bahasa Jepang”
“Hehe, nanti habis pulang ke Indonesia mau les?”
“Boleh juga sih….” aku mikir, mencerna kata-kata Okasan. Gak ada salahnya kan? Aku setengah jepang, jadi wajar kalo aku harusnya bisa bahasanya.

“So… Let’s change your clothes! We will be late for the mixer party!” seru Sakura mendadak, sambil nunjuk ke arah suit bag yang dia pegang. Aku ngangguk dengan absurd, kayaknya bentar lagi aku bakal transform jadi anak sekolah Jepang.

Glek.

------------------------------

006-7210.jpg

Koenji.

Aku jalan berdua sama Sakura. Dia katanya udah bilang ke temen-temennya kalo aku bakal gabung dan pura-pura jadi anak pertukaran pelajar, biar lucu katanya. Selain temen-temennya, yang tau soal aku akan gabung cuma dia dan Sayaka.

Mixer Party kali ini pesertanya adalah anak-anak cewek dari sekolah internasional khusus ceweknya Sakura dan cowok-cowok dari sekolah negerinya Sayaka. Dan aku. Anak Indonesia, yang sebenernya sekolah di sekolah negeri di Bulungan. Bukan di Tokyo, heu heu.

Dan suprisingly, aku keliatan lucu banget. Aku pake rok kotak-kotak berlipit, kemeja putih, dasi biru, vest berwarna cream, dan jas coklat muda yang ada lambang sekolahnya Sakura. Tak ketinggalan juga kaos kaki panjang dan sepatu khas anak sekolah Jepang. Dan aku gak keliatan kayak orang Indonesia sama sekali. Aku sempet lihat Okasan kayak terharu gitu, seakan-akan anaknya pindah sekolah ke Jepang, dan Kyou Ji-San muji-muji aku banget, katanya aku bener-bener imut, cocok jadi anak sekolah di mari.

636b8810.jpg

“That’s the place” Sakura ngebuyarin lamunanku, sambil nunjuk ke arah sebuah café lucu yang ada di pinggir jalan itu. “We’re about 15 minutes late” dia ngejulurin lidahnya dengan lucu. Janjiannya jam lima sore, setelah semua anak selesai urusannya masing-masing, entah itu ekskul atau bimbel.

Aku ngangguk aja, dan ngikutin langkah Sakura. Gak lama kemudian, kami masuk ke dalam café itu dan kita denger suara yang keras dari salah satu sudut.

image10.jpg

“Sakura! Kocchi!”
“Ah Hai!”

Sakura dengan cerianya nuntun aku ke meja besar yang penuh dengan anak-anak SMA.

“Jya… Socchi ni suwatte… Kitte” salah seorang temannya Sakura yang berseragam sama dengan tampang blasteran bule jepang manggil-manggil aku. Dia pasti sudah di brief sama Sakura, untuk bermain drama dengan dia. Iya, pura-puranya aku anak pertukaran pelajar dari Indonesia.

“Sit there, beside her” bisik Sakura. “Her name is Amy. Haafu, like you”. Iya, Haafu. Alias Half. Istilah yang diberikan untuk orang yang setengah jepang. Kayak aku. Dan si Amy mungkin. Rambutnya panjang, coklat, mukanya menyiratkan aura kebule-bulean dengan matanya yang biru dan hidungnya yang mancung. Tapi selain itu, fitur mukanya masih keliatan Jepangnya.

Dengan malu-malu aku duduk di sebelah Amy dengan rasa awkward yang melanda. Ah, Sayaka ada di pojok sana, sambil ngobrol dengan salah seorang anak cewek dari sekolahnya Sakura. Dan di depanku, ada beberapa anak cowok yang keliatan keren-keren. Aku nelen ludah. Entah kenapa, aku kayak ada di settingan manga jepang atau di dalam anime.

Mereka semua saling ngobrol dalam bahasa Jepang yang cas cis cus. Aku gak tau satupun apa yang mereka omongin.

“Ah, Hai.. Onamae wa?” mendadak seorang cowok yang keliatannya nganggur negur aku, dan aku stuck. Dia ngomong apa?

“Onamae wa Haruko desu!” Sakura mendadak megang bahuku, ngenalin aku ke cowok itu. “Haruko wa, Kokan gakusei desu… Indonesia Kara…”
“Indonesia? Demo….”
“Ahaha, Kanojo wa haafu… Haha wa, Nihonjin, demo…. Nihongo ga dekinaiyo……”

NGOMONG APA KALIAAAAAAAAAAAN!!!! Aku stress banget ini ga ngerti kalian ngomong apa!

------------------------------

Kayaknya aku salah besar setuju ikut ke acara mixer party ini. Pertama, aku bingung ketemu cowok sebegitu banyak yang pengen kenalan sama aku secara bersamaan. Kedua, aku ga ngerti bahasa Jepang. Sepertinya settingan Sakura agak masuk akal, karena sekolahnya kan sekolah Internasional, bahasa pengantarnya Inggris, jadi masuk akal banget, anak yang ga bisa bahasa Jepang kayak aku masuk sekolah itu sebagai anak pertukaran pelajar.

Tapi aku lelah kakak. Aku lelah banget. Mereka cas cis cus ngobrol pake bahasa Jepang haha hihi. Mereka baru pake bahasa Inggris pas mereka ngobrol sama aku. Selain pas mereka ngobrol sama aku, aku ngerasa alienated. Gini kali ya perasaan Okasan pas pertama kali dia pindah Indonesia. Semua ngomong bahasa asing. Aku denger dari Papa sih, katanya tahun-tahun pertama Okasan di Indonesia, dia down banget, bahkan sampe agak-agak mental breakdown. Tapi dia lakuin itu semua dan jalanin dengan kuat demi Papa.

Aku natap mukaku di cermin di toilet. Sumpah capek banget. Keliatannya aja aku kayak anak SMA Jepang. Tapi sebenernya, aku cuma anak SMAN di Bulungan yang nyasar kesini gara-gara skema jail dan sok akrabnya Sakura Abe dan Sayaka Kamiya. Sumpah deh. Hiks. Dan karena aku lelah, tadi jadinya aku nyuci muka. Dan aku mesti perbaikin make up tipisku sebentar sebelum kembali kesana, dan berharap acaranya cepet selesai.

Habis beres bikin penampilanku keliatan seger lagi, aku keluar dari toilet, dan nemuin salah seorang anak cowok dari sekolahnya Sayaka berdiri menyendiri. Tampangnya keliatan cool abis, dan dia menurutku good looking. Kalo gak salah namanya Yuuya. Badannya tinggi dan bahasa Inggrisnya pun lancar. Itu karena cowok-cowok disini itu anak-anak english club nya sekolahnya Sayaka, no wonder.

“Hi” aku menyapa dia dengan senyum.
“Hi”
“Why are you here?” tanyaku dengan santai, mencoba bikin diriku sendiri nyaman di depan orang asing.

“I’m boring”

“What?”
“I’m boring” senyumnya. Ah, kayaknya dia salah ngomong.

“Do you mean… I’m bored?” tanyaku sambil bingung.

“Ah yes! sorry… I made a mistake” senyumnya.
“Ahaha, I’m bored too…. This is awkward for me” aku nyengir gak nyaman sama dia.
“Mixer party?”
“Yes… I can’t chat with anyone… For me, this is not working at all” jujurku.

Dipikir pikir, ini anak rada-rada mirip Jonathan versi Jepang kayaknya haha. Bedanya rambutnya warnanya coklat muda. Untuk sekian lama, kita berdua mendadak diem, liat-liatan, dan entah kenapa aku ngerasa malu banget diliatin sama Yuuya.

“Let’s go!” mendadak dia narik tanganku.
“Eh? Where?”

“Just the two of us… Just get lost and leave them” senyumnya dan aku gak bisa ngomong apa-apa lagi. Aku dan Yuuya, menghilang menjauh dari mereka.

------------------------------

09050610.jpg

“Here”
“Thanks”

Hot Chocolate. Tau darimana dia minuman favoritku? Kita berdua duduk di kegelapan taman di Koenji. Baru jam enam lebih, tapi matahari udah ngilang, maklum musim dingin. Orang-orang lalu lalang dan lampu-lampu Koenji sudah mulai menyala dengan cantiknya. Di bangku taman yang lain banyak couple, ada yang berseragam SMA dan ada juga yang enggak.

Somehow, aku berdua doang sama Yuuya kayak gini, pasti disangka orang lain kalo kita anak jepang yang lagi pacaran. Duh.

“So.. You’re not from their school?”
“Yep” iya, aku ngaku sebenernya aku siapa sama Yuuya.
“Your mom is Sakura-Chan and Sayaka-Chan’s mom friend…. And both of them make you come?”

“Yep”

“Hahaha…. Sad, but funny, Haruko” tawa Yuuya dengan santainya.
“Hahaha…. I guess… It’s not working well, right?”
“It is. But at first, I thought you’re pure Japanese… You look like one”
“Thanks to my mom” tawaku.

“And your name is also Japanese… Haruko… Spring’s Child”
“Yes, my mom told me the meaning of Haruko… Spring’s Child”

Kita berdua diem cukup lama. Aku mengenggam hot chocolate kalengan yang dibeliin sama Yuuya di vending machine. Dia sendiri gak tau minum apa. Kayaknya minuman hangat juga. Kita sejak kabur, cuman jalan ke taman ini dan ngobrol ngalor ngidul berdua. Sehingga aku gak tau gunanya Mixer Party itu apa, selain bikin aku ribet. Kalo mau kenalan sama cowok dan cewek mendingan sendiri-sendiri aja, kalo rame-rame gitu kayaknya pusing, haha.

“There’s something funny” aku mendadak bersuara.
“What is it?”
“Sayaka and Sakura both have my line contact. But there’s no message from them since we’re dissappearing” tawaku.

“Maybe they’re busy”
“Maybe”
“That Sakura girl, one of my friend really-really like her” tawa Yuuya. “But I think she’s hard to approach”
“Why?”

“Because she’s a daughter of Kana Abe?” seringai Yuuya. “It’s hard to date a girl with a powerful bussineswoman mom”

“Hahahahaha… That’s true” tawaku

Mendadak aku jadi inget Okasan dan Papa. Mereka ngobrol dulu kayak gini juga gak ya. Bukan, bukan aku tertarik sama Yuuya. Aku cuma ngobrol sama dia doang dan anaknya enak diajak ngobrol. Dia bosen di mixer party, dan aku bingung di mixer party. Jadi kita berdua sama-sama kabur, dan kita gak ngapa-ngapain, cuma ngobrol di taman aja kayak orang biasa.

Aku cuma penasaran, dan mungkin kayak gini kali ya dulu mereka kenalan. Ah, senangnya jadi mereka. Dan aku juga mungkin bakal senang nanti pas pulang ke Indonesia, banyak obrolan pasti ntar sama Kak Rendra. Kalau aku udah bisa ngobrol sama cowok asing selancar ini, sama Kak Rendra yang jelas-jelas akrab dan aku suka, juga pasti lebih lancar lagi ngomongnya.

“But I feel sorry for Sayaka”
“Why?” aku bingung kenapa mendadak Yuuya ngomong kayak gitu.

“She already know all the guys at the party hahaha” lah iya juga yak, kan sekolahnya Sakura isinya cewek semua. Dan cowok-cowok yang dibawa itu dari sekolahnya Sayaka.

“Ahhahahaha” tawaku, denger hal lucu itu.
“By the way Haruko, where do you stay? Where’s your hotel?”
“I’m staying in Mitaka, my mom used to live there” jawabku.

“Ah… You stay in your mom’s house?”
“Yes”
“I see”

“Say…. If you have a free time again, Haruko… Can we meet and have a date?”
“Yes”

Eh apa? Yes?

“Okay… Can I have your line?”
“Aa… Aah… Yes?”

Kok aku ngomong yes? Yes buat ngedate sama Yuuya? Apa apaan ini? Kenapa jadi gini? Kenapa aku mendadak otomatis bilang yes? kenapa aku sih? Ah tolong …. Buset…

“Thanks” Yuuya ngucapin terimakasih setelah dia ngescan QR code akunku. Jadi sekarang kita kenal juga di dunia maya. Dan dia senyum-senyum sendiri. Wait. Apa-apaan ini. Kenapa ada cowok Jepang yang mendadak bisa ngajakin aku ngedate? Kenapa?

Duh, bayangan muka Kak Rendra berputar-putar di kepalaku. Ini apa-apaan? Kenapa aku bisa jadi ngedate sama cowok Jepang?

Aku baru sadar. Aku, Haruko punya kelemahan. Aku gak pernah bisa bilang enggak. Aku gak pernah bisa nolak. Duh, untung ini bukan orang jahat. Sial. Aku punya kelemahan yang kayak gini, bikin situasi kayak gini muncul. Aku jadi inget Reyhan yang lama banget aku jawabnya karena aku gak bisa nolak dia. Sial.Sial.Sial.

Dimana Tante Ai pas aku butuh dia? Dimana juga Shirley? Jonathan juga dimana?

Hiks, mudah-mudahan pas ngedate beneran sama Yuuya gak awkward. Sial. Kenapa sih aku? Harusnya ada orang nulis novel atau bikin film tentangku.

Judulnya yang cocok mungkin gini “Haruko, the girl who couldn’t say no”.

Hufft.

------------------------------

BERSAMBUNG
 
Terakhir diubah:
CAST PART 65

- Haruko Aya Rahmania (16) anak semata wayang Arya dan Kyoko, tokoh utama MDT
- Kyoko Kaede (48) Sang Ibu, Istri dari Arya

- Sayaka Kamiya (18) Anak tertua dari Marie dan suaminya, Yusuke Kamiya
- Sakura Abe (18) Anak dari Kana dan suaminya, Kazuo Abe

- Yuuya (18) teman sekolah Sayaka

24lid010.jpg
1-690x10.jpg


Glossary :

Kawaii : Cute
Kocchi! : Sini!
Socchi ni Suwatte : Duduk di sini
Haafu : Blasteran
Onamae : Nama
Kokan Gakusei : Siswa pertukaran
Nihonjin : Orang Jepang
Dekinai : Gak bisa
Nihongo : Bahasa Jepang
Indonesia Kara : Dari Indonesia
Obasan : Bibi / Tante
Okasan / Haha : Ibu
Senmon Gakkou : Sekolah Kejuruan (setingkat diploma)
 
Terakhir diubah:
Perawanya hilang sama anak sono ehh nikahnya sama anak sini :D:D


Tanks updatnya om..
Mantapp mantapp
 
Sejak Olimpiade Tokyo 2020, ada pergeseran budaya juga yang termasuk salah satu program pemerintah Jepang untuk menaikkan jumlah populasi orang Jepang. Yakni secara gak langsung, mereka ngebentuk budaya anak muda mereka untuk gak tertutup lagi kayak generasi sebelumnya. Gak heran kalau Sayaka dan Sakura begitu keliatan akrab sama orang baru, dan mereka juga lebih proaktif dalam bergaul.

So, this is the answer to my question about Japanese's declined population issue.
Kyknya haafu macam Haruko dan Amy makin banyak, ya? Hehe.

Hiks, mudah-mudahan pas ngedate beneran sama Yuuya gak awkward. Sial. Kenapa sih aku? Harusnya ada orang nulis novel atau bikin film tentangku.

You should thank Mr. RB, Haruko-chan... :D
 
Dan saya mendadak inget temen yang campuran, darah Jepun, Dayak sama Sunda campur aduk, dan Gen jepang dominan di bagian mata sama bentuk wajahnya yang aga Oval gimana gitu :)
 
Wkkwkk, haruko mau jadiin "ngedate sama orang jepang" sebagai bahan buat ngobrol sama kak rendra. Yah cemburu lah

Btw saya penasaran gimana haruko halo ngedate sama org jepang
 
Pengen komen sedikit bro @racebannon ...
Ada beberapa 'celah' yang blum terjelaskan.. mulai dari MDT hingga ke cerita ini,
diantaranya..
1. Hiroshi
Hub-nya dg Kyoko blum terjelaskan berakhirnya karena apa..? Karena melihat pada kisah Kana dan Marie yang akhirnya menikah dengan pacar nya masing2....
Karena saat di MDT pun nama Hiroshi ga pernah muncul dalam pembicaraan antara Kyoko-Arya semasa pacaran...
2. Munculnya Yuuya..
Hmm... mengundang beberapa pertanyaan.. apakah tokoh ini ada hub-nya dengan 'lingkaran' masa lalu Kyoko..
3. Munculnya Rendra..
Apakah tokoh ini ada hub-nya dengan 'lingkaran' masa lalu Arya..?
 
Pengen komen sedikit bro @racebannon ...
Ada beberapa 'celah' yang blum terjelaskan.. mulai dari MDT hingga ke cerita ini,
diantaranya..
1. Hiroshi
Hub-nya dg Kyoko blum terjelaskan berakhirnya karena apa..? Karena melihat pada kisah Kana dan Marie yang akhirnya menikah dengan pacar nya masing2....
Karena saat di MDT pun nama Hiroshi ga pernah muncul dalam pembicaraan antara Kyoko-Arya semasa pacaran...
2. Munculnya Yuuya..
Hmm... mengundang beberapa pertanyaan.. apakah tokoh ini ada hub-nya dengan 'lingkaran' masa lalu Kyoko..
3. Munculnya Rendra..
Apakah tokoh ini ada hub-nya dengan 'lingkaran' masa lalu Arya..?

Dan bakalan seru kalo ternyata yuuya anaknya hiroshi dan rendra anaknya h**um
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd