Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT OKASAN NO HATSU KOI - my mom's first love (racebannon)

OKASAN NO HATSU KOI – PART 32


------------------------------

acafcb10.jpg

“Indah ya” senyum Marie, sambil mengambil foto sakura yang bermekaran di Inokashira Park itu dengan kamera digital pocket yang sedang trendy.
“Dan dekat dari rumahku” senyum Kyoko.

Bunga sakura sudah bermekaran, tanda kalau sebentar lagi musim semi akan tiba, dan itu artinya tahun ajaran baru sudah tiba. Hari jumat siang itu, Kyoko dan Marie sedang menikmati bunga sakura yang bermekaran di Inokashira Park, taman yang luas yang berada di Mitaka.

“Sayang Hiro-Tan tidak bisa ikut”
“Yah…”

Kyoko tersenyum kecut, karena kemarin dan sekarang seharusnya mereka berdua ke Hakone, tapi tidak jadi karena Kyoko harus membantu proses pindahan Marie ke apartemen barunya. Dan hari ini, Hiroshi terpaksa mengambil shift pekerjaan sambilannya lagi, karena dia tidak jadi izin untuk liburan bersama Kyoko. Sampai saat ini, Kyoko tidak tahu apakah uang yang sudah dibayarkan oleh Hiroshi ke agen perjalanan dapat di refund atau tidak. Kalau tidak, tentu Hiroshi sudah rugi besar.

“Eh, Kaede-sama? Kok melamun?” tanya Marie.
“Tidak”
“Kangen pacarmu ya?”

“Bisa dibilang begitu” senyum Kyoko sambil duduk di sebuah bench, siang itu, di mana orang-orang sedang menikmati bunga sakura bermekaran sambil piknik. Suasana tidak begitu ramai siang itu, karena bukan weekend dan orang-orang masih bekerja. Yang ada di sana hanya pasangan muda yang sedang pacaran, orang-orang tua, ataupun keluarga yang membawa anak kecil.

“Hmmm…. Sandwichnya enak” Marie memuji sandwich yang dibawa Kyoko. “Setelah kamu pacaran dengan Hiro-Tan, rasa masakanmu sangat meningkat”

“Terima kasih, Marie”
“Kamu harusnya sisakan untuk dia, kalau-kalau nanti kita masih di sini dan dia mau bergabung setelah arubaito”

“Ah iya! Lupa, nanti aku sisakan, berarti jangan dimakan semua ya?” tawa Kyoko ringan. Dia ingin mencoba membunuh perasaan tak enaknya, karena tidak jadi bertamasya berdua dengan Hiroshi.

“Eh… Siapa itu ya?”
“Siapa?” Kyoko mendadak bingung, karena Marie sedang melihat ke arah lain.

“Itu”

Seorang pria muda sedang ada di bench, meminum minuman panas dari tumbler, tampangnya sangat rapih. Umurnya kira-kira 20 tahun pas. Dia terlihat lelah, dan menarik napasnya panjang.

“Aku seperti hapal orang itu, Marie-Chan” bisik Kyoko.
“Iya”

Dia mendadak mengelus-ngelus dagunya, tampak tidak nyaman atas rambut-rambut halus yang mulai menumbuhi mukanya. Dia menatap ke arah yang lain, entah ke mana. Tatapannya berat, seperti sedang memikirkan banyak hal. Kalau diperhatikan, dia seperti sedang memakai seragam pegawai toko. Tapi entah toko apa.

Tak lama kemudian, dia mengeluarkan sesuatu dari saku celananya. Sebungkus rokok. Dia menarik napas lagi, lalu berdiri, mungkin ingin menuju ke smoking area. Dia berjalan dengan pelan, langkahnya terlihat berat. Badannya tegap dan auranya seperti menenangkan.

Dia lalu lewat di depan Kyoko dan Marie.

“Ah!” Marie teriak dan menunjuk muka orang itu.
“Marie….” Kyoko menarik Marie, karena mendadak orang itu berhenti dan menatap Marie dengan muka heran.

“Ya?” Orang itu tampak bingung melihat Marie.

“Kamu… Aku ingat kamu!! KAMU MARIA!!!

------------------------------

98e83a10.jpg

“Tak kusangka kita bertemu lagi di sini” senyum Yusuke Kamiya, alias Maria, vokalis band visual kei, Maria’s Mantra.

Dia terlihat begitu berbeda. Sekarang, auranya sangat manly, beda dengan di atas panggung, pertama kali dia tampil di hadapan Kyoko dan teman-temannya. Di panggung, dia terlihat benar-benar seperti perempuan yang cantik. Tapi begitu dia mulai bernyanyi, suaranya terdengar sangat garang, berat, dan benar-benar memekakkan telinga.

Dia duduk di bench yang sama dengan Kyoko dan Marie. Mereka bertiga sudah berkenalan dengan benar, tidak seperti di malam ketika Kana, Kyoko dan Marie datang ke sebuah acara musik, di mana Maria’s Mantra menjadi band pembukanya.

“Iya, hehehe” tawa Marie dengan awkwardnya.
“Lalu, Sakurai apa kabar?” tanya Yusuke atau Maria itu.
“Eh?” bingung Kyoko dan Marie, sambil saling melihat.

“Ah, memangnya kamu sudah tidak bertemu dengan Sakurai lagi?” tanya Yusuke, karena dia bingung. Dan Kyoko dan Marie juga bingung, karena sang vokalis kok malah menanyakan apa kabar gitarisnya ke dua orang perempuan yang sama sekali tidak ingin bertemu dengan Akira Sakurai.

“Aku sudah pindah apartemen, dan Sakurai…. Katakanlah, kami tidak sempat berhubungan, dan dia meninggalkan… Apa ya? Kesan buruk bagiku” balas Marie.

“Hmm… Aku tidak heran….” Yusuke menarik napasnya panjang. “Dari awal, dia memang anggota bandku yang paling angin-anginan…. Kadang tidak datang latihan, kadang suka lupa setlist, lalu banyak keteledoran lainnya…. walau sebenarnya bakatnya besar”

Kyoko dan Marie saling berpandangan, dan mereka akhirnya tahu sedikit lebih banyak soal Akira Sakurai sekarang, langsung dari mulut sang vokalis, Maria.

“Sekarang, dia sudah tidak bersama kami lagi, dan kami masih mencari gitaris yang tepat. Sekarang masih pakai gitaris additional…” lanjut Yusuke. “Sayang, padahal….”

“Hehe, tapi untunglah bertemu dengan Kamiya-San lagi… Jadi kita sedikit lebih tahu soal dia” balas Kyoko.
“Iya, sayangnya yang aku beritahu soal dia itu hal buruk…. Kuharap dulu dia bisa berubah setelah putus dengan pacarnya, tapi ternyata mantan pacarnya juga masih sering muncul di hadapannya, bertingkah laku seakan-akan mereka masih bersama…. Tidak sehat kupikir” Yusuke melipat kakinya dan dia menggoyang-goyangkan kakinya.

“Jadi….” Marie tampak agak bingung mencari topik pembicaraan.
“Ya, dia keluar karena dihasut oleh mantan pacarnya, katanya band kami tidak akan bisa ke mana-mana…. Padahal, kita baru saja mulai….” tawa Yusuke dengan manisnya.

“Ngomong-ngomong, Kamiya-San sedang apa di sini?” tanya Kyoko lagi.
“Oh, aku sedang istirahat. Aku sedang part time, di sebuah toko buku di dekat stasiun” jawabnya sambil menyebutkan nama toko buku yang terkenal seantero Jepang itu.
“Ah, Kamiya-San masih kuliahkah?”
“Sudah lulus. Aku kuliah di Senmon Gakkou”
“Wah, kebetulan sama” Kyoko tersenyum dengan lebar. “Aku, Marie, dan satu teman kami yang waktu itu juga ikut datang menonton show-nya Maria’s Mantra juga anak Senmon Gakkou”.

“Wah, jurusan apa?” senyum Yusuke.
“Tata boga, dan kami berdua nanti akan mengambil spesialisasi cafetaria” balas Kyoko.
“Oh, menarik. Kalau aku, desain grafis…”
“Keren sekali”

“Ah tidak, kusangka lulus dari sana akan jadi mangaka, tahunya aku salah mengambil jurusan, harusnya aku mengambil yang benar-benar mengarahkanku jadi mangaka” tawa Yusuke Kamiya.
“Kamiya-San ingin jadi Mangaka?”
“Begitulah”
“Keren sekali…. Menyanyi di band rock, dan kemudian ingin jadi mangaka”

“Haha, tapi aku bahkan belum pernah bekerja jadi asisten mangaka, dan bandku juga baru mulai dan cenderung medioker, begitu-begitu saja”
“Tapi setidaknya, kalian sudah memulai kan? Seperti manggung di acara yang akhir tahun kemarin, misalnya…” balas Kyoko asal. Berharap apa yang dia katakan benar.

“Iya, tapi sulit melanjutkan tanpa gitaris permanen” Yusuke lantas berdiri “Ahh….. Sakurai… Andai saja dia tak sebodoh itu… Dan jelas maunya apa… Ya sudah, sampai bertemu lagi ya? Aku harus melanjutkan kerja… Mata Ne….”
“Hai.. Sampai berjumpa lagi” Kyoko melambaikan tangannya ke Yusuke Kamiya, atau yang memiliki nama panggung Maria itu, yang kemudian berlalu.

Setelah Yusuke hilang dari pandangan, Kyoko lantas melirik ke arah Marie.

“Marie? Tumben diam saja?” bingung Kyoko.
“Kakkoi….”

“Marie?”
“Aa…. Kakkoi… Keren sekali dia, Kyoko-Chan!!!!” Marie mendadak histeris dan seperti gemas pada sosok Yusuke Kamiya, dan dia tampak hilang kendali.

“Eeehhh?”
“Nanti sehabis makan siang kita ke toko buku itu ya!! Tadi bodoh sekali aku, tidak sempat minta nomer teleponnya dan emailnya……” Marie dengan semangat berdiri, sambil menunjuk ke arah Stasiun Mitaka, yang tidak terlihat oleh mata.

“Marie…. Ano……”
“Pokoknya habis ini, kita akan lihat dia di tempat kerjanya!”

“Marie……..”
“Aku harus berterima kasih pada Sakurai sialan itu! Kalau dia tidak pernah jadi tetanggaku, mungkin aku tidak akan bisa bertemu dengan Maria!!! Keren dan ganteng sekali dia……….. Haha, ayo Kyoko-Chan, kita habiskan makanan kita!”

“Ano, nama aslinya kan Kamiya Yusuke, Marie-Chan” senyum Kyoko dengan manisnya.
“Tapi aku lebih suka memanggilnya Maria!” Ya, Marie memang kadang suka asal memanggil orang. Hiroshi Tanabe saja dia panggil Hiro-Tan dan Kana? Dari sebelum dia baru mengenal Kana Mitsugi, Marie memanggilnya dengan nama depannya. Dengan seenaknya, walaupun belum akrab dengan Kana.

“Itu kan nama panggung” bantah Kyoko.
“Tapi namanya jadi mirip dengan namaku kan? Mungkin itu jodoh” Marie menjulurkan lidahnya ke arah Kyoko.

“Iya tapi….”
“Ah, kamu kan sudah ada Hiro-Tan, jangan terlihat seperti keberatan begitu dong…”
“Bukan keberatan soal dia, tapi kamu kan suka memanggil orang dengan tidak pada tempatnya” Kyoko berusaha jujur.
“Biar. Biar cepat akrab” tawa Marie, sambil menerawang ke arah langit yang cerah, dan dia tersenyum ke arah Kyoko. “Aku punya firasat baik soal ini… Sekarang, mari kita makan dulu!!!”

Marie lantas dengan lahap menghabiskan sandwich yang ada di tangannya, dan Kyoko hanya bisa menggelengkan kepalanya, melihat Marie tampak kalap dan benar-benar bersemangat, setelah bertemu dengan Yusuke Kamiya yang tampan, alias Maria yang cantik itu.

Dasar Marie, pikir Kyoko, memang haus perhatian lelaki dia. Tapi wajar, Marie pasti ingin mendapatkan cinta yang sehangat Kyoko dan Hiroshi. Andai saja Marie tahu soal Atsushi Okubo dan Kana Mitsugi. Pasti dia akan lebih kalap lagi mencari cinta.

Tapi setidaknya, musim semi sudah di depan mata. Tahun ajaran baru ada di depan mata. Dan cinta baru, mungkin ada di depan mata.

==================
==================


haruko10.jpg

“Gue sengaja gak bilang-bilang Kak Jon….” bisik Shirley ke aku, waktu aku ada di jok belakang taksi online ini sama dia. Kita berdua lagi jalan ke Red Comet, dari Mitaka. Tante Anggia lagi entah ngapain di Mitaka, dan kita berdua butuh makan siang. Somehow kita diijinin makan di luar sama Tante Anggia.

“Iya paham kok kenapa lo gak bilang” aku senyum aja sambil liat anak bandel ini.

Dia gak bilang ke kakaknya sendiri, Jonathan Andika Akbar, kalo dia mau makan siang di Red Comet. Soalnya kalo kakaknya tau, pasti dia langsung blingsatan, terus ngegas motornya kenceng-kenceng, entah dari mana, untuk bisa ngeliat Tante Tara dari deket.

“Tu anak aneh banget sumpah… Lo tau kan tipe ceweknya kayak gimana….. Rambut panjang, seksi, bahkan kadang yang udah kayak tante-tante gitu menurut gue dandanannya…. Tapi semuanya disampahin sama dia, dipacarin paling bentar-bentar doang… Sama Kimberly-Kimberly itu aja udah putus……” keluh Shirley. Dan aku cuma bisa meringis. Sebagai seorang Haruko, aku gak bisa komentar soal hal-hal yang kayaknya di luar ranah pemikiran dan pergaulanku.

“Yah…”
“Terus pas dia tau ada Tante Tara, langsung blingsatan dia….. Gawat tu anak….”
“Yang lo sebut anak, itu kakak lo kan hehehe” iya, aku cuma bisa komentar kayak gitu, karena gak tau harus komentar apa soal Jonathan.

“Mikir apa sih dia…. Walau dia gak bisa make a move ke Tante Tara karena tu orang udah nikah dan udah beranak, tapi tetep aja, kayak orang bego dia setelah liat Tante Tara. Kadang gue suka ngegep dia lagi ngeliatin IG nya Tante Tara… It’s so creepy…. Ngeri gak sih” curhat Shirley.

“Yah, namanya juga kesengsem, gimana dong?”
“Bajingan kayak Kak Jon, kesengsem sama Tante-Tante?”
“Kalo boleh dibilang sih, Tante Tara gak kayak Tante-Tante sih hehehehehe” balasku mencoba adil.

“Dah ah, tuh Red Comet udah di depan mata, untung aja taksi online ini ga ada supirnya, kalo ada udah bete kali ya dia dengerin kita ngomong apaan” tawa Shirley, sambil siap-siap turun.

“Shirley…” aku memegang tangannya.
“Kenapa sih?”
“Itu…. Motornya kakak lo kan?” aku menunjuk ke arah parkiran Red Comet.

“Anjing” umpat Shirley.
“Dah, turun yuk” tegurku. Gak enak aja denger Shirley ngomong kasar. Kontras banget sama tampangnya yang cute dan manis ini. Lagian, dia anak SMP, kotor banget mulutnya untuk ukuran anak kelas 3 SMP.

Kami berdua turun dari mobil taksi online tanpa supir itu, dan iya, itu emang motor Jonathan. Aku apal karena aku pernah dibonceng sama anak bandel itu. Aku sih sebenernya biasa-biasa aja. Bukannya dia pernah beberapa kali bilang, kalo dia pengen banget ngeliat Tante Tara terus-terusan? Tapi Shirley kenapa kayak gini deh. Aneh banget menurutku.

Mendadak, Jonathan keluar dari Red Comet. Pas dia liat kita, dia gak kaget-kaget amat, dan malah senyum. Dia nenteng helmnya sambil menyeringai.

“Ngapain kalian?”
“Elo sendiri ngapain” bales Shirley ketus.

“Meditasi”
“Meditasi?”
“Iya, ada di sini bikin gue tenang, mau apa?” dia mencibir ke arah Shirley.

“Lo sakit kak”
“Gue meditasi…” Jonathan naik ke atas motornya, dan dia nyalain motornya sambil pake helm. “Ngeliat Tante Tara bikin hati gue tenang…” Walaupun mukanya ditutupin helm, tapi aku tau dia pasti lagi senyum. Gak lama kemudian, dia langsung berlalu, tanpa bilang apa-apa lagi.

“Sakit” Shirley langsung geleng-geleng kepala. “Kakak gue sakit”
“Makan aja yuk”
“Kakak gue sakit…. Gila dia lama-lama”

“Shirley…”
“Apaan!”
“Makan yuk……” rengekku yang udah laper banget.

“Iya-iya… tapi tetep, kakak gue sakit, ngapain coba nongkrong di sini ngeliatin Tante Tara?”
https://ssl.***********/ui/v1/icons/mail/images/cleardot.gif
“Biarin aja ah, kan dia suka liatnya, ngapain sewot gitu….” aku mencoba menenangkan Shirley.
“Sewot? Kakak gue jadi aneh… Suka-suka gue dong mau ngapain”
“Tapi kan…”

“Bodo”

Dan Shirley langsung melengos masuk ke dalam Red Comet, ninggalin gue yang masih geleng-geleng kepala sendiri di luar bangunan ini. Anak-anak Tante Anggia emang unik. Unik banget. Sampe aku pusing sendiri. Udah ah, mending makan aja…

Bodo.

------------------------------

BERSAMBUNG
 
CAST PART 32

Haruko's Timeline:


- Haruko Aya Rahmania (16) anak semata wayang Arya dan Kyoko, tokoh utama MDT.

- Jonathan Andika Akbar (16) anak sulung Rendy dan Anggia
- Shirley Yuliana Akbar (15) anak bungsu Rendy dan Anggia

Kyoko's Timeline:

438be411.jpg


- Kyoko Kaede (19)
- Marie Taniguchi (19) Teman akrab Kyoko di Senmon Gakkou

- Yusuke Kamiya / Maria (21) Vokalis band Rock, Maria's Mantra

Glossary :


Arubaito : Kerja Sambilan
Kakkoi : Keren
Okasan : Ibu
Senmon Gakkou : Sekolah Kejuruan (setingkat diploma)
 
asli, Jonathan kocak bgt. Paduan dari nyokap yg nyentrik & bokap yg gak perlu pikir panjang jadinya begitu tuh hahahaha
 
Haruko...Shirley......Jonathan
Kok bisa ya barengan gitu padahal jauh x beda sifat & kepribadiannya.
Yg 2 bengal yg 1 gi lugu

Wah..wah....ni bakalan ane laporkan ke komisi perlindungan haruko biar jgn terpengaruh sama 2 anak bengal itu.

#saveharuko

Makasih apdetnya om & keep keren :D:mantap:
 
perbanyak dan perjelas prosesi blsenggama nya kyoko suhu. dari mulai jilat peler sampai minum peju
 
perbanyak dan perjelas prosesi blsenggama nya kyoko suhu. dari mulai jilat peler sampai minum peju

semua adegan seks di cerita saya sesuai kebutuhan. butuhnya vulgar ya vulgar, butuhnya soft ya soft. semua tergantung pada fungsi dan tujuannya. soalnya fungsi seks di cerita bukan cuma pemanis atau asal sekedar ada aja, tapi juga sebagai pembangun plot dan penokohan, ya mirip2 game of thrones atau basic instinct lah.
 
Bimabet
Ceritanya bagus om trus bakal panjang sampai chapter sekarang kyoko belum ketemu arya.. arya cuma nongol bersin.bersin doang :top:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd