Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG My Sex Logbook...

Wow mantap, bisa gabungin 2 istri dlm 1 atap. Helennya juga pengertian yak. Ga mau dinikahin. Tp kasihan jg hehehe.
 
Wow mantap, bisa gabungin 2 istri dlm 1 atap. Helennya juga pengertian yak. Ga mau dinikahin. Tp kasihan jg hehehe.

Wuiii mantap dan puas banget nih 3S dengan istri yg akur dan pengertian gini.

bener2 kisah inspiratif...kwkwkwkwkwk...lanjut...

Ternyata gua pengen ikutan nimbrung..mantap om lanjut

Terimakasih atas apresiasi dari Suhu2 sekalian. Semoga ane masih sanggup meneruskan cerbung ini buat menghibur para Suhu. Dan mohon mangap yang sebesar besarnya apabila di kemudian hari ternyata cerita dari ane tidak sesuai dengan ekspetasi dari Suhu2 sekalian.

Tidak ada Gading Yang tak retak
Cuma memek Helen yang selalu botak...

:beer:
 
Singapore,I'm In Love

Pagi ini aku sedang didalam pesawat menuju Singapura. Biasa,dalam rangka dinas. Lia menemaniku. Lina menolak ikut karena harus mengurus kedua anak kami,Robert dan Melly.

Kini anak2ku semakin akrab dengan 'ibu tirinya' masing2. Seringkali aku heran,jasa dukun mana yang mereka pakai sehingga bukan cuma anak2 saja,tapi keluarga besar kami saling menyayangi kedua istriku. Walau mungkin tidak terlalu lebay ditampakkan.

Dan semakin hari kedua istriku semakin mesra. Dikala yang 1 sedang 'bocor' yang 1 lagi pasti siap sedia melayani kebutuhan biologisku. Begitu juga sebaliknya. Fatalnya,aku kedodoran melayani mereka berdua. Seringkali disaat aku jenuh dengan seks aku memilih hobiku mengutak atik mobil. Lina dan Lia sudah paham tabiatku. Bisa berhari-hari yang kupegang cuma mobil dan mobil lagi. Saatnya tidur aku juga langsung tertidur. Boro-boro kucumbu,mereka berdua bugil di dalam kamar aku juga anteng anteng saja. Bukan lemah syahwat tapi aku menahan supaya kehidupan seks kami tidak cepat meredup.

Setelah check in di hotel aku dan Lia berpisah. Aku mengurus pekerjaanku dan Lia pergi shopping. Kubekali dia dengan nomor lokal agar bisa menghubunginya kapan saja.

Malamnya kami sudah di kamar hotel. Lia memamerkan gaun tidur satin yang tipis hasil huntingnya. Lia membeli beberapa helai untuknya dan untuk Lina. "Gimana,Ri? Seksi gak?"tanya Lia sambil mematutkan gaunnya di depan cermin.
"Cantik. Pas banget buat kamu dan Lina" aku tersenyum. Padahal didalam hatiku sedikit mengutuk perancang gaunnya. Kenapa harus bikin gaun tidur yang bikin nepsong begini. Ndak heran kalau dengkulku bakal ambles 'melayani' istri2ku yang memakai gaun tidur ini. Semoga gak dibelikannya oleh2 lingerie buat Helen juga. Bisa modyar aku!

"Ri,aku ada beliin baju pesta juga buat Helen. Kebetulan tadi ada diskon gede2an. Lagian kasian ma Helen juga gak bisa shopping disana".
Aku melongo. 'Doaku' meleset 50%. Baju pestanya menampilkan pemandangan belahan dada,punggung dan sisi luar paha. Bohong kalau kubilang gak bakal 'kuterkam' Helen dalam busana kek begini.

Lama Lia membongkar dan mengetes semua pakaian yang dibelinya. Dasar wanita. Untuk apa beli baju mahal2 dan banyak2 kalau akhirnya ditelanjangi juga. Aku sampai ketiduran menunggu 'hidangan' dari Lia.

Aku terbangun gara2 kecupan di bibirku. "Ri,sorry ya,"Lia memasang tampang memelas. Tepatnya memelas manja. Plus mata ngantukku dimanjakan BH dan CD standar (standar disini maksudku bentuknya yang lebar seperti yang banyak tergantung didepartement store. Bukan yang aneh2 modelnya) berwarna hitam. Kontras dengan kulitnya yang putih. Otongku yang sudah puasa seminggu langsung bersemangat.
"Gak apa apa,"sahutku sambil tersenyum (padahal aku sudah dongkol setengah mati). Lembut Lia meremas otongku yang masih dalam kemasan boxer. Aku berniat bangkit namun ditahan Lia.

Wajah dan leherku dicumbunya. Kecupannya lembut tapi mampu menaikkan tekanan darah di otongku. Tangannya berulangkali mengusap dada dan perutku. Perlahan tangannya turun menuju kelaminku.

Tak ingin dituduh sebagai pria egois dan pemalas, aku mulai menjamah payudaranya. Masih payudara yang sama sejak aku menikahinya. Bedanya,ini ML pertama kali kami diluar negeri. Di negeri dengan biaya hidup termahal lagi. Keren kan?

Dengan BH masih menempel kukecup payudaranya. Kususuri setiap lekuk tubuhnya penuh nafsu. Tangan Lia kini sudah menggenggam otongku. Jarinya sesekali menyentuh lubang kencingku. Yang kurasakan geli2 ngilu di selangkanganku.

Kubalikkan tubuh Lia dan kini aku yang berada diatasnya. Buru2 kubuka kaitan bhnya. Payudaranya kini kuperkosa dengan mulutku.

Kuhentikan semua cumbuanku. Kutatap mata Lia. Tatapan penuh kasih sayang. Ingin kukatakan betapa aku mencintainya. Sebagaimana aku mencintai Lina dan anak2 kami. Tapi mulutku membeku. Aku hanya bisa tersenyum.

Dihadapanku,seorang wanita yang rela berbagi cinta dengan wanita lain. Wanita yang tulus ingin bersamaku selamanya. Wanita yang tidak pernah bertanya sanggupkah aku menghidupinya. Wanita yang tidak pernah bertanya apa yang bisa kuberikan padanya.

Kucium keningnya. Kuresapi pertemuan bibirku dengan keningnya. Inikah rasanya cinta? Tak heran,banyak yang bilang, cinta itu ibarat kentut. Tak bisa kau lihat, tapi bisa kau rasakan.

Kugenggam kedua tangannya. Lia terbaring pasrah. Perlahan tubuh kami menyatu dan 'bergerak'. Diluar sana hujan mulai turun. Aku dan Lia masih terus bergerak. Pelan ingin aku ajak Lia-ku 'terbang'. Tubuh kami bersentuhan. Bergesekan. Setiap tarikan nafasku disusul dengan tarikan nafasnya. Bagai simfoni alam yang begitu meneduhkan.

Kutatap wajahnya. Kuhembuskan nafasku di wajahnya. Hiruplah sebagian jiwaku. Tak hanya diriku,jiwaku pun kuberikan untukmu.

Aku dan Lia terus terbang. Terbang ke langit tak terjangkau. Dan satu ketika kami berhenti terbang. Kami berpelukan. Aku dan Lia menikmati saat-saat hening. Hanya detak jantungku dan jantungnya yang saling berbisik. 1 yang pasti,"Aku mencintaimu..."


"Kringggg.....". Alarm dengan ringtone khusus di hpku berbunyi. Mataku terbuka. Kulihat Lia tidak disampingku. Aku bangkit. Ternyata Lia sedang mandi.

Ini hari kedua kami di singapura. Pertemuan yang harus kuhadiri baru akan dimulai selepas jam makan siang. Aku mengambil sebotol air mineral terus meminumnya sambil duduk di kursi yang tersedia di kamar hotel ini.

Tak lama Lia keluar dari kamar mandi dengan handuk membelit tubuhnya. Tangannya berusaha memeras rambutnya yang basah. Sambil mendekatiku Lia tersenyum. Kemudian dia duduk di pangkuanku.

"Ri,ntar kamu jam berapa mulai meeting?"
"Anterin aku belanja yuk?"
bujuknya dengan wajah penuh harap.
"Boleh,tapi cayang2an dulu yuk," ujarku seraya membuka handuk dan menggelitik perutnya. Lia tertawa geli namun tidak berusaha menghindar. Kupeluk tubuh telanjang istriku. Kukulum payudaranya. Lidahku berulang kali ngedrift diputingnya. "Oooohhh....Ri,"desah Lia sambil meremas rambutku.

Kucoba menggosok2kan tanganku di kemaluannya. Desahan istriku semakin membahana. Tangan Lia terus mengocok penisku. Pegangannya begitu kuat. Penisku serasa dibetot. Ingin aku protes tapi sensasinya begitu enak sampai aku tidak mampu menolak.

Setelah kurasa penisku sudah siap,kududukan Lia diatas pangkuanku. Kakinya mengangkang melangkahi kedua pahaku. Penisku yang terhunus menyeruak membelah vaginanya. "Semoga kursi ini tahan guncangan,"batinku penuh harap.

Lia mulai menggerakkan pinggulnya berulang kali. Berusaha memompa penisku. Aku yang ingin turut berpartisipasi juga mulai ikut menggoyangkan pinggulku. Tabrakan demi tabrakan selangkangan tak terhindarkan lagi.

Bunyi kecipak air birahi di selangkangan semakin menambah suasana sensual. Aku tergoda meremas susu istriku. Tak bosan2nya kuremas dengan penuh penghayatan.

Lia ambruk dalam pelukanku. Tanpa aba-aba payudaranya langsung menghimpit wajahku. Lia sudah orgasme. Dikepit oleh 2 payudara kenyal membakar birahiku. Kuteruskan patroli penisku di vaginanya.

Tak lama, berkedut- kedut penisku menyemprotkan benih benih generasi penerus bangsa kedalam rahimnya. Penisku yang masih tertanam didalam vaginanya merasakan aliran hangat spermaku sendiri yang mencari celah keluar dari rongga gelap vagina istriku.

Dan disinilah aku dengan tugas tambahan dari istriku.1,sebagai shopping escort. 2,cukup menjawab cantik atau tidak barang yang akan mereka beli. 3,mengurus pembayaran baik tunai maupun elektronik (kartu kredit maksudku).

Aku terlampau cepat senang ketika menikahi Lia. Harapanku aku bisa purnawirawan sebagai shopping escort Lina untuk selamanya.
Bahkan aku rela gajiku dipotong untuk cicilan mobil 'operasional' mereka.

Menenteng belanjaan istri sambil menemani mereka keluar masuk butik dan departement store memang horor. Lebih horor daripada latihan militer manapun didunia ini.

Bayangkan stop and go berjam-jam. Stop di satu butik,then go ke butik yang lain lagi. Bahkan kala kita memohon agar diberi kesempatan minum jawabnya bahkan enteng banget,"bentar ya,Pa. Nanggung nih"
Seperti hari ini,dengkulku rasanya hampir copot. Malam digodanya,siang disiksanya. Benar-benar keturunan Bengis Khan. Tobat,Bang!

Tugas no.2 selalu sukses membuatku senewen. Ketika engkau menjawab cantik,percayalah istrimu tidak akan perduli apa pendapatmu. Dan ketika engkau menjawab tidak, percayalah engkau akan berdoa semoga semua ini cepat berlalu.

Tugas no.3 akan engkau ratapi di balik meja kerja di akhir bulan. Ketika kau sadar amplop berisi tagihan dari kartu kredit ternyata lebih tebal daripada bulan bulan sebelumnya.

Quote bijak : "Pria yang sukses adalah pria yang menghasilkan lebih banyak dari yang sanggup dihabiskan istrinya"

"Iya Bro,masalahnya, bini gue 2!"
 
Turut bersimpati atas tebal tagihan bulanannya .. hahaha
 
Terakhir diubah:
Mantep nih cerita....lanjut kang. Ditunggu penampakan helen selanjutnya
 
Gimana nih,para Suhu sekalian? Mo dilanjutin,ndak? Opo cerita ane sudah ngebosenin?

:kacamata: Monggo dikomen yo. Tengkyu.

udah watched thread, om (y)
kalau bisa sih, nambah third girl *eh, fourth fifth apa sixth ya?

*pokoknya stay tuned deh :-D :-D
 
Nah. itu lah masalahnya dengan yg ORI-resmi, kantong bisa dibikin 'bolong' :hua:
tp klo yg BM, kualitas OK plus Nyaman di Kantong :hore:
 
Bimabet
Satin

Lina dan anak2 menyambut kepulangan kami dari singapura di bandara. Robert dan Melly berlari dan memelukku. Mereka rindu banget kepadaku,ayah mereka. "Pa,mana oleh2 mainannya?"ratap Robert.

Sepanjang perjalanan pulang,kedua anak ku bermanja manja dengan Lia. Mereka berteriak hampir bersamaan kala Lia mengeluarkan 2 batang coklat. Lina yang duduk di depan bersamaku menatapku penuh arti. Ya,aku juga rindu padamu.

Seharian Lina dan Lia serta anak2 sibuk membongkar koper yang isinya kebanyakan oleh2. Memang sebagian besar untuk dibagikan ke sanak saudara. Wajar. Kami pun tetap masuk dalam Top 20 dari daftar penerima oleh2 keluarga besar kami. Bahkan Lina pernah mendapatkan oleh2 vibrator dari sepupunya yang tinggal di Australia. Namun aku jarang melihatnya lagi. Aku tidak tahu apakah vibratornya uda beralih fungsi jadi pengocok telur di dapur.

Malam ini aku dan Lina mandi bersama. Lia masih mengurus anak2 tidur di kamar mereka. Aku dan Lina hanya saling menyabuni dan mengobrol. Obrolan seputar gosip terbaru dari keluarga kami dan 'petualanganku' bersama Lia di SG. Tak lama Lia menyusul kami.

Selesai mandi aku langsung duduk di ranjang. Lia dan Lina memakai gaun tidur satin yang dibeli Lia di SG. Warnanya abu-abu terang. Berdiri berdampingan,mereka menghadapku. Rambut panjang mereka tergerai kedepan menutupi sebagian payudara mereka.
"Gimana,Pa? Cantik kan?"ucap Lina sambil tersenyum.
Aku mengangguk. Bertahun-tahun pernikahanku,aku tetap tidak bosan menatap kedua istriku. Rasa cintaku tetap tidak luntur. Dimataku,kecantikan mereka lebih dari segala galanya.

Kukecup bibir Lina. "Ma,papa punya 1 permintaan"
"Apa itu,Pa?"
"Papa mau mama duduk dulu menonton papa dan mami bercinta. Syaratnya mama tidak boleh merangsang diri sendiri alias duduk saja yang manis."

Panggilan mami memang sudah ditabalkan ke Lia. Alasannya supaya ada pembeda dengan panggilan mama untuk Lina. Lagipula lucu melihat Melly-ku yang masih batita manggil2 Lia,"Mimi,mimi...." Emang emak lu bakmi?

"Kalau mama bisa bertahan,papa bakal kasih mama giliran ML sama papa sampai pagi."
"Gimana,Ma?"
aku menyeringai menantangnya. Memang ini ideku sewaktu di pesawat dan sudah kusepakati dengan Lia.
"Siapaaa takkkuuutttt..."Lina membalas tantanganku. Malam ini aku sengaja tidak mematikan lampu kamar. Aku ingin Lina menyaksikan dengan jelas aku dan Lia bercinta. Aku ingin tahu sampai dimana Lina mampu bertahan.

Lia beranjak kemudian berbaring diranjang. Dia masih mengenakan gaun tidurnya. Lia seolah-olah pasrah apapun yang kulakukan padanya. Padahal tujuan kami jelas. Membuat Lina gelisah sampai basah.

Lembut kutindih tubuh Lia. Kukecup bibirnya dengan penuh perasaan. Kemudian ciumanku turun ke leher dan dadanya. Dari dada kucumbu kedua lengannya. Kubiarkan gaun tidur Lia masih tetap pada tempatnya.

Hanya disaat aku mencumbu kakinya perlahan kunaikkan sedikit ujung gaunnya. Kujilat dan kukecup paha dan selangkangannya. Memang baik Lina maupun Lia cuma mengenakan gaun ini tanpa BH dan CD. Jari tanganku kemudian memilin jembut Lia. Kemudian kutusukkan jariku ke bibir vaginanya. Kusibak bibir vaginanya sebentar kemudian kusentil klitorisnya.

"Aahhhh...papa,"desah Lia menerima 'seranganku'. Tak berhenti,kepalaku menerobos gaunnya dan masuk menuju payudaranya. Bagian bawah payudaranya yang pertama kujilat dan kukecup. Naik perlahan kusentuh putingnya dengan payudaraku. Semakin kuat saja desahan Lia. Dan memang desahan ini ingin kutampilkan didepan Lina. Kuperhatikan Lina menonton kami dengan serius. Dan akibat desahan Lia juga posisi duduk Lina mulai berubah ubah. Lina mulai gelisah. YESSS!!!!

Sementara Lia terus memeluk kepalaku dan menahan wajahku di payudaranya. Seandainya Wonder Woman membunuh musuhnya dengan cara begini,aku yakin musuhnya pasti mati dengan ikhlas.
Kenyalnya payudara Lia membuatku lama bertahan disana. Apalagi kepalaku didekap Lia sedemikian rupa. Telapak tanganku mengirimkan berita terbaru. Vagina Lia sudah basah. Aku bangkit sebelum aku terjerumus lebih dalam lagi di payudara Lia.

Paha dan lututnya kurapatkan. Sementara tungkai bawah kakinya kubuka dan kutumpangkan di bahuku. Posisi begini membuat vaginanya semakin sempit.
Dan semakin sedap pula kurasa jepitannya (Tolong bacanya pakai dialek Bataknya Ucok Simamora, supir truk dari Medan.)

Karena penisku dan vagina Lia sudah lama bersahabat akrab,aku melewatkan masa penjajakan. Kucoblos saja langsung penisku ke vaginanya. Benar juga kata Ucok. Sempit bingits. Aku sampai menolehkan kepalaku keatas menikmati rasanya yang begitu gurih. Ehem!

Nun didekat sini,Lina yang mendapat kehormatan menonton live show kami, semakin gelisah. Inginnya dia mengkobel2 vaginanya tapi aku berulangkali menatapnya dengan senyuman jahil. Sekedar meraba payudara pun tidak dibenarkan. Alhasil aku yakin dia pasti merasakan vaginanya semakin gatal.

Mungkin terkesan aku meledeknya atau menjahati istriku ini. Tapi aku yakin,Lina paham maksudku. Aku ingin dia terangsang dengan cara yang berbeda. Di kemudian hari pun Lia sering meminta varian sex seperti ini. Toh,sekalipun Lina melanggar aturan yang kubuat,aku tetap akan melayaninya. Hil yang mustahal aku menolak memompa 'sumur' istriku sendiri.

"Ah...uh...ah...uh...ah...uh..." desah Lia semangat saat kupompa vaginanya diatas ranjang. Payudaranya berguncang. Sebentar aja aku meremasnya. Aku ingin Lina semakin 'terbakar' melihat payudara Lia yang bagai melompat lompat itu.

Lina semakin gelisah. Kini dia berusaha menggesek2kan vaginanya ke kursi. Kedua tangannya mencengkram handle kursi dengan kuat. Lia sendiri masih terus menikmati pompaanku.

"Ahhhh...pa....mami nyampe!"teriak Lia menyambut kehadiran orgasmenya. Tubuhnya berguncang sesaat sebelum akhirnya terkapar tak berdaya.

Kucabut penisku dari vaginanya. Baru saja aku ingin berbalik,Lina sudah menabrakku hingga jatuh berbaring di ranjang. Bagai kesetanan Lina naik ke atas tubuhku dan mencumbuku. Diputar tubuhnya. 69. Kini vaginanya terhidang di depan wajahku.

Penisku berulang kali dikulum dan disedot Lina dengan kuat. Untung saja penisku sudah SNI. kalau tidak, mungkin sudah lepas dari tubuhku. Akibat jepitan vagina Lia dan emutan maut Lina,penisku tak mampu bertahan. Dicurahkannya stok sperma langsung tanpa perantara ke mulut Lina. Lina yg tidak siap,hampir tersedak. Reflek dimuntahkannya kembali spermaku membasahi penisku.

Aku terbaring tak berdaya bersama Lia diatas ranjang. Lina tersenyum kepada kami berdua. Dijatuhkan tubuhnya menimpa kami dan memeluk kami.

Bau keringat dan cairan orgy seakan bertabrakan dengan harumnya kamar pengantin kami. Setelah melihat nafasku agak tenang,Lina dengan posisi menindihku berulang ulang menggesekkan tubuhnya ke tubuhku. Lia kemudian berbaring menyamping dan berinisiatif mengelus2 punggung Lina. Ciumannya mendarat dipipiku.

Payudara yang kenyal menggosok menghangatkan dada dan perutku. Tak ketinggalan penisku juga disikat oleh jembut Lina.

Dirangsang sedemikian rupa oleh kedua istriku terang saja membuatku lupa daratan. Sentuhan2 mereka bagai membakar syaraf2 di tubuhku. Penisku yang baru saja layu kembali berkembang. Mengembang hingga bak jamur dengan kepala yang mengkilat. Lina yang merasakan kebangkitan penisku langsung menatap penisku. Matanya nakal menatapku.

"Argghhhh...,"erangku seketika saat Lina menggunakan rambut panjangnya menyapu palkon dan menggelitik lubang pipisku. Rasanya? Ampun Ndoro! Yang penasaran silakan dicoba dengan istri masing2 dirumah.

Kali kedua rambut Lina menyapu palkonku aku tidak sempat berteriak. Lia dengan sigap menyumpal mulutku dengan lidahnya. Kedua bola ajaibku juga tidak luput dari sapuan rambut Lina.
Setengah mati aku menahan ledakan di penisku. Aku tidak mau keburu meletus sebelum merasakan kehangatan liang kenikmatan milik Lina.

"Ufff...ud...udaahh...," seruku sambil menolak halua tubuh mereka. Nafasku terengah engah. Kemudian kurangkul tubuh Lina. Tubuhnya kutelungkupkan di tepi ranjang. Posisi kakinya berpijak di lantai. Pantatnya nungging mengarah ke diriku.
Penisku yang sudah tegangan tinggi, kuarahkan ke vaginanya. Sebelum kumasukkan,kuelus elus sebentar di klitorisnya. Mendadak kutusukkan kuat2 kedalam lubang vaginanya dari belakang. Lina menjerit tertahan tak menyangka aku bakal begitu kasar.

Lia yang berbaring di ranjang terus menggeser tubuhnya. Dibuka kedua kakinya dan disosorkan vaginanya ke depan Lina. Lidah Lina menjulur menyapu permukaan vagina Lia. Kumulai genjotanku perlahan. Sesekali kuelus pantat Lina. Sayang rasanya kutampar pantatnya.

Kami terus bersetubuh dalam posisi begini. Karena sama2 menikmati kami sampai lupa untuk berganti gaya.

Dan tibalah kami di penghujung acara. Lina yang pertama terkapar akibat orgasme. Tubuhnya langsung jatuh telungkup di tepi ranjang. Buru2 kucabut penisku dan kuarahkan ke vagina Lia. Gampang kok. Kan vaginanya sudah basah oleh air liur dan pelumas alaminya sendiri.

Kini giliranku yang menuju ke bulan. Jantungku seolah berhenti berdetak. Hanya terasa denyut penisku yang menyemburkan lahar hangat kedalam rongga vagina Lia.
Lia mengerang panjang. Rasa hangat semburan spermaku memicu orgasmenya. Kami bertiga tergeletak dengan indahnya di ranjang. Masing2 berusaha mengatur nafas.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd