Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI Misteri Siluman Ular

Kembali untuk mencari.



Shina

Sehari setelah kejadian Shina di setubuhi oleh petani di desa kasta bawah, ada yang berubah pada diri Shina, ia merasa bahwa dirinya senang di perkosa oleh penis-penis budak itu. Di satu sisi dia masih memikirkan bahwa dia adalah seorang istri bahkan istri seorang raja, "ouuhhh dimana aku letakkan kehormatan suamiku" batin Shina ketika berendam di bak mandi, ia melamun diotaknya masih terbayang penis Tejo dan Joko memasuki vagina dan anusnya. "Ahhhh……" paha Shina saling menggesek, vaginanya basah "ohhhhhhh…." Tak terasa jarinya menjalar mencari clitoris nya "ahhhh…..tejoo, jokooohhhh" tak sadar Shina mengucapkan nama Tejo dan Joko. Perlahan jari telunjuk shina masuk ke dalam vaginanya dan Shina menggoyangkan jarinya, Shina menggigit bibir bawahnya dan tangannya meremas payudaranya, puting payudara nya mengeras seiring jari Shina yang keluar masuk dalam vaginanya "ahhh….ahhh...ahhhh" desah Shina "oooaakkkkk….oakkkk…." Terdengar suara tangisan bayi dan Shina tersadar "sayang, kenapa Guntur ?" Tanya Shina kepada Anggara yang menggendongnya "tadi ada ular Shina, di samping Guntur" ucap Anggara yang melihat ke kiri dan ke kanan mencari kemana lari ular tadi "ahhh serius kamu sayang" Shina merinding mendengar perkataan Anggara "iyaaa tapi dia lari tadi pas aku usir" ucap Anggara sambil menenangkan Guntur "yaudah gapapa mungkin ularnya udah lari" ucap Anggara menenangkan Shina "yaudah sini Guntur aku gendong" Shina mengambil anaknya dari tangan Anggara. "Cupp...cupp... cupp..jangan nangis sayang" Shina mengayunkan Guntur di tangannya "sayang aku mau ke kota ya, melihat hasil penyerahan budak kasta bawah" sambil mencium kening Shina "hati-hati sayang" ucap Shina tersenyum, Shina kembali mengayunkan Guntur dan dia melihat wajah Guntur lalu terbayang Kasim "ahhh...kasimmhh, seandainya kau bisa menggendong anak kita" tatap Shina pada wajah Guntur namun tiba-tiba mata Guntur berubah seperti mata ular, Shina pun terkejut "ahkkkkhh" hampir saja Guntur terlempar lalu dia menatap mata Guntur kembali namun kini mata Guntur terlihat normal seperti biasa "ahhh mungkin hanya perasaan ku" ucap Shina meletakkan Guntur yang telah tertidur di kasur.

Pagi itu di istana "sayang, aku hari ini mau ke kota ya" ucap Shina memeluk Anggara dari belakang "mau ngapain istriku ke kota ?" Jawab Anggara "mau jalan-jalan, suntuk" cium Shina lembut di pipi Anggara "yaudah aku temenin ya?" ucap Anggara "aku di kawal penjaga aja sayang, Guntur siapa yang jaga" jawab shina "yaudahh hati-hati" senyum Anggara pada Shina "siapp, sang raja haha" tawa manja Shina membuat hati raja sangat bahagia memiliki istri yang sangat cantik, seorang istri yang sempurna baginya.

Tujuan Shina bukan seperti yang di katakannya pada Anggara "Buka gerbang" Shina kini telah berada di pintu gerbang menuju kasta bawah "siap ratu" penjaga pos pintu gerbang dengan cepat membuka pintu untuk sang ratu "pengawal kamu tunggu disini" perintah ratu pada pengawal yang mengikuti nya dari istana "tapi ratu perintah raja menjagamu kemana pun kau pergi" sanggah pengawal "tidak usah, kau disini saja, jangan berani bilang ke raja aku pergi ke kasta bawah atau aku akan menyuruh raja membunuhmu" Shina membentak pengawalnya. Hal itu pertama kali di lakukan Shina kepada orang lain, ia selama ini lemah lembut kini berani mengeraskan suaranya pada pengawal "ba..baik ratu" pengawal terbata ketakutan akan ancaman Shina. Shina pun berjalan menelusuri jalan di kasta bawah


menelusuri ladang-ladang, hutan, setiap orang bertemu di jalan tunduk kepadanya "ratu" ucap beberapa serentak sambil menundukkan badannya, Shina terus lewat tanpa mengacuhkan orang itu. Shina terus berjalan hingga tibalah di tempat dimana ia di perkosa oleh Tejo dan Joko namun di ladang itu kosong tidak ada Joko dan Tejo, shina nampak kecewa karena berharap Joko dan Tejo memperkosanya lagi seperti beberapa hari yang lalu.

Hujan tiba-tiba turun deras membasahi ladang-ladang dan pohon-pohon, Shina melihat kiri kanan mencari tempat berteduh namun sepertinya tidak ada dan dia berlari kecil menelusuri jalan setapak itu dan menemukan pondok kecil, podok tersebut telah usang seperti sudah lama tidak di gunakan, namun cukup untuk Shina berteduh.


Baju dan tubuhnya basah karena tidak dapat menghindar dari guyuran hujan saat mencari tempat berteduh. Shina menyilang kan tangannya di dadanya dan sedikit menggigil karena kedinginan, tak lama ia melihat di kejauhan ada seorang yang sedang memikul ranting, ia berlari kecil melewati jalan setapak mendekat ke arah Shina. Ternyata orang itu adalah seorang kakek-kakek dengan memikul beban yang berat ia membawa kayu yang telah di potong-potong dan dipikul di bahunya namun bertambah berat karena basah di guyur hujan. Kemudian ia meletakkan ranting itu di jalan dan berlari ke arah Shina untuk berteduh "ratuu ?" Ucap kakek terkejut melihat ada ratu sedang berteduh di pondokan "sedang apa disini ?" Ucap kakek yang mengusap mukanya dari air hujan "berteduh kek, tadi sedang jalan-jalan disini" ucap Shina melihat kakek, kakek kemudaian duduk berteduh di pondok namun hujan masih membasahi kakek "sini kek gapapa" Shina menggeser sedikit tubuhnya "tapii ratuu" kakek ragu untuk mendekat ke arah Shina "gapapa kek, lihat masih basah tu disitu" ucap Shina agar kakek bisa berteduh, tanpa berpikir panjang kakek mendekat ke arah Shina dan duduk di sebelah Shina.


Karena tempat yang sempit mereka duduk berdempetan hingga kulit lengan Shina yang putih mulus bersentuhan dengan lengan kakek yang hitam, berotot namun sudah keriput dan kasar. Mereka sama-sama diam, namum karena sentuhan kulit kakek pada lengannya nafsu Shina terasa naik, Shina melirik tubuh kakek, tubuh itu telah keriput namun ototnya masih nampak mungkin karena beban yang ia angkat setiap hari, giginya yang ompong terlihat ketika berbicara dan ia melirik ke arah tonjolan pada celana kakek, nampak jelas penis kakek membekas karena celana yang basah "ouuuhhhhh kenapa inihhh" batin Shina dalam hati.
"nama kakek siapa ?" Tanya Shina membuka omongan "nama kakek Basro ratu" ucap kakek sambil mengusap lengannya karena kedinginan, jemari kakek terasa mengenai kulit lengan Shina yang mulus saat mengusap lengannya "kakek Basro tinggal dimana ?" Tanya Shina sambil matanya melirik tonjolan di celana kakek yang bergoyang seiring goyangan kaki kakek karena menggigil kedinginan "masih jauh ratu, di sudut desa ini" kakek menjawab tanpa berani melihat ke arah Shina "berat ya kek angkat kayu ?" Tanya Shina lagi "berat ratu, kan kayu itu untuk kakek serahin ke kasta atas" jawab kakek, kini mata kakek melihat ke paha Shina yang sedikit nampak karena pakaian Shina yang sudah basah tiba-tiba penisnya bangun dan itu dilihat oleh Shina, nampak bercak penis kakek pada celananya yang basah "ouhhh besarhhh" ucap Shina dalam hatinya.

Mereka pun sama-sama terdiam dan menggigil kedinginan "dddduuaaarrrrrr" tiba-tiba suara petir dan kilat kuat menyambar dan reflek Shina memeluk kakek "aaaaakkkkkhhh" jerit Shina yang langsung menutup mukanya pada dada kakek basro, kakek pun reflek memeluk Shina yang tiba-tiba menjatuhkan badannya pada tubuhnya "takkkuuutttt" Shina tersedu seperti menangis di dada kakek. Kakek hanya terdiam, kakek pun mengusap tanganya yang telah berada di punggung Shina untuk menenangkan Shina namun nafsu kakek tiba-tiba naik seiring gesekan tangannya yang kasar pada punggung Shina yang mulus dan putih.

Kakek mendorong tubuh Shina pelan-pelan dan membaringkannya di pondok usang itu, melihat Shina tidak menolak kakek pun kini telah berada diatas shina. Shina masih memeluk kakek, wajahnya masih menempel pada dada kakek yang telah keriput namun berotot. Kaki kakek di arahkan di tengah paha Shina yang mulus dan kakek menggosokan penis nya yang telah mengeras pada paha mulus Shina. "Emmmhhhhh…" Shina sedikit mengeluarkan desahan yang di dengar oleh kakek, "mmuahhhh…slurppp...slurpp.." dengan cepat kakek mendaratkan mulutnya pada bibir Shina yang mungil itu "hmmmphhh….kekhhhh" Shina yang tiba-tiba di cium kakek hanya bisa membuka mulutnya. Dengan buas kakek menyedot dan menghisap air liur Shina, lidah Shina pun di sedot-sedot oleh bibir kakek yang hitam dan keriput "ahhhh….ahhhh" terdengar desahan manja Shina yang menandakan nafsunya mulai naik. Tangan kakek mengelus paha mulus Shina, kini jilatan kakek beralih pada leher Shina dan telinga Shina di jilat-jilat oleh kakek "ouuuhhhhh kekhhh" lenguh Shina melihat kakek kini tengah menjelajah setiap inci kulitnya yang mulus, ketiak Shina pun di sedot-sedot oleh kakek yang membuat Shina kegelian "ahhh...kekkk...geliihhhhh" desah Shina yang telah terangsang oleh jilatan kakek.

Kakek dengan cepat membuka baju Shina dan dengan cepat kakek membuka bajunya, entah kenapa Shina tidak menolak bajunya di buka oleh kakek. Kini di sebuah pondokan yang di kelilingi oleh pohon-pohon telah berada sepasang insan yang telah sama-sama telanjang, kedua insan yang seharusnya cocok menjadi ayah dan anak itu malah sedang saling melumat bibir satu sama lain "sluurppphhh...ouhhhh" Shina kini menerima lumatan mulut kakek, tangannya yang berada di punggung kakek seakan memeluk kakek, jilatan kakek turun ke leher Shina dan kini tibalah di puting payudara Shina, kakek terkagum melihat payudara Shina yang bulat dan kencang itu. Putingnya merah dan menegang menandakan nafsu Shina telah berada di ubun-ubun untuk segera di tuntaskan "ooouuhhhhhh" desah Shina panjang ketika kakek melumat puting payudara Shina tangannya sebelah memilin puting nya dan meremas payudara Shina "sluurppp...slurpppp" bunyi sedotan kakek pada payudara Shina, mulut kakek kini menjelajah turun ke perut datas Shina dan kini dia telah bersimpuh di vagina Shina, tanpa berfikir panjang kakek langsung melumat vagina Shina. Klitoris Shina di sedot-sedot oleh kakek "ahhhh…..ahhhh….gelihhhh...kekhhh" desah Shina seiring sedotan kakek yang ganas di vaginanya, tangan Shina menjambak rambut kakek menahan nikmat dan paha Shina kini melingkar di kepala kakek seakan meminta jangan melepaskan jilatan pada vaginanya "ouuhhh...ahhh...gelihhh" desahan Shina beradu dengan suara air hujan yang turun saat itu.

Kakek tengah memposisikan penisnya pada vagina Shina, Shina yang terlentang dengan pahanya yang terbuka bersiap di masuki penis kakek. Mata Shina sayu menatap kakek, kakek tersenyum melihat ke arah Shina "ohhhhhhhh…." Desah Shina panjang sambil sedikit mengadah ke atas menikmati penis kakek yang besar sedikit demi sedikit masuk ke vaginanya "ratuhhh...hmmmpp" desah kakek ketika penisnya menerobos masuk vagina Shina "ahhhh….ahhhh...ahhh…" Shina mendesah ketika kakek mulai menggoyangkan penisnya "kau sangat cantik ratu" gumam kakek melihat wajah Shina yang mendesah menahan nikmat "plakk...plakk...plakk.." bunyi peraduan penis kakek dan vagina Shina di atas pondok, pondok pun ikut bergoyang mengikuti goyangan kakek pada tubuh Shina "aahhhh…..ahhhh…." Desah Shina, kakek menundukan tubuhnya mencari payudara Shina dan menjilatinya dengan rakus. Puting payudara Shina di gigit-gigit oleh kakek dan penisnya dengan cepat keluar masuk ke vagina shina, tangan Shina memeluk kepala kakek yang ada di payudaranya "aaaaaahhhhhhh…." Shina melolong panjang, desahan Shina seakan menembus derasnya hujan ketika mendapat orgasme, pantatnya terangkat dan tubuhnya seperti terkena listrik. Kakek memperhatikan Shina yang sedang mendapat orgasme dan membiarkan Shina menarik nafas.

Nafas Shina mulai teratur, matanya masih tertutup menikmati orgasme hebatnya dan kakek pun kini mengangkat tubuh Shina dan memangkunya. Payudara Shina dilumat kakek "ahhhhhhhh…" desah shina, Shina melihat sayu ke arah kakek yang sedang menyedot putingnya dan kakek mulai menaik turunkan tubuh shina. Pantat Shina yang lembut dan bulat itu di remas-remas oleh kakek "plakkk….plakkk..plakkk.." bunyi peraduan pantat Shina dan kakek "ahhhh…..ahhh….ahhhh…" Shina hanya mendesah karena dengan cepat kakek manaik turunkan tubuhnya di atas penis kakek, Shina tanpa sadar ikut menggoyangkan pantatnya "ouhhhh….rattuuuuhhh" kakek mendesah menikmati jepitan vagina Shina pada penisnya "kekkhhhh….." desah Shina melihat kakek sayu, kakek pun melihat wajah cantik Shina "plakk...plakk..plakkk.. " peraduan penis kakek dan Shina semakin cepat bercampur dengan hujan yang mengguyur mereka "oohhh….kekkhh...Shina.. ahhh...keluarhhh…" Shina kembali mengejang diatas tubuh kakek namun kakek masih menaik turunkan tubuh Shina dan "aaaaaaaahhhhhhhh" kakek melolong panjang seiring spermanya yang tumpah di dalam rahim Shina. Shina menjatuhkan tubuhnya di atas tubuh kakek, kakekpun dengan erat memeluk Shina dan mengusap-usap punggung Shina, nafas mereka tidak teratur seiring nikmatnya orgasme yang mereka dapat.

Shina masih di pangkuan kakek, kini nafasnya mulai teratur dan perlahan dia bangkit dan duduk pindah di sebelah kakek. Mereka sama-sama terdiam, kakek tidak berani berbicara kepada Shina, Shina pun nampak diam melihat turunnya hujan yang masih sangat deras. Mereka masih sama-sama telanjang di bawah pondokan yang telah lapuk dan usang, namun menjadi saksi persetubuhan antara kakek seorang dari kasta bawah dan seorang ratu yang sangat cantik dan masih muda. Kakek melirik ke arah Shina, Shina masih terdiam di sebelah kakek "maaf ratu" ujar kakek kepada Shina, Shina tak mengatakan sepatah katapun. Kakek tidak berani bertindak apa-apa, dia merasa takut karena telah meniduri ratu, takut kalau akan di bunuh oleh raja. Hujan masih turun deras dan belum menampakkan tanda akan reda , kakek melihat ke arah Shina yang mulai menggigil karena kedinginan. Melihat itu kakek memberanikan diri memeluk Shina, Shina hanya terdiam di peluk oleh kakek. Karena nafsu kakek naik kembali ia pun kembali mencium bibir Shina dan persetubuhan mereka terulang. Hujan telah reda namun matahari kini sudah tenggelam dan sekitar menjadi gelap menandakan hari sudah malam. kakek terus menyetubuhi Shina, ada 4 kali kakek menumpahkan spermanya ke dalam rahim Shina dan kakek merasa tidak percaya bahwa dia bisa memasukan penisnya ke dalam vagina sang ratu. ratu yang muda, cantik, tubuhnya seksi dan kulitnya yang mulus, lembut terlebih payudara nya yang bulat dan seksll itu serta pantatnya yang putih bulat dan kencang, lelaki mana yang tidak tergoda melihat tubuh Shina.

"Kek hujan sudah reda" ucap Shina yang telah memakai bajunya kembali "iyaa, sudah reda, yok kakek antar sampai ke gerbang" kakek juga sedang memakai pakaiannya "ratuu" ucap kakek memanggil "sluurppp.. sluurpp" tanpa menunggu kakek langsung melumat bibir Shina "ahhh….udahhhh..kekkhh" jawab Shina yang melepaskan ciuman kakek "makasih ratu" ucap kakek, Shina tidak menjawab "kakek antar sampai ke gerbang" ucap kakek kepada Shina, Shina hanya diam dan berjalan menujur gerbang sementara kakek mengikuti nya di belakang dan memukul ranting kayu bawaanya. "Sampai sini aja kek"ucap Shina ketika sudah melihat gerbang, kakek pun menurunkan kayu dari bahunya "makasih ratu" ucap kakek "plakkk…." Kakek meremas pantat Shina "ahhhhh……" desah Shina pelan dan tanpa menoleh ke arah kakek Shina berjalan ke gerbang.

"Ratu tidak apa-apa, tadi kami berkeliling mencari ratu tidak ketemu, kami takut ratu kenapa-kenapa ?" Ucap pengawal "tadi aku berteduh dirumah warga saat hujan turun" ucap Shina pada pengawal "ayo kita kembali keistana" ucap Shina berjalan memasuki gerbang, sementara dari jauh kakek melihat Shina sambil tersenyum puas. "Sayang kamu kemana" ucap Anggara ketika Shina sudah berada di kamarnya "tadi hujan suamiku dan aku berteduh di rumah seorang wanita di pinggir kota, gak tau sampe malam begini baru teduh" Shina berlalu menuju bak mandi dan berendam sambil menghela nafas dan tersenyum puas.
Bersambung
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd