uncleankh
Semprot Baru
- Daftar
- 16 Jul 2014
- Post
- 27
- Like diterima
- 23
Part 1 - Pembukaan
Salam semproters, kali ini bukan hanya jadi silent reader lagi, sekarang newbie ingin jadi penulis Cerita Bersambung, yang di ambil dari kisah Newbie sendiri.. Pertualangan Adekku 13CM (Otong) Pendek ?? Bodo yang penting punya
Namaku Fata (Samaran Pastinya), lahir di keluarga yang sederhana, namun serba ada.. iya, Semua karena kakek dari Fata merupakan pembisnis, jadi segala keperluan selalu ada dan tersedia. Tinggi 172 (standrad indonesia asli) BB 93 (Gemuk gumpal). Wajah biasa cenderung ke postur bentuk wajah Batak (Keturunan Batak Jawa), Marga Sianipar, Namun di KTP tidak tertera..
Dikala matahari bertengger di pucuk atas kepala, dikala siang hari, Fata Kecil kelelahan mengayun sepedah roda 3 nya, dikala itu Fata baru saja menginjak umur 5 tahun. Fata kecil beristirahat di pinggir jalan, dengan nafas berburu kencang. Nasip buruk menimpa Fata kecil, sepeda motor dengan kecepatan sedang, tidak bisa menghindar, mengakibatkan Fata kecil tertabrak, dan tersungkur dengan darah yang mengucur deras, dan meninggalkan luka di kepala, sehingga membuat Pitak di kepalanya.
2 tahun berlalu, kehidupan Fata kecil masih flat tanpa adanya perubahan, hanya saja kala umur 7 tahun Fata sudah masuk sekolah dasar. Fata sudah memulai menanamkan jiwa patriotnya dengan mengikuti acara PRAMUKA di sekolahnya. Dikala acara Pramuka disekolahnya, Fata tanpa sadar, menjadi pusat perhatian para wanita.. salah satunya Nindi (Nama Samaran). Semua terjadi tiba2, dikala Nindi yang saat itu juga mengikuti Acara Pramuka di sekolahnya, terjatuh tersungkur, "Aduhh ... !!" Suara Kencang Nindi saat terjatuh, yang mengakibatkan luka berdarah di dengkul mulusnya, kala itu Fata yang melihat kejadian tersebut, langsung menghampiri, dan menolong, "Kamu Kenapa ?makanya jangan meleng saja, sini aku bantuin bangun" Fata menghampiri dan menolongnya. karena Fata sudah terbiasa mengobati luka, yang diajarkan ibunya ditumah, langsung Fata mengeluarkan peralatan pengobatan yang disediakan di dalam tas kecilnya. "Sini aku obati luka di dengkul kamu," Ujar Fata, "......" Nindi diam tanpa kata-kata, hanya bisa menrintih kesakitan, Sejak kejadian tersebut, lalu menyebar di sekolahnya, Fata kecil menjadi idaman para wanita.
4 Tahun berlalu, tidak terasa Fata sudah duduk di bangku kelas 6, saat saat dimana Fata dan teman sebayanya sudah membicarakan sebuah kata - kata yang penuh makna, yaitu sebuah CINTA, meskipun hanya sebatas Cinta Monyet. Salah satunya dengan DIKA (Aryadika Putri Kartini). Berkulit putih, mempunyai tinggi yang tidak jauh dari tinggi badannya kala itu, dan sudah ditumbuhi dengan payudara yang sedang ranum - ranumnya dikala itu, dibandingan dengan teman - teman sekelas yang lain, DIKA mempunya bentuk yang sedikit lebih besar.
Tidak diketahui awalnya seperti apa, Fata dan Dika dekat dengan sendirinya, dari kerja kelompok, hingga didalam team persami, yang diadakan terakhir untuk kelas 6. Mereka (Fata dan Dika) terbentuk dalam 1 kelompok, hal ini membuat Nindi dan Nina teman sekelas Fata yang menaruh hatinya ke Fata, Cemburu, sehingga Nindi dan Nina mempunyai rencana buruk terhadap Dika, saat persami diadakan di Cibubur, dari pagi mereka sudah berkumpul, dalam kelompoknya masing - masing dengan arahan kakak pembinanya, dari mencari jejak, manjat pohon, merangkak di dalam lumpur, menyeburkan diri di dalam kolam buatan, mereka lewatkan dengan suka cita, dan tetap saja membuat Fata semakin semangat, hal tersebut semakin menjadikan alasan wanita - wanita di sekolahnya semakin menyukai Fata, di kala sore hari, sehabis sholat isya berjamaah, Nindi dan Nina menjalankan rencana buruk mereka, melihat Dika yang pergi ke arah kamar mandi sendirian, Nindi dan Nina diam-diam mengikutinya dari belakang, sialnya, rencana Nindi dan Nina terdukung oleh adanya pengair kunci penutup pintu kamar mandi dari depan, dengan di sangkutkannya batang pohon yang sedikit keras, sehingga membuat pintu kamar mandi tersebut terkunci.. "Mampus, Rasakan ini Dika" Ucap kata Nindi dan Nina dengan berbisik - bisik, lalu meninggalkan Dika di kamar mandi tersebut sendirian, seusai Dika menyelesaikan Hajat kecilnya, lalu merapihkan kembali celana yang ia gunakan, lalu saat ingin keluar kamar mandi, Dika merasakan ketidak bereskan keadaan. Pintu yang tadi hanya dikunci dari dalam, kenapa tidak bisa terbuka, "Tolong.... Tolong.... Tolong...." Teriakan Dika didalam mandi, Namun tidak terdengar keluar, karena jarak antara kamar mandi dan tempat mereka berkemah agak jauh, melihat keadaan sudah 5 menit tanpa ada bantuan, Dika yang terkunci menangis didalam kamar mandi terebut.
2 Jam berlalu, Fata merasakan ingin membuang hajatnya, Meskipun Fata dan teman-temannya baru saja membicarakan hal yang seram - seram, yang selalu menjadi momok bagi anggota pramuka yang sering kemping di Cibubur, meskipun menahan sedikit rasa takut, akhirnya Fata pun pergi ke kamar mandi, bukan karna pemberani 100% tapi memang karna faktor keadaan yang tidak mendukung, dengan terpaksa Fata pergi, Sesudah melepaskan hajatnya, Fata mendengan suara tangisan, dan meminta tolong, hal tersebut membuat Fata menrinding namun penasaran, dengan cepat Fata meninggalkan kamar mandi tersebut, setelah 17 langkah dari kamar mandi, Fata berhenti, dan memperhatikan suara yang ditakutinya tadi, dengan rasa penuh penasaran, Fata mencari suara tersebut... dengan langkah kecil dan penuh penasaran, Fata terus mendekat, dan mencari tahu suara apa itu, Suara tersebut menuntun kembali langkah Fata mendekat kamar mandi, dan feelling Fata terus menuntun Fata menuju kamar mandi perempuan, dengan rasa takut, Fata melangkah masuk ke dalam kamar mandi perempuan, karena kamar mandi di sini digunakan oleh banyak orang, sehingga pengurus tempat, membuat beberapa pintu di dalam kamar mandi, Fata terus mengecek satu persatu, lalu membukanya pula perlahan, melihat didalamnya, namun kekosongan yang didapatnya, saat pintu terakhir yang masih tertutup dengan sebatang kayu mengait disela-sela pengait pintu didepannya, Fata terus penasaran, namun suara yang dicari Fata telah tiada, meskipun suara sudah tidak ada, tidak membuat rasa penasaran Fata terus mencari tau.. sesampainya di depan pintu terakhir, Fata mencoba mencabut batang pohon yang disangkutkan di pengait pintu tersebut, dengan hati - hati Fata membuka pintu tersebut lalu. Dengan rasa takut dan panasaran yang terus mengadu didalam jiwa Fata, Fata terkaget, Hal yang dilihatnya, terdapat, tubuh Dika yang lemas di dalam kamar mandi tersebut, "Dik, Dika... bangun, Hey" Ujat Fata dengan rasa panik, "... Fata ... Tolongin aku ..." dengan lemas dika mencoba meminta tolong Fata yang didepannya, dan berharap tidak terjadi apa-apa terhadapnya.
Cerita Bersambung, Akan diteruskan bilamana respon positive
Salam semproters, kali ini bukan hanya jadi silent reader lagi, sekarang newbie ingin jadi penulis Cerita Bersambung, yang di ambil dari kisah Newbie sendiri.. Pertualangan Adekku 13CM (Otong) Pendek ?? Bodo yang penting punya
Namaku Fata (Samaran Pastinya), lahir di keluarga yang sederhana, namun serba ada.. iya, Semua karena kakek dari Fata merupakan pembisnis, jadi segala keperluan selalu ada dan tersedia. Tinggi 172 (standrad indonesia asli) BB 93 (Gemuk gumpal). Wajah biasa cenderung ke postur bentuk wajah Batak (Keturunan Batak Jawa), Marga Sianipar, Namun di KTP tidak tertera..
Dikala matahari bertengger di pucuk atas kepala, dikala siang hari, Fata Kecil kelelahan mengayun sepedah roda 3 nya, dikala itu Fata baru saja menginjak umur 5 tahun. Fata kecil beristirahat di pinggir jalan, dengan nafas berburu kencang. Nasip buruk menimpa Fata kecil, sepeda motor dengan kecepatan sedang, tidak bisa menghindar, mengakibatkan Fata kecil tertabrak, dan tersungkur dengan darah yang mengucur deras, dan meninggalkan luka di kepala, sehingga membuat Pitak di kepalanya.
2 tahun berlalu, kehidupan Fata kecil masih flat tanpa adanya perubahan, hanya saja kala umur 7 tahun Fata sudah masuk sekolah dasar. Fata sudah memulai menanamkan jiwa patriotnya dengan mengikuti acara PRAMUKA di sekolahnya. Dikala acara Pramuka disekolahnya, Fata tanpa sadar, menjadi pusat perhatian para wanita.. salah satunya Nindi (Nama Samaran). Semua terjadi tiba2, dikala Nindi yang saat itu juga mengikuti Acara Pramuka di sekolahnya, terjatuh tersungkur, "Aduhh ... !!" Suara Kencang Nindi saat terjatuh, yang mengakibatkan luka berdarah di dengkul mulusnya, kala itu Fata yang melihat kejadian tersebut, langsung menghampiri, dan menolong, "Kamu Kenapa ?makanya jangan meleng saja, sini aku bantuin bangun" Fata menghampiri dan menolongnya. karena Fata sudah terbiasa mengobati luka, yang diajarkan ibunya ditumah, langsung Fata mengeluarkan peralatan pengobatan yang disediakan di dalam tas kecilnya. "Sini aku obati luka di dengkul kamu," Ujar Fata, "......" Nindi diam tanpa kata-kata, hanya bisa menrintih kesakitan, Sejak kejadian tersebut, lalu menyebar di sekolahnya, Fata kecil menjadi idaman para wanita.
4 Tahun berlalu, tidak terasa Fata sudah duduk di bangku kelas 6, saat saat dimana Fata dan teman sebayanya sudah membicarakan sebuah kata - kata yang penuh makna, yaitu sebuah CINTA, meskipun hanya sebatas Cinta Monyet. Salah satunya dengan DIKA (Aryadika Putri Kartini). Berkulit putih, mempunyai tinggi yang tidak jauh dari tinggi badannya kala itu, dan sudah ditumbuhi dengan payudara yang sedang ranum - ranumnya dikala itu, dibandingan dengan teman - teman sekelas yang lain, DIKA mempunya bentuk yang sedikit lebih besar.
Tidak diketahui awalnya seperti apa, Fata dan Dika dekat dengan sendirinya, dari kerja kelompok, hingga didalam team persami, yang diadakan terakhir untuk kelas 6. Mereka (Fata dan Dika) terbentuk dalam 1 kelompok, hal ini membuat Nindi dan Nina teman sekelas Fata yang menaruh hatinya ke Fata, Cemburu, sehingga Nindi dan Nina mempunyai rencana buruk terhadap Dika, saat persami diadakan di Cibubur, dari pagi mereka sudah berkumpul, dalam kelompoknya masing - masing dengan arahan kakak pembinanya, dari mencari jejak, manjat pohon, merangkak di dalam lumpur, menyeburkan diri di dalam kolam buatan, mereka lewatkan dengan suka cita, dan tetap saja membuat Fata semakin semangat, hal tersebut semakin menjadikan alasan wanita - wanita di sekolahnya semakin menyukai Fata, di kala sore hari, sehabis sholat isya berjamaah, Nindi dan Nina menjalankan rencana buruk mereka, melihat Dika yang pergi ke arah kamar mandi sendirian, Nindi dan Nina diam-diam mengikutinya dari belakang, sialnya, rencana Nindi dan Nina terdukung oleh adanya pengair kunci penutup pintu kamar mandi dari depan, dengan di sangkutkannya batang pohon yang sedikit keras, sehingga membuat pintu kamar mandi tersebut terkunci.. "Mampus, Rasakan ini Dika" Ucap kata Nindi dan Nina dengan berbisik - bisik, lalu meninggalkan Dika di kamar mandi tersebut sendirian, seusai Dika menyelesaikan Hajat kecilnya, lalu merapihkan kembali celana yang ia gunakan, lalu saat ingin keluar kamar mandi, Dika merasakan ketidak bereskan keadaan. Pintu yang tadi hanya dikunci dari dalam, kenapa tidak bisa terbuka, "Tolong.... Tolong.... Tolong...." Teriakan Dika didalam mandi, Namun tidak terdengar keluar, karena jarak antara kamar mandi dan tempat mereka berkemah agak jauh, melihat keadaan sudah 5 menit tanpa ada bantuan, Dika yang terkunci menangis didalam kamar mandi terebut.
2 Jam berlalu, Fata merasakan ingin membuang hajatnya, Meskipun Fata dan teman-temannya baru saja membicarakan hal yang seram - seram, yang selalu menjadi momok bagi anggota pramuka yang sering kemping di Cibubur, meskipun menahan sedikit rasa takut, akhirnya Fata pun pergi ke kamar mandi, bukan karna pemberani 100% tapi memang karna faktor keadaan yang tidak mendukung, dengan terpaksa Fata pergi, Sesudah melepaskan hajatnya, Fata mendengan suara tangisan, dan meminta tolong, hal tersebut membuat Fata menrinding namun penasaran, dengan cepat Fata meninggalkan kamar mandi tersebut, setelah 17 langkah dari kamar mandi, Fata berhenti, dan memperhatikan suara yang ditakutinya tadi, dengan rasa penuh penasaran, Fata mencari suara tersebut... dengan langkah kecil dan penuh penasaran, Fata terus mendekat, dan mencari tahu suara apa itu, Suara tersebut menuntun kembali langkah Fata mendekat kamar mandi, dan feelling Fata terus menuntun Fata menuju kamar mandi perempuan, dengan rasa takut, Fata melangkah masuk ke dalam kamar mandi perempuan, karena kamar mandi di sini digunakan oleh banyak orang, sehingga pengurus tempat, membuat beberapa pintu di dalam kamar mandi, Fata terus mengecek satu persatu, lalu membukanya pula perlahan, melihat didalamnya, namun kekosongan yang didapatnya, saat pintu terakhir yang masih tertutup dengan sebatang kayu mengait disela-sela pengait pintu didepannya, Fata terus penasaran, namun suara yang dicari Fata telah tiada, meskipun suara sudah tidak ada, tidak membuat rasa penasaran Fata terus mencari tau.. sesampainya di depan pintu terakhir, Fata mencoba mencabut batang pohon yang disangkutkan di pengait pintu tersebut, dengan hati - hati Fata membuka pintu tersebut lalu. Dengan rasa takut dan panasaran yang terus mengadu didalam jiwa Fata, Fata terkaget, Hal yang dilihatnya, terdapat, tubuh Dika yang lemas di dalam kamar mandi tersebut, "Dik, Dika... bangun, Hey" Ujat Fata dengan rasa panik, "... Fata ... Tolongin aku ..." dengan lemas dika mencoba meminta tolong Fata yang didepannya, dan berharap tidak terjadi apa-apa terhadapnya.
Cerita Bersambung, Akan diteruskan bilamana respon positive
Terakhir diubah:
