------------------------------------------------------ooOoo-----------------------------------------------------
Cerita 203 – Tukang Kredit Mesum
[Part 2] –
Ya.. dia adalah mang Kosim yang tanpa kusadari sudah berada di belakangku sambil memeluk bu Selvi di sampingnya.
Sungguh terlihat perbedaan yang mencolok.
Mang Kosim yang hitam, kurus dan dekil, dengan bu Selvi yang putih, montok dan seksi.
“Ah.. mang juga dapat mainan asik, lupa sama gue. Ngapain gue mesti inget sama mang Kosim..?”
Balasku sambil tetap menggenjot tubuh mbak Dewi.
“Ya maaf atuh, lupa aku sama lo. Habis mainannya enak banget sih. Gimana kalo tukaran, mau gak..?”
Tanya mang Kosim sambil tangannya meremas susu bu Selvi.
Melihat susu bu Selvi yang montok, aku pun tergiur dengan penawaran mang Kosim.
Aku segera melepaskan kontolku dari memek mbak Dewi sambil melangkah mendekati mang Kosim.
Terlihat bu Selvi mengamati dengan seksama batang kontolku yang mengkilat karena cairan orgasme mbak Dewi tadi.
Dengan didorong mang Kosim. bu Selvi pun mendekatiku sambil tetap melotot melihat kontolku.
“Jack, jangan di sini donk.. ntar kalo ketauan orang gimana..?” Usul mang Kosim.
Aku jadi berpikir.. di mana yah yang enak untuk pesta seks ini..?
“Alah.. ke rumah mbak Dewi aja. Kan mumpung lagi sepi. Anaknya lagi ke rumah kakeknya..”
Usulku sambil memegangi susu bu Selvi.. seolah-olah sedang mengukur beratnya dan besarnya.
Dengan tergesa-gesa kami berempat memakai pakaian masing-masing dan pergi ke rumah Mbak Dewi.
Setelah sampai, aku langsung menggandeng bu Selvi ke dalam kamar..
Sedangkan mang Kosim sudah memeluk mbak Dewi sambil meremas bokong semoknya di ruang tamu.
Di dalam kamar, tanpa menunggu lama, aku segera melucuti pakaian bu Selvi.
Dia hanya pasrah sambil menatapku dengan sayu saat kuremas susunya yang selama ini menjadi incaranku.
Terasa sangat kencang, hangat dan kenyal –kayak pudding aja, hehehe..–
Tanda kalau dia selalu menjaga tubuhnya dengan teratur.
Bu Selvi hanya memejamkan mata tapi terasa nafasnya mulai memburu dan putingnya mulai mengeras.
Tiba-tiba aku merasa ada yang membelai kontolku, dan lama kelamaan menjadi kocokan lembut.
Wah.. tidak kukira ternyata bu Selvi diam-diam nafsunya gede juga.
Mungkin gara-gara kelamaan ditinggal sama suaminya kali.
“Bu, sudah lama yah main sama mang Kosim..?” Tanyaku sambil tetap memainkan puting susunya.
“Aaakkkhhh.. B-baru 1 b-bulan kok, J-jack..” jawabnya terbata-bata..
Karena aku mulai menyusu pada payudaranya yang montok kayak punya MAGDALENA..
Sambil kumainkan putingnya dengan lidahku.
Tiba-tiba aku dikejutkan..
saat dengan penuh nafsu bu Selvi mendorong tubuhku ke atas ranjang dan langsung melucuti pakaianku.
“Bu, sabar, Bu. Biar saya buka sendiri..”
Kataku sambil memegang tangan bu Selvi yang mulai menarik turun celana dalamku.
Dalam hatiku..'Wah, ini sih bukan gue yang merkosa.. tapi gue yang merasa diperkosa.
Tapi gue juga kepengen sih.. hehehe..
“Udah.. diam saja kau. Aku sama mang Kosim udah tau kalian ngintip..
gara-gara suara desahan mbak Dewi yang lumayan kencang.. tapi aku diamkan saja, pengen tau reaksi kamu.
Eh, nggak taunya kamu malah main juga sama mbak Dewi.. mana kelihatannya si Dewi nikmat banget.
Aku kan juga pengen ngrasain kontol kamu, Jack..”
Jelasnya panjang lebar sambil tangannya mengocok kontolku dengan lembut.
Lama-lama kocokan lembutnya menjadi kocokan yang cepat.. tapi tetap enak..
dikarenakan kulit tangannya yang lembut dan halus, lalu.. HUUUUPP..!
Dimasukannya kontolku ke dalam mulutnya..
Dan mulailah terasa sensasi hangat menjalar di batang kontolku saat dia mengemutnya.
Wah.. terasa sekali pengalaman bu Selvi dari tehniknya mengoral penisku sampai caranya memainkan lidahnya.
Aku yang memang dari tadi sudah menahan birahi.. tak sanggup lagi menahan luapan sperma yang sudah mau keluar.
Tapi lagi-lagi aku dikagetkan dengan ulah bu Selvi yang mencengkeram batang kontolku dengan kuat..
Sehingga sperma yang mau keluar malah masuk lagi tak jadi keluar.
“Jangan di luar dong keluarnya.. aku pengen ngerasain pejumu di dalam memekku..”
Katanya sambil memasukan kontolku ke dalam memeknya.
Slebb.. Blessskk..!! Ughhhh..!! Terasa sekali peretnya sampai aku merem melek keenakan.
Setelah masuk semua, bu Selvi diam saja.
Aku yang bingung pun mulai menggerakkan pinggulku.. tapi ditahan oleh bu Selvi sambil berkata..
“Jack, diam dulu dech. Rasakan saja.. jangan banyak bergerak...”
Tiba-tiba.. nyutt.. nyutt.. nyutt.. aku merasakan batang kontolku dipijit-pijit dari dalam memeknya.
Oh.. sungguh enaknya..!! Baru kali ini aku merasakan sensasi ini.
“Gimana, Jack, enak gak..?” Tanya bu Selvi sambil terus mengempot memeknya.
Aku hanya bisa mengacungkan jempolku.. karena aku tak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata.
Setelah melihat isyaratku, bu Selvi hanya tersenyum sambil mulai menggoyangkan pantat semoknya.
“Aaaaakkkhh.. Eeeekkkhhh.. Uuuuuhhhhmm..” hanya desahan saja yang terdengar di dalam kamar itu.
Desahan dua insan yang sedang berpacu bersama menikmati surga dunia.
Hampir limabelas menit berlalu.. lama-lama goyangan bu Selvi mulai semakin cepat..
Dan juga suara desahannya yang mulai agak keras.. pertanda dia mendekati puncak kepuasan.
Timbul ide isengku untuk membalasnya atas perlakuannya tadi.
Dengan tanpa disadarinya.. aku mengangkat pinggulku setinggi-tingginya.
Jleghh..!! Alhasil serangan dadakanku membawanya ke puncak kenikmatan dunia.
“Aakkhh..” Terdengar desahan nikmat yang keluar dari bibir tipisnya..
disertai dengan ambruknya tubuh bu Selvi di atas tubuhku.
Terasa sekali betapa padat susunya saat bersentuhan dengan dadaku yang berbulu.
“Jack, kamu nakal juga yah ternyata..” godanya di sela-sela desahan nafasnya.
“Nakal tapi suka kan..?” balasku sambil menggoyang pinggulku dengan lembut..
yang kemudian dibalasnya dengan senyuman genit.
Tanpa membuang waktu.. aku membalik tubuh bu Selvi.. sehingga kini aku yang berada di atas.
Kemudian mulai menggoyangkan pinggulku dengan cepat..
Karena aku sudah tidak bisa menahan gejolak nafsu yang dari tadi berkobar di batang kontolku, hahahaha..
Tubuh Bu Selvi yang telentang mengangkang kembali kugenjot. Clebb-clebb-clebb-crebb-crebb-crebb-crebb..!!
Memeknya kusogok-sogok dengan batang kontolku yang tengah dalam posisi mengembang sempurna.
Bu Selvi hanya pasrah ketika kugenjot dengan kasar dan cepat. "Aghh aghh aghh.. oghh ughh ughh..!"
Hanya terdengar desahan lemah yang keluar dari mulutnya.
Bahkan tak puas hanya dengan memasukkan kontol ke lubang nikmatnya.. jari-jari tanganku ikut bermain di sana.
Menjentik-jentik dan mengusap itilnya. Membuatnya memekik-mekik keenakan.
Tak sampai sepuluh menit kemudian.. aku sudah merasakan spermaku sudah di ujung.
Akhirnya kami sama-sama merintih dan setelah mengerang panjang.. crott.. crott.. crott..!!
Tanpa dapat dibendung lagi.. tumpahlah semua spermaku di memek bu Selvi.
Kontolku menyemprotkan pejuh dengan deras dan cukup banyak hingga membanjir di rahimnya.
Bercampur dengan cairan hangat yang juga muncrat entah dari bagian mana di lubang nikmat wanita itu.
Lalu tubuhku ambruk dan hampir kehabisan nafas di atas tubuh montok Bu Selvi yang terangah-engah.
Ahh.. Puas rasanya ngentotin bu Selvi sampe ngecrot di liang memek. Dan terlihat dia juga merasakan kepuasan.
Setelah istirahat, aku dan bu Selvi mengobrol.
“Bu.. kok bisa main sama mang Kosim, gimana sih ceritanya..?” tanyaku membuka obrolan.
“Awalnya gara-gara iseng, Jack. Aku menggoda mang Kosim.. eh gak taunya dia nekat memperkosaku.
Terus jadi ketagihan deh, aku..” jawabnya sambil memelukku dan memainkan kontolku...
yang sedang beristirahat setelah pertempuran sengit tadi.
Aku manggut-manggut, lalu.. “Bu, anak-anak kost di rumah ibu cantik-cantik ya, apalagi si Nadya.
Apa dia gak ada yang ngapelin, bu..?” Tanyaku penuh selidik.
“Gak ada, Jack. Si Nadya orangnya pendiam.. tapi diam-diam tuh anak nafsunya gede lho..” jawabnya.
“Kok ibu bisa tau..?” Tanyaku semakin penasaran.
“Ibu pernah mergokin dia masturbasi di kamar, Jack..”
Jawabnya sambil mulai memakai bajunya yang berserakan di lantai.
Wah.. bisa dimanfaatin nih info..! Kataku dalam hati sambil keluar kamar.
Saat keluar, kulihat mbak Dewi sedang digenjot sama mang Kosim di sofa.
Nah. sejak saat itulah aku dan mang Kosim seperti dua orang sahabat karib yang selalu berbagi.
Yang dalam hal ini berbagi perempuan yang saling bertetangga.. hahaha..
--------ooOoo--------
Di suatu siang.. saat sang mentari bersinar dengan terang tanpa terhalang sang awan..
Terlihat dari kejauhan seorang pengendara motor yang tengah melaju..
melewati padatnya lalulintas di sebuah kota kecil di Jawa Timur.
Dengan lincahnya dia melewati setiap rintangan yang menghalanginya, melaksanakan pekerjaannya.
Orang itu tak lain dan tak bukan adalah aku.. Jack, sang tukang kredit kesayangan para ibu-ibu.. hahaha..
Saat sedang melaju dengan santai ditemani motor Revo kesayangan..
aku melewati salahsatu sekolah menengah atas favorit di kotaku tercinta ini.
Melihat para murid yang pada pulang sekolah mengingatkanku pada masa sekolahku.
Yah.. walau aku termasuk siswa yang tidak populer dengan para cewek..
Tapi semua itu berubah sejak aku bertemu dengan mbak Dewi dan bu Selvi.
Di mana kini setiap saat aku bisa merasakan hangatnya tubuh seorang perempuan.
Saat sedang bernostalgia ria.. aku melihat sesosok wajah yang cukup kukenal sedang menatapku..
kemudian tersenyum dengan gigi yang tak lengkap lagi.. ditambah tubuh cekingnya itu.
Dia melambaikan tangan padaku.
Orang itu tak lain dan tak bukan adalah mang Kosim, sang sahabat dalam urusan ranjang, hehehe..
“Jack, gimana.. sudah dapat mangsa baru apa belum lo..?” Tanyanya dengan penuh harap.
“Emang sudah bosen sama bu Selvi dan mbak Dewi, Mang..?” Tanyaku balik.
“Bukan bosen, Jack. Lo sendiri kan sudah tau suaminya si Dewi sudah balik dari tugasnya..
Jadi cuma bisa uhuk-uhuk sama bu Selvi doang..” rutuk mang Kosim ngga jelas.
“Wah.. belum dapat, Mang, gue.
Kan langganan becaknya mang Kosim banyak, masa’ gak ada yang bisa dikelonin sih..?”
“Banyak sih, Jack. Tapi kan gue juga pilih-pilih calon mangsa juga.
Masa’ ibu-ibu jelek gue embat juga..? Bikin merana kontol gue aja..” alasannya padaku
“Kan gak semua langganan mang Kosim ibu-ibu semua. Sekali-kali daun muda juga gak apa-apa..”
Kataku sambil mataku jelalatan melihat cewek-cewek SMU yang baru pulang sekolah.
“Ya deh, Jack, gue usahain. Tapi lo juga usaha donk. Eh, Jack.. udah dulu yah.. tuh langganan gue udah keluar.
Gue kerja dulu..” balas mang Kosim sambil meninggalkanku, menghampiri seorang murid SMU.
Dari kejauhan aku melihat seorang gadis yang kukenal.
Dia adalah NADYA.. cewek yang memergokiku saat sedang menggarap mbak Dewi di kebun pisang.
Sebenarnya anaknya cantik. Tingginya sekitar 164cm. Dadanya gede booo.. ukuran 36B.
Kulitnya kuning langsat.. tambah cakep kalo lagi make kacamata, dengan hidung mancung kayak Asmirandah.
Saat aku hendak menghampirinya sekedar untuk menawarkan tumpangan pulang..
Aku melihat sesosok cowok yang juga aku kenal mendekati Nadya.
Dia adalah Tono. Sekedar info, Tono ini adalah adiknya Ryan.. musuh bebuyutan gue di masa sekolah.
Denger-denger sih si Tono tukang maen cewek dan punya bekingan preman.
Sebenarnya anaknya tampan.. kaya, tinggi lagi.. tapi semua itu tertutup sama kelakuan bejatnya..
yang suka mainin cewek.. make narkoba, sama suka malakin adik kelasnya.
Mengingat latar belakang si Tono yang kelam, gue cuma memperhatikan dari jauh mau diapakan si Nadya.
Keduanya sepertinya terlibat dalam percakapan yang serius.
Tak berapa lama, terlihat Nadya menampar Tono dan pergi sambil cemberut.
Entah apa isi pembicaraan mereka. Tono mengikuti Nadya secara diam-diam.
Melihat itu.. aku pun mengikutinya berjalan kaki..
Tak lupa kutitipkan motor kesayanganku ke salah satu penjaga warung dekat situ.
Ternyata benar dugaanku.. saat melintas di daerah yang cukup sepi..
kulihat mereka berdua sudah menghilang dari pandangan.
Saat kucari-cari.. aku mendengar suara teriakan yang tertahan di antara rimbunnya tanaman tebu.
Setelah kutelusuri lebih dalam.. kulihat Tono sedang mencoba memerkosa Nadya.
Kulihat seragam atas Nadya sudah sobek dan roknya melorot sampai mata kaki.
Tubuh sintalnya tengah dipeluk Tono sambil mencoba menciumnya.
Melihat hal itu, timbul sifat pahlawanku. Hehehe..
Tanpa pikir panjang.. aku mengambil sepotong kayu dan kuayunkan ke kepala Tono.
Tapi tanpa diduga.. ternyata yang kuambil tadi adalah batang tebu.. sehingga bukannya pingsan.
Tono malah sadar akan kehadiranku.
“Eh, kunyuk, ngapain lo ganggu usaha orang..? Pengen mati lo..!?” Ujarnya sambil memegang kepalanya yang pening.
“Lo tuh yang kunyuk..! Usaha yang bagus donk, usaha kok merkosa..!?” Balasku sengit.
“Oh, nantangin lo. Gue matiin lo..!” Katanya sambil mengambil pisau lipat yang ada di kantongnya.
“Ayo, siapa takut..?” Kataku tak kalah sengit.
Pertarunganku dan Tono pun tak bisa dihindarkan. Untung saja saat aku masih sekolah, aku ikut ekstra karate.
Yah, walau cuma ikut 1 semester doank.
Setelah hampir 10 menit perkelahian yang tak seimbang itu..
Akhirnya aku bisa menangkap pergelangan tangan Tono yang memegang pisau dan memelintirnya..
Sehingga pisaunya terjatuh. Tak sampai di situ, kupegang kepalanya dan kuadu dengan lututku.
Hasilnya darah segar mengucur dari hidungnya dan tubuhnya langsung jatuh di atas tanah.
Saat akan kuhabisi dengan serangan lanjutan.. aku dikagetkan dengan sensasi pening yang melanda kepalaku.
Hingga tak lama kemudian semuanya berubah hitam. Aku pingsan tak sadarkan diri.
--------ooOoo---------
“Mas.. Mas.. Mas..” hanya kata itu yang terdengar saat aku mulai sadar dari pingsanku.
Kulihat sekelilingku..
Aku melihat banyak orang dan ada Nadya yang menungguku di sisiku sambil memegangi tanganku.
Saat aku mencoba untuk bangun.. aku merasakan sakit yang teramat sangat di belakang kepalaku..
Sehingga membuatku kembali tertidur di atas kursi milik salahsatu warga sekitar tempat perkelahianku dengan Tono.
Aku yang masih kebingungan bertanya pada Nadya apa yang terjadi.
Dia menjelaskan bahwa selama pertarungan sengitku dengan Tono..
dia berhasil kabur dan meminta bantuan warga sekitar.
Saat mereka menemukanku.. aku sudah dalam keadaan tak sadarkan diri di tengah sawah..
Sehingga dibawa ke salahsatu rumah warga.
Semenjak saat itu, hubunganku dengan Nadya semakin dekat.
Tiap hari aku selalu mengantar dan menjemputnya pulang sekolah.. takut terjadi apa-apa lagi.
Padahal aku sudah tak tahan untuk meremas toketnya.
Gimana mau tahan.. setiap gue bonceng, pasti Nadya memeluk erat gue dari belakang.
Terasa banget dah tuh toket.. mana tangannya nakal lagi.. suka nyenggol-nyenggol kontol gue.
Ugh.. pokoknya kalau udah gak tahan.. gue pasti nyari bu Selvi.
Terus gue genjot habis-habisan tuh janda kembang sampai klenger.
Tapi sudah beberapa minggu ini gue gak nggenjot bu Selvi..
Karena gue mau konsentrasi dulu ke calon korban baru gue.. si Nadya.
Suatu hari, seperti biasa gue jemput dia pulang sekolah.
“Nad, si Tono sudah gak gangguin lo lagi kan..?” Aku membuka pertanyaan.
“Sudah gak masuk lagi, mas, sejak kejadian dulu. Katanya sekarang dia jadi buronan polisi gara-gara narkoba..”
Jawabnya sambil tangannya melingkar di pinggulku.
“Nad, lo gak ngomong sama siapa-siapa kan masalah gue sama mbak Dewi..?” Tanyaku memancing reaksinya.
“Gak kok, mas..” jawabnya singkat sambil kulihat dari kaca spionku mukanya sedikit memerah.
“Emang enak ya, mas, rasanya gituan..?” Tanyanya memancing reaksiku.
Wah.. nih anak.. belum gue rayu sudah nanya duluan. Kesempatan nih..!
Otak ‘encerku’ mulai berjalan menyusun rencana untuk menikmati tubuh mudanya.
“Enak banget, Nad. Emang lo belum pernah ML ya..?” Balasku.
“Enakan mana sama main sendiri, mas..?” Balasnya menghindari pertanyaanku.
“Ya enakan berdualah. Enaknya bisa 100x lipat, Nad..” balasku menyebar jebakan.
Nadya hanya diam saja selama perjalanan pulang.
Saat sampai di kost-kostannya.. seperti biasa aku langsung memutar motorku sambil pamit pada Nadya.
Tapi kali ini beda. Saat aku mau pamit.. Nadya menahanku.
“Mas, tolongin aku yah, komputerku rada rusak. Kalo bisa dibetulin donk..” katanya.
Melihat ada kesempatan.. aku pun langsung memarkirkan motorku.
Kemudian mengikuti Nadya masuk ke dalam kamar kostnya.
Di tengah jalan, aku berpapasan dengan bu Selvi.
Saat aku menatapnya.. aku kerlingkan mataku kepadanya dan dia hanya tersenyum saja.
Setelah masuk ke dalam kamar kost Nadya, aku langsung menghidupkan komputer.
Nadya pamit ingin ganti baju dulu di kamar mandi. Aku hanya mengangguk tanpa berkata apa-apa.
Setelah komputer nyala, aku mulai mengotak-atiknya. Kelihatannya tidak rusak berat.
Cuma perlu hapus beberapa aplikasi yang sudah tidak diperlukan saja.
Setelah benar, iseng aku pun melihat-lihat file di komputer Nadya.
Perhatianku tertuju pada folder video yang agak mencurigakan.
Kenapa mencurigakan..?
Karena setiap buka tuh folder, di dalamnya selalu ada folder lagi, kadang 3 - kadang 4 folder.
Dengan sabar aku membuka folder-folder tersebut dan akhirnya dapat jackpot juga.. hehehe..
Saat kubuka video yang hanya berjudul angka tersebut, aku melihat pemandangan yang mengejutkan.
Ternyata itu adalah video Nadya yang sedang masturbasi.
Saat sedang enak-enaknya melihat pemandangan tubuh muda Nadya..
Aku mendengar suara dari belakang.. ternyata itu adalah Nadya yang telah selesai ganti baju.
“Ah, mas Jack.. jangan dibuka donk, kan malu, mas..” perintahnya sambil mendorongku ke samping.
Aku yang ingin menggodanya.. tak ingin pindah dari tempatku duduk..
Sehingga terjadi pertarungan kecil, dan tanpa diduga, Nadya mendorongku dengan keras.
Aku yang tak mau jatuh.. secara refleks memegang tangan Nadya..
sehingga kami berdua jatuh dengan posisi Nadya menindihku..
sedangkan tanganku yang nakal mendarat tepat di payudaranya yang montok.
Entah siapa yang memulai, aku dan Nadya lalu berciuman dengan ganas.
Ternyata diam-diam Nadya punya nafsu besar juga.
Setelah 5 menit berciuman, aku berinisiatif mengakhiri ciuman tersebut.
Kulihat mata Nadya mulai sayu, nafasnya pun juga sudah memburu.
Dengan lembut kugendong dia ke atas tempat tidur.
Dia hanya pasrah ketika aku mulai menanggalkan pakaiannya..
sehingga dia hanya mengenakan bra dan celana dalam warna krem.
Aku kagum dengan bentuk tubuhnya, walau umurnya masih terhitung belia..
tapi tubuhnya bagaikan salahsatu model kesukaanku.
“Ah, mas, jangan gitu ah lihatnya, malu aku..” katanya sambil menutupi tubuhnya dengan selimut.
Dengan tak sabaran aku mulai membuka bajuku sampai aku tinggal mengenakan celana dalam saja.
“Ih, apaan tuh, mas, kok berkedut-kedut..? Mana gede lagi..”
Tanya Nadya sambil menunjuk kontolku yang tegang tapi terhalang celana dalamku.
“Dibuka dong, Nad, biar gak penasaran, hehehe..” balasku sambil bersimpuh disampingnya.
Dengan ragu-ragu Nadya mulai membuka celana dalamku dan TOOOOEEENGG!
Muncullah kontolku dengan gagahnya, dan tanpa sengaja terkena pipi mulus Nadya.
“Mas, gede banget, anget lagi..” katanya sambil menatap kontolku dengan seksama tanpa berkedip sedikit pun.
“Emang belum pernah lihat, Nad..?” tanyaku.
“Belum, mas. Kalo yang asli baru kali ini, biasanya cuma lihat di bokep doank..”
katanya sambil memegang dengan hati-hati mainannya yang baru ini.
“Jangan dipegang aja, diemut juga donk..” kataku sambil mendekatkan kontolku ke mukanya.
“Tapi, mas.. aku belum pernah ngemut..” protesnya.
“Udah, ntar gue ajarin deh..” kataku tak ingin kesempatan emas ini lepas begitu saja.
Dengan perlahan Nadya mulai menciumi kontolku. Pelan dia menjilati ujungnya dengan mesra.
“Uuuhhh.. Enak, Nad..” kataku sambil memegangi kepalanya.
Beberapa saat kemudian kurasakan sensasi hangat menyelimuti batang kontolku.
Ternyata Nadya sudah mengulum kontolku dengan segala usahanya..
walau belum berpengalaman dan berkali-kali terkena giginya.. sehingga membuatku terasa ngilu.
“Nad, jangan sampe kena gigi donk, ngilu tau..”
kataku memberi pelajaran pada malaikat muda yang sedang memberikan servisnya padaku.
“Mmmmmhhh.. Mmmmhhhh..” kata Nadya tak jelas karena masih mengulum lolipop barunya.
Terasa semakin mahir dia dalam hal oral sex walau baru kuajari.
Tak tahan dengan rangsangan yang Nadya berikan.. aku memeluk tubuh setengah telanjangnya..
sambil meremas-remas payudaranya yang kenyal walau masih terhalang bra yang masih dikenakannya.
Merasa terganggu dengan bra yang menghalangi telapak tanganku..
dengan bongkahan daging kenyal dan hangat itu.. aku pun mulai membukanya secara perlahan-lahan..
Blubb..! Menyembullah susu Nadya yang montok dan putingnya yang berwarna pink sedikit kecoklatan.
Tanpa menunggu lama, akupun langsung mencicipi rasa susu perawan Nadya.
Aku melakukannya dengan penuh perasaan. Ya, aku tak tau apa yang terjadi pada diriku..
Nafsu yang dari tadi berkobar bagaikan api olimpiade seakan tersiram oleh air sejuk dari sumber mata air.
Apakah yang kurasakan ini cinta..?
Aku yang masih mencerna perasaan yang ada di pikiranku ini..
terkejut saat pintu kamar kost Nadya terbuka lebar. Begitu juga dengan Nadya.
Dari pintu tersebut, muncullah sebuah sosok yang mengagetkan kami berdua.
Orang yang membuka pintu kamar kost Nadya adalah bu Selvi.
Aku sih sudah tau kalau bu Selvi pasti mengintipku..
karena sudah hampir 2 minggu ini mang Kosim pulang kampung gara-gara istrinya meninggal dunia..
Ya jelas saja secara otomatis selama itu pula bu Selvi tidak dapat jatah dari mang Kosim.
Sedangkan aku saat itu tengah sibuk mendekati Nadya.
Yang membuatku kaget setengah mati adalah orang di belakang bu Selvi.
Dia adalah mbak Sari.. salahsatu penghuni kost bu Selvi.
Sekedar informasi.. kost-kostan bu Selvi ini punya 6 kamar. Itu belum termasuk kamar bu Selvi.
2 kamar kosong, yang 1 buat kost, yang 1 buat pembantu, tapi belum ada yang menempati.
Mbak Sari ini adalah manager HRD salahsatu perusahaan kertas yang ada di kotaku.
Walau umurnya sudah mencapai kepala 3, orangnya tetep modis, selalu mengikuti tren.
Wajahnya khas orang keturunan.. bodinya seperti Olga Lidya.
Rambutnya dipotong pendek.. sehingga kelihatan fresh.
“Sorry, Jack. Si Sari nih.. orang lagi enak-enak lihat tontonan gratis, eh malah ikut-ikutan sambil dorongin aku..”
Jelas bu Selvi sambil menunjuk mbak Sari.
Sedangkan yang ditunjuk malah tidak menggubris perkataan Bu Selvi.
Dia malah asyik melihat batang kontolku yang sudah siap tempur tanpa berkedip sedetik pun.
Saat kutatap matanya yang masih melihat barang pusakaku.. wajahnya langsung memerah..
sambil berusaha mengalihkan pandangannya walau masih mencuri-curi pandang pada selangkanganku.
“Enak aja.. kan aku juga penasaran lihat Mbak Selvi ngintip kamar si Nadya sampai nungging gitu, ya aku ikut aja.
Eh, gak tahunya si Nadya dapat servis dari cowok cakep..” godanya sambil matanya melirikku.
Kulihat Nadya masih malu, dia menutup tubuhnya dengan selimut.
Aku yang masih bingung plus malu.. kaget dengan tindakan bu Selvi..
Perlahan-lahan dia menutup dan mengunci pintu kamar Nadya.
“Bu, kok ditutup sih..?” Tanyaku.
“Ayo donk, Jack. Lo tau kan kalau sudah hampir 2 minggu ini gue belum dapat jatah.
Mana mang Kosim pulang kampung lagi, sedangkan lo sibuk ngecengin Nadya.
Gue sudah gak kuat, Jack..” kata bu Selvi.
Mendengar kata-kata bu Selvi, mbak Sari agak kaget, tapi dengan cepat dapat memahami semua itu.
“Iya, Jack, gue juga sudah lama gak ngentot, sejak putus sama pacar gue 3 bulan lalu.
Kan bisa sekalian ngajarin si Nadya biar bisa muasin lo..” kata Mbak Sari sambil menatap Nadya.
Aku yang bingung pun juga ikut menatap Nadya..
Seolah-olah meminta ijinnya untuk memuaskan 2 orang perempuan seksi di hadapanku ini.
CONTIECROTT..!!
------------------------------------------------------ooOoo-------------------------------------------------