Pecah Utak
Pertapa Semprot
------------------------------------------------------------
Cerita 98 – Villa Upon the Hill
Part 6
“Wuih.. asyik nih lagi main tigaan.. Bagi-bagi yah Bos.. jangan maruk sendiri..” katanya sambil berjalan ke ranjang.
“Ayo aja Bang.. masih ada tempat kok di sini..” panggil Grace dengan senyum menggoda. Sialan lo.. ganggu aja..! Omel Parjo dalam hati.
Grace menggeser tubuhnya dari bawah Katherine.. ke sisi sebelah ranjang itu yang masih lowong.
“Wah.. udah keringetan gini Non.. Seru yah tadi mainnya..?” Kata Gozhi ketika mengelus payudaranya.
Si bopeng itu memandang kagum tubuh telanjang Grace yang terbaring di sisinya.
Sekali-kalinya dalam seumur hidup bersanding dengan gadis secantik ini setelah mencicipi yang produk ‘luar’ punya.
Tubuh gadis ini tidak kalah dari gadis bule yang barusan digarapnya.
Wajah oriental yang kalem.. payudara berukuran sedang yang bulat indah..
Sepasang paha jenjang yang mulus.. dan kemaluan yang berbulu lebat.
Gozhi sungguh berdecak kagum sampai tangannya sedikit bergetar ketika menggerayangi tubuh gadis itu.
“Eeehhmm..!” Desah Grace lirih saat jari-jari gemuk pria itu menggosok-gosok bibir kewanitaanya.
Wajah pria itu mendekati payudaranya.. lidahnya menjilati putingnya yang telah mengeras itu memutar..
membuat lingkaran di sekeliling organ sensitif itu.. lalu mulut itu membuka lebar-lebar.. clops..!
Lantas memasukkan gundukan kenyal itu ke dalamnya walau tidak semuanya masuk.
Mulailah Gozhi mengenyoti payudara Grace seperti bayi yang sedang menyusu.
Jari-jarinya masuk semakin dalam mengaduk-aduk vagina gadis itu.
Sementara di sebelah mereka.. Parjo dan Katherine sedang menikmati persetubuhan dalam gaya doggie.
Hentakan-hentakan tubuh mereka menyebabkan ranjang itu bergoyang hebat.
Gozhi menciumi tubuh Grace inci demi inci.. dari payudara.. lengan, pundak dan leher.
Kemudian ia membalik tubuh gadis itu hingga telungkup.. lalu diangkatnya pinggulnya hingga menungging.
Grace menahan nafas ketika merasakan kepala penis pria itu menempel di vaginanya dan tak lama..
blessepp.. mulai melesak memasuki lorong liang vaginanya.
Setiap mili gesekan penis itu memasukinya menimbulkan percikan nikmat hingga akhirnya terbenam dalam vaginanya.
“Uuhhh.. uenak, sempit yah Non..” ceracau Gozhi sambil menggenjot gadis itu.
Tangan Grace mencengkram sprei dan bantal.. rambut panjangnya yang indah tergerai menyentuh kasur.
Kedua pahanya membuka lebih lebar.. seolah meminta pria itu menusuknya lebih dalam lagi.
Setiapkali penis pria itu menerobos masuk.. ia merasa bagai disiram berliter-liter air hangat yang memijati seluruh tubuhnya..
Sedangkan setiap pria itu menarik penisnya.. ia merasa seperti terisap pusaran air yang membawanya pada kenikmatan.
Dengan mata merem-melek.. Grace menjeritkan penyerahan diri sekaligus pertanda datangnya klimaks yang luar biasa.
Gozhi merasakan penisnya bagaikan dipilin dan diisap oleh mulut yang kuat sedotannya.
Tanpa dapat tertahankan lagi.. crett.. crett.. crett.. pria itu pun memuntahkan spermanya..
membanjiri rongga kewanitaan Grace yang sedang berkontraksi dilanda orgasme hebat.
“Oughh.. nghhh..” Gadis itu mengerang dan menggeliat sejadi-jadinya.. sebelum akhirnya tubuhnya lemah lunglai di kasur.
Gozhi menyusul menimpa tubuh putih yang telah licin oleh keringat itu.
Nafas keduanya tersenggal-senggal seperti pelari yang baru mencapai finish.
Di sebelah mereka.. Parjo dan Katherine masih sibuk bergumul..
Mereka sebelumnya telah terlebih dahulu mencapai klimaks dan kini mereka sedang memasuki ronde berikutnya.
Katherine kini telentang mengangkang di atas tubuh Parjo yang menyentak-nyentakkan pinggulnya dari bawah.
“Ngghhh.. oohhh.. nngghh..!” Gadis itu melenguh nikmat.
Ia merasakan bagian bawahnya di selangkangan.. seperti dibelah dua oleh sebuah batang yang keras dan kokoh.
Ia ikut menggerakkan pinggulnya agar liang vaginanya makin teraduk-aduk oleh kekejalan batang penis pria itu.
Tubuh Katherine bergetar merasakan serbuan kenikmatan menyebar ke seluruh tubuhnya.
Terlebih tangan pria itu terus saja meremasi payudaranya.. mulutnya juga mencupangi pundak dan lehernya.
Kemudian Parjo mendorong punggung gadis itu perlahan-lahan..
sehingga Katherine akhirnya dalam posisi menduduki penis itu dengan memunggunginya.
Mulailah ia menggoyangkan kembali pinggulnya naik-turun.. kadang juga berputar.
Wajahnya yang manis terlihat semakin menggairahkan dengan rona kemerahan..
matanya setengah terbuka dengan pandangan menerawang.
Tiba-tiba seseorang memegangi kepalanya..
Gozhi.. si tambun bermuka bopeng itu telah berdiri di hadapannya dengan dengan penis setengah menegang.
“Isep yah Non..” pintanya cengengesan.
Clops..! Tanpa menunggu jawaban Katherine.. ia sudah menjejali mulut gadis itu dengan penisnya.
Desahan Khaterine tersumbat.. ia sepertinya agak gelagapan menerima penis Gozhi yang masih berlumuran cairan..
bekas persetubuhan dengan Gracenya tadi.. namun tak lama kemudian ia sudah mulai bisa beradaptasi.
Katherine memainkan lalu menyapukan lidahnya pada penis itu dalam mulutnya disertai kuluman-kuluman nikmat.
Tubuh dan vaginanya tetap naik-turun di atas penis Parjo sambil tangannya meremasi payudaranya sendiri.
Sementara itu Grace terlihat sedang berpelukan dengan Parjo.. keduanya terlibat french kiss yang panas.
Lidah Parjo masuk ke mulut gadis itu.. dan menyapu langit-langit mulutnya sambil tangannya mengelusi tubuh mulus itu.
Grace pun tidak kalah agresif dalam hal ini.. lidahnya beradu dengan lidah kasap pria itu.. saling belit dan saling jilat..
Demikian serunya.. sampai nafas yang memburu terasa pada wajah masing-masing pasangan.
Di ambang klimaks.. Katherine memacu tubuhnya semakin cepat dan liar
hingga akhirnya ia melepaskan kulumannya terhadap penis Gozhi dan menjerit keras..
“Aughhh.. oohhh..!!” Ia merasakan seperti ada ledakan dahsyat dari dalam tubuhnya..
Cairan vaginanya berleleran ke mana-mana membasahi penis dan selangkangan Parjo.
Sungguh persetubuhan yang liar dan erotis.. empat orang.. dua gadis cantik dan dua pria sangar dalam satu ranjang..
berpadu dalam hasrat terliar manusia.
“Oogghhh..” Katherine tumbang kelelahan..
tulang-tulangnya serasa copot semua.. peluh telah membasahi tubuhnya dan nafasnya sudah putus-putus.
Kedua pria itu membiarkannya beristirahat dan mulai mengeroyok Grace.
Parjo menelentangkan tubuh gadis itu dan mengambil posisi di tengah kedua pahanya yang ia bentangkan lebar-lebar.
Penis yang masih tegang dan berlumuran cairan klimaks Katherine itu ditusukkannya ke vagina si gadis.
“Ugghh..!” Grace mengerang dan menggeliat saat benda itu melesak masuk ke liang vaginanya.
Sodokan demi sodokan menghantami liang vagina gadis itu..
sementara payudaranya yang ikut terguncang-guncang terus-menerus diremasi.. dicubiti dan dikenyot oleh Gozhi.
Dari payudara mulut pria itu terus naik hingga mulut mereka bertemu.
Desahan Grace terhambat sementara ketika mereka berciuman dan beradu lidah.
Sebentar kemudian pria tambun itu melepas ciuman dan berlutut di sebelah gadis itu.
Tangan kanannya meraih kepala gadis itu dan tangan kirinya memegang penis yang sudah menegang.
Grace membuka mulutnya.. seakan menyambut penis itu masuk ke dalamnya.
Ia mengerang tertahan dan memperkuat isapannya setiap Parjo menyodok dengan kuat.
Bila Parjo memutar-mutarkan penisnya seperti sedang mengaduk..
gadis itu pun melakukan hal yang sama dengan menjilat memutar kepala penis itu dengan lidahnya.
Irama persetubuhan mereka pun terjalin dengan indahnya.
Hingga satu saat.. Parjo frekuensi genjotan Parjo makin cepat sambil menceracau.
“Oooggghhh..!” Erangnya penuh kepuasan.. Crott.. crott.. crott.. spermanya segera mengisi rahim gadis itu.
“Mmhhh.. eeemmhh..!” Sebentar kemudian Grace pun mengerang tertahan akibat kepalanya masih dipegangi oleh Gozhi.
Tubuh gadis itu mengejang tak terkendali.. kedua kakinya memeluk pinggang pria itu..
seperti tidak rela pria itu mencabut penisnya yang menancap di vaginanya.
Parjo masih melanjutkan genjotannya.. meskipun kecepatannya makin menurun.
Hingga akhirnya orgasme gadis itu mulai surut dan jepitan kakinya mengendur.
Plepp..! Ia menarik lepas penisnya yang telah menyusut.
Begitu benda itu tercabut sperma yang bercampur dengan cairan kewanitaan gadis itu pun turut meleleh keluar.
Parjo merasa sangat puas walau persetubuhan hari ini sangat melelahkan.
Dalam hidupnya.. inilah persetubuhan terdahsyat yang pernah dialaminya.
Ia segera menjatuhkan diri di sebelah Katherine.. gadis itu yang tenaganya sudah mulai pulih memeluknya.
“Gimana Pak..? Bapak kuat sekali..” katanya sambil mengelus dada Pajo yang bidang.
“Puas banget Non, ini kerja lembur namanya, bisa-bisa besok Bapak ga kuat kerja nih..” tangannya mengelus rambut gadis itu.
“Aaarrgghh.. uuhhh keluar Non..!” Tiba-tiba terdengar lenguhan panjang di sebelah.
Gozhi telah mencapai orgasmenya dari hasil oral seks Grace. Dipeganginya kepala gadis itu sambil berejakulasi di dalam mulutnya.
Grace mengerang tertahan.. sepertinya dia kepayahan menerima cairan kental itu yang meluap di mulutnya..
sehingga sebagian menetes keluar di pinggir bibirnya.. walau ia telah berusaha keras mengisap dan menelannya.
Penis itu berangsur-angsur mengecil dalam mulutnya..
Grace menuntaskan jurus terakhirnya dengan menyedot kuat-kuat batang itu sekaligus menjilatinya.
Ketika benda itu ditarik keluar sudah tak ada sedikitpun sperma yang membekas di situ.
Gozhi pun ambruk dengan nafas tersenggal-senggal.
Ia masih sempat menyeka sperma yang meleleh di bibir gadis itu dan menyodorkan jarinya untuk dijilati.
“Bang.. malam ini, saya akan memakan Abang..” kata Grace setengah berbisik dekat telinga Gozhi.
“Ooh.. makan..? Boleh Non selama masih kuat.. makan aja sampai puas.. hehehe..”
Gozhi tertawa lemas sambil meremas payudara gadis itu.
Keempat tubuh telanjang bergelimpangan di ranjang itu.. mereka terlibat obrolan ringan dan nakal pasca persetubuhan..
sebelum Parjo akhirnya berdiri dan mematikan lampu plafon dan menyalakan dua lampu meja.
Setelah menarik selimut, mereka pun akhirnya tertidur kelelahan.
-----------------------------
11.40 pm
Mamat terbangun karena ada yang menarik selimutnya.. ia mengedip-ngedipkan mata setengah sadar..
hanya cahaya bulan yang masuk ke kamar itu melalu ventilasi memberi sedikit penerangan di sana.
Ia menggerakkan bola mata ke bawah.. benar saja selimut itu memang seperti ada yang menarik pelan-pelan dari bawah.
Bret..! Sebuah tarikan kuat menyentak selimut itu.. sehingga tidak lagi menutupi tubuhnya.
Ia melirik ke sebelah dan menemukan Arlene sudah tidak di sana lagi.
Mendadak ia merasa ada aura seram menyelubungi kamar itu.. yang membuat bulu kuduknya berdiri semua..
Terlebih lagi ia baru menyadari tubuhnya tidak bisa digerakkan seperti mati rasa.. demikian pula mulutnya terasa kelu..
sehingga hanya mampu mengap-mengap tanpa bersuara.
Ia memandang sekeliling untuk mencari gadis itu. Deg..! Wajah Mamat semakin pucat pasi..
ketika sebuah tangan muncul dari ujung ranjang sana memegang telapak kakinya..
dinginnya tangan berkulit pucat itu seakan merambat ke seluruh tubuhnya.
Kepala pemilik tangan itu mulai menyembul di ujung ranjang.. perlahan-lahan semakin mempercepat detak jantung pria itu.
Betapa ia ingin meloncat dan berteriak sekeras-kerasnya ketika melihat wajah seram itu.. pucat dengan kerut-kerut mengerikan..
Matanya yang merah menatapnya seolah menembus sampai tulang..
namun bagaimanapun ia tidak mampu menggerakkan tubuhnya selain lehernya.
Ia memejamkan mata sambil komat-kamit mengucapkan doa dan ayat-ayat suci yang diingatnya untuk mengusir setan.
Baru kali ini ia merasakan ketakutan terbesar dalam hidupnya.. sehingga mengucapkannya dengan sungguh-sungguh.
Tangan dingin itu pun melepaskan cengkramannya. Mamat masih terus berdoa dan komat-kamit berusaha keras agar suaranya keluar.
Berangsur-angsur ia mulai merasa lebih tenang dan perlahan-lahan membuka matanya..
keringat dingin sudah bercucuran seperti embun di dahi dan tubuhnya.
Di ujung ranjang.. sosok seram itu sudah tidak ada lagi.. ia lalu menengok ke kiri-kanan.. kosong..
Pandangannya kembali ke langit-langit dan berkonsentrasi memulihkan diri.
Kini ia mulai dapat bernafas lega, lengannya mulai bisa digerakan.
Ia memejamkan mata dan menghirup udara, lalu mengembuskannya.. lagi.. dan lagi.. sebanyak beberapakali.
Hatinya semakin tenang.. ia yakin doanya telah berhasil mengusir makhluk itu.
Kelopak matanya membuka.. matanya melotot kaget dan wajahnya kembali menunjukkan ketakutan yang amat sangat..
melihat makhluk itu telah berdiri di pinggir ranjang.. dan menatapnya dengan pandangan yang menusuk tajam.
“Waa..!!!” Belum sedetik suara itu meluncur keluar dari mulutnya.. makhluk itu dengan cepat menerkamnya..
sehingga ia tidak mampu bersuara lagi.
-----------------------------
11.44 pm
Amin terbangun karena seolah-olah mendengar suara jeritan.. rasa kantuk memang masih menguasainya..
namun di saat yang sama ia juga merasakan ingin buang air kecil.
Maka supaya dapat melanjutkan tidurnya dengan nyaman.. ia memutuskan untuk ke toilet sebentar.
Dilihatnya gadis bule itu masih tertidur dengan lelap dalam posisi tengkurap di sampingnya.
Perlahan-lahan disingkirkannya tangan gadis itu dari dadanya.. ditatapnya wajah manis itu sambil turun dari ranjang.
Hehe.. bener-bener bukan mimpi.. ini malem udah dua.. besok dua sisanya juga wajib dicicipin.. katanya dalam hati dengan girang.
Ia pun berjalan ke toilet.. setelah menyalakan lampu ia berdiri di depan kloset dan mengeluarkan kencingnya dengan lega.
Hhhss.. tambah dingin aja nih.. jadi beser melulu..! Cepetan balik ah biar bisa anget-angetan lagi..! katanya dalam hati.
Setelah menyiram.. Amin pun membalik badan bermaksud beranjak dari tempat itu.
“Loh.. Non Sam.. bapak ngebangunin yah..? Sori nih.. pengen kencing sih..”
sapanya melihat gadis bule itu tiba-tiba berjalan masuk ke kamar mandi.
“Bukan.. saya cuma ada masalah dengan tenggorokan saya, makanya bangun..”
kata Sam memegangi lehernya dengan wajah pucat seperti menahan sakit.
“Emang kenapa Non lehernya..? Coba sini saya liat..”
Amin menyingkirkan tangan gadis itu dan melihat ada goresan kecil meneteskan sedikit darah di lehernya.
“ini kenapa Non..? Tadi nggak gini kan..?” Amin menyeka darah itu dengan jarinya..
Namun betapa kagetnya melihat goresan itu malah membesar dan mengucurkan lebih banyak darah.
“Hah.. Non, apa.. apa ini..!?” Ia terperangah sambil mundur-mundur.
Matanya melotot.. seolah tidak percaya pada pandangannya melihat luka itu semakin melebar..
dan darah semakin bercucuran membasahi leher jenjang itu.
Yang lebih membuatnya ngeri.. adalah gadis itu malah tertawa.. seram.
Amin bergidik ketakutan.. bulu kuduknya berdiri semua. “Huuaaa..!!!”
Ia menjerit kaget melihat kepala itu akhirnya terlepas dari lehernya dan menggelinding di lantai kamar mandi.
“Tolong Pak, sambungkan leher saya..” ucap kepala itu sambil tersenyum mengerikan.
Amin menubruk tubuh tanpa kepala itu hingga terjatuh dan segera berlari ketakutan ke arah pintu..
Namun.. Blamm..!! Pintu itu menutup dengan sendirinya sebelum ia mencapainya.
“Buka..!! Buka.. tolong..!!” Jeritnya panik sambil memutar-mutar gagang pintu dan menggedor-gedornya.
Suara tawa yang mengerikan memenuhi kamar mandi membuat pria itu semakin ketakutan..
Kaki-kakinya gemetaran sampai tidak kuat untuk berdiri.
Ia menengok ke belakang melihat tubuh tanpa kepala itu sudah berdiri lagi dan meraih kepalanya di lantai.
Nyali Amin semakin ciut saja melihat pemandangan seram itu.. apalagi pintu itu tetap kokoh walau sudah didorong dan digedor.
“Ampun.. pergi..!! Jangan ganggu saya..!!” Amin meringkuk ketakutan di sudut.
Makhluk itu semakin mendekatinya sambil menenteng kepalanya..
darah mengalir deras dari lehernya yang terpotong membasahi tubuh dan lantai marmer di bawahnya.
“Wwhuuaaa..!!” Jerit pria itu sekeras-kerasnya.
-------------------------------
11.45 pm
“Uuuhh.. Non Katherine sini, Grace juga..!” Parjo mengigau dalam tidurnya..
Masih terbayang-bayang percintaannya yang panas dan liar dengan gadis-gadis itu tadi.
Ia berguling ke samping mengganti posisi tidurnya.. tangannya memeluk tubuh Katherine yang berbaring di sampingnya.
Namun ia merasa aneh kenapa yang dirasakan di telapak tangannya bukannya kulit yang halus..
malahan kasar dan agak becek.. di beberapa bagian malah seperti kulit kering.
Selain itu juga mulai tercium aroma tidak sedap, seperti bau daging hangus dan anyir darah.
Ia membuka sedikit matanya untuk melihat karena merasa tidurnya terusik.
“Hah..!?” Parjo menjerit kaget.. rasa kantuknya langsung hilang seketika..
ketika melihat makhluk bertubuh hitam terbakar dan berwajah rusak melepuh itu menatapnya dengan sorot mata menyeramkan.
Sontak ia pun tersentak dan jatuh dari ranjang, belum hilang kekagetannya melihat makhluk bertubuh hangus itu..
ia seperti shock melihat temannya.. Gozhi dalam kondisi sangat mengenaskan.
Perut tambun pria itu telah terbelah dan Grace yang berlutut di sebelahnya sedang mengorek-ngorek isi perutnya dan melahapnya.
Mata Gozhi masih terbelakak dan wajahnya masih memperlihatkan ketakutan yang amat sangat..
nampaknya ia mati di tengah teror mental yang sulit dilukiskan.
Tidak ada lagi Grace yang anggun dan memiliki innocent beauty.. yang ada hanyalah sesosok makhluk berwajah pucat dan rusak sebelah..
buas seperti binatang pemangsa.. dengan tangan dan mulut berlumuran darah.
Darah juga berceceran di ranjang empuk itu..
suasana kamar dengan hanya dua lampu meja yang menyala dan cahaya bulan dari jendela semakin membuat bulu kuduk berdiri.
“Setan.. se-setan..!” Ujar Parjo bergetar.. “P-pergi..!!” Makhluk bertubuh terbakar itu turun dari ranjang dan mulai mendekatinya.
Parjo gemetaran melihat wujud mengerikan dari makhluk itu.. Wajah yang melepuh.. daging yang nampak di beberapa bagian tubuh..
Bahkan kerangkanya menyembul keluar di sebagian rusuk dan tulang keringnya.
Inikah gadis yang barusan bercinta dengannya..? Rasanya sulit untuk dipercaya.
Saat itu terdengar suara jeritan dari kamar lainnya.. Parjo yakin temannya yang lain pun sedang mengalami hal serupa dengannya.
Ia berlari ke arah pintu dan menekan-nekan gagangnya namun tidak mau membuka.
“Jangan mendekat.. pergi.. pergi..!!”
Parjo merasa mual dan mau muntah melihat Grace melahap usus Gozhi yang ditarik keluar dari perutnya.
Ia menikmati mangsanya sambil menyeringai pada pria yang dirundung ketakutan itu.
Ia semakin cepat menekan-nekan gagang pintu dan menarik-nariknya.. apalagi Katherine juga semakin mendekatinya.
Ia mendorong makhluk bertubuh hangus itu dan menarik pintu itu sekuat tenaga.
Brak..!! Pintu pun terbuka.. dan Parjo agak terhuyung ke belakang oleh tenaganya sendiri.
“Tidak..!!” Jeritnya histeris.. melihat dua makhluk seram lainnya sudah berdiri di ambang pintu.
Yang satu berwajah pucat dan menyeramkan.. yang lain tidak berkepala.. dengan tubuh berlumuran darah..
tangannya menenteng kepalanya yang tersenyum mengerikan..
sementara tangan satunya menenteng kepala Amin yang tercerabut berikut tulang belakangnya.
“H-hhyyii.. jangan.. ampun.. jangan sakiti saya..!” Mohon Parjo yang tersungkur di lantai.
Ia tidak mampu berdiri lagi.. tenaganya seolah hilang akibat rasa takutnya.. apalagi melihat kepala Amin yang dilempar di hadapannya.
Matanya semakin melotot ngeri dan jantungnya semakin berdetak..
seiring langkah makhluk-makhluk seram itu mendekatinya.. sebelum akhirnya semuanya menjadi gelap baginya.
----------------------
Dua Hari Kemudian
Hilangnya empat pekerja bangunan yang sedang merenovasi villa itu cukup menggemparkan.
Daerah yang biasanya sepi dan tenang itu dipenuhi polisi dan warga sekitar yang ingin mengetahui kejadiannya.
Polisi sibuk menyisir daerah sekitar dan menanyai penduduk setempat namun tak menemukan petunjuk yang mengarah ke sana.
Mereka sempat mewawancarai penduduk lokal seorang pria berusia paruh 60an yang dulu pernah bekerja menjaga villa di seberangnya.
Dari ceritanya diketahui, bahwa empat tahun yang lalu putri tunggal pemilik villa tersebut tewas dalam kecelakaan lalulintas..
ketika dalam perjalanannya ke villa untuk berlibur.
Tiga temannya.. termasuk seorang warga negara asing.. yang dalam satu kendaraan juga turut menjadi korban..
ketika ‘panther’ yang mereka tumpangi menubruk sebuah truk yang dikemudikan sopir ugal-ugalan.
Keempat gadis itu tewas dalam kondisi mengenaskan..sementara si sopir truk hanya menderita luka-luka.
Hari kematian mereka adalah tepat dua hari yang lalu..
Dan sejak tragedi itu si pria tua mengaku beberapakali mengalami kejadian aneh di villa itu.
Mulai dari suara-suara tanpa wujud hingga penampakan sekilas putri si pemilik villa itu.
Kematian putri semata wayangnya.. membuat si pemilik villa yang juga pengusaha kaya sangat terpukul.
Ia menutup villa itu dan hendak menjualnya namun hingga kini belum laku.. sehingga villa itu mulai terlantar dan tidak terawat.
Cerita berbau mistis itu tentu saja tidak terlalu ditanggapi oleh polisi..
apalagi mereka tidak menemukan apapun yang aneh di dalam villa itu selain perabotan berdebu..
kolam renang kosong yang hanya menampung sedikit air hujan dan dedaunan rontok..
serta halaman belakang yang ditumbuhi rumput yang yang tak terurus.
Di kota sendiri berita itu tidak terlalu menjadi perhatian..
surat kabar hanya meliputnya dalam berita sampingan dan televisi hanya menayangkannya hanya sekitar dua-tiga menit.
Hanya majalah-majalah mistik murahan yang meliputnya agak heboh..
disertai judul yang bombastis dan pembahasan-pembahasan yang dilebih-lebihkan..
Seperti menjadi korban roh penunggu villalah.. melakukan perbuatan terlarang..
sehingga mengusik yang menunggu wilayah itulah.. roh penasaran pemilik villa mencari tumballah.. dll.
Polisi semakin frustasi karena tidak ada petunjuk apapun yang mengarah pada menghilangnya mereka..
Keempatnya bagaikan lenyap ditelan bumi.
Keluarga mereka semakin pesimis akan pencariannya..
hingga akhirnya memasrahkan kehilangan orang dekat mereka yang misterius itu dengan berat hati.
------------------------------
Setahun Setelah Peristiwa Itu
Senja pukul setengah tujuh.. nampak di lapangan basket yang termasuk salahsatu fasilitas di kompleks villa elit itu..
enam orang pemuda sedang bermain basket setengah lapangan.
Mereka berlari.. mengoper bola.. melompat dan memasukan bola dengan lincah.
Nampaknya mereka sudah bermain cukup lama karena tubuh mereka telah bermandikan keringat.
Seorang dari mereka sedang mendrible bola dan memutar-mutarkan di sekitar tubuhnya..
mencari celah untuk mengoperkan bola itu pada temannya.
Dalam satu kesempatan ia melempar bola itu.. namun terlalu kuat dan tidak tertangkap oleh temannya.
Bola itu pun terlempar jauh keluar lapangan hingga akhirnya jatuh menggelinding di tanah.
Saat itu dua orang gadis sedang melintas di pinggir lapangan..
salah seorang dari mereka yang berambut hitam panjang memungut bola itu.
“Oi.. thanks ya bolanya..” seorang dari mereka yang bermaksud mengambil bola mendekati kedua gadis itu..
“Lagi liburan juga nih kalian..?”
Pemuda itu memandang kagum pada gadis cantik yang berambut seperti model iklan shampo itu..
tubuhnya dibungkus oleh kaos U can see hitam dan celana pendek.
Gadis yang satunya yang memakai gaun terusan mini bermotif bunga.. juga tak kalah cantik.
Ia memiliki rambut kemerahan agak bergelombang. “Ya gitulah.. lagi jalan-jalan cari angin aja, biar ga suntuk di villa terus..” jawabnya.
“O ya.. sekalian kenalan dong. Saya Rio..” kata pemuda itu sambil mengulurkan tangan.
“Grace..” gadis itu balas menjabat tangannya dan tersenyum manis.
“Ini Arlene. Dia yang punya villa..” ia juga memperkenalkan temannya.
Melihat Rio malah ngobrol dan berkenalan dengan kedua gadis itu.. kelima temannya yang lain pun datang mendekati mereka.
“Nah.. ini temen-temen gua. Kita cowok enaman.. lagi liburan di sini..” kata Rio memperkenalkan teman-temannya satu per satu.
Setelah berkenalan mereka berbasa-basi sambil sesekali curi-curi kesempatan..
melihat dan menatapi bagian-bagian tubuh kedua gadis itu melalui pakaian mereka yang minim.
“Hhmm.. kalau gitu kebalik yah.. kita empatan cewek semua nih..” kata Arlene.
“O gitu, emang kalian villanya di mana siapa tau deket sama kita..?” Tanya salah seorang dari mereka yang berambut spike.
“Itu tuh yang warna putih dua tingkat itu..!” Jawabnya seraya menunjuk ke bangunan yang terletak agak tinggi di atas.
“Wah.. gak terlalu jauh ya. Kita agak ke sana belakang villa yang pagarnya tinggi itu tuh..” kata Rio yang adalah pemilik villa tersebut.
Kedua gadis itu nampaknya cukup supel dan mudah bergaul.. sehingga mereka mudah akrab.
Sebentar saja mereka sudah ngobrol dan tertawa-tawa seperti teman lama.
“Eehh.. iya nih, kita kan malem ini mau BBQ-an.. ntar kalian kalau mau dateng aja yah.
Kita cewek-cewek kaya’nya ga bakal sanggup ngabisin semua..” kata Grace.
“Wah.. kedengerannya boleh juga tuh, kalau bikinan cewek kayanya makanannya lebih enak..
kita dari kemaren beli di luar, waktu masak sendiri rasanya jadi gak karuan haha..” kata seorang dari mereka.
“Hhmm.. gini aja deh. Sekarang kita semua pulang mandi dulu.. terus main ke lu orang sana oke..?” Kata Rio.
“Ya udah.. kita tunggu yah. Itung-itung bagus juga ada cowok.. jadi nanti lu orang yang bantu beres-beresnya hehe..”
kata Arlene tertawa renyah.
“Oke beres.. siapa takut. Ntar kita main ke sana deh..” kata yang berkacamata.
Mereka pun akhirnya saling melambaikan tangan dan kembali ke tempat masing-masing.
“Wew.. mantap coy.. kita bakal bareng cewek malem ini. Cakep-cakep lagi..”
“Iya nih.. jadi ga batangan melulu hahaha..”
“Bisa party nih.. huehehe..” kata salah seorang dengan nada mesum..
“Enam lawan empat.. ada yang keroyokan dong..!”
“Party apa yeee.. lu mah Mupeng aja..” kata yang berambut spike itu sambil menepuk punggungnya.
Mereka berjalan pulang ke villa sambil tertawa-tawa dan bersenda gurau.
Mereka ingin cepat-cepat mandi segar dan bertemu gadis-gadis itu..
rasa senang bercampur sedikit bayangan Mupeng ala anak muda memenuhi pikiran mereka.
----------------------
“Gimana menurut lu yang kali ini..?” Tanya Arlene sambil berjalan.
“Hhhmm.. not bad. Yang jelas lebih keren en berkelas dibanding yang tahun lalu.. cuma kuli bangunan..” jawab Grace.
“Enam orang.. sepertinya bakal lebih seru dari tahun kemaren..”
“Tapi kaya’nya yang kali ini kalah perkasa dibanding mereka dulu.. but that’s all right.. lebih cakep sih hehe..”
“Kalau gua perhatiin.. si Rio itu keliatannya kesengsem sama lu deh.. daritadi ke lu terus ngobrolnya.. ngeliatin terus..
dari sorot matanya aja keliatan..” kata Arlene..
“Gua jadi inget waktu masih hidup dulu.. eks gua waktu SMA dulu juga mirip gitu..
kenalnya cuma di lapangan bulutangkis, waktu POR..” lanjutnya mengenang masa lalu.
“Hihihi.. sepertinya emang gitu.. Yah seengganya sampai dia liat yang gini..”
Grace menengokkan wajahnya yang pucat dan hancur sebelah ke temannya.
Keduanya pun tertawa cekikikan. (. ) ( .)
------------------------------------------------------------
End of Cerita 98 – Villa Upon the Hill..
Sampai jumpa di cerita 99 Rumput Tetangga 'nampak' Selalu Lebih Hijau..
Adios..
Cerita 98 – Villa Upon the Hill
Part 6
“Wuih.. asyik nih lagi main tigaan.. Bagi-bagi yah Bos.. jangan maruk sendiri..” katanya sambil berjalan ke ranjang.
“Ayo aja Bang.. masih ada tempat kok di sini..” panggil Grace dengan senyum menggoda. Sialan lo.. ganggu aja..! Omel Parjo dalam hati.
Grace menggeser tubuhnya dari bawah Katherine.. ke sisi sebelah ranjang itu yang masih lowong.
“Wah.. udah keringetan gini Non.. Seru yah tadi mainnya..?” Kata Gozhi ketika mengelus payudaranya.
Si bopeng itu memandang kagum tubuh telanjang Grace yang terbaring di sisinya.
Sekali-kalinya dalam seumur hidup bersanding dengan gadis secantik ini setelah mencicipi yang produk ‘luar’ punya.
Tubuh gadis ini tidak kalah dari gadis bule yang barusan digarapnya.
Wajah oriental yang kalem.. payudara berukuran sedang yang bulat indah..
Sepasang paha jenjang yang mulus.. dan kemaluan yang berbulu lebat.
Gozhi sungguh berdecak kagum sampai tangannya sedikit bergetar ketika menggerayangi tubuh gadis itu.
“Eeehhmm..!” Desah Grace lirih saat jari-jari gemuk pria itu menggosok-gosok bibir kewanitaanya.
Wajah pria itu mendekati payudaranya.. lidahnya menjilati putingnya yang telah mengeras itu memutar..
membuat lingkaran di sekeliling organ sensitif itu.. lalu mulut itu membuka lebar-lebar.. clops..!
Lantas memasukkan gundukan kenyal itu ke dalamnya walau tidak semuanya masuk.
Mulailah Gozhi mengenyoti payudara Grace seperti bayi yang sedang menyusu.
Jari-jarinya masuk semakin dalam mengaduk-aduk vagina gadis itu.
Sementara di sebelah mereka.. Parjo dan Katherine sedang menikmati persetubuhan dalam gaya doggie.
Hentakan-hentakan tubuh mereka menyebabkan ranjang itu bergoyang hebat.
Gozhi menciumi tubuh Grace inci demi inci.. dari payudara.. lengan, pundak dan leher.
Kemudian ia membalik tubuh gadis itu hingga telungkup.. lalu diangkatnya pinggulnya hingga menungging.
Grace menahan nafas ketika merasakan kepala penis pria itu menempel di vaginanya dan tak lama..
blessepp.. mulai melesak memasuki lorong liang vaginanya.
Setiap mili gesekan penis itu memasukinya menimbulkan percikan nikmat hingga akhirnya terbenam dalam vaginanya.
“Uuhhh.. uenak, sempit yah Non..” ceracau Gozhi sambil menggenjot gadis itu.
Tangan Grace mencengkram sprei dan bantal.. rambut panjangnya yang indah tergerai menyentuh kasur.
Kedua pahanya membuka lebih lebar.. seolah meminta pria itu menusuknya lebih dalam lagi.
Setiapkali penis pria itu menerobos masuk.. ia merasa bagai disiram berliter-liter air hangat yang memijati seluruh tubuhnya..
Sedangkan setiap pria itu menarik penisnya.. ia merasa seperti terisap pusaran air yang membawanya pada kenikmatan.
Dengan mata merem-melek.. Grace menjeritkan penyerahan diri sekaligus pertanda datangnya klimaks yang luar biasa.
Gozhi merasakan penisnya bagaikan dipilin dan diisap oleh mulut yang kuat sedotannya.
Tanpa dapat tertahankan lagi.. crett.. crett.. crett.. pria itu pun memuntahkan spermanya..
membanjiri rongga kewanitaan Grace yang sedang berkontraksi dilanda orgasme hebat.
“Oughh.. nghhh..” Gadis itu mengerang dan menggeliat sejadi-jadinya.. sebelum akhirnya tubuhnya lemah lunglai di kasur.
Gozhi menyusul menimpa tubuh putih yang telah licin oleh keringat itu.
Nafas keduanya tersenggal-senggal seperti pelari yang baru mencapai finish.
Di sebelah mereka.. Parjo dan Katherine masih sibuk bergumul..
Mereka sebelumnya telah terlebih dahulu mencapai klimaks dan kini mereka sedang memasuki ronde berikutnya.
Katherine kini telentang mengangkang di atas tubuh Parjo yang menyentak-nyentakkan pinggulnya dari bawah.
“Ngghhh.. oohhh.. nngghh..!” Gadis itu melenguh nikmat.
Ia merasakan bagian bawahnya di selangkangan.. seperti dibelah dua oleh sebuah batang yang keras dan kokoh.
Ia ikut menggerakkan pinggulnya agar liang vaginanya makin teraduk-aduk oleh kekejalan batang penis pria itu.
Tubuh Katherine bergetar merasakan serbuan kenikmatan menyebar ke seluruh tubuhnya.
Terlebih tangan pria itu terus saja meremasi payudaranya.. mulutnya juga mencupangi pundak dan lehernya.
Kemudian Parjo mendorong punggung gadis itu perlahan-lahan..
sehingga Katherine akhirnya dalam posisi menduduki penis itu dengan memunggunginya.
Mulailah ia menggoyangkan kembali pinggulnya naik-turun.. kadang juga berputar.
Wajahnya yang manis terlihat semakin menggairahkan dengan rona kemerahan..
matanya setengah terbuka dengan pandangan menerawang.
Tiba-tiba seseorang memegangi kepalanya..
Gozhi.. si tambun bermuka bopeng itu telah berdiri di hadapannya dengan dengan penis setengah menegang.
“Isep yah Non..” pintanya cengengesan.
Clops..! Tanpa menunggu jawaban Katherine.. ia sudah menjejali mulut gadis itu dengan penisnya.
Desahan Khaterine tersumbat.. ia sepertinya agak gelagapan menerima penis Gozhi yang masih berlumuran cairan..
bekas persetubuhan dengan Gracenya tadi.. namun tak lama kemudian ia sudah mulai bisa beradaptasi.
Katherine memainkan lalu menyapukan lidahnya pada penis itu dalam mulutnya disertai kuluman-kuluman nikmat.
Tubuh dan vaginanya tetap naik-turun di atas penis Parjo sambil tangannya meremasi payudaranya sendiri.
Sementara itu Grace terlihat sedang berpelukan dengan Parjo.. keduanya terlibat french kiss yang panas.
Lidah Parjo masuk ke mulut gadis itu.. dan menyapu langit-langit mulutnya sambil tangannya mengelusi tubuh mulus itu.
Grace pun tidak kalah agresif dalam hal ini.. lidahnya beradu dengan lidah kasap pria itu.. saling belit dan saling jilat..
Demikian serunya.. sampai nafas yang memburu terasa pada wajah masing-masing pasangan.
Di ambang klimaks.. Katherine memacu tubuhnya semakin cepat dan liar
hingga akhirnya ia melepaskan kulumannya terhadap penis Gozhi dan menjerit keras..
“Aughhh.. oohhh..!!” Ia merasakan seperti ada ledakan dahsyat dari dalam tubuhnya..
Cairan vaginanya berleleran ke mana-mana membasahi penis dan selangkangan Parjo.
Sungguh persetubuhan yang liar dan erotis.. empat orang.. dua gadis cantik dan dua pria sangar dalam satu ranjang..
berpadu dalam hasrat terliar manusia.
“Oogghhh..” Katherine tumbang kelelahan..
tulang-tulangnya serasa copot semua.. peluh telah membasahi tubuhnya dan nafasnya sudah putus-putus.
Kedua pria itu membiarkannya beristirahat dan mulai mengeroyok Grace.
Parjo menelentangkan tubuh gadis itu dan mengambil posisi di tengah kedua pahanya yang ia bentangkan lebar-lebar.
Penis yang masih tegang dan berlumuran cairan klimaks Katherine itu ditusukkannya ke vagina si gadis.
“Ugghh..!” Grace mengerang dan menggeliat saat benda itu melesak masuk ke liang vaginanya.
Sodokan demi sodokan menghantami liang vagina gadis itu..
sementara payudaranya yang ikut terguncang-guncang terus-menerus diremasi.. dicubiti dan dikenyot oleh Gozhi.
Dari payudara mulut pria itu terus naik hingga mulut mereka bertemu.
Desahan Grace terhambat sementara ketika mereka berciuman dan beradu lidah.
Sebentar kemudian pria tambun itu melepas ciuman dan berlutut di sebelah gadis itu.
Tangan kanannya meraih kepala gadis itu dan tangan kirinya memegang penis yang sudah menegang.
Grace membuka mulutnya.. seakan menyambut penis itu masuk ke dalamnya.
Ia mengerang tertahan dan memperkuat isapannya setiap Parjo menyodok dengan kuat.
Bila Parjo memutar-mutarkan penisnya seperti sedang mengaduk..
gadis itu pun melakukan hal yang sama dengan menjilat memutar kepala penis itu dengan lidahnya.
Irama persetubuhan mereka pun terjalin dengan indahnya.
Hingga satu saat.. Parjo frekuensi genjotan Parjo makin cepat sambil menceracau.
“Oooggghhh..!” Erangnya penuh kepuasan.. Crott.. crott.. crott.. spermanya segera mengisi rahim gadis itu.
“Mmhhh.. eeemmhh..!” Sebentar kemudian Grace pun mengerang tertahan akibat kepalanya masih dipegangi oleh Gozhi.
Tubuh gadis itu mengejang tak terkendali.. kedua kakinya memeluk pinggang pria itu..
seperti tidak rela pria itu mencabut penisnya yang menancap di vaginanya.
Parjo masih melanjutkan genjotannya.. meskipun kecepatannya makin menurun.
Hingga akhirnya orgasme gadis itu mulai surut dan jepitan kakinya mengendur.
Plepp..! Ia menarik lepas penisnya yang telah menyusut.
Begitu benda itu tercabut sperma yang bercampur dengan cairan kewanitaan gadis itu pun turut meleleh keluar.
Parjo merasa sangat puas walau persetubuhan hari ini sangat melelahkan.
Dalam hidupnya.. inilah persetubuhan terdahsyat yang pernah dialaminya.
Ia segera menjatuhkan diri di sebelah Katherine.. gadis itu yang tenaganya sudah mulai pulih memeluknya.
“Gimana Pak..? Bapak kuat sekali..” katanya sambil mengelus dada Pajo yang bidang.
“Puas banget Non, ini kerja lembur namanya, bisa-bisa besok Bapak ga kuat kerja nih..” tangannya mengelus rambut gadis itu.
“Aaarrgghh.. uuhhh keluar Non..!” Tiba-tiba terdengar lenguhan panjang di sebelah.
Gozhi telah mencapai orgasmenya dari hasil oral seks Grace. Dipeganginya kepala gadis itu sambil berejakulasi di dalam mulutnya.
Grace mengerang tertahan.. sepertinya dia kepayahan menerima cairan kental itu yang meluap di mulutnya..
sehingga sebagian menetes keluar di pinggir bibirnya.. walau ia telah berusaha keras mengisap dan menelannya.
Penis itu berangsur-angsur mengecil dalam mulutnya..
Grace menuntaskan jurus terakhirnya dengan menyedot kuat-kuat batang itu sekaligus menjilatinya.
Ketika benda itu ditarik keluar sudah tak ada sedikitpun sperma yang membekas di situ.
Gozhi pun ambruk dengan nafas tersenggal-senggal.
Ia masih sempat menyeka sperma yang meleleh di bibir gadis itu dan menyodorkan jarinya untuk dijilati.
“Bang.. malam ini, saya akan memakan Abang..” kata Grace setengah berbisik dekat telinga Gozhi.
“Ooh.. makan..? Boleh Non selama masih kuat.. makan aja sampai puas.. hehehe..”
Gozhi tertawa lemas sambil meremas payudara gadis itu.
Keempat tubuh telanjang bergelimpangan di ranjang itu.. mereka terlibat obrolan ringan dan nakal pasca persetubuhan..
sebelum Parjo akhirnya berdiri dan mematikan lampu plafon dan menyalakan dua lampu meja.
Setelah menarik selimut, mereka pun akhirnya tertidur kelelahan.
-----------------------------
11.40 pm
Mamat terbangun karena ada yang menarik selimutnya.. ia mengedip-ngedipkan mata setengah sadar..
hanya cahaya bulan yang masuk ke kamar itu melalu ventilasi memberi sedikit penerangan di sana.
Ia menggerakkan bola mata ke bawah.. benar saja selimut itu memang seperti ada yang menarik pelan-pelan dari bawah.
Bret..! Sebuah tarikan kuat menyentak selimut itu.. sehingga tidak lagi menutupi tubuhnya.
Ia melirik ke sebelah dan menemukan Arlene sudah tidak di sana lagi.
Mendadak ia merasa ada aura seram menyelubungi kamar itu.. yang membuat bulu kuduknya berdiri semua..
Terlebih lagi ia baru menyadari tubuhnya tidak bisa digerakkan seperti mati rasa.. demikian pula mulutnya terasa kelu..
sehingga hanya mampu mengap-mengap tanpa bersuara.
Ia memandang sekeliling untuk mencari gadis itu. Deg..! Wajah Mamat semakin pucat pasi..
ketika sebuah tangan muncul dari ujung ranjang sana memegang telapak kakinya..
dinginnya tangan berkulit pucat itu seakan merambat ke seluruh tubuhnya.
Kepala pemilik tangan itu mulai menyembul di ujung ranjang.. perlahan-lahan semakin mempercepat detak jantung pria itu.
Betapa ia ingin meloncat dan berteriak sekeras-kerasnya ketika melihat wajah seram itu.. pucat dengan kerut-kerut mengerikan..
Matanya yang merah menatapnya seolah menembus sampai tulang..
namun bagaimanapun ia tidak mampu menggerakkan tubuhnya selain lehernya.
Ia memejamkan mata sambil komat-kamit mengucapkan doa dan ayat-ayat suci yang diingatnya untuk mengusir setan.
Baru kali ini ia merasakan ketakutan terbesar dalam hidupnya.. sehingga mengucapkannya dengan sungguh-sungguh.
Tangan dingin itu pun melepaskan cengkramannya. Mamat masih terus berdoa dan komat-kamit berusaha keras agar suaranya keluar.
Berangsur-angsur ia mulai merasa lebih tenang dan perlahan-lahan membuka matanya..
keringat dingin sudah bercucuran seperti embun di dahi dan tubuhnya.
Di ujung ranjang.. sosok seram itu sudah tidak ada lagi.. ia lalu menengok ke kiri-kanan.. kosong..
Pandangannya kembali ke langit-langit dan berkonsentrasi memulihkan diri.
Kini ia mulai dapat bernafas lega, lengannya mulai bisa digerakan.
Ia memejamkan mata dan menghirup udara, lalu mengembuskannya.. lagi.. dan lagi.. sebanyak beberapakali.
Hatinya semakin tenang.. ia yakin doanya telah berhasil mengusir makhluk itu.
Kelopak matanya membuka.. matanya melotot kaget dan wajahnya kembali menunjukkan ketakutan yang amat sangat..
melihat makhluk itu telah berdiri di pinggir ranjang.. dan menatapnya dengan pandangan yang menusuk tajam.
“Waa..!!!” Belum sedetik suara itu meluncur keluar dari mulutnya.. makhluk itu dengan cepat menerkamnya..
sehingga ia tidak mampu bersuara lagi.
-----------------------------
11.44 pm
Amin terbangun karena seolah-olah mendengar suara jeritan.. rasa kantuk memang masih menguasainya..
namun di saat yang sama ia juga merasakan ingin buang air kecil.
Maka supaya dapat melanjutkan tidurnya dengan nyaman.. ia memutuskan untuk ke toilet sebentar.
Dilihatnya gadis bule itu masih tertidur dengan lelap dalam posisi tengkurap di sampingnya.
Perlahan-lahan disingkirkannya tangan gadis itu dari dadanya.. ditatapnya wajah manis itu sambil turun dari ranjang.
Hehe.. bener-bener bukan mimpi.. ini malem udah dua.. besok dua sisanya juga wajib dicicipin.. katanya dalam hati dengan girang.
Ia pun berjalan ke toilet.. setelah menyalakan lampu ia berdiri di depan kloset dan mengeluarkan kencingnya dengan lega.
Hhhss.. tambah dingin aja nih.. jadi beser melulu..! Cepetan balik ah biar bisa anget-angetan lagi..! katanya dalam hati.
Setelah menyiram.. Amin pun membalik badan bermaksud beranjak dari tempat itu.
“Loh.. Non Sam.. bapak ngebangunin yah..? Sori nih.. pengen kencing sih..”
sapanya melihat gadis bule itu tiba-tiba berjalan masuk ke kamar mandi.
“Bukan.. saya cuma ada masalah dengan tenggorokan saya, makanya bangun..”
kata Sam memegangi lehernya dengan wajah pucat seperti menahan sakit.
“Emang kenapa Non lehernya..? Coba sini saya liat..”
Amin menyingkirkan tangan gadis itu dan melihat ada goresan kecil meneteskan sedikit darah di lehernya.
“ini kenapa Non..? Tadi nggak gini kan..?” Amin menyeka darah itu dengan jarinya..
Namun betapa kagetnya melihat goresan itu malah membesar dan mengucurkan lebih banyak darah.
“Hah.. Non, apa.. apa ini..!?” Ia terperangah sambil mundur-mundur.
Matanya melotot.. seolah tidak percaya pada pandangannya melihat luka itu semakin melebar..
dan darah semakin bercucuran membasahi leher jenjang itu.
Yang lebih membuatnya ngeri.. adalah gadis itu malah tertawa.. seram.
Amin bergidik ketakutan.. bulu kuduknya berdiri semua. “Huuaaa..!!!”
Ia menjerit kaget melihat kepala itu akhirnya terlepas dari lehernya dan menggelinding di lantai kamar mandi.
“Tolong Pak, sambungkan leher saya..” ucap kepala itu sambil tersenyum mengerikan.
Amin menubruk tubuh tanpa kepala itu hingga terjatuh dan segera berlari ketakutan ke arah pintu..
Namun.. Blamm..!! Pintu itu menutup dengan sendirinya sebelum ia mencapainya.
“Buka..!! Buka.. tolong..!!” Jeritnya panik sambil memutar-mutar gagang pintu dan menggedor-gedornya.
Suara tawa yang mengerikan memenuhi kamar mandi membuat pria itu semakin ketakutan..
Kaki-kakinya gemetaran sampai tidak kuat untuk berdiri.
Ia menengok ke belakang melihat tubuh tanpa kepala itu sudah berdiri lagi dan meraih kepalanya di lantai.
Nyali Amin semakin ciut saja melihat pemandangan seram itu.. apalagi pintu itu tetap kokoh walau sudah didorong dan digedor.
“Ampun.. pergi..!! Jangan ganggu saya..!!” Amin meringkuk ketakutan di sudut.
Makhluk itu semakin mendekatinya sambil menenteng kepalanya..
darah mengalir deras dari lehernya yang terpotong membasahi tubuh dan lantai marmer di bawahnya.
“Wwhuuaaa..!!” Jerit pria itu sekeras-kerasnya.
-------------------------------
11.45 pm
“Uuuhh.. Non Katherine sini, Grace juga..!” Parjo mengigau dalam tidurnya..
Masih terbayang-bayang percintaannya yang panas dan liar dengan gadis-gadis itu tadi.
Ia berguling ke samping mengganti posisi tidurnya.. tangannya memeluk tubuh Katherine yang berbaring di sampingnya.
Namun ia merasa aneh kenapa yang dirasakan di telapak tangannya bukannya kulit yang halus..
malahan kasar dan agak becek.. di beberapa bagian malah seperti kulit kering.
Selain itu juga mulai tercium aroma tidak sedap, seperti bau daging hangus dan anyir darah.
Ia membuka sedikit matanya untuk melihat karena merasa tidurnya terusik.
“Hah..!?” Parjo menjerit kaget.. rasa kantuknya langsung hilang seketika..
ketika melihat makhluk bertubuh hitam terbakar dan berwajah rusak melepuh itu menatapnya dengan sorot mata menyeramkan.
Sontak ia pun tersentak dan jatuh dari ranjang, belum hilang kekagetannya melihat makhluk bertubuh hangus itu..
ia seperti shock melihat temannya.. Gozhi dalam kondisi sangat mengenaskan.
Perut tambun pria itu telah terbelah dan Grace yang berlutut di sebelahnya sedang mengorek-ngorek isi perutnya dan melahapnya.
Mata Gozhi masih terbelakak dan wajahnya masih memperlihatkan ketakutan yang amat sangat..
nampaknya ia mati di tengah teror mental yang sulit dilukiskan.
Tidak ada lagi Grace yang anggun dan memiliki innocent beauty.. yang ada hanyalah sesosok makhluk berwajah pucat dan rusak sebelah..
buas seperti binatang pemangsa.. dengan tangan dan mulut berlumuran darah.
Darah juga berceceran di ranjang empuk itu..
suasana kamar dengan hanya dua lampu meja yang menyala dan cahaya bulan dari jendela semakin membuat bulu kuduk berdiri.
“Setan.. se-setan..!” Ujar Parjo bergetar.. “P-pergi..!!” Makhluk bertubuh terbakar itu turun dari ranjang dan mulai mendekatinya.
Parjo gemetaran melihat wujud mengerikan dari makhluk itu.. Wajah yang melepuh.. daging yang nampak di beberapa bagian tubuh..
Bahkan kerangkanya menyembul keluar di sebagian rusuk dan tulang keringnya.
Inikah gadis yang barusan bercinta dengannya..? Rasanya sulit untuk dipercaya.
Saat itu terdengar suara jeritan dari kamar lainnya.. Parjo yakin temannya yang lain pun sedang mengalami hal serupa dengannya.
Ia berlari ke arah pintu dan menekan-nekan gagangnya namun tidak mau membuka.
“Jangan mendekat.. pergi.. pergi..!!”
Parjo merasa mual dan mau muntah melihat Grace melahap usus Gozhi yang ditarik keluar dari perutnya.
Ia menikmati mangsanya sambil menyeringai pada pria yang dirundung ketakutan itu.
Ia semakin cepat menekan-nekan gagang pintu dan menarik-nariknya.. apalagi Katherine juga semakin mendekatinya.
Ia mendorong makhluk bertubuh hangus itu dan menarik pintu itu sekuat tenaga.
Brak..!! Pintu pun terbuka.. dan Parjo agak terhuyung ke belakang oleh tenaganya sendiri.
“Tidak..!!” Jeritnya histeris.. melihat dua makhluk seram lainnya sudah berdiri di ambang pintu.
Yang satu berwajah pucat dan menyeramkan.. yang lain tidak berkepala.. dengan tubuh berlumuran darah..
tangannya menenteng kepalanya yang tersenyum mengerikan..
sementara tangan satunya menenteng kepala Amin yang tercerabut berikut tulang belakangnya.
“H-hhyyii.. jangan.. ampun.. jangan sakiti saya..!” Mohon Parjo yang tersungkur di lantai.
Ia tidak mampu berdiri lagi.. tenaganya seolah hilang akibat rasa takutnya.. apalagi melihat kepala Amin yang dilempar di hadapannya.
Matanya semakin melotot ngeri dan jantungnya semakin berdetak..
seiring langkah makhluk-makhluk seram itu mendekatinya.. sebelum akhirnya semuanya menjadi gelap baginya.
----------------------
Dua Hari Kemudian
Hilangnya empat pekerja bangunan yang sedang merenovasi villa itu cukup menggemparkan.
Daerah yang biasanya sepi dan tenang itu dipenuhi polisi dan warga sekitar yang ingin mengetahui kejadiannya.
Polisi sibuk menyisir daerah sekitar dan menanyai penduduk setempat namun tak menemukan petunjuk yang mengarah ke sana.
Mereka sempat mewawancarai penduduk lokal seorang pria berusia paruh 60an yang dulu pernah bekerja menjaga villa di seberangnya.
Dari ceritanya diketahui, bahwa empat tahun yang lalu putri tunggal pemilik villa tersebut tewas dalam kecelakaan lalulintas..
ketika dalam perjalanannya ke villa untuk berlibur.
Tiga temannya.. termasuk seorang warga negara asing.. yang dalam satu kendaraan juga turut menjadi korban..
ketika ‘panther’ yang mereka tumpangi menubruk sebuah truk yang dikemudikan sopir ugal-ugalan.
Keempat gadis itu tewas dalam kondisi mengenaskan..sementara si sopir truk hanya menderita luka-luka.
Hari kematian mereka adalah tepat dua hari yang lalu..
Dan sejak tragedi itu si pria tua mengaku beberapakali mengalami kejadian aneh di villa itu.
Mulai dari suara-suara tanpa wujud hingga penampakan sekilas putri si pemilik villa itu.
Kematian putri semata wayangnya.. membuat si pemilik villa yang juga pengusaha kaya sangat terpukul.
Ia menutup villa itu dan hendak menjualnya namun hingga kini belum laku.. sehingga villa itu mulai terlantar dan tidak terawat.
Cerita berbau mistis itu tentu saja tidak terlalu ditanggapi oleh polisi..
apalagi mereka tidak menemukan apapun yang aneh di dalam villa itu selain perabotan berdebu..
kolam renang kosong yang hanya menampung sedikit air hujan dan dedaunan rontok..
serta halaman belakang yang ditumbuhi rumput yang yang tak terurus.
Di kota sendiri berita itu tidak terlalu menjadi perhatian..
surat kabar hanya meliputnya dalam berita sampingan dan televisi hanya menayangkannya hanya sekitar dua-tiga menit.
Hanya majalah-majalah mistik murahan yang meliputnya agak heboh..
disertai judul yang bombastis dan pembahasan-pembahasan yang dilebih-lebihkan..
Seperti menjadi korban roh penunggu villalah.. melakukan perbuatan terlarang..
sehingga mengusik yang menunggu wilayah itulah.. roh penasaran pemilik villa mencari tumballah.. dll.
Polisi semakin frustasi karena tidak ada petunjuk apapun yang mengarah pada menghilangnya mereka..
Keempatnya bagaikan lenyap ditelan bumi.
Keluarga mereka semakin pesimis akan pencariannya..
hingga akhirnya memasrahkan kehilangan orang dekat mereka yang misterius itu dengan berat hati.
------------------------------
Setahun Setelah Peristiwa Itu
Senja pukul setengah tujuh.. nampak di lapangan basket yang termasuk salahsatu fasilitas di kompleks villa elit itu..
enam orang pemuda sedang bermain basket setengah lapangan.
Mereka berlari.. mengoper bola.. melompat dan memasukan bola dengan lincah.
Nampaknya mereka sudah bermain cukup lama karena tubuh mereka telah bermandikan keringat.
Seorang dari mereka sedang mendrible bola dan memutar-mutarkan di sekitar tubuhnya..
mencari celah untuk mengoperkan bola itu pada temannya.
Dalam satu kesempatan ia melempar bola itu.. namun terlalu kuat dan tidak tertangkap oleh temannya.
Bola itu pun terlempar jauh keluar lapangan hingga akhirnya jatuh menggelinding di tanah.
Saat itu dua orang gadis sedang melintas di pinggir lapangan..
salah seorang dari mereka yang berambut hitam panjang memungut bola itu.
“Oi.. thanks ya bolanya..” seorang dari mereka yang bermaksud mengambil bola mendekati kedua gadis itu..
“Lagi liburan juga nih kalian..?”
Pemuda itu memandang kagum pada gadis cantik yang berambut seperti model iklan shampo itu..
tubuhnya dibungkus oleh kaos U can see hitam dan celana pendek.
Gadis yang satunya yang memakai gaun terusan mini bermotif bunga.. juga tak kalah cantik.
Ia memiliki rambut kemerahan agak bergelombang. “Ya gitulah.. lagi jalan-jalan cari angin aja, biar ga suntuk di villa terus..” jawabnya.
“O ya.. sekalian kenalan dong. Saya Rio..” kata pemuda itu sambil mengulurkan tangan.
“Grace..” gadis itu balas menjabat tangannya dan tersenyum manis.
“Ini Arlene. Dia yang punya villa..” ia juga memperkenalkan temannya.
Melihat Rio malah ngobrol dan berkenalan dengan kedua gadis itu.. kelima temannya yang lain pun datang mendekati mereka.
“Nah.. ini temen-temen gua. Kita cowok enaman.. lagi liburan di sini..” kata Rio memperkenalkan teman-temannya satu per satu.
Setelah berkenalan mereka berbasa-basi sambil sesekali curi-curi kesempatan..
melihat dan menatapi bagian-bagian tubuh kedua gadis itu melalui pakaian mereka yang minim.
“Hhmm.. kalau gitu kebalik yah.. kita empatan cewek semua nih..” kata Arlene.
“O gitu, emang kalian villanya di mana siapa tau deket sama kita..?” Tanya salah seorang dari mereka yang berambut spike.
“Itu tuh yang warna putih dua tingkat itu..!” Jawabnya seraya menunjuk ke bangunan yang terletak agak tinggi di atas.
“Wah.. gak terlalu jauh ya. Kita agak ke sana belakang villa yang pagarnya tinggi itu tuh..” kata Rio yang adalah pemilik villa tersebut.
Kedua gadis itu nampaknya cukup supel dan mudah bergaul.. sehingga mereka mudah akrab.
Sebentar saja mereka sudah ngobrol dan tertawa-tawa seperti teman lama.
“Eehh.. iya nih, kita kan malem ini mau BBQ-an.. ntar kalian kalau mau dateng aja yah.
Kita cewek-cewek kaya’nya ga bakal sanggup ngabisin semua..” kata Grace.
“Wah.. kedengerannya boleh juga tuh, kalau bikinan cewek kayanya makanannya lebih enak..
kita dari kemaren beli di luar, waktu masak sendiri rasanya jadi gak karuan haha..” kata seorang dari mereka.
“Hhmm.. gini aja deh. Sekarang kita semua pulang mandi dulu.. terus main ke lu orang sana oke..?” Kata Rio.
“Ya udah.. kita tunggu yah. Itung-itung bagus juga ada cowok.. jadi nanti lu orang yang bantu beres-beresnya hehe..”
kata Arlene tertawa renyah.
“Oke beres.. siapa takut. Ntar kita main ke sana deh..” kata yang berkacamata.
Mereka pun akhirnya saling melambaikan tangan dan kembali ke tempat masing-masing.
“Wew.. mantap coy.. kita bakal bareng cewek malem ini. Cakep-cakep lagi..”
“Iya nih.. jadi ga batangan melulu hahaha..”
“Bisa party nih.. huehehe..” kata salah seorang dengan nada mesum..
“Enam lawan empat.. ada yang keroyokan dong..!”
“Party apa yeee.. lu mah Mupeng aja..” kata yang berambut spike itu sambil menepuk punggungnya.
Mereka berjalan pulang ke villa sambil tertawa-tawa dan bersenda gurau.
Mereka ingin cepat-cepat mandi segar dan bertemu gadis-gadis itu..
rasa senang bercampur sedikit bayangan Mupeng ala anak muda memenuhi pikiran mereka.
----------------------
“Gimana menurut lu yang kali ini..?” Tanya Arlene sambil berjalan.
“Hhhmm.. not bad. Yang jelas lebih keren en berkelas dibanding yang tahun lalu.. cuma kuli bangunan..” jawab Grace.
“Enam orang.. sepertinya bakal lebih seru dari tahun kemaren..”
“Tapi kaya’nya yang kali ini kalah perkasa dibanding mereka dulu.. but that’s all right.. lebih cakep sih hehe..”
“Kalau gua perhatiin.. si Rio itu keliatannya kesengsem sama lu deh.. daritadi ke lu terus ngobrolnya.. ngeliatin terus..
dari sorot matanya aja keliatan..” kata Arlene..
“Gua jadi inget waktu masih hidup dulu.. eks gua waktu SMA dulu juga mirip gitu..
kenalnya cuma di lapangan bulutangkis, waktu POR..” lanjutnya mengenang masa lalu.
“Hihihi.. sepertinya emang gitu.. Yah seengganya sampai dia liat yang gini..”
Grace menengokkan wajahnya yang pucat dan hancur sebelah ke temannya.
Keduanya pun tertawa cekikikan. (. ) ( .)
------------------------------------------------------------
End of Cerita 98 – Villa Upon the Hill..
Sampai jumpa di cerita 99 Rumput Tetangga 'nampak' Selalu Lebih Hijau..
Adios..