Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Kompilasi] Rumput Tetangga 'Nampak' Selalu Lebih Hijau.. (CoPasEdit dari Tetangga)

-------------------------------------------------ooOoo-------------------------------------------------

Cerita 198 – Skandal di Rumah Kayu

Bagian 4

"Mbak.. Mbak Midah..!?”
Hanifah terkejut mendapati kakak kandungnya berdiri di depan kamar..
Sementara dirinya masih telanjang bulat siap-siap ditindih mertuanya.

"A-pa.. Apa yang kalian lakukan..?” Tanya Midah lagi..
"Belum sempat ngapa-apain. Keburu kamu datang..!!” Madi menjawab dengan kesal.
Karena usahanya untuk menikmati menantunya itu lagi-lagi gagal karena kedatangan Hamidah.. kakak kandung menantunya.

"Mbak Midah kapan datang..?? Kenapa ga ketuk pintu..?”
Tanya Ifah sambil berusaha menutupi tubuh polosnya dengan sprei.

“Siapa bilang ga ketuk pintu..!? Lebih dari 10 menit mbak ketuk-ketuk ga ada jawaban.
Lalu mbak mendengar suara jeritan kamu..! Mbak kira kamu kenapa-apa.. lalu mbak masuk aja.
Eh.. ga taunya .. Ckckckc.. Mbak ga nyangka..!” Jawab Midah menggelengkan kepala.

"Maaf mbak.. Ifah ga denger..” jawab Ifah sambil berusaha menyingkirkan Mertuanya dari kangkangan kedua kakinya..
Sementara Madi dengan cueknya bergeser sambil bersandar di dinding tanpa berusaha menutupi ketelanjangannya..
Sedangkan batang penisnya tampak masih tegak mengacung.. seakan tidak terpengaruh kedatangan Hamidah di tempat itu.

"Mbak.. Ifah bisa jelasin semuanya nanti..!” Seru Ifah..
“Abah keluar dulu.. Biar Ifah jelasin sama mbak Midah..!” Seru Ifah lagi..
menyuruh mertuanya untuk membiarkan mereka bicara di kamar itu.

Dengan enggan Madi mengambil celana kolornya yang teronggok di atas daster Ifah..
tanpa memakainya terlebih dahulu dia berlalu keluar dari kamarnya itu..

Lalu Hanifah berbicara semua yang terjadi hari itu. Mulai dari kepergian suaminya..
sampai dengan saat-saat kakaknya memergoki mereka.. Hamidah hanya geleng-geleng kepala..

"Lalu Mbak Midah jauh-jauh dari Pleihari mau ngapain ke sini..?” Tanya Hanifah.
"Mbak mau berobat ke orang pintar.. katanya di daerah Riam adungan ada orang pintar..
yang bisa mengobati mas Ijam suami mbak..” terang Midah..

“Mbak mampir ke sini karena mau minta antar ke sana, mbak ga tau tempatnya..?” Jawab Midah lagi..
“Ohh.. mudah-mudahan abah tau tempatnya, terus bisa ngantarin mbak ke sana..” ucap Hanifah kasihan..
demi melihat kakak kandungnya kesusahan karena sudah setahun ini, mas Ijam suaminya..
hanya bisa tergolek di tempat tidur karena penyakit yang dideritanya..

“Mbak sudah makan..?? Biar Ifah siapin makan malam dulu..”
Tawar Ifah sambil mengambil dasternya dan memakainya kembali.

"Lebih baik kamu mandi dulu aja.. Badan kamu bau liur campur keringat gitu. Mana enak nanti masakannya..!”
Jawab Midah sambil bercanda yang dijawab dengan senyum tersipu dari Hanifah..

Malam itu, Hanifah.. Hamidah dan Abah Madi makan bersama, sambil ngobrol ngalor ngidul.
Meskipun masih dongkol.. tapi abah Madi menyantap makanan dengan lahapnya..
Pikiran mesumnya berputar terus berusaha menuntaskan derita birahinya yang belum tuntas..

"Abah tau desa Riam Adungan..?” Tanya Ifah.
“Tau aja. Abah dulu sering ke sana..” jawab Madi.

“Berarti abah tau rumahnya Datuk Bungul..?” Tanya Midah ikut nimbrung.
“Tau aja. Dia orang pintar yang terkenal. Banyak orang yang bertamu ke rumahnya untuk berobat..
Ada juga yang minta kekayaan. Jabatan. Banyaklah macamnya..” jawab Madi menjelaskan..

“Berarti abah bisa ngantar mbak Midah ke sana..?” Tanya Ifah berharap pertolongan dari mertuanya..
“Hemmmm.. Gimana ya.. Soalnya jauh juga lokasinya. Kalo cuaca bagus bisa setengah hari perjalanan menuju ke sana..
itu pun jalannya susah. Lewat kebun sawit.. hutan.. juga tambang-tambang liar..” Madi memberi penjelasan.

"Ga pa pa bah. Yang penting saya bisa ketemu sama Datuk Bungul itu..” jawab Midah.
“Nantilah abah pikir-pikir dulu. Abah mau merokok dulu di depan..” Jawab Madi..
sambil beranjak ke teras depan sambil menyalakan rokoknya..

"Tenang aja mbak.. Nanti Ifah omongin lagi sama abah..”
Hibur Ifah demi melihat wajah Midah yang terlihat sedih dan kecewa.

“Ifah mau cuci piring dulu.. Mbak Midah Istirahat aja dulu di kamar Ifah di depan..!”
Seru Ifah lagi sambil melangkah ke dapur membereskan piring-piring kotornya..

"Abah yakin ga mau ngantar Midah..?” Tanya Midah sambil berdiri di pintu depan rumah Madi.
Sementara Madi masih asyik mengisap Rokok murahan cap Gudang Djati..

Sesekali iya embuskan asapnya sambil matanya menerawang.
Mulutnya masih membisu tak menjawab pertanyaan Kakak kandung menantunya..

“Padahal Midah sudah siapin upahnya lho..!” Ucap Midah sedikit genit berusaha merayu Madi.
“Apa upahnya..?” Tanya Madi.. tapi matanya tetap menerawang jauh ke depan..
ke jalan raya yang mulai sepi karena waktu sudah menjelang malam..

"Midah tau abah tadi nanggung bareng Ifah..
Dan Midah bisa memberi abah lebih dari apa yang diberikan Ifah..” jawab Midah.

"Yang bener..?” Tanya Madi lagi sambil matanya mulai melihat ke arah Midah..
Dia perhatikan sosok Midah mulai dari kepala sampai ujung kakinya
Hemmm.. lumayan.. bisik hati Madi sambil tersenyum mesum.

Secara fisik Midah tak kalah dari adiknya. Kulit yang putih mulus.
Dihiasi oleh buah dada yang lumayan besar.. serta pinggang yang menggiurkan, walau sudah punya anak dua.

Tapi pesona kecantikannya tidak memudar, bahkan terlihat lebih matang.
Serta wajah Midah yang sendu dan Keibuan membuatnya lebih terlihat menggairahkan.

"Gimana bah. Tertarik..?” Tanya Midah..
“Besok pagi-pagi kita berangkat..” jawab Madi.
“Baiklah..!!” Seru Midah dengan gembira..
Karena harapan untuk bisa berobat demi kesembuhan suaminya mulai menemukan titik terang..

“Tapi abah jangan bilang-bilang sama Ifah masalah upah yang Midah tawarkan. Midah ga mau Ifah cemburu..!”
Seru Midah lagi sambil ngeloyor masuk ke kamar Ifah.. meninggalkan Madi sendiri dengan Imajinasi mesumnya..

"Gimana bah..? Abah bisa ngantar mbak Midah..?” Tanya Ifah..
begitu melihat Madi mendekat sambil menenteng handuk.

“Asal Ifah mau kasih abah upahnya.. Abah mau aja..” jawab Madi licik.
Padahal Midah sendiri sudah mau memberikan upah buat Madi.

"Hemmmm.. Upah apa yang abah minta dari Ifah..?” Tanya Ifah lagi.
Sementara Madi ngeloyor masuk kamar mandi seolah ogah-ogahan dengan permintaan menantunya..

Ifah yang penasaran langsung menghentikan kegiatannya.
Dia mengikuti Madi ke arah kamar mandi.. lalu melongokkan kepalanya ke dalam kamar mandi.

"Apa yang abah mau.. Ifah pasti kasih. Tapi tolong antar mbak Midah ke rumah Datuk Bungul.
Cuma Abah harapan Ifah dan Mbak Midah..” Ifah memelas..

Sementara Madi dengan cueknya mulai membuka celana kolornya..
Sehingga penisnya yang mulai sedikit layu, walau masih terlihat kegagahannya itu menampakkan diri di mata Ifah..

“Kalo abah mau tubuh Ifah.. Akan Ifah kasih semuanya dengan sukarela sesuka hati abah.. Ifah ikhlas..” tawar Ifah.
“Hemmm baiklah. Tapi jangan kasih tau kakakmu.
Abah ga mau dianya malah ga enak hati nanti..” jawab Madi menyanggupi permintaan Ifah..

Sementara batang penisnya yang tadi layu mulai tegak menantang karena diperhatikan oleh menantunya.
Melihat hal itu Ifah hanya tersenyum. “Hadiahnya nanti setelah semua urusan Mbak Midah selesai..
dan Mbak Midah sudah balik lagi ke Pleihari..” jawab Ifah sambil beranjak meninggalkan Madi yang tersenyum licik..

Ahhh.. Akhirnya aku bisa menikmati keduanya. Rejeki memang ga ke mana..!! Bisik hati Madi dengan gembira.
"Sabar, sabar.. butuh.. besok kamu akan menikmati nikmatnya 2 lubang kawin..”
Kata Madi sambil membelai batang penisnya yang semakin mengeras..

Dia melanjutkan mandi sambil bernyanyi riang..
"Bunga tanjung.. Bunga tanjung.. Kembang tak jadi.. Butuh kajung.. Butuh kajung.. Ga ada puki..”

Ifah dan Midah yang mendengar nyanyian Madi hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala..
------ooOoo------

Besoknya pagi-pagi sekali setelah sarapan nasi kuning dan lauknya telur itik masak habang..
Midah dan Madi langsung meluncur ke arah desa Riam adungan..

Dengan mengendarai sepeda motor Satria F150 –wooow– Madi dengan semangat memacu kendaraannya..
Midah yang dibonceng merapat ke tubuh Madi membuat buah dadanya yang lumayan besar ini..
berulangkali menggesek di punggung Madi.

Seolah sengaja atau malah ga peduli.. Madi terus memacu motor anaknya itu..
membelah rindangnya kebun sawit, kebun karet, Hutan akasia..
Tambang-tambang batubara baik yang legal ataupun Ilegal sudah tak terhitung lagi dilewatinya..

Kurang lebih 3 jam kemudian sampailah mereka di desa Riam Adungan..
Dan Madi mengantar Midah langsung ke rumah datuk Bungul..

Setelah cukup lama konsultasi.. malah mereka sempat makan bersama di rumah datuk bungul itu..
dengan menu Haruan Bebanam –ikan gabus bakar..– dan sambal terasi serta lalapannya..

Lalu Midah dan abah Madi pamitan untuk pulang dengan alasana takut kemalaman di jalan..
Padahal abah Madi sudah punya rencana lain..
untuk menikmati upah yang diberikan Midah tanpa ada gangguan dari siapapun..

“Kita kok berhenti di sini bah..?”
Tanya Midah keheranan karena Madi menghentikan motornya di tengah-tengah jalan..
“Ini kebun durian punya abah..” jawab Madi

“Kamu turun dari sepeda motor.. Ini kuncinya.. Tolong kamu buka gemboknya..!”
Perintah Madi sambil menyerahkan kunci ke Midah..
Segera Midah membuka kunci pagar yang tergembok itu..

Kebun durian Madi cukup luas lebih dari 2 hektar.. karena letaknya cukup jauh..
maka Madi hanya menanaminya dengan pohon durian..
serta pohon buah-buahan yang tidak perlu memerlukan perawatan rutin.
Kebun itu berpagar kawat duri se pinggang orang dewasa.. sehingga hewan liar seperti babi tidak akan bisa masuk..

Di tengah-tengah kebun ada gubuk sederhana.. tempat Madi biasa menginap kalo pas musim durian.
Berjaga agar pencuri tidak bisa masuk dan menjarah hasil kebunnya..

Sementara tidak terlalu jauh ke belakang gubuk itu ada aliran anak sungai..
dengan air cukup jernih mengalir membelah kebun itu..

Posisi gubuk itu pun letaknya tersembunyi dari jalan desa yang dilalui tadi..
sehingga orang akan mengira tidak ada orang yang mau tinggal.. apalagi menginap di kebun itu..
karena letaknya cukup jauh dari desa terdekat yaitu desa Lok Wihang.

"Kita kok berhenti di sini bah..?”
Tanya Midah ketika dia sudah bisa menyusul Madi dengan jalan kaki ke gubuk itu..
sementara Madi mulai sibuk menyalakan tungku api untuk memasak air..

“Urusan Midah kan sudah selesai.. Abah mau ambil upahnya di sini..” jawab Madi enteng..
Sementara Midah terkejut dengan jawaban Madi..

“Di sini bah..!? Di kebun ini..?” Tanya Midah lagi seolah tidak percaya..
"Iya.. Mau di mana lagi..? Kalo di rumah nanti si Ifah bisa tau..” jawab Madi sambil mulai merebus air.

“Kamu mandi aja dulu.. Di belakang ada anak sungai..” perintah Madi yang segera dituruti Midah.
Setelah mandi.. Midah mendekati Madi lagi.. “Abah mandi dulu..!!”
Perintah Midah ketika Madi mulai mendekati dan berusaha memeluknya..

"Hemmm baiklah. Kamu minum dulu kopinya. Biar ga ngantuk. Abah mau ngajak kamu begadang semalaman..!”
Perintah Madi sambil terkekeh mesum dan beranjak menuju sungai..

Matahari sudah tidak terlihat lagi.. ditutupi awan mendung yang menggantung..
seolah bersiap menjatuhkan persediaan air yang sekian lama disimpannya.

Sementara di gubuk itu dengan tergesa Madi menghabiskan kopinya.
Kemudian mengajak Midah untuk masuk ke ruangan dalam gubuknya itu.

Di dalam tersedia sebuah kasur kapuk yang masih cukup tebal dan layak pakai.
Madi kemudian menggelar kasur itu dan merebahkan diri di atasnya..

Sementara di luar.. Hujan mulai turun mulai dari gerimis..
dan perlahan mulai lebat menambah dingin suasana di kebun itu..

"Ayo penuhi janji kamu..!” Pinta Madi melihat Midah hanya berdiri mematung di depannya..
Sambil Madi membuka baju dan celananya tanpa sisa..
membuat batang penisnya yang mulai tegak itu terlihat jelas di mata Midah..

“Baiklah.. Midah ga akan ingkar janji.. cuma Midah mohon Abah jangan bilang-bilang sama Ifah..” jawab Midah..
“Kamu boleh percaya sama abah. Abah janji. Ini hanya rahasia kita berdua..” jawab Madi dengan tidak sabar.

“Ayo buka bajumu dan mendekatlah kemari..!” perintah Madi lagi dengan tidak sabar..
“Baiklah..!” Jawab Midah sambil tangannya bergerak melepaskan kancing baju lengan panjangnya..

Tangannya terus bergerak mengangkat bajunya.
Tak berhenti sampai di situ.. tangannya langsung bergerak ke bawah.. melepaskan celana panjangnya.
Hingga tersisa celana dalam berwarna putih polos dengan bra yang senada juga..

“Gimana tubuh Midah..?” Tanya Midah genit sambil melenggak-lenggokkan tubuhnya genit..
menggoda Madi yang sampai lupa berkedip.. Cegglukkk..!! Suara Madi menelan ludahnya.

"Bagus banget..!! Punya kamu lebih menggairahkan dibanding punya Ifah..” kagum Madi.
Sementara Midah yang dipuji seperti itu terlihat makin pede.
“Padahal Midah sudah punya anak 2 lho..!” Terang Midah sambil tetap berdiri menggoda Madi.

“Ayolah buka cawat sama behamu. Dan mendekatlah kemari..!!”
Perintah abah Madi tidak sabar dengan godaan yang dilancarkan Midah.

"Heheh.. Abah tidak sabar ya..?”
Jawab Midah sambil tersenyum kemudian tangannya melepaskan bra putihnya.
Lalu celana dalamnya pun menyusul dilepaskan.

Kini Midah berdiri polos di hadapan Madi..
yang melotot memandangi tubuh telanjang Midah yang berdiri di depannya.

Buah dada Midah ukurannya cukup besar. Tidak terlihat kendor walau sudah punya 2 anak..
dengan puting berwarna coklat seukuran jari kelingking, perut yang rata dan tidak berlemak..

Sementara daerah selangkangannya dihiasi oleh bulu-bulu yang walau terlihat lebih lebat tapi dicukur rapi..
sehingga terlihat lebih menarik. “Luuuaaarrr biasa..!!” Kagum Madi.

"Ayo kemarilah..!” Madi merentangkan tangannya mengajak Midah untuk masuk ke dalam pelukan birahinya.
“Abah mau nenen..?” Tanya Midah sambil memegang buah dadanya dan putingnya diarahkan ke mulut abah Madi.

Dengan sigap abah Madi membuka mulutnya..
kemudian langsung memasukkan puting susu itu ke dalam mulutnya dan langsung mengisapnya..

“Ahhhhhh.. Terus bah..!! Enaaakkk banget..!!” Desah Midah.
Posisinya yang menindih di atas tubuh Madi membuatnya leluasa membenamkan buah dadanya di wajah Madi.
Sementara tangannya tak tinggal diam.. mengocok batang penis Madi yang sudah tegak sempurna..

“Ahhhh.. ahhhhh.. ahhhh.. Enak banget bah.. terusss.. Isap terus bah..!!” Desah Midah keenakan menyemangati Madi.
Sementara tangannya tak berhenti bergerak di batang penis lelaki berumur setengah baya itu.

"Ahhh.. Kamu luar biasa..!!” Ujar Madi memuji Midah.
“Abah mau diisapin butuhnya..?” Tanya Midah.
“Nanti saja.. Abah masih betah ngemut puting kamu..” jawab Madi tak rela kehilangan puting yang nikmat itu.

"Iiihhh.. Abah genit..!!” Jawab Midah sambil memencet hidung Madi..
“Midah ga tahan.. Midah masukin ya bah..?” Tanya Midah..

Tanpa menunggu jawaban dari Madi, Midah menggeser posisinya.
Selangkangannya tepat berada di atas selangkangan Madi.

Demi melihat itu Madi tersenyum gembira.. “Kamu ternyata nakal juga..!” Ledek Madi..
“Biarin..!! Siapa lagi yang tahan putingnya dimainin terus..?” Jawab Midah sambil menjulurkan lidahnya..

“Ini butuh keras banget lagi..!! Besar dan panjang. Sangar, kaya preman..!”
Ujar Midah sambil tangannya bersiap mengarahkan kepala penis Madi ke arah lubang memeknya..

“Aggghhhhhhh.. Keras banget..!!”
Desah Midah lirih ketika kepala penis Madi mulai menyeruak membelah lubang memeknya..

"Arrrggggghhhhh.. Arrrgghhhhhh..!!” Midah tak henti-hentinya mendesah..
sambil terus berusaha membenamkan penis Madi ke lubang memeknya..

Sementara Madi hanya telentang pasrah melihat kebinalan Midah.
Kedua tangannya meremas buah dada Midah..
seakan memberinya semangat untuk terus berusaha melesakkan batang penisnya..

“Arrggghh.. Massuukk.. Seeemmuuuuuaaaa..!!” Jerit Midah ketika usaha kerasnya berhasil.
Sambil merem-melek Midah mendongakkan kepalanya..
menahan rasa yang mengganjal di dalam lubang memeknya.

“Ahhhh.. Nikmat banget Midah.. Kamu pinter banget..” Desah Madi memuji Midah.
Sementara batang penisnya tertancap dengan mantap di lubang memek Midah.

Madi merasakan batang penisnya seperti diremas-remas..
dan dijilati oleh ribuan lidah-lidah kecil di dalam lubang memek Midah.

“Ouggghhhh.. Enyakkkk.. Bangetttt baaahhhh..” desah Midah sambil tersenyum memandang Madi.
Kemudian matanya melihat ke bawah..
Dan ia kembali tersenyum setelah melihat batang penis Madi seolah menghilang ditelan lubang memeknya.

Yang terlihat kini hanyalah bulu-bulu hitam milik Madi yang seakan bersatu dengan miliknya.
Sehingga sulit membedakan mana bulu jembut Madi mana bulu jembut Midah.

"Ayo digoyang sayang..!” Perintah Madi melihat Midah cuma diam saja..
“Heheh.. Abah rasakan goyangan Midah..!!”

Jawab Midah sambil langsung menggerakkan pinggul dan pantatnya maju-mundur dan naik-turun..
Membuat penis Madi yang tertancap di dalam lubang memeknya seakan dipelintir dan diremas-remas.

"Ahhhh.. Aahhhhh.. ahhhhh..!!” Desah Midah.. ditingkahi bunyi kecipak becek..
yang terdengar dari lubang memeknya akibat beradunya alat kelamin mereka.

"Ougghhhh.. ouggghhh.. ougghhh.. Arrrggghhh..!!”
Midah terus mendesah dan sesekali menjerit merasakan nikmat di dalam lubang memeknya.

Sementara Madi terus menikmati goyangan Midah..
sambil tangannya tak berhenti mempermainkan buah dada Midah.

“Ayo terus sayang teruuuussss..!!” Celoteh Madi menyemangati.
“Iya bahh.. Ennaaakkk.. Midah ennnaaakkk.. Butuh abah enaaaakkkk..!!”
Jerit Midah sambil terus menggerakkan pinggul dan pantatnya menggoyang batang penis Madi..

"Arrrgggghhhh.. Midah keluaaarrrrrr..!!” Jerit Midah dan.. creeet.. creeettt.. creeeetttt..!
Terasa semburan hangat menyirami batang penis Madi..
Membuatnya merasakan kehangatan yang lebih lagi dari lubang memek Midah..

Sementara Midah langsung lemas terkulai menindih tubuh Madi.. badannya berkeringat..
Rambutnya acak-acakan.. menambah kesan seksi buat Madi dan melonjakkan gairahnya lebih tinggi lagi..

"Hehehehe.. Enak kan sayang..?”
Kekeh Madi bangga demi melihat Midah yang terkulai lemas tanpa tenaga merapat di atas tubuhnya..

Sementara batang penis Madi masih dengan gagahnya menancap di lubang memek Midah.
Merasakan denyutan-denyutan orgasme di dalam lubang yang semakin membecek itu..

"Enak banget bah.. Midah sudah setahun ga merasakan nikmat seperti tadi. Sejak mas Ijam sakit..”
Ungkap Midah.. sementara kepalanya masih terbenam di samping wajah Madi.

"O.. Pantesan.. Puki kamu sempit seperti perawan lagi..!” Puji Madi..
“Ahhh.. Abah muji Midah terus.. Midah kan jadi malu..” jawab Midah sambil berusaha menegakkan badannya..

“Mau lanjut lagi..?” Tawar Midah.
“Tapi Midah masih lemas.. abah di atas ya..?” Lanjut Midah lagi..

"Boleh..!” Jawab Madi sambil tangannya memeluk Midah..
Dia langsung membalik Midah seperti pegulat yang hendak merubuhkan lawannya..

Sementara batang penisnya tetap menancap dengan gagahnya di liang memek Midah.
"Ouwww..!!” Midah menjerit kaget karena hanya sekejap posisinya langsung berubah.

Dia telentang.. sementara Madi sudah berada di antara 2 kangkangan pahanya..
Tanpa ba bi bu lagi.. Madi langsung menggenjot Midah. "Ahhhhh.. ahhhhh.. ahhhhh..!!”

Kini suara desahan mereka terdengar bersahutan.. ditingkahi bunyi kecipakan yang terdengar semakin nyaring..
seolah berlomba dengan bunyi hujan yang semakin deras di luar sana..

"Abah.. abah.. Midah.. Midah.. Mau keluar lagiiiii..!!” Jerit Midah.. Tapi Madi seolah tak peduli..
Dia terus saja menggenjot Midah, membuat batang penisnya keluar-masuk memek Midah dengan lancarnya..

“Abah.. Jahat.. Abah.. Jahat.. Geliii.. Geliiiii..!!” Jerit Midah karena orgasmenya datang beruntun menyerangnya..
akibat dari genjotan Madi.. yang seolah tak kenal lelah terus membombardir memek Midah..

“Abah.. Udah duluuuu.. Geliiii..!” Jerit Midah..
sambil tangannya berusaha mendorong Madi supaya menghentikan genjotannya..

Madi tak mau kalah.. Dia menggenjot Midah lebih cepat dan lebih bersemangat..
Dia bangga walau usianya sudah di atas kepala 5..
tapi masih bisa melumpuhkan wanita istri orang lain yang usianya setengah darinya.

"Abah.. Udahan dulu.. Midah ga kuuuaatttt.. Geliiii..!!” Jerit Midah lagi.
Sementara Madi tambah ga peduli.. Dia terus menggenjot memek Midah tanpa henti.

“Abah.. Midah keluaaaaarrrrr.. lagiiii.. Ouggghhhhhhhhhh..!!” Jerit Midah dan.. crett.. cretttt.. creetttt..!
Semburan cairan orgasme dan lenguhan..
serta gelinjangan tubuh Midah seakan berlomba menjemput kenikmatan duniawi.

"Ouggghhhh.. Aggghhhh.. Berhenti dulu bah.. Midah lemes bangetttt..!” Ratap Midah.
Madi hanya terkekeh mesum dan bangga terlihat jelas dari raut mukanya..

"Enak kan sayang..?” Tanya Madi, dia menghentikan goyangannya.
Tubuhnya merapat di tubuh Midah..
bibirnya mencium mesra kening Midah seolah memberinya kehangatan.

“Iyaa bah enak bangetttt.. Midah belum pernah merasakan yang seperti itu..” jawab Midah jujur..
"Mau lanjut lagi..?” Tanya Madi..
“Bentar bah bentar..” Jawab Midah..
"Midah masih lemes.. abah cabut dulu butuh abah.. Puki Midah peggeeellll..” Pinta Midah..

“Baiklah.. Tapi nanti lanjut lagi ya..?” Pinta Madi yang tak rela kalo 'keenakan' ini harus berakhir..
tanpa dia menumpahkan semua stok spermanya yang sudah dari kemarin sore ditahannya..

“Iya bah.. Nanti Midah kasih lagi. Abah puasin deh nikmatin Midah..” Jawab Midah..
Sleppp..!! Madi dengan perlahan mencabut batang penisnya..

Dia lihat batang penis kehitamannya mengkilat basah,,
dan seperti dilapisi oleh selai putih hasil dari orgasme Midah tadi..

“Midah mau pipis.. Ga tahan daritadi..” ucap Midah sambil berusaha bangkit..
"Pipisnya di depan aja.. Kalo ke belakang hujan..” saran Madi..

"Ceboknya gimana bah..?” Tanya Midah..
“Pake air hujan aja.. ga pa-pa..” jawab Madi sambil berjalan mengikuti Midah keluar dari gubuk..

Berdua mereka bertelanjang di tengah kebun durian itu.. lalu.. Cuuuuuurrrrrrrr..!
Seperti air keran.. Midah mengeluarkan air kencing yang cukup banyak sambil berjongkok di depan gubuk itu.

Madi pun tak mau ketinggalan.. diapun kencing sambil berdiri di samping Midah.
“Sini Bah Midah bersihin butuhnya..!” Tawar Midah..
setelah dia selesai cebokan dengan air hujan yang mengalir dari atap rumbia gubuk itu.

Sambil sesekali menampung air hujan dengan tangannya..
dengan telaten Midah membersihkan batang penis Madi..
yang beberapa saat lalu sukses mengobrak-abrik liang memeknya..

“Nah sudah bersih..!!” Seru Midah..
“Ayo masuk lagi.. Di luar dingin..!” Ajak Madi sambil merangkul Midah..

"Gendong..!” Rengek Midah manja.. Madi hanya tertawa melihat kemanjaan Midah..
Dia membungkukkan badannya memudahkan Midah naik ke atas punggungnya..
Membuat tubuh bagian depan Midah menempel di punggung Madi..

Setelah sampai di dalam Madi merebahkan tubuh Midah di atas kasur kapuk itu.
"Mau lanjut lagi..?” Tanya Midah..
"Abah mau nyoba lewat belakang..?” Tawar Midah genit.

CONTIECROTT..!!
-------------------------------------------------ooOoo-------------------------------------------------
 
Terakhir diubah:
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
-------------------------------------------------ooOoo------------------------------------------------

Cerita 198 – Skandal di Rumah Kayu

Bagian 5

Midah lantas menunggingkan badannya
.. membuat pantatnya mengacung ke atas.
Ahh..!! Lubang kemaluannya terlihat menganga di antara celah pantatnya.

“Abah ga nyangka kamu nakal banget Midah..” ucap abah Madi sambil menelan liurnya.
“Tapi abah suka kan..!?” Jawab Midah genit.

“Suka banget..!!” Jawab Madi sambil menempatkan tubuhnya di antara 2 kaki Midah.
Tangannya membelai pantat Midah yang mulus dengan bentuk membulat.

“Ayo bah.. Masukin lagi.. Jangan dimainin aja..!” Rengek Midah.
“Kamu memang istri yang nakal..!!” Ledek Madi.

"Rasakan ini..!!” Ucap Madi sambil membenamkan wajahnya di antara pantat Midah.
Lidahnya melata merasai lubang memek Midah.
Menjilat ke sana kemari.. membuat Midah menggelinjang kegelian..

"Ahhhhhh.. ahhhhhh.. Geliii.. geliiiii.. Enaaakkkk..!!” Desah Midah sambil menggelinjang..
Menggoyangkan pantatnya ke sana-kemari menghindari jilatan lidah Madi yang semakin meraja..

Bukan hanya celah memeknya.. tapi lubang anus Midah juga menjadi sasaran..
kebuasan lidah lelaki setengah baya mertua dari adik kandungnya itu..

"Ahhhh.. terus bah.. terussss.. Ahhhhh..!” Erang Midah tak henti-hentinya.
Sementara dari dalam celah memeknya perlahan merembes cairan bening..
pertanda sudah siap menerima kehadiran penis Madi.

"Ayo bah.. Masukin lagi..!! Jangan dijilatin terusss.. Geliiiii..!!” Rengek Midah manja.
Sementara pantatnya terus bergoyang menghindari atau malah mengejar lidah Madi.

"Agggghhhhh.. Midah keluaaarrrrr..!!!” Jerit Midah sambil pantatnya didorong ke belakang..
membuat wajah Madi semakin terbenam di belahan pantatnya.

Ccreet.. creeettt.. creeeetttt..!!
Cairan hangat kembali menyembur dari celah memek Hamidah yang langsung diseruput oleh Madi.

"Ahhhh abah.. Hebat.. Midah sampe lemes gini..!” Seru Midah sambil menengok ke belakang.
Dia melihat Madi yang bersiap menusukkan kembali batang kejantanannya yang sudah mengeras sempurna.

“Ayo bah masukin. Silakan jangan malu-malu..!” Canda Midah. Clebb.. jlebb..!!
"Ahhhhh.. ahhhhh.. Enak banget.. Terus bah.. Yang dallaaammm..!!” Desah Midah menyemangati Madi..

"Iya sayang.. Pasti..!” Jawab Madi sambil langsung memaju-mundurkan pantatnya..
Membuat selangkangannya menumbuk pantat Midah yang semakin menungging ke belakang..

Sesekali Midah pun menggoyangkan pantatnya maju-mundur menyambut tumbukan selangkangan Madi.
Ceplok.. ceplok.. ceplok..!! Bunyi becek yang terdengar dari beradunya dua kelamin mereka.

Plok.. plok.. plokkk..!! Ditingkahi oleh bunyi tumbukan antara selangkangan Madi dan pantat Midah.
"Ahhhhh.. ahhhhh.. ahhhhh..!!” Desahan Midah bersahutan dengan erangan kenikmatan dari mulut Madi..

"Aghhhhh.. oughhhhh.. Puki kamu enak bangetttt..!!” Puji Madi sambil terus merojok memek Midah.
“Ahhhhh.. butuh abah juga ennnaaakkk bangetttt..!!” Jawab Midah.

"Ahhhhhhh.. abah.. Midah mau keluaaarrrrr..!!” Jerit Midah. Dan tanpa bisa ditahan lagi.. srrrr.. srrrr.. srrttt..!!
Muncratlah cairan orgasme Midah yang terasa hangat membasahi batang penis Madi..
yang masih tertancap mantab bagai tiang pancang di lubang memek Midah.

"Ahhhh.. cabut dulu bah..! Midah pegel..!” Pinta Midah yang langsung dituruti oleh Madi.
"Ayo bah masukin lagi..!” Pinta Midah setelah dia mengubah posisinya menjadi telentang..
dengan kakinya yang dikangkangkan lebar.

Kedua lututnya hampir menyentuh dadanya.. membuat lubang memek Midah terlihat menganga..
seolah menantang Madi untuk memasukkan batang penisnya kembali.

"Rasakan ini.. Istri nakal..!!” Seru Madi sambil mengarahkan batang penisnya..
Clebb.. jlebb..!! "Ahhhhh.. enakkkk bah..!!” Jerit Midah.

Madi langsung menggenjot Midah dengan kecepatan penuh.. clebb-clebb-crebb-clebb-crebb-crebb-crebb..!!
Sementara Midah mengimbanginya dengan menggoyangkan pinggulnya naik-turun dan memutar.
Menambah kenikmatan terlarang yang dirasakan oleh mereka berdua..

Selang 15 menitan denyutan-denyutan kenikmatan kembali dirasakan oleh Midah.
"Bahhhh.. Ayoooo.. Terus bahhhh.. Midah mau keluar lagiiiii..!!”
Erang Midah memberi semangat kepada Madi yang terus menggenjotnya..

"Iyaaa.. Sayang.. Kita keluar sama-sama..” jawab Madi.. dengan nafas makin ngos-ngosan.
"Iyaaa bahhhh..!! Ahhhhh.. ahhhhh..!!” Midah menggelinjang ke sana ke mari.
Sementara dari lubang memeknya menyembur cairan kenikmatan.

"Aargggggghhhhh..!!” Madi menggeram dan Croootttt.. croottttt.. croooottttt..!
Madi pun menumpahkan spermanya yang sekian lama disimpannya..

"Ahhhhh..!!” Desah Midah merasakan cairan hangat yang membasahi lubang memeknya.
Madi pun ambruk menindih tubuh Midah.Tubuh mereka sama-sama berkilat karena basah oleh keringat..

Sementara di luar Hujan bertambah deras membasahi bumi mengantarkan hawa dingin yang semakin menyelimuti..
Madi menggeser badannya ke samping.. membuat batang penisnya tercabut dari lubang memek Midah.

Plooop..! "Ahhhh..” Desah Midah perlahan.
Matanya tertutup rapat meresapi kenikmatan duniawi yang lama tidak dirasakannya.

Tubuhnya seolah lemah tanpa perlawanan ketika Madi memiringkan tubuhnya membelakangi tubuh Madi..
kemudian langsung dipeluk dari belakang.. seolah memberikan rasa cinta dan ketenangan pada diri Midah.

“Abah hebat banget. Midah sampe lemes..!” Gumam Midah dengan mata yang masih tertutup..
“Midah juga hebat..! Puki Midah nikmat banget. Hangat dan sempit. Seperti punya perawan..” Puji Madi.
Dia berharap Midah tersanjung dengan pujiannya itu..

“Enak mana sama punya Ifah..?” Tanya Midah..
“Enak punya kamu.. Soalnya abah belum merasakan punya Ifah. Keburu kamu datang..!”

Jawab Madi sambil tangannya bergerak meremas dan memilin buah dada Midah..
mencoba membangkitkan birahi Midah..

“Ohh.. jadi pas Midah datang itu abah belum sempat masukin..?” Tanya Midah ragu..
“Iya belum sempat masuk..!” Jawab Madi lagi..

“Memangnya kenapa.. kamu marah ya..?” Madi balik bertanya.
“Iya.. sebenarnya kemarin sore Midah kaget.. Midah marah sama abah juga.
Tapi setelah Ifah ceritakan semua ya Midah jadi maklum..” terang Midah.

“Maklum kenapa..?” Tanya Madi penuh selidik.
"Ya Midah maklum kalo Ifah terlena. Siapa coba yang tahan melihat butuh abah yang gagah itu..!” Terang Midah memuji..

“Oo.. gitu ya..!?” Jawab Madi sambil mengangguk.. Sementara tangannya bergerak ke bawah..
mengarahkan batang penisnya yang sudah tegak itu menelusup ke celah di antara pantat Midah..

Seolah punya mata kepala penis itu bergerak ke celah memek Midah.
Setelah dirasa pas lalu.. Bleesssekk..! Kepala penis Madi masuk kembali ke lubang memek Midah.

"Ahhhh.. Abah.. Yang tadi aja masih basah.. Belum sempet kering.. Kok sudah dimasukin lagi..?” Protes Midah..
“Habis enak sih..” jawab Madi sambil mengangkat satu kaki Midah ke atas..
membuat genjotannya menjadi makin mudah dan lancar..

"Ahhhhh..!” Kembali Midah mendesah penuh kenikmatan..
Mengiringi kenikmatan terlarang yang dikayuh bersama Madi mertua dari adik kandungnya..
-----ooOoo-----

Sinar matahari pagi yang menembus di sela-sela papan dinding gubuk itu terasa menyilaukan mata Madi..
Membuatnya mau tidak mau terbangun dari tidurnya. Tangannya bergerak meraba ke samping-sampingnya.

"Mana Midah..?” Gumamnya begitu dia menyadari Midah tidak ada di sampingnya.
Ingatannya perlahan kembali ke kejadian tadi malam. “Istri yang nakal..!” Gumam Madi.

Dia lalu beranjak bangun dari rebahnya. Tubuhnya masih telanjang.
Batang penisnya seakan tak kenal lelah.. terlihat mengeras akibat reaksi pagi hari.

Tanpa mengenakan bajunya Madi beranjak keluar dari gubuknya.
"Midah.. Midah..!!” Setengah berteriak Madi memanggil..

"Iya bah.. Midah di belakang lagi mandi..!!” Jawab Midah.. Madi tersenyum mesum.
Fantasinya untuk bercinta di alam liar sebentar lagi akan terwujud.

“Ayo sini mandi bah..!! Airnya segar banget..!!” Seru Midah sambil memain-mainkan air..
membasahi tubuh mulusnya yang semakin terlihat seksi di mata Madi.

"Ihhh.. Abah.. Butuhnya sudah bangun lagi..!!” Ledek Midah..
karena melihat batang penis Madi yang tegak mengeras seolah-olah menunjuk ke arah Midah.

“Heheh.. Habisnya kamu cantik banget..!” Puji Madi sambil dia ikut masuk ke sungai yang airnya jernih itu..
sampai dasar sungai yang berbatu itu terlihat dari permukaan.
Sungai itu memang tidak terlalu dalam hanya merendam sebatas pinggang orang dewasa..

Madi memeluk Midah dari belakang. Tangan kanannya meremas dan memilin buah dada Midah..
Sementara tangan kirinya bergerak ke bawah membelai selangkangan Midah..

Merabai bulu-bulu jembut Midah yang basah terendam air..
Serta dengan nakalnya Madi membelai celah memek Midah membuat Midah mendesah.

“Ahhhhh.. Tangan abah nakal bangetttt..” desah Midah..
tanpa berusaha menjauhkan tangan Madi dari daerah sensitifnya.

Midah malah menunggingkan pantatnya ke belakang.. seolah menantang Madi..
untuk segera memasukkan batang penisnya yang tegak sempurna itu ke dalam jepitan celah kemaluannya.

Dan tak menunggu lama.. Bleessepp..!! "Ahhhhhh.. Enaaakkkk bangettttt..!!” Desah Midah.
"Butuh abah.. Nikmat..” Desah Midah lagi sambil tersenyum genit menggoda.

"Iya.. Puki kamu juga enak.. Hangat..” Timpal Madi yang langsung memaju-mundurkan pantatnya..
mendesakkan selangkangannya bertumbukan dengan pantat Midah.

Seolah tak mau kalah.. Midah pun menggoyangkan pinggulnya..
membuat pantatnya bertumbukan dengan pantat Madi.

Riak air sungai yang tadinya mengalir dengan tenang menjadi berkecipak liar..
seolah ikut menikmati persetubuhan terlarang mereka.

Sekitar 15 menit mereka bergerak seperti itu tanpa mengubah posisinya.
"Ahhhh terus bah.. Midah keluar..!” Jerit Midah.
"Iyaaahhhh.. Abah juga keluar..!” Timpal Madi.

Lalu tubuh mereka terlihat mengejang hebat diiringi riak air yang semakin liar.
Lalu tenang kembali.. ketika Midah dan Madi sama-sama berhenti bergerak.

Mereka terdiam meresapi kenikmatan yang diraihnya. Ehmm..

CONTIECROTT..!!
-------------------------------------------------ooOoo------------------------------------------------
 
Bimabet
-------------------------------------------------ooOoo---------------------------------------------------

Cerita 198 – Skandal di Rumah Kayu

Bagian 6

"Salamualaikum..!”

"Waalaikumsalam..!” Jawab Ifah sambil membuka pintu depan rumah kayu itu.
"Eh Mbak Midah.. Abah.. Sudah pulang..!”
Senyum Ifah menyambut kedatangan kakak kandung dan mertuanya.

"Iya Fah.. Capek banget. Jauh banget tempatnya. Untung ada abah.. jadi bisa ketemu rumah Datuk Bungul itu..”
Terang Midah sambil duduk bersandar di karpet ruang tamu rumah abah Madi.

"Mbak Midah istirahat dulu aja. Biar Ifah siapin minum..” tawar Ifah sambil berlalu menuju dapur.
Sementara, Madi memarkirkan motornya di samping rumah itu.
Kemudian dia pergi ke belakang lewat pintu samping.

“Auwww..!” Pekik Ifah tertahan, ketika ada tangan yang langsung memeluknya dari belakang.
"Ingat janji kamu Ifah..!” Bisik Madi di telinga Ifah.

"Iya bah.. Ifah ingat. Nanti Ifah kasih semuanya setelah Mbak Midah pulang ke Pleihari..”
bisik Ifah pelan.. takut didengar oleh kakaknya.

“Hemmmm.. Bagus kalo gitu..” Gumam Madi sambil tangannya naik membelai buah dada menantunya.
“Ahhh.. Sabar bah..! Ifah ga akan ke mana-mana. Ifah buat abah..” desah Ifah.

“Kapan suami mu pulang..?” Tanya Madi lagi sambil tubuh bagian depannya memepet tubuh belakang Ifah..
membuat batang penisnya yang sudah mengeras itu menempel di pantat Ifah.

“Sekitar 13 hari lagi bah..” jawab Ifah sambil mendesah dan menggelinjang kegelian.
“Hehehe.. berarti selama 13 hari ke depan kamu jadi istri abah..”
Kekeh Madi sambil berlalu meninggalkan menantunya itu.
----------ooOoo----------

"Kalo gitu mbak pulang ya..!” Pamit Midah..
"Iya mbak hati-hati di jalan ya..!” Jawab Ifah..

"Sampaikan terimakasih mbak buat abah ya. Kalo ga ada abah.. Mbak ga tau harus minta antar siapa ke sana..”
ucap Midah sambil melangkah keluar dari rumah kayu itu..
lalu mencegat angkutan umum L300 yang di daerah ini biasa disebut ‘taksi’.

Sepeninggal Midah.. Ifah masuk kembali ke dalam rumahnya.
Abah ke mana ya..? Gumam Ifah bertanya dalam hati.

Karena terakhir bertemu waktu di dapur 2 jam yang lalu.
Waktu mertuanya itu mengingatkan akan janji Ifah sebelum abah Madi mengantar kakak kandungnya.

Ahh.. Mungkin di kebun belakang.. bisik hati Ifah lagi.
Lalu dia melanjutkan aktifitasnya memasak dan mencuci peralatan dapur yang kotor.

"Midah sudah pulang..?” Tanya abah Madi mengagetkan Ifah.
"Eehh.. I-iya bah. Baru aja..! Katanya takut kesorean.. jadi ga sempat nunggu abah tadi.
Cuma mbak Midah nyampaikan terimakasih sama abah..” terang Midah.

"Ahh.. Ga pa-pa.. Itu sudah kewajiban abah buat menolong orang lain..” jawab abah Madi klise.
"Heheh.. apalagi kalo adiknya menjanjikan abah upah..!” Ujar Madi terkekeh mesum.
Sementara Ifah hanya tersenyum dan pipinya yang putih pun merona merah..

"Udah sore bah.. Abah mandi dulu. Habis itu gantian Ifah juga mau mandi..” ujar Ifah.
"Kenapa kita ga mandi sama-sama aja sayang..?”
Ujar Madi sambil mendekati Ifah dan memeluknya dari belakang.

"Ahhhh.. Abaaahhh..!” Desah Ifah ketika tangan mertuanya memeluk tubuhnya dari belakang..
"Malu ahhh. Kaya anak kecil aja mandi bareng..” ujar Ifah lagi.

"Ga pa-pa sayang, biar lebih mesra..!” Jawab Madi sambil tetap memeluk Ifah dari belakang..
kemudian melangkah menuju pintu kamar mandi..

"Abah.. Ahhhh.. ihhhh maluuuu..! Masa’ udah gede masih mandi sama-sama..?”
Protes Ifah tanpa berusaha melawan tindakan mertuanya..

Di dalam kamar mandi itu segera saja Madi beraksi.
Dengan cekatan dia langsung membuka celana dan kaos singletnya.

Sehingga tubuhnya langsung telanjang..
sementara Ifah hanya diam saja.. tak tau apa yang harus dilakukannya.
Pipinya merona entah malu atau pun terangsang melihat mertuanya telanjang..

Sementara penis Madi yang sudah mulai mengeras terlihat mengangguk-angguk..
seolah mengajak Ifah untuk segera berbuat hal yang sama.

"Ayo sayang.. Abah bantu buka bajunya..!” Tawar Madi sambil tangannya dengan cekatan..
langsung memelorotkan baju terusan warna pink yang dipakai Ifah..

Tak ketinggalan jilbab putihnya juga. .sehingga rambut Ifah yang panjang sebahu itu langsung tergerai..
menambah kesan seksi pada tubuh Ifah yang sama-sama telanjang..

"Ahhh.. Abah.. Jangan ngelihatin Ifah terusss.. Ifah malu bah..! Tubuh Ifah jelek. Mana perut Ifahnya sudah buncit gini lagi..!”
Protes Ifah demi melihat mertuanya yang tak berkedip memandang tubuh polosnya.. sementara jakunnya naik-turun.

Gleekk.. gleekk..!! Beberapakali Madi menelan ludahnya..
"Kamu memang cantik Ifah..” Puji Madi sambil mendekat ke arah Ifah..

Wajahnya mendekati wajah Ifah.. Kemudian seolah sudah tau keinginan mereka masing-masing..
tanpa dikomando lagi bibir mereka saling mendekat dan langsung berpagutan mesra..

Melihat tanpa ada perlawanan dari menantunya itu..
membuat abah Madi semakin liar memainkan bibir dan lidahnya..

Lidah mereka saling mengisap menjilat dan saling bertukar ludah..
sehingga bunyi kecipakan dari mulut mereka pun terdengar nyaring.

"Ehhhhhmmm.. Abah.. Ahhh..” Ifah mendesah malu ketika bibir mereka terlepas..
Dari bibir mereka terlihat air liur yang menetes akibat pergulatan lidah mereka tadi..

Melihat kemanjaan Ifah, Madi menjadi semakin gemas..
Dia lalu merapatkan tubuhnya memeluk tubuh Ifah.. tapi karena terhalang perut buncit Ifah..
Madi memeluk Ifah sedikit bergeser ke samping.

"Sayangi Ifah.. Bah.. Anggap Ifah ini istri abah..” bisik Ifah di telinga Madi..
sementara wajahnya dibenamkan di bahu Madi yang kekar itu.
"Pasti sayang..” Jawab Madi sambil tangannya semakin erat memeluk menantunya itu..

"Auuuwww..!! Ahhhh.. Abah.. ihhh.. Tangannya nakal..!!” Jerit protes Ifah..
ketika tangan Madi yang tadinya memeluk hangat tubuhnya berpindah ke bawah..
kemudian meremas pantat Ifah yang terlihat menungging karena efek kehamilannya..

"Hehehe.. Habisnya pantatmu ini gemesin banget..!”
Jawab Madi sambil tangannya tak berhenti meremas pantat mulus menantunya itu..
"Abah.. geli ahhhh..” Protes Ifah lagi sambil berusaha menghindari tangan mertuanya..”

Kemudian Madi membalik Ifah.. sehingga posisi bagian depan tubuh Madi menempel ketat di belakang tubuh Ifah..
batang penisnya yang sudah mengeras sempurna itu terasa mengganjal di pantat Ifah..

"Abah.. Butuhnya sudah bangun ya..? Mau Ifah jilatin kaya kemarin..?” Tawar Ifah sambil mengerling genit..
"Mau..” Jawab Madi cepat.. "Tapi bukan sekarang.. Biar nanti lagi.. abah masih ingin mesra-mesraan sama Ifah..”

Jawab Madi sambil tangannya bergerak membelai buah dada besar dari menantunya itu..
tangannya dengan lihainya membelai..

Meremas dan memilin putingnya, membuat Ifah bergelinjang kegelian..
"Ahhhhh.. abaaahhhh.. Ahhhhh.. enaak kkk.. Bah..” Desah Ifah..

Sementara pantatnya semakin ditunggingkan ke belakang.. menekan batang penis Madi..
yang terganjal pantatnya.. serentak dengan itu tangan Madi pun bergerak ke bawah..
mengarahkan batang penisnya ke arah belahan pantat Ifah.. Sleeeppp..!!

Tanpa hambatan batang penis Madi menelusup di antara celah pantat Ifah..
Langsung menuju ke sasarannya, yaitu celah kewanitaan Ifah yang mulai membasah..

"Ahhhhhhh..!!” Desah Ifah merasakan daerah selangkangannya tergesek batang penis Madi..
"Enaaaak..!!” Gumam Ifah lagi.. Di pihak lain Madi memantapkan posisinya..

Tubuhnya ditegakkan.. sementara tangannya masih asyik dengan buah dada menantunya itu..
Tangannya bergerak lincah seperti tukang roti yang sedang mengolah adonan tepung..

"Ahhhhh.. Enaaaakkkkk bahhhh..!!” Desah Ifah tak henti-henti..
Dari mulutnya terus terdengar desahan dan gumaman lirih tanpa henti..
seolah menyemangati Madi yang terus berusaha menaburkan benih birahi di tubuh mulus menantunya itu..

Bagian bawah tubuh Madi yang tadinya diam tak bergerak dengan perlahan mulai digerakkan maju-mundur..
membuat batang penisnya bergesekan dengan celah kewanitaan Ifah..

Batang penis Madi yang mengeras itu berulangkali tanpa henti..
terus menggilas bibir bagian luar memek Ifah yang semakin membasah..

Diserang dari dua arah daerah sensitifnya itu.. membuat Hanifah semakin tak berdaya..
Nafsu birahinya semakin meraja menguasai akal sehatnya..

Tanpa diperintah.. Ifah memaju-mundurkan pantatnya.. menyambut selangkangan mertuanya..
yang masih dengan intensnya bergoyang maju-mundur menggesekkan batang penis..
yang sudah semakin mengeras itu ke celah bibir memek Ifah..

Membuatnya menjadi tampak basah berkilat..
tersiram oleh lendir pelumas yang semakin lama semakin banyak merembes keluar..
"Ayyooo.. Bah.. Masukin.. Ifah sudah siap..” Desah Ifah yang sudah mulai terpengaruh birahi..

Tangan Ifah yang bertumpu di pinggiran bak mandi guna menahan beban tubuhnya..
yang terus didesak mertuanya dari belakang pun diarahkan ke bawah..
memegang batang penis mertuanya yang sudah mengeras itu..

Lalu mengarahkan kepala penis mertuanya ke arah lubang memeknya yang sudah siap untuk dimasuki..
Sleeepp..! Kepala penis Madi pun terjepit di bibir memek Ifah..

Lalu Ifah melepaskan tangannya dan dengan perlahan memundurkan pantatnya..
berharap batang keras itu bisa langsung melesak masuk..
mengisi lubang memeknya yang sudah gatal ingin segera dimasuki.

"Ahhhhhh.. abahhh.. kok ditarik lagi..!?” Protes Ifah kecewa..
karena ketika tinggal sedikit lagi batang penis Madi bisa masuk ke liang memeknya..

Madi malah dengan sengaja memundurkan pantatnya..
membuat kepala penisnya yang tadi sudah dijepit bibir memek Ifah pun terlepas lagi..

"Abahhhh.. Ayo masukiiiinnnn..!” Perintah Ifah gemas..
sambil terus berusaha memundurkan pantatnya mengejar batang penis mertuanya..

"Hehehe.. Sabar sayang.. Abah masih mau main-main dulu dengan Ifah..”
Kekeh mesum penuh kemenangan dari Madi..

Lalu dia membalik tubuh Ifah.. kemudian mendorong tubuh menantunya itu..
sehingga tubuh Ifah terduduk di pinggiran bak mandi..

Tanpa membuang waktu bibir Madi langsung menyosor menciumi tubuh mulus Ifah..
Mulai dari wajah menantunya yang cantik itu, terus turun ke lehernya yang jenjang..

Lalu dengan kedua tangannya Madi mengangkat tangan Ifah ke atas..
dan langsung membenamkan wajahnya di ketiak menantunya itu yang putih dan licin tanpa bulu..

"Ahhhhhh.. geliiiiii.. hihihihi.. gelliii iiii..!!"
Ifah mendesah sesekali tertawa kegelian akibat bibir dan lidah Madi merajah ketiaknya..

"Ahhhh.. geliiiii.. enaaaakkkk.. bahhh.. terusss..sshh..” desah Ifah lagi ketika Madi memindahkan wajahnya..
guna merajah ketiak yang satunya lagi..
meninggalkan ketiak yang basah dengan bekas-bekas merah akibat kenakalan mulut Madi.

Puas dengan kedua ketiak Ifah.. Madi pun memindahkan area sasarannya..
Mulut dan lidahnya melata di sekujur tubuh mulus Ifah..
mulai dari samping-samping kemudian ke tengah ke area buah dada Ifah..

Cukup lama Madi bermain di situ. Lidahnya menjilat.. mengisap.. memilin serta menggigit gemas..
buah dada menantunya meninggalkan bekas-bekas merah di sana sini..
"Ahhhhh.. abahhhhh.. Enak bangettttt..!!" Desah Ifah..

Madi seakan tak peduli.. lidahnya terus menyusuri tubuh putih mulus menantunya..
Dari buah dada lalu turun ke perut buncit Hanifah yang sedang hamil 5 bulan itu..
menambah kesan seksi di mata Madi..

Lidahnya terus melata.. membasahi tubuh Ifah dengan jilatan.. kecupan..
Bahkan gigitan-gigitan yang meninggalkan basah serta noda merah..

Seakan punya mata Lidah Madi menyusuri bagian bawah tubuh Ifah sebelah kiri..
Dia menciumi paha Ifah terus turun ke lutut.. lalu jari-jari kaki Ifah pun tak luput dari jarahan bibir dan lidahnya.

"Ahhhhh.. uhhhhhh.. abahhhhh udah.. udahhhh.. Geliiiiiii..” Ifah menjerit sambil menggelinjang..
berusaha melepaskan jari kakinya yang sedang dikulum dan dijilati oleh Madi..

Tapi Madi lebih siap.. tangannya dengan sigap menahan kaki Ifah.. sehingga Ifah tak bisa melepaskan kakinya itu..
Puas dengan yang sebelah kiri.. mulut Madi pun berpindah ke kaki sebelah kanan..

Dengan penuh penghayatan dia menjilati jari kaki Ifah satu per satu.. membuat Ifah semakin menjerit
"Aahhhhhh..!! Iihhhhhh.. gellliiiiii.. abah.. udah hhhh..!” Jerit lirih Ifah.. membuat Madi tambah semangat..
meneruskan belaian lidahnya naik ke atas ke daerah lutut.. kemudian paha Ifah.

Dengan kedua tangannya Madi mengangkangkan kedua paha Ifah yang masih terduduk di pinggiran bak mandi itu..
Kembali lidahnya melata.. merasai setiap milli dari paha putih mulus menantunya..
Yang kanan dan yang kiri mendapat porsi jilatan yang sama..

"Ahhhhh.. abahhhh.. Ifah ga tahan bahhh..” Desah Ifah semakin menjadi.
Akal sehatnya sudah tertutupi oleh nafsu birahi yang menuntut untuk segera dipenuhi..

Madi dengan penuh penghayatan terus menjilati paha Ifah. Naik semakin ke atas ke pangkal pahanya.
Lidahnya kemudian menjilati pinggiran selangkangan Ifah.. membuat Ifah semakin menggelinjang tak karuan..

Tanpa sadar Ifah mendesakkan daerah kemaluannya ke arah wajah mertuanya..
Tapi Madi seolah jual mahal kembali menghindar dan memilih untuk menjilati pangkal paha Ifah..

"Ahhhhh.. Abaaaahhhh..” Desah Ifah kecewa..
karena daerah kemaluannya yang sudah gatal itu seolah tak diperhatikan oleh Madi..

"Abahhhh.. Jilatin puki Ifah.. Gatal bahhhhh.." rengek Ifah..
"Hehehe.. gatal ya..?” Kekeh mesum Madi sambil terus menjilati paha bagian dalam Ifah..

"Iyaaaaa.. Gataaaallll bangeeeeettttt..” Rengek Ifah semakin menjadi..
Tanpa sadar tubuhnya mendesakkan selangkangannya ke wajah Madi.. berharap Madi sudi menjilati memeknya..
menuntaskan gatal birahi yang semakin tak kuasa ditanggungnya sendiri..

"Ayooooo bahhhhh.. jilatiiiiinnnn..”
Rengek Ifah tanpa sungkan ketika berhasil menjepit kepala Madi di antara pahanya..

Sementara wajah Madi tepat berhadapan dengan kemaluannya dan hanya berjarak tak lebih dari 5 senti..
"Jilattttiiiinnnn..!!” Jerit Ifah gemas karena Madi hanya diam mematung mengagumi memek menantunya itu..

"Ayooooo bahhhhh..” Perintah Ifah.. Dia semakin mendekatkan selangkangannya..
membuat wajah Madi terbenam di memeknya..

Terima ini menantu nakal..!! Gumam Madi dalam hati..
Bibirnya melumat bibir memek Hanifah.. terus dipagut dan dilumatnya membuat Hanifah menjerit nikmat..

"Ahhhhhh.. Enaaaakkkkk.. Ahhhhhh..!” Jerit Ifah.. pahanya semakin erat menjepit kepala mertuanya..
seakan tak rela kalo kepala mertuanya terlepas dan menjauh dari selangkangannya..

"Ehhhh.. hemmmmm.. enyakkkk.. guryiiihhhh..” Gumam Madi sambil terus melumat dan menjilati memek Ifah..
Lidahnya dijulurkan menelusuri setiap celah dan lekukan memek menantunya itu..
merasai dan menjilati setiap tetes cairan yang merembes keluar..

"Ahhhhh.. Enaaaakkkkk.. ahhhhh..” Desah Ifah sambil tangannya memegang kepala Madi..
menekannya semakin kuat ke selangkangannya..

Sementara Lidah Madi semakin bersemangat..
mencucup daging kecil yang menonjol keluar di antara 2 bibir memek Ifah..

"Iyaaaahhhh.. Iyaaaaahhhh.. ahhhhh.. Jilatin terussss.. Ahhhhh.. enaaaakkkk..!" jerit Ifah..
membuat Madi semakin bersemangat..

"Ahhhhhhh.. Ifah.. Keluuuuaaaarrrrrr..!” Jerit lirih Ifah.. dan Creeettt.. creeetttt.. creeetttt..!!
Cairan orgasme Hanifah muncrat membasahi mulut Madi yang langsung mengisap dan menjilatinya sampai habis..

"Aggggghh.. abah enak banget..” gumam Hanifah sambil terengah.. kakinya masih terlihat gemetaran..
matanya sayu memandang wajah mertuanya yang masih berada tak jauh dari selangkangannya..

Madi hanya memandang wajah menantunya itu, ekspresi kepuasan tergambar jelas di wajahnya..
karena melihat menantunya yang tengah hamil itu pasrah dalam ajakan birahinya..

"Iihhh.. Muka abah belepotan.. Jorok ihhh..” ujar Hanifah lagi sambil tersenyum geli..
karena melihat muka mertuanya yang belepotan selai putih campuran antara liur dan cairan kewanitaannya..

"Bersihin dong..!!" Perintah Madi sambil dia berdiri, wajahnya sejajar dengan wajah Hanifah.
"Bersihin pake apa bah..?” Tanya Hanifah sambil matanya mencari kain untuk membersihkan wajah mertuanya.

"Ifah jilatin dong..” Pinta Madi genit.
"Iihhh.. Jijik.. Masa Ifah jilatin bekas Ifah sendiri.. Abah ini suka aneh-aneh aja..” Ujar Ifah sambil bergidik..

"Ayolah sayang.. Ga pa-pa.. Jilatin aja..” Perintah Madi lagi wajahnya semakin didekatkan dengan wajah Hanifah.

CONTIECROTT..!!
-------------------------------------------------ooOoo----------------------------------------------
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd