Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Kompilasi] Rumput Tetangga 'Nampak' Selalu Lebih Hijau.. (CoPasEdit dari Tetangga)

------------------------------------------------------ooOoo-----------------------------------------------------

Cerita 195 – Tabir Cinta Dua Dunia [Part 2]

Aneh..!!
Ia sama sekali tidak melawan dan tidak bergerak. Merasa mendapat lampu hijau.. Samsul semakin merajalela.
Digigit-gigitnya pundak gadis cantik itu, gigitannya merayap dari bahu kiri.. pundak dan menjelajahi leher kiri.

Setelah itu Samsul mengeluarkan batang penisnya dan menempelkan pada rok mini putih di daerah bokong Via.
Dari belakang.. kedua tangan Samsul meraih dan meremas-remas tonjolan payudara Via.

“Aihhh.. koq basah sich..? Keringetan ya..? Eenak ya..? HAHH..!! Beuhhh..!!!”
Dari balik pundak Via.. Samsul memperhatikan telapak tangannya yang terasa basah.

Di bawah pancaran sinar lampu lima watt.. mata Samsul melotot memperhatikan cairan merah itu.
Bau amis bercampur busuk membuat Samsul mual. Perutnya seperti sedang dibolak-balik.

Embusan angin dingin membuat tengkuk Samsul merinding hebat. “Bweee..Beebb beee beeeebbb..”
Mata Samsul melotot lebar dan kemudian juling saat ‘sesuatu itu’ membalikkan tubuhnya.

‘Sesuatu itu menyerigai’ saat berhadapan muka dengannya.
Samsul termegap berusaha mengambil nafas.. tubuhnya seakan membatu sedingin air es di dalam kulkas.

Bulu kuduk dan bulu bulu di sekujur tubuh laki-laki itu mengacung ketakutan. Lidahnya serasa kelu.
Sulit untuk berbicara.. apalagi untuk berteriak.
Kedua kakinya pun serasa dipaku di atas tanah.. begitu berat sulit untuk digerakkan.

“Heewuhh.. heeewwuhh.. Hooohhh.. NGOHOH. BOHH..!! BOHHHH..“ Entah apa yang diucapkan oleh Samsul.
Tubuhnya yang tegap kini jatuh terkulai bagaikan selembar kertas.
Wajah yang biasanya garang kini pucat dalam mimik ketakutan.

Klepek-klepek-klepek.. Samsul jatuh pingsan tak sadarkan diri.. menahan kengerian yang luar biasa.
‘Burung’ miliknya terkulai lemas. Suara tawa mengikik terdengar menjauh dan akhirnya menghilang.
----------ooOoo----------

Keesokan Harinya.. Kontan saja terjadi kegemparan di kompleks perumahan mewah itu..
Saat seorang warga yang melintas menemukan Samsul pingsan..
dalam keadaan celana dalam yang melorot hingga sebatas lutut.

Diantara kerumunan warga.. terlihat Amir Smith yang sibuk bukan main.. teriak sana.. teriak sini.. lari sana lari sini.
Loncat sana loncat sini.. muter sana.. muter sini.. tunjuk depan.. tunjuk kanan.. tunjuk kiri..

Dan yang terakhir jari telunjuk Amir menunjuk ke belakang. “Awww..!!“
“Eitthhh.. maaf.. maaf Non Via.. maaf.. beribu-ribu maaf..”
Amir menarik jarinya dengan refleks.. tanpa sengaja Amir mencolek buah ranum di dada Via.

Wajah Via mulai merona merah.. baru pertamakali ini ada seorang laki-laki yang menyentuh buah dadanya.
Walaupun cuma sebatas ‘menoel’ buah segar miliknya.

Amir Smith kelabakan meminta maaf kepada si pemilik ‘buah’ yang tertunduk malu.
“Iya.. nggak apa-apa bang. Emmm.. ada apa sih rame-rame gitu..?”
“Itu non.. si Samsul pingsan sambil ngangkang. Itunya ke mana-mana..”

Amir buru-buru menyetop mulutnya yang dower. Ia tersadar lawan bicaranya adalah seorang gadis.
Tidak sepantasnya bibir dowernya berbicara sevulgar itu.
Entah kenapa Via tersenyum dikulum. Ia merasa tergelitik dengan kelakuan Amir Smith yang seadanya.

Si kurus dibantu warga menggotong tubuh Samsul. “Sull.. Sadar Sulll. Samsulll..!! Kenapa atuh kamu teh..?”
Amir menepuk nepuk pipi Samsul untuk menyadarkannya.

“AERRR. AERRRR..!! CEPETAN AERNYA MANA..!??” Amir berteriak-teriak keras meminta segelas air.
“Waaahhh Nak Amir sakti ya..? Bisa ilmu ya..? ‘Orang pintar’..?” Pak Rohman memberikan segelas air.

Ceglukk ceglukk Glukkkk..!! Pak Rohman menggaruk-garuk kepala yang tidak gatal..
Saat si dower Amir menyeruput air di dalam gelas hingga tak tersisa setetespun.

Jangankan segala macam ilmu.. berdoa saja Amir masih kalang kabut. Was.. wes.. wos nggak karuan.
Dengan berbagai cara akhirnya Samsul berhasil juga disadarkan, namun..!!

“Hahh..!?”
“Kwekk, Kwekkk, Webek, webekk, kwekkk kwekkk..”
Bibir Amir yang seksi mangap semakin lebar saat mendengar suara aneh dari mulut Samsul.

Mata Samsul kini juling.. dan mulutnya mengeluarkan suara seperti bebek.
Tangan kanan dan tangan kiri Samsul bergerak seperti seekor bebek yang berusaha terbang.
Wargapun saling berpandangan dengan penuh tanda tanya.
------ooOoo------

Di Kantor PerSatpam-an

“Pakk Saya butuh bantuan atuh pak.. masa’ saya sendirian..?”
“Iya sabar.. nanti saya aturkan. Tapi untuk sekarang ini saya masih kesulitan..”

“Aduh bapakkk.. please dong ahh. Please bapakk.. pleaseeee. Muachh, Luv U..!”
“Idih.. koq saya jadi merinding dengerin suara kamu yang terus merengek-rengek. Sudah..!!
Keluar sana..!! Nanti saya aturkan..!!”

Si dower mangap-mangap sambil melamun. Akhirnya setelah menghela nafas panjang..
Amir Smith memutuskan untuk berlapang dada seluas lapangan sepakbola.

Beberapa orang warga yang bersimpati mensupport Amir dengan seadanya.
Ada yang nyumbang beberapa kaleng pocari sweat.. cemilan.. coklat.. combro.. pisang goreng.

Dan yang paling menyentuh di hati Amir.. adalah selusin cappucino sachet.
Yang disumbangkan oleh seorang ibu tua yang pernah ditolong olehnya tempo hari.

JEDARRR..!! JEDERRR.. JEDERRRRR..!!! Hujan lebat disertai angin kencang dan geledek mewarnai malam itu.
Amir Smith berjaga dengan hati kebat-kebit. Samsul yang garang saja sampe kelenger.

Pasti ada sesuatu yang tidak beres di kompleks perumahan mewah ini
.
Otak Amir berputar keras, apa gerangan yang sanggup merobohkan Samsul..?

Lagi asik-asiknya mengisi TTS (baca: Teka Teki Seks) mengenai batang Samsul..
yang hampir saja terbang terlepas dari ‘sarangnya’ (baca: celana dalam)

“Bang..!” Dengan refleks Amir menengok ke arah suara merdu di sudut pos jaga.
Lha.. sejak kapan ada orang di situ..? Astaga..!! Cantik nian gadis di hadapannya.

Ee-eh.. entah kenapa koq Amir kesulitan bergerak saat gadis cantik itu menghampirinya.
Gadis itu mengenakan pakaian berwarna biru muda.. rok mini berwarna putih..
Tampak selaras dengan sepasang kakinya yang putih mulus.

Tunggu dulu..!! Bukankah ini si gadis tempo hari.. yang sempat membuat hati Amir berbunga-bunga.
Suaranya terdengar merdu.. teramat merdu malah. Bak buluh perindu.

“Bang Amir ya..?”
“I-iyah.. itu saya. Nona ini siapa ya..?”

“Saya Santi Bang..”
“Ee-ehh, nonnn, kurang sopan kalau begini..”

“Pssssstthh.. jangan berisik bang. Ini saya kembalikan jaketnya.. plus sedikit hadiah buat abang..”
Santi lalu duduk melintang di atas pangkuan Amir Smith.

Grrrtttt..!! Mau tidak mau batang di selangkangannya berontak..
saat buah pantat Santi yang empuk menghimpit benda pusaka di selangkangannya.

Apalagi saat dengan sengaja Santi mendesak-desakkan buah pantatnya.
“Ini.. ituhhh.. hnnnhhh.. nonnnhhh.. sudah nggaaak philek..? Oouhhh..”
“Udah enggak tuh. Sekarang sih Abang yang pilek..”

“Ah.. enggak koq. Saya enggak pilek non..”
“Di bawah yang pilek.. he hehe.. Santi betul kan, bang..?”

Glekk..! Amir menelan ludah saat Santi berbisik di telinganya.
Si dower tidak berani bernafas saat batang lidah Santi menyentuh daun telinganya.

Lidah gadis itu merayap menjilat dari rahang kanan Amir.. merambat ke dagu.
Kemudian dengan lembut lidah Santi menjilat bibir Amir yang tebal.

Amir tampak kikuk.. seumur hidup belum pernah satukalipun ia berciuman dengan seorang gadis.
Kini Santi melakukan apa yang lebih dari sekedar berciuman.

Santi mengusap-ngusap kepala Amir Smith.. ia berbisik mesra di telinga Amir Smith. “Isap lidahku bang..”
Amir membuka mulutnya. Lidah Santi masuk ke dalam mulutnya dan kini si dower mengisap-isap lidahnya.

Bibir tebal Amir menyambut kecupan-kecupan Santi. kecupan-kecupan yang lembut menggetarkan sukma.
Jilatan-jilatan batang lidah yang saling membelit dengan mesra dan kuluman-kuluman yang menggairahkan..
semakin menghanyutkan Amir dan Santi.

Gadis itu tertawa kecil kemudian bangkit dari pangkuan Amir..
Tak lama kemudian dengan senyum yang menggoda Santi mulai melepaskan pakaiannya.

“Hahhhhh..!? Ooooo indahnyaaaa.. ck ck ck, buset dah..!!”
Decak kagum terlolos dari bibir Amir Smith yang tebal.

Ketebalan bibirnya tidaklah sanggup untuk memenjarakan decak-decak kekaguman yang meluncur dengan spontan..
saat pakaian Santi terlepas dari tubuhnya.

Ia mengangkat kedua tangannya ke atas kepala..
kemudian tubuhnya yang putih mulus menggeliat indah seakan sedang menggoda laki-laki itu.

Santi tersenyum nakal. Ia membungkuk tangannya bergerak lembut melepaskan ikat pinggang Amir..
Juga menarik resletingnya dengan perlahan.. srettttt.. saat resleting Amir turun separuh, Santi menatapnya.

Ia tersenyum manis sambil mengedipkan mata kanannya. Santi tertawa merdu sambil melanjutkan aksinya..
Srettt.. ia menarik resleting si dower dan menarik celananya turun hingga terlepas dari kakinya.

Jari telunjuk Santi menekan-nekan bagian celana dalam yang menggembung.. ditekan dan terus ditekan..
sebelum akhirnya memelorotkan celana dalam itu terlepas dari kaki si pemiliknya.

Kini giliran Santi yang melotot. Penis Amir panjang dan besar, beda sekali dengan tubuhnya yang kurus tinggi.
“Pantesan badan Abang kurus, ternyata yang besar justru yang inii.. hi hi hi..”

“Ehh jangan pegang-pegang Nonn..!”
“Jangan panggil Non, panggil saja namaku Santi.. hi hi.. duh.. besarnyaaaa..!!”

Bibir Amir Smit meruncing saat telapak tangan Santi menggenggam batang miliknya.
Ia mengerang pelann merasakan kocokan-kocokan lembut yang memberinya kenikmatan yang luar biasa.

“Ouhhh, Sss-Santiiiii.. Ngahakk, NGGGUU-uuuhh..”
Terdengar suara lenguhan keras saat Santi mencium kepala penis Amir.

Ia mengangkat wajahnya. Ia tersenyum sambil memperhatikan ekspresi wajah Amir..
Sementara tangannya terus bergerak teratur..
Clopp.. clokk.. clokk.. mengocok-ngocok batang di selangkangan Amir Smith yang semakin mengeras.

Semakin kuat Santi mengocok batang itu.. semakin keras pula suara erang keenakan yang keluar..
dari bibir tebal si dower.. tambah ngos-ngosan seperti habis konser di hadapan jutaan penonton.

Mata Amir membeliak lebar saat lidah Santi terjulur keluar dan turun membelai buah zakarnya.
“Ouhhh, nikmattt, akhhaaaa, yeuhhhhh, Awww, enak Santhiii ouhhhh..!!”

Sssllllcckk ckk ckk cupphh cupphh ckkk..!! Mata si dower sampai teler menahan rasa nikmat.
Jilatan jilatan lidah dan juga kecupan-kecupan lembut membuatnya melayang ke awang-awang.

Getar-getar kenikmatan semakin terasa saat mulut Santi melumat buah zakarnya.
Berkali-kali Amir mengaduh keenakan. “S-sann, Santiii, owwwah.. Waduh mau diapain lagi titit saya teh..!?“

Santi meletakkan penis Amir di antara buah dadanya. Si dower makin keenakan..
saat batang penisnya terjepit di antara buah dada gadis itu yang hangat dan halus.

Telapak tangan Santi masing-masing bergerak teratur menekan-nekan sisi luar payudaranya..
agar sepasang payudaranya menghimpit dan memijat batang Amir.

Tanpa ampun.. Amir Smith mengerang keras.. ia merasakan nikmat dalam ketidak berdayaannya.
Sebentar Amir menatap wajah Santi yang cantik.. dan sebentar kemudian menatap payudara gadis itu..
yang putih membusung.. kedua kaki Amir kelojotan saat batang penisnya menjadi 'korban' kenakalan Santi.

Pada saat yang tepat.. Santi melepaskan penis Amir dari himpitan susunya..
Tangannya bergerak cepat mengocok-ngocok batang besar yang perkasa diselangkangan Amir Smith.

“WUAAAWWWW..!!” KECROTT.. CROTTTT..!! Santi tertawa lepas saat penis laki-laki itu muncrat..!!
Menyemburkan benih-benih kenikmatan.. lidahnya memburu lendir-lendir lengket berwarna putih keruh..
yang belepotan di paha dan perut dan penis Amir.

Santi terkekeh sambil memainkan penis Amir. Digoyang-goyangkannya ke kiri dan kanan.
Jantung Amir serasa copot saat mulut Santi ternganga semakin dekat memburu batang miliknya.

“UOHHHH, OUUUUUCHH..!!” Bibir si rocker menebal ke depan.. ajaib benar..!!
Kemutan-kemutan mulut Santi ternyata membuat batang besar miliknya kembali tegak di tempat.
Bahkan kini lebih perkasa dan lebih keras dari sebelumnya.

Lidah Amir terjulur-julur keluar saat Santi mengemut kuat ujung penisnya yang seperti permen loli.
Deru nafasnya memburu saat Santi naik kemudian menduduki batang miliknya.

“Aa-Da-dah, G-geli, NGAHAKK..!! UOOOOHH..”
Bluueessspphh..!! “Aahhh Bang Amirn.. Ouuchh.. besar amat sich bang..?”
Amir dan Santi kesulitan mengatur nafas mereka masing-masing.

Dengan gerakan yang gemulai Santi mengalungkan kedua tangannya ke leher Amir..
Dan.. jlebblebbss..!! Ia menekankan vaginanya ke bawah. "Nghhhhh aahhh..!!"

Tubuh keduanya mengerjat menahan kenikmatan saat selangkangan mereka saling mendesak.
Santi sengaja menjatuhkan punggungnya ke belakang.. dengan kedua tangan yang tetap berkalung..
dengan tujuan agar selangkangannya mendesak kuat selangkangan Amir.

Batang besar Amir Smith semakin dalam tenggelam ke dalam liang kenikmatan milik Santi.
Tanpa disadari.. tangan Amir mulai bergerak mengusap-ngusap paha Santi.

Kenikmatan telah mengaburkan akal sehatanya.
Yang ada di otaknya bukanlah pertanyaan tentang kejadian aneh apa yang sedang dialaminya saat ini.

Yang ada hanyalah keinginan untuk menikmati halusnya permukaan paha Santi yang jenjang..
Dan menyambut vagina gadis itu dengan menyentak-nyentakkan batang penisnya ke atas..
setiapkali Santi menurunkan dan mendesakkan vaginanya.

“Aahhh, ahhhh Bang Amirrrr..!! Crrrutt crutttt.. cruttt..!!
Tubuh Santi terlonjak menahan jebolnya benteng pertahanan.
Rasa nikmat menyerbu sedahsyat ribuan pasukan kenikmatan yang menggerayangi sekujur tubuhnya.

Amir menahan serangannya.. membiarkan Santi berenang dengan santai di lautan kenikmatan.
Santi tersenyum menggoda saat tangan Amir berkeliaran di paha.. pinggul dan mengusap-ngusap pinggangnya.

Butiran peluh yang meleleh menghiasi kemolekan tubuh Santi yang mengkilap indah di bawah sinaran cahaya lampu neon.

“Bang Amirr.. emmhh..ck cuppphh mmmpphhh..!!” Santi merintih saat Amir merengkuh tubuhnya
Bibir tebal Amir melumat bibir mungil Santi, setelah lama berciuman. Santi menarik bibirnya.

Amir mengecup-ngecup bibir Santi yang tengah termegap berusaha mengambil nafas..
kemudian kembali bibirnya dikulum dan dilumat olehnya.
“Eemmh emhh emhhh..!!” Cleppp.. cleppphh clepphhh..!!

Tusukan-tusukan penis diterima oleh belahan vagina Santi yang memar kemerahan.
Suara rengekan gadis itu yang terbekap di dalam bibir yang saling menyatu terdengar menggairahkan.
Bunyi decakan dan rintihan mewarnai persetubuhan yang semakin memanas.

Santi mengangkat wajahnya ke atas saat Amir menggeluti batang lehernya.
Cumbuan panas Amir merambat turun ke dada..
HIngga akhirnya bibir tebalnya mengisap kuat-kuat puncak payudara Santi hingga ia merintih keras.

“Aaaaa..!! Aahhhh, Bangg.. nnngggg..!!” Ccrrrrr crrrrr.. crrrrr..!!
“OOAAHHH.. Santiiii..!! Crttttt, Crottttt.. crrrtt..!!

Gerakan dan liukan erotis Santi mendadak berhenti.. tubuhnya yang mulus mengejang..
Demikian pula tubuh Amir Smith. Si dower memeluk tubuh Santi yang menggeliat lemah..

Butir-butir peluh mengucur di tubuh dua orang anak manusia berlainan jenis dan alam..
yang tengah terdampar lemas di pantai kenikmatan.

No Day Without sex. Begitulah hari-hari yang dijalani oleh Amir. Santi banyak mengajari Amir..
Mulai dari bertutur kata.. cara berjalan yang tegap dan gagah.. merawat diri.. bersikap.. dll, dsb,

Hari demi hari berlalu. Demikian juga dengan hari-hari Amir sebagai singgle fighter.
Segalanya berjalan lancar dan menyenangkan. Namun lama kelamaan ada rasa ingin tau..
Yang semakin menggunung di hati Amir.

Akhirnya.. seusai bercinta di malam itu ia mengutarakan keingin tahuannya:
“Say.. emmmh, saya ingin bertanya, tapi, jangan marah ya.. Pleaseeeeee.. please ya sayyyy, nyooottth muahhh..”
Amir merajuk seperti anak kecil sambil mengemut puting Santi yang meruncing dan mengecup puncak payudaranya.

“Iya deh.. Santi Janji nggak akan marah. Emangnya Bang Amir mau nanya apa sih..? Hi hi hi..
Iih.. abang.. bikin penasaran aja deh. Bilang bangg. Ayo bilang.. muachhh.. cupp cuppp muachhh.
Santi janji koq nggak akan marah..” berkali-kali Santi mengecup bibir Amir sambil bergelayut manja.

“Euhh.. anu.. sepertinya.. kamu bukan manusia ya, say..?” Amir bertanya menuntaskan rasa ingin taunya.
Santi menghela nafas panjang ia terlihat sedih kemudian mengangguk.

Amir membelai dan mengangkat wajah Santi. Santi menatapnya dengan tatapan memelas.
Dengan penuh kasih sayang Amir mengelus-ngelus rambut Santi.

“Sejujurnya sih.. kalau Bang Amir nggak keberatan Santi ingin minta tolong sama bang Amir..”
“Katakanlah say..”

“Entah kenapa Santi selalu berada di sini, semuanya samar-samar bagaikan tertutup oleh kabut yang tebal.
Santi tidak dapat mengingat apapun bang. Santi seperti terjebak di tempat ini..”
“Hoh..? Koq aneh..? Bagaimana bisa..?”

Akhirnya setelah mendengarkan cerita dan keluh kesah dari mulut sang kekasih..
Amir bertekad membantu Santi, Ia lari sana lari sini.. tanya sana.. tanya sini.. kerja kerasnya tak sia-sia.

Dari sumber yang terpercaya.. si dower mendapatkan alamat seorang dukun Sakti Mandra Guna.
Malamnya..
begitu Amir menyampaikan kabar gembira itu.. Santi melompat senang sambil bergelayut manja di lehernya.

Beberapa hari kemudian setelah Amir meminta izin di kantor perSatpaman.
Akhirnya Amir dan Santi mencari kediaman dukun sakti tiada tara itu, tempat yang jauh di pedalaman.
-----ooOoo-----

Kkrrikkk krikkk krikkkk..!! Amir Smith menoleh ke sana ke mari.. derik jangkrik.. suara kodok..
dan juga bunyi kresek-kresek membuatnya khawatir.

Tak dapat dipungkiri.. hati Amir ciut..
dan nyalinya menguap entah ke mana.. saat melayangkan pandangannya berkeliling.
Hanya cahaya senter sajalah yang membantunya berjalan menembus kegelapan malam di antara pohon-pohon besar.

Kresekkk.. kresekkkk.. kresekkk..!
Amir buru-buru menyorotkan lampu senternya ke arah bunyi berkresekan yang semakin mendekat.
Terdengarnya sih seperti bunyi orang yang melompat-lompat.

Dengan berbisik-bisik Amir memanggil-mangil Santi yang berjalan di depan.
“Santii, Santtttiiiiii..”
“Kenapa Bang..?”

“Kamu denger bunyi kresek-kresek ngak..??”
“Denger. Yang kaya orang lagi lompat itu kan, bang..??”

“Iya.. bunyi apaan tuh..??”
“Ooo.. itu cuma pocong koq Bang. Tuh.. di belakang Abang..”

Seiring jawaban Santi.. sesuatu melompat keras tepat di belakang tubuh Amir.
“HAAAHHH..!?? WHUAAAAAAWW.. !!“ Tanpa perlu melihat lagi ke belakang, Amir lari tunggang langgang.

Santi mangap melihat Amir Smith yang tiba-tiba dapat berlari sekencang angin
Gilee..!! cepet amat larinya..!! Begitulah mungkin pikiran Santi.

“Bangg..!! Bang Amirr..!! Mau ke mana, Bang..!! Awas bangg.. pohoonn..!! Aww..!!! Waduh..!?”
Santi menutup kedua matanya saat mendengar bunyi keras bergedebukan.

Dengan terburu Santi melayang menghampiri Arjunanya yang kini tergeletak. Ia panik menepuk-nepuk pipi Amir..
Santi berusaha menyadarkan Amir Smith yang sempat berfrench kiss dengan sebuah pohon besar.

Bibir tebal Amir keriting kaya supermie. Santi tertawa ngakak dan membantu sang kekasih untuk berdiri.
“Ha ha ha ha ha.. duh bibir Abang makin seksi deh ha ha ha ha..”
“Yeee, kebangetan..!! Sakit nihh..!! Malah diketawain, hadooww..!!”

“Abisnya abang sih.. masa' larinya kaya bebek, mulut duluan yang maju.
Mana nafsu amat ciumannya sama pohon ampe jontor.. ha ha ha ha ha ha..!!” Santi tertawa lepas terpingkal-pingkal.
Amir Smith makin manyun. Namun Satu kecup mesra Santi menghilangkan kemasaman dari wajahnya.

Dengan bersemangat Amir Smith mencari-cari jalan menuju ke tujuan.
Akhirnya dari kejauhan ia melihat kerlip cahaya lampu.
Dengan bersemangat ia menggandeng Santi menuju ke sebuah rumah kayu.

Baru saja Amir hendak menyapa. “MASUKK..!!”
“Hahh..!? Lah koq dah tau..?? Errr.. permisiiiiii.. puntennnnn.. spadaaaaaaa..!!”

Dengan sopan Amir Smith mendorong pintu rumah.. sambil mengirimkan salam persahabatan..
dan senyum dari bibirnya yang dower.. sekali lagi Amir mengangguk saat seorang bapak tua tersenyum ramah.

Untuk sesaat pak tua memperhatikan Santi.. kemudian mempersilakan dua sejoli berlainan alam itu untuk masuk.
Kemudian ikut duduk bersila di hadapannya yang juga sedang duduk bersila.

“Begini pakkk..” Amir berusaha untuk mulai menjelaskan duduk permasalahannya.
“Hhhhhhhh.. tampaknya gadis di sisimu bukanlah manusia..”

“Ooo.. itu sih saya sudah tau pak. Terimakasih atas petunjuk bapak. Sebenarnyaaa.. saya ..”
“Tampaknya kalian dua sudah melakukan sesuatu yang melanggar aturan langit dan bumi..
Sadarlah nak.. tidak sepantasnya hal seperti itu terjadi..”

“Yeeee,koq tau..!!? Bapak pernah ngintip saya 'begituan' sama Santi ya..!?”
“Abanggg..!!!” Kontan saja wajah Santi merona.
Amir meringis saat Santi menyikut pinggangnya.. sedangkan pak Tua hanya tertawa keras.

“Baiklah.. saya bersedia membantu kalian..“
“Hahhh..!? Aduh, bapakkkk.. terimakasih. Btw dari mana bapak tau kami membutuhkan pertolongan..?
Pokoknya two thumb up deh buat bapak, Luv U Pak tua..!!”

“Kau jujur sekali anak muda.. dan sifatmu polos. Aku suka itu..!! Ha ha ha..” Pak Tua tertawa senang.
“Nah.. siapa namamu gadis muda..?“ Pak Tua itu melanjutkan.

“Saya Santi pak..”
“Dan kau pemuda gagah..”
“Saya Amir Pak, salam kenalllll..!”

“Nah.. Santi peganglah tangan kiriku. Dan kau Anak muda..
Apakah kau ingin mengetahui apa yang pernah terjadi dengan kekasihmu ini..? Tapi aku ingatkan sebelumnya.
Apa yang pernah terjadi terhadap Santi adalah masa lalu.. dan kau tidak akan pernah dapat mengubahnya..”

Amir mengangguk.. lalu memegang tangan kanan Pak Tua.. dan tangannya yang satu lagi memegang tangan Santi.
Kemudian dengan spontan ia bertanya.. terlihat kebingungan melintas di wajahnya yang jauh dari tampan.

“Anu pakk.. ngapain kita saling berpegangan tangan begini.. kaya mau pacaran aja.. huhhhh..!!?“
Pak Tua tidak menjawab. Bibirnya berkomat kamit.. sukma ketiga orang itu seakan terbang tinggi ke atas langit.
Kemudian melewati lorong-lorong waktu dan kejadian.. menembus kabut misteri yang tebal.

Samar-samar Amir melihat terangnya cahaya, silau sekali..!! Amir memejamkan mata saat ia membuka mata..
kini hanya pak tualah yang bergandengan tangan dengannya. “Di mana ini pak tua..?”
“Kita berada di masa di mana Santi pernah hidup..”

“Ehh.. entu dia, SANTIIIIII..!!! SANTIII Oiiiiii..!!”
“Dia tidak dapat mendengarmu anak muda..”

Amir mendadak lesu. Bagaimana tidak.. Santi tersenyum manis kepada seorang pemuda tampan.. keren.. gagah.
Kemudian ia berlari kecil dan memeluk pemuda ganteng itu..

CONTIECROTT..!!
---------------------------------------------------------ooOoo-----------------------------------------------------
 
------------------------------------------------------ooOoo-----------------------------------------------------

Cerita 195 – Tabir Cinta Dua Dunia [Part 3]

”Iih leo nakal..”
keduanya bercanda tawa dengan mesra.
Seorang laki-laki dan wanita paruh baya memanggil-manggil Santi dan melambaikan tangannya.

Santi berteriak keras kegirangan menghampiri.. ”Maa, pahh.. kapan kalian pulang..?
Koq ngak ngabarin sihh..? Aku udah rindu banget tau, he he he..” ia memeluk ibundanya.
Tiba-tiba ada angin kencang.. waktu dan kejadian melaju kencang membawa pak Tua dan Amir.

Di malam hari.. seorang pria mencegat sebuah mobil. Posisi orang itu memunggungi Amir dan Pak Tua.
Hingga mereka kesulitan mengenali siapa orang itu. Wait.. sepertinya orang di dalam mobil itu adalah orangtua Santi.

Empat buah mobil mencegat dari depan.. kiri.. kanan dan belakang.
Beberapa orang berwajah sangar memecahkan kaca jendela.. dan menarik paksa kedua orangtua Santi keluar.

Dengan kejamnya pra lelaki berwajah sangar menyiksa dan kemudian menghabisi nyawa mereka.
Pak tua dan Amir kembali dibawa melangkah oleh sang waktu.. berjalan ke depan.. suasana pun berganti.

Seorang gadis cantik sedang menelepon seseorang dan membuat janji untuk bertemu di suatu tempat.
Tidak berapa lama Santi keluar dari rumah.. dan pergi ke sebuah vila yang mewah.

Ia bertemu dengan seorang laki-laki seusia almarhum ayahnya. Mereka berdua berbicara dengan serius.
“Om.. Santi tau siapa yang sudah membunuh orang tua Santi, tolong Santi om..?
Bantu Santi untuk membalaskan dendam papa dan mama..”

“Hah..!? Masa’..? Apa benar kamu sudah tau siapa saja yang terlibat dalam pembunuhan kedua orangtuamu..?
Ini tidak dapat dibiarkan. Apakah kamu mempunyai bukti-bukti yang kuat..?”

“Ada omm. Santi sudah menitipkannya kepada Leo..”
“Sudah dititipkan semuanya..?“
“Sudah om. Sudah semuanya..”

“Lalu siapa orang itu..?”
“Orang itu, Om Dimas. Dia ingin menguasai kekayaan orangtua Santi..!!”

Pada saat yang bersamaan pintu ruangan itu terbuka.
Santi pucat pasi saat om Dimas melongok dari pintu yang terbuka.

Ia mencoba untuk bersikap senormal mungkin, kemudian berbisik pelan.
“Ssssttt.. ati-ati om, itu om Dimas datang..”
“Tenang, ada om di sini. Kamu ngak usah khawatir..”

Om dimas tertawa kemudian berjabat tangan dengan Om Tony.
“Ooh.. Santi rupanya, apa kabar sayangg..?”
“Baik om..” Santi menjawab singkat.

Ingin rasanya ia menampar wajah mesum om Dimas yang sesekali melirik ke arah dadanya.
Om Dimas bangkit dan duduk di sebelah Santi.

Dengan kurang ajar ia menaruh telapak tangannya di lutut Santi dan Om Dimas mengelus bahu gadis cantik itu.
“Jangan kurang ajar Omm.. !!”
“Galak amat..!? Kalau kamu nurut, om janji tidak akan menyakiti kamu..”

“Menyakiti..!? Cuihh..! Maksudnya seperti apa yang telah om perbuat terhadap papa dan mama..? Bajingan..!!
Plakkkkkk..!! Santi tidak dapat membendung kemarahannya saat tangan om Dimas mengelus pahanya.

Telapak tangannya menampar wajah Om Dimas. Santi berseru kaget saat om Tony ikut menyerbu.
“Auhh..! Apa-apaan ini..? Ommm..!! Aawww..!!” Di suatu kesempatan Santi berhasil meloloskan diri.

Om Dimas dan Om Tony mengejar gadis itu. Seseorang muncul di depan pintu.
Santi berteriak meminta tolong kepada orang itu. Oh kekasihnya..!!

Cintanya pasti datang untuk menyelamatkan dirinya..!! LEO..!!
“Leooo.. Toloooonggggg.. Aduhhhhh, Leooo..!?” Ohhh..!! Apa yang terjadi..!?

Orang yang dicintainya malah mendorong tubuhnya ke belakang..
hingga Santi bisa tertangkap oleh Om Dimas dan Om Tony.

Tidak ada lagi senyum di wajah Leo. Tidak ada lagi senyum hangatnya..!!
Hanya serigai licik yang membuat Santi ketakutan dan bimbang.

Apakah benar orang yang berdiri di hadapannya ini adalah Leo sang kekasih..??
“Hai Leoo, bagaimana..?“
“Ini Omm, semuanya di sini..”

“Leoo, apa-apaan ini..!? Mengapa..?? Kamu..? Ohh Tidak..!! Leoooooooo, TOLOOOOONGGGG..!!
LEOO TOLOONGG AKUUUU.. LEOOOO TOLOOONGGG..!!!” Santi berteriak-teriak memanggil nama sang kekasih

Om Dimas memanggul tubuhnya yang meronta-ronta. Tangan Santi berusaha menggapai memohon pertolongan.
Ia masih sempat melihat Om Tony memberikan sebuah koper hitam besar dan ia berjabat tangan dengan Leo.

Santi menjerit keras memanggil-manggil nama kekasihnya.
Gadis itu semakin ketakutan saat Om Tony ikut bergabung. Sebuah pesta liar akan segera berlangsung.

“Anjing.. Oiii.. lu berdua, lepasin Santiii..! Pakk.. Ayo Pak kita tolongin..!!”
“Kita tidak dapat mengubah masa lalu nak. Semuanya telah terjadi..”

“Nggak peduliiii..!! Lepasin Saya Pak Tua, Lepasinn, SANTIII..!! EH.. BAJINGAN LU BERDUA..!!
KALAU BERANI LAWAN GUA NIHHH..!! LAWAN GUA, KEPARATTT..!! JANGANNNN SAKITI DIAAA..!!”

Amir Smith berontak.. berusaha melepaskan tangannya dari genggaman pak Tua.
Namun bagaimanapun kuatnya ia mengerahkan kemampuan.. pegangannya tidak dapat terlepas.

Amir dapat melihat dengan sejelas-jelasnya saat kedua lelaki separuh baya itu menyakiti Santi.
Menembus setiap lubang di tubuh moleknya dengan batang-batang penis mereka.

Amir menjerit.. mencaci.. memaki hingga tubuhnya yang kurus berkeringat.
Seluruh tenaganya terkuras untuk melepaskan diri dari genggaman pak Tua.

Akhirnya kekejaman itupun berakhir. Tubuh Santi terkulai tanpa daya..
Selemas tubuh Amir bersimpuh dengan pergelangan tangan yang terangkat ke atas.. dipegang kuat oleh Pak Tua.

Om Dimas dan Om Tony bangkit dan tersenyum puas.
Om Dimas membuka jendela. Ia berteriak keras memanggil-manggil dari balik jendela.

“WHUAAAWW..!! Apa-apaan ini..!? ANJING LU PADA.. BANGSATT..!! BANGSATTTTTT..!!
LEPASKAN DIAA, LEPASKANNNN.. ANJINGGGGG..!! BEDEBAH KALIANNN.. MAKHLUKK DURJANA, KEPARATTTTT..!!!”

Amir berteriak-teriak keras saat wajah-wajah sangar bermunculan dan berebut naik ke atas ranjang.
Tubuh Santi yang lemas menjadi ‘mainan’ yang mengasikkan bagi orang-orang itu.

Amir berontak dan menangis.. ia menutup matanya rapat-rapat..
Tidak sanggup lagi menyaksikan tubuh Santi yang terguncang hebat.

Amir menangis meraung-raung. Kabut tebal menggulung.. membawa mereka ke masa sekarang.
Santi tertunduk menatap lantai. Amir menangis dengan hati pedih. Pak Tua hanya menghela nafas panjang.

Ada air mata yang terselip di sudut matanya yang sudah keriput.
“HU HU HU HU.. keparattt..!! Bajingan mereka semua..!!” Amir memeluk Santi.

Bibir tebalnya tak pernah berhenti mencaci dan memaki. Sebuah tabir misteri membuatnya tersadar.
Betapa mengerikannya kejadian yang pernah dialami oleh Santi.

“Malang benar nasibmu nak. Ya sudah.. sekarang kalian berdua beristirahat.
Besok malam bapak akan mulai membantu kalian berdua..”

Malam itu Amir Smith memeluk tubuh Santi erat-erat, bukan karena nafsu.
Hanya cinta dan perasaan ingin melindungi gadis itu sajalah yang ada di hatinya.
------ooOoo------

Malam berganti siang.. dan kemudian sang waktu berlari menghampiri tengah malam.
Jam 12 malam teng. Amir.. Santi dan Pak Tua berdiri di bawah kerlip-kerlip bintang.

Pak tua mengeluarkan sebuah batu bertuah dan menjelaskan proses ritual kepada Amir.
“Aha ha ha ha.. itu mah gampang atuh pak tua. Tinggal jalan lurus dan basahi batu ini dengan air dari telaga itu.
Kecill.. sini batunya..!!” Amir ngakak terbahak.

“Jangan takabur anak muda. Ada rintangan di setiap langkah kakimu. Setiap langkah akan semakin berat..
Bahkan nyawa dapat menjadi taruhannya..”
Amir mengangguk. Santi menatap Amir dengan khawatir. “Jangan takut, saya pasti bisa.. !!”

Amir bersiap dan mulai mengambil langkah. Satu langkah.. dua langkah.. tidak ada yang terjadi.
Pada langkah yang keempat.. tiba-tiba ia merasakan sakit luar biasa. Ia menekuk wajahnya ke bawah.

“Aduh.. oww.. akhh..!!” Amir melangkah.. dan terus melangkah di atas duri tajam.
Pada langkah kelima.. ada sesuatu yang terbang.. berambut panjang dan berwajah mengerikan.

Amir terus maju dan maju.. pada langkah keenam puluhan makhluk seram menghalangi jalannya.
Nmaun ia terus berjalan dengan hati miris.
Entah berapa rintangan dan cobaan yang dihadapinya dan kini langkah terakhir.

Sesosok makhluk tinggi besar bercula muncul dari telaga. Bau busuk membuat Amir terbatuk-batuk.
“Huekk.. Uhukkk Huekk, uhuoookkk..!! Permisi.. uhukk.. minta dikit airnya yakk..?”

“Boleh.. tapi berikan dulu batang penismu..!!”
“Hahh..!?“ Amir menimbang-nimbang sesaat. Penis..? Waduh..!!!

“Baiklah. Ambil..!!” Amir memajukan selangkangannya.. dan CRASS..!! Ia melolong kesakitan.
Santi berteriak ngeri saat tangan makhluk besar itu membetot sesuatu di selangkangan Amir.

Tubuh kurusnya roboh seketika. Ia merayap dengan sengsara sambil berusaha menggapaikan tangannya..
untuk menciduk air telaga.. hingga akhirnya ia berhasil membasuhkannya pada batu bertuah.

Sebuah sinar yang keluar dari batu bertuah menyilaukan mata si dower dan ia pun jatuh pingsan.
Semuanya terasa gelap. Selanjutnya.. sayup-sayup Amir mendengar suara Santi.

Perlahan ia membuka matanya. “Banggg.. bang Amirrr, sadar bangg, sadar..”
“Euhh, heuuhhhh.. haduhhh, abis dah si otong.. ehhh !!” Amir meraba benda di selangkangannya..

Loh koqq masih ada..? Bukannya tadi udah lepas sampe ke biji-bijinya..?

Antara percaya dan tidak Amir mengintip ke balik sarung. Ia menoleh ke arah Santi yang tertawa kecil.
Kemudian menoleh ke arah pak Tua yang segera menjelaskan.

Amir mengangguk-angguk mendengarkan penjelasan dari pak Tua. Bahkan menurut pak tua..
Sebenarnya dahulu Santi sudah berhasil membalaskan dendamnya kepada Leo..
Om Dimas.. dan para lelaki berwajah sangar.

Namun ia gagal saat hendak membalas dendam kepada om Tony.
Karena Om Tony meminta bantuan dari orang pintar.. yang akhirnya membuat Santi menjadi lupa akan jati dirinya.

Dari orang pintar itu pulalah Om Tony memiliki sebuah cincin yang melindunginya dari aksi balas dendam Santi.
“Ngehe he he he.. ternyata yang tadi itu cuma khayalan doang ya, pak..??”

“Bukan khayalan nak.. semua yang kau alami adalah yang sesungguhnya.
Namun batu bertuah sudah mengubah kenyataan apa yang terjadi pada dirimu sebagai khayalan semata.
Kalau kau tidak sempat membasuh batu bertuah itu dengan air telaga sebelum jatuh pingsan..
maka semuanya akan menjadi kenyataan seutuhnya..”

“Jadi.. kalau begitu titit saya juga bisa ilang beneran..??”
Amir mendelik kemudian kembali jatuh pingsan saat pak tua mengangguk.

“Yah, Abang.. pingsan lagi deh..!!” @_@ Santi menggaruk-garuk kepala dan mengeluh.
Pak Tua tertawa lepas.

Akhirnya ketiga hari kemudian setelah Amir pulih, mereka berdua memohon diri pada pak tua.
Pak tua meremas batu bertuah hingga hancur seperti pasir halus dan meniupkannya ke tubuh Santi.

Sebelum mereka berlalu.. pak Tua mengingatkan agar Santi berhati-hati terhadap keampuhan cincin di tangan Om Tony.
Kalau bisa Pak Tua menganjurkan untuk merampas cincin itu.
------ooOoo------

Di kantor perSatpaman,

Amir menghadap atasannya di kantor. “Saya siap kembali bertugas pak..!!”
“Bagus..!! Bagusss..!! Nahh gitu.. harus semangat..!!”

Amir menoleh ke kiri dan kanan. Ia memakai baju tebal untuk menutupi tubuhnya yang langsing.. s
ehingga kelihatan agak gemuk. Juga sebuah topeng untuk menutupi wajahnya. Hanya matanya sajalah yang kelihatan.

Kemudian saat keadaan aman ia memanjat dan melompati pagar.
Bibirnya meruncing saat sebuah pintu yang terkunci menghalangi jalannya.

Santi tersenyum dan mengibaskan telapak tangannya ke arah pintu dan pintu itu pun terbuka.
Amir masuk dan menutup pintu dengan perlahan.

Ia mendengar suara di dalam sebuah kamar.. dengan sekali tendang Amir mendobrak masuk, BRAKKKK.. !!
“Awwwwww..!!”
“Wahhh..!? Alamakkk..!!”
Mata Amir melotot, Via yang baru mandi hanya berbalutkan selembar handuk.

Kini handuk itu terlepas jatuh ke atas lantai saat Via melihat sosok lain yang melayang di atas belakang Amir.
Begitu mengerikan..!!

Si jelita mengeluh pelan kemudian tubuhnya terkulai lemas.. pingsan dengan posisi kedua kaki sedikit mengangkang.
“Wowwww..!!!“ Kontan Amir berseru keras, ia menatap tak berkedip

“Aduhh..!!“ Ia baru tersadar saat sebuah cubitan mampir di pinggangnya.
“Ngeliatin apa sih bang..!?”
“Ehh.. enggakk.. enggakk.. liat apa apa koq..“

Santi mencibir ke arah Amir kemudian jari telunjuknya menunjuk ke atas ranjang.
Tubuh Via melayang dan jatuh perlahan di atas sebuah ranjang empuk.

Santi menarik tangan Amir yang sedang terpesona. “Sepertinya.. eumm.. kamar itu bukan kamar Om Tony.
Tapi.. ayo kita periksa lagi kamar yang tadi, mungkin ada petunjuknya..”

“Nihhh petunjuknya..!!” Santi menempelkan tinjunya di depan muka Amir.
“He he he, cemburu ya..?”
“Siapa yang cemburu..!!”

Amir buru-buru mengikuti Santi yang melayang. DUKK..!! “Aduhhhh..T_T”
Saking konsentrasi Amir ikut menembus dinding.. ia jatuh ke belakang dengan kepala benjut,

“Iih.. Abang norak..!! Masa’ mau ikut-ikutan nembus dinding..?” Santi buru-buru membantu Amir berdiri.
“Coba kalau abang kaya Santi, kan enak tuh bisa nembus nembus segala..”

“Emang Bang Amir pengen jadi seperti Santi..?”
“Iya.. Ehh enggak-enggak..!! Abang masih betah hidup say..!!”

Santi tersenyum, Amir mengikuti Santi dan berhenti di sebuah kamar.
Dengan hati-hati Amir membuka kamar itu, seorang laki-laki tengah tidur pulas di atas sebuah ranjang.

Dengan berjinjit-jinjit Amir mendekati laki-laki itu.. tangannya melepaskan sebuah cincin berwarna merah delima..
yang tidak pernah lepas dari jari laki-laki itu. Om Tony terbangun.

“Heii, siapa kamu..!? Kemarikan cincin itu..!”
“Eitt, nggak kena..!“ Amir mundur ke belakang, menghindari Om Tony yang hendak mengejar.

Ekor mata Om Tony menangkap sosok lain.. sosok yang membuat matanya mendelik..
Jantungnya berdetak cepat dan keras, ia gemetar menyebut sebuah nama.

“S-S-Santi.. S-Setannnn..!! Aaaaaa..!! Toloonggg..!!”
Om Tony berlari keluar kamar.. Amir mengejar dengan geram. Saat Amir menerkam, om Tony berkelit.

Si dower jatuh nyungsep menyusuri anak tangga. Bibirnya mencium lantai.
Ia mengeluh saat om Tony menginjak bokongnya.

Sebelum pingsan Amir sempat melihat sosok Santi berkelebat mengejar Om Tony.
Terdengar suara jeritan dan kain yang disobek..
Bekas-bekas cakaran membuat lukisan berdarah di sekujur tubuh bandot tua itu.

Aneh.. walaupun Om Tony menjerit.. tidak ada sedikitpun suaranya yang terdengar di telinga orang biasa.
Dinding kabut seakan menelan tubuh Om Tony.. dan membawanya ke suatu tempat.

Om Tony mengucapkan jampi-jampi yang diajarkan..
Untuk sesaat tubuh Santi seperti limbung dibalut dan diserang sebuah kekuatan maha dahsyat.

Namun perlahan butiran lembut batu bertuah bersinar melindungi tubuh Santi.
Om Tony tergagap.. ia mundur ketakutan sambil mengemis memohon ampunan.
“Ampuni Om Santi.. Om Khilaf.. Amphunnnn..”
“Hi hi hi hi hi hi, mau ke mana ommmmmmm..!?”

“Kasihani Via, S-Santi.. jika om tidak ada di sisinya.. siapa yang akan melindungi dia. Om mohonnnn ampuuuunnnnnn..”
“Ampun..? Hi hi hi hi.. ampun kenapa ommm..??”

“Om memang bersalah, pada orangtuamu.. juga kepadamu, tapi tolonggg.. ampunilah nyawa om.
Ampunnnnnn.. kasihani Via, kasihanilah anak omm.. yang sebatang kara kalau om tiada..
A-ampunnnnnn Santiii.. AMPUUNNN..!!”

“Hi hi hi, hi hi hi hi hi hi hi.. minta ampunlah di neraka, Bajingan..!!”
“ARRRRGG.. ARRRRRRR..!! AAAAAAGGGGHHHH..!!”
Om Tony menjerit saat kawat berduri menggulung meliliti tubuhnya yang menggeliat-geliat menahan rasa sakit.

Terdengar suara lolongan Om Tony saat ujung kawat berduri itu menembus liang anus dan lubang kencingnya.
Entah bagaimana caranya ujung kawat berduri itu terus membelah.. mencari jalan memenuhi perutnya yang buncit.

Suara mengikik terdengar semakin keras mengiringi lolong dan erang kesakitan Om Tony yang semakin lemah.
------ooOoo------

Bagaimanakan Nasib Amir Smith ??

“Euh, mmmhh, haduhh..” Amir mengedip-ngedipkan mata. Ia dibangunkan dengan cara yang paling enak.

Ada benda kenyal hangat yang mendesak-desak punggungnya.
Seseorang terus mendesah dan menolak. Eh.. tunggu dulu. Mendesah..? Menolak..?

Tubuh Amir terbalik dengan sendirinya.. wajahnya berhadapan dengan wajah seorang gadis cantik.
Buah dada gadis itu menempel erat di dadanya yang berdetak kencang.
OMG..!! Si jelita Via menindih tubuh si dower..!!

“Iihhh, aduh, nggak mau, ahh enggak.. ohh kenapa ini ??“
“Ehh Non Via..? Lagi ngapain..? Henthiikann.. aduhh enaknya.. Non Via lagi ngapain sih..?”

“N-nggak tau bangghh.. ohh.. tubuh dan tangan saya bergerak sendiri.. ihhh.. ihhh..”
“Bergerak sendiri..? Iihh.. jangan pegang-pegang atuh. Saya malu. Non Via jangan lakukan itu..
Aahhhhhhhh.. wedewwwww.. wawwww..”

Kepala Via merosot ke bawah.. kedua tangannya memegangi batang Amir yang mengeras..
Sedangkan lidahnya menjilat-jilat buah zakarnya.
Via terus mendesah dan menolak..

Amir bertahan mati-matian agar batangnya tidak berdiri. “Aadu-duh kenapa ini ihh..!?" Ssllckckk.. ckk.. ckk..!!
"Erghh.. jijikk.. ammmhh mmmhhhh.. nghaakkk mauu.. emmmhhh mhhhhh.. Cck ck ckk.. Auhhh bauuuu..!!”

“Nonn Viaaaaa.. jangannnnnn.. awww.. yeahhh.. busettt..!! Enak amatttt.. hhhh..!!”
Via mengeluhkan bau aneh yang tercium pada batang di selangkangan Amir.

Sementara Amir berseru keras keenakan.. tubuhnya kaku tidak dapat bergerak.
Berbeda dengan tubuh Via yang bebas bergerak walaupun ia tidak menginginkannya.

Via menjerit kecil saat batang Amir menegang dan mengetuk dahinya..
Batang yang panjang.. besar berisi.. kini tegak kokoh membuat Via terpana.

Tangannya bergerak mengusap-ngusap kepala penis Amir.. mulutnya naik ke atas kepala penis Amir.
Mulutnya mengemut-ngemut loli besar di selangkangan laki-laki itu.

“E-ehh.. Mm-mmmhh.. Nyoott Nyoott Mmmmmm.. sloph.. cloph.. sloph.. cllkk.. cllkk..!!”
“Oawww.. V-Viaa.. aduhhh akkkhh..!!” Amir merem melek menikmati sepongan Via.
Habis sudah batang Amir dijilat dan diemut oleh Via si jelita.

Via bertambah panik saat vaginanya naik dan 'mengelus-ngelus' di sepanjang batang penis Amir.
“Toloooooongg..!! Iihh geliiii.. ngak mau.. ahh aduhhh.. aduhhh.. uhhhh..”

“Ss-sudah Via.. abang mohon.. jangan diperkosaaaaa. Kasihanilah bang Amir ini.. ouh.. Ohhh Yearrrhh..!!”
“Via juga nggak sudi memperkosa bang Amir..!! Tapi i-ini.. ihh.. Via nggak bisa berhenti bang.. aduhhhh..
Aduhhh.. bagaimana ini..? Ahhhh.. ihhh geliii.. nikmatnyaaa aww.. hhhhh..!!”

Vagina Via yang mulai membecek menggesek-gesek batang penis Amir..
Kemudian menggesek dan mendesak, perut.. dada dan akhirnya naik ke atas wajah Amir.

Mata Amir memelototi kemolekan wilayah si jelita yang terintim.
Via mendesak-desakkan vaginanya ke wajah si dower..

Ia kini 'terpaksa' menarik nafas dan mengendus dalam-dalam aroma vagina Via.
“Hauff.. nyefffhh.. Oouhh.. wanginyaa, ufffhhh..”

“Bang jangan diendus-endus gitu. Akhhh..!! Via nggak mau bang. Aduh.. bang Amir..!! Jangan dilihat.. jangann..!!
Nggak mauu.. V-via malu.. ahh abanggg.. iihhh.. ihh..!!”

“Aduhhh.. ini.. itu.. koq deket banget ya..? Mana wangi lagi.. merangsang. Hhmaafffhhhh..!!”
Bibir vagina Via membekap mulut Amir..
Dan menawarkannya sejuta rasa yang pasti sulit untuk ditolak oleh laki-laki manapun.

Clrupp.. slrupp..!! Dengan rakus Amir mengunyah vagina si jelita yang sontak memekik-mekik keenakan.
Lelehan-lelehan peluh membuat gairah keduanya semakin meledak-ledak.

“E-eh.. aduh banggg.. gimana ini..!?“
“Hahh..!? Waduhhh..!!”

Keduanya berseru terkejut. Kini bibir vagina Via berhadapan dengan batang besar Amir..
Saling merangsek dan menyerang. Cleck.. clebb.. slebb.. slepp.. pyepp.. byepp.. crebb..

Tubuh Via mengerjat saat kepala penis Amir mulai menyusup memasuki liang sempitnya yang masih perawan.
“Banggg.. jangan dimasukin aduhh..” Via gelisah dan khawatir.

“Ngahahh.. memeknya jangan dith-dituh-runin..” Si Dower kebingungan.
“BANG AMIRRR..!!” Brrrttt.. Brrr brrrttt.. bruesssshhh.. ”OWWW..!!!”

“Owww Yessshhh ahhhhhhh, Viaaaaa.. nikmattttttt, ahhhh..!!” Jebbleesspp..!! Crebb.. crebb.. clebb.. clebb.. clebb..
Selanjutnya selangkangan Via bergerak turun naik di atas selangkangan Amir.

Bibir vaginanya terlipat keluar masuk.. saat batang besar Amir membelah-belah vaginanya.
“Uuhhh.. ampunn.. besar amattt..!! Aduh ngiluu.. aaa..!! Pelan bangg.. pelann..”

“Yang bergerak bukan bangg Amir.. engehh.. Via yang lagi ger-hak.. okhhh.. ohhh..”
Memang benar ucapan si Dower. Pinggul Via bergerak lincah dan bergoyang..

Sementara Amir menjadi korban keliaran Via. Dia hanya bisa terkejang-kejang keenakan.
Mata Amir nanar menatap buntalan susu Via yang melompat turun naik dengan indah.

“Nnnhhh.. ahhhh.. enakkkk..!!” Crrrett cretttt..crrreett..!! Nyutt.. kenyutt.. nyutt.. nyutt..!!
Amir merasakan batang kemaluannya diremas-remas dengan kuat oleh liang sempit milik Via.

Vagina Via terasa menghangat.. cairan kenikmatan si jelita mengguyur batang penis si bibir tebal.
Via bertatapan dengan Amir.. tubuhnya yang mulus menggeliut indah.. pinggulnya bergerak turun naik.
Serasi dengan geliutan tubuhnya yang molek. Berkali-kali Via mencapai puncak kenikmatan.

Batang besar Amir smith pun semakin lancar keluar masuk nikmati menggelususr di belahan vaginanya.
“Pofffhhh..!!”
Keduanya mendesah panjang.. seperti mengalami kekecewaan yang dalam saat kemaluan keduanya dipisahkan.

Via merintih saat lubang duburnya ingin ikut bermain.
Ia memejamkan matanya rapat-rapat saat batang besar Amir mendesak liang anusnya.

Bibirnya yang mungil ternganga oleh rasa sakit. “Aduhh bangg.. aduhh.. sakiii..ttt.. sakit banggg..!!”
“Oahhhhh.. adawwww.. ahhh.. Viaaaaa.. boolnya enakkkhhhhh..”

Via sibuk menahan rasa sakit yang menggigit.. sedangkan Amir sibuk menahan rasa nikmat yang tak tertahankan.
Via mengerang dan Amir meringis. Anus Via melompat-lompat pada batang Amir..

Keliaran dan kecantikan Via membelenggu tubuh pria kurus yang berada di bawahnya.
Sesekali vaginanya mengambil alih batang Amir..
Kemudian kembali digeser oleh permainan liang anusnya yang peret bukan main.

Crreettt.. crettt.!! “Ungghhhh.. Bang Amirrrrr..!!”
“Oohhh V-viaaaa..!!”

Menjelang subuh jam 3 subuh.. barulah keduanya menjerit bersamaan. Tidak ada lagi gerak yang tersisa.
Tubuh mulus Via terlentang ditindih oleh tubuh Amir.. si dower.. mencoba bergerak.

Kedua tangannya memeluk tubuh Via yang tersenyum puas dalam tidurnya.
Bed cover digerakkan oleh sesuatu yang tak terlihat.. meneduhi tubuh keduanya yang masih basah berkeringat.
------ooOoo------

“Ahh.. di mana ini..? Waw..!!” Cegluk.. cegluk..!! “Ooh.. indahnya susu..”
Rambasan sinar matahari pagi menyadarkan Amir. Cuping hidungnya kembang kempis..

Mengendusi harumnya tubuh seorang wanita yang tidur terlentang di sampingnya.
Uhhhmm..!! Aroma yang lembut nan menggairahkan. Tangan Amir mendaki puncak gunung putih di dada Via..

Ctap.!!. Kemudian mulai meremas-remas payudaranya. Ahhh.. kenyak namun lembut dan empuk. Nikmaattt..!!

CONTIECROTT..!!
------------------------------------------------------ooOoo-----------------------------------------------------
 
------------------------------------------------------ooOoo-----------------------------------------------------

Cerita 195 – Tabir Cinta Dua Dunia [Part 4]

Lama kelamaan
bukan hanya tangan Amir yang yang naik.
Bibir tebalnya ikut naik dan mengenyot-ngenyot puncak buah ranum milik Via.

Kerakusan Amir tentu saja mengganggu Via yang sedang tidur. Perlahan kedua mata Via mengerjap-ngerjap..
ia meringis terkejut.. merasakan rasa nikmat saat Amir mengemut-ngemut payudaranya.

Tangan kiri Via memeluk leher si dower sementara tangan kanannya menekankan belakang kepala Amir..
agar semakin terbenam pada belahan dadanya.

“Bang Amirrr.. ohhhh..” Via mengangkangkan kedua kakinya..
Memberi jalan untuk Amir yang naik ke atas tubuhnya.

“Aiighhh..!!” Ia memekik kecil. Amir begitu liar menggeluti payudaranya.. mencumbui lehernya..
dan memagut-magut bibirnya yang mungil.. merah bak buah delima.

“Eemmh.. emmhhh abangg.. ahh.. bang Amirrr..”
“Viaaa.. aduh wanginya..”

JREBBB..!! “Aduh bangg.. pelan-pelannn..”
“Eh iya.. maaf abang terlalu nafsu. Sakit..?”
“Emmm, enak bang..”

“Nahh gimana.. kalau diginiin tambah enak..?” Via mengangguk dengan wajah merona.
Ia memalingkan wajahnya ke arah lain.

Si jelita tidak sanggup bertatapan mata dengan Amir yang sedang memompakan batang penisnya dengan lembut.
Tubuhnya terdesak-desak di bawah tubuh Amir.

Gerakan pinggul Amir semakin liar.. Via merintih dan merengek keras.
Tubuh molek Via melenting oleh rasa nikmat saat liang vaginanya berdenyutan.

Berkali-kali Amir menggempurnya hingga kelojotan. ia lantas menunggingkan tubuh Via.
Jlebb.. blessekk..!! Dengan satu sodokan ia melesakkan batang penisnya membelah liang vagina Via.

PLOKK PLOKK PLOKK..!! Semakin keras bunyi itu terdengar.. semakin keras pula tubuh Via tersungkur ke depan.
Dengan gagah Amir menungangi Via dari belakang.
Ia ‘berkuda’ di atas kemolekan dan kemulusan tubuh Via yang berpeluh.. sama seperti dirinya yang berkeringat.

Jerit dan rintihan Via memenuhi ruangan kamar yang mewah.. Boneka berbagai ukuran ikut menonton..
betapa panasnya pergumulan dua anak manusia yang tengah asik mereguk kenikmatan.

Dan tampak dengan sangat jelas sekali si jelita kewalahan digempur oleh sodokan-sodokan batang Amir.
Berbagai macam gayapun dipraktekkan olehnya. “Emmhh.. aduh bangg aduhhh.. nikmatnyaaa. Ahhhh..!!”

Mendengar suara desahan Via.. Amir semakin garang memacu batang penisnya.
Posisi Via baring menyamping dengan kaki kiri ditopang oleh tangan Amir..

Clebb.. clebb.. crebb.. crebb..!! Penis besar Amir menggarap liang senggama Via..
Yang seolah babak belur dipompa oleh batang besar itu. Via menjerit kecil menahan nikmatnya surga dunia.

Cairan vaginanya kembali meledak dengan nikmat. Namun Amir belum puas.
Diganjalnya bokong Via dengan sebuah guling.. kemudian mulut Amir mendekati belahan vagina Via.

Clrup.. clrupp.. clrupp.. clrupp.. Dikecupinya vagina si jelita yang merintih.
Bibir tebal Amir menyumbat bibir vagina Via dan mengenyot cairan klimaksnya hingga kering.

Srrrupphhh Slllrrruuuphhhhh..!! Amir membuka belahan bibir vagina Via.
Lidahnya menyeruak masuk.. menggelitiki kelentit Via yang menonjol..
dan menggaruki daging yang bergerinjul-gerinjul di dalam vagina itu.

Via membuka kedua kakinya melebar.. menikmati aksi bibir Amir yang mengecup..
dan jilatan lidahnya yang menggaruk-garuk mengantarkan kenikmatan.

Tubuh Via menggelepar-gelepar bagai ikan kurang air.
Si dower semakin aktif menjilat dan mengenyot lelehan-lelehan lendir kewanitaan Via yang membanjir.

Hingga akhirnya Via merintih saat mengalami sensasi nikmat puncak klimaks.
Crrrrutttt.. cruttttt..!! “Aahhhhhhhh..!!” Slllrrrpp sllllrrrrruuphhhh.. nyem sssllllkkk ck ck slrrrupphhhh..
Jrebbb Jrebbb.. Jrebbbb.. bleesshh JREBBB..!!

Amir mengangkangkan kaki Via ke atas hingga mirip huruf depan yang membentuk nama si jelita.
Dengan bernafsu Amir kembali menjebloskan batang besarnya mengaduk-ngaduk celah vagina Via.

Desah dan rintihan tertahan si jelita mewarnai sodokan-sodokan liar Amir.
Batang besar di selangkangan Amir yang terayun membawa Via berkali-kali ke puncak orgasme.

Hingga akhirnya mereka mengeluh bersamaan. Keduanya saling berpelukan erat.
Amir menusukkan batangnya kuat-kuat. Via menyambut dengan mengangkat vaginanya ke atas.

Tangan Amir membelit tubuh Via yang berpeluh. Pefffh clepphh clepphh pefffhhh Slepphhhh..!!
“Unnnnhhhh.. uhhhh..!! Crrutt crutttt.. crutttt..”
“Ooo-HOKK. Viaaaa..!! Crrotttt crotttttttt..!!

Via melotot hampir tak percaya.. dua menit yang lalu batang Amir menciut di dalam vaginanya.
Kini sesuatu berkedutan.. membengkak dan memanjang di dalam sana.

Via melenguh merasakan liang sempitnya kembali penuh disesaki batang penis Amir.
Berkali-kali tubuhnya melenting keenakan.. saat vaginanya disodok-sodok oleh batang penis Amir..
Si Dower yang tersenyum saat Via nyengir menahan rasa nikmat.

“Ohhh Bang Amirrr.. kuat amat sichh..!! Ennhhh ahhh.. ahhhh..”
Pofffhhh..!! “Ahhaaaah..!!” Gadis jelita itu mendesah kecewa saat Amir menarik batangnya.

Matanya menatap tajam pada batang Amir yang mengangkangi wajahnya.
Dengan malu-malu.. Via melumat ujung penis Amir yang berlendir.

Kekecewaan Via terobati saat ia mengulum permen stick yang panjang dan besar di selangkangan Amir.
“Wahhh..!! Diam-diam Via ternyata pinter nyepong..!! He he he..!” Amir memuji emutan mulut Via

Tubuhnya bergidik menahan nikmatnya kuluman mulut si jelita yang sedang asik menyusu di batang miliknya.
Nafsu birahi Amir meledak dahsyat saat menengok ke bawah..

Ahhhh.. seorang gadis berwajah jelita berusaha menelan batang penisnya..!?
Amir turut membantu dengan menekankan batangnya ke bawah.. hingga menembus kerongkongan si jelita.

Amir buru-buru menarik batangnya saat melihat Via mengernyit karena kesulitan bernafas.
Via tertunduk malu saat Amir menariknya berdiri di sisi ranjang.

Mata Amir merayapi kemolekan tubuh Via yang tampak indah dihiasi peluhnya yang membanjir.
Nafas Via tersendat saat Amir mencubit putting susunya yang mengeras akibat terangsang.

Amir tersenyum dikulum melihat Via yang resah dan salah tingkah.
Wajah Via merona merah saat Amir berjongkok di hadapan vaginanya.. tangan Via menutupi keindahan vaginanya.

“Jangan diliatin bang.. saya malu..”
“Loh koq malu..? Kita kan sudah begituan.. masa’ masih malu, sih..?”

Amir menarik pergelangan tangan Via agar dapat menikmati pemandangan terindah di selangkangan si gadis.
Mata Amir melotot menatap bibir vagina Via yang memar kemerahan.

Cairan vagina melelehi paha mulusnya bagian dalam. Dengan sukarela Amir membersihkan cairan lengket..
yang meleleh itu.. kemudian mengambil posisi di belakang tubuh Via dan mendesakkan gadis itu ke lemari.

Kemudian slepp.. menyelipkan batangnya di antara buah pantat Via.
Ujung penis Amir menekan kerutan anus Via.

“Pelanhh, plannnn Bangggg, nnnnhhh.. aduh-adu-duh-duh, AWWW..!!”
Amir menembakkan batangnya mengait kerutan anus Via.

Tangannya menahan pinggul Via yang turun kemudian ia menekankan batangnya pada kerutan otot anus Via.
Pinggul Amir berkutat kuat.. berusaha mengamblaskan batang miliknya sedalam mungkin ke dalam liang sempit itu.

Perlahan seiring terbenamnya batang besar itu.. selangkangan Amir mendesak buah pantat Via yang bulat empuk.
“Pelan banggg, pelannnhhh, ennnnnhhh..”

Sambil menusuki liang anus Via.. kedua tangan Amir menyangga bagian bawah buntalan payudara si jelita.
Dengan lembut Amir meremas-remas susu Via.

Pinggang Via melenting lenting ke belakang saat anusnya dirojok-rojok oleh Amir.
“Oh Viaaa, enak bangethh.. hhhh..”

“A-aaaAbanggg.. Ohh Abanggg.. Akhhh Bang Amirrr..”
Tangan kiri Amir merayap ke bawah.. mencari secuil daging mungil yang terselip di antara belahan bibir vagina Via.

Tangan kanannya meremas dan memilin pentil susu Via yang runcing mengeras.
Bibir tebalnya mengecupi leher gadis itu.. sementara batangnya bergerak semakin liar merojok-rojok anus Via.

Suara rintihan si jelita semakin sering terdengar. Amir begitu lihai menggelandangnya menuju gawang kenikmatan.
Hingga suatu saat seiring dengan lesatan batang penis Amir yang menusuk kuat liang anusnya.

“Awwwww..!!” Crrutt crrrtt crrutttt..!! Via memekik kecil..
Sekujur tubuhnya seakan dialiri oleh sengatan-sengatan arus listrik yang terasa nikmat.

Butiran peluh yang mengucur terasa menggelitik pun turut menambah rasa nikmat yang dirasakan oleh Via.
Ujung kaki Via terjinjit-jinjit.. saat berkali-kali liang anusnya terangkat ke atas.. ditusuk oleh batang Amir.

Si jelita pasrah seutuhnya menikmati sodokan-sodokan maut Amir.
Payudaranya semakin membuntal indah pertanda pemiliknya tengah terangsang hebat.

“Sudah banggg.. Via capek. Uhhhh.. duh bang Amir.. nggak ada puasnya..”
“Abis Via cantik sich.. bikin titit Bang Amir berdiri terus he he..”

Via mengeluh saat Amir mendudukkannya di atas lemari buffet yang tingginya sejajar dengan pinggangnya.
Via membusungkan payudaranya saat mulut Amir mengejar buah ranum itu.

“Oouhh.. sedot banggg.. sedottthh.. ahh enakkkk..!!”
Tangan Via membelai-belai belakang kepala Amir yang tengah asik menyusu di dadanya.

Sesekali Via dan Amir menahan nafas saat mendengar bunyi langkah-langkah kaki yang mendekat kemudian menjauh.
Nafsu Amir dan Via menggelegak di tengah rasa cemas kalau-kalau perbuatan terlarang itu sampai ketauan.

Suasana yang kembali hening seolah menjadi lampu hijau bagi Amir untuk kembali mencumbui buntalan payudara Via.
Mulutnya melumat dan mengecupi buntalan payudara Via bagian kanan.. tanpa ada satu incipun yang terlewati.
Susu Via sebelah kanan basah oleh keringat bercampur liur Amir.

Setelah puas menggeluti payudara bagian kanan..
kini Amir memindahkan serangannya mengemut-ngemut susu Via bagian kiri.

Via hampir tidak sanggup menahan pekikannya..
saat lidah Amir menggeliat liar menggelitiki putting susunya yang keras meruncing.

“Aahhhh.. hssssshhhh..!!!” Via mendesis sambil mengangkang lebar.
Wajahnya tampak renyah saat helm Amir menggesek-gesek belahan vaginanya.
Mirip seperti sedang menggesek kartu kredit.

Clebb.. slepp..!! Amir menusuk sedikit kemudian mencabut kembali batangnya..
Via merengut. “Iihh Abang.. jangan dimainin kaya gitu dong..!!”
“Abis harus digimanain..?” Via terdiam dan tertunduk malu.

Amir Smith mengecup bibir Via yang merekah saat si jelita mengambil nafas.
Ditariknya lengan Via berdiri di tengah ruangan.

Kemudian Amir mengambil posisi duduk di pinggiran ranjang sambil memangku Via..
Dia menempelkan kepala penisnya pada belahan vagina gadis itu.

Lalu.. Jlebb..!! Diamblaskannya ke liang nikmat Via.. sebatas leher penis.
“Nahh.. nyangkut deh.. he he he..”

“Masukin bang..!”
“Loh koq minta dimasukin sih..? Kan udah masuk..!”

“Ehh.. emmm.. maksudh Viaaa.. emmm.. itu..”
“Lebih dalem maksudnya..!?” Via mengangguk dan Amir tersenyum.

“Tinggal diturunin aja memeknya.. masukin sendiri. Ayo.. coba..! Via pasti bisa..”
Amir mulai mengarahkan Via agar belajar ‘bermain’..
Nafsu bercampur malu.. seperti itulah perasaan yang dirasakan oleh Via.

Amir terus membujuknya.. menawarkan secangkir cawan kenikmatan.
Beranikah Via untuk mereguk secangkir cawan kenikmatan yang disodorkan oleh Amir..?

Karena Via tidak bergerak.. Amir memutuskan untuk mulai membantunya.
Tangan Amir mencekal pinggang Via.. kemudian menarik pinggang gadis itu ke bawah.

Wajah jelita Via terangkat ke atas.. saat bibir vaginanya turun menyusuri batang Amir yang besar dan panjang.
“Abanggg.. aaaaaahhhh.. aaahhhhhh.. nnnhh ahhhhhh..” Tangan Via berpegangan pada pundak Amir.

Dengan susah payah ia menyembunyikan batang besar itu di dalam kepitan liang vaginanya,
Dengan sabar Amir membimbing Via.

Ditopangnya pinggang dan pungung Via yang melenting-lenting ke belakang..
saat gadis cantik itu belajar untuk menaik-turunkan pinggulnya.

Si jelita semakin berani mereguk secangkir cawan kenikmatan. Pinggulnya bergerak dengan cepat.
Naik turun.. naik turuun.. kemudian bergoyang ke kiri ke kanan.

Terkadang ia memadukan gerakannya dengan mengayak penis besar Amir di dalam liang vaginanya.
Tubuh Via duduk melompat-lompat di pangkuan Amir..
sementara batang lidahnya terjulur keluar.. menyambut lidah Amir.

Rasa nikmat semakin terasa saat dua batang lidah saling mengait dan bergelut.
Kecupan.. isapan dan kuluman turut meramaikan suasana erotis di dalam kamar Via.

Ceefffhhh.. plepppphh Pefffhhhh..!! Vagina Via berdecak keras saat gadis itu menaik turunkan pinggulnya.
Amir merengkuh tubuh Via saat si jelita seperti terperanjat disengat arus listrik kenikmatan.

Nafas Via terputus-putus dan tubuh moleknya terkulai lemas. Amir membaringkan tubuh Via di tengah ranjang.
Si dower kembali menggeluti tubuh Via yang berpeluh.

Kali ini dengan sangat lembut seakan-akan ingin lebih menikmati kehangatan dan kemulusan tubuh molek Via.

Amir dan Via saling berpandangan.. Amir terpesona oleh kecantikan dan kejelitaan Via.
Sedangkan Via terhipnotis oleh keperkasaan dan stamina Amir.

Bibir Amir mengecup lembut bibir Via.. begitu lembut dan lama..
hingga Via sesak nafas apalagi saat Amir memagut dan mengulum-ngulum bibir mungilnya.

Jantung Via berdetak keras tak teratur saat batang lidah Amir turut beraksi mengaduk-ngaduk di dalam mulutnya.
Batang lidah Via mengeliut menyambut batang lidah Amir..
saling kulum dan saling mengisap lidah menjadi keasikan tersendiri bagi keduanya.

Liur yang belepotan di sekitar bibir dan dagu menjadi penambah daya rangsang..
bagi kedua insan yang sedang asik bercumbu. “Iihhh.. Bang Amirrr.. ahhh.. hhsssshhh sssshhhh..”

Via sengaja mengangkat wajahnya ke atas, dengan rela Via memberikan ruang lebih di bagian leher..
agar mulut Amir dapat mencumbu dan mengisapi batang lehernya.

Polesan batang lidah Amir membuat Via sering mendesah dan merintih lirih..
Bekas-bekas cupangan semakin banyak menghiasi leher Via yang berpeluh.

Kecupan-kecupan lembut Amir merambati leher.. dagu dan rahang Via.
“Ck ck ck.. empuknya..”
Mata Amir menatap tajam sepasang payudara Via bergerak indah seirama dengan nafas gadis itu.

Puting meruncing berwarna merah muda menghiasi buah ranum milik Via..
Lidah Amir menggapai putting susu Via.. mengelus dan menggelitik.. hingga Via mendesis-desis keenakan.

Tubuh Via menggelepar menahan nikmat saat mulut Amir mengemut lembut puncak payudaranya.
Nyottt..!! Nyootttt..!! dan NYOOOTTT..!! NYOOTTT..!!

Porsi emutan mulut Amir semakin kuat hingga tubuh Via melenting-lenting.
Mulut Amir bukan hanya mengisap puncaknya saja..
namun buntalan susu Via juga tak luput dari keganasan mulutnya.

Bekas-bekas isapan kemerahan menjadi saksi..
betapa ganasnya Amir menggeluti sepasang buah ranum milik Via yang menggairahkan.

“Abangg.. Via capek nihh.. nnnnhhh..” Amir lantas memposisikan Via berbaring menyamping.
Diangkatnya tungkai kaki Via sebelah kanan hingga tergantung di udara.. setelah itu ia mengambil posisi merapat.

Batang penisnya mengincar liang anus si jelita. Dan.. Jrebbb..!! “Nghhhh..!!”
Via tersentak..
tubuhnya terguncang hebat.. bibirnya yang mungil berkali-kali menyengir menahan nikmatnya disodomi oleh Amir.

Punggung Amir tertekuk mirip seekor udang..
sambil mengenyoti susu kanan Via.. Amir memacu batangnya dengan cepat dan kuat.

Rengekan-rengekan Via membuat Amir semakin cepat menggempur liang anus si jelita.
“Unhh unhhh, nnngeehhh.. aw.. aww awwww..!!”
“Viaaa arrrhhh.. Viaaaa.. ouggghh.. enaknya memekkkmuuuhh..”

“Banggg, aduh banggggg.. ABANGgghh..!!” Crrruttttt..” Kain seprei yang menjadi alas pun basah..
Menampung keringat dari dua anak manusia yang tengah dilanda nafsu liar.

Keluhan-keluhan Via dibarengi geraman gemas Amir yang asik..
menyodok-nyodok.. menembakkan batangnya menyodomi anus gadis cantik itu.

Via merintih keras saat Amir mencabut penis dan menjejalkan batang besar itu pada belahan bibir vaginanya.
Rasa nikmat mengiringi terkuaknya bibir vagina dan masuknya batang besar panjang..
Yang langsung menyumbat liang vaginanya sedalam mungkin.

Jlebb.. jlebb.. jlebb..!! Tusukan-tusukan gencar merobohkan Via dalam waktu yang relatif singkat.
Berkali-kali liang vagina Via mengempot.. menyedot batang penis Amir.. saat gadis cantik itu meraih kenikmatan.

Dan berkali-kali juga batang penis Amir bertahan.. sambil terus bergerak merangsek dan menggali kenikmatan..
hingga melampaui batas daya tahan Via yang semakin surut.

Gerakan sodok dan merojok semakin kasar..
hingga akhirnya Amir menjejalkan batang penisnya dalam-dalam.. hingga Via melenguh keras.

Posisi bercinta kini berganti. Amir tiduran terlentang..
sambil membantu vagina Via untuk naik ke atas tanduk besar di selangkangannya.

“Nnngghh. Nnngghhhh. Ahhhhhhhhhhhhh..!!”
Suara desahan panjang menghiasi tenggelamnya batang penis Amir ke dalam belahan vagina Via.

Dengan sekuat tenaga Via mengerahkan seluruh kemampuannya.
Tubuhnya terasa letih.. namun rasa nikmat itu seolah memaksanya untuk terus bergerak.

Tubuh Via terlompat-lompat saat liang vaginanya ditanduk oleh penis Amir.
Suara nafas si jelita terdengar memburu tak beraturan.. hingga akhirnya Via mengeluh keras.

Ia membungkuk hingga wajahnya tenggelam di dada Amir. Tubuh molek Via mengejat kejang..
Clebb-jlebb-jlebb..!! Batang Amir semakin hebat ‘mengoyak-ngoyak’ liang vagina Via yang peret.

Denyutan puncak klimaks kembali datang dalam waktu yang tidak begitu lama.. lagi dan lagi.
Hingga Via terlungkup lemas.. mengalami sensasi dahsyat multi orgasme.

Terdengar suara rintihan lirihnya saat mengalami kenikmatan yang berlebih.
“Aduhhh.. baaaaaaaaaaaaaangggg..!!” Crrut crutttt crrrrrr cretttt..!!

“Aurrrrrrrhhh..!! Srrottttttt.. croottt crotttttttt.. KECROT..! “OA-HHHH..!!”
Amir menggeram keras.. saat spermanya muncrat mengisi liang vagina si jelita.

Antara sadar dan tidak.. Amir merasa seperti ada yang mengecup pipinya..
Sebuah suara merdu berbisik di telinganya..” Selamat tinggal, kasih.. jaga Via baik-baik ya, cuppp..”

Di antara rasa lelah Amir membuka mata. Ia masih sempat melihat sesosok bayangan menembus dinding kamar.
Kekuatan batu bertuah melindungi bayangan Santi yang berkelebat di siang hari.

Dengan mesra Amir memeluk tubuh Via.
Sebuah senyum kepuasan menghiasi wajah si jelita yang tertidur pulas kecapaian di dadanya.

Si dower memejamkan mata sambil mengusapi punggung Via yang masih basah berkeringat.
Batang besarnya masih terselip di antara belahan vagina Via yang mungil.
---------------ooOoo---------------

2 tahun kemudian..

Amir berjalan santai di lokasi yang bagi sebagian orang terasa menyeramkan.. namun tidak bagi dirinya.
Sayup-sayup di antara embusan angin malam..

Telinganya seperti mendengar suara merdu seorang gadis yang berbisik mengucapkan sebuah kata.. “Kasihku..”
Amir menengok ke arah suara itu. Sebuah senyum getir melintas di wajahnya..

Saat ekor matanya hanya menangkap kegelapan.. diiringi terpaan angin malam.
Ia tau tidak mungkin lagi untuk menjumpai Santi di tempat itu.
Santi sudah beristirahat dengan tenang di alamnya.

From Amir Smith to Santi:
You taught me so much right to the end
You showed me things I didn't know about
Even when you abandoned me and left me
You seem to be still around me
You taught me love, made me understand happiness
You taught me about separation, made me understand tears
You made me understand things I didn't know about
You were so full of affection right to the end
You left so much behind for me
You left me crying, with our memories
You left me in pain, with hurt
You left me with an illness of the heart that I can't cure

I can feel myself ruining my body
I am loser
My face slowly gets clouded over
Tears well in my eyes again,

and the feeling is spreading though my whole body
The chill is creeping right into my I don't know what to do now that you've disappeared so suddenly
I miss you more than anything else
There isn't a day that I'm sober
I see your reflection in my glass, and my tears again, erase you away
Why did you leave without teaching me the way to forget.


Memang tidak dapat dipungkiri lagi kalau cinta itu telah meninggalkannya..
Namun cinta yang tidak terlupakan itu juga telah menganugerahkannya sebuah cinta yang lain.

Tangan kanan Amir menggandeng pinggang seorang gadis yang kini menjadi istrinya.
Ia menoleh ke arah gadis itu.
Sebuah senyum mengembang menghiasi wajah seorang gadis berparas cantik jelita bernama Via.

Via mengelus perutnya yang membuncit.. sementara Amir mengecup lembut keningnya.
Keduanya saling menatap dengan mesra di bawah kerlipan bintang yang berkedip-kedip nakal. TA(. )M( .)AT

Thx to read ^_^
------------------------------------------------------ooOoo-----------------------------------------------------

End of Cerita Cerita 195..

Sampai jumpa di Lain Cerita.. Adios..:ciao:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd