Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA KEPUTUSANKU ( NO SARA )

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
Gilaaa..... :tegang:
Juragan kentang masuk dibuat tak berkutik sama suhu TS beneran ini
:beer:
Si nisa ternyata binal juga ya, apdetan berikutnya mungkin disertakan POV nisa saat merantau di kota Y
Biar juragan" kentang disini tak begitu potato
Kira tunggu saja kelanjutan cerita selanjutnya, semoga nisa seperti yg diharapkan. :beer:
 
Lanjut yuk.....








Kak Nissa : " Hehehe.... Yuk masuk dek... ".

Aku : " Ehh... ".

Aku terkejut saat Kak Nissa mengajakku masuk karena tidak biasanya Kak Nissa seperti ini. Bahkan aku sendiri belum pernah masuk ke hotel.

" Kenapa Kak Nissa mengajakku masuk ke hotel... ". Pikirku.

Sebenarnya banyak sekali pertanyaan yang ingin aku tanyakan kepada Kak Nissa tapi aku urungkan.

Setelah aku memarkirkan motor di parkiran yang sudah disediakan oleh hotel, akupun segera menyusul Kak Nissa. Kulihat Kak Nissa menungguku didepan pintu masuk hotel. Lalu aku menghampirinya.

Aku : " Kak... Sebenarnya kita mau ngapain disini... Aku malah takut kak... ".

Kak Nissa : " Sudah adek tenang saja nanti kakak yang urus semuanya... Lagipula takut kenapa... Kita loh kakak beradik.... ".

Aku : " Iya kak tapi.... ".

Kak Nissa : " Sudah dek.... Yuk masuk... ".

Lalu kami masuk kedalam hotel dan aku mengikuti Kak Nissa dari belakang. Kak Nissa berjalan santai menuju resepsionis yang dijaga oleh 2 orang wanita.

Kak Nissa : " Assalamualaikum... Permisi kak... Masihkah ada yang kosong... ".

Aku tidak memperhatikan Kak Nissa dan resepsionis itu karena aku saat itu malah duduk disofa depan meja resepsionis dan melihat hapeku karena ada chat masuk yang ternyata dari ibuku.

Setelah beberapa saat Kak Nissa mengajakku untuk masuk ke kamar yang sudah Kak Nissa sewa.

Kak Nissa : " Astaghfirullah dek... Ngapain... Ayuk dek... ".

Aku : " Ehh.... Ok kak.... ".

Lalu aku berjalan disamping kanan Kak Nissa. Kulihat Kak Nissa terus saja berjalan tanpa adanya obrolan malah, saat itu Kak Nissa sibuk dengan mencari nomor kamar yang akan kami sewa. Aku tidak tau Kak Nissa mau sewa berapa hari atau jam yang jelas saat itu aku ngikut saja.

Kak Nissa : " Hah... Alhamdulillah.... Dek ini kamar kita dek.... Nomor 17... Yuk dek masuk.... ".

Setelah menemukan kamar hotel yang disewa maka kami pun bergegas untuk masuk kedalam kamar.

Saat kami masuk kamar hotel aku melihat hanya 1 ranjang king size yang menurutku sangat lebar. Ruangan kamar juga nampak 3 kali lebih luas daripada kamar kostku. Aku melihat ada kasur itu terus lemari, meja, tv, dll. Saat itu Kak Nissa langsung membanting tubuhnya ke kasur itu.

Kak Nissa : " Hahhh.... Akhirnya bisa tidur dikasur empuk lagi.... Hihihi ".

Kulihat saat Kak Nissa menjatuhkan tubuhnya ke kasur dengan posisi terlentang sehingga membuat tubuhnya bergoyang, hmmm... Lebih tepatnya mentul-mentul atau apalah itu namanya. Jadi aku bisa melihat dengan jelas kalau susu Kak Nissa ikut bergoyang goyang juga. Memang sih saat itu Kak Nissa menggunakan pakaian yang sangat tertutup dan lebar tapi tetap saja terlihat jelas karena susu Kak Nissa itu besar.

" Duhh... Sampai mentul-mentul begitu yak.... ". Pikirku.

Lalu aku meletakkan tasku di kursi dekat dengan jendela kamar. Karena gerah aku ingin sekali mandi maka aku bilang ke Kak Nissa kalau ingin mandi.

Aku : " Kak... Aku mandi dulu ya... Gerah ini kak... ".

Kak Nissa yang masih tiduran dikasur segera menjawab.

Kak Nissa : " Hmm... Ok dek... Ehh sebentar... Dek memang kamu bawa baju ganti yaa.... ".

Lalu Kak Nissa segera duduk dikasur itu. Memang aku saat itu tidak membawa baju ganti karena tidak terfikirkan olehku untuk mampir ke hotel. Tapi didalam tasku, aku selalu membawa sarung dan perlengkapan sholatku.

Aku : " Hmmm.... Tidak sih kak... Tapi aku bawa sarung kok ditas... Lalu kakak gimana? Apa bawa baju ganti juga?... ".

Kak Nissa : " Tidak dek.... ".

" Duh... Punya kakak kok begini amat ya.... ". Pikirku.

Aku : " Lah... Terus gimana... Masa kakak pakai itu terus... ".

Aku yang heran dengan Kak Nissa hanya bisa memandang Kak Nissa dengan tatapan bingung.

Kak Nissa : " Hehehehe.... Mau gimana lagi dek... Hihihi.... Tapi kakak pakai baju dobel kok yang kakak pakai jadi nanti kakak pakai itu aja dan yang lain buat besok kalau cek out... Hihihii ".

Aku yang bingung Kak Nissa berkata seperti itu sampai ditertawakan oleh Kak Nissa.

Kak Nissa : " Ahahahha.... Duh dek... Kenapa dek... Bingung ya... Hhahaha.... Udah sana mandi dulu.... Gantian sama kakak... ".

Setelah itu aku bergegas untuk mandi.

Segar.... Itulah yang aku pikirkan setelah tubuhku tersiram oleh air dingin. Segera aku menyelesaikan mandiku dan bergegas keluar karena gantian mandi dengan Kak Nissa.

Aku keluar hanya dengan sarung yang menempel ditubuhku. Setelah aku keluar dari kamar mandi aku melihat Kak Nissa yang sudah tidak lagi memakai gamisnya. Aku melihat Kak Nissa memakai kaos lengan pendek berwarna hijau lumut polos yang terlihat sedikit ketat ditubuh Kak Nissa sehingga membuat kekuk tubuhnya nampak apalagi bagian depan yang nampak sangat menonjol karena susu Kak Nissa yang besar. Kaos itu sangan kontras dengan warna kulit Kak Nissa yang kuning langsat. Lalu Kak Nissa memakai celana leging yang kalau tidak salah itu seperti celana senam berwarna hitam polos yang sangat ketat apalagi pada bagian bokong Kak Nissa yang terlihat nonggeng. Kak Nissa juga sudah tidak menggunakan khimar dan cadarnya lagi. Rambut hitam panjang itu tergerai indah dan wajah Kak Nissa sangat manis dan ternyata Kak Nissa menggunakan lipstik berwarna merah muda.

Aku terpaku melihat Kak Nissa memakai pakaian seperti itu.

Kak Nissa : " Hmm... Sudah ya dek... Gantian kakak mandi.... ".

Segera Kak Nissa berjalan melewatiku sambil tersenyum dan masuk kedalam kamar mandi.

Aku langsung melihat kebawah ternyata aku baru sadar kalau ada yang bangun dibalik sarungku yang membuat sarungku nampak sedikit terlihat ada tenda disitu. Walaupun belum maksimal tapi itu cukup untuk menampakan sebuah tenda. Pantas saja tadi Kak Nissa tersenyum melihat tendaku ini.

" Kak... Sebenarnya apa yang ingin kakak lakukan sampai-sampai mengajakku menginap dihotel ini.... ". Pikirku.

Sembari menunggu Kak Nissa mandi dan yahhh karena seorang wanita apalagi belum menikah pasti lama mandinya. Entah apa yang dilakukannya dikamar mandi aku juga tidak tau. Karena jenuh maka aku bermain game dihapeku. Cukup lama aku menunggu akhirnya Kak Nissa keluar dari kamar mandi.

Kulihat Kak Nissa sungguh fresh dan terlihat segar kembali. Kak Nissa masih menggunakan pakaian yang tadi. Begitu Kak Nissa keluar Kak Nissa menghampiriku. Saat itu aku ingin langsung bertanya kepada Kak Nissa.

Aku : " Kak... ".

Aku hendak ingin bertanya Kak Nissa langsung menyaut kata-kataku. Seolah olah tau apa yang sedang aku pikirkan.

Kak Nissa : " Dek... Cuma ini yang kakak bawa dan kita akan cek out dari hotel besok pagi, jadi kakak ingin selama kakak disini kamu selalu disamping kakak yaa... ".

Mendengar Kak Nissa berkata seperti itu membuatku luluh yang tadinya aku ingin protes jadi tidak jadi.

Aku : " Iya kak... Tapi kak kalau kakak pakai pakaian seperti ini... ".

Kata-kataku terpotong lagi olehnya.

Kak Nissa : " Dek... Kakak tau arah perkataanmu... Apa kamu tidak sayang sama kakak.... Apa kamu tidak mencintai kakak... ".

Aku : " Tapi kak... ".

Kata-kataku terpotong lagi oleh kata-kata Kak Nissa.

Kak Nissa : " Dek... Sini dek... Peluk kakak... Sini.... ".

Sambil merenggangkan kedua tangannya.

Aku yang sangat mencintai dan menyayangi Kak Nissa bahkan lebih dari kakak kandungku sendiri menjadi ingin sekali menangis karena malu dengan perasaanku sendiri.

Aku tidak mau menjadi orang yang munafik atau naif bahkan mencari kesempatan, tapi aku benar-benar tersadar dengan semuanya. Bahkan aku juga sadar kalau Kak Nissa mencintai orang lain yang akan menjadi imamnya kelak.

" Apa yang harus aku lakukan... Kenapa perasaanku kepada Kak Nissa menjadi seperti ini... ". Batinku.

Dengan menundukkan wajahku aku bangkit dari kursi dan melangkahkan kakiku ke tempat Kak Nisaa yang sudah berdiri didepan kasur.

Setelah sampai aku langsung memeluk Kak Nissa dengan erat. Kak Nissa pun juga memelukku dengan erat bahkan mengelus punggungku.

Sudah tidak terpikir olehku tentang kekenyalan yang nyata yang menekan dadaku, yang jelas aku hanya ingin begini dengan Kak Nissa sampai aku merasa tenang dari semua perasaanku kepada Kak Nissa.

Setelah aku merasa tenang aku melepaskan pelukanku.

Saat itu Kak Nissa mengelus pipi kiriku dengan tangan kanannya sambil tersenyum.

Kak Nissa : " Dek... Kakak kangen berduaan seperti ini dek.... ".

Aku hanya tersenyum untuk membalas kata-katanya.

Setelah itu Kak Nissa menarik kepalaku dengan pelan. Saat wajahku hanya tinggal kira-kira 3 cmn Kak Nissa mengatakan sesuatu yang membuatku merinding.

Kak Nissa : " Dek... Kakak milikmu... ".

Dengan perasaan yang susah untuk diungkapkan aku langsung mencium kening Kak Nissa. Setelah itu aku langsung mencium bibir mungil yang lama tidak aku cium.

Aku mencium bibir Kak Nissa dengan lembut. " Cup... Cuppp... Cupp... ".

Aku merasakan kalau nafas Kak Nissa sudah naik dan sedikit berat karena terdengar jelas kalau sedang bernafas.

Cukup lama aku mencium lembut bibir mungil itu. Lalu Kak Nissa merangkul leherku dan Kak Nissa langsung melumat bibirku. Aku yang tidak mau menjadi pasif maka aku juga membalas lumatan dari Kak Nissa.

" Umm... Unnn... Eehh.... Ummm... Unnmm.. Cchhh... Ummm... " .

Semakin panas lumatan kami dan Kak Nissa juga meremas rambutku pelan. Sedangkan aku mempererat pelukanku dipunggungnya.

Nafasku dan nafas Kak Nissa mulai semakin memburu dan aku mencoba untuk memasukan lidahku kedalam mulut Kak Nissa.

Kak Nissa langsung meresponku dengan menghisap lidahku begitu lidahku masuk ke mulutnya.

" Ssllpppp... Unncc.... Sssllllpp.... Ehhhh... Sssppp.... Aahhh... Ssssspplll.... ".

Karena sudah lama aku tidak merasakan seperti ini, dengan pelan tangan kananku mulai turun dan meraih gumpalan daging yang sangat lembut dibawah sana. Aku meremas bokong sebelah kiri Kak Nissa dengan lembut serta tangan kiriku menekan tubuhnya maka semakin menempel diantara tubuhku dan tubuh Kak Nissa yang hanya terhalang oleh pakaian yang dikenakan Kak Nissa sedangkan aku yang sedari tadi sesudah mandi bertelanjang dada.

Kak Nissa : " Ohhh.... Sssshhh.... ".

Aku dan Kak Nissa tidak berhenti saling menghisap lidah. Malah semakin panas pula permainan lidah kami. Kak Nissa menghentikan dan melepaskan aktifitas kami disertai nafas yang memburu. Sedangkan aku masih meremas pelan bokong sebelah kiri Kak Nissa dengan lembut. Bagaikan mendapat mainan baru yang tidak mau untuk melepasnya.

Kak Nissa : " Deek... Uuhhh.... ".

Kali ini nafas Kak Nissa semakin memburu. Aku yang melihat itu langsung mencium telinga Kak Nissa sebelah kanan dan posisi kami masih berdiri.

Kak Nissa : " Ohhh... Hmmm... Emmm... ".

Seakan sangat menikmati Kak Nissa mendesah pelan dan menutup matanya.

Setelah aku terus mencium telinga sebelah kanannya aku mulai menjilati telinga sebelah kanannya bahkan lubang telinganya pun aku mainkan dengan lidahku.

Kak Nissa : " Oohhhh.... Dekkk... Kakak.... Ohhhh.... Ssshhh.... Aaahhhh.... Huuhhhh... I love u dek.... Ohhh.... Ssshhh... Love u dek.... Ssshhh.... ".

Desah Kak Nissa sambil mempererat pelukannya pada leherku.

Mendengar desahan Kak Nissa yang semakin naik semakin bersemangat pula aku memberikan ransangan kepada Kak Nissa bahkan remasanku pada bokong sebelah kiri Kak Nissa sedikit aku kencangkan.

Kak Nissa : " Uhhh... Dek.... Hmmm... Kakak... Tidak kuat dek... Ohh.... Dek... Sebentar dek... ".

Aku yang mendengar Kak Nissa seperti itu langsung menghentikan aktifitasku. Lalu dengan mata yang sayu dan senyuman yang lembut Kak Nissa menyuruhku untuk duduk di kasur.

Aku yang mengira kalau Kak Nissa pegal dengan posisi berdiri tapi itu salah. Saat itu aku melihat Kak Nissa berjalan mengambil hapenya lalu aku mendengar suara musik slow entah apa judulnya aku juga tidak tau.

Setelah menyetel musik itu Kak Nissa berdiri didepanku sembari berkata.

Kak Nissa : " Dek... Nikmatin aja ya... Jangan sentuh apapun dari kakak.... Pokoknya adek diam aja dan liat kakak serta nikmatin apa yang kakak kasih buat adek.... ".

Saat itu aku mengangguk saja.

Saat itu aku dibuat benar-benar terkejut oleh Kak Nissa.

Setelah Kak Nissa mengatakan itu Kak Nissa mundur 3 langkah didepanku. Saat itulah aku dibuat panas dingin. Bagaimana tidak kalau yang aku lihat didepanku ini seorang akhwat bercadar setiap harinya yang sangat menjaga kesuciannya dan juga pandangan matanya yang kini kulihat dengan mata kepalaku sendiri memakai pakaian yang tidak pernah kulihat.

Saat itu Kak Nissa mulai menari pelan dan yang aku lihat itu sebuah tarian yang sangat menggoda. Tarian striptis dari Kak Nissa yang ditunjukan hanya kepadaku.

Seiring berjalannya waktu dan musik yang dinyalakan oleh Kak Nissa, pelan-pelan Kak Nissa mulai mengangkat kaos hijau polosnya itu keatas. Sembari tersenyum menggoda dan tatapan sayu penuh dengan rayuan syahwat kini mulai mengangkat kaosnya pelan sambil menari striptis.

Kini aku melihat perut Kak Nissa yang sedikit lemak itu.

" Kak... Jangan buat aku ingin melepaskan segel nafsu yang sudah lama aku pendam.... Uhhhh.... ". Batinku berteriak.

Kulit perut Kak Nissa yang tidak pernah kulihat itu sangat membuatku merinding. Kuning langsat dan terlihat sangat mulus menghiasi kulit bagian perut Kak Nissa. Aku juga melihat pusar Kak Nissa yang membuatku terkejut adalah disana aku melihat seperti sebuah anting yang menghiasi pusar perut Kak Nissa.

" Ehhh... I... Itu... Tindik pusar..??? Ba... Bagaimana mungkin.... ". Pikirku.

Sambil tersenyum menggoda Kak Nissa menarik lagi kaos yang Kak Nissa kenakan sampai dibawah payudara yang menurutku besar yang dimana mungkin tanganku saja tidak cukup menutupi semua bagian payudaranya.

Sembari terus melakukan tarian striptis yang sangat menggoda Kak Nissa melihatku dengan tatapan tajam dan sayu seolah olah mengatakan.

" Dek... Lihatlah kakak... Kakak akan keluarkan sisi liar kakak yang selama ini kakak simpan hanya untukmu.... Nikmatilah dek... Buat dirimu puas dengan kenikmatan yang kakak sajikan hanya untukmu.... ".

Aku yang melihat Kak Nissa seperti itu membuat tubuhku bergetar, panas-dingin disekujur tubuhku bahkan tanganku seperti buyutan karena pemandangan erotis yang disajikan Kak Nissa untukku.

Aku : " Kk.... Kaakk.... ".

Seketika mulutku kaku, kerongkonganku kering bak tidak minum selama berhari-hari.

Disaat aku merasakan semua itu Kak Nissa menarik Kaos yang dipakainya itu dan langsung meloloskannya dari tubuhnya sembari masih menari striptis yang Kak Nissa suguhkan untukku.

"Kaaaaaakkkkk..... Jangan siksa aku yang sudah tidak tahan.... ". Batinku berteriak.

Terlihatlah sudah susu besar Kak Nissa yang belum pernah aku lihat walaupun masih memakai bra. Begitu mulus dipadukan dengan kulit yang Kuning langsat. Sangat kontras dengan bra berenda yang bewarna hitam polos.

Seketika kemaluanku sakit melihat itu semua. Sangat tegang dan keras bahkan tenda disarungku sangat nampak terlihat.

Kak Nissa melihatku sambil masih menari striptis dan tersenyum menggoda.

Tidak bisa aku menutupi tenda sarungku yang jelas itu sangat terlihat dan Kak Nissa pun pasti melihat itu.

Seakan tau apa yang aku pikirkan, Kak Nissa mengatakan sesuatu yang sangat menggoda dan membuatku ingin sekali menubruk Kak Nissa.

Kak Nissa : " Ahem... Ingat pesan kakak dek... Pertunjukan kakak belum selesai loh... Pokoknya adek diam saja ya... Hmm... ".

Aku yang mendengar itu mengurungkan niatku untuk mendekati Kak Nissa. Secara siapa yang tidak panas dingin dan bergetar melihat tubuh seorang akwat bercadar setiap harinya yang bahkan aku sendiri sebagai adik kandungnya melihat kakak nya melakukan tarian striptis seperti itu, bahkan kini tubuhnya hanya tinggal bra, celana legging panjang. Aku sendiri tidak tau apakah Kak Nissa memakai celana dalam atau tidak masalahnya tidak ada ceplakan celana dicelana legging nya.

Kini wajah yang sangat manis karena mempunyai lesung pipi dan gingsul dikedua gigi taringnya serta kalem itu berubah menjadi wajah yang nakal dan berkeringat bahkan membasahi rambut panjangnya yang dibiarkan tergerai.

Aku melihat susu Kak Nissa yang besar itu seperti ingin meloncat keluar dan terlihat mengkilat karena keringat.

Setelah beberapa saat menari Kak Nissa dengan pelan memegang celana leggingnya itu. Aku melihat itu sungguh membuat keringatku semakin keluar banyak. Jantung seperti terpompa begitu cepatnya, darah mengalir sangat deras didalam tubuhku karena acuan dari sang jantung yang memompa darah yang begitu cepatnya.

Sangat pelan Kak Nissa menurunkan celana leggingnya. Begitu belewati pangkal pahanya tubuhku semakin bergetar. Aku belum bisa melihat Kak Nissa memakai Celana dalam atau tidak karena tertutupi oleh tubuhnya yang membungkuk. Hanya susu Kak Nissa yang seakan ingin jatuh dari tubuhnya dan penyangga yang dikekannya.

Begitu celana legging Kak Nissa itu terlepas dari kaki Kak Nissa dan Kak Nissa kembali berdiri secara perlahan barulah aku melihat yang ternyata Kak Nissa menggunakan celana dalam G-String hitam polos yang kainnya seperti jaring dan hanya seutas tali saja untuk mengaitkan pada tubuhnya.

" Kak.... Aku sudah tidak tahan...
Aaarrgggghhhh..... ". Batinku berteriak.

Seolah tau apa yang aku pikirkan Kak Nissa mulai berbicara kepadaku.

Kak Nissa : " Dek... Kakak tau kalau adek sudah lama penasaran dengan tubuh kakak kan... Sekarang sudah terlihat kan bagaimana bentuk tubuh kakak.... Gimana dek... Tubuh kakak...??? ".

Aku yang terdiam tanpa bisa berkutuk menjawab pertanyaan Kak Nissa.

Aku : " Kkaak.... Ssaa.... Ssaanggat... Sseksi... ".

Gugup, itulah yang aku rasakan seperti tercekik leherku menjawab pertanyaan Kak Nissa.

Kak Nissa : " Hmm... Cuma seksi aja nih...?? ".

Aku yang tidak tau harus bagai mana hanya tersenyum saja karena tidak tau harus berkata apalagi.

Melihatku tersenyum seperti itu Kak Nissa menghampiriku dan setelah tepat didepanku Kak Nissa menyuruhku untuk berdiri. Maka aku pun berdiri sesuai dengan permintaannya.

Kak Nissa : " Love u dek.... "

Setelah Kak Nissa mengatakan itu, kedua tangan Kak Nissa merangkul leherku dan langsung mencium bibirku dengan lembut.

" Cupp... Cuppp... Cppp.... ".

Aku yang diperlakukan seperti itu oleh Kak Nissa merasa tertantang dan adrenalinku terpacu lagi jadi aku langsung memeluk tubuh Kak Nissa dan langsung meremas bokong sebelah kiri Kak Nissa dengan lembut serta menekan tubuh Kak Nissa supaya semakin erat tubuhku.

Tanpa komando lagi aku langsung melumat bibir Kak Nissa dengan gemas.

" Ssllppp.... Sssllpppp.... Ssspppp... ".

Kak Nissa pun membalas lumatanku kepadanya.

Semakin panas ciumanku kepada Kak Nissa dan Kak Nissa yang memulai untuk memasukan lidahnya kedalam mulutku. Maka, aku pun tidak tinggal diam. Aku langsung menghisap lidah Kak Nissa begitu masuk kedalam mulutku.

Semakin panas cumbuanku dengan Kak Nissa maka semakin aku tekan remasanku pada bokong sebelah kiri Kak Nissa.

Setelah beberapa saat Kak Nissa melepaskan cumbuannya dan mendorong tubuhku ke kasur yang tepat dibelakangku.

Begitu aku terdorong oleh Kak Nissa dan tubuhku dalam posisi terlentang Kak Nissa langsung menindih tubuhku dan langsung menciumku dengan sangat panas.

Aku yang diperlakukan sedemikian rupa maka aku langsung meremas bokong Kak Nissa dengan kedua tanganku.

Aku meremas bokong Kak Nissa dengan dengan remasan ringan, itupun rasanya sangatlah nikmat. Bokong Kak Nissa sangatlah kenyal. Sangat terasa dikedua telapak tanganku.

Mungkin merasa perlakuanku begitu lembut Kak Nissa melepas cumbuannya kepadaku sambil tersenyum.

Aku yang bingung dengan Kak Nissa hanya diam saja.

Kak Nissa : " Dek... Buka mulutnya.... ".

Aku yang tidak tau Kak Nissa akan berbuat apa, hanya menurut saja. Tiba-tiba Kak Nissa membuka Mulutnya sedikit dan meneteskan air ludahnya yang mana langsung masuk kedalam mulutku. Kak Nissa terus saja meneteskan air ludahnya kedalam mulutku. Aku pun seperti tidak merasakan risih, jijik atau bagaimana langsung menelan air ludah Kak Nissa.

Kak Nissa : " Ehemmm.... Ahaaa.... Gimanah dek.... Hemm.... Enak...??. ..iya... Enak...adek suka...Ahaa... Mau lagihh..... Iyaa.... Hmm.... ".

" Duh... ".

Mendengar Kak Nissa mengatakan kata seperti itu dengan logat yang manja maka aku pun hanya mengangguk saja.

Jikalau ada orang yang melihat bagaimana mukaku saat itu pasti tertawa karena melihat wajah mupeng berat.

Kak Nissa pun tersenyum melihatku mengangguk tapi saat itu Kak Nissa tidak melakukannya lagi. Aku yang saat itu merasa sedikit kecewa. Dan Kak Nissa mengetahui akan Hal itu pun tersenyum menggoda.

Lalu Kak Nissa duduk diatas tubuhku yang mana kemaluanku terasa seperti tertindih oleh tubuh Kak Nissa dan itu rasanya sangat nikmat.

Seperti ada sengatan listrik yang menyengat kemaluanku yang sangat keras dan tegang. Kak Nissa langsung tersenyum lagi mengetahui kemaluannya menempel pada kemaluanku yang terhalang celana dalamnya dan sarung yang masih aku kenakan.

Dengan gerakan yang pelan kedua tangan Kak Nissa dia gerakan kedepan sampai menyentuh susunya. Dengan gerakan pelan juga Kak Nissa melepas kait bra nya yang berada didepan. Begitu kait bra itu lepas Kak Nissa membuka bra nya dengan pelan.

Begitu terbuka dan Kak Nissa melepaskan bra yang melekat pada tubuhnya Kak Nissa langsung membuangnya ke samping kanannya.

Terlihatlah sudah susu milik Kak Nissa. Tangan Kak Nissa langsung berada disamping tubuhnya sembari tersenyum menggoda.

Aku melihat susu Kak Nissa yang sangat indah. Dengan kulit kuning langsat tanpa cacatnya dan sangat mulus terlihat bebas. Seperti menantang gravitasi, susu milik Kak Nissa yang besar itu terlihat jelas dimataku, dengan puting yang berwarna pink kecoklatan yang terlihat sedikit menonjol kedepan. Benar-benar bergetar tubuhku ini melihat pemandangan yang tidak pernah kulihat pada diri Kak Nissa. Kemaluanku merespon dengan berkedut kedut seakan memberi tanda pada tuannya untuk segera untuk menempelkan kemaluanku pada susu milik Kak Nissa.

Kak Nissa : " Hmm... Adek... Suka???... Hmm... ".

Aku hanya mengangguk saja sebagai jawaban.

Setelah itu dengan senyuman manja Kak Nissa memajukan badannya.

Kak Nissa : " Kalau adek suka... Kenapa adek tidak bilang dari dulu... Hmm... Kenapa cuma diam saja... Padahal kakak dengan senang hati kakak kasih ke adek.... Hmmm... Yasudah sekarang kakak yang kerja dulu ya... Hmmm.... ".

Setelah itu Kak Nissa berdiri dan dengan gerakan pelan Kak Nissa melepas kaitan celana dalamnya. Setelah terlepas maka terlihat sudah tubuh Kak Nissa yang polos tanpa ada yang menempel pada tubuhnya kecuali anting di telinganya dan anting dipusarnya.

Tubuh yang sangat profesional itu menampilkan kulit kuning langsat tanpa cacat yang sangat mulus dihiasi dengan susu yang besar bulat indah dengan warna puting pink kecoklatan, perut yang rata seolah-olah tanpa adanya lemak yang dibiasi anting dibagian pusarnya berbentuk seperti bros kecil dengan bandul bulat berwarna putih bening sedangkan antingnya berwarna silver mengkilat, lantas kemaluan yang bersih dari adanya bulu kemaluan yang terlihat sangat-sangat menggoda tanpa adanya warna lain selain kuning langsat. Paha yang sangat mulus tanpa noda serta kaki yang terlihat jenjang.

Setelah itu Kak Nissa turun dari kasur dan langsung menarik sarungku hingga terlepas.

Kini ada dua insan manusia yang statusnya kakak beradik sama-sama dengan keadaan polos telanjang.

Kemaluanku yang sangat tegang dan keras itu akhirnya terbebas dari sarung yang menggangu.

Begitu Kak Nissa melihat kemaluanku yang ereksi tegang dan keras, Kak Nissa tersenyum sambil melirikku seraya berkata.

Kak Nissa : " Dek... Itu milik kakak kan??? ".

Aku : " Semuanya milik kakak... Kapanpun itu... ".

Kak Nissa : " Hihihi... Makasih yaa....hmmm.... Adeekkk... Adek pingin diapain sama kakak... Hmm... ".

Aku : " Menurut kakak...??? ".

Dengan senyuman yang menggoda Kak Nissa mulai merangkak dibawahku. Setelah itu tangan Kak Nissa melebarkan kakiku. Aku hanya nurut saja dan penasaran Kak Nissa mau berbuat apa.

Kak Nissa telah duduk ditengah tengah diantara kedua pahaku yang sudah dilebarkan posisinya.

Kak Nissa : " Hmm... Adek... Lihat nih...kaaakkkaaakkk sudah didepan kontol kamu... Hihi".

Mendengar Kak Nissa mengucapkan kata " Kontol " Membuatku semakin tidak tahan.

Tiba-tiba kedua tangan Kak Nissa mengelus pahaku paha kanan dan paha kiri. Sungguh Geli dan nikmat kurasakan saat Kak Nissa mengelus kedua pahaku.

Elusan Kak Nissa semakin naik. Kurasakan kedua tangan Kak Nissa semakin dekat dengan kemaluanku. Aku sangat menikmati kelakuan Kak Nissa terhadapku.

Hanya tinggal beberapa centimeter lagi tangan Kak Nissa menyentuh kemaluanku Kak Nissa menghentikan elusannya.

Kak Nissa : " Adek suka.... Iyaa... Sukaa.... Hmm... ".

Sambil tersenyum Kak Nissa berkata seperti itu. Aku hanya mengangguk dan tersenyum saja karena tidak tau harus berkata apa lagi.

Aku pun memejamkan mataku sembari merasakan kenikmatan yang diberikan Kak Nissa.

Aku sedikit tersentak terkejut karena jari-jari tangan Kak Nissa mengelus batang kemaluanku dengan lembut dan pelan.

Aku langsung membuka mataku dan melihat Kak Nissa dengan tatapan nafsu.

Seolah mengerti Kak Nissa langsung menggenggam batang kemaluanku.

Kak Nissa : " Uhh... Dek... Keras.... Panjang.... Besar ".

Sedangkan aku melihat itu langsung tersenyum.

Aku : " Kakak suka....? ".

Kulihat Kak Nissa tersenyum dan mengangguk.

Lalu Kak Nissa mengocok kemaluanku dengan pelan.

Rasanya sangat-sangat nikmat. Aku pun langsung memejamkan mataku dan merasakan kocokan Kak Nissa yang sangat nikmat.

" Uhhh.... Kenapa kakak tau cara mengocok kemaluanku.... Bahkan seperti sudah terbiasa dengan itu semua.... Bahkan dengan bunda pun lebih luwes kakak saat mengocok kemaluanku... ". Pikirku.

Karena aku tidak mau suudzon kepada Kak Nissa, maka aku biarkan saja sembari menikmati kocokan Kak Nissa.

Cukup lama Kak Nissa mengocok Kemaluanku.

Kak Nissa : " Adeeekk.... Lihat nih dek... ".

Saat aku membuka mata ternyata kepala Kak Nissa sudah menunduk dan kepala kemaluanku tepat didepan mulutnya.

Tiba-tiba Kak Nissa melumat kepala kemaluanku dengan pelan. Hanya kepala kemaluanku saja. Kulihat bibir Kak Nissa sangat menggoda dan seksi saat melumat kepala kemaluanku.

Tidak sampai masuk kedalam mulut dan hanya dibibirnya saja Kak Nissa melumat kepala kemaluanku.

" Umm... Hmm... Cppp... Hmmmm.. Emmm... Ummm... "

Hanya itu yang terdengar dari mulut Kak Nissa. Sembari bermain dengan kemaluanku Kak Nissa terus saja melihatku tajam, seolah olah mengatakan.

" Lihat nih dek... Kakak melumat kepala kontol kamu... Enakkan dek... Suka kan kalau kakak begini sama kamu.... ".

Sungguh aku merasakan nikmat yang belum pernah aku rasakan selama ini. Mungkin kalau aku yang dulu diperlakukan seperti ini mungkin akan langsung keluar karena tidak kuat lagi dengan kenikmatan ini.

Setelah puas bermain dengan kepala kemaluanku, Kak Nissa langsung melahap kemaluanku sampai batang kemaluanku.

Rasanya benar-benar berbeda dari yang pernah aku rasakan bersama Ummi Ranni dan Bunda.

Aku : " Uhhh.... Kak... Ahhh... Nikmatnyaaa.... ".

Aku merasakan kuluman Kak Nissa begitu berbeda karena lidah Kak Nissa bermain main di kepala kemaluanku dan lobang kemaluanku.

Kak Nissa : " Umm.... Ssssllllppppp.... Hmmm.... Adek... Sukaaaakkk.... Iyaaa sukaaakkk... Hmmmm..... Ssslllpppp.... Ssssllllpppp.... ".

Bahkan Kak Nissa mengulum dN mengocok kemaluanku dengan mulutnya, bisa juga Kak Nissa berkata seperti itu.

Sangat binal.... Itulah yang aku pikirkan saat itu. Sisi binal dan liar Kak Nissa benar-benar lepas kendali. Bahkan kenikmatan yang Kak Nissa berikan dua kali lipat dari kenikmatan yang bunda dan Ummi Ranni berikan kepadaku.

Seorang Akhwat bercadar yang terlihat sangat kalem dan alim ternyata menyimpan sisi seperti itu.

Aku yang sudah tidak kuat lagi dengan serangan Kak Nissa yang begitu nikmat maka aku pun tidak ingin tinggal diam saja.

Aku bangkit dari tiduranku dan langsung duduk. Kak Nissa hanya melihatku dengan tatapan tajam seolah olah bertanya.

" Mau apa dek... ".

Aku langsung menghentikan Kak Nissa yang sedang mengulum kemaluanku sembari melihatku. Lalu membalikan tubuh Kak Nissa dan menidurkannya diranjang.

Aku melihat Kak Nissa sempat panik tapi setelah aku tersenyum kepadanya dan menaikan tubuhku diatas tubuh Kak Nissa yang posisinya dibawah tubuhku dengan posisi terlentang. Lalu aku membisikan sesuatu ditelinga kirinya yang membuat Kak Nissa tersenyum.

Aku : " Kakak sangat binal dan liar... Sekarang gantian aku yang akan buat Kak Nissa merasakan nikmat... ".

Aku langsung melumat telinga sebelah kiri Kak Nissa. Bahkan lidahku menjilat lobang telinganya sehingga desahan Kak Nissa keluar.

Kak Nissa : " Uhh... Deekkk.... Ahhhh.... Ssshhhhh..... Geli.... Ohhh.... Terus dek.... Ahhhhh... Ssshhh.... Hmmm ".

Mendengar desahan Kak Nissa yang bagaikan alunan musik ditelingaku maka aku pun semakin semangat untuk memberikan kenikmatan kepada Kak Nissa.

Aku terus menjilati telinga Kak Nissa sebelah kiri. Setelah aku puas dengan yang kiri maka aku berpindah ke telinga sebelah Kanan.

Desahan Kak Nissa semakin terngiang ditelingaku bahkan tangan Kak Nissa memeluk dan meremas kepalaku.

Kak Nissa : " Ohhhh.... Deeekkk.... Gelihh.... Aahhhh.... Ssshhhh..... ".

Puas aku dengan telinganya aku menurunkan kepalaku sampai oada bagian lehernya.

Yang semula aku mencium leher Kak Nissa bahkan aku memberikan cupangan kepadanya. Lalu aku menjilati leher mulus Kak Nissa. SedangkanKak Nissa terus saja mendesah desah dengan suara yang manja.

Kak Nissa : " Oohhhh dekkk... Ssshh.... Kakak tidak kuat dek.... Ooohhhh.... ".

Terus saja aku menyerang leher Kak Nissa tiba-tiba aku mempunyai ide. Maka aku pun melakukan ideku deoaxa Kak Nissa.

Disaat aku terus menyerang leher Kak Nissa dengan jilatan-jilatanku bahkan aku menjilatinya sampai kembali pada telinganya dan lobang telinganya, dengan lembut aku menurunkan tubuhku dan menempelkan kemaluanku pada kemaluan Kak Nissa.

Akupun langsung menggesekkan kemaluanku kepada kemaluan Kak Nissa supaya Kak Nissa merasakan kenikmatan lebih.

Kak Nissa terkejut dengan apa yang aku lakukan kepadanya. Tapi Kak Nissa terus saja mendesah.

Kak Nissa : " Ohhh dekk... Enak dek.... Ohhh... Memek Kakak enak dek.... Ohhhh.... Ssshhhh..... Dekkk.... Ohmmm.... Jangan... Ahhh... Masukin... Kakak... Masih.... Segel dek.... Ohhhh.... Iya... Enakkk..... Ssshhhh.... ".

Aku yang mendengan itu mengerti apa yang Kak Nissa maksud. Maka aku hanya menggesekkan saja kemaluanku kepada kemaluan Kak Nissa.

Semakin terasa bahwa kemaluan Kak Nissa yang sudah banjir oleh cairan pelumasnya kini bertambah deras. Sangat basah aku rasakan pada kemaluanku.

Aku : " Aaahhhh.... Kak.... Aku.... Juga... Enak kak..... Ssshhhh.... ".

Aku juga tidak mau diam dalam mendesah. Maka aku juga mendesah agar Kak Nissa juga tau kalau aku juga menikmati kenikmatannya.

Tidak lama setelah itu tubuh Kak Nissa bergetar dan pinggulnya yang semula diam kini ikut mengimbangi gesekan kemaluanku. Aku yang tau kalau Kak Nissa akan segera keluar maka aku semakin kencang menggesekkan kemaluanku kepada kemaluan Kak Nissa.

Beberapa detik setelah itu Kak Nissa tiba-tiba mencengkram bahuku dan sedikit ditekan. Tubuhnya bergetar hebat, menggigil serta nafasnya seperti tertahan dan berat.

Kak Nissa : " Aaakkhhh... Adekkk.... Kkaakaakkk... Iiihhhh..... Hhhhh..... Ohhhh.... Oohhhh.... Sshhhh.... Ooohhhhh.... Oohhhh.... Hmm... Aahhhhh.... Hahhh.... Hahhh.... Hahhh.... ".

Aku merasakan kemaluanku seperti dibanjiri oleh cairan hangat yang lumayan banyak.

Setelah Kak Nissa mencapai orgasmenya tubuhnya langsung lemas nafasnya ngos-ngosan seperti habis berlari maraton dengan jarak yang jauh.

Aku : " Hahh.... Gimana kak.... Hmmm... Enak kan... ".

Kak Nissa mengangguk.

Kak Nissa : " Hahhh... Enak banget dek... Hahhh.... Baru kali ini kakak klimaks senikmat ini.... Hahhh.... Hahhh.... ".

" Baru kali ini???? Senikmat ini???? Duhhh apa kakak pernah merasakan klimaks orgasme sebelumnya??? Lalu dengan siapa???? Apa kakak pernah melakukan masturbasi sebelumnya???? ". Pikirku.

Berbagai macam pertanyaan muncul dikepalaku. Tapi aku urungkan untuk bertanya karena aku tidak mau moment ini hilang begitu saja karena rasa ilfil yang Kak Nissa rasakan setelah sadar apa yang Kak Nissa katakan. Mungkin Kak Nissa tidak sadar berkata seperti itu dan secara spontan saja. Aku juga tidak mau ambil pusing dengan itu tapi penasaran dan terkejut juga Kak Nissa mengatakan itu.




Seadanya dulu soalnya beneran gk enak banget nulisnya kalau urusan realnya padet begini...

Lanjut kalau senggang lagi yaa.....


Salam
Kak Nissa gak mau kehilangan kamu
Dia mau lakuin apapun untuk menyenangkanmu
Kamu bisa garap kak nissa sampe dia minta² terus xixixi
 
wah, baru baca kemarin (1 Februari) dan akhirnya kekejar juga ampe yang terkini.
Sumpah jadi penasaran sama kelakuan kak Nisa off screen wkwkwk
keren aja kalo plot twistnya doi miss Vnya masih perawan tapi yg di belakang engga.

Tapi aku harap suhu cowek bisa memberi kejutan yg ga terpikirkan (kalaupun tidak juga gpp hehe)
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd