Cowek
Adik Semprot
- Daftar
- 18 Nov 2016
- Post
- 104
- Like diterima
- 5.953
" Mau berangkat sekarang...? ". Tanya istriku dengan menggunakan bahasa isyarat saat melihatku memakai jaketku dan juga tas.
Aku yang mau berangkat ke toko berpamitan kepada istriku yang sangat aku cintai.
" Iya sayang.... Jangan lupa nanti jenguk bunda ya.... ". Jawabku dengan lisanku.
Istriku hanya mengangguk sambil tersenyum sampai terlihat gigi gingsulnya. Aku langsung mencium kening istriku dengan kasih sayang.
" Assalamualaikum.... Cantik.... ". Salamku kepada istriku.
" Waalaikum salam... Tampan.... ". Jawab istriku menggunakan bahasa isyarat.
Aku pun bergegas untukku berangkat ke toko untuk bekerja menggunakan sepeda motorku.
Setelah menempuh jarak yang lumayan jauh aku akhirnya sampai juga di toko. Aku pun bergegas memakirkan motorku dan melepas helmku aku pun berjalan ke pintu toko yang mana kariyawan sudah membukanya terlebih dahulu karena saat itu jam 8.45 WIB.
" Assalamualaikum.... ". Salamku pada saat aku membuka pintu toko dan langsung melihat kariyawan yang sedang melayani pembeli.
" Waalaikum salam.... ". Kata kariyawanku dengan serempak karena disana hanya ada 3 kariyawan.
Aku pun tersenyum dan langsung berjalan kearah ruanganku untuk bekerja. Sesampainya disana, aku langsung beres-beres untukku bekerja.
Aku bekerja dengan semangat hari itu sampai-sampai tidak terasa sudah jam 15.45 WIB aku pun langsung bergegas untukku menutup toko.
Setelah selesai aku pun mempersilahkan para pekerja untuk pulang. Aku orang yang pulang terakhir karena untuk pembukuan dan juga mengecek semuanya karena takutnya kalau kariyawan ada yang tertinggal atau melupakan sesuatu.
" Hmm.... Beres... Semua sudah dan aman.... Alhamdulilah.... ". Gumamku.
Setelah itu aku pun keluar dari toko dan menutup pintu toko serta menguncinya.
Aku melihat jam pada tangan kiriku yang ternyata sudah sangat sore jam 17.20 WIB.
" Huh.... Sudah hampir gelap.... Aku harus segera untuk pulang... Aku tidak mau istriku menunggu terlalu lama dirumah.... ". Batinku.
Aku memang jarang sekali untuk pulang terlambat. Kecuali kalau ada keperluan yang penting baru aku pulang terlambat itupun aku memberi kabar kepada istriku kalau pulang terlambat.
Aku pun bergegas untukku pulang. Dengan kecepatan sedang aku melajukan sepeda motorku.
" Duh sudah gelap..... Masih lumayan jauh mana hujan lagi..... Astaghfirullah.... ". Batinku.
Aku pun memarkirkan motorku saat ada sebuah ruko yang sudah tutup. Masihlah jauh untukku sampai rumah karena posisiku masih berada dikawasan kota. Segera aku membuka jok motorku dan mengambil jas hujan.
Setelah aku memakai jas hujan aku pun langsung tancap gas mengingat sebentar lagi maghrib.
Saat masuk ke wilayah hutan sawit aku pun menghentikan laju motorku disebuah mushola terdekat situ untuk melaksanakan sholat maghrib.
Setelah selesai aku cepat-cepat untuk pulang walau hujan masih belum reda.
Saat sampai rumah istriku langsung membukakan pintu rumah setelah aku mengucapkan salam.
Tampak senyum indah yang selalu menghiasinya dan selalu berdandan yang sangat menggoda iman bahkan selalu tercium bau harum misik jika aku berada dirumah tapi jika kami keluar rumah, boro-boro berdandan yang ada malah kucel dan juga bau asem, paling mentok cuma pakai celak mata saja dan tentu selalu dengan cadarnya.
Istriku sengaja melakukan itu karena memang itu adalah kewajiban seorang istri yang hanya berdandan untuk suaminya dan selama aku menikah dengannya 6 tahun lalu, aku belum pernah melihatnya marah, yang ada hanya senyuman dan keramahan darinya.
" Sayang mau mandi dulu? Ngopi dulu? Atau aku dulu? " Katanya menggunakan bahasa isyarat.
Sejak aku menikah jika aku pulang bekerja atau keluar rumah sampai malam istriku selalu mengatakan itu kepadaku.
Aku tersenyum melihat bahasa isyarat istriku itu " Hehe... Aku mandi dulu dong sayang, setelah itu ngopi terus..... ". Ucapku.
Hampir setiap hari aku memberikan nafkah batin kepada istriku, karena aku juga baru tahu setelah menikah jika istriku juga memiliki nafsu yang besar sama sepertiku.
Istriku hanya tersenyum manis dan segera menyiapkan air panas untukku mandi.
Malam harinya sekitaran pukul 12 malam aku duduk di teras belakang rumahku yang pasti setelah aku menafkahi nafkah batin istriku. Aku sangat bersyukur kalau istriku bisa mengimbangiku untuk urusan ranjang walau kami memiliki kekurangan. Sambil melihat air hujan yang masih turun dengan derasnya. Entah kenapa aku kembali mengingat masa laluku yang bahkan istriku sendiri tidak tau akan hal itu. Aib yang sangat ingin aku lupakan bersama keluargaku sendiri dan juga beberapa wanita yang hadir dalam hidupku di masa lalu.
" Hahhhh.... Sangat memalukan.... ". Gumamku.
Sambil ngopi dan merokok aku mengingat kejadian itu. Aku juga setelah berpindah haluan, aku juga mengenal yang namanya rokok dan isyriku pun membolehkan hal itu asal tidak berlebihan.
Entah bagaimana nasib beberapa wanita itu sekarang, yang jelas hanya beberapa saja yang aku tahu selebihnya aku tidak tahu...
.
.
.
.
.
Hai hai suhu...
Ane kembali lagi untuk menghibur para suhu dimari dan juga melanjutkan coretan-coretan ane sebelumnya dan untuk yang belum tahu atau membaca coretan ane yang sebelumnya, bisa baca dengan judul yang sama tanpa angka 2.
Ane juga mohon kepada para bocil plagiat sangean asal comot karya orang untuk tidak lagi mencomot karya orang lain tanpa ijin entah karya siapapun itu, ane hanya ingin coretan ane ini hanya untuk penduduk forum tercinta kita ini.
Apabila ane tahu ada lagi coretan ane ini di lain tempat maka ane dengan terpaksa akan menutup lagi coretan ane ini...
Oh iya ada satu hal lagi karena ane cukup sibuk di RL jadi untuk update tidak menentu...
Hmm... Okelah, lanjoooottt...
Aku yang mau berangkat ke toko berpamitan kepada istriku yang sangat aku cintai.
" Iya sayang.... Jangan lupa nanti jenguk bunda ya.... ". Jawabku dengan lisanku.
Istriku hanya mengangguk sambil tersenyum sampai terlihat gigi gingsulnya. Aku langsung mencium kening istriku dengan kasih sayang.
" Assalamualaikum.... Cantik.... ". Salamku kepada istriku.
" Waalaikum salam... Tampan.... ". Jawab istriku menggunakan bahasa isyarat.
Aku pun bergegas untukku berangkat ke toko untuk bekerja menggunakan sepeda motorku.
Setelah menempuh jarak yang lumayan jauh aku akhirnya sampai juga di toko. Aku pun bergegas memakirkan motorku dan melepas helmku aku pun berjalan ke pintu toko yang mana kariyawan sudah membukanya terlebih dahulu karena saat itu jam 8.45 WIB.
" Assalamualaikum.... ". Salamku pada saat aku membuka pintu toko dan langsung melihat kariyawan yang sedang melayani pembeli.
" Waalaikum salam.... ". Kata kariyawanku dengan serempak karena disana hanya ada 3 kariyawan.
Aku pun tersenyum dan langsung berjalan kearah ruanganku untuk bekerja. Sesampainya disana, aku langsung beres-beres untukku bekerja.
Aku bekerja dengan semangat hari itu sampai-sampai tidak terasa sudah jam 15.45 WIB aku pun langsung bergegas untukku menutup toko.
Setelah selesai aku pun mempersilahkan para pekerja untuk pulang. Aku orang yang pulang terakhir karena untuk pembukuan dan juga mengecek semuanya karena takutnya kalau kariyawan ada yang tertinggal atau melupakan sesuatu.
" Hmm.... Beres... Semua sudah dan aman.... Alhamdulilah.... ". Gumamku.
Setelah itu aku pun keluar dari toko dan menutup pintu toko serta menguncinya.
Aku melihat jam pada tangan kiriku yang ternyata sudah sangat sore jam 17.20 WIB.
" Huh.... Sudah hampir gelap.... Aku harus segera untuk pulang... Aku tidak mau istriku menunggu terlalu lama dirumah.... ". Batinku.
Aku memang jarang sekali untuk pulang terlambat. Kecuali kalau ada keperluan yang penting baru aku pulang terlambat itupun aku memberi kabar kepada istriku kalau pulang terlambat.
Aku pun bergegas untukku pulang. Dengan kecepatan sedang aku melajukan sepeda motorku.
" Duh sudah gelap..... Masih lumayan jauh mana hujan lagi..... Astaghfirullah.... ". Batinku.
Aku pun memarkirkan motorku saat ada sebuah ruko yang sudah tutup. Masihlah jauh untukku sampai rumah karena posisiku masih berada dikawasan kota. Segera aku membuka jok motorku dan mengambil jas hujan.
Setelah aku memakai jas hujan aku pun langsung tancap gas mengingat sebentar lagi maghrib.
Saat masuk ke wilayah hutan sawit aku pun menghentikan laju motorku disebuah mushola terdekat situ untuk melaksanakan sholat maghrib.
Setelah selesai aku cepat-cepat untuk pulang walau hujan masih belum reda.
Saat sampai rumah istriku langsung membukakan pintu rumah setelah aku mengucapkan salam.
Tampak senyum indah yang selalu menghiasinya dan selalu berdandan yang sangat menggoda iman bahkan selalu tercium bau harum misik jika aku berada dirumah tapi jika kami keluar rumah, boro-boro berdandan yang ada malah kucel dan juga bau asem, paling mentok cuma pakai celak mata saja dan tentu selalu dengan cadarnya.
Istriku sengaja melakukan itu karena memang itu adalah kewajiban seorang istri yang hanya berdandan untuk suaminya dan selama aku menikah dengannya 6 tahun lalu, aku belum pernah melihatnya marah, yang ada hanya senyuman dan keramahan darinya.
" Sayang mau mandi dulu? Ngopi dulu? Atau aku dulu? " Katanya menggunakan bahasa isyarat.
Sejak aku menikah jika aku pulang bekerja atau keluar rumah sampai malam istriku selalu mengatakan itu kepadaku.
Aku tersenyum melihat bahasa isyarat istriku itu " Hehe... Aku mandi dulu dong sayang, setelah itu ngopi terus..... ". Ucapku.
Hampir setiap hari aku memberikan nafkah batin kepada istriku, karena aku juga baru tahu setelah menikah jika istriku juga memiliki nafsu yang besar sama sepertiku.
Istriku hanya tersenyum manis dan segera menyiapkan air panas untukku mandi.
Malam harinya sekitaran pukul 12 malam aku duduk di teras belakang rumahku yang pasti setelah aku menafkahi nafkah batin istriku. Aku sangat bersyukur kalau istriku bisa mengimbangiku untuk urusan ranjang walau kami memiliki kekurangan. Sambil melihat air hujan yang masih turun dengan derasnya. Entah kenapa aku kembali mengingat masa laluku yang bahkan istriku sendiri tidak tau akan hal itu. Aib yang sangat ingin aku lupakan bersama keluargaku sendiri dan juga beberapa wanita yang hadir dalam hidupku di masa lalu.
" Hahhhh.... Sangat memalukan.... ". Gumamku.
Sambil ngopi dan merokok aku mengingat kejadian itu. Aku juga setelah berpindah haluan, aku juga mengenal yang namanya rokok dan isyriku pun membolehkan hal itu asal tidak berlebihan.
Entah bagaimana nasib beberapa wanita itu sekarang, yang jelas hanya beberapa saja yang aku tahu selebihnya aku tidak tahu...
.
.
.
.
.
Hai hai suhu...
Ane kembali lagi untuk menghibur para suhu dimari dan juga melanjutkan coretan-coretan ane sebelumnya dan untuk yang belum tahu atau membaca coretan ane yang sebelumnya, bisa baca dengan judul yang sama tanpa angka 2.
Ane juga mohon kepada para bocil plagiat sangean asal comot karya orang untuk tidak lagi mencomot karya orang lain tanpa ijin entah karya siapapun itu, ane hanya ingin coretan ane ini hanya untuk penduduk forum tercinta kita ini.
Apabila ane tahu ada lagi coretan ane ini di lain tempat maka ane dengan terpaksa akan menutup lagi coretan ane ini...
Oh iya ada satu hal lagi karena ane cukup sibuk di RL jadi untuk update tidak menentu...
Hmm... Okelah, lanjoooottt...
