Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA KEPUTUSANKU ( NO SARA )

Status
Please reply by conversation.
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Jangan goreng kentang lagi ya hu, awas loh ntar tak timpuk pel*r kambing :|
 
Lanjut ya......

Jangan lupa tisu sama balsem nya....

Monggo....








Kak Nissa : "astaghfirullah Bunda.... Kenapa.... Kenapa bunda masturbasi.... Kenapa harus adek... Kenapa bunda... Astaghfirullah". Tanya Kak Nissa menahan emosi dan air matanya.

Bunda : " Niss... Maafkan bunda Niss maafkan bunda ". Kata bunda yang langsung beranjak dari kasurnya dan memeluk Kak Nissa yang mana masih dalam keadaan telanjang tanpa selembar kain yang menempel ditubuhnya.

Disitu tangis Kak Nissa pecah, aku yang tadi posisinya sangat terangsang menjadi iba dengan mereka. Iba karena walau bagaimana pun diumur ibuku yang sudah 42 tahun masih membutuhkan kebutuhan biologisnya. Disisi lain Kak Nissa yang mungkin sakit hati karena kenapa ibuku berfantasi denganku, ya walau bagaimana pun ibuku pernah memainkan kemaluanku sampai ibuku blepotan spermaku.

Kak Nissa : " Bundaa.... Hiks... Hiks... Jelaskan pada Nissa bunda ". Kata Kak Nissa yang mulai tenang.

Lalu ibuku menggandeng tangan Kak Nissa ke kasurnya sedangkan aku yang saat itu bersandar di tiang pintu juga disuruh ibuku mendekat dan duduk disebelah Kak Nissa. Jadi posisi ibuku didepan kami yang sedang duduk menghadap ke arah ibuku dan ibuku menghadap kearah kami. Sedangkan ibuku menutupi tubuhnya dengan selimutnya. Lalu ibuku menjelaskannya.

Bunda : " Maafkan bunda ya Niss kalau bunda begini... Karena sebenarnya bunda masih membutuhkan kebutuhan batin... Entah Niss akhir-akhir ini kebutuhan bunda itu meluap luap dan bunda menginginkan nya. Apa kamu ingat waktu bunda kasih tau kamu kalau Azam sakit demam itu? Karena aku melihat Azam berkeringat dan lengket badannya bunda mengelap badannya semuanya, saat itu bunda melihat kalau kemaluan Azam sangat menggoda bunda Niss. Bunda tidak tau kenapa bunda menjadi seperti ini. Nissa kalau Nissa mengerti maksud bunda, bunda berterima kasih, tapi kalau Nissa masih ingin marah dengan bunda dan jengkel atas kelakuan bunda, bunda minta maaf , maafin bunda Niss, maafin bunda ". Sambil menangis ibuku menjelaskan semuanya.

Aku bersyukur kalau ibuku tidak menceritakan semuanya, aku khawatir dengan mental Kak Nissa walaupun Kak Nissa berciuman denganku dengan sangat panas tapi ini kasus yang lebih dalam lagi. Bunda Kak Nissa maafin Azam juga, batinku.

Aku melihat Kak Nissa juga menangis. Sedangkan aku sendiri hanya diam tidak tau harus berbuat apa.

Setelah mereka sudah tenang Kak Nissa mulai berbicara.

Kak Nissa : " Bunda tau kan kalau Nissa sangat sayang kepada bunda? Begitu juga dengan adek, bunda....Nissa mengerti dan maafin Nissa juga bunda kalau Nissa.... mencintai adek, entah kenapa perasaan itu muncul, Nissa juga mempunyai perasaan lebih kepada adek, Nissa sangat ingin bersama adek dan bunda sampai orang yang akan menjadi pendamping Nissa datang bunda, bunda maafin Nissa bunda, maafin Nissa ". Jelas Kak Nissa yang mengakui semua perasaannya.

Bunda : " Iya Niss.... Bunda ngerti tapi hanya untuk sementara ya jangan selamanya karena kalian itu saudara kandung dan yang paling penting kalian harus saling menjaga dan tetap kontrol ". Kata ibuku sambil tersenyum.

Kak Nissa langsung memeluk ibuku begitu juga dengan ibuku. Aku melihat itu langsung lega karena mereka saling mengerti satu sama lain. Lalu ibuku melirikku dan menyuruhku untuk ikut memeluk Kak Nissa. Aku langsung memeluk mereka berdua dengan erat.

Setelah beberapa lama kami menyudahi pelukan kami dan tersenyum. Lalu Kak Nissa melihat bunda yang telanjang yang ditutupi dengan selimut.

Kak Nissa : " Emm... Bunda tidak mau melanjutkan yang tadi? ". Tanya Kak Nissa.

Aku terkejut ketika Kak Nissa berkata seperti itu. Tadi seperti apa sekarang seperti apa pula.... Wanita memang susah untuk dimengerti.

Bunda : " Ehh... Umm... Tidak sayang, lagipula bunda sudah.... Umm... Keluar kok ". Jawab ibuku.

Kak Nissa : " Ehh yang bener bunda? ". Tanya Kak Nissa kembali.

Bunda : " Iya sayang, bunda sudah keluar 2 kali kok ". Jawab bunda malu-malu.

Kak Nissa : " Ehh 2 kali bunda? ". Tanya Kak Nissa.

Bunda : " Iya sayang hihihi, abisnya lama sekali bunda tidak ngerasain begini jadi yaa gitu deh, hihihi ". Ibuku cekikikan.

Duhh apa mereka ini lupa kalau ada aku, kalo begini terus aku juga tidak kuat untuk menahan agar kemaluanku tidak tegang, pikirku.

Aku : " Emm... Bunda, kakak, aku tidur aja yaa... Ngantuk ". Kataku.

Bunda : " Emm... Azam bobok sama bunda aja ya disini sama kakakmu juga ya, gimana Niss? Kamu mau kan ?". Ajak ibuku.

Kak Nissa : " Iya bunda, Nissa tidur disini ". Jawab Kak Nissa.

Aku : " Umm... Baik bunda ". Jawabku.

Bunda : " Yaudah sini sayang kamu ditengah yaa... Trus kamu Niss, kamu dikirinya Azam ya ". Ajak ibuku.

" Baik bunda ". Kataku dan Kak Nissa berbarengan.

Lalu ibuku menggeser tubuhnya dan aku beranjak dan pindah di sisi kiri bunda sedangkan Kak Nissa disisi kiriku. Lalu kami masuk kedalam selimut bunda yang tebal dan lebar serta meletakan tubuhku dikasur. Aku yang posisinya ditengah-tengah mereka apa lagi posisi ibuku masih telanjang memelukku dan Kak Nissa juga memelukku. Mengingat cuaca yang sangat dingin malam ini menjadi hangat dan yang paling aku tidak nyaman adalah kemaluanku tegang mengingat ibuku yang telanjang dan Kak Nissa yang lengkap dengan cadarnya. Seperti punya istri dua. Ahhh...

Aku : " Ahhh... Bunda.... Kenapa tidak memakai pakaian dulu. Aku.... Aku... ". Kataku gugup dan tegang.

Bunda : " Hihihi.... Kenapa sayang bunda tidak apa-apa kok begini, kan sama kamu anak bunda ". Kata bunda sambil tersenyum centil.

Kak Nissa yang entah sengaja atau tidak tangannya menyenggol kemaluanku yang sedang tegang. Duh rasanya.....

Kak Nissa : " Ehh... Dek umm.... Itu kamu dek... Tegang yaa ". Tanya Kak Nissa.

Aku : " Emmm... Iy... Iya kak... Gimana tidak tegang kak, orang tidur sama dua bidadari cantik begini kok ". Jawabku.

Bunda : " Ehhh... Mana Niss? ". Kata ibuku lalu menyentuh dan memegang kemaluanku.

Bunda : " Ehhh... Iya ya tegang dan keras Niss ". Kata ibuku.

Kak Nissa : " Ehh... Bunda pegang itu adek? ". Jawab Kak Nissa.

Bunda : " Iya Niss... Hihihi.... Lagipula bunda juga pernah pegang kok dulu waktu ngebersihin badan Azam... Kenapa Niss kalau mau pegang ya pegang aja mumpung sudah tegang lho mana keras lagi... Hmmm... ". Kata ibuku.

Edan pikirku. Memangnya kemaluanku mainan apa ya.... Tapi ahhh rasanya nikmat. Hehehehe.

Kak Nissa : " Ahh tidak lah bunda... ". Kata Kak Nissa.

Mungkin malu atau gimana aku juga tidak tau yang jelas Kak Nissa langsung membalikkan badan menghadap tembok. Aku juga saat itu sangat mengantuk walaupun kemaluanku berkata tidak tapi aku membiarkan ibuku bermain dengan tangannya dibawah sana sedangkan aku tertidur.

Aku terbangun saat Kak Nissa membangunkanku. Saat itu kulihat jam hampir memasuki waktu subuh. Kulihat sekeliling untuk mencari ibuku.

Aku : " Kak, bunda kemana? ". Tanyaku.

Kak Nissa : " Bunda sedang mandi dek, kakak juga barusan bangun kok dibangunin bunda, yuk kita kemasjid dek sholat subuh ". Ajak Kak Nissa.

Aku : " Iya kak, aku bersih-bersih dulu ya kak ". Jawabku.

Kak Nissa hanya mengangguk dan berlalu untuk masuk ke kamarnya sedangkan aku, aku menunggu ibuku yang sedang mandi junub. Setelah selesai ibuku terkejut melihatku karena lampu dapur masih padam dan belum dinyalakan.

Bunda : " Astaghfirullah Azam, bikin jantungan aja sih ". Kata ibuku.

Kulihat ibuku hanya menggunakan handuk saja untuk menutupi tubuhnya. Lalu aku mendekati ibuku dan mencium keningnya lalu masuk ke kamar mandi. Didalam kamar mandi aku segera untuk mandi junub juga walaupun aku tidak dalam posisi junub tapi mengingat aku dan Kak Nissa bercumbu mesra semalam. Jadi aku memutuskan untuk mandi junub. Setelah selesai aku segera berpakaian dan pergi ke masjid menyusul ibuku dan Kak Nissa.

Setelah kembalinya kami dari masjid aktifitas kami menjadi seperti semula dan tidak ada bahasan atas kejadian semalam dan kulihat langit sangat mendung. Setelah aktifitas dirumah aku segera bersiap untuk berangkat bekerja. Aku berpamitan kepada ibu dan Kak Nissa lalu berangkat bekerja. Tidak ada hal yang perlu diceritakan selama aku bekerja karena hanya itu-itu saja.

Dan hari-hari pun berlalu tanpa adanya kejadian yang membuat kemaluanku tegang. Normal seperti sedia kala sampai beberapa minggu kedepan.

Aku ingat saat itu dimana Abi ikhsan dan istrinya berkunjung kerumah untuk menginap.

Karena kamar di rumah kami hanya ada 3 dan itu semua ada pemiliknya jadi untuk malam ini aku tidur di depan tv sedangkan kamarku dipakai oleh Abi dan istrinya. Kalau tidak salah sekitar pukul 01.00 WIB aku terbangun karena aku mendengar sayup-sayup suara erangan.

" Ahhh... Ssshh... Bi... Enak bi... Terus ahhh.... Ahhhh... ". Suara erangan dari kamarku.

Aku yang saat itu ingin sekali tidur lagi tapi tidak bisa karena suara erangan itu. Cukup jelas suara itu saat itu aku tidak mengintip atau gimana tapi aku coba untuk mendengarkan saja. Kemaluanku langsung terbangun dan keras hanya karena mendengarkan erangan dari Abi dan istrinya.

Abi : " Ahh.... Ssshhh... Ummi... Memek ummi sangat enak... Ahhhh... Ummi.. Kalau ummi pengen... Ahhh.... Dientot.... Ummi... Pengen... Ahhh... Dientot... Siapa... Uhhhh.... ". Erang Abi.

Ummi : " Ahhh... Kenapa... Abi... Bilang seperti.... Itu... Aahhhh..... Kontol Abi... Ennaaakk... Uhhhh.... ". Erang Ummi.

Abi : " Ahhh.... Hanya fantasi saja ummi... Uhhh... ". Erang Abi.

Ummi : " Ahhh.... Iyaa.. Bi.... Ummi... Ahhh... Uummmhh... Pengen... Ahhh... Sshhh... Dientot... Ahhh.. Az... Za... Bii... Azam... Ahhh.... Memek... Ummi... Enak.. Banget.... Bi... Uhhhh... Di.. Kontolin... Kayak... Gini... Ahhhh.. Ahhhh... Sshhh... ". Erang Ummi.

Aku yang mendengarkan erangan mereka terkejut dan aahhhh rasanya ingin sekali bergabung dengan mereka tapi mana mungkin, pikirku. Kenapa jadi aku yang jadi fantasi Ummi ya, batinku.

Abi : " Ahhhh... Gini ya mi.... Ahhhh memek ummi memang mantab uhhhhh.... Kalau gitu.... Ahhhh.... Ummi mau tidak.... Ahhh... Dientot.... Azam.... ". Tanya Abi sambil terus menggenjot Ummi.

Ummi : " Ahhh... Iyaa... Bi... Uhhhh.... Ssshhhh... Ummii... Pengen... Banget... Dientot... Azam... Biii... Aahhhh.... ". Jawab Ummi.

Abi : " Aahhh... Kenapa... Ummi pengen dientotin Azam mi.... Ahhhh.... Pahadal... Ummi itu Ustadzah lho.... Ahhhh.... ". Tanya abi sambil terus menggenjot memek Ummi.

Ummi : " Ahhh... Iyaa... Bii.... Ummi... Ustadzah.... Binal bi.... Ahhh... Kalau.... Di... Ranjang.... Entot... Ummi... Terus... Biii... Aahhhh.... Kontol abi enak.... ". Jawab Ummi mengerang.

Abi : " Ahhh iya mi.... Ummi Ustadzah binal... Ahhhh... Ustadzah lonte.... Ahhh.... Berarti... Ummi lontenya abi sama Azam dong mi.... Ahhhh.... ". Tanya Abi.

Ummi : " Ahhh... Iyaa... Bii.... Ummi... Ustadzah... Lontee.... Lacur.... Wadah ahhh... Kontol... Abi... Uhhhh... Sama.... Azam... Ahhhh.... Ahhhh.... ". Jawab Ummi.

Edan, pikirku. Kalau begini terus aku bisa tidak kuat, batinku berteriak.

Abi : " Ahhh... Ummi... Mau tidak kalau abi panggilin Azam buat ngontolin umi.... Ahhh... Ssshhhh.... ". Tanya Abi.

Ummi : " Ahhhh.... Iya... Iyaa... Bi.... Ahhhh.... Panggilin... Azam... Bi... Buat... Ngontolin... Memek lacur Ummi... Ahhhh... Abi... Abi... Aduhhh.... Ummi... Ummi... Keluaaaaaaarrrrr.... Aaaaahhhhh ". Erang ummi sambil berteriak.

Aku yang mendengar mereka sedang berhubungan intim dengan fantasi mereka benar-benar merinding. Kemaluanku benar-benar sangat tegang dan keras. Dan tidak lama setelah Ummi mencapai klimaks nya Abi pun mencapai klimaks nya juga. Aku yang saat itu benar-benar terangsang sangat bingung dengan mereka dan kemaluanku.

Tidak lama setelah mereka bergumul, mereka keluar dari kamarku dan otomatis melihatku yang sedang pura-pura tertidur meringkuk karena bisa bahaya kalau melihat kemaluanku yang sangat tegang.

Abi : " Kasihan ya mi tuh liat Azam sampai meringkuk begitu tidurnya, pasti kedinginan tu anak, karena kamarnya kita pakai, udah sana mi kasih dia selimut, abi mau kekamar mandi dulu". Kata Abi sambil berlalu menuju kamar mandi.

Aku melirik Ummi masuk ke kamarku dan keluar dari kamarku sambil membawa selimutku. Lalu Ummi menyelimutiku dengan selimutku yang lumayan tebal itu. Aku berpindah posisiku dari meringkuk kekanan menjadi telentang, otomatis kemaluanku yang sedang tegang menjadi terlihat oleh Ummi. Aku sempat melihat Ummi terkejut, lalu entah apa yang difikirkan oleh Ummi karena aku sempat melirik kearah Ummi dan Ummi melihat tenda pada sarungku dan aku merasakan seperti ujung jari telunjuknya menyentuh kemaluanku tepatnya pada lobang kemaluanku dan mengelus elusnya dengan sangat pelan. Karena mendengar pintu kamar mandi dibuka oleh Abi maka Ummi cepat-cepat untuk menyelimutiku. Dan Ummi sempat menunduk kearah telingaku dan berbisik.

Ummi : " Apa kamu mendengar semuanya nak? ". Tanya Ummi.

Aku : " Iya Ummi ". Jawabku.

Lalu Ummi bangkit dari tempatku tidur lalu beranjak karena Abi sudah selesai dan bergantian Ummi ke kamar mandi. Tak lama setelah itu aku melihat Ummi masuk ke kamarku tapi sebelum masuk ke kamarku Ummi menengok kearahku dan dibalik cadar Ummi aku bisa melihat kalau Ummi tersenyum karena guratan pada matanya. Lalu Ummi masuk kedalam kamarku.

Aku yang posisinya kentang dan tidak bisa tidur. Hanya membolak balikan badanku saja. Cuaca yang dingin karena musim hujan ditambah mendengar erangan Abi dan Ummi bergumul serta kemaluanku yang belum mau tidur lagi menambah gelisah pada diriku. Aku ingin sekali untuk pindah ke kamar Kak Nissa tapi pasti dikunci, begitu juga dengan ibuku. Ahhhh apa yang harus aku lakukaaaaaan, batinku berteriak.

Aku memutuskan untuk menuju teras belakang karena mencoba untuk menenangkan pikiranku atas hal-hal yang membuatku kentang. Dan aku tidak pernah yang namanya onani karena menurutku itu hal yang merugikan tapi kalau di "onanikan " Itu beda lagi, heeheheh.

Setelah sampai aku duduk di kursi lincak yang terbuat dari bambu dan rotan dan disana aku beri alas kasur lantai kecil jadi kalau untuk duduk lebih nyaman. Aku duduk diam disana sambil melihat air hujan turun dari langit. Ahhh tenang dan nyaman, pikirku. Dengan suara hujan aku sedikit demi sedikit bisa lebih rileks lagi dan kemaluanku sudah mau tertidur. Lama aku disana sampai aku mendengar suara pintu dapur yang menghubungkan dengan teras belakang terbuka. Aku bisa melihat seorang wanita dengan pakaian serba hitam dan hanya terlihat matanya saja yang aku bisa langsung mengenali siapa wanita tersebut. Yaa dia adalah seorang wanita yang membuatku gelisah dengan erangan-erangannya tadi yaitu Ummi Rani istri dari adik ayahku yang aku panggil Abi Ikhsan.

Aku : " Ehh... Ummi, kenapa belum tidur? Abi mana? ". Tanyaku.

Ummi : " Abi tidur nak ". Jawab Ummi singkat.

Aku saat itu sangat segan oleh Ummi karena Ummi adalah sosok yang sangat dikagumi oleh murid-muridnya begitu juga jamaahnya karena Ummi adalah seorang Ustadzah yang sangat alim dan tawadu' tapi aku tidak menyangka kalau dibalik itu semua Ummi adalah seorang wanita yang binal kalau di ranjang. Buktinya adalah kejadian tadi, Ummi sepertinya sangat bernafsu kalau sedang berfantasi dalam urusan ranjang.

Aku hanya diam saja saat itu karena bingung mau berkata apa. Mungkin Ummi mengetahui kegelisahan dan kebingunganku.

Ummi : " Kenapa diam saja nak? Apa kamu tidak enak dengan Ummi karena kejadian tadi? ". Tanya Ummi.

Aku : " Ehh... Ummm... Iya Ummi... Ma... Maafkan Azam Ummi ". Jawabku.

Ummi : " Kenapa kamu yang meminta maaf nak? Harusnya Ummi yang meminta maaf karena mengganggu tidurmu sampai tidak bisa tidur lagi dan suara-suara tadi ". Kata Ummi.

Aku : " Umm... Tidak Ummi... Aku tidak apa-apa Ummi, lagipula menurutku itu wajar kalau orang sedang hmm... Itu... Kalau berfantasi seperti Ummi ". Kataku.

Ummi : " Mungkin nak, Ummi juga tidak tau kapan itu semua terjadi, tiba-tiba saja Ummi seperti itu ". Kata Ummi.

Aku hanya mendengarkan saja saat itu, karena bingung mau jawab apa.

Ummi : " Nak... Sekarang kamu tau kan dibalik semua tentang Ummi yang begini tersimpan sisi yang sangat berbeda dengan biasanya ". Kata Ummi.

Aku : " Iya Ummi, Azam janji tidak akan menceritakannya kepada siapapun ". Kataku meyakinkan Ummi.

Ummi : " Makasih ya nak ". Kata Ummi.

Lalu Ummi memelukku erat saat itu dan aku bisa merasakan susu Ummi yang sangat empuk walaupun tidak sebesar yang dimiliki ibuku dan Kak Nissa tapi sangat terasa di dadaku.

Setelah beberapa saat Ummi melepaskan pelukannya dan tersenyum kepadaku.

Ummi : " Azam... Kamu anak yang baik jadi Ummi percaya sama kamu... Jaga rahasia Ummi ya sayang ". Kata Ummi yang mulai memanggilku sayang.

Aku : " Iya Ummi ". Kataku.

Lalu Ummi tersenyum dibalik cadarnya. Aku yang saat itu mulai merasakan pergerakan lagi pada kemaluanku mulai merubah posisi dudukku.

Ummi : " Kenapa nak? ". Tanya Ummi.

Aku : " Emm... Tidak apa-apa Ummi ". Jawabku.

Entah insting seorang wanita atau gimana aku tidak tau. Tiba-tiba Ummi bertanya yang membuatku terkejut.

Ummi : " Hmm... Apa punyamu mengeras lagi sayang? ". Tanya Ummi.

Aku : " Ehh.... Itu... Eee... ". Jawabku yang sangat gugup waktu itu.

Ummi : " Hihihi... Sudah... Tidak apa-apa nak... Lagipula Ummi juga senang kalau kamu sudah sembuh dan punyamu bisa mengeras lagi.... Umm.... Maaf ya nak tadi... Ummm... Ummi... Sempet sentuh sebentar karena Ummi penasaran nak ". Kata Ummi yang malu.

Aku : " Tidak apa-apa Ummi... Memang Ummi penasaran kenapa? Kan sama saja seperti punya Abi kan ". Tanyaku.

Ummi : " Emmm... Iya nak mungkin sama saja tapi Ummi rasa kalau... Mmm... Punya kamu... Emmm... Lebih... Lebih... Panjang dan besar ". Jawab Ummi yang malu-malu.

Aku yang saat itu mendengar Ummi berkata seperti itu hanya bisa tersenyum dan sialnya semakin mengeras pula kemaluanku.

Aku : " Ehh... Yang benar Ummi ". Tanyaku.

Ummi hanya menganggukan kepalanya saja dan tersipu malu.

Aku jadi penasaran kalau Ummi melihat langsung bagaimana yaa. Hihihi iseng-iseng aku goda ahh, pikirku.

Aku : " Emm... Ummi... Apa Ummi ingin melihat punya Azam? ". Tanyaku.

Ummi : " Ehhh... ".





Sudah sudah lanjut besok lagi....

Masukin lagi burungnya biar bobok lagi...

Ahahahahhaa.....

Salam.....
 
Berati udah lampu ijo nih bunda sama Azzam.... Iseng2 main di depan kakaknya.... Hadeh betapa syahdunya
 
Bimabet
Lanjut ya......

Jangan lupa tisu sama balsem nya....

Monggo....








Kak Nissa : "astaghfirullah Bunda.... Kenapa.... Kenapa bunda masturbasi.... Kenapa harus adek... Kenapa bunda... Astaghfirullah". Tanya Kak Nissa menahan emosi dan air matanya.

Bunda : " Niss... Maafkan bunda Niss maafkan bunda ". Kata bunda yang langsung beranjak dari kasurnya dan memeluk Kak Nissa yang mana masih dalam keadaan telanjang tanpa selembar kain yang menempel ditubuhnya.

Disitu tangis Kak Nissa pecah, aku yang tadi posisinya sangat terangsang menjadi iba dengan mereka. Iba karena walau bagaimana pun diumur ibuku yang sudah 42 tahun masih membutuhkan kebutuhan biologisnya. Disisi lain Kak Nissa yang mungkin sakit hati karena kenapa ibuku berfantasi denganku, ya walau bagaimana pun ibuku pernah memainkan kemaluanku sampai ibuku blepotan spermaku.

Kak Nissa : " Bundaa.... Hiks... Hiks... Jelaskan pada Nissa bunda ". Kata Kak Nissa yang mulai tenang.

Lalu ibuku menggandeng tangan Kak Nissa ke kasurnya sedangkan aku yang saat itu bersandar di tiang pintu juga disuruh ibuku mendekat dan duduk disebelah Kak Nissa. Jadi posisi ibuku didepan kami yang sedang duduk menghadap ke arah ibuku dan ibuku menghadap kearah kami. Sedangkan ibuku menutupi tubuhnya dengan selimutnya. Lalu ibuku menjelaskannya.

Bunda : " Maafkan bunda ya Niss kalau bunda begini... Karena sebenarnya bunda masih membutuhkan kebutuhan batin... Entah Niss akhir-akhir ini kebutuhan bunda itu meluap luap dan bunda menginginkan nya. Apa kamu ingat waktu bunda kasih tau kamu kalau Azam sakit demam itu? Karena aku melihat Azam berkeringat dan lengket badannya bunda mengelap badannya semuanya, saat itu bunda melihat kalau kemaluan Azam sangat menggoda bunda Niss. Bunda tidak tau kenapa bunda menjadi seperti ini. Nissa kalau Nissa mengerti maksud bunda, bunda berterima kasih, tapi kalau Nissa masih ingin marah dengan bunda dan jengkel atas kelakuan bunda, bunda minta maaf , maafin bunda Niss, maafin bunda ". Sambil menangis ibuku menjelaskan semuanya.

Aku bersyukur kalau ibuku tidak menceritakan semuanya, aku khawatir dengan mental Kak Nissa walaupun Kak Nissa berciuman denganku dengan sangat panas tapi ini kasus yang lebih dalam lagi. Bunda Kak Nissa maafin Azam juga, batinku.

Aku melihat Kak Nissa juga menangis. Sedangkan aku sendiri hanya diam tidak tau harus berbuat apa.

Setelah mereka sudah tenang Kak Nissa mulai berbicara.

Kak Nissa : " Bunda tau kan kalau Nissa sangat sayang kepada bunda? Begitu juga dengan adek, bunda....Nissa mengerti dan maafin Nissa juga bunda kalau Nissa.... mencintai adek, entah kenapa perasaan itu muncul, Nissa juga mempunyai perasaan lebih kepada adek, Nissa sangat ingin bersama adek dan bunda sampai orang yang akan menjadi pendamping Nissa datang bunda, bunda maafin Nissa bunda, maafin Nissa ". Jelas Kak Nissa yang mengakui semua perasaannya.

Bunda : " Iya Niss.... Bunda ngerti tapi hanya untuk sementara ya jangan selamanya karena kalian itu saudara kandung dan yang paling penting kalian harus saling menjaga dan tetap kontrol ". Kata ibuku sambil tersenyum.

Kak Nissa langsung memeluk ibuku begitu juga dengan ibuku. Aku melihat itu langsung lega karena mereka saling mengerti satu sama lain. Lalu ibuku melirikku dan menyuruhku untuk ikut memeluk Kak Nissa. Aku langsung memeluk mereka berdua dengan erat.

Setelah beberapa lama kami menyudahi pelukan kami dan tersenyum. Lalu Kak Nissa melihat bunda yang telanjang yang ditutupi dengan selimut.

Kak Nissa : " Emm... Bunda tidak mau melanjutkan yang tadi? ". Tanya Kak Nissa.

Aku terkejut ketika Kak Nissa berkata seperti itu. Tadi seperti apa sekarang seperti apa pula.... Wanita memang susah untuk dimengerti.

Bunda : " Ehh... Umm... Tidak sayang, lagipula bunda sudah.... Umm... Keluar kok ". Jawab ibuku.

Kak Nissa : " Ehh yang bener bunda? ". Tanya Kak Nissa kembali.

Bunda : " Iya sayang, bunda sudah keluar 2 kali kok ". Jawab bunda malu-malu.

Kak Nissa : " Ehh 2 kali bunda? ". Tanya Kak Nissa.

Bunda : " Iya sayang hihihi, abisnya lama sekali bunda tidak ngerasain begini jadi yaa gitu deh, hihihi ". Ibuku cekikikan.

Duhh apa mereka ini lupa kalau ada aku, kalo begini terus aku juga tidak kuat untuk menahan agar kemaluanku tidak tegang, pikirku.

Aku : " Emm... Bunda, kakak, aku tidur aja yaa... Ngantuk ". Kataku.

Bunda : " Emm... Azam bobok sama bunda aja ya disini sama kakakmu juga ya, gimana Niss? Kamu mau kan ?". Ajak ibuku.

Kak Nissa : " Iya bunda, Nissa tidur disini ". Jawab Kak Nissa.

Aku : " Umm... Baik bunda ". Jawabku.

Bunda : " Yaudah sini sayang kamu ditengah yaa... Trus kamu Niss, kamu dikirinya Azam ya ". Ajak ibuku.

" Baik bunda ". Kataku dan Kak Nissa berbarengan.

Lalu ibuku menggeser tubuhnya dan aku beranjak dan pindah di sisi kiri bunda sedangkan Kak Nissa disisi kiriku. Lalu kami masuk kedalam selimut bunda yang tebal dan lebar serta meletakan tubuhku dikasur. Aku yang posisinya ditengah-tengah mereka apa lagi posisi ibuku masih telanjang memelukku dan Kak Nissa juga memelukku. Mengingat cuaca yang sangat dingin malam ini menjadi hangat dan yang paling aku tidak nyaman adalah kemaluanku tegang mengingat ibuku yang telanjang dan Kak Nissa yang lengkap dengan cadarnya. Seperti punya istri dua. Ahhh...

Aku : " Ahhh... Bunda.... Kenapa tidak memakai pakaian dulu. Aku.... Aku... ". Kataku gugup dan tegang.

Bunda : " Hihihi.... Kenapa sayang bunda tidak apa-apa kok begini, kan sama kamu anak bunda ". Kata bunda sambil tersenyum centil.

Kak Nissa yang entah sengaja atau tidak tangannya menyenggol kemaluanku yang sedang tegang. Duh rasanya.....

Kak Nissa : " Ehh... Dek umm.... Itu kamu dek... Tegang yaa ". Tanya Kak Nissa.

Aku : " Emmm... Iy... Iya kak... Gimana tidak tegang kak, orang tidur sama dua bidadari cantik begini kok ". Jawabku.

Bunda : " Ehhh... Mana Niss? ". Kata ibuku lalu menyentuh dan memegang kemaluanku.

Bunda : " Ehhh... Iya ya tegang dan keras Niss ". Kata ibuku.

Kak Nissa : " Ehh... Bunda pegang itu adek? ". Jawab Kak Nissa.

Bunda : " Iya Niss... Hihihi.... Lagipula bunda juga pernah pegang kok dulu waktu ngebersihin badan Azam... Kenapa Niss kalau mau pegang ya pegang aja mumpung sudah tegang lho mana keras lagi... Hmmm... ". Kata ibuku.

Edan pikirku. Memangnya kemaluanku mainan apa ya.... Tapi ahhh rasanya nikmat. Hehehehe.

Kak Nissa : " Ahh tidak lah bunda... ". Kata Kak Nissa.

Mungkin malu atau gimana aku juga tidak tau yang jelas Kak Nissa langsung membalikkan badan menghadap tembok. Aku juga saat itu sangat mengantuk walaupun kemaluanku berkata tidak tapi aku membiarkan ibuku bermain dengan tangannya dibawah sana sedangkan aku tertidur.

Aku terbangun saat Kak Nissa membangunkanku. Saat itu kulihat jam hampir memasuki waktu subuh. Kulihat sekeliling untuk mencari ibuku.

Aku : " Kak, bunda kemana? ". Tanyaku.

Kak Nissa : " Bunda sedang mandi dek, kakak juga barusan bangun kok dibangunin bunda, yuk kita kemasjid dek sholat subuh ". Ajak Kak Nissa.

Aku : " Iya kak, aku bersih-bersih dulu ya kak ". Jawabku.

Kak Nissa hanya mengangguk dan berlalu untuk masuk ke kamarnya sedangkan aku, aku menunggu ibuku yang sedang mandi junub. Setelah selesai ibuku terkejut melihatku karena lampu dapur masih padam dan belum dinyalakan.

Bunda : " Astaghfirullah Azam, bikin jantungan aja sih ". Kata ibuku.

Kulihat ibuku hanya menggunakan handuk saja untuk menutupi tubuhnya. Lalu aku mendekati ibuku dan mencium keningnya lalu masuk ke kamar mandi. Didalam kamar mandi aku segera untuk mandi junub juga walaupun aku tidak dalam posisi junub tapi mengingat aku dan Kak Nissa bercumbu mesra semalam. Jadi aku memutuskan untuk mandi junub. Setelah selesai aku segera berpakaian dan pergi ke masjid menyusul ibuku dan Kak Nissa.

Setelah kembalinya kami dari masjid aktifitas kami menjadi seperti semula dan tidak ada bahasan atas kejadian semalam dan kulihat langit sangat mendung. Setelah aktifitas dirumah aku segera bersiap untuk berangkat bekerja. Aku berpamitan kepada ibu dan Kak Nissa lalu berangkat bekerja. Tidak ada hal yang perlu diceritakan selama aku bekerja karena hanya itu-itu saja.

Dan hari-hari pun berlalu tanpa adanya kejadian yang membuat kemaluanku tegang. Normal seperti sedia kala sampai beberapa minggu kedepan.

Aku ingat saat itu dimana Abi ikhsan dan istrinya berkunjung kerumah untuk menginap.

Karena kamar di rumah kami hanya ada 3 dan itu semua ada pemiliknya jadi untuk malam ini aku tidur di depan tv sedangkan kamarku dipakai oleh Abi dan istrinya. Kalau tidak salah sekitar pukul 01.00 WIB aku terbangun karena aku mendengar sayup-sayup suara erangan.

" Ahhh... Ssshh... Bi... Enak bi... Terus ahhh.... Ahhhh... ". Suara erangan dari kamarku.

Aku yang saat itu ingin sekali tidur lagi tapi tidak bisa karena suara erangan itu. Cukup jelas suara itu saat itu aku tidak mengintip atau gimana tapi aku coba untuk mendengarkan saja. Kemaluanku langsung terbangun dan keras hanya karena mendengarkan erangan dari Abi dan istrinya.

Abi : " Ahh.... Ssshhh... Ummi... Memek ummi sangat enak... Ahhhh... Ummi.. Kalau ummi pengen... Ahhh.... Dientot.... Ummi... Pengen... Ahhh... Dientot... Siapa... Uhhhh.... ". Erang Abi.

Ummi : " Ahhh... Kenapa... Abi... Bilang seperti.... Itu... Aahhhh..... Kontol Abi... Ennaaakk... Uhhhh.... ". Erang Ummi.

Abi : " Ahhh.... Hanya fantasi saja ummi... Uhhh... ". Erang Abi.

Ummi : " Ahhh.... Iyaa.. Bi.... Ummi... Ahhh... Uummmhh... Pengen... Ahhh... Sshhh... Dientot... Ahhh.. Az... Za... Bii... Azam... Ahhh.... Memek... Ummi... Enak.. Banget.... Bi... Uhhhh... Di.. Kontolin... Kayak... Gini... Ahhhh.. Ahhhh... Sshhh... ". Erang Ummi.

Aku yang mendengarkan erangan mereka terkejut dan aahhhh rasanya ingin sekali bergabung dengan mereka tapi mana mungkin, pikirku. Kenapa jadi aku yang jadi fantasi Ummi ya, batinku.

Abi : " Ahhhh... Gini ya mi.... Ahhhh memek ummi memang mantab uhhhhh.... Kalau gitu.... Ahhhh.... Ummi mau tidak.... Ahhh... Dientot.... Azam.... ". Tanya Abi sambil terus menggenjot Ummi.

Ummi : " Ahhh... Iyaa... Bi... Uhhhh.... Ssshhhh... Ummii... Pengen... Banget... Dientot... Azam... Biii... Aahhhh.... ". Jawab Ummi.

Abi : " Aahhh... Kenapa... Ummi pengen dientotin Azam mi.... Ahhhh.... Pahadal... Ummi itu Ustadzah lho.... Ahhhh.... ". Tanya abi sambil terus menggenjot memek Ummi.

Ummi : " Ahhh... Iyaa... Bii.... Ummi... Ustadzah.... Binal bi.... Ahhh... Kalau.... Di... Ranjang.... Entot... Ummi... Terus... Biii... Aahhhh.... Kontol abi enak.... ". Jawab Ummi mengerang.

Abi : " Ahhh iya mi.... Ummi Ustadzah binal... Ahhhh... Ustadzah lonte.... Ahhh.... Berarti... Ummi lontenya abi sama Azam dong mi.... Ahhhh.... ". Tanya Abi.

Ummi : " Ahhh... Iyaa... Bii.... Ummi... Ustadzah... Lontee.... Lacur.... Wadah ahhh... Kontol... Abi... Uhhhh... Sama.... Azam... Ahhhh.... Ahhhh.... ". Jawab Ummi.

Edan, pikirku. Kalau begini terus aku bisa tidak kuat, batinku berteriak.

Abi : " Ahhh... Ummi... Mau tidak kalau abi panggilin Azam buat ngontolin umi.... Ahhh... Ssshhhh.... ". Tanya Abi.

Ummi : " Ahhhh.... Iya... Iyaa... Bi.... Ahhhh.... Panggilin... Azam... Bi... Buat... Ngontolin... Memek lacur Ummi... Ahhhh... Abi... Abi... Aduhhh.... Ummi... Ummi... Keluaaaaaaarrrrr.... Aaaaahhhhh ". Erang ummi sambil berteriak.

Aku yang mendengar mereka sedang berhubungan intim dengan fantasi mereka benar-benar merinding. Kemaluanku benar-benar sangat tegang dan keras. Dan tidak lama setelah Ummi mencapai klimaks nya Abi pun mencapai klimaks nya juga. Aku yang saat itu benar-benar terangsang sangat bingung dengan mereka dan kemaluanku.

Tidak lama setelah mereka bergumul, mereka keluar dari kamarku dan otomatis melihatku yang sedang pura-pura tertidur meringkuk karena bisa bahaya kalau melihat kemaluanku yang sangat tegang.

Abi : " Kasihan ya mi tuh liat Azam sampai meringkuk begitu tidurnya, pasti kedinginan tu anak, karena kamarnya kita pakai, udah sana mi kasih dia selimut, abi mau kekamar mandi dulu". Kata Abi sambil berlalu menuju kamar mandi.

Aku melirik Ummi masuk ke kamarku dan keluar dari kamarku sambil membawa selimutku. Lalu Ummi menyelimutiku dengan selimutku yang lumayan tebal itu. Aku berpindah posisiku dari meringkuk kekanan menjadi telentang, otomatis kemaluanku yang sedang tegang menjadi terlihat oleh Ummi. Aku sempat melihat Ummi terkejut, lalu entah apa yang difikirkan oleh Ummi karena aku sempat melirik kearah Ummi dan Ummi melihat tenda pada sarungku dan aku merasakan seperti ujung jari telunjuknya menyentuh kemaluanku tepatnya pada lobang kemaluanku dan mengelus elusnya dengan sangat pelan. Karena mendengar pintu kamar mandi dibuka oleh Abi maka Ummi cepat-cepat untuk menyelimutiku. Dan Ummi sempat menunduk kearah telingaku dan berbisik.

Ummi : " Apa kamu mendengar semuanya nak? ". Tanya Ummi.

Aku : " Iya Ummi ". Jawabku.

Lalu Ummi bangkit dari tempatku tidur lalu beranjak karena Abi sudah selesai dan bergantian Ummi ke kamar mandi. Tak lama setelah itu aku melihat Ummi masuk ke kamarku tapi sebelum masuk ke kamarku Ummi menengok kearahku dan dibalik cadar Ummi aku bisa melihat kalau Ummi tersenyum karena guratan pada matanya. Lalu Ummi masuk kedalam kamarku.

Aku yang posisinya kentang dan tidak bisa tidur. Hanya membolak balikan badanku saja. Cuaca yang dingin karena musim hujan ditambah mendengar erangan Abi dan Ummi bergumul serta kemaluanku yang belum mau tidur lagi menambah gelisah pada diriku. Aku ingin sekali untuk pindah ke kamar Kak Nissa tapi pasti dikunci, begitu juga dengan ibuku. Ahhhh apa yang harus aku lakukaaaaaan, batinku berteriak.

Aku memutuskan untuk menuju teras belakang karena mencoba untuk menenangkan pikiranku atas hal-hal yang membuatku kentang. Dan aku tidak pernah yang namanya onani karena menurutku itu hal yang merugikan tapi kalau di "onanikan " Itu beda lagi, heeheheh.

Setelah sampai aku duduk di kursi lincak yang terbuat dari bambu dan rotan dan disana aku beri alas kasur lantai kecil jadi kalau untuk duduk lebih nyaman. Aku duduk diam disana sambil melihat air hujan turun dari langit. Ahhh tenang dan nyaman, pikirku. Dengan suara hujan aku sedikit demi sedikit bisa lebih rileks lagi dan kemaluanku sudah mau tertidur. Lama aku disana sampai aku mendengar suara pintu dapur yang menghubungkan dengan teras belakang terbuka. Aku bisa melihat seorang wanita dengan pakaian serba hitam dan hanya terlihat matanya saja yang aku bisa langsung mengenali siapa wanita tersebut. Yaa dia adalah seorang wanita yang membuatku gelisah dengan erangan-erangannya tadi yaitu Ummi Rani istri dari adik ayahku yang aku panggil Abi Ikhsan.

Aku : " Ehh... Ummi, kenapa belum tidur? Abi mana? ". Tanyaku.

Ummi : " Abi tidur nak ". Jawab Ummi singkat.

Aku saat itu sangat segan oleh Ummi karena Ummi adalah sosok yang sangat dikagumi oleh murid-muridnya begitu juga jamaahnya karena Ummi adalah seorang Ustadzah yang sangat alim dan tawadu' tapi aku tidak menyangka kalau dibalik itu semua Ummi adalah seorang wanita yang binal kalau di ranjang. Buktinya adalah kejadian tadi, Ummi sepertinya sangat bernafsu kalau sedang berfantasi dalam urusan ranjang.

Aku hanya diam saja saat itu karena bingung mau berkata apa. Mungkin Ummi mengetahui kegelisahan dan kebingunganku.

Ummi : " Kenapa diam saja nak? Apa kamu tidak enak dengan Ummi karena kejadian tadi? ". Tanya Ummi.

Aku : " Ehh... Ummm... Iya Ummi... Ma... Maafkan Azam Ummi ". Jawabku.

Ummi : " Kenapa kamu yang meminta maaf nak? Harusnya Ummi yang meminta maaf karena mengganggu tidurmu sampai tidak bisa tidur lagi dan suara-suara tadi ". Kata Ummi.

Aku : " Umm... Tidak Ummi... Aku tidak apa-apa Ummi, lagipula menurutku itu wajar kalau orang sedang hmm... Itu... Kalau berfantasi seperti Ummi ". Kataku.

Ummi : " Mungkin nak, Ummi juga tidak tau kapan itu semua terjadi, tiba-tiba saja Ummi seperti itu ". Kata Ummi.

Aku hanya mendengarkan saja saat itu, karena bingung mau jawab apa.

Ummi : " Nak... Sekarang kamu tau kan dibalik semua tentang Ummi yang begini tersimpan sisi yang sangat berbeda dengan biasanya ". Kata Ummi.

Aku : " Iya Ummi, Azam janji tidak akan menceritakannya kepada siapapun ". Kataku meyakinkan Ummi.

Ummi : " Makasih ya nak ". Kata Ummi.

Lalu Ummi memelukku erat saat itu dan aku bisa merasakan susu Ummi yang sangat empuk walaupun tidak sebesar yang dimiliki ibuku dan Kak Nissa tapi sangat terasa di dadaku.

Setelah beberapa saat Ummi melepaskan pelukannya dan tersenyum kepadaku.

Ummi : " Azam... Kamu anak yang baik jadi Ummi percaya sama kamu... Jaga rahasia Ummi ya sayang ". Kata Ummi yang mulai memanggilku sayang.

Aku : " Iya Ummi ". Kataku.

Lalu Ummi tersenyum dibalik cadarnya. Aku yang saat itu mulai merasakan pergerakan lagi pada kemaluanku mulai merubah posisi dudukku.

Ummi : " Kenapa nak? ". Tanya Ummi.

Aku : " Emm... Tidak apa-apa Ummi ". Jawabku.

Entah insting seorang wanita atau gimana aku tidak tau. Tiba-tiba Ummi bertanya yang membuatku terkejut.

Ummi : " Hmm... Apa punyamu mengeras lagi sayang? ". Tanya Ummi.

Aku : " Ehh.... Itu... Eee... ". Jawabku yang sangat gugup waktu itu.

Ummi : " Hihihi... Sudah... Tidak apa-apa nak... Lagipula Ummi juga senang kalau kamu sudah sembuh dan punyamu bisa mengeras lagi.... Umm.... Maaf ya nak tadi... Ummm... Ummi... Sempet sentuh sebentar karena Ummi penasaran nak ". Kata Ummi yang malu.

Aku : " Tidak apa-apa Ummi... Memang Ummi penasaran kenapa? Kan sama saja seperti punya Abi kan ". Tanyaku.

Ummi : " Emmm... Iya nak mungkin sama saja tapi Ummi rasa kalau... Mmm... Punya kamu... Emmm... Lebih... Lebih... Panjang dan besar ". Jawab Ummi yang malu-malu.

Aku yang saat itu mendengar Ummi berkata seperti itu hanya bisa tersenyum dan sialnya semakin mengeras pula kemaluanku.

Aku : " Ehh... Yang benar Ummi ". Tanyaku.

Ummi hanya menganggukan kepalanya saja dan tersipu malu.

Aku jadi penasaran kalau Ummi melihat langsung bagaimana yaa. Hihihi iseng-iseng aku goda ahh, pikirku.

Aku : " Emm... Ummi... Apa Ummi ingin melihat punya Azam? ". Tanyaku.

Ummi : " Ehhh... ".





Sudah sudah lanjut besok lagi....

Masukin lagi burungnya biar bobok lagi...

Ahahahahhaa.....

Salam.....
Asyik nih kayak gini.....naik turun, naik turun....😄😄
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd