Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA KEPUTUSANKU ( NO SARA )

Status
Please reply by conversation.
Lanjut ya....

Monggo....






Kak Nissa : " Adeeeekkkkkkk....... ". Teriak Kak Nissa memanggilku.

Duhh... Kenapa lagi....

Aku : " Iya aku dikamar kak ". Jawabku.

Kak Nissa : " Adek anterin kakak yuk ". Kata Kak Nissa masuk kekamarku.

Aku : " Kemana kak? ". Tanyaku.

Lalu Kak Nissa duduk disampingku yang sedang tiduran.

Kak Nissa : " Kakak mau anterin ini nih dek buat temen kakak, gk jauh kok cuma di ujung jalan kampung kita ". Jawab Kak Nissa.

Kulihat sebuah kotak lumayan besar yang dibawa oleh Kak Nissa. Aku tidak tau apa isinya, mungkin itu oleh-oleh dari kota Y untuk teman Kak Nissa.

Aku : " Okei kak, bentar". Kataku.

Aku bangun dari kasurku dan segera memakai jaketku.

Aku : " Ayo kak ihhh malah bengong ". Kataku.

Kak Nissa : " Ehh iya dek, yuk temen kakak sudah nungguin disana ". Kata Kak Nissa.

Diperjalanan kami, aku bertanya kepada Kak Nissa.

Aku : " Kak, temen kakak laki-laki atau perempuan? ". Tanyaku.

Kak Nissa : " Perempuanlah dek, emang kenapa sih dek tanya kok begitu? ". Jawab Kak Nissa.

Aku : " Ya tidak apa-apa kak ". Kataku singkat.

Kak Nissa : " Jangan-jangan cemburu ya dek ". Tanya Kak Nissa.

Aku : " Apaan sih kak ". Jawabku.

Kak Nissa : " Hihihi... Tenang saja dek, kakak masih milik kamu kok hihihi ". Kata Kak Nissa sambil cekikikan.

Aku tidak membalas omongan Kak Nissa lagi karena sudah hampir sampai di tujuan. Dan benar ternyata dibawah gapura kampungku ada seorang akhwat bercadar. Dia memakai jubah gamis berwarna abu-abu dan hitam yang sewarna dengan khimar dan cadarnya.

Aku berhenti dua langkah disampingnya dan Kak Nissa turun dari motorku dan menghampiri akhwat itu.

Aku terkejut saat Kak Nissa memberi salam kepadanya tapi dijawab olehnya dengan bahasa isyarat. Jantungku langsung berdenyut kencang serta keringat dingin keluar dari tubuhku. Dan saat akhwat itu menengok kearahku aku langsung mengetahui siapa dia. Saat mata kami saling memandang aku semakin yakin kalau akhwat itu... Ya... Akhwat tuna wicara yang pernah datang ketokoku.

Entah apa yang mereka bicarakan aku tidak tau karena bahasa isyaratnya yang saat itu belum aku kuasai karena rumit. Setelah beberapa menit akhwat itu pergi meninggalkan kami dengan motornya. Dan Kak Nissa pun menghampiriku.

Kak Nissa : " Dah yuk dek kita pulang sebentar lagi sore ini ". Ajak Kak Nissa.

Aku : " Baik kak ". Jawabku.

Saat perjalanan pulang Kak Nissa menceritakan kalau akhwat tadi bernama Evi dia adalah yatim piatu yang diasuh oleh ustadz Pawan dari kecil dan dia sekolah dikota sampai kuliah dan ternyata umurnya sama seperti Kak Nissa. Kak Nissa mengenalnya dari madrasah aliyah dulu dikota yang mana satu kelas dengannya. Saat kelulusan Kak Nissa lebih memilih untuk mengambil beasiswa dikota Y dan dia memilih beasiswa di universitas di kotaku. Kak Nissa juga bercerita kalau dia sudah lulus dan bekerja sebagai guru diyayasan khusus tuna wicara dikotaku. Dan yang membuat aku terkejut kalau dia mengenalku saat ditokoku dan mengira kalau aku adalah suami Kak Nissa.

Kak Nissa : " Emang bener yah dek kalau kalian pernah bertemu? ". Tanya Kak Nissa.

Aku menceritakannya kepada Kak Nissa saat pertama kali aku dan dia bertemu.

Kak Nissa : " Gimana menurutmu dek temen kakak yang itu? Ya walaupun dia tuna wicara tapi dia itu orangnya baik banget loh trus ramah suka bersedekah tidak sombong pengertian pokoknya nilainya 100 kalau buat dia dek, hihihi". Tanya Kak Nissa.

Aku : " Apaan sih kak ". Jawabku.

Kak Nissa : " Hihihi... Dia juga cantik loh dek orangnya emmm.... Lebih tepatnya manis dek dia juga punya gingsul di giginya sama seperti kakak tapi tidak punya lesung pipit seperti kakak, hihihi kalau adek mau sama dia kakak langsung bilang SAH, hihihi ". Kata Kak Nissa.

Aku : " Iihhh apaan sihh aku belum kepikiran itu kak ". Kataku berbohong.

Kak Nissa : " Hihihi sudah tidak usah bohong sama kakak dek, kakak tau kok kalau adek suka kan sama dia trus nihh ya dek kakak liat insya allah kalau dia juga suka loh sama kamu dek, makanya tadi saat kakak bilang kalau adek bukan suamiku tapi adikku ekspresinya berubah dek apalagi matanya yang tajam itu dek hihihi seperti orang senang begitu dek, hihihi ". Kata Kak Nissa panjang lebar.

Aku : " Apaan sih kak jangan buat aku malu kak, lagipula aku hanya mau menikah kalau aku sudah bisa melihat kakak bahagia dengan orang pilihan kakak". Protesku.

Dan Kak Nissa langsung diam saat itu, entahlah Kak Nissa kenapa aku juga tidak tau.

Aku : " Tapi yang jelas untuk saat ini kakak milikku dan bunda ". Sambungku.

Lalu Kak Nissa memeluk punggungku erat karena kami masih diperjalanan untuk pulang.

Kak Nissa : " Makasih dek makasih.... Iya dek untuk sekarang kakak juga milikmu dan bunda dek ". Kata Kak Nissa.

Aku tidak menjawab lagi kata-kata Kak Nissa karena saat itu sudah sampai rumah. Baru saja kami masuk kedalam rumah ibuku menelfon Kak Nissa.

Kak Nissa langsung mengangkat telefon ibuku.

Kak Nissa : " Assalamualaikum bunda.... Ahh iya ini adek disebelah Nissa.... Alhamdulillah sudah bunda.... Emm... Yasudah tidak apa-apa bunda... Iyaa.... Baik bunda.... Bunda juga ya.... Waalaikumsalam ". Kata Kak Nissa mengangkat telefon ibuku.

Aku : " Bunda kenapa kak? ". Tanyaku.

Kak Nissa : " Bunda tidak pulang dek dia dan rombongannya menginap dihotel karena besok pagi ustazah ceramah lagi dan bunda juga jadi pendampingnya ". Jawab Kak Nissa.

Aku : " Yasudah kak tidak apa-apa ". Kataku.

Aku langsung masuk kekamarku begitu juga Kak Nissa.

Pukul 20.08 WIB saat itu aku sedang menonton tv sedangkan Kak Nissa didalam kamar dan diluar hujan lebat. Sudah beberapa hari ini tidak turun hujan udara menjadi dingin saat itu.

Terdengar suara pintu kamar Kak Nissa " Ceklek " Dan kulihat Kak Nissa tidak keluar kamar hanya membuka pintu kamarnya. Aku melanjutkan menonton tv yang acara tv saat itu menayangkan pencarian bakat bernyanyi. Lalu aku mendengar suara langkah kaki mendekatiku dan pada saat aku menengok sumber suara itu aku terbengong. Saat itu aku melihat Kak Nissa menggunakan seragam sekolahnya dulu saat di madrasah aliyah. Putih abu-abu dengan khimar putih beserta cadar bandana hitamnya. Saat itu aku melihat Kak Nissa sangat anggun mengingat jaman sekolahnya dulu.

Kak Nissa : " Gimana dek? Kakak masih pantas kan jadi anak sekolahan? ". Tanya Kak Nissa.

Aku : " Ehhh.... Iy... Iya kak... ". Jawabku

Kak Nissa : " Hihihi... Kangen tau dek pake seragam ini.... Emm... Ehh sebentar ya dek ". Kata Kak Nissa masuk kekamarnya kembali.

Saat itu aku bingung, kenapa Kak Nissa jadi begitu ya?. Pikirku.

Tidak lama setelah itu Kak Nissa keluar dari kamarnya dan pakaian Kak Nissa masih sama dengan yang tadi tapi yang membedakan atasannya. Saat itu Kak Nissa tidak lagi menggunakan khimar dan cadarnya tapi menggunakan kerudung putih polos biasa yang dipakai anak sekolahan jaman now. Kerudung segi empat pendek dan hanya menutupi bagian dada saja dan bagian belakang tidak sampai pinggang. Aku terpesona dengan penampilan Kak Nissa saat itu. Disamping wajah Kak Nissa yang manis tapi juga body Kak Nissa juga luar biasa. Walaupun pakaiannya agak longgar tapi tidak bisa menutupi keindahan tubuhnya apalagi dada yang membusung bulat padat dan pantat terlihat sangat bulat kencang dan terlihat sangat empuk. Baru kali ini aku melihat Kak Nissa berpenampilan aduhai dan menggoda. Seketika kemaluanku menjadi tegang dan keras dibalik sarungku.

Kak Nissa : " Gimana dek... Udah kaya anak SMA jaman sekarangkan? Hihihi ". Tanya Kak Nissa sambil berputar dan bergaya.

Aku : " Iy... Iya kak... Ka.. Kakak benar-benar sangat cantik, lebih cantikan kakak dari pada anak SMA jaman sekarang ". Jawabku gugup.

Kak Nissa : " Hihihi... Tapi kakak sudah 23 tahun lho dek hihihi ". Jelas Kak Nissa mendekatiku dan duduk bersila di depanku.

Aku : " Emm... Yahh walaupun kakak sudah 23 tahun tapi kakak seperti umur 17 tahun kak, sumpah". Jawabku.

Kak Nissa : " Hihihi... Dek kok gugup gitu sih, ini kan kakak bukan orang lain ". Jelas Kak Nissa.

Aku : " Gimana aku tidak gugup kak, aku yang terbiasa melihat kakak tertutup dan bercadar sekarang aku melihat kakak berpenampilan begini ". Jawabku.

Kak Nissa : " Hihihi iya adek sayang, kakak begini juga sama kamu aja dek, emm... Dek... Kakak sebenarnya, kakak... ". Kata Kak Nissa yang nanggung.

Aku saat itu tau apa maksud Kak Nissa.

Aku : " Kak... Begitu juga aku kak... Andai saja kakak bukan kakak kandungku aku pasti sudah nikahin... Emm... Kak kalau gitu jalanin aja ya kak... Sampai kakak mendapatkan pendamping sejati kakak... Karena walau bagaimana pun kita tidak bisa bersatu kak karena darah yang mengalir dalam tubuh kita itu dari orang yang sama ". Kataku sambil mengelus pipi Kak Nissa.

Kak Nissa : " Hikss... Hikss.. Makasih dek... Makasih... Iya dek kakak ngerti, begitu juga adek, tapi kakak hanya setuju kalau adek sama Evi ". Kata Kak Nissa tersenyum sambil mengusap air matanya.

Aku : " Eh... Kok gitu sih kak ". Kataku protes.

Kak Nissa : " Karena kakak bisa melihat kalau kalian itu saling suka, hihihi". Jawab Kak Nissa.

Aku : " Gimana ya kak, tau ahh kak ". Kataku pasrah.

Memang benar sih waktu itu aku selalu dibayang-bayangi olehnya. Tapi demi membuat kakak bahagia aku akan melakukannya.

Kak Nissa : " Hihihi... Dek... Umm... Kakak kan sudah berpakaian seperti ini, umm... ". Kata Kak Nissa.

Aku : " Hmm... Kenapa sih kak ". Tanyaku.

Kak Nissa : " Umm... Kakak... Hmmm... Pingin... Umm... Kita... Umm... Kayak tadi pagi dek ". Jawab Kak Nissa malu-malu.

Aku : " Lah... Emang kenapa kak tadi pagi? ". Tanyaku.

Aku saat itu ingin sekali menggoda Kak Nissa. Rasanya itu gemes kalau lihat ekspresi Kak Nissa kalau malu-malu begini.

Kak Nissa : " Umm... Itu... Emm... Ber... Berciuman dek ". Jawab Kak Nissa malu-malu.

Aku : " Hmm... Memang apanya kak yang ingin dicium? ". Tanyaku lagi.

Kak Nissa : " Umm... Itu... Aaahhhh adek... Udah dong jangan godain kakak mulu.... ". Jawab Kak Nissa.

Aku : " Ihhh apaan sih kak orang ditanya jugaa... ". Kataku.

Kak Nissa : " Habis nya adek godain kakak mulu... Kakakkan jadi ma... ". Belum sempat Kak Nissa menyelesaikan kata-katanya aku langsung mencium bibirnya.

" Ummm... Ssspp... Uunnhhh... Mmmm.. Sssllllppp". Suara kami berciuman.

Tangan Kak Nissa langsung memeluk kepalaku. Dan saat itu kami berciuman sangat panas ditambah hujan diluar lebar jadi cuaca menjadi dingin. Tapi tidak dengan kami, tubuh kami terasa panas karena posisi kami yang sedang dimabuk nafsu.

Kami saling melumat, saling menghisap lidah kami. Tanpa sadar aku memeluk Kak Nissa dan tanganku mengelus elus punggung Kak Nissa. Lalu Kak Nissa melepaskan ciuman kami dan berkata.

Kak Nissa : " Dek pindah kamar kakak aja yuk, tolong matikan juga lampu-lampu rumah yahh dek... ". Kata Kak Nissa.

Aku langsung saja beranjak dari tempatku duduk dan berjalan untuk mematikan lampu ruang tv, ruang tamu dan dapur. Kak Nissa berjalan ke kamarnya. Setelah selesai mematikan lampu aku menyusul Kak Nissa ke kamarnya. Kulihat Kak Nissa sedang duduk dikasurnya sambil tersenyum. Lalu aku menutup pintu kamar Kak Nissa dan menguncinya. Aku berjalan mendekati Kak Nissa. Setelah sampai aku duduk didepan Kak Nissa dan langsung melumat bibir Kak Nissa dengan penuh kasih sayang. Begitu juga dengan Kak Nissa. Kak Nissa membalas lumatanku. Tangan Kak Nissa memeluk kepalaku. Kami berciuman dengan mesra dan kasih sayang.

" Ssppp.. Ahhh... Uummmhh... Ssslllppp.. Ahhhh... Ummmm... Hmmmm... ". Suara kami berciuman.

Tanganku memeluk tubuh Kak Nissa dan mengelus punggung Kak Nissa.

Kak Nissa : " Umm.. Dek... Hah
.. Hahh.. Hah... ". Kata Kak Nissa ngos-ngosan.

Aku langsung memeluk Kak Nissa erat begitu juga dengan Kak Nissa. Tiba-tiba hp Kak Nissa berdering, Kak Nissa langsung mengambil hp nya dan ternyata ibuku yang menelpon.

Kak Nissa : waalaikum salam bunda.... Hah... Iya... Iya bunda sebentar ". Kata Kak Nissa panik.

Aku : " Kenapa kak? ". Tanyaku.

Kak Nissa : " Bunda dek udah didepan pintu suruh bukain, bunda tidak jadi mendampingi Ustadzah besok karena acaranya diundur dek, tidak tau kenapa, udah sekarang adek bukain pintu dulu,bunda udah nungguin". Kata Kak Nissa

Aku : " Iya kak ". Kataku singkat dan bergegas menuju pintu utama.

Aku langsung membukakan pintu dan bunda langsung masuk, setelah itu aku menutup pintu dan menguncinya lagi.

Aku : " Kenapa bunda? Katanya besok baru pulang, mana diluar hujannya lebat banget lohh ". Kataku.

Bunda : " Iya sayang acaranya diundur karena ketua panitianya tidak bisa sayang, ibunya meninggal dunia ". Kata ibuku.

Aku : " Innalillahi.... Iya bunda, sebentar Azam buatkan teh hangat dulu bunda ". Kataku sambil berlari kedapur.

Setelah jadi aku langsung membawanya keruang tv tempat ibuku beristirahat. Kulihat Kak Nissa juga sudah disana dan sudah berganti dengan gamis khimar dan cadarnya.

Kak Nissa : " Lohh kakak mana dek? ". Kata Kak Nissa.

Aku tidak menjawab dan langsung kearah dapur lagi. Aku membuat teh untuk Kak Nissa dan aku sendiri. Lalu kubawa semua keruang tv untuk menemani mereka.

Kak Nissa : " Uhh... Makasih adekku sayang ". Kata Kak Nissa yang kujawab dengan anggukan kepala dan senyum.

Bunda : " Azam... Gimana keadaanmu nak apa masih sakit atau tidak, terus gimana? Apa masih belum bangun juga? ". Tanya ibuku.

Aku yang terkejut karena ibuku bertanya seperti itu maka aku malu untuk mengatakannya karena ada Kak Nissa.

Kak Nissa : " Apa sih bunda orang adek sehat-sehat saja bunda, memang bangun-bangun apa sihh bunda ". Tanya Kak Nissa.

Bunda : " Gini Niss bunda jelaskan dan bunda ingin kamu mengerti keadaan Azam, jadi setelah kecelakaan itu keadaan Azam menjadi kurang Niss. Bunda sudah kasih tau kan kalau Azam operasi umm... Testisnya karena rusak dan itu diangkat jadi Azam sudah tidak punya testis lagi dan kamu tau kan artinya apa? Untuk masa depannya kelak ketika berumah tangga? ". Jawab ibuku panjang lebar.

Seketika itu Kak Nissa memandangku dan aku bisa melihat air mata yang keluar dari matanya.

Kak Nissa : " Jadi adek? ". Kata Kak Nissa.

Aku : " Iya kak sekarang aku cacat kak dan aku tidak bisa mem... ". Kataku.

Belum sempat selesai kata-kataku Kak Nissa langsung memelukku dengan erat dan menangis.

Kak Nissa : " Kenapa dek.... Kenapa kamu tidak bilang dek... Kenapa". Kata Kak Nissa sambil menangis dalam pelukanku.

Ibuku yang saat itu duduk langsung beranjak dari duduknya dan memelukku juga disamping kiriku karena Kak Nissa memeluku disamping kananku.

Setelah itu ibuku melepaskan pelukannya begitu juga dengan Kak Nissa.

Bunda : " Sudah-sudah yang terpenting sekarang kesembuhan Azam dulu, terus gimana sayang, apa sudah bisa bangun lagi seperti semula? ". Tanya ibuku.

Aku menganggukkan kepalaku.

Aku : " Alhamdulillah sudah bunda, paling tidak sekarang sudah bisa bangun lagi walaupun masih sedikit sakit tapi tidak masalah ". Sambungku.

Bunda : " Alhamdulillah... Paling tidak kamu masih bisa memberikan nafkah batin untuk istrimu kelak ". Kata ibuku.

Aku : " Iya bunda ". Kataku.

Kak Nissa : " Dek... ". Kata Kak Nissa masih menangis.

Aku langsung memeluk Kak Nissa yang sepertinya belum bisa menerima keadaanku saat itu.

Aku : " Kak sudah ya... Aku baik-baik saja kak... Sudah-sudah ". Kataku sambil memeluk Kak Nissa.

Bunda : " Yasudah bunda ingin istirahat dulu... Kalian jangan malam-malam tidurnya ". Kata ibuku sambil beranjak dari duduknya dan berjalan ke kamarnya.

Kak Nissa : " Dek maafin kakak... Kakak tidak tau kalau kamu... Hiks... Hikss... Adeeeekkk ". Kata Kak Nissa.

Aku memeluk Kak Nissa erat sampai berhenti menangis.

Aku : " Kak... Percaya deh sama aku, semua akan baik-baik saja, lagipula sudah bisa bangun lagi kok dan itu berkat Kakak maaf kak tadi pagi aku sangat terangsang jadi bisa bangun lagi, makasih ya kak ". Kataku menenangkan Kak Nissa yang mulai berhenti menangis.

Kak Nissa : " Ihhh adek... Nafsu ko sama kakak sih, ingat dek kita sedarah loh ". Kata Kak Nissa.

Aku : " Yeee... Kakak juga kok, siapa yang bilang tadi kalau basah sampai tembus ke gamis dan berganti gamis lagi ". Kataku tak mau kalah.

Kak Nissa : " Ihhh apaan sihh dek... ". Kata Kak Nissa malu-malu.

Aku : " Ehhh kak tadi waktu kita ciuman lagi kakak basah lagi tidak? ". Tanyaku sambil menahan tawa.

Kak Nissa : " Apaan sih dek... Udah ahh... Kakak mau tidur ". Kata Kak Nissa sambil beranjak dan berjalan masuk ke kamarnya.

Lalu aku juga beranjak dan masuk ke kamarku. Setelah sampai aku langsung merebahkan tubuhku ke kasurku dan tidur.

Aku ingat betul saat itu waktu tengah malam aku terbangun dan rasanya sangat haus, lalu aku keluar dari kamarku dan ternyata Kak Nissa pun sama ingin minum juga. Karena cuaca saat itu sangat dingin aku yang biasanya hanya tidur dengan sarung saja yang melekat pada tubuhku kini aku menggunakan kaos dan sarung.

Aku : " Lah... Kak... Bangun juga? ". Tanyaku.

Kak Nissa : " Iya dek kakak haus pengen minum ". Jawab Kak Nissa.

Lalu kami berjalan bersama ke dapur. Lalu saat kami melewati kamar ibuku kami mendengar suara-suara aneh. Seperti desahan dan erangan dari kamar ibu. Lalu aku dan Kak Nissa berhenti di depan kamar ibu. Aku dan Kak Nissa saling berpandangan dalam diam. Dan mendengarkan karena suaranya cukup keras

Aku : " Kak masa sih bunda yang begitu? ". Tanyaku.

Kak Nissa : " Tidak tau juga dek ". Jawab Kak Nissa.

Lalu aku terkejut dengan erangan ibuku begitu juga dengan Kak Nissa.

" Uuhhh... Ssshhh... Azam... Enak sayang.... Terus sayang.... Hhmmm... Ayo sayang... Genjot yang kenceng memek bunda... Kontolin memek bunda.... Ahhhh iya begitu... Uuhhh.... Ssshhh... Hisap juga susu bunda sayang.... Ahhh kontol kamu enak sayang... Ohh... Azam kontol kamu besar nak... Bunda ketagihan kontol kamu... Ahhhh... Sshhhh.... ". Erang bunda.

Aku yang mendengarkan erangan ibuku menjadi merinding.

Kak Nissa : " Adek masa sih bunda sedang itu? ". Tanya Kak Nissa.

Aku : " Aku juga tidak tau kak ". Jawabku.

Kak Nissa : " Tapi kenapa kamu dek yang jadi fantasi bunda? ". Tanya Kak Nissa.

Aku : " Entah kak ". Jawabku.

Entah yang difikirkan Kak Nissa saat itu tiba-tiba Kak Nissa menyentuh knop pintu dan membukanya. Ternyata tidak dikunci oleh ibuku. Aku yang bingung dengan kelakuan Kak Nissa sampai terkejut. Setelah terbuka aku melihat kalau ibuku sangat terkejut. Aku bisa melihat kalau ibuku yang telanjang saat itu menampilkan susu yang besar dengan puting kecoklatan, dan kemaluan ibuku yang bersih dari bulu kemaluan dan terlihat sangat-sangat menggoda. Ibuku yang terkejut langsung meraih selimut untuk menutupi tubuh telanjangnya.

Kak Nissa : "astaghfirullah Bunda.... "






Sudah sudah lanjut besok lagi ya...

Selimutin dulu burung nya biar bobok lagi.....

Wahahahhahaa.....


Salam....
 
waduuuhhh kentang nih hu, tapu gapapa progress ceritanya bagus bgt
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd