Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA KEPUTUSANKU ( NO SARA )

Status
Please reply by conversation.
Lanjut lanjut.........




Tanpa terasa aku tertidur. Aku terbangun karena kasurku terasa sempit seperti ada yang sedang tidur disampingku. Perlahan aku membuka mataku dan melihat siapa yang tidur disampingku. Ternyata yang tidur disampingku adalah ibuku.

Aku terkejut melihat ibuku tidur dikamarku bahkan memelukku. Saking kagetnya sampai aku bersuara yang membangunkan ibuku.

Aku : " Astaghfirullah.... Bunda.... ". Kataku.

Bunda : " Ehh... Kenapa nak... ". Kata ibuku.

Aku : " Kaget bunda... Kirain siapa... Kenapa bunda tidur disini? ". Tanyaku.

Bunda : " Hihihi.... Tidak sayang.... Bunda hanya ingin tidur saja disini.... Hmm... Kenapa sayang.... Tidak boleh ya... ". Kata ibuku.

Aku : " Ehh.... Tidak bunda.... Boleh kok... Azam cuma kaget saja bunda ". Kataku.

Bunda : " Hihihi.... Yasudah... Bobok lagi yuk... ". Ajak ibuku.

Aku pun langsung tiduran kembali yang tadinya posisi duduk begitu juga dengan ibuku. Kulihat saat itu ibuku menggunakan gamis berwarna biru khimar berwarna hitam begitu juga dengan cadar tali nya.

Aku : " Bunda.... Apa bunda tidak gerah pakai pakaian seperti ini? ". Tanyaku.

Bunda : " Hmm... Tidak sayang.... Kan bunda juga sudah terbiasa jadi enak-enak saja.... Apa Azam mau bunda lepas pakaian bunda? ". Tanya ibuku.

Aku yang saat itu posisi terlentang dan ibuku miring ke kanan menghadap kearahku. Aku langsung menoleh kearah ibuku dengan ekspresi bingung.

Bunda : " Hihihi... Liat muka kamu begitu bikin bunda ketawa sayang hihihi..... ". Kata ibuku.

Aku : " Ihh... Apaan sih bunda.... ". Kataku.

Bunda : " Bentar ya syg.... ". Kata ibuku beranjak dari kasurku dan keluar dari kamarku.

Entahlah apa yang mau ibuku lakukan yang jelas aku hanya ingin tidur karena badanku sangat lelah sekali.

Baru saja aku ingin terlelap terdengar suara pintu kamarku ditutup dan dikunci. Aku langsung saja membuka mataku. Kulihat ternyata ibuku. Lalu ibuku duduk disampingku.

Bunda : " Ihhh... Sayang kamu tidur? ". Tanya ibuku.

Aku : " Hehehe iya bunda.... Ngantuk soalnya ". Jawabku.

Bunda : " Iihhh.... Kan bunda belum ngantuk sayang... Temenin bunda bentar ya sayang ". Kata ibuku.

Aku : " Bunda ini sudah malam lho... ". Kataku.

Bunda : " Bentar aja sayang... Ya... Ya... Ya... ". Kata ibuku.

Aku : " Hmm... Baiklah.... Memang bunda mau ngapain sih ". Tanyaku.

Bunda : " Hmm... Tidak ngapa-ngapain sih... Hanya saja bunda ingin ditemenin saja sayang ". Jawab ibuku.

Hmm... Aku heran dengan ibuku. Tidak biasanya ibuku manja seperti ini, apa aku saja yang tidak memperhatikan ya. Tapi baiklah yang penting bunda senang.... Pikirku.

Lalu aku kembali tiduran menghadap ibuku yang sedang tiduran menghadapku juga.

Bunda : " Sayang... Sebenarnya bunda kangen kita berduaan seperti ini lagi... Sudah lama kita tidak seperti ini kan? ". Kata ibuku sambil mengelus pipi kiriku dengan tangan kanannya.

Aku bisa merasakan kasih sayang dan cinta yang dalam antara ibu dan anak saat itu. Hatiku juga sangat nyaman dan tentram. Tubuh pun juga merasakan rileks. Aku sangat menyayangi dan mencintai ibuku. Begitu dalam kasih sayang seorang ibu kepada anaknya walaupun terkadang berbelok arah tapi itulah kasih sayang seorang ibu yang rela melakukan apapun demi anaknya asalkan anaknya bahagia.

Entah kenapa saat itu aku meneteskan air mata. Air mata kebahagian. Betul kata ibuku kalau sekarang sangat jarang aku dan ibuku berduaan seperti ini karena aktifitasku dan juga ada Kak Nissa. Bukan berarti aku menyalahkan Kak Nissa tapi memang aku sangat merindukan momen seperti ini.

Bunda : " Asal kamu tahu sayang... Bunda sangat sayang kepadamu.... Bunda sangat mencintaimu.... Bahkan bunda rela melakukan hal yang tabu sekalipun hanya untukmu... Sayang terima kasih ya sudah hadir dalam hidup bunda.... ". Kata ibuku yang saat itu meneteskan air mata juga.

Aku : " Bunda.... Terima kasih juga bunda sudah melahirkan ku didunia ini.... ". Kataku.

Aku langsung memeluk ibuku erat. Setelah beberapa menit ibuku melepaskan pelukannya.

Bunda : " Sayang... Ingat kata bunda dulu kalau bunda pernah bilang ingin menunjukkan sesuatu tidak jadi karena kakakmu? ". Tanya ibuku.

Aku : " Hmm.... Iya bunda... Azam ingat... Memangnya bunda mau nunjukkin apa bunda.... ". Jawabku.

Bunda : " Hmm... Liat aja nanti... Tapi bunda ingin kamu kontrol yah sayang... Karena malam ini bunda ingin melewatinya denganmu sayang.... Bisa kan kamu kontrol....? ". Tanya ibuku.

Aku saat itu langsung menangkap sinyal perkataan ibuku.

Aku : " Hmm.... Iya bunda.... ". Jawabku.

Bunda : " Tapi sayang.... Bunda ingin kamu tutup mata yah... Sebentar saja kok ". Kata ibuku.

Aku semakin penasaran sebenarnya ibuku mau nunjukin apa ya.... Yahh ikut alur saja lah... Pikirku.

Lantas aku menutup mataku bahkan aku menambahkan gulingku untuk menutupi mataku. Tanpa terasa......

Aku merasakan tubuhku seperti ada yang memelukku. Pelan-pelan aku membuka mataku. Kulihat ibuku tersenyum melihatku.

Bunda : " Ngantuk ya sayang sampai-sampai ketiduran begitu.... Hihihi... ". Kata ibuku.

Aku : " Uh... Maaf bunda.... Azam ketiduran.... Iya sih bunda.... Hmm... Sebentar ya bunda Azam cuci muka dulu ". Kataku.

Aku langsung bergegas menuju kamar mandi untuk mencuci mukaku. Setelah selesai aku merasa lebih segar rasa kantukku mulai reda. Akupun langsung kembali ke kamarku. Setelah sampai aku melihat ibuku sedang tiduran dan memakai selimut. Aku juga melihat ibuku tidak menggunakan khimar dan cadarnya. Lantas aku menyusul ibuku untuk berbaring disampingnya dan tidak lupa untuk menutup dan mengunci pintu kamarku.

Setelah aku berbaring terlentang ibuku memelukku dan kepalanya diatas dadaku. Aku langsung memeluknya.

Bunda : " Nyamaaaannn banget sayang bunda bisa begini sama kamu sayang ". Kata ibuku.

Aku : " Iya bunda Azam juga kok.... Oiya bunda.... Memang tadi mau nunjukin apa sih bunda kok Azam suruh tutup mata.... Kan malah ketiduran bunda.... Tadi Azam ngantuk banget bunda tapi sekarang sudah mendingan.... ". Kataku.

Bunda : " Hihihi.... Iya tidak apa-apa sayang.... Hmmm.... Mau sekarang lihatnya? ". Tanya ibuku.

Aku mengangguk dan tersenyum untuk membalas pertanyaan ibuku.

Lalu ibuku membuka selimutnya. Saat itu aku hanya bisa bengong beberapa saat. Lalu ibuku berdiri disampingku. Aku melihat ibuku menggunakan lingerie hitam transparan dan dibalik itu ibuku tidak menggunakan bra dan celana dalam lagi. Aku melihat susu ibuku besar sebesar kepala bayi dengan puting kecoklatan. Perut ibuku yang sedikit lemak dan kemaluan ibuku yang bersih dari bulu kemaluan dan nampak tembam tersamarkan dengan lingerie yang ibuku pakai.

Bunda : " Gimana sayang.... Bunda cocok tidak? ". Tanya ibuku.

Aku : " Iy... Iya... Bu... Bunda... Co... Cok... Hmmm... Bunda sangat sexy... ". Jawabku gugup.

Bunda : " Hihihi.... Makasih sayang.... Hmmm... Sayang... Sekarang bunda ingin kamu buka sarung kamu yah.... Bunda kangen lihat kontol kamu... ". Kata ibuku.

Lalu aku membuka sarungku yang didalamnya aku sudah tidak memakai celana dalam lagi. Begitu aku melepas sarungku maka posisiku sudah telanjang dan terlihat dengan jelas kemaluanku yang sudah tegang berdiri sedangkan ibuku masih tetap berdiri disampingku.

Kulihat ibuku tersenyum sangat manis sekali senyuman ibuku dihiasi dengan lesung pipitnya dan gingsul dikedua gigi taringnya menatap kemaluanku yang sudah tegak berdiri siap untuk digunakan tapi aku selalu ingat dengan ucapan ibuku untuk selalu kontrol.

Bunda : " Uhhh... Sshhh... Sayang.... Seandainya kontol ini bukan dari darah dan daging bunda.... Pasti bunda tidak kuasa untuk menahan gejolak bunda yang sedang meninggi..... ". Kata ibuku sambil duduk di sampingku.

Aku : " Bunda.... Lakukan apa yang ingin bunda lakukan.... Azam rela bunda ". Kataku.

Lalu ibuku tersenyum lagi dan hal yang sangat ingin aku lihat pun terjadi. Saat itu ibuku membuka lingerie yang ibuku kenakan maka terlihatlah tubuh sexy ibuku dengan kulit kuning langsat tanpa noda serta menggairahkan. Setelah itu ibuku menggulung rambut panjangnya yang hampir sepinggang itu. Semakin terlihat sudah keseksian ibuku dengan leher yang benar-benar mulus tidak lupa dengan dihiasi bulu kuduk tipis dilehernya.

Melihat itu semua semakin tegang pula kemaluanku saat itu. Rasanya benar-benar tidak sabar ingin sekali aku tubruk dan aku eksekusi langsung tapi aku masih ingat ucapan ibuku untuk selalu kontrol.

Bunda : " Sayang... Ingat kan apa pesan bunda? Selalu kontrol ya sayang... Jangan sampai terlalu larut dalam nafsumu.... Begitu juga bunda sayang.... Rasanya bunda ingin sekali kontol kamu ini bunda masukkin ke memek bunda buat garukkin memek bunda soalnya memek bunda benar-benar sangat menginginkan kontol kamu sayang.... Memek bunda gatal dan sakit sayang... Ngilu minta dimasukin kontol kamu.... Tapi bunda ingat kalau kamu darah daging bunda jadi bunda tetap kontrol ". Kata ibuku.

Aku melihat ibuku seperti ini malah merasa kasihan.

Bunda : " Sayang... Puasin bunda ya... Walaupun bunda ingin kontol kamu masuk ke memek bunda tapi kamu tetap kontrol yah.... Bisakan kamu puasin syahwat bunda walaupun kontrol? ". Tanya ibuku.

Saat itu aku langsung duduk didepan ibuku. Aku memeluk ibuku dengan erat. Aku sangat tau bagaimana perasaan ibuku kala itu. Terjebak dalam lingkaran syahwat yang sangat membutuhkan sentuhan laki-laki.

Setelah cukup lama aku memeluk ibuku aku melepas pelukanku. Lalu aku mencium kening ibuku dengan kasih sayang. Setelah aku mencium kening ibuku, ibuku mengelus pipi kiriku dengan tangan kanannya serta tersenyum.

Bunda : " Lakukan apapun sayang... Jamah tubuh bunda.... Hiasi tubuh bunda dengan bunga-bunga nafsu.... Sentuhlah tubuh bunda... Jadikan tubuh ini menjadi ladangmu... Apapun.... Asal kan kamu selalu ingat pesan bunda.... Tubuh ini akan selalu bunda berikan dan hanya untukmu tubuh ini mau melakukannya... ". Kata ibuku.

Aku yang mendengar ibuku berkata seperti itu menjadikanku merinding bahkan bergetar. Tanganku seperti buyutan saking gugup dan bergetarnya tubuhku.

Setelah beberapa saat dan tubuhku mereda dari bergetar maka aku pelan-pelan mencium bibir mungil milik ibuku. " Cupp ". Hanya sebentar saja aku melakukannya. Aku melihat ibuku memejamkan matanya. Melihat wajah ibuku yang seperti itu maka aku melanjutkannya dengan mencium bibir ibuku lagi.

Saat itu aku mencoba untuk melumat bibir ibuku. Dengan lumatan-lumatan ringan aku melakukannya. Ibuku juga saat itu membalas apa yang aku berikan kepadanya.

Setelah lama kami saling melumat aku memberanikan diri untuk memasukkan lidahku kedalam mulut ibuku dan ternyata ibuku menyambut lidahku dengan hisapan-hisapan ringan. Ibuku menghisap hisap lidahku bahkan lidah ibuku menggelitik lidahku.

" Ummm... Ssslllpppp... Sssspppp.... Ahhh.... Uummmmhhh... Unnnhhh.... Sssppp... ". Suara mulut kami.

Setelah ibuku merasa puas dengan menghisap hisap lidahku maka ibuku memasukan lidahnya kedalam mulutku. Aku langsung menyambutnya dengan hisapan ringan dan melakukan hal yang sama dengan ibuku yaitu menggelitik lidah ibuku dengan lidahku juga.

Sungguh benar-benar aku sangat menikmati cumbuanku dengan ibuku kala itu. Sensasinya benar-benar berbeda dengan apa yang aku lakukan dengan Ummi Rani. Penuh dengan kasih sayang, cinta, perasaan, saling membutuhkan, saling meluapkan gejolak-gejolak syahwat.

Setelah cukup lama kami melakukan itu ibuku melepaskan cumbuannya. Lalu ibuku menatap mataku lekat-lekat serta tersenyum.

Lalu tangan kiri ibuku memegang tangan kananku dan mengarahkan telapak tanganku ke susu kirinya. Setelah telapak tangan kananku menyentuh susu kiri milik ibuku aku dibuat panas dingin. Lalu aku melihat wajah ibuku dan ibuku kembali tersenyum.

Setelah itu ibuku pelan-pelan merebahkan tubuhnya dikasurku. Sedangkan tangan kananku masih memegang susu sebelah kiri ibuku. Setelah ibuku terbaring ibuku kembali tersenyum.

Bunda : " Sayang lakukan dengan lembut ya... Uhhh.... ". Kata ibuku.

Aku menjawab dengan anggukkan kepalaku dan tersenyum. Lalu aku mencoba meremas pelan susu ibuku. Sungguh sangat nyaman, empuk, kenyal susu milik ibuku itu. Lantas aku merubah posisi tubuhku yang awalnya duduk di sebelah kanan ibuku aku merubah posisi tubuhku seperti merangkak diatas ibuku. Aku menatap mata ibuku lekat-lekat. Tidak ada ekspresi penyesalan atau terpaksa yang ditunjukkan ibuku. Lalu ibuku tersenyum kembali.

Bunda : " Bunda milikmu sayang ". Kata ibuku sambil tangan kanannya mengelus pipi kiriku.

Aku pun tersenyum lalu pelan-pelan aku memajukan wajahku ke wajah ibuku. Aku mencium kening ibuku " Cupp " Setelah itu aku mencium bibir ibuku dan langsung disambut oleh ibuku.

Kami bercumbu penuh kasih sayang saat itu.

" Umm... Cupp... Cuppp.... Sssllppp.... Sssppp.... Ahhh.... Uhmmm.... Hmmm... ". Suara kami bercumbu.

Kala itu bukan hanya memangut bibir saja tapi juga saling menghisap lidah. Kami melakukan itu semua dengan lembut dan pelan.

Setelah cukup lama aku mencumbu ibuku aku beralih menciumi telinga sebelah kiri ibuku. Tak cukup hanya mencium saja aku memberanikan diri untuk menjilati telinga sebelah kirinya.

" Ssslllppp..... Mmmmuuhhhh..... Umm.... Sssspppp.... ".

Bunda : " Ohhh.... Sayang geli.... Ahhhh..... Sayang.... Enak sayang... Uhhmm... ". Erang ibuku.

Mendengar erangan ibuku yang meresahkan kemaluanku aku melakukan cumbuan-cumbuan dengan semangat.

Lalu aku menurunkan ciumanku keleher ibuku.

" Cup.... Cup... Cupp... Ummmhh... ".

Setelah aku menciumi leher mulus milik ibuku aku menjilati leher ibuku dengan lembut.

" Umm.... Sssllllpppp..... Lllllppphhhh..... Ahh..... ".

Bunda : " Ohhh.... Sssshhhh.... Iya... Sayang... Ohhhh.... Geli.... Enaakkk.... Aaahhhh.... ". Erang ibuku.

Aku menjilati leher ibuku sampai basah oleh air liurku. Setelah itu aku meniup leher ibuku.

" Uufffhh.... Huufffhhhh... Ffuuuhhhh... ".

Bunda : " Oohhhh.... Sayang... Jangan digituin... Bunda.... Geli.... Oohhhh.... ". Erang ibuku.

Setelah puas dengan leher aku menurunkan ciumanku ke dada milik ibuku. Sebelum aku mencium dada ibuku aku melihat susu milik ibuku.

Begitu sempurna susu milik ibuku ini. Bentuknya yang besar bulat bahkan jauh lebih indah dari susu milik Ummi Rani. Aku terkesima oleh susu milik ibuku yang bentuknya seperti balon ini. Dengan kulit yang kuning langsat sedikit ada guratan urat yang berwarna hijau kebiruan nampak samar menghiasi susu milik ibuku. Dengan puting yang berwarna coklat muda dan sedikit menonjol kedepan yang nampak begitu kenyal dan empuk. Benar-benar indah dipandang.

Ibuku seorang wanita bercadar bahkan didalam rumah pun jarang melepas cadarnya dan seorang guru madrasah di masjid kampung tempat kami tinggal yang dipanggil Ustadzah oleh orang-orang dan murid-muridnya. Sekarang sedang berbaring telanjang pasrah disentuh bahkan rela dinodai oleh anak kandungnya sendiri.

Sungguh berbeda yang biasanya terlihat sangat alim tawadu' kalem lembut bahkan selalu menghindar jikalau ada seseorang yang bukan muhrimnya mendekatinya. Selalu menjaga pandangannya dan selalu menunduk dan rendah diri.

Bunda : " Sayang... Udah jangan dilihatin terus... Bunda malu sayang... ". Jelas ibuku.

Aku langsung melihat wajah ibuku. Kulihat wajah yang sangat manis yang saat itu sedang dalam keadaan dipenuhi gejolak birahi. Mata yang sayu dan selalu menggigit bibir bawahnya yang menambah kesan menggoda.

Aku : " Bunda... Tubuh bunda sangat sempurna... Bolehkan aku beri tanda...? ". Tanyaku.

Bunda : " Apapun sayang.... Tubuh bunda sudah jadi milikmu.... Lakukan sesuka hati kamu sayang... Tapi ingat pesan bunda ya sayang... ". Jawab ibuku.

Aku : " Um... Iya bunda... Azam akan selalu ingat pesan bunda... ". Kataku.

Bunda : " Sekarang puasin nafsu syahwatmu sayang.... Lampiaskan semuanya pada tubuh bunda... ". Kata ibuku sambil tersenyum.

Tanpa berlama lama lagi aku langsung melahap puting kecoklatan sebelah kiri milik ibuku " Happp ".

Bunda : " Ohhh.... Ssshhhh.... Iyaa sayang... Hisap puting bunda.. Ahhh.... ". Erang ibuku.

Aku hisap puting sebelah kiri milik ibuku dengan penuh rasa sayang dan lembut. Karena aku sangat tau kalau ibuku itu tipe orang yang tidak suka dengan kekerasan dan terburu buru. Kalem pelan tapi pasti aku hisap-hisap puting ibuku.

Bunda : " Ohhhsss.... Sayang.... Iya sayang.... Hmmm... Enak sayang.... Ohhhh.... Ssshhh... Gelii.... Ahhhh". Erang ibuku.

Lalu karena tangan kiriku menganggur maka aku gunakan untuk meremas pelan susu sebelah kanan ibuku. Sungguh rasanya sangat diluar ekspetasiku. Aku mengira akan sama saja dengan aku meremas dan menghisap susu milik Ummi Rani tapi saat itu sangat berbeda. Sensasinya sungguh membuatku ingin lepas kontrol.

Bunda : " Hhh... Enak... Sekali.... Sayang... Ahhhh.... Sudah... Ahhh... Lama... Bunda tidak... Ohhhh... Merasa... Kan... Ahhhh.... Sepertih.... Inihhh.... Hhhmmmm.... ". Erang ibuku.

Semakin semangat aku saat itu untuk menghisap puting milik ibuku.

Setelah puas aku dengan yang kiri lalu aku pindah susu sebelah kanan milik ibuku. Aku mencium, menghisap, mengulum dan menjilati susu sebelah kanan milik ibuku. Sedangkan tangan kananku meremas susu kiri milik ibuku dengan lembut penuh perasaan.

Bunda : " Uhhhh.... Ssshhh.... Enaknyaa.... Oohhhh..... Hmmmm..... Sayang ohhhh..... Kalau begini terus... Uhhhh.... Bunda.... Bisaa.... Lepas.... Kontrol.... Oohhhhh.... Ooohhhh..... Sssshhhh ". Erang ibuku sambil kedua tangan ibuku meremasi seprei dan bantalku.

Cukup lama aku melakukan itu bahkan ibuku tidak berhenti mengerang bahkan aku juga takut kalau sampai erangan ibuku membangunkan Kak Nissa karena suaranya cukup keras.

Setelah itu aku menurunkan ciumanku ke bawah yaitu pusar ibuku. Aku menciumi pusar milik ibu serta menjilatinya. Entah kenapa aku sangat suka menjilati bagian pusar. Rasanya sungguh membuatku merasa semangat.

Bunda : " Emmhh.... Geli sayang.... Uhhhh..... Ssshhhh.... ". Erang ibuku.

Aku terus menjilati pusar milik ibuku sampai-sampai ibuku meremasi kepalaku. Setelah itu aku meniup pusar milik ibuku. Lalu mengulangi lagi lagi dan lagi dan ibuku semakin blingsatan karena itu.

Bunda : " Sudahhh... Ohhh sudahhhh.... Azam..... Ohhhh.... Ssshhhhh... Bunda.... Ahhhh.... Jangan siksa bundaa..... Aaahhhh..... ". Erang ibuku.

Karena aku melihat ibuku semakin blingsatan maka aku jilatanku semakin menurun dan tepat kepalaku berada di sebuah pintu surga milik ibuku karena ibuku mencukur bulu kemaluannya maka terlihat sangat indah. Aku melihat itu dan terpesona olehnya. Begitu indah pintu surga milik ibuku ini. Dengan bentuk yang indah dan tembam. Bibir pintu surga yang nampak sedikit berwarna coklat yang nampak mengkilat karena lendir yang dikeluarkan olehnya. Sampai-sampai ingin sekali aku langsung membuka bibir pintu surga milik ibuku itu.

Bunda : " Sayang... Jangan diliatin seperti itu.... Bunda malu.... ". Kata ibuku.

Aku : " Bunda... Inikah pintu surga milik bunda? Apakah melalui pintu ini dulu Azam keluar dari alam kandungan bunda....? ". Tanyaku.

Bunda : " Emm... Emmm... Tidak sayang... Apa Azam lihat bekas luka dibawah perut bunda ini? Nah disitulah kamu lahir sayang.... Kamu dan kakakmu dulu lahir lewat sini sayang.... Lewat operasi sesar dan pintu ini belum pernah mengeluarkan seorang anak.... Hanya ayah kamu saja yang pernah masuk ke pintu ini... ". Kata ibuku.

Aku baru sadar kalau dibawah perut ibuku ada bekas luka dan itu nampak samar.

Aku : " Hmm... Begitu ya bunda... Berarti hanya ayah saja ya yang pernah masuk ke sini.... Memangnya muat ya bunda ayah masuk kesitu...? ". Kataku pura-pura polos.

Aku ingin tahu bagaimana reaksi ibuku hihihi.

Bunda : " Hihihi kamu ini tanya kok aneh-aneh... Ya tidak muat lah sayang kalau ayah masuk kepintu ini ". Kata ibuku sambil melebarkan kakinya menjadi mengangkang lebar sedangkan aku duduk tepat didepan pintu surga milik ibuku.

Aku : " Lalu apa bunda ". Tanyaku.

Aku benar-benar sangat terangsang melihat semua ini apalagi ekspresi ibuku saat itu.

Ibuku menarik nafas dan mengucapkan....

Bunda : " KON... TOL..... ". Kata ibuku sambil menekan kata kontol pada suara beliau.

Aku yang mendengar itu langsung saja mencaplok pintu surga milik ibuku.

Bunda : " Ohhhh.... Sayang.... Uhhh.... Pelan.... Ohhh..... Ssshhhh..... Enak.... Terus... Ahhhh..... Sayang... Hmmm.... ". Erang ibuku.

Langsung saja aku menjilati pintu surga milik ibuku. Setelah beberapa saat aku membuka bibir pintu surga milik ibuku itu dengan kedua jempol tanganku.

Maka terbukalah pintu surga milik ibuku itu. Aku sangat takjub dengan itu. Sangat berbeda dengan Ummi Rani. Pintu surga milik ibuku jauh lebih indah. Dengan bentuk yang indah dan yang lebih membuatku takjub adalah warna nya. Jika pintu surga milik Ummi Rani berwarna pink gelap maka pintu surga milik ibuku berwarna pink juga tetapi lebih ke merah seperti darah. Duh susah kalau dijelasin tapi kalau warna sama seperti buah semangka kalau dibelah dua. Seperti itulah warna pintu surga milik ibuku. Dan aku juga melihat seperti ada daging kecil yang keluar dan itu lebih besar dari milik Ummi Rani. Besarnya seperti kacang gajah yang sering ibuku buat untuk minuman kacang dan itu berwarna pink kemerahan juga. Aku melihat ada lobang kecil juga saat itu dan aku yakin kalau itu adalah lubang kenikmatan dunia yang ibu miliki.

Melihat semua itu membuatku sangat-sangat terangsang dan ingin aku lahap semua itu. Apalagi nampak sangat mengkilat karena ibuku terus mengeluarkan lendir cinta nya. Dengan bergetar aku memajukan mukaku dan aku menyapu semua itu dari bawah keatas dengan pelan.

Bunda : " Uuhh.... Sshhhh.... Sayang... Hmmmm..... ". Erang ibuku.

Aku menjilati lobang surga milik ibuku yang nampak terus mengalirkan cairan cintanya.

Bunda : " Uhhhh.... Hmmm.... Sayang.... Ahhhh... Baru... Kali inih... Ohhhh... Mem.... Ahhhhh.... Dijilatin.... Ohhhh... Terus sayang.... Ohhhh..... Hhhmmmm.... ". Erang ibuku.

Dengan semangat aku menjilati lobang surga ibuku itu. Bahkan sesekali aku memasukan lidahku kedalam lobang surga ibuku. Rasanya asin tapi aku menyukainya dan tidak bau pesing atau apek malahan berbau seperti daun sirih.

Cukup lama aku menjilati lobang surga ibuku lalu aku berpindah keatas yaitu tonjolan daging keras itu. Aku langsung mengulum daging itu serta menjilatinya.

Bunda : " Ohhh.... Sayang.... Ohhh.... Jangan..... Disit..... Ohhhh...... Azam.... Ahhhh... Azam... Bunda.... Bundaaaaaa...... Aaaaakkhhhh ". Erang ibuku.

Disusul dengan bergetarnya tubuh ibuku. Kepalaku sampai dijepit oleh pahanya saat itu. Cukup keras juga ibuku mengapit kepalaku. Sampai-sampai aku susah untuk bernafas ditambah lagi pinggul ibuku yang naik turun dan gemetar. Bahkan ibuku mengeluarkan cairan yang banyak hmm squirt kalau bahasanya ya. Itu juga masuk kedalam mulutku jadi tanpa sengaja aku meminum cairan itu dan rasanya asin.

Setelah ibuku reda dalam orgasmenya dengan pelan ibuku melebarkan kakinya dan ibuku tampak lemas saat itu.

Saat itu aku langsung pindah tiduran disamping kanan ibuku serta mencium keningnya.

Bunda : " Sayang... Baru kali ini bunda sampai seperti ini.... Bahkan sampai pipis... Entah kenapa bunda sangat puas walaupun baru sekali bunda keluar... Sayang.... ". Kata ibuku.

Aku : " Hmm.... Ada apa bunda.... ". Tanyaku.

Saat itu ibuku senyum-senyum manja.

Bunda : " Jangan panggil itu sayang... Panggil nama aja yaa.... ". Jawab ibuku malu-malu.

Duh gemasnya melihat ibuku seperti ini.

Aku : " Ehhh.... Tapi... ". Kataku terhenti karena ibuku langsung mencium bibirku.

" Ummhhh.... Ummhhh..... ". Suara ciuman kami.

Bunda : " Sayang..... Panggil namaku kalau kita sedang berduaan seperti ini... Ya... Ya... Ya... Plisssss.... ". Kata ibuku.

Hmm... Benar-benar gemas melihat ibuku seperti ini.

Aku : " Tsani..... ". Kataku gugup.

Karena selama hidupku baru kali ini aku memanggil ibuku dengan namanya tanpa ada kata bunda. Walaupun diluar sana aku tidak pernah bilang nama ibuku ataupun nama kakakku. Pasti aku bilang bunda dan kakak.

Bunda : " Hihihi.... Makasih ya sayang.... Teruslah panggil nama kalau kita sedang seperti ini.... ". Kata ibuku.

Aku : " Baiklah... Tsani... ". Kataku.

Bunda : " Sayang.... Aku ingin... ". Kata ibuku menggantung.

Aku : " Hmm... Pingin apa...? ". Tanyaku.

Lalu ibuku berbisik ditelingaku.

Bunda : " Aku ingin.... Kontol... ". Jawab ibuku.

Saat itu aku langsung tersenyum dan mengangguk. Terlihat wajah yang sumringah diwajah ibuku. Lalu ibuku langsung duduk dan saat ingin menyentuh kemaluanku maka aku tahan.

Aku : " Tsani.... Coba kamu nungging diatasku sayang.... ". Kataku.

Saat itu aku sudah mulai terbawa suasana maka kata-kataku juga aku ubah.

Ibuku tersenyum mendengar kata-kataku dan dengan cepat ibuku nungging diatasku sedangkan posisiku terlentang dibawahnya. Aku terpesona dengan kemaluan ibuku dengan posisi seperti ini. Terlihat sangat-sangat menggodaku seakan berkata.

" Sayang... Cantik kan aku.... Hihihi.... Cepatlah lahap aku.... Aku ingin mengulum kontol kamu sayang... Hihihi.... ".

Aku juga saat itu memposisikan tubuhku agar aku dan ibuku sama-sama enak.

Bunda : " Gini ya sayang...? ". Tanya ibuku.

Aku tidak menjawab pertanyaan ibuku, yang aku lakukan saat itu hanya merendahkan pinggul ibuku. Setelah posisi kemaluan ibuku pas didepan mukaku, tanpa menunggu lama lagi aku langsung melumat kemaluan ibuku " Happ.... Ssslllpppp.... Uuuummmm.... ".

Bunda : " Sayang kenapa.... Ohhhhh.... Apa yang.... Ohhhh.... Sssshhhh...... Uhhhh... Ahhhh..... ". Erang ibuku.

Aku melumat, menciumi, menjilat lobang surga milik ibuku. Jujur saja aku ketagihan melakukan ini dengan kemaluan ibuku. Rasanya sangat-sangat menyenangkan. Akupun tidak merasa risih atau gimana yang ada malah aku menikmati semua ini apalagi kemaluan ibuku yang begini.

Bunda : " Ohhh.... Ssshhhh...... Kamu.... Ohhhh.... Ngerjain.... Aaahhhh.... Enakknyaaa..... Ohhhhhh..... ". Erang ibuku.

Terus saja aku melakukan itu pada lobang surga ibuku. Tapi entah ibuku merasa tertantang atau ingin membalas kelakuanku maka aku merasakan kemaluanku seperti masuk pada lobang yang hangat serta basah dan ohhhh.... Ya saat itu ibuku langsung mengulum kemaluanku dan lidahnya mengitari kepala kemaluanku bahkan ujung lidah ibuku menekan nekan lobang kemaluanku. Ohh.... Sungguh sensasinya sangat nikmat.

Bunda : " Umm.... Ohhh..... Ummmm.... Hhhmmm.... Ssslllpppp.... Ohhhhh..... Ummmm..... ". Erang ibuku.

Saat itu aku juga sangat menikmati kelakuan ibuku yang mengulum kemaluanku ditambah lagi aku juga melakukan hal yang sama dengan kemaluan ibuku.

Aku dan ibuku cukup lama saling oral sampai ibuku berhenti mengulum kemaluanku yang ada mengerang erang saja. Aku yang mengerti ibuku akan segera sampai pada orgasme keduanya maka aku mengulum dan menyedot nyedot serta memainkannya dengan lidahku pada kacang gajah milik ibuku.

Bunda : " Uhhh... Sshhh... Azam.... Ohhhh.... Sayang... Aaaahhhh... Aku... Aku..... Ooohhh... Ke.... Keluaaaarrr.... Aaaaaaggghh....... Azaaammmmmm...... ". Erang ibuku.

Saat itu pinggul ibuku ditekan kebawah kama wajahku jadi korban squirt lagi. Kali ini ibuku benar-benar banyak sekali mengeluarkan cairan squirtnya. Basah kuyup muka sampai dadaku saat itu. Aku juga merasakan tubuh ibuku bergetar hebat saat itu.

Setelah itu ibuku ambruk diatas tubuhku. Saat itu aku biarkan ibuku untuk beristirahat diatas tubuhku.

Cukup lama setelah itu ibuku turun dari tubuhku dan mencoba untuk duduk.

Bunda : " Sayang.... Kamu nakal banget sih... Tapi aku suka memeku dimainin kayak tadi.... Baru kali ini memekku dijilatin lho.... Hihihi... Duh.... Lemas aku sayang... ". Kata ibuku.

Aku yang merasa kasihan dengan ibuku maka aku menidurkannya lagi disampingku.

Aku : " Tsani.... ". Kataku.

Bunda : " Hmm... Kamu belum ya sayang... Kasihan kontol kamu belum dapet apa-apa.... Hihihi... ". Kata ibuku.

Aku : " Yang penting kamu puas aku juga ikut puas sayang.... ". Kataku sambil tersenyum.

Bunda : " Sayang... Jangan bilang seperti itu.... Aku tidak suka kalau kamu bilang gitu... Aku sudah bilang kan kalau tubuhku ini milik kamu... Jadi jangan pernah bilang seperti itu lagi ya... ". Kata ibuku.

Betapa baiknya ibuku bahkan sampai berkata seperti itu.

Aku : " Hmm... Baiklah... Apa kamu masih kuat sayang? ". Tanyaku.

Bunda : " Hihihi... Kamu ngejek atau gimana sih? Kamu sekarang diam saja aku yang kasih kamu enak.... ". Jawab ibuku.

Ibuku langsung bangkit dan langsung menduduki kemaluanku.

Bunda : " Uhhh... Sayang keras banget.... Hmmm... Memekku seperti kesetrum padahal cuma dudukin kontol kamu loh ini.... Uhhh.... Aku goyang ya sayang... Uhhhh... Ssshhhh... ". Kata ibuku sambil mulai menggoyangkan pinggulnya.

Begitu ibuku mulai menggoyangkan pinggulnya kemaluanku seperti kesetrum. Walaupun hanya digesekkin di kemaluan ibuku tapi rasanya sungguh sangat nikmat. Aku juga merasakan kalau kemaluan ibuku semakin licin.

Aku : " Ohhh... Tsani... Memekmu sangat nikmat.... Ohhhh.... ". Erangku.

Bunda : " Ohhh... Iya sayang.... Uhhhh... Ssshhh.... Aaahhh.... Aaaahhh ". Erang ibuku.

Aku yang keenakan dan melihat tubuh seksi ibuku membuatku semangat. Aku juga melihat susu ibuku yang bergoyang goyang membuatku gemas maka aku juga meremas remas susu ibuku itu.

Bunda : " Ohh... Iya sayang... Remas.... Ohhhh.... Ssshhh... Kontol kamu.... Ahhhh.... Enaknyaaa...... Sssshhhhhh....". Erang ibuku.

Aku : " Uhhhh... Sayang.... Memekmu.... Oohhhh.... ". Erangku.

Bunda : " Iyaa... Iyaaaa.... Ohhh.... Memekku.... Ohhhh.... Sayang.... Aku..... Ohhhh.... Pingin.... Kontol.... Ohhhh ". Erang ibuku.

Entah apa yang dipikirkan ibuku saat itu yang jelas aku sangat menikmatinya. Tapi aku belum juga merasakan tanda-tanda untuk keluar saat itu. Padahal cukup lama juga kemaluanku bergesekan dengan kemaluan ibuku.

Bunda : " Oohhhh..... Sayang.... Kamu kuat banget.... Uhhhh.... Ssshhhh.... Aku.... Tidak... Kuat.... Aaahhhh.... Kalau terus... Kayak.... Ginih.... Ohhhhhh..... ". Erang ibuku.

Aku tidak menjawab erangan ibuku. Yang ada aku hanya menikmati semua ini.

Bunda : " Ohhhh.... Ssshhhh.... Sayang... Aku.... Ohhh.... Tidak kuat lagi... Ohhhh... Ini... Terlalu enak.... Ohhhhh..... Sayang.... Aku.... Ohhhh.... Ingin... Dientot.... Oohhhh.... ". Erang ibuku.

Saat itu aku juga ingin sekali untuk memasukkan kemaluanku kedalam lobang surga ibuku tapi aku ingat pesan ibuku. Dilema.... Benar-benar sangat dilema saat itu. Melanggar pesan ibuku atau..... Aaahhhhh bingung. Apalagi aku melihat ibuku semakin liar saja saat itu.

Bunda : " Ohhh.... Sayang.... Entot aku.... Entot aku.... Ohhhh.... Memekku ingin kontol sayang..... Ohhhh... Ssshhhh..... ". Erang ibuku.

Aarrrrggghhh..... Bingung.... Aku benar-benar dilema... Tusuk atau tidak... Duhhh...

Bunda : " Ohhhh.... Sshhhh.... Sayang.... Aaahhhh..... Aku... Aku.... Aaaahhhhh..... Ssshhhh.... ". Erang ibuku.

Aku melihat ibuku semakin tidak terkontrol. Bahkan kemaluanku hampir saja masuk ke lobang surganya. Deg-degan dan was-was itu yang aku rasakan tapi tiba-tiba....

Bunda : " Ohhhh.... Sssshhhh..... Sayang.... Ooohhhh...... Azam... Azam.... Ohhhh..... Aku..... Ohhhhhh.... Iihhhhhhhhh........ Kel..... Aaaaahhhhhh..... ". Erang ibuku.

Tubuh ibuku bergetar hebat. Kemaluanku tersiram oleh air hangat. Ibuku mencapai puncaknya lagi. Tapi aku yang belum merasakan apa-apa menjadi gemas sendiri. Maka tubuh ibuku langsung aku tidurkan dan aku langsung berganti posisiku diatas ibuku.

Ibuku nampak sangat kelelahan tapi aku yang kentang belum merasakan apa-apa menjadi kalap.

Hampir saja aku ingin menempelkan kemaluanku ke kemaluan ibuku lagi tapi ibuku menghentikannya.

Bunda : " Sayang.... Aku lemas sekali... Badanku sudah tidak mampu lagi... Maafkan aku sayang... ". Kata ibuku sambil mengeluarkan air matanya.

Aku yang melihat ibuku yang seperti itu merasa iba dan mengurungkan niatku. Lalu aku segera mengambil sarungku dan memakainya lalu mengambil gamis ibuku.

Setelah itu aku memakaikan gamis itu ke tubuh ibuku. Setelah selesai aku membopong ibuku dan berjalan ke kamar ibuku.

Setelah sampai di kamar ibuku aku menurunkan tubuh lemas ibuku.

Bunda : " Maafkan aku sayang... Maafkan aku... ". Isak ibuku.

Aku : " Tsani... Istirahatlah.... ". Kataku.

Lalu aku mencium kening ibuku dan mencium bibir ibuku dan dibalas oleh ibuku.

Setelah itu aku keluar dari kamar ibuku tidak lupa untuk menutup pintu kamar ibuku.

Aku berjalan ingin kembali ke kamarku tapi aku urungkan niatku dan melangkahkan kakiku ke arah dapur untuk membuat kopi.

Setelah selesai aku melangkah ke teras belakang rumah serta membawa kopiku.

Aku sangat heran dengan kemaluanku saat itu. Kenapa belum ada tanda-tanda ingin keluar. Padahal aku benar-benar sangat terangsang. Tapi kenapa jadi seperti ini. Saat itu aku sangat frustasi. Padahal aku juga ingin merasakan puncak kenikmatan orgasme yang sudah lama aku tidak merasakannya. Apa aku sudah tidak bisa mencapai puncak lagi?. Bingung frustasi stress gelisah itulah yang aku rasakan.

Cukup lama aku merenung sampai tidak terasa kopi yang aku buat sudah dingin.

" Apa ada yang salah dengan kemaluanku? ". Pikirku.

Entah sampai kapan aku merenung sampai terdengar suara adzan subuh. Saat itu aku terkejut karena tidak terasa sudah subuh. Berarti aku bermain dengan ibuku itu lama.

Setelah itu aku segera untuk mandi junub dan menenangkan pikiranku.

Setelah selesai begitu aku membuka pintu kamar mandi aku terkejut karena Kak Nissa berada didepan pintu kamar mandi.

Aku : " Astaghfirullah kakak..... Ihhh.... Bikin kaget saja sih.... ". Kataku.

Kak Nissa : " Kamu ini mandi apa berendam sih dek.... Lama banget.... Udah iqomah itu.... Udah buruan gantian.... Oiya tunggu kakak... Kita sholat dirumah aja... ". Kata Kak Nissa jengkel.

Lalu Kak Nissa langsung masuk aja ke kamar mandi sedangkan aku juga masih didalam kamar mandi juga.

Kak Nissa : " Lahh... Dek.... Ngapain.... Udah sana keluar kok malah bengong begitu.... Kakak mau mandi ini... Udah sana keluar... Ngeselin saja ihhh....". Kata Kak Nissa.

Aku : " Ehhhh.... Iya.... Iya.... ". Kataku.

Segera aku berjalan ke kamarku. Berganti pakaian memakai gamisku lalu berjalan menuju ruang tv untuk menunggu Kak Nissa.

" Kenapa Kakak jadi judes begitu ya... Tatapan matanya juga tajam... Tidak biasanya kakak seperti itu kecuali kalau sedang marah... Ahhh... Entahlah ". Kataku dalam hati.







Segitu dulu ya lanjut kalau senggang hehehehe......


Salam...
Ahhh.. mantap ceritanya mengalir seperti jadi azam
Pokoknya genre gini mantap
Lanjut terus...
 
Wah aroma tutup lapak mulai menguar nih....

Ga ada update lg, kalo ga d lanjutin hibahin ke suhu cerdes yg lain aja bro, sayang nih alur ceritanya udah kebentuk
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd