Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Istana Pasir Milik Sang Ayah

Sambungan dari: satu jam lebih lama setiap harinya...!


Ada HP berbunyi, rupanya itu HP milik Sarto. Sejenak kemudian terdengar suara Sarto yang 'kasak-kusuk' di HP-nya, rupanya dia dihubungi oleh teman sekelasnya.

Surti hanya melihat penuh perhatian pada semua ulah anak tunggalnya itu yang diibaratkannya sebagai sebuah mangga yang masih ijo... belum ada tanda mengkel-mengkelnya sama sekali.

Sebelum Sarto memutus hubungan telekomunikasi cellular itu, masih sempat terdengar kata-kata Sarto. <"Ya... gimana nanti aja deh...! Mendingan lo telepon aku sore nanti... menjelang malam... bye!">, pelajar SMP kelas-2 ini mengakhiri bincang-hp dengan seseorang sesama kelasnya itu.

"Kelihatannya ibu seperti pegel-pegal kelihatannya nih...?", kata Sarto mencoba mengambil hati ibunya. "Sarto pijitin deh kaki-kaki ibu... he-he-he...", kata Sarto yang super polos ini, tidak mungkin dia menyembunyikan akal bulusnya dari pengamatan ibunya yang sangat cermat ini, selalu terbaca dari nada tawanya itu...

"Jadi apa rencananya dengan dengan temanmu itu... hi-hi-hi...! Nggak usah muter-muter deh ngomonginnya... hi-hi-hi...! Pokoknya tampangmu dan tertawamu itu seakan memberitahu pada ibu tentang semua akal bulusmu itu... hi-hi-hi...", Surti tertawa terpingkal-pingkal jadinya.

"Waahhh... ketangkep basah terus nih... Sarto mau belajar pasang wajah yang angker dan sangar... ahh...! Biar, nggak selalu kebaca sama ibu gitu... he-he-he...", Sarto jadi ikut-ikutan tertawa karena upayanya selalu kandas ditengah jalan...

"Bagus kalau begitu... jadi kalau ada terjadi sesuatu hal di sekolahmu... sesuatu yang mencurigakan... pasti kamu duluan yang dipanggil dan... diperiksa...! Kalau persoalannya lebih serius lagi... jadi deh... ibu yang dipanggil terus-terusan bolak-balik sama guru atau oleh kepala sekolahmu... ibu jadi tidak bisa ngapa-ngapain lagi... keluarga pak Darso urung makan masakan ibu dan... kita jadi ikut-ikutan... tidak makan! Apa itu maumu... dengan usahamu untuk memper-angker tampang mukamu...?!", kata Surti jadi dongkol jadinya.

Sarto jadi terperanjat jadinya mendengar penuturan ibunya yang agak rinci itu. "Kalau gitu... nggak jadi deh... maafkan Sarto ya bu...". Sarto lemas jadinya.

"Ya... sudah! Ceritakan semua apa yang kamu bincangkan dengan temanmu itu pada ibu... kalau tidak mau... tidak apa-apa... ibu selalu menghormati rahasia sesorang... kok", Surti bangun berdiri dari kursinya dan langsung kekamar mandi untuk 'melepaskan hajat'... dengan berjongkok melepas kucuran air-seninya, yang... membuatnya jadi sangat kebelet tadi.

Yang langsung buru-buru berkata, "Eh-eh-eh... bu...! Sarto mau menceritakan semuanya deh... ibu jangan marah dong...", kata Sarto sambil menghiba pada ibunya yang sangat dikasihi ini.

"Tunggu aja disitu... orang ibu mau pipis kok... pake ditahan-tahan lagi...", kata Surti sambil berlalu.

Setelah Surti melepas hajatnya dan kembali duduk berhadap-hadapan dengan remaja... kekasih hatinya... yang merupakan suatu penghiburan bagi hatinya semenjak suaminya minggat dengan seorang wanita... meninggalkannya dengan teganya bersama Sarto kecil yang masih berusia 8 tahun saat itu...

Sarto mulai menceritakan segala hal ikhwal dalam percakapan-hp itu juga percakapan mereka dengan teman-temannya pada waktu jam istirahat pagi menjelang siang di sekolah mereka tadi.

Yang meneleponnya barusan adalah seorang temannya yang bernama Tono, anak juragan pemilik pabrik tahu. Biarpun cuma tahu... tetapi dalam dompet Tono, tak urung selalu ada barang 2 atau 3 helai uang kertas dari pecahan Rp 100 rb. Tenyata membuat tahu bisa membuat orang jadi kaya rupanya, begitulah hasil pemikiran Sarto yang sederhana itu.

Tono, temannya Sarto itu ingin mengajak teman-temannya menginap dirumah yang besar (bersama dengan Tono adalah 4 orang, itupun kalau Sarto mau diajak), mumpung ayahnya mengurus pembeliah kedelai sementara ibunya Tono menyertai ayahnya juga nanti ada keperluan sendiri disana. Sedangkan kakak perempuannya sedang sibuk dengan tugas di kampusnya, sehingga tidak jadi kembali kerumah dari kost-nya dekat kampusnya itu. Praktis yang ada didalam rumah Tono, yaitu 2 orang PRT yang usianya 16 tahun dan 22 tahun, jadi bertiga saja... kemungkinan besar sampai 2 hari 2 malam akan jadi milik Tono cs. Kalau soal para pekeja pabrik tahu yang berjumlah 20 orang itu sih... bukanlah kendala yang cukup berarti, mereka berada jauh dibagian belakang halaman rumah disisi kanan agak kedalam, kalau ditarik garis lurus, hampir 50 m jauhnya dari bangunan rumah utamanya.

Rencana 'kelompok berandal kecil' ini tidak jauh-jauh dari hal yang berbau seks, misalnya nonton filem bokep bareng yang koleksi dari ayahnya... sangat banyak sekali. Kalau 2 orang PRT itu seperti yang sudah-sudah suka mau diajak nonton bareng BF dengan Tono... bila pada saat aman terkendali, mungkin saja kali ini bisa ditingkatkan lagi... mungkin mau diajak 'gituan' bersama 4 sekawan ini. Kalau soal kontrasepsi sih tidak akan menjadi persoalan... kan penyuluhannya yang gencar sampai juga ke telinga anak-anak ini, yang kupingnya tajam luar biasa untuk hal-hal semacam ini... ada... banyak di lemari kecil khusus untuk menyimpan obat-obatan, mungkin kalau cuma 5 kotak utuhnya saja sih... pasti ada! 1 kotak kondom itu berisi 6 buah kondom yang masing-masing dibungkus dengan alumunium foil.

Tercekat Surti mendengar penuturan jujur dari anak lelaki tunggalnya ini. Terbayang sudah di benaknya bayangan-bayangan apa yang bakal tejadi nantinya... 2 orang PRT yang wanita muda... habis-habisan 'dikeroyok' ML oleh 4 remaja potensial yang sangat ingin tahu ini, lalu... terkapar lemas... belum tentu juga ada diantaranya yang bisa mendapatkan orgasme-nya. Setelah rehat sejenak... melanjutkan tontonan BF-nya, dan... dipraktekkan lagi... terus begitu... mungkin bisa berlangsung sampai menjelang pagi... uugghhh... membayangkannya saja sudah ngeri... apa lagi melihatnya langsung...!

"Kalau ibu mengijinkanmu menginap dirumah temanmu itu... apa kamu... akan tetap mau menginap dirumah temanmu itu...?", Surti menguji pendirian Sarto yang polos belum berpengalaman dalam soal begituan... paling-paling 'prestasi'-nya kalau boleh disebut begitu... sebatas mengintipnya yang telanjang sedang mandi, dan... selanjutnya diteruskan dengan acara onani, dan akhirnya tertidur terlelap... sendiri.

Sarto yang ditanya... jadi bimbang dan sangat ragu... jadinya. Dan menjawab pertanyaan ibunya yang terkasih. "Gimana... ya... bu! Mau sih... mau, jadi ibu... sendirian dong...", katanya penuh kebimbangan.

"Benar itu...! Apa katamu yang terakhir... selama 2 hari 2 malam... ibu jadi sendirian di rumah ini...!", kata Surti meng-iyakan perkataan anaknya.

Langsung Sarto bangkit dari duduknya dan memeluk erat ibunya yang sangat disayangi dan sekaligus jadi sasaran intipan matanya yang nakal ini.

"Tidaklah... bu! Tak akan sampai hati... Sarto membuat ibu jadi sendirian... selama itu! Daripada nantinya disana... Sarto malah pergi pulang kembali, karena... kangen sama... ibu!", kata Sarto lesu sekaligus senang karena tidak langsung menyetujui pada pembicaraannya di HP tadi dengan Tono, yang... mempunyai niat nekat merencanakan itu semuanya.

Mereka terdiam cukup lama... diam pada posisi-nya... tanpa kata... tanpa suara... kedua ibu dan anak tunggal ini... kepala Sarto merebah diatas buahdada yang besar ibunya yang bagian kiri... dan tanpa disadari oleh Sarto ujung dari 2 jarinya (jari tengah dan telunjuk) tangan kirinya... mengusap-usap lembut pas... diatas puncak buahdada bagian kanan... mengusap-usap pelan puting susunya yang... walaupun tertutup oleh 2 lapis kain tipis, yaitu BH tipis dan baju atasnya... tak pelak menimbulkan efek luar biasa pada diri Surti yang masih saja diliputi bayangan 'orgy' yang bakalan terjadi... dirumahnya Tono, antara 2 PRT muda dengan beberapa orang remaja muda... <seerrr...!> ada semprotan kecil dalam vaginanya yang kurang lebih 6 tahunan tidak pernah lagi dikunjungi oleh 'tamu' yang selalu... selama ini... didamba-dambakan kedatangannya...

"Aahhh... geli... tahu! Nekat amat sih jarimu ini... To!", desah protes Surti merasa geli sekaligus... birahinya melonjak jadi tinggi.

Sarto langsung tersadar dari lamunannya yang tak sadar tadi, seketika melihat 2 jarinya itu menghentikan usapannya, dan... ngetem diatas permukaan puncak buahdada ibunya ini pas diatas putingnya. "Eh... maaf ma... dasar jari tangan Sarto yang nakal...! Kok pas bener ya berhenti pada lokasi yang ini... he-he-he... uuuppss... maaf bu...", kata Sarto tertawa malu campur heran.

"Telat... To...! Udah terjadi... dikasih maaf juga juga... buat apa...? Bilang aja terus terang sama ibu... kamu mau melihat bagian ini dari dekat... emangnya hasil intipan kamu sewaktu ibu mandi kurang jelas... begitu?".

"Eh... ibu... ternyata sudah tahu toh...? Malu nih... jadinya... ternyata ibu sungguh baik hati... karena tidak pake marah lagi... Tawaran ibu ini serius ya bu... kalau boleh sih... mau aja dong...! He-he-he... kapan lagi... dari pada susah-susah ngintip... malah pernah Sarto jadi kelilipan jadinya saking pengen lebih jelas lagi ngelihatinnya... he-he-he... maafkan Sarto ya... tapi... benar Sarto pengen sekali... deh...!", Sarto berkata jujur tanpa tedeng aling-aling lagi... takut tawaran yang sangat menarik hati ini... ditarik kembali...

"Uuhh... dasar, anak ibu yang genit, ternyata keingin-tahuanmu lebih besar dari umurmu sendiri...! Tapi dengan satu syarat...", kata Surti mengambang di udara dalam ruang makan ini...

"Syaratnya... apa bu...? Tolong kasih tahu...", tanya Sarto, yang pada usianya ini selalu ingin tahu... apalagi pada segala hal yang diminatinya...

"Nggak jadi deh...", kata Surti singkat saja.

"Yaa... gimana sih ibu... udah lagi girang-girangnya... lagi...!", kata Sarto langsung kecewa mulai memberat...

"Maksud ibu... girangnya boleh terus... cuma syaratnya... lupakan saja dahulu... untuk sementara waktu... hi-hi-hi... ayoo... ke kamar mandi sembari ibu mandi lagi... soalnya satu setengah jam lagi mobil patroli malam akan menjemput ibu lagi untuk pergi ke rumah pak Darso untuk menyiapkan menyiapkan makan-malam mereka... ayoo... jangan sok malu... beraninya cuma ngintip melulu... hi-hi-hi...", kata Surti berusaha 'membakar' semangat gairah sang remaja ini.

Dengan berusaha jangan ragu, jari-jari tangan remaja Sarto tak urung gemetaran tapi melanjutkan aksinya untuk memreteli baju atas Surti. Biar lambat tapi... pasti terlepas sudah baju atas itu, dan berakhir... di gantungan baju di dinding. Kini giliran BH besar dan tipis yang menghalangi pandangan mata genit Sarto pada buahdada montok milik ibunda, yang tumben pada siang menjelang petang ini kok... baik hati sekali... dari pada susah-susah... bukan tanpa resiko... mengintip... Ini pun cepat... malah lebih cepat dari yang tadi... karena dibantu oleh tangan Surti yang melepas kaitan BH-nya yang ada di punggung... sambil mengerutu dalam hati, "Lelet amat sih... ngebukanya... nggak tahu apa bukan kamu aja To... yang punya nafsu... ibu malah lebih besar darimu...!".

Terbuka lepas... sudah... buah montok yang guedee 38B eeuuhh... yang bergantung ranum bebas di dada dengan gayutannya tidak terlalu kentara... karena lebih disebabkan oleh karena bobotnya... tidak puas-puasnya mata Sarto memandang... mengundang kata dari Surti. "Jangan dilihat-lihat begitu saja... kenapa...! Diapain kek... ditutupi pake BH lagi juga tidak mengapa... hi-hi-hi...", kata Surti menggoda Sarto yang masih saja gelagapan... karena diberi kesempatan... melihat dari dekat dengan apa yang selama ini jadi sasaran utama pengintipannya atas tubuh telanjang bulat ibunya... yang sedang asyik mandi... membersihkan diri.

'Sudah... buang-buang waktu dengan percuma...', gerutu Surti didalam hati. Mereka masih berdiri berhadap-hadap sangat dekat di dalam kamar mandi. Segera dengan tuntunan telapak tangan kirinya menekan kepala Sarto... agar memposisikan mulutnya pada pentil susu sebelah kiri. Begitu mulut Sarto menempel pada pentil susu yang sudah nongol beberapa belas mm dari puncak susu montoknya... secara spontan dan otomatis mulut Sarto mengemut-ngemut santer pentil ibunya ini, yang langsung menyebabkan Surti menegakkan kepalanya hampir doyong kebelakang, sambil mendesah keras... "Aaahh nikmatnya... sudah lama sekali... pintar kamu To... ya bener begitu ngemutnya... oohh... tangan kirimu sembari nyemek-nyemek susu ibu yang kanan dong... aahhh... eeh... pake diplintir-plintir lagi pentilnya... nah ketahuan ya dapat tahu dari nonton filem bokep ya...", kata Surti penuh dengan rasa nikmat.

<Seerrr...!> ada lagi semprotan kecil dalam vagina-nya yang 'lapar', ini adalah semprotan kecil yang kedua.

'Bisa-bisa KO duluan... nih!'. Tidak pake menunda lagi, segera melucuti CD-nya sendiri sampai cuma dia sendiri yang telanjang bulat didalam kamar mandi ini.

"Ayoo... buka semua pakaianmu... semuanya... kan kita mau 'mandi', hentikan dulu kenyotan mulutmu yang nakal, biar tambah cepat membuka pakaianmu, kalau telat... wahh... rugi berat... deh!", kata Surti menyemangati putera remajanya ini yang masih saja mau berlama-lama... ngemut pentilnya... kayak anak bayi aja...!

Telanjang bulat jadinya mereka berdua didalam kamar mandi ini, penis remaja Sarto menjadi sangat tegang... hampir tegak sempurna... menempel pada perut remaja yang rata... 'Tapi bisa muat 2 piring makanan lezat... hi-hi-hi...!', tertawa dalam hati mengingat nafsu makan Sarto yang besar itu. Sekarang Surti harus menjinak nafsu birahi perjaka muda ini, terlihat dari batang penisnya yang keras serta memanjang hampir 14 cm itu. 'Coba dihitung kalau 1 cm per tahun pertumbuhan panjang penis Sarto ini... bukannya bakalan mempunyai panjang 20 cm pada usianya mencapai 20 cm...! Hi-hi-hi...', Surti tertawa dalam hatinya... geli sendiri dengan perhitungannya yang asal-asalan dan sembrono itu.

Surti mengambil pakaian Sarto yang sudah dilepas semuanya, kemudian melipat-lipatnya untuk menjadi tumpuan empukan bagi kedua lututnya. Sedang Sarto mengawasi saja ulah ibunya dengan penuh minat... walaupun sama sekali tidak mengerti... sebenarnya ibunya ini mau ngapain sih...?

Segera Surti berlutut dengan nyaman, dan... langsung mendekatkan palkon perjaka anaknya ini... langsung masuk kedalam mulut Surti... yang langsung mengatupkan dengan erat bibir atas dan bibir bawahnya... menyekal erat disekeliling penis remaja perjaka yang keras ini. Menggerak kepalanya turun-naik disekujur batang penis keras Sarto.

"Aaargghhh... enak banget... baru tahu rasanya... kayak begini, pantesan cowok didalam BF doyan bener anu-nya di-'caplok' sama mulut ceweknya... dikit-dikit minta di-'caplok', dikit... oohh... jangan terlalu cepat bu... 'nyaplok'-nya, entar muncrat didalam mulut ibu nih...", kata Sarto keenakan dengan aksi BJ dari ibunya yang hebat... tapi nikmat... enak amat...

Surti tidak memperdulikan peringatan anaknya ini... yang terpenting aksinya bisa menghasilkan sesuatu... dan sukses...! Malah makin mempercepat kocokannya pada sepanjang batang keras dengan mulutnya yang bibir-bibirnya mengatup sangat erat disekeliling batang penis sang perjaka remaja ini...

"Aarrghh... ibu...!", langsung kedua tangan memegang kepala Surti... seakan ingin membantunya supaya... gerakan kocokan mulut pada penisnya makin cepat.

Surti tahu... tak lama lagi Sarto akan mengalami orgasme perdananya... dengan diawali dengan semprotan spermanya... dengan nekat Surti berniat menampung semprotan sperma yang sangat potensial dari anaknya ini, sampai... tetesnya yang terakhir!

"Pokoknya Sarto sudah memberitahu lebih dahulu... oh-ah-aah-aaah-aaahh-aaahhh...!", <CROTTT...!> <Crottt...!> <Crottt...!> saking banyaknya sperma yang dikeluarkan 'terpaksa' Surti meneguk semua sperma perjaka yang 'segar' itu.

Langsung Sarto duduk diatas lantai kamar mandi sambil menikmati orgasme-perdana yang spektakuler rasa nikmatnya...

Sedang Surti yang gairah-birahi sudah mencapai titik tinggi yang maksimal... tidak mau kalah... segera beraksi sendiri... melakukan masturbasi dengan mengusap-usap permukaan kelentit-nya dengan ujung jari-jarinya dengan sangat cepat, karena sudah kadung nafsu lebih dahulu... tidak perlu waktu lama untuk menunggu... "Aaahhh... Sarto-ku sayang... harusnya ini tugas penis-mu sayang...". <Seerrr...!> <Seerrr...!> <Seerrr...!> <Seerrr...!> Sutri memperoleh juga orgasme-nya... walau tidak sehebat yang didapat oleh sang perjaka...

**

15 menit kemudian, Surti dan Sarto telah berpakaian rapi kembali.

Sekilas Sarto memeluk tubuh ibunya dengan penuh kasih, "Terimakasih bu... atas pengalaman pertama kali yang dirasakan Sarto... untung aku tidak jadi datang kerumahnya Tono... he-he-he...".

"Kamu dengan tenang... menunggu dirumah ya... sayang... nanti ibu akan membawa makanan lezat lagi... biasanya dari makan-malam ini ibu bisa membawa makanan lebih yang akan kita simpan sebagian didalam kulkas untuk sarapan besok pagi. Karena ibu seperti biasanya setiap malam hari menunggu mereka makan-malam sampai selesai. Keluarga pak Darso jarang menghabiskan waktunya berbincang-bincang di meja-makan, karena... memang bukan kebiasaan keluarga ini. Setelah ibu membereskan perabotan dapur... ibu akan pulang, dan... diantar dengan mobil patroli. Sungguh ibu sangat bahagia bekerja pada keluarga yang sangat baik hati ini, penuh perhatian dengan karyawan-nya, sangat kekeluargaan sekali...".

<Diinnn...!> <Diinnn...!>

"Oh... jemputan sudah datang... ingat sayang... matikan saja HP-mu biar si Tono tidak bisa menghubungi... daagghh... kunci pintu ini dari dalam...".

Sesuai dengan kesepakatan bersama, antara Sarto dengan ibunya, apabila dia disuruh mengunci pintu depan rumah dari dalam... berarti setelah dia memutar anak kuncinya untuk mengunci, anak kunci itu ditarik keluar dari lubangnya dan langsung ditaruh pada gantungan kunci yang berada di daun pintu sebelah dalam. Ini dilakukan supaya Surti tidak usah menunggu lagi cukup membuka kunci depan rumah itu dengan anak kunci serep yang selalu dibawa Surti dalam saku kecil di pakaian yang dikenakannya itu.

Segera Surti naik ke mobil patroli disertai anggukan hormat dari supirnya, seorang petugas keamanan perkebunan shift malam...

(bersambung...)
 
Terakhir diubah:
Alamak surti...nafsu banget..:kk:

Selamat pagi agan 'De2yanto', kalau McD ingat mbak Surti... perut McD jadi kroncongan... kalau membaca mbak Surti lagi nggak pake baju... kebayang di pelupuk mata McD melihat mbak Surti masak di dapur lagi tanpa busana... he-he-he... btw thankyou for visiting me in this morning!
 
oooh.. mbak surtiiii - kenapa belum di ekse sudah harus di jemput :tegang:
 
surti dihamili sarto sekalian gan :)

Selamat siang agan 'darkcrow', mbak Surti sudah menggunakan spiral KB alias IUD, yang tingkat keamanannya dalam mencegah kehamilan adalah 99,9 %. Pemasangan IUD ini, di-inisiasi oleh ibunya Diro, Daniati (mohon simak teks pada awal-awal cerita bagian ini.
 
oooh.. mbak surtiiii - kenapa belum di ekse sudah harus di jemput :tegang:

Selamat siang agan 'boen4r', nanti setelah mbak Surti menyelesaikan tugasnya di awal malam hari, setelah makan-malam didalam rumah pak Darso. Barulah mbak Surti pulang sambil membawa makanan lezat untuk dia dan anaknya, Sarto. Setelah mereka makan malam... istirahat sebentar... mudah-mudahan tidak ketiduran, karena... kekenyangan... he-he-he... kacian deh McD...!
 
siang juga suhu - ditunggu ekse-nya secepat mungkin xixixi... :beer: biar g ketiduran ganjel pake korek dulu y hehehe...
 
siang juga suhu - ditunggu ekse-nya secepat mungkin xixixi... :beer: biar g ketiduran ganjel pake korek dulu y hehehe...

Setuju agan 'boen4r', he-he-he... btw sebentar lagi update-annya mau di-postkan nih...
 
siap menanti update suhu McD............
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd