Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG I'm not a Loser

Saran aja hu karakter kastia mungkin bisa diperjelas hu, disini kan kastia karakternya innocent, tegas, dan gk gampang percaya sama orang baru jadi menurut ane agak kecepatan buat kastia percaya sama karna kalo cuma lewat satu konflik aja apalagi kan mereka baru kenal, mungkin bisa di tambahin value-nya karna di mata kastia biar ada rasa percaya dari kastia ke karna
Kalo selebihnya udah bagus kok
 
Kalau bisa 5 ribu kata om
Ane nulisnya di notepad hu, jadi ga keliatan berapa katanya wkwkwkwk

Saran aja hu karakter kastia mungkin bisa diperjelas hu, disini kan kastia karakternya innocent, tegas, dan gk gampang percaya sama orang baru jadi menurut ane agak kecepatan buat kastia percaya sama karna kalo cuma lewat satu konflik aja apalagi kan mereka baru kenal, mungkin bisa di tambahin value-nya karna di mata kastia biar ada rasa percaya dari kastia ke karna
Kalo selebihnya udah bagus kok
Siap Hu... Sebenernya, ane pengin buat karakter Katsia ini innocent & lugu tentang sex. Seorang yang baru kehilangan keperawanan, dan baru mau explore tentang sex, dan dibimbing oleh temennya, which is Devina, orang yang udah sangat dipercaya Katsia. Nah, kebetulan aja Karna yang 'tersedia' untuk menjawab rasa penasaran Katsia.

Tadinya ane mau tambahin beberapa scene lagi, tapi ane ilangin part nya Hu, soalnya klo ane baca ulang jadinya malah kepanjangan hiks hiks

Tapi coba ane perkuat karakter masing2 tokohnya lagi ya Hu

Terimakasih inputnya
 
BAB VII


Keesokan paginya, terdengar ketukan keras di pintu kamarnya.

DUG DUK DUKKKKK

"KATSIA, BUKA PINTUNYA!", terdengar suara seorang pria yang marah.

Katsia dan Karna terkejut mendengar teriakan tersebut. Cepat-cepat mereka memakai bajunya. Kemudian, Katsia membuka pintu kamarnya. Terlihat seorang pria, berusia tiga puluhan berdiri didepan pintu. Dia terlihat necis dengan baju yang sangat rapih. Rambutnya disisir klimis. Kacamata hitam menghiasi wajahnya. Seketika pria itu masuk dan melayangkan pukulannya ke Karna.

"HEH ANJ*NG! NGAPAIN LOE SAMA ADEK GW!!". Ternyata, orang ini adalah Jonathan, kakaknya Katsia. Tidak sulit bagi Karna untuk mengelak dari pukulan itu. Jonathan semakin marah dan brutal menyerang Karna, namun dengan mudah Karna mengunci kedua tangan Jonathan, kemudian dia berkata dengan dingin "Gw adalah suami Katsia.

"JANGAN PURA-PURA LOE! BERAPA DUIT KATSIA BAYAR LOE? PERGI LOE DARI RUMAH INI!", kata Jonathan, masih berusaha melepaskan diri dari Karna.

"Jonathan! Diam!", kali ini, Katsia pun tidak sabar dan berkata, kemudian dia berjalan ke Karna dan memintanya untuk melepaskan Jonathan. Setelah itu, Katsia kembali berkata "Karna dan gw udah married. Pergi loe dari rumah gw!"

"Hahahaha.. Udahlah, loe ga usah pura-pura. Gausah dilanjutin sandiwara ini. Gw tau loe ga mungkin married.", tawa Jonathan.

Katsia yang mendengar ucapan itu, memalingkan wajahnya menghadap Karna dan mencium bibirnya. Karna agak sedikit terkejut, tidak menyangka Katsia akan melakukan hal ini. Setelah beberapa detik, Karna mulai melingkarkan lengannya di pinggang ramping Katsia, dan membalasnya penuh gairah, hingga mereka berdua sedikit kehabisan napas.

Jonathan yang menyaksikan ini benar-benar terpana. Dia tahu betul bahwa adik perempuannya itu tidak pernah memiliki pacar, bahkan terkesan membenci pria. Tapi sekarang, dia memeluk dan mencium pria didepan matanya. Hal ini tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. "Hah? Katsia beneran udah married?", hati Jonathan bergetar hebat.

Katsia mengakhiri ciumannya dengan Karna. Dia memandang Jonathan dan berkata, "Sekarang, loe udah percaya? Loe perlu liat buku nikah gw?". Katsia pun berjalan mengambil sesuatu di lacinya, dan menunjukkannya kepada Jonathan. Ketika buku nikah itu diperlihatkan kepada Jonathan, wajahnya berubah dan ekspresinya makin ganas serta menakutkan.

"KATSIA! Beraninya loe married diem2?", Jonathan memelototi Katsia. Matanya menjadi merah

"Nikah adalah urusan pribadi gw! Itu bukan urusan loe," kata Katsia dingin.

"Bukan urusan gw? Semua hal di hidup loe itu urusan gw!" Seru Jonathan dengan marah. "Bahkan klo loe beneran udah nikah, loe harus segera bercerai. Loe harus menyelesaikan perjanjian loe. Pertunangan loe dengan Arsa Kurniawan!"

Mendengar tentang itu, mata Katsia menjadi merah karena marah, kemudian dia berteriak "Loe pengen gw nikah sama Arsa? Loe aja sana nikah sama dia. Gw kasih tau loe ya, pernikahan itu gak bakal terjadi. Dan mulai sekarang, jauhi gw serta Beauty Lab!!!"

"Apa loe bilang?" Jonathan menjadi sangat marah. Dia mengangkat tangannya dan ingin menampar Katsia. Melihat itu, Karna mendengus. Dia meraih lengan Jonathan, dan berkata dengan suara yang dalam.

"Katsia adalah istri gw. Klo loe mau memukul dia, langkahi dulu mayat gw"

"BANGS*T!" Jonathan tiba-tiba menarik tangannya, mencoba mendorong Karna. Tapi, tidak diduga, karna dengan kuat menjepit lengan Jonathan, dan membuatnya tidak bisa bergerak. Kemudian, Karna menampar wajahnya dengan keras.

"ANJ*NG! LOE BERANI MUKUL GW?", Jonathan meraung.

Karna kemudian meraih tenggorokannya, dan mengerahkan kekuatannya ke telapak tangannya. Tenggorokan Jonathan kini tercekik dengan sangat kencang. Wajahnya memerah, dan tangannya bergerak liar di udara, berusaha memukul Karna.

"Loe masih berani berbuat onar disini?" Karna berkata dengan dingin. Saat ini, Jonathan yang merasakan nyawanya terancam, menggelengkan kepalanya dengan panik dan berjuang untuk mengatakan beberapa kata dari tenggorokannya,"T-t-ttidaaak...Hoekk.. Gw.. T-t-tttidakkkk"

"Kalau begitu, PERGI DARI SINI!", Karna meraung dan melempar Jonathan ke arah tangga. Lepas dari tangan Karna, Jonathan segera melarikan diri, bahkan dia tidak berani untuk menengok kebelakang.

Saat Jonathan pergi, tubuh Katsia kehilangan tenaga. Dia seketika jatuh ketanah. Air mata pun terlihat mengalir diam-diam di pipinya. Karna kemudian mengangkat tubuh Katsia, diletakkannya di kasur. Lalu dia membuatkan teh hangat untuk Katsia, berharap agar suasana hati Katsia pulih.

Ketika dia meletakkan gelasnya, Karna menatap wajah Katsia yang masih berlinang air mata. Ada rasa sakit di dada Karna, melihat Katsia dalam kondisi seperti itu. Dia perlahan berkata dengan suara lembut, "Katsia, sebenarnya apa yang terjadi?"

Katsia menghela napas pelan, dan mulai menceritakan kisahnya.

"Semua dimulai sekitar 10 tahun yang lalu. Waktu itu, aku masih 17 tahun. Papaku meninggal dalam kecelakaan mobil. Seminggu kemudian, mama juga tiba-tiba pergi menghilang..." Mendengar itu, Karna hanya bisa gemetar, dalam seminggu kehilangan kedua orang tau tentu merupukan pukulan telak bagi seorang gadis berusia 17 tahun.

Katsia kemudian melanjutkan secara perlahan."Saat itu, aku baru lulus SMA, dan kakakku sudah hampir lulus kuliah. Setelah kedua orangtua ku pergi, perusahaan keluarga dikelola oleh seorang Direktur profesional, tetapi tidak berjalan dengan baik. Hanya dalam beberapa bulan, kinerja perusahaan turun drastis. Karena kondisi itu, akhirnya aku mengambil alih perusahaan."

Harus diakui, bakat Katsia sangat luar biasa. Dia dapat menstabilkan perusahaan yang sedang sakit, dan memperbaikinya hingga perusahan itu dapat tumbuh lebih besar dan menjadi salah satu perusahaan kosmetik wanita yang terkenal. Tapi, tentu saja, dengan berkembangnya Beauty Lab, masalah juga mulai mengikuti. Dan masalah terbesarnya adalah kakak laki-laki Katsia, yaitu Jonathan.

Ketika kedua orangtuanya tiada, Jonathan masih kuliah. Seolah tidak peduli dengan perusahaan keluarganya, setiap hari dia dugem dan berganti-ganti wanita. Selama warisan dari papanya belum habis, dia tidak akan berhenti. Tetapi, ketika skala perusahaan Beauty Lab menjadi semakin besar, nama Katsia semakin baik, maka mulai tumbuh rasa iri di kepala Jonathan. Pikiran untuk menguasai Beauty Lab mulai muncul di benaknya.

Pada awalnya, Katsia berusaha membantu kakaknya dengan sepenuh hati. Dia ingin Jonathan bekerja sebagai manajer di perusahaan, dan mulai belajar bagaimana mengelola perusahaan. Namun. Jonathan bekerja asal-asalan. Dia benar-benar tidak layak untuk bekerja di Beauty Lab. Tidak hanya dia bermain-main dalam pekerjaan, banyak juga peraturan perusahaan yang dilanggarnya, yang mempengaruhi operasional perusahaan sehari-hari. Teguran-teguran dari Katsia tidak mempan. Pada akhirnya, Katsia harus memecatnya.

Hal ini, kemudian memicu Jonathan. Dia berpikir bahwa Katsia berusaha menyingkirkannya, dan mengambil alih Bauty Lab untuk Katsia sendiri. Tentu Jonathan tidak mau melepaskannya. Sejak saat itu, dia bolak balik ke perusahaan dan rumah Katsia untuk membuat masalah. Dia ingin menjual perusahaan dan mendapatkan bagiannya sendiri.

Saat itu, Beauty Lab sedang tertatih-tatih. Katsia menghabiskan banyak energi untuk memperbaiki dan membangun Beauty Lab. Bagaimana mungkin dia bisa menjual perusahaan itu? Apalagi, Beauty Lab dibangun oleh kedua orang tua mereka. Katsia sama sekali tidak ingin perusahaan ini berpindah tangan. Jadi, dengan tegas dia menolak permintaan Jonathan.

Jonathan yang tidak berhasil menjual perusahaan, tentunya sangat tidak puas. Setelah beberapa saat, dia menemukan ide lain. Jonathan ingin Katsia menikah, dengan orang yang lebih kaya, sehingga perusahaannya akan dikelola oleh pria tersebut. Pilihannya jatuh kepada Arsa Kurniawan, seorang pengusaha bejat di Jakarta. Jonathan menjanjikan saham beauty lab sebesar 30% kepada Arsa, tapi Arsa harus berusaha untuk menaklukkan Katsia. Oleh sebab itu, dengan bantuan Jonathan, Arsa mulai mengejar Katsia.

Berbagai cara licik mulai dilakukan Jonathan dan Arsa. Saat sedang pesta tahun baru di Beauty Lab, diam-diam mereka membuat Katsia mabuk. Dalam keadaan tidak sadar, Katsia menandatangani kontrak pertunangannya dengan Arsa, dan menyatakan setuju untuk memberi keseluruhan sahamnya di Beauty Lab. Malam itu, Arsa bahkan ingin memanfaatkan kondisi dan berhubungan seks dengan Katsia. Untunglah, Devina tiba menemukan mereka, bersamaan dengan satpam, Devina berhasil mengusir Arsa dan Jonathan dari acara tersebut.

Rencana itu diulangnya kembali, kali ini dengan bantuan Pak Ronald, Direktur Keuangan di Beauty Lab. Untunglah, saat itu Karna tiba-tiba muncul dan menyelamatkan Katsia. Tentunya, Katsia dan Karna belum mengetahui keterlibatan Ronald dalam skandal ini.

Setelah mendengarkan cerita Katsia, hati Karna bergetar karena marah. Dia memeluk Katsia dengan lebih erat di lengannya dan berkata dengan suara lembut "Katsia, percayalah padakul. Aku tidak akan membiarkan mereka menyakitimu lagi"

"Karna, aku agak capek, ak mau istirahat dulu ya" kata Katsia. Karna pun melepas Katsia dan berjalan menuju kekamarnya. Merasa tubuhnya lengket, Karna pun mengambil handuk di kamarnya, dan mandi di kamar mandi luar. Di kamar tamu yang Karna tempati tidak ada kamar mandi.

Setelah beberapa saat, Karna selesai mandi. Dia bersenandung kecil, melilitkan handuk di pinggangnya, dan berjalan keluar dari kamar mandi untuk kembali ke kamarnya. Tetapi, tepat saat itu, pintu rumah terbuka. Mbak Warti masuk dengan dua tas, diikuti oleh seorang gadis muda, berusia 18-19 tahun. Mbak Warti kemudian meletakkan tasnya dan berteriak ke kamar Katsia, "Bu, Neng Agnes dateng"

Gadis muda di belakangnya berjalan ke sofa dan duduk dengan santai. Dia mengambil sebuah apel dan berteriak ke atas sambil mengigitnya. "Ci Katsia...".

Melihat hal tersebut, Karna sedikit tertegun. Kemudian dia tersenyum pada gadis itu dan berkata "Hai", kemudian dia melambaikan tangannya dan berjalan menuju kamarnya. Gadis itu menatap Karna, pria yang menyapanya hanya dengan berbalut handuk. Dia bener-bener terkejut. Setelah beberapa detik, dia tersadar, bangkit dan berlari ke kamar Katsia. Serentak dia berteriak

" CICI!!!! ADA COWOK GILA TELANJANG DIRUMAH!"

----

Ketika Karna keluar dari kamar setelah mengenakan pakaian, melihat seorang gadis cantik berambut pirang yang memegang tangan Katsia dan berjalan ke bawah.

"Ci, cici serius udah married?"

"Trus, beneran cici married sama cowok tadi? Cici gak lagi boong sama aku kan? Ciiiiii!!"

Agnes terus merengek seperti anak kecil.

"Hah, emang salah ya Katsia married ma gw?" begitu pikir Karna dalam hati. Sambil tersenyum kecil, Katsia membawa Agnes kepada Karna, kemudian dia memperkenalkan, "Karna, ini adik sepupuku. Agnes Pramita. Dia baru aja diterima di kampus Universitas Bina Negara. Nah, Agnes akan tinggal sementara disini, sampai dia dapet kos-kosan".

Karna mengangguk dan tersenyum pada Agnes. Namun, Agnes terlihat mendengus dan memalingkan muka. Katsia terus menjelaskan, "Agnes, ini adalah Karna. Dia adalah suamiku."

"Ah.. Cici serius? Cici beneran nikah sama cowok kayak gini?", Agnes berteriak kaget. Matanya yang cantik terlihat membelalak.

Katsia mengangguk dengan serius. Agnes terlihat tidak percaya. Dia terus memperhatikan Karna, mengamati, apa yang istimewa dari cowok ini? Namun, setelah mengamati beberapa saat, Agnes kecewa. Dia tidak menemukan sesuatu yang istimewa dari Karna. Penampilan dan sosoknya biasa aja. Satu-satunya nilai plus, Karna terlihat sopan dan nurut kepada Katsia. Tapi, dimata Agnes, pembawaan Karna ini merupakan ciri-ciri cowok lemah dan kurang jantan.

Seharian itu, mereka mengobrol dengan awkward. Setelah makan malam, Agnes baru ingat, bahwa dia perlu berbelanja beberapa hal untuk keperluan kampusnya. Namun, Katsia tidak bisa pergi menemaninya, karena kejadian pagi tadi bersama Jonathan masih membuat dirinya shock. Mbak Warti pun tidak bisa menemani karena kebetulan weekend itu pekerjaan rumah yang masih harus diselesaikan masih banyak. Pilihan terakhir adalah Karna. Terlepas dari ketidaksukaan Agnes pada dirinya, mau gak mau Karna menemani Agnes untuk berbelanja.

Ketika mereka berbelanja di mall, Karna segera mendapati dirinya menjadi seorang porter. Setiap kali Agnes keluar dari sebuah toko, dia melempar semua barang belanjaannya ke Karna. Dalam kurang dari satu jam, Karna yang menenteng banyak sekali barang belanjaan kesulitan mengikuti Agnes. Selain pakaian, kosmetik, dan sepatu, Agnes juga berbelanja beberapa barang kebutuhan sehari-hari untuk kamar kosnya, seperti sprei, selimut, gelas & piring, handuk, dll.

"Agnes, ini udah malem. Pulang yuk, nanti Katsia nyariin kamu".

"Yuk keluar dari mall ini, tapi aku masih mau ke suatu tempat. Nanti aku tunjukkin jalannya", kata Agnes. Mendengar ini, jantung Karna berdetak kencang. Gadis kecil ini pasti pengen dugem. Dugaan Karna tepat, Agnes menunjukkan jalan ke sebuah club mewah, tidak jauh dari tempat itu. Karna sangat bimbang, kalau Katsia tau dia membawa Agnes ke club, tentu Katsia akan mengamuk.

"Errr... Agnes, kyknya ini tempat gak oke deh.. Yuk kita ketempat lain"

"Nope! Aku mau kesini. Klo mas Karna ga mau masuk, tinggalin aku aja sendiri!" kata Agnes ketus.

Mau gak mau, Karna mengarahkan mobil mewah istrinya ke dalam club itu. Begitu Karna memasuki club, terdengar musik berdentum keras dan memekakkan telinga. Jantung Karna seperti berdengung, tidak memahami apa nikmatnya pergi ke tempat seperti ini. Tapi sebaliknya, Agnes terlihat sangat menikmati tempat itu. Dia langsung menyerbu kerumunan di dance floor, menggerakkan tubuhnya dan menggoyangkan pinggul dengan erotis.

Melihat ini, Karna hanya bisa menggelengkan kepalanya tanpa daya. Kemudian, dia memilih sebuah kursi di bar, sambil menatap Agnes dari jauh. Tidak lama, Agnes yang terlihat sangat seksi malam itu segera di kerubungi laki-laki.


Saat itu, satu per satu pria mencoba mengajak Agnes joget bareng. Sekali dua kali terlihat, Agnes dicekoki miras dari botolnya langsung. Melihat hal tersebut, sebenernya Karna ingin menarik Agnes dari kerumunan. Namun, Agnes terlihat tidak keberatan dengan perlakuan para pria itu, bahkan terkadang Agnes menempelkan tubuhnya ke pria-pria tersebut. Salah satu dari mereka, sepertinya adalah mahasiswa berpostur tinggi, dengan 'tidak sengajaa' berulang kali menyentuhkan lengannya pada payudara Agnes. Pria lainnya terlihat menggesekkan pingganya di pantat Agnes. Ada juga yang berpura-pura mengelus lengannya, namun sebenarnya adalah membelai tepian payudara Agnes dengan halus.

Melihat adegan itu, jiwa Karna sedikit berdesir. Katsia maupun Devina memiliki kecantikan seorang wanita yang matang. Namun, paras cantik dan perawakan Agnes adalah daun muda yang menggoda. Dia ingin menghentikan adegan tersebut, namun, Agnes terlihat menikmatinya. Sesekali, terlihat Agnes dengan sengaja menggesekkan pahanya diselangkangan pria-pria itu. Tubuh Agnes pun mulai berkeringat. Belahan payudaranya terlihat mengkilat karena keringat. Karna mulai bimbang dan khawatir melihat kondisi itu.

Ketika Karna sedang memikirkan bagaimana membawa Agnes untuk pulang, salahsatu pria tadi menghampiri bar, memesan sebuah minuman tepat disebelah Karna. Lalu, pria itu mengeluarkan sebuah kapsul dan hendak menaruh kapsul itu di gelas pesanannya. Saat itu, insting Karna segera bertindak. Ditahannya tangan pria itu, seraya berkata "Mau apa loe?"

"Eh, gausah ikut campur loe!!", pria itu gelagapan saat di gap oleh Karna.

"Itu adek gw, loe nyampurin apa di minumnya?"

"Halah, jangan ngaku2 loe!!!" pria itu berusaha melepaskan tangannya dari Karna, namun tentu saja tenaga Karna lebih kuat. Tidak lama, pertengkaran mereka semakin besar. Teman-teman pria itu pun mengerumuni Karna. Perkelahian tidak terhindari, Karna, seorang diri melawan sekitar 6 orang yang ada. Dengan cepat, Karna dapat mengatasi satu per satu dari lawannya. Namun, tiba=tiba terdengar sebuah suara lantang.

"CUKUP! SIAPA KALIAN? BERANINYA KALIAN RUSUH DI CLUB GW!"

Seketika suasana menjadi hening. Sesosok pria, sekitar usia 30an maju. Saat pria itu muncul, terdengar berbagai bisikan di ruangan itu.

"Wah, itu kan Roy, yang megang area sini"

"OOh, itu Bung Roy, ponakannya Bung Barton Sangaji, pentolannya anak-anak timor disini!"

"Wah, klo Bung Roy udah turun, ga bakal selamat dah yang berbuat onar didaerahnya"

Rupanya, pria yang muncul itu adalah Roy Sangaji. Jagoan dari timur. Tangan kanan dari Barton Sangaji yang banyak memegang area kekuasaan. Di kota ini, kekuatan underground dan preman terbagi menjadi dua aliran. Barton Sangaji dari Timur, dan John Tampubolon dari Barat. Kedua kelompok ini sering bertikai, dan tidak pernah perduli jika nyawa harus dikorbankan. Namun, belakangan ini kedua kelompok ini tidak pernah bergesekan. Tampaknya mereka fokus untuk menjaga area masing2.

Dari bisikan-bisikan itu, Karna bisa menduga siapa lawannya kali ini. Namun, dia tidak gentar.

"Loe! Kenapa loe buat keributan disini?", tanya Roy ke Karna.

"Bocah-bocah ini mencoba membius adek gw." jawab Karna.

"Bangs*t! Tendang bocah-bocah ini keluar. Gak ada yang boleh pake drugs di klub gw!" amuk Roy.

Karna merasa lega, melihat bocah-bocah itu diusir tanpa perlawanan oleh sekuriti club, yang merupakan bawahan Roy. Karna pun segera menghampiri Agnes dan beranjak keluar Club.

"HEH! SIAPA YANG BILANG LOE BISA PERGI?" Bentak Roy. Kaget, Karna menoleh kembali ke Roy.

"BARU KALI INI ADA YANG BERANI BIKIN RUSUH DI KLUB GW! LOE KIRA LOE BISA PERGI BEGITU AJA?", kata Roy sambil menginstruksikan para security untuk meringkus Karna. Sayangnya, mereka bukan tandingan Karna. Dalam waktu singkat, keempat sekuriti sudah terbaring di lantai dan tidak bisa melawan kembali. Melihat adegan itu, Roy sedikit terkejut. Anak ini punya ilmu bela diri, pikirnya.

"Oh, rupanya loe bisa bela diri. Pantes loe berani bikin rusuh di tempat gw. Sini hadapin gw. Klo loe bisa tahan serangan gw, loe boleh pergi dari tempat ini",setelah berkata demikian, Roy bergerak maju. Kecepatannya jauh diatas para security tadi. Sebuah tendangan telak diarahkan ke kepala Karna. Namun, sepersekian detik sebelum kaki Roy bersarang di kepalanya, Karna menahan tendangan itu. Yang lebih terkejut lagi, Roy tidak bisa menarik kakinya dari tangan Karna. Karna akhirnya melepaskan kaki Roy, tanpa memberikan serangan balik.

Setelah itu, Karna dengan tenang berjalan ke meja Bar, dan menepuk pelan meja itu. Diluar dugaan, meja marmer tersebut bolong, dan membentuk telapak tangan! Melihat itu, Roy terbelalak. Dari muda dulu, Roy pun mendalami bela diri. Dia tentu pernah mendengar jurus "Tapak Suci" yang legendaris. Namun, baru kali itu dia melihat langsung jurus tersebut di depan matanya. Menyadari jauhnya perbedaan level mereka, Roy berubah sikap.

"Jurus itu.. Bagaimana loe bisa kuasai?"

"Dengan tenaga dalam yang cukup, hal ini bukan sesuatu yang sulit."

"Aahh. Tenaga dalam!" mendengar itu, Roy semakin hormat pada Karna. Di usia yang lebih muda, Karna sudah menguasai ilmu bela diri yang jauh lebih tinggi dari nya. Kali ini, Roy menghampiri Karna, dan menjabat tangannya, meminta maaf.

"Gw, Roy Sangaji, meminta maaf atas kesalahpahaman yang terjadi. Satu guru, satu ilmu, jangan ganggu." katanya. Karna sedikit kaget, sudah lama dia tidak mendengar salam tersebut. Namun, dia kemudian mengangguk, dan meninggalkan tempat itu. Namun, Roy kembali mengejarnya.

"Abang, bagaimana abang bisa menguasai ilmu itu?"

"Bung Roy, Bung juga bisa menguasi ilmu itu dengan mudah. Kemarilah". Roy sangaji pun menghampiri Karna. Tiba-tiba, Karna memukul dada Roy dengan telapak tangannya, dan Roy memuntahkan darah segar. Seketika wajahnya menjadi pucat. Melihat ini, para security ingin membantu, tapi mereka ketakutan. Mereka semua berteriak dan berkumpul.

"Bung Roy, Bung baik2 saja?"

"Beraninya dia menyerang Bung Roy dengan mendadak!"

"Ayo kumpul, bareng2 kita habisi dia"

Roy juga kaget dengan pukulan tiba-tiba dari Karna. Dengan kemarahan di matanya, secara naluriah dia ingin melawan. Tetapi, ketika dia mengumpulkan kekuatannya, dia menyadari bahwa terasa energi panas yang mengalir di badannya. Kekuatannya terasa meningkat!

"Ini tenaga dalam!", Roy berteriak kaget, dan pada saat bersamaan dia berteriak "Hentikan, apa yang kalian lakukan. Orang ini senior gw. Guru gw. Gw harus berterima kasih!"

Mendengar ini, semua orang di club menjadi sangat bingung. Bung Roy dipukuli dan memuntahkan darah, tetapi dia tetap berterima kasih pada Karna. Dan disaat itu, Roy kembali mengucapkan terimakasih dengan tulus, "Terima kasih abang, sudah bantu mengaktifkan tenaga dalam saya"

"Aura internal bung Roy sudah besar, namun ada beberapa energi yang membloknya. Yg gw lakukan adalah menghancurkan penghalang itu, sehingga tenaga dalam bung Roy bisa mengalir."

"Abang Karna, ini kartu nama saya. Kalau ada apa-apa, abang boleh minta apapun ke saya"

"Hmm.. Sebenarnya, gw masih penasaran sama obat yang tadi ditaro di minuman adek gw, loe bisa cari tau obat itu apa?"

"Siap bang"

Di saat itu, Karna baru teringat akan Agnes. Setelah sedikit mencari, ternyata sekarang Agnes sedang tergeletak di salah satu sofa klub itu. Wajahnya memerah, keringat terlihat bercucuran. Tangannya terlihat meremasi payudaranya sendiri.

"Agnes!"

"K-k-kak Karna..Shhhh..."

Melihat symptom yang ada di tubuh Agnes, dia segera teringat malam dimana dia bertemu dengan Katsia. Saat ini, Agnes pasti sedang terangsang berat. Segera saja Karna menggendong tubuh Agnes, dan membawanya ke mobil. Benar saja, sesampainya di mobil, Agnes mencoba menciumnya. Dengan cepat, Karna membongkar belanjaan Agnes, kemudian dia membungkus tubuh Agnes dengan seprai, dan mengikatnya.

Mereka pun berjalan menuju rumah Katsia. Setibanya dirumah Katsia, Karna membopong Agnes yang tertidur.

------

POV Clara Maharani

Aku tidak tahu sudah berapa lama ak tertidur karena menangis. Kejadian pemerkosaan oleh Pak Ronald kemarin sangat membekas di hatiku. Sudah dua hari aku tidak berani masuk kantor. Ak tak tahu harus bersikap seperti apa didepan Pak Ronald, ataupun Pak Romli yang selalu berjaga di pintu masuk kantor. Siang hari itu, ak mengumpulkan tenagaku, untuk kembali mandi. Seolah-olah dengan membasuh tubuhku, aku bisa membersihkan sisa-sisa kelakuan bejat Pak Ronald.

Setelah membersihkan tubuhku, aku langsung menuju kamar ayahku. Ibuku sudah tiada, dan sudah lebih dari 1 tahun ayahku hanya bisa terbaring di kasur akibat stroke, dan baru sebulanan terakhir, beliau kehilangan kemampuannya untuk berbicara. Terkadang, dia masih memberikan response, seperti saat ini, saat aku memberinya makan. Ketika aku duduk disebelah ranjangnya, seolah-olah ayahku mengerti beban yang kubawa. Matanya memperlihatkan rasa khawatirnya. Aku tidak bisa membayangkan, kalau Pak Ronald benar-benar memenuhi ancamannya, untuk memperkosa adikku, Novi, didepan ayahku. Selesai menyuapi ayahku, aku berdiri di depan cermin kamar, sambil kupandangi tubuhku, tubuh yang sudah ternoda akibat ulah Pak Ronald dan kawan-kawan.

Jam stengah 6 sore, adikku baru pulang.

"Kakakkk, aku pulangggg", kata adikku. Tidak lama, sosoknya muncul didepanku. Tapi, bagai tersambar petir di siang bolong, adikku datang bersama Pak Ronald!

"Eh Kak, kenalin, ini Pak Ronald. Tadi dijalan aku dijambret. Motorku ditabrak sampai gak rusak. Untung ada Pak Ronald yang menyelamatkan aku, dan bersedia mengantarku." Kata Novi.

"Halo Clara... Wah, rupanya Novi adikmu ya?", kata Pak Ronald.

"Eh, bapak kenal kakakku?", tanya Novi keheranan.

"Betul, Clara adalah salahsatu karyawati yang bekerja di perusahaan kami. Sy sendiri tidak menyangka kalau kamu adiknya Clara", kata Pak Ronald sambil tersenyum penuh arti.

Seketika, tubuhku menjadi lemas. Bayangan pemerkosaan kemarin kembali menghantui ku. Dan kenapa, tiba2 wajah laknat ini muncul di hadapanku, bahkan bersama adikku? Aku tidak tahu harus berkata apa. Aku masih mencerna apa yang terjadi saat ini.

"Ah kebetulan ketemu kamu. Clara, kamu bisa ikut sy sebentar? Ada keperluan kantor penting yang harus sy diskusikan secara empat mata sama kamu", kata Pak Ronald. Aku masih diam seribu bahasa, dan mengikutinya tanpa ekspresi, saat dia menggiringku kemobilnya. Aku didudukkannya di bangku penumpang. Ketika dia masuk mobilnya, seketika tamparan keras mengenai wajahku.

PLAKKKKK!

"Heh, kenapa kamu gak masuk kantor 2 hari ini?", tanya pak Ronald.

"A-a-ammmpunn Pak.... A-a-kuu takutt...", jawabku. Tidak terasa, air mata kini mulai menetes di pipiku.

"Awas kamu ya! Jangan sampai orang2 ada yang curiga. Kamu masih inget apa perkataanku?" ancam pak Ronald. Aku hanya bisa mengangguk sambil menangis.

"Bagusss!!! Awas kalau kamu berani macam2!! Ah, sekarang mumpung ada kamu, sini!!!!!", kata Pak Ronald sambil menjambak rambutku. Kepalaku kini diarahkan ke batang kemaluannya. Dengan cepat dia melepas ikat pinggangnya, dan mengarahkan penisnya ke mulutku.

SLURPP. HOEEEEKK.. SLURRPPP..

Aku tidak punya pilihan lain selain memaju mundurkan kepalaku. Sore hari ini, didepan rumahku sendiri, aku dipaksa mengoral atasanku. Rasa takut akan Pak Ronald, tercampur dengan kekhawatiranku jika dilihat oleh tetangga2 lain. Dengan segenap tenaga ak mengoral dan mengocok batang itu, berharap agar Pak Ronald segera orgasme. Semua aku lakukan sambil menangis.

Lima belas kemudian, batang kemaluan itu mulai berkedut. Hal itu diikuti dengan Pak Ronald melesakkan penisnya dalam-dalam ke tenggorokanku.

CROOOTTTT... CROOOTTTT.. CROOTTTT...

Tembakan tembakan spermanya kini memenuhi tenggorokanku. Karena tidak bisa bernapas, mau tidak mau aku telan seluruh spermanya.

"Hahahahaha... Clara... Arrrhhh.... Mulutmu emang juara..."kata Pak Ronald sambil merapihkan celananya. Ak masih menangis dan berusaha menenangkan diri.

"Udah,sana masuk! Jangan sampe adekmu curiga. Ingat, sy mau kamu masuk kantor Senin besok. Dan jangan sampai ada orang curiga. Satu lagi, cari kelemahan Karna! Saya mau Karna dipecat dari perusahaan ini"
 
Bimabet
Catatan Penulis:

Sebenernya, ada beberapa part yang sepertinya terlalu bertele-tele kalo ane gambarkan. Takutnya, ceritanya malah terlalu meluas, dan membosankan untuk dibaca. Oleh karena itu, ane mencoba memadatkan konflik yang terjadi, namun mgkn terkesan jadi agak lebay atau terburu2.. Ane minta maaf ya suhu2.. Semoga cerita ini masih enak untuk dinikmati..

Khusus untuk bagian konflik Karna vs Roy, kembali, ane ngefans berat sama Ik* Uw*is. Dan kebetulan ane juga pernah jadi atlit pencak silat. Jadi mgkn terasa lebay, tapi ane pengen cerita ane ini semacam menjadi cerita action tapi saru. Karakter Karna adalah orang yng lugu, polos, biasa-biasa aja, tp kuat dan memiliki ilmu beladiri diatas rata2. Maka, mungkin akan banyak konflik berupa beladiri, namun tidak ane jabarkan terlalu panjang agar tetap mudah dan enak dibacanya.

Terimakasih atas atensi suhu2 sekalian, atas masukan dan sarannya
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd