Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Dilema Sebuah Hati

Bimabet
setelah cukup lama dan memendam gemas dalam diam pada sosok Aslan karena kegamangannya dalam mengambil sikap, kini saya beranikan diri untuk ikut berkomentar.

chapter sebelumnya dapat dikatakan sebagai penebusan dosa Aslan atas apa yang dia perbuat pada Endah dan Rani, Aslan kehilangan nikmat dunia (pekerjaan, jabatan, rekan kerja, rumah, mobil, dan orang tua), dalam keyakinan yang saya imani kesulitan-kesulitan semacam itu adalah sebuah ********* dosa jika diterima dengan sabar dan ikhlas. meskipun juga saya agak kesal dengan yang dilakukan Fitri dg sikap egoisnya. Fitri membawa persoalan pribadi pada profesionalitas kerja. dia menganggap gagalnya tender karena Aslan yang menyakiti Rani, padahal kalau dipikir dengan akal sehat, Fitri hanya aji mumpung. mumpung dia ada kerjasama dg pemprov, dan melihat kesempatan karena Rani anaknya pejabat Pemprov yang dekat dg Aslan. gembar gembor Aslan yang dilakukan Fitri tidak lebih juga karena kepentingannya sendiri, dia berusaha mensugesti orang lain, khususnya orang tua Rani agar segera menyatukan mereka berdua. karena jika Aslan dan Rani menikah, maka perusahaan Fitri-lah yang sangat diuntungkan. dan jika ditarik kesimpulan, perusahaan Fitri dapat hidup karena mengandalkan koneksi bukan atas dasar kapabilitas. semoga kedepan proyek yang sudah ditangani perusahaan Fitri (terkait tender dg pemprov) akan diaudit BPK, PPATK dan KPK karena saya yakin tender yang terjadi karena koneksi akan sarat dengan korupsi.

chapter terbaru adalah bukti bahwa "dalam sebuah kesulitan akan ada kemudahan", Aslan dapat melalui kesulitan/ ujiannya dg baik (diam, sabar, mengalah serta berusaha mengikhlaskan), Aslan mulai move on untuk menata hidupnya kembali karena dia ada tanggung jawab nyata yang ada di depan mata. sedih ketika ditimpa ujian itu adalah manusiawi. bahkan Nabi pun juga bersedih ketika diuji dengan wafatnya paman dan istrinya beliau.

Adiba juga sudah menunjukkan sisi yang 180° berbeda, apalagi jika mengikuti cerita sebelumnya. pada chapter ini, Adiba telah menunjukkan kualitas dirinya sebagai pendamping laki-laki, dan tidak ragu untuk ikut berkorban materi untuk apa yang Aslan perjuangkan untuknya.

terakhir untuk sang maestro, terimakasih atas segala kerja kerasnya. saya bersyukur dapat membaca kedua chapter ini dalam waktu dekat, berbeda ketika menjelang akhir bulan Ramadhan. semoga sang maestro senantiasa dimudahkan urusannya dalam upaya menafkahi keluarga di rumah.


salam hangat
.
.
.

Krissa


nb: mungkin kalau boleh usul, unsur sex scene sementara dapat di skip dulu, jujur saya sangat menikmati plot cerita yang maestro bawakan dalam menyelesaikan masalah ini, sehingga dg sementara off-nya unsur sex scene maka akan lebih banyak drama yang disajikan
 
setelah cukup lama dan memendam gemas dalam diam pada sosok Aslan karena kegamangannya dalam mengambil sikap, kini saya beranikan diri untuk ikut berkomentar.

chapter sebelumnya dapat dikatakan sebagai penebusan dosa Aslan atas apa yang dia perbuat pada Endah dan Rani, Aslan kehilangan nikmat dunia (pekerjaan, jabatan, rekan kerja, rumah, mobil, dan orang tua), dalam keyakinan yang saya imani kesulitan-kesulitan semacam itu adalah sebuah ********* dosa jika diterima dengan sabar dan ikhlas. meskipun juga saya agak kesal dengan yang dilakukan Fitri dg sikap egoisnya. Fitri membawa persoalan pribadi pada profesionalitas kerja. dia menganggap gagalnya tender karena Aslan yang menyakiti Rani, padahal kalau dipikir dengan akal sehat, Fitri hanya aji mumpung. mumpung dia ada kerjasama dg pemprov, dan melihat kesempatan karena Rani anaknya pejabat Pemprov yang dekat dg Aslan. gembar gembor Aslan yang dilakukan Fitri tidak lebih juga karena kepentingannya sendiri, dia berusaha mensugesti orang lain, khususnya orang tua Rani agar segera menyatukan mereka berdua. karena jika Aslan dan Rani menikah, maka perusahaan Fitri-lah yang sangat diuntungkan. dan jika ditarik kesimpulan, perusahaan Fitri dapat hidup karena mengandalkan koneksi bukan atas dasar kapabilitas. semoga kedepan proyek yang sudah ditangani perusahaan Fitri (terkait tender dg pemprov) akan diaudit BPK, PPATK dan KPK karena saya yakin tender yang terjadi karena koneksi akan sarat dengan korupsi.

chapter terbaru adalah bukti bahwa "dalam sebuah kesulitan akan ada kemudahan", Aslan dapat melalui kesulitan/ ujiannya dg baik (diam, sabar, mengalah serta berusaha mengikhlaskan), Aslan mulai move on untuk menata hidupnya kembali karena dia ada tanggung jawab nyata yang ada di depan mata. sedih ketika ditimpa ujian itu adalah manusiawi. bahkan Nabi pun juga bersedih ketika diuji dengan wafatnya paman dan istrinya beliau.

Adiba juga sudah menunjukkan sisi yang 180° berbeda, apalagi jika mengikuti cerita sebelumnya. pada chapter ini, Adiba telah menunjukkan kualitas dirinya sebagai pendamping laki-laki, dan tidak ragu untuk ikut berkorban materi untuk apa yang Aslan perjuangkan untuknya.

terakhir untuk sang maestro, terimakasih atas segala kerja kerasnya. saya bersyukur dapat membaca kedua chapter ini dalam waktu dekat, berbeda ketika menjelang akhir bulan Ramadhan. semoga sang maestro senantiasa dimudahkan urusannya dalam upaya menafkahi keluarga di rumah.


salam hangat
.
.
.

Krissa


nb: mungkin kalau boleh usul, unsur sex scene sementara dapat di skip dulu, jujur saya sangat menikmati plot cerita yang maestro bawakan dalam menyelesaikan masalah ini, sehingga dg sementara off-nya unsur sex scene maka akan lebih banyak drama yang disajikan
Menurut saya sex scene tetap disajikan karena ini cerita 17+ tetapi dengan porsi yg cukup. Dan suhu el sudah sangat profesional dalam menyajikannya sesuai dengan judul cerita yang telah dibuat selama ini. Semangat suhu el baik di RL, Maya, Darat, Laut dan Udara☺️😃
 
setelah cukup lama dan memendam gemas dalam diam pada sosok Aslan karena kegamangannya dalam mengambil sikap, kini saya beranikan diri untuk ikut berkomentar.

chapter sebelumnya dapat dikatakan sebagai penebusan dosa Aslan atas apa yang dia perbuat pada Endah dan Rani, Aslan kehilangan nikmat dunia (pekerjaan, jabatan, rekan kerja, rumah, mobil, dan orang tua), dalam keyakinan yang saya imani kesulitan-kesulitan semacam itu adalah sebuah ********* dosa jika diterima dengan sabar dan ikhlas. meskipun juga saya agak kesal dengan yang dilakukan Fitri dg sikap egoisnya. Fitri membawa persoalan pribadi pada profesionalitas kerja. dia menganggap gagalnya tender karena Aslan yang menyakiti Rani, padahal kalau dipikir dengan akal sehat, Fitri hanya aji mumpung. mumpung dia ada kerjasama dg pemprov, dan melihat kesempatan karena Rani anaknya pejabat Pemprov yang dekat dg Aslan. gembar gembor Aslan yang dilakukan Fitri tidak lebih juga karena kepentingannya sendiri, dia berusaha mensugesti orang lain, khususnya orang tua Rani agar segera menyatukan mereka berdua. karena jika Aslan dan Rani menikah, maka perusahaan Fitri-lah yang sangat diuntungkan. dan jika ditarik kesimpulan, perusahaan Fitri dapat hidup karena mengandalkan koneksi bukan atas dasar kapabilitas. semoga kedepan proyek yang sudah ditangani perusahaan Fitri (terkait tender dg pemprov) akan diaudit BPK, PPATK dan KPK karena saya yakin tender yang terjadi karena koneksi akan sarat dengan korupsi.

chapter terbaru adalah bukti bahwa "dalam sebuah kesulitan akan ada kemudahan", Aslan dapat melalui kesulitan/ ujiannya dg baik (diam, sabar, mengalah serta berusaha mengikhlaskan), Aslan mulai move on untuk menata hidupnya kembali karena dia ada tanggung jawab nyata yang ada di depan mata. sedih ketika ditimpa ujian itu adalah manusiawi. bahkan Nabi pun juga bersedih ketika diuji dengan wafatnya paman dan istrinya beliau.

Adiba juga sudah menunjukkan sisi yang 180° berbeda, apalagi jika mengikuti cerita sebelumnya. pada chapter ini, Adiba telah menunjukkan kualitas dirinya sebagai pendamping laki-laki, dan tidak ragu untuk ikut berkorban materi untuk apa yang Aslan perjuangkan untuknya.

terakhir untuk sang maestro, terimakasih atas segala kerja kerasnya. saya bersyukur dapat membaca kedua chapter ini dalam waktu dekat, berbeda ketika menjelang akhir bulan Ramadhan. semoga sang maestro senantiasa dimudahkan urusannya dalam upaya menafkahi keluarga di rumah.


salam hangat
.
.
.

Krissa


nb: mungkin kalau boleh usul, unsur sex scene sementara dapat di skip dulu, jujur saya sangat menikmati plot cerita yang maestro bawakan dalam menyelesaikan masalah ini, sehingga dg sementara off-nya unsur sex scene maka akan lebih banyak drama yang disajikan
Hehehe...jd pengamat nih...hehehe....sex scenex perlu jg mbak krn byk yg menahan kentang wkt puasa....hehehe
 
setelah cukup lama dan memendam gemas dalam diam pada sosok Aslan karena kegamangannya dalam mengambil sikap, kini saya beranikan diri untuk ikut berkomentar.

chapter sebelumnya dapat dikatakan sebagai penebusan dosa Aslan atas apa yang dia perbuat pada Endah dan Rani, Aslan kehilangan nikmat dunia (pekerjaan, jabatan, rekan kerja, rumah, mobil, dan orang tua), dalam keyakinan yang saya imani kesulitan-kesulitan semacam itu adalah sebuah ********* dosa jika diterima dengan sabar dan ikhlas. meskipun juga saya agak kesal dengan yang dilakukan Fitri dg sikap egoisnya. Fitri membawa persoalan pribadi pada profesionalitas kerja. dia menganggap gagalnya tender karena Aslan yang menyakiti Rani, padahal kalau dipikir dengan akal sehat, Fitri hanya aji mumpung. mumpung dia ada kerjasama dg pemprov, dan melihat kesempatan karena Rani anaknya pejabat Pemprov yang dekat dg Aslan. gembar gembor Aslan yang dilakukan Fitri tidak lebih juga karena kepentingannya sendiri, dia berusaha mensugesti orang lain, khususnya orang tua Rani agar segera menyatukan mereka berdua. karena jika Aslan dan Rani menikah, maka perusahaan Fitri-lah yang sangat diuntungkan. dan jika ditarik kesimpulan, perusahaan Fitri dapat hidup karena mengandalkan koneksi bukan atas dasar kapabilitas. semoga kedepan proyek yang sudah ditangani perusahaan Fitri (terkait tender dg pemprov) akan diaudit BPK, PPATK dan KPK karena saya yakin tender yang terjadi karena koneksi akan sarat dengan korupsi.

chapter terbaru adalah bukti bahwa "dalam sebuah kesulitan akan ada kemudahan", Aslan dapat melalui kesulitan/ ujiannya dg baik (diam, sabar, mengalah serta berusaha mengikhlaskan), Aslan mulai move on untuk menata hidupnya kembali karena dia ada tanggung jawab nyata yang ada di depan mata. sedih ketika ditimpa ujian itu adalah manusiawi. bahkan Nabi pun juga bersedih ketika diuji dengan wafatnya paman dan istrinya beliau.

Adiba juga sudah menunjukkan sisi yang 180° berbeda, apalagi jika mengikuti cerita sebelumnya. pada chapter ini, Adiba telah menunjukkan kualitas dirinya sebagai pendamping laki-laki, dan tidak ragu untuk ikut berkorban materi untuk apa yang Aslan perjuangkan untuknya.

terakhir untuk sang maestro, terimakasih atas segala kerja kerasnya. saya bersyukur dapat membaca kedua chapter ini dalam waktu dekat, berbeda ketika menjelang akhir bulan Ramadhan. semoga sang maestro senantiasa dimudahkan urusannya dalam upaya menafkahi keluarga di rumah.


salam hangat
.
.
.

Krissa


nb: mungkin kalau boleh usul, unsur sex scene sementara dapat di skip dulu, jujur saya sangat menikmati plot cerita yang maestro bawakan dalam menyelesaikan masalah ini, sehingga dg sementara off-nya unsur sex scene maka akan lebih banyak drama yang disajikan
sepertinya permintaan suhu sudah tersampaikan

Namun demikian sedikit potongan bumbu sex mewarnai cerita sperti yang sudah digambarkan suhu @Elkintong

Kadang kalo sudah sedikit terang sex merupakan obat mujarab dalam mengembalikan mood

Nice komen
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd