Praktek Lanjutan
Katarik tanganku dari vaginan kak sasa, lalu beranjak duduk disampingnya. Matanya terpejam dan nafasnya masih tersenggal-senggal. Kubiarkan kak sasa menikmati sisa sensasi orgasmenya sambil kuelus keningnya dengan tangan kiriku sedang tangan kananku mengelus tubuhnya yg masih sedikit bergetar.
Setelah tenang, kak sasa membuka matanya lalu melihat kearahku,
"Katanya belum pernah? Kok bisa buat kakak kayak gitu?" Tanya kak sasa
"Hehehehe belajar dari cerita sama film kak" jawabku sambil cengengesan
"Oooohhh... Baguslah, jadi kakak gak perlu repot-repot ngajarin kamu lagi" kata kak sasa
"Hehehe iyaaa... Teorinya sih aku udah banyak tau, tinggal prakteknya aja kak" kataku
"Yaudah, nih badan kakak kamu pake buat praktek aja. Kalo liat kemampuan kamu tadi, kakak pasrah deh mau kamu apain juga" kata kak sasa
"Yeee... Gak gitu juga kali kak. Harus saling kerjasama dong biar sama-sama puas, kan ini aku bukan lagi kerja" kataku sedikit sinis
"Iyaaa iyaaa.. yaudah yuk lanjut! Cepet berdiri, buka celana kamu, kakak pengen lihat kontol kamu" perintah kak sasa sambil duduk disampingku
Aku kemudian bangkit lalu berdiri di depan kak sasa,
"Bukain dong kak! Kan tadi aku dah bukain baju kakak hehehe" perintahku balik
"Huh !! Dasar.."
Meskipun begitu kak sasa tetap menuruti permintaanku. Tangannya terselip di kolor celanaku lalu menariknya kebawah. Penisku yg setengah tegang langsung mencuat di depan wajahnya. Aku memang tidak pernah memakai celana dalam saat tidur supaya tidak sesak dan alirah darah ke penis lancar.
"Wow. Gede banget ray. Belum keras sempurna aja udah segini, gimana kalo udah keras" kata kak sasa sambil mengelus penisku
Kak sasa tampak takjub dengan ukuran penisku. Ukuran penisku memang berbanding lurus dengan postur tubuhku. Pernah ku ukur, saat masih lemas panjangnya 13cm dengan diameter 3cm sedangkan saat sudah berdiri sempurna panjangnya bisa sampai 18cm dan diameternya 5cm. Dulu tidak sebesar itu, tapi semenjak mulai belajar masalah seks, aku mulai rutin melakukan pemijatan sendiri ke penisku dengan teknik pijat ala timur tengah yg kupelajari dari internet.
Penisku mulai tegak akibat elusan kak sasa. Setelah tegak sempurna, kak sasa mulai bermain-main dengan penisku. Dijilatinya penisku, di kocok lalu dikulum sambil disedot. "Biji"ku juga tak luput dari perhatiannya. Kak sasa terlihat ahli sekali melakukannya. Aku hanya bisa mendesis dan melenguh menikmati permainan mulut kak sasa di penis dan bijiku. Tanganku mengelus kadang mendorong kepalanya agar kulumannya tambah dalam sambil sesekali meraba dan meremas payudaranya. Lumayan lama kak sasa memainkan penisku, kelihatannya ia mulai lelah.
Puuaaahhh
Dilepaskannya penisku. Sambil memandangku,
"Udah ahh ray, capek mulut kakak. Kamu juga kayaknya gak ada tanda-tanda mau keluar sama sekali. Langsung masukin aja deh" katanya sedikit cemberut
Aku sendiri sebenarnya agak kaget dengan ketahananku. Mungkin ini karena aku rutin olahraga dan memijat penisku. Senang rasanya apa yg kulakukan selama ini ternyata berakibat baik. Tidak sia-sia aku melakukannya.
"Yaudah, biar ray aja yg ngelayanin kakak" kataku karena kasihan melihat kak sasa
Mendengar ucapanku, kak sasa langsung membaringkan tubuhnya ditengah kasur dan mengangkangkan kakinya memperlihatkan vaginanya yg merekah. Kujilati sebentar vaginanya agar lebih basah dan mudah kumasuki. Setelah itu kuposisikan tubuhku mengungkung tubuhnya. Kedua tanganku berada dibawah ketiaknya dan lututku disamping pantatnya. Satu tangannya meraih penisku, di gesekkannya kepala penisku kebelahan vaginanya lalu diarahkan ke liang vaginanya. Setelah posisinya tepat,
"Dorong pelan-pelan ray! Ssshhh..." Kata kak sasa
Kudorong pelan penisku memasuki liang senggamanya. Agak susah awalnya, padahal jelas-jelas kak sasa sudah tidak perawan. Entah karena penisku yg terlalu besar atau vaginanya yg terlalu sempit.
"Ooooohhhh..."
"Aaaahhhh..."
Lenguh kami bersamaan. Dengan usaha yg cukup keras, akhirnya penisku tenggelam di vaginanya, itupun baru 3/4nya saja sudah mentok.
"Uuuuggghhh... Penuh banget memek kakak ray. Ssshhh... Biarin dulu bentar!" Kata kak sasa sambil melenguh
Kudiamkan penisku di vaginanya sesuai permintaan kak sasa. Penisku rasanya seprti dipijat lembut di dalam sana. Hangat sekali vagina kak sasa.
"Ayo gerakin ray. Pelan-pelan dulu! Sssshh..." Perintah kak sasa
Aku mulai memaju mundurkan pantatku dengan tempo lambat. Rasanya sungguh menakjubkan. Lebih nikmat daripada saat dikulum oleh kak sasa. Saat kurasakan vagina kak sasa semakin basah dan bisa beradaptasi dengan penis besarku, kunaikkan tempo sodokanku. Desahan kak sasa semakin cepat seiring dengan tempo sodokanku di vaginanya. Kutundukkan badanku untuk meraih bibir kak sasa dengan bibirku. Kami berciuman dengan sangat panas. Ia terus mendesah disela-sela ciuman kami. Kedua kaki kak sasa melingkar di pinggangku sedangkan kedua tangannya melingkar di leherku.
Saat kurasakan vagina kak sasa semakin berkedut memijat penisku, kulepaskan ciuman kami. Kupegang pinggang kak sasa dengan kedua tanganku dan kupercepat lagi sodokanku ke vaginanya.
"Ooooohhhh... Yessshhh... Fuck fuck me... Aaahh.. aahhh.. fashhter ray !!! Faster !!! Kakkak sshh mau sampee aahhh..." Desah kak sasa
Kusodok vagina kak sasa dengan tempo maksimal. Ia terus meracau dan mendesah. Vaginanya juga semakin meremas penisku.
"OOOOOHHHHHH.... YEEESSSSHHH... I'm cumming ray.. I'm cumming... Ooooooohhhhhh...."
Tubuh kak sasa bergetar pertanda orgasmenya datang. Dadanya membusung indah, tangannya mencengkram lenganku sedangkan kedua kakinya semakin mengetat di pinggangku. Remasan vaginanya semakin kuat seiring cairan hangat terasa mengguyur penisku.
Tak kubiarkan kak sasa beristirahat, padahal nafasnya masih tersenggal karena orgasmenya. Segera kulepaskan cengkraman tangannya dan kaitan kakinya dipinganggku, kemudian kurentangkan kakinya sambil kupegangi betisnya. Kusodok lagi vaginanya, kali ini langsung dengan tempo cepat.
"Aaarrrgghhh... Aahhh.. ray.. ampun.. ampun ray.. berhenti dulu.. kamu apain memekhh kakak.. ohhh.. oohh... Aarrgghh.."
Kak sasa kembali mendesah sambil mencoba mendorong dadaku dengan kedua tangannya meminta aku berhenti. Tapi aku tak peduli, aku terus menyodok vaginanya. Aku ingin membuatnya oergasme lagi.
"Aaahh.. aaahh... Fuck fuck.. oohh.. shitt... Ooooohhhh... sudaaahhhh.. sudaaahhh ray.. aaahhh... Shittt..."
Mulutnya berkata sudah, tapi terus mendesah pertanda ia juga menikmatinya. Vaginanya juga mulai berkedut kembali. Kupercepat lagi sodokanku agar ia semakin cepat orgasme. Merasa orgasme kak sasa semakin dekat ditandai dengan remasan vaginanya ke penisku yg semakin kuat, segera kutarik penisku dan kugantikan dengan jari telunjuk dan jari manisku. Kukocok vagina kak sasa dengan sangat cepat dengan tangan kananku sedangkan tangan kiriku menggosok klitorisnya. Aku ingin membuatnya squirt lagi. Tidak berselang lama,
"AAAAAAARRRRGGGHHHHH.... SHITTT... Oooohhh... I'CUMMING !!!!"
Jeritan kak sasa membahana di kamar itu. Tubuhnya kembali bergetar, kali ini lebih hebat dari yg tadi. Cairan cintanya menyembur dengan deras membasahi tanganku. Nafasnya tersenggal-senggal dan mulutnya megap-megap mirip ikan yg diangkat dari air. Tangannya mencengkram sprei dengan kuat sedangkan kakinya bergerak tak karuan. Keringat membanjiri seluruh tubuh putih mulusnya. Dia melotot kearahku tapi aku hanya tersenyum menanggapinya.
Aku benar-benar puas dan sangat menikmati ekspresi wajah, desahan keras dan getaran tubuh kak sasa saat orgasmenya datang. Sensasi bisa memuaskan orang lain sangat terasa menyenangkan bagiku. Penisku jadi makin tegang saat merasakan sensasi itu.
Kurasa cukup memberikan istirahat untuk kak sasa, aku mulai merangsangnya lagi. Kucium bibirnya sambil kuelus lembut tubuhnya. Tidak lupa payudaranya kumainkan dan kugelitik klitorisnya agar gairahnya cepat naik. Tangan kak sasa juga tak tinggal diam, digenggamnya penisku lalu dikocoknya dengan lembut.
"Hah hah hah.. kamu kuat banget sih ray.." kata kak sasa sambil masih sedikit tersenggal disela ciuman kami
Aku tidak membalas kata-katanya. Kuteruskan usahaku menaikkan lagi gairahnya. Setelah kurasa gairahnya mulai bangkit lagi, aku beranjak lalu membalikkan tubuhnya. Kuangkat sedikit bokongnya hingga posisinya kini tengkurap di bawahku. Kugesekkan sebentar penisku ke vaginanya, kumasukan ke liangnya lalu segera kusodok maju mundur. Kak sasa nampak pasrah saja dengan apa yg kulakukan, ia hanya mendesah dan mendesis pelan. Biarlah, mungkin ia sudah terlalu lelah untuk mendesah dan ingin sedikit beristirahat. Yg penting ia tetap sadar, tidak tidur apalagi pingsan.
Kali ini aku fokus dan berkonsentrasi untuk mencapai kepuasanku sendiri. Kasihan kak sasa jika aku keluar terlalu lama. Kugoyang terus pinggulku, semakin lama semakin cepat. Posisi kaki kak sasa yg rapat membuat vaginanya terasa lebih sempit. Sambil terus menggoyang, sesekali kuremas bokong sintal kak sasa. Cukup lama aku menyodok vagina kak sasa dengan posisi seperti itu, aku mulai merasakan tanda-tanda ejakulasiku semakin dekat. Vagina kak sasa juga mulai berkontraksi lagi. Kedutan serta remasannya sangat terasa karena posisi kakinya yg rapat seperti menjepit vaginanya. Kini suara desahan kak sasa juga terdengar makin keras, tidak sepelan tadi.
"Oooohhh... Ssshh... Ray.. kakak mau dapethh lagi nihhh.. uuuhhh.." desah kak sasa
"Mmmhhh... Ahh.. iyaa kak ahh.. aku juga.. keluarin dimana kak? Sshh..." Tanyaku sambil terus bergerak menyodok vagina kak sasa
"Aaahh... Ssshh.. di..dalemhh.. ajhha ray.. ooohh... Bareeenghh.. ahh aahhh..." Jawab kak sasa
Karena merasa posisi ini kurang intim untuk ejakulasi bersamaan, aku mencabut penisku dan segera merebahkan diriku disamping kak sasa. Dengan cepat aku menarik dan memposisikan kak sasa untuk menduduki penisku dan memasukkannya ke vaginyanya. Dengan bertumpu pada kedua lututnya, kak sasa memegang penisku, mengarahkannya ke vaginanya lalu menurunkan bokongnya.
SLEEEEPP
Setelah penisku masuk dengan sempurna, aku mulai menyodok vagina kak sasa dari bawah. Agar bisa menyodok lebih cepat ketekuk kakiku agar bisa kujadikan tumpuan. Kak sasa juga mengimbangi gerakanku dengan menaik turunkan bokongnya berlawanan arah dengan sodokanku.
"Eeeeennnggghhh... Aaahh.. eeemmhh... Aaahh.. ooohhh..."
Kak sasa mulai mendesah lagi. Kuraih kepala kak sasa agar mendekat padaku lalu kulumat bibirnya untuk menambah keintiman kami. Kemudian kuarahkan tanganku untuk meremas bokong dan payudara kak sasa. Lenguhan dan desahan kak sasa makin cepat walau teredam oleh mulutku yg terus melumat bibirnya. Gerakan kami semakin cepat seiring gelombang ejakulasi kami yg kian dekat. Aku mulai merasakan penisku berkedut. Cengkraman vagina kak sasa pada penisku juga menguat. Beberapa saat kemudian kak sasa menarik kepalanya, membenamkannya dileherku, lalu mendesah keras tanda orgasmenya telah tiba,
"OOOOOHHHHH.... AAAARRRRGGGHHHHH.... KA...KAK SSSHH..SAMPE.. RAAAYY... OOOOHH..."
Bisa kurasakan cairan hangat menyiram penisku dan pijatan vaginanya di penisku juga makin kuat. Merasakan itu, aku tidak kuat lagi menahan ejakulasiku. Kusodokkan kuat-kuat penisku ke vagina kak sasa sambil mendesah,
"AAAAAHHHHH... AKHHUU JUGA KAKHH... AHH.. AHHH..."
Tubuhku bergetar. Entah berapa kali penisku menembakkan pejuhnya didalam vagina kak sasa. Saking banyaknya, aku bisa merasakan sampai ada yg meleleh di pahaku. Aku kemudian memejamkan mataku untuk menikmati sisa-sisa ejakulasiku yg sungguh luar biasa sekali rasanya.
Entah berapa lama kami bertempur. Kini tubuh kak sasa sudah ambruk diatas tubuhku. Nafas kami masih tersenggal. Tidak ada kata-kata yg keluar dari mulut kami berdua. Hanya perasaan puas yg kami rasakan. Kupeluk tubuh kak sasa sambil kubelai lembut kepalanya yg tergolek di dadaku. Setelah kudengar nafas kak sasa mulai teratur, kukecup ujung kepalanya lalu kuraih selimut dengan kakiku untuk menutupi tubuh kami berdua.
Sungguh, ini pengalaman yg tak akan pernah bisa kulupakan seumur hidupku.
BERSAMBUNG