Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Apakah perlu cerita ini dibuat multi POV agar tidak monoton ?

  • Ya

    Votes: 53 57,0%
  • Tidak

    Votes: 40 43,0%

  • Total voters
    93
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
Sorry baru bisa update kawan-kawan. RL agak sibuk.

#&&&&#


Praktek


Pertama kali membuka mata, aku agak asing dengan suasana disekitraku. Baru setelah mengingat-ingat kembali, aku sadar aku sedang berada di kamar tamu rumah kak sasa. Setelah duduk sebentar di kasur dan meregangkan tubuhku agar lebih segar, aku beranjak ke kamar mandi untuk cuci muka dan sikat gigi. Aku sempat berpikir untuk lari pagi seperti biasa, tapi aku ragu, secara aku belum mengenal kompleks rumah kak sasa dengan baik, salah-salah aku bisa nyasar. Setelah kupikir-pikir lagi, lebih baik tidak usah sajalah, mungkin lain waktu jika aku menginap disini lagi dan sudah mengenal kompleks sekitar sini.

Aku beranjak keluar kamar menuju dapur untuk membuat minuman hangat. Sambil menenteng segelas teh panas, aku memutuskan duduk di ruang tamu. Sambil menikmati teh yg kubuat aku kembali memikirkan apakah aku akan menerima tawaran kak sasa atau tidak. Semalam aku sudah memikirkannya, tapi belum sampai membuat keputusan rasa kantukku datang, jadi kuputuskan untuk tidur saja dan memikirkannya lagi esok hari.

Sedang asyik dengan pemikiranku sendiri, aku mendengar suara langkah kaki dari arah tangga. Kulihat kak sasa muncul dari sana dengan masih mengenakan gaun tidurnya yg tidak cukup panjang untuk menutupi paha mulusnya. Lekukan tubuhnya menerawang dibalik gaun tidurnya yg tipis membuat adik kecilku bangkit dari tidurnya. Dia lalu berjalan menghampiriku dan duduk di depanku dengan menyilangkan kakinya. Posisi duduknya membuat pahanya kian terekspos oleh mataku. Setelah kuperhatikan lagi, ternyata kak sasa tidak memakai bra karena bisa kulihat putingnya menonjol menjeplak di gaun tidurnya. Entah dia pakai CD atau tidak aku tidak bisa melihatnya.

"Pagi ray... Menikmati pemandangan ? Hihihi" katanya padaku

"Eh.. ma-maaf kak. Hehehe" jawabku

"Gakpapa, santai aja ray. Oiya gimana keputusan kamu atas tawaran kakak tadi malem?" Tanyanya lagi

"Eeemmm... Gimana yg kak, aku masih bingung nih" kataku sambil terus memperhatikan keindahan tubuh kak sasa

"Bingung kenapa ? Lumayan loh duitnya ray" kata kak sasa

"Iyaasih. Tapi aku takut kak. Takut kalo kebablasan. Salah-salah aku bisa jadi maniak. Lagian aku juga belum pernah" balasku

"Heeemmm.. kalo masalah itu sih asal kamu bisa kendaliin diri aja ray. Tuh raka nyatanya bisa kan. Dia selama ini gituan juga cuma sama kakak doang, gak cari-cari yg lain lagi. Kalo masalah belum pernah kamu tenang aja, ntar kakak ajarin deh" kata kak sasa sambil tersenyum berusaha membujukku

Aku masih agak ragu sebenarnya, takut juga dengan resikonya. Resiko ketagihan, resiko ketauan suaminya, resiko penyakit menular seksual. Tapi setelah kupikir-pikir enak juga sih, kerjaannya enak, duitnya juga gampang. Masalah ketagihan, bener kata kak sasa, asal aku bisa kontrol pasti aman. Kalo masalah ketauan, asal main aman dan rapi gak bakal ketauan. Terus masalah penyakit asal mainnya sama orang yg sehat aku pikir gak ada masalah. Lagian bisa sekalian bantuin orang juga.

"Yaudah deh kak, aku mau" akhirnya kuputuskan menerima tawaran kak sasa. Tampak kak sasa tersenyum puas mendengar keputusanku.

"Trus kapan aku bisa mulai kerjanya kak?" Lanjutku bertanya pada kak sasa.

"Ntar kakak kabarin temen kakak dulu, dia bisanya kapan. Paling minggu depan lah pas weekend, lagian kan kamu juga bisanya pas weekend kan ?" Jawab kak sasa lalu balik bertanya padaku

"Iyaa kak. Oiya, temen kakak sehat kan? Terus kita mainnya dimana? Kan bahaya kalo ketauan suaminya" tanyaku mencoba mengutarakan ketakutanku pada kak sasa

Sambil tersenyum kak sasa menjawab,
"Kamu tenang aja, kakak jamin aman semuanya. Ntar kalian mainnya disini aja biar gak ketauan"

"Okedeh kalo gitu, kakak atur aja yaa, aku nurut aja sama kakak" balasku

"Iyaaa, siplah pokoknya. Hehehhe"
"Oiya, tadi katanya kamu belum pernah kan? Yuk kakak ajarin sekarang aja, tuh dedek kamu udah berdiri dari tadi kan gara-gara liatin kakak?" Kata kak sasa

Aku benar-benar kaget mendengar perkataan kak sasa. Dengan ragu aku menjawab,
"EH...Eeemmm.. se-sekarang kak? K-kan ada ra-raka kak?"

"Udah tenang aja. Raka masih tidur. Lagian kalo dia tau juga gak masalah kok, dia pasti ngerti. Yuk!" Kata kak sasa sambil bangkit lalu manarik tanganku.

Kami berdua masuk ke kamar yg kutempati semalam. Setelah menutup pintu dan menguncinya, kak sasa kembali menarikku hingga kami berdua berdiri berhadapan di sisi tempat tidur. Aku hanya bisa menunduk karena masih malu dan bingung apa yg harus aku lakukan.

"Rileks aja ray..." Kata kak sasa sambil kedua tangannya mengelus lembut pipiku dan mengangkat sedikit wajahku agar melihat kearahnya.

Mendapat perlakuan seperti itu, aku akhirnya memberanikan diri melihat kearah kak sasa. Dia nampak tersenyum menenangkanku sambil tangannya terus mengelus lembut kedua pipiku. Dia kemudian menarik kepalaku lalu mengarahkan bibirnya ke bibirku. Pertama hanya kecupan, lama kelamaan ia mulai melumat bibirku. Aku benar-benar tidak tau apa yg harus kulakukan karena ini yg pertama aku melakukannya.

"Ikuti apa yg kakak lakukan ray" kata kak sasa disela-sela lumatannya di bibirku

Lumayan lama aku belajar, aku mulai bisa mengikuti permainan kak sasa, kini bibir kami saling melumat, lidah kamipun saling membelit. Kedua mata kami terpejam, tangan kak sasa melingkar di leherku sedangkan kedua tanganku melingkar sambil mengelus lembut pinggangnya. Tangan kak sasa kemudian menggenggam tanganku dan mengarahkannya ke payudaranya.

"Remasshh raayy..." Kata kak sasa disela ciuman kami

Sambil terus berciuman, aku mulai meremas lembut payudara kak sasa. Aku jadi teringat pelajaran yg kupelajari selama ini. "Mungkin ini saatnya mempraktekkan apa yg sudah kupelajari" pikirku. Kulepaskan ciumanku pada bibir kak sasa, kupandang sebentar wajahnya yg terlihat sayu tanda nafsunya mulai naik. Mulutnya masih mendesis akibat remasanku di payudaranya. Kuarahkan bibirku ke lehernya, kukecup lalu kujilati pelan dan menggoda. Kepala kak sasa mendongak memberikan ruang padaku untuk mengeksplor lebih jauh lagi. Kuhentikan remasanku di payudara kak sasa lalu kusingkap gaun tidurnya bagian pundak. Ciumanku dan jilatanku mulai turun keareah pundak kak sasa sambil kedua tanganku terus menarik turun gaun tidurnya yg memang longgar hingga gaun itu jatuh di kakinya. Ternyata kak sasa tidak memakai apa-apa lagi di balik gaun tidurnya.

Kupandangi sejenak tubuh wanita tanpa busana di depanku, lalu kudorong dengan lembut kedua bahunya hingga ia terbaring di kasur. Kubuka kaosku lalu kubaringkan tubuhku di sisi kak sasa dengan bertumpu pada tangan kiriku. Kami kembali berciuman sedangkan tangan kananku bergerilya mengelus dan meremas tubuh lembut dan mulus milik kak sasa. Masih sambil berciuman, kugerakkan tubuhku hingga berada diatas kak sasa, bertumpu pada kedua tangaku. Ciumanku mulai turun ke lehernya lalu ke payudaranya. Kekecup dan kujilat seluruh bagian payudaranya lalu setelah puas kulumat puting kanannya sedangkan tanganku meremas yg satunya. Kulakukan itu bergantian di kedua payudaranya. Kak sasa melenguh, kedua tangannya meremas pelan rambutku dan menekan kepalaku agar terus melumat putingnya.

Puas bermain-main dengan payudara kak sasa yg montok dan sekal, ciumanku kembali turun kearah perutnya yg datar. Kuciumi perutnya lalu kujilati pusarnya. Kak sasa terus melenguh dan mendesah karena perlakuanku. Aku kemudian bangkit dan berdiri di sisi kasur. Kutarik kedua kaki kak sasa hingga pantatnya berada tepat di pinggiran kasur. Aku mulai menciumi kaki kak sasa, mulai dari kedua betisnya hingga ke paha dalamnya. Sambil terus menciumi kedua pahanya, mataku memandang kearah wajah kak sasa yg semakin terlihat sayu karena nafsu birahi. Kedua tangannya meremas payudaranya sendiri sedangkan desahan terus meluncur dari mulutnya. Aku sedikit tersentak saat kak sasa meraih rambutku, menjambaknya dan mengarahkan kepalaku kearah vaginanya yg terlihat mengkilap karena cairan cintanya.

Paham akan keinginannya, aku mulai menjilati vagina kak sasa. "Oohh, jadi gini rasanya jilatin memek" pikirku. Lenguhan dan desahannya semakin keras saat lidahku menyentil lalu menyedot klitorisnya. Jambakannya di rambutku juga semakin kuat, sakit sedikit tapi masih bisa kutahan.

"Uuuugghhhh... Ssshhhh... Mmmaasukiiin jari kamu ray!! Aaahhh... Kocokin memek kakak!!! ooohh..."

Kuturuti permintaanynya. Masih sambil menjilati vagina dan klitorisnya, kutusukknya jari telunjuk dan jari manisku lalu mulai kukocok dan kukobel vaginanya dengan jariku. Semakin lama semakin kutambah tempo kocokan jariku sambil terus memainkan lidahku di klitorisya. Kupraktekkan teknik permainan jari yg kupelajari dari internet, berharap bisa membuat kak sasa muncrat seperti yg ada di cerita yg kubaca dan bokep yg kutonton.

"Aahhh aaahhh yeess... Teruuusss raayy.. ka..kak mmmhhhaauu ssshhaampee... Oooohhh..."

Racauan dan desahan kak sasa semakin nyaring terdengar. Saat kurasakan kedutan di vagina kak sasa semakin kuat dan cepat, kupercepat lagi kocokanku. Beberapa saat kemudian,

"AAAAARRRRRGGGGHHHHH...."

Kak sasa mendesah keras tanda orgasmenya datang. Cairan cintanya memancar deras dari vaginanya seperti air kencing. Kuperhatikan wajahnya terlihat sangat menikmati momen itu. Matanya melotot, mulutnya mengaga, tubuhnya melengkung lalu ambruk dikasur dan bergetar seperti kesetrum, nafasnya pun tersenggal-senggal. Aku tersenyum puas melihat itu, ternyata aku berhasil membuat kak sasa orgasme sampai muncrat. Menurut cerita yg kubaca sih istilah kerennya SQUIRT.



BERSAMBUNG
 
Ayo Ray bikin puas kak Sasa....

Sepertinya perjalanan hidup Ray akan dimulai dengan praktek dulu dengan kak Sasa, lalu ke teman2nya tante Sasa.

Terima kasih suhu @BonaFide, sudab meluncurkan updatenya. Semakin menarik dan alurnya semakin enak diikuti.
 
Praktek Lanjutan


Katarik tanganku dari vaginan kak sasa, lalu beranjak duduk disampingnya. Matanya terpejam dan nafasnya masih tersenggal-senggal. Kubiarkan kak sasa menikmati sisa sensasi orgasmenya sambil kuelus keningnya dengan tangan kiriku sedang tangan kananku mengelus tubuhnya yg masih sedikit bergetar.

Setelah tenang, kak sasa membuka matanya lalu melihat kearahku,
"Katanya belum pernah? Kok bisa buat kakak kayak gitu?" Tanya kak sasa

"Hehehehe belajar dari cerita sama film kak" jawabku sambil cengengesan

"Oooohhh... Baguslah, jadi kakak gak perlu repot-repot ngajarin kamu lagi" kata kak sasa

"Hehehe iyaaa... Teorinya sih aku udah banyak tau, tinggal prakteknya aja kak" kataku

"Yaudah, nih badan kakak kamu pake buat praktek aja. Kalo liat kemampuan kamu tadi, kakak pasrah deh mau kamu apain juga" kata kak sasa

"Yeee... Gak gitu juga kali kak. Harus saling kerjasama dong biar sama-sama puas, kan ini aku bukan lagi kerja" kataku sedikit sinis

"Iyaaa iyaaa.. yaudah yuk lanjut! Cepet berdiri, buka celana kamu, kakak pengen lihat kontol kamu" perintah kak sasa sambil duduk disampingku

Aku kemudian bangkit lalu berdiri di depan kak sasa,
"Bukain dong kak! Kan tadi aku dah bukain baju kakak hehehe" perintahku balik

"Huh !! Dasar.."

Meskipun begitu kak sasa tetap menuruti permintaanku. Tangannya terselip di kolor celanaku lalu menariknya kebawah. Penisku yg setengah tegang langsung mencuat di depan wajahnya. Aku memang tidak pernah memakai celana dalam saat tidur supaya tidak sesak dan alirah darah ke penis lancar.

"Wow. Gede banget ray. Belum keras sempurna aja udah segini, gimana kalo udah keras" kata kak sasa sambil mengelus penisku

Kak sasa tampak takjub dengan ukuran penisku. Ukuran penisku memang berbanding lurus dengan postur tubuhku. Pernah ku ukur, saat masih lemas panjangnya 13cm dengan diameter 3cm sedangkan saat sudah berdiri sempurna panjangnya bisa sampai 18cm dan diameternya 5cm. Dulu tidak sebesar itu, tapi semenjak mulai belajar masalah seks, aku mulai rutin melakukan pemijatan sendiri ke penisku dengan teknik pijat ala timur tengah yg kupelajari dari internet.

Penisku mulai tegak akibat elusan kak sasa. Setelah tegak sempurna, kak sasa mulai bermain-main dengan penisku. Dijilatinya penisku, di kocok lalu dikulum sambil disedot. "Biji"ku juga tak luput dari perhatiannya. Kak sasa terlihat ahli sekali melakukannya. Aku hanya bisa mendesis dan melenguh menikmati permainan mulut kak sasa di penis dan bijiku. Tanganku mengelus kadang mendorong kepalanya agar kulumannya tambah dalam sambil sesekali meraba dan meremas payudaranya. Lumayan lama kak sasa memainkan penisku, kelihatannya ia mulai lelah.

Puuaaahhh

Dilepaskannya penisku. Sambil memandangku,
"Udah ahh ray, capek mulut kakak. Kamu juga kayaknya gak ada tanda-tanda mau keluar sama sekali. Langsung masukin aja deh" katanya sedikit cemberut

Aku sendiri sebenarnya agak kaget dengan ketahananku. Mungkin ini karena aku rutin olahraga dan memijat penisku. Senang rasanya apa yg kulakukan selama ini ternyata berakibat baik. Tidak sia-sia aku melakukannya.

"Yaudah, biar ray aja yg ngelayanin kakak" kataku karena kasihan melihat kak sasa

Mendengar ucapanku, kak sasa langsung membaringkan tubuhnya ditengah kasur dan mengangkangkan kakinya memperlihatkan vaginanya yg merekah. Kujilati sebentar vaginanya agar lebih basah dan mudah kumasuki. Setelah itu kuposisikan tubuhku mengungkung tubuhnya. Kedua tanganku berada dibawah ketiaknya dan lututku disamping pantatnya. Satu tangannya meraih penisku, di gesekkannya kepala penisku kebelahan vaginanya lalu diarahkan ke liang vaginanya. Setelah posisinya tepat,

"Dorong pelan-pelan ray! Ssshhh..." Kata kak sasa

Kudorong pelan penisku memasuki liang senggamanya. Agak susah awalnya, padahal jelas-jelas kak sasa sudah tidak perawan. Entah karena penisku yg terlalu besar atau vaginanya yg terlalu sempit.

"Ooooohhhh..."
"Aaaahhhh..."

Lenguh kami bersamaan. Dengan usaha yg cukup keras, akhirnya penisku tenggelam di vaginanya, itupun baru 3/4nya saja sudah mentok.

"Uuuuggghhh... Penuh banget memek kakak ray. Ssshhh... Biarin dulu bentar!" Kata kak sasa sambil melenguh

Kudiamkan penisku di vaginanya sesuai permintaan kak sasa. Penisku rasanya seprti dipijat lembut di dalam sana. Hangat sekali vagina kak sasa.

"Ayo gerakin ray. Pelan-pelan dulu! Sssshh..." Perintah kak sasa

Aku mulai memaju mundurkan pantatku dengan tempo lambat. Rasanya sungguh menakjubkan. Lebih nikmat daripada saat dikulum oleh kak sasa. Saat kurasakan vagina kak sasa semakin basah dan bisa beradaptasi dengan penis besarku, kunaikkan tempo sodokanku. Desahan kak sasa semakin cepat seiring dengan tempo sodokanku di vaginanya. Kutundukkan badanku untuk meraih bibir kak sasa dengan bibirku. Kami berciuman dengan sangat panas. Ia terus mendesah disela-sela ciuman kami. Kedua kaki kak sasa melingkar di pinggangku sedangkan kedua tangannya melingkar di leherku.

Saat kurasakan vagina kak sasa semakin berkedut memijat penisku, kulepaskan ciuman kami. Kupegang pinggang kak sasa dengan kedua tanganku dan kupercepat lagi sodokanku ke vaginanya.

"Ooooohhhh... Yessshhh... Fuck fuck me... Aaahh.. aahhh.. fashhter ray !!! Faster !!! Kakkak sshh mau sampee aahhh..." Desah kak sasa

Kusodok vagina kak sasa dengan tempo maksimal. Ia terus meracau dan mendesah. Vaginanya juga semakin meremas penisku.

"OOOOOHHHHHH.... YEEESSSSHHH... I'm cumming ray.. I'm cumming... Ooooooohhhhhh...."

Tubuh kak sasa bergetar pertanda orgasmenya datang. Dadanya membusung indah, tangannya mencengkram lenganku sedangkan kedua kakinya semakin mengetat di pinggangku. Remasan vaginanya semakin kuat seiring cairan hangat terasa mengguyur penisku.

Tak kubiarkan kak sasa beristirahat, padahal nafasnya masih tersenggal karena orgasmenya. Segera kulepaskan cengkraman tangannya dan kaitan kakinya dipinganggku, kemudian kurentangkan kakinya sambil kupegangi betisnya. Kusodok lagi vaginanya, kali ini langsung dengan tempo cepat.

"Aaarrrgghhh... Aahhh.. ray.. ampun.. ampun ray.. berhenti dulu.. kamu apain memekhh kakak.. ohhh.. oohh... Aarrgghh.."

Kak sasa kembali mendesah sambil mencoba mendorong dadaku dengan kedua tangannya meminta aku berhenti. Tapi aku tak peduli, aku terus menyodok vaginanya. Aku ingin membuatnya oergasme lagi.

"Aaahh.. aaahh... Fuck fuck.. oohh.. shitt... Ooooohhhh... sudaaahhhh.. sudaaahhh ray.. aaahhh... Shittt..."

Mulutnya berkata sudah, tapi terus mendesah pertanda ia juga menikmatinya. Vaginanya juga mulai berkedut kembali. Kupercepat lagi sodokanku agar ia semakin cepat orgasme. Merasa orgasme kak sasa semakin dekat ditandai dengan remasan vaginanya ke penisku yg semakin kuat, segera kutarik penisku dan kugantikan dengan jari telunjuk dan jari manisku. Kukocok vagina kak sasa dengan sangat cepat dengan tangan kananku sedangkan tangan kiriku menggosok klitorisnya. Aku ingin membuatnya squirt lagi. Tidak berselang lama,

"AAAAAAARRRRGGGHHHHH.... SHITTT... Oooohhh... I'CUMMING !!!!"

Jeritan kak sasa membahana di kamar itu. Tubuhnya kembali bergetar, kali ini lebih hebat dari yg tadi. Cairan cintanya menyembur dengan deras membasahi tanganku. Nafasnya tersenggal-senggal dan mulutnya megap-megap mirip ikan yg diangkat dari air. Tangannya mencengkram sprei dengan kuat sedangkan kakinya bergerak tak karuan. Keringat membanjiri seluruh tubuh putih mulusnya. Dia melotot kearahku tapi aku hanya tersenyum menanggapinya.

Aku benar-benar puas dan sangat menikmati ekspresi wajah, desahan keras dan getaran tubuh kak sasa saat orgasmenya datang. Sensasi bisa memuaskan orang lain sangat terasa menyenangkan bagiku. Penisku jadi makin tegang saat merasakan sensasi itu.

Kurasa cukup memberikan istirahat untuk kak sasa, aku mulai merangsangnya lagi. Kucium bibirnya sambil kuelus lembut tubuhnya. Tidak lupa payudaranya kumainkan dan kugelitik klitorisnya agar gairahnya cepat naik. Tangan kak sasa juga tak tinggal diam, digenggamnya penisku lalu dikocoknya dengan lembut.

"Hah hah hah.. kamu kuat banget sih ray.." kata kak sasa sambil masih sedikit tersenggal disela ciuman kami

Aku tidak membalas kata-katanya. Kuteruskan usahaku menaikkan lagi gairahnya. Setelah kurasa gairahnya mulai bangkit lagi, aku beranjak lalu membalikkan tubuhnya. Kuangkat sedikit bokongnya hingga posisinya kini tengkurap di bawahku. Kugesekkan sebentar penisku ke vaginanya, kumasukan ke liangnya lalu segera kusodok maju mundur. Kak sasa nampak pasrah saja dengan apa yg kulakukan, ia hanya mendesah dan mendesis pelan. Biarlah, mungkin ia sudah terlalu lelah untuk mendesah dan ingin sedikit beristirahat. Yg penting ia tetap sadar, tidak tidur apalagi pingsan.

Kali ini aku fokus dan berkonsentrasi untuk mencapai kepuasanku sendiri. Kasihan kak sasa jika aku keluar terlalu lama. Kugoyang terus pinggulku, semakin lama semakin cepat. Posisi kaki kak sasa yg rapat membuat vaginanya terasa lebih sempit. Sambil terus menggoyang, sesekali kuremas bokong sintal kak sasa. Cukup lama aku menyodok vagina kak sasa dengan posisi seperti itu, aku mulai merasakan tanda-tanda ejakulasiku semakin dekat. Vagina kak sasa juga mulai berkontraksi lagi. Kedutan serta remasannya sangat terasa karena posisi kakinya yg rapat seperti menjepit vaginanya. Kini suara desahan kak sasa juga terdengar makin keras, tidak sepelan tadi.

"Oooohhh... Ssshh... Ray.. kakak mau dapethh lagi nihhh.. uuuhhh.." desah kak sasa

"Mmmhhh... Ahh.. iyaa kak ahh.. aku juga.. keluarin dimana kak? Sshh..." Tanyaku sambil terus bergerak menyodok vagina kak sasa

"Aaahh... Ssshh.. di..dalemhh.. ajhha ray.. ooohh... Bareeenghh.. ahh aahhh..." Jawab kak sasa

Karena merasa posisi ini kurang intim untuk ejakulasi bersamaan, aku mencabut penisku dan segera merebahkan diriku disamping kak sasa. Dengan cepat aku menarik dan memposisikan kak sasa untuk menduduki penisku dan memasukkannya ke vaginyanya. Dengan bertumpu pada kedua lututnya, kak sasa memegang penisku, mengarahkannya ke vaginanya lalu menurunkan bokongnya.

SLEEEEPP

Setelah penisku masuk dengan sempurna, aku mulai menyodok vagina kak sasa dari bawah. Agar bisa menyodok lebih cepat ketekuk kakiku agar bisa kujadikan tumpuan. Kak sasa juga mengimbangi gerakanku dengan menaik turunkan bokongnya berlawanan arah dengan sodokanku.

"Eeeeennnggghhh... Aaahh.. eeemmhh... Aaahh.. ooohhh..."

Kak sasa mulai mendesah lagi. Kuraih kepala kak sasa agar mendekat padaku lalu kulumat bibirnya untuk menambah keintiman kami. Kemudian kuarahkan tanganku untuk meremas bokong dan payudara kak sasa. Lenguhan dan desahan kak sasa makin cepat walau teredam oleh mulutku yg terus melumat bibirnya. Gerakan kami semakin cepat seiring gelombang ejakulasi kami yg kian dekat. Aku mulai merasakan penisku berkedut. Cengkraman vagina kak sasa pada penisku juga menguat. Beberapa saat kemudian kak sasa menarik kepalanya, membenamkannya dileherku, lalu mendesah keras tanda orgasmenya telah tiba,

"OOOOOHHHHH.... AAAARRRRGGGHHHHH.... KA...KAK SSSHH..SAMPE.. RAAAYY... OOOOHH..."

Bisa kurasakan cairan hangat menyiram penisku dan pijatan vaginanya di penisku juga makin kuat. Merasakan itu, aku tidak kuat lagi menahan ejakulasiku. Kusodokkan kuat-kuat penisku ke vagina kak sasa sambil mendesah,

"AAAAAHHHHH... AKHHUU JUGA KAKHH... AHH.. AHHH..."

Tubuhku bergetar. Entah berapa kali penisku menembakkan pejuhnya didalam vagina kak sasa. Saking banyaknya, aku bisa merasakan sampai ada yg meleleh di pahaku. Aku kemudian memejamkan mataku untuk menikmati sisa-sisa ejakulasiku yg sungguh luar biasa sekali rasanya.

Entah berapa lama kami bertempur. Kini tubuh kak sasa sudah ambruk diatas tubuhku. Nafas kami masih tersenggal. Tidak ada kata-kata yg keluar dari mulut kami berdua. Hanya perasaan puas yg kami rasakan. Kupeluk tubuh kak sasa sambil kubelai lembut kepalanya yg tergolek di dadaku. Setelah kudengar nafas kak sasa mulai teratur, kukecup ujung kepalanya lalu kuraih selimut dengan kakiku untuk menutupi tubuh kami berdua.

Sungguh, ini pengalaman yg tak akan pernah bisa kulupakan seumur hidupku.



BERSAMBUNG
 
Thx updatenya hu
Bisa diajak threesome kalo Raka bangun nih...
Sudah bagus hu penulisannya, kan si Ray dari luar kota jadi klo bahasanya baku masih wajarlah
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
wah praktek pertama sama ka sasa, berikutnya siapa ya hahah
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd