Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT DAL SEGNO SERIES

BanggaHidupDiBandung

Pertapa Semprot
UG-FR+
Daftar
23 Jan 2013
Post
4.145
Like diterima
1.706
Lokasi
U.G.B.D.G
Bimabet
D A L S E G N O
part 1



"Pagiii "
Suara lembut dari sesosok perempuan muda dengan rambut yang dikuncir ekor kuda menyapaku pagi itu. ahh sial malas sekali pagi ini, mana belum keramas, rambut panjang ini sungguh mengganggu, ingin kupotong pendek namun aku sudah terlanjur bernazar baru akan potong pendek kalau aku sudah lulus kuliah nanti.

"Angga, senyum doong, yang semangaat" dia menghampiriku dan memeluku erat.

Namanya Caroline, tapi aku cukup memanggil kekasihku itu Carol. Usianya sama denganku sekitar 21 tahun, mahasiswi tingkat akhir jurusan seni musik klasik di kampus musik di utara kota Bandung. Aku sendiri mengambil jurusan ilmu hukum di kampus sekitaran tengah kota Bandung dan sedang sibuk menyelesaikan skripsiku tahun ini. Ini adalah tahun ketujuh aku mengenal Carol dan tahun keempat aku menjadi kekasihnya.

***Flashback

Walau masih berusia 14 tahun, Carol sudah sangat menarik perhatian semua guru di tempat les musik di jalan Sriwijaya. Itu karena dia cewek keturunan dengan tingkat keuletan yang tinggi apalagi mengenai piano klasik, mungkin kesehariannya hanya dipenuhi dengan partiture dan sign read semua bahan les. Sedangkan aku? Seorang Angga Kusuma, remaja murid SMP negeri yang biasa-biasa saja, yang hanya naik angkot elang-gede bage saat berangkat menuju ke tempat les, seorang anak pensiunan PNS yang menjalani hari-harinya sama seperti dengan anak-anak Bandung pada umumnya, yang harinya dipenuhi dengan canda, nakal, dan tentu saja petualangan.

Sore itu, Carol diantar oleh ibunya menuju tempat les. Ibunya Carol nampak seperti seorang wanita keturunan yang terlihat begitu anggun. Carol dan Ibunya diantarkan oleh ayahnya dengan mobil yang cukup wah pada masa itu. Ayah Carol adalah seorang pengusaha di jalan Otista, aku pernah melihat tokonya yang besar dan mewah dengan produk lampu gantung berkelas.

“mamah aku mau ke kantin dulu ya, aku haus….” Kata Carol

“nak, ini sudah mamah bawain minuman, jangan jajan di kantin ah…” kata Mama Carol.

Wajah Carol terlihat kecewa, namun itu hanya sesaat dan dia kembali ceria. Ya dia begitu sangat ceria, aku hampir tidak pernah melihat dia bersedih.

“sore Angga, gimana sudah siap?” sapanya sambil bertanya kepadaku.

“eh, heuu siap sih….” Jawabku.

“semangat ya!!!” katanya sambil mengepalkan tangan dan tak lupa menunjukkan senyuman manisnya.

“heu, iyalah….”

“yang lainnya dimana ya?”

“mmm….di dalem kali, lagi latihan”

“yuk, kita ke dalem Angga, kita latian jugaa…..” ajak Carol.

“males ah, mending disini, ademm…”

“ohh, yasudah….Carol duluan ya…”

“hmmm…..” aku menganggukkan kepalaku.

Sore itu memang akan diadakan ujian kenaikan grade, dimana semua peserta les diuji kemampuan bermusiknya. Aku mengambil jurusan piano pop sama dengan Carol, tetapi setahuku Carol juga juga mengambil jurusan piano klasik. halah mikirin satu aja membuatku malas, bukannya malas belajar tapi malas dengan edukasi yang mengharuskan kita membaca not hahaha, bagiku yang lebih cenderung mengutamakan insting dan listen and play, sungguh hal yang berat harus membaca partiture dan memainkan lagu les yang begitulah. ahhh bapaku nih ada ada saja, les tuh misalnya main bola kek, nah ini suruh main piano, zzzzzz.

Guru privatku namanya mr.Yu, dan tentunya dia juga guru privatnya Carol. Hal yang membuatku sebal adalah kalau si pak Yu ini membandingkan aku dengan Carol, tolonglah pak DNA kami itu sudah beda. beda anak beda cerdas, jangan disumpal dengan materi yang sama, jujur otakku tak kuat pak hahaha.

Hari ini adalah hari kedua ujian dan bagian piano sedang tegang-tegangnya. Kelima pengajar privat disini akan menampilkan para murid terbaiknya untuk ujian naik grade. Aku berada di tim pak Yu beranggotakan 8 orang. Kalau di Ranking, aku mungkin berada di posisi 2 terbawah dan yang nomer satu sudah pasti bisa ditebak, ya dia pasti Carol. Sehari sebelumnya pak Yu sudah mengingatkan kami semua untuk menjaga baik-baik buku Partiture yang akan dipentaskan nanti, sigh read dengan baik dan tampilkan yang terbaik, aku? Bukunya saja kelupaan tak kubawa. Aku mengcopy milik temen seangkatan yang halamannya ada lagu yang akan kumainkan. Kalau tak salah waktu itu lagunya Sinatra “my way”, lagu yang sebenarnya sudah kuhapal diluar kepala. Aku memiliki asumsi kenapa harus sigh read, kalau hafal ya tinggal play, susah amat bawa-bawa buku .

Kulihat permainan piano Carol begitu indah, memang dia itu terlalu serius dan teredukasi oleh jemarinya. Biasanya mereka yang sigh read itu bermain layaknya robot tanpa soul, tapi aku bisa rasakan soul permainan piano Carol, bravo.

Aku melangkah menuju panggung dimana deretan para orang tua antusias melihat penampilan anak-anak mereka, tetapi aku sendiri tidak didampingi orang tuaku. ah biarkan saja pikirku. Aku sendiri memang tidak memberitahu mereka, dan entah ide darimana, aku dengan sengaja menyimpan 4 lembar part note di kursiku dan melenggang menuju panggung tanpa membawa apapun. Sekilas kulihat wajah cemas pak Yu, biar sajalah, hajaar sajaa Angga.


Beberapa orang tua bertepuk tangan namun dengan wajah yang datar, aku turun dari panggung dengan senyum puas, yap puas dengan piano playku sendiri, tapi tidak dengan pak Yu. Dia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. ah sudahlah, aku tidak kembali ke kursiku, aku melangkah menuju selasar dan duduk di tangga menuju lantai 2 sambil membuka kaleng minuman bersoda yang memang aku simpan di tas sekolahku tadi. Masih terdengar keriuhan di ruangan mini konser, acara hari itu memang belum selesai, tapi aku malas berada diruangan itu.

Aku mendengar suara langkah kaki seseorang, rupanya itu Carol.

“wow Angga, amazing….” Kata Carol dengan wajah sumringah.

“apanya?”

“tentu saja permainan piano kamu…” dia tersenyum.

“ah biasa aja, lagipula pak Yu kelihatannya ga suka tuh”

“i dont care Angga, mau gimana pun Stylenya, aku ngerasain soulnya dapet banget, congrats ya, secara personal aku suka banget, kapan-kapan kita bahas bareng yaaa…”

Caroline meninggalkanku dengan sejuta tanya. Selama ini aku sangka dia juga robot seperti yang lainnya, ternyata oh ternyata dia bisa perhatian juga ehehe.

****

Hanya satu tahun aku bisa mengikuti semua les yang bagitu amat memuakan. Saat aku mulai berseragam putih abu-abu, aku melupakan semuanya, hanya mempelajari piano secara otodidak dari beberapa buku yang bisa kudapatkan di emperan Nusantara Palaguna, atau jalan Kautamaan Istri. Lalu Caroline? Terakhir kudengar dia lulus di grade 8 dan sekarang dia bersekolah di Sma Kristen swasta di jalan riau, sampai aku kelas 2 sma ini aku tidak pernah lagi bertemu dirinya.

=== kediaman angga ==

Aku saat ini tengah asyik membaca manga dikamar, tiba-tiba bunyi Kriinggg....Kriinggg terdengar di telingaku. Itu bunyi telepon rumahku berdering. Malas rasanya beranjak, biar ibu yang mengangkatnya, pikirku. Tak berapa lama terdengar suara langkah kaki menuju kamarku, pasti ibu.

“Angga ada telepon…buat kamu” kata ibuku.

“Dari siapa mah?” Aku bertanya dan sedikit malas.

"perempuan, namanya Caroline" ibuku tersenyum

“pacar kamu ya?" tanyanya, aku menggelengkan kepala sambil berlalu menuju pesawat telepon.


“halo?” aku membuka pembicaraan.

“halo Angga, apa kabar?”

“baik, ini ? Caroline anak les ya?”

“ahaha iya ini caroline les, eh kamu sekarang sekolah sma dimana?”

“SMA 8 Caroline…..”

“ooo, masih maen piano kan?”

“hehe masih sih, cuma di rumah aja deh”

“hmm…eh ngga, ada event bagus nih ikutan yuk, audisi beasiswa di AHAMAY music school, lumayan yang lulus nanti pertukaran pelajar ke jepang lohhhh…”

“weleh, ngga deh saingannya pasti kerasss hehe…”

“just try angga, ga ada salahnya dicoba dulu?”

“kalo pesertanya ada 5 aja yang mirip kamu? Aku ga ada harapan hehe”

“ah bisa ajaaa, ngga lah Angga, eh aku boleh minta no HP kamu?”

“boleh…bentar, eh ini kamu tahu no telepon rumah dari siapa?”

“ohh…Caroline lihat diberkas lama di tempat les hehe….kan ada no telepon rumahnya”

“oohh iya iya, bentar….nih nomor aku, 0818646266”

“ok thanks, aku sms ya, lanjut via sms gapapa?”

“ok…gapapa” kataku mengakhiri obrolan via telepon.

Sore itu aku menghabiskan waktuku dengan membaca manga diselingi sms-an dengan Carol, hehe HP ku masih ericsson T10 waktu itu dan itu saja sudah barang mewah untuk anak sma seusiaku.

==depan gerbang sekolah Caroline, beberapa bulan setelah kita saling chat dan beberapa kali bertemu==


Beberapa anak lelaki yang sama sama berseragam putih abu-abu memandangiku, mungkin mereka heran kenapa ada anak sekolah lain di area mereka, yang mungkin lebih membuat mereka heran karena rokok yang kuhisap dengan santai diatas F1zr milikku yang tampilannya road race abis. Kulihat seorang gadis remaja seusiaku sedikit berlari menghampiriku yang tentu saja membuat para lelaki disana memperhatikan dengan amat penasaran.


“hi angga, wahh Angga agak tinggian ya sekarang dulu kan pendek…hihihi”

“weleh, aku kan tumbuh Caroline, masa mau segitu aja heuu”

“yuk….” katanya sambil naik diboncengan.

“kemana kita?”

“latihan lah, yuk ke rumah aku…”

“lah kok kerumah kamu? malu ah sama mamah kamu”

“gapapa, mamah lagi ga ada papah juga, yang ada cuman pegawai aja….yuk…yuk”

“hmmmm ok deh…”

Namun baru aku akan menyalakan motor milikku, Sebuah mobil civic estilo menghampiri kami berdua dan didalamnya ada dua orang anak lelaki sebaya dan seorang perempuan yang sebaya juga.

"Caroline, mau pulang bareng kita?"

"wahh sori ndre, gue dah ada janji sama angga" jawab caroline

"ooh….jadi nih orang namanya angga?" anak itu melihatku dengan pandangan sengak dan tak bersahabat.

Aku hanya memandangnya dengan tajam, menghisap rokokku dalam kemudian menyalakan motorku dan meninggalkan kepulan asap di depan mobilnya.

===Jalan Otto Iskandar Dinata===

Baru kali ini aku memasuki toko kepunyaan keluarga Caroline. Toko yang begitu mewah, aku kemudian menaiki tangga menuju lantai paling atas, ya paling atas. ini sih rooftop bangunan. diatas roof itu disetting dengan apik dengan meja kursi taman mini dan satu bangunan terpisah yang ternyata kamar milik Caroline yang bersebelahan dengan adiknya. Caroline masuk ke kamarnya untuk berganti baju, aku hanya bisa diam dipinggir roof sambil melanjutkan menghisap rokokku dan memandangi jalan yang tidak terlalu ramai.


"Angga! Sini" Caroline memanggilku, dia membukakan pintu kamarnya dan sekarang bisa kulihat sebuah piano upright berwarna coklat tua di sudut dekat jendela, hmmm kamarnya sungguh tertata rapih berbeda sekali dengan kamarku hehe....

Caroline mendorong tubuhku ke arah meja piano, eh eh...

"angga play satu lagu aja" Caroline sedikit memaksa.

"Ok , hmmmm apa ya? Duh malu nih main di depan juara kompetisi " aku menggaruk-garuk kepalaku.

Aku duduk dikursinya dan mulai memainkan part piano dari ost beautiful life. Caroline melihatku dengan pandangan yang tak bisa kuartikan, dan end of song.

“waaaaww, keren ngga….part beautiful life ya? Ga kepikiran sama aku loh ada yang inget part kecil dari sebuah dorama”

“hehe, biasa aja ah….kamu main dong, sini main bareng” ajakku.

“wahhh, oke….ini pertama kali Angga ke rumah aku kan? Dan pertama kali juga kita main piano barengan…”

“hmmm iya sih, dulu itu Angga terlalu sungkan cuman buat kenalan sama kamu…”

“idiih biasa aja ah, jangan kira aku yang kaya gini nutup diri sama…”

“orang lokal kaya aku?” aku melanjutkan ucapannya.

“sssstt….ah ga boleh gitu, manusia itu diciptakan sama oleh tuhannya, kalo masih ngomongin itu jangan temenan sama aku deh” katanya dengan muka cemberut.

“mmmhh…iya iya, yuk

Sebuah repertoar tersaji di ruangan itu, hari menjelang sore dan setelah beberapa repertoar klasik kita mainkan. Kita putuskan menikmati senja di ujung rooftop, dengan tiba tiba Caroline memegang tanganku, tentu saja hal itu membuat perasaanku menjadi tak karuan, usiaku masih amat muda dan hal seperti ini membuatku canggung.


“Angga…..”

“iya………”

“indah ya?”

“iya…..”

“hhmmmmm”

“kamu kenapa sih ?”

“Angga sekarang lagi jalan sama siapa?”

“hhmm, maksudnya? Cewek?”

“iya, cewek Angga sekarang siapa?”

“owhh, udah lama ga pacaran sih…”

“duh Angga udah pernah pacaran yaaaa?”

“emang kamu belum pernah?”

“belum, ga dibolehin sama mamah” ucapnya sambil menunduk.

“katanya kalo usianya udah 17 baru boleh, dan tepat hari ini usia aku 17 tahun” tambahnya.

“waahh selamat ulang tahun dong….ahahah maaf aku ga tau sih, kalau tahu sih dibawain coklat deh…”

“beneran yaa coklat, pokonya Angga hutang satu coklat sama aku hihihi”

“iya, aku punya hutang coklat sama kamu yaaa…ingetin Angga kalau Angga lupa…”

“mmm jadi Angga belum mau pacaran lagi?”

“engga, ga laku juga sih heuheu…”

“masa? Padahal pianos berbakat gini masa ga ada yang mau?”

“ahahaha….lingkungan sekolah ga ada yang tahu aku bisa main piano hehe...”

“pantesss sih, kalo para cewek di sekolah kamu tahu, pasti kamu banyak yang suka… pasti deh…” Caroline menyuarakan pendapatnya sambil manggut manggut.

“wah ide bagus tuh, entar pas pensi mau main piano aaah ahahaha….”

“iihh jangaaan…*** boleh…” Caroline mencubit lenganku.

“aw aww….idih emang kenapa? Katanya Caroline tadi aku suruh main…”

“kalo angga banyak yang suka entar lupa sama aku ihhh…” katanya sambil menunjukkan ekspresi muka manja.

“eh kamu kan bukan pacar aku heuheu….” Godaku.

“iya sihh, tapi kan hmmm ahhhh angga maah….” Katanya dengan muka cemberut, lucunya.

“Carol mau jalan sama angga?”

“jalan? Pacaran? Sahabatan?” tanyanya antusias.

“mmm…kalo sahabatan sih, kayanya dari pertama Carol telpon Angga, Angga udah anggap Carol itu sahabat, mungkin ini jenjang yang lebih dekat…”

“pacaran nih kita?”

“ga mau ya?”

“mauuuuu….” Caroline memegang kedua tanganku.

“tapiii….” Kataku tiba-tiba dan membuatnya menatap bingung kearahku.

“tapi kenapa?”

“kayanya kita bakal banyak godaan deh, mulai dari orang tua, lingkungan dan teman kita, kita berbeda sih…”

“ssttt….jangan bilang gitu, tadi aku udah bilang tadi kan? Kita jalanin aja dulu gimana? mungkin agak menutup telinga akan lebih baik….”

“beneran kamu bakalan kuat?”

“aku sudah tahu Angga dari usia smp lohh, kadang suka merhatiin kamu dari jauh, kamu itu unik, beda sama yang lainnya….”

“unik apa aneh? Hayoo…hehe”

“beda tipis sihh, tapi aku suka kok cowok yang berbeda, ah udah pokonya jalanin saja dulu yaa!!!” ucapnya bersemangat.


Lampu lampu kota mulai menyala, diatas rooftop itu kita hanya berpegangan tangan dan saling pandang, Caroline merapatkan tubuhnya kepadaku, darahku panas tak karuan. Caroline sungguh sangat wangi, dibanding aku yang bau tembakau ini, wangi tubuh Caroline terasa sangat segar.

“Ahhhhh aku masih muda namun entah kenapa aku mengambil keputusan yang cepat” kataku dalam hati.

Ketika Caroline mulai menutup kedua matanya dan memajukan wajahnya ke wajahku berharap ada kecupan di bibirnya, namun aku malah dengan sigap memeluk tubuhnya. Caroline tampak kaget, namun dia pun memeluk tubuhku erat. Berapa detik tak kuhitung, dipelukanku sekarang ada seorang gadis yang benar benar harus kujaga, walau kutahu ini tidak akan mudah bagi kami, saat itu aku hanya bisa memeluknya, dan dengan pelukan itu saja semuanya sudah tersampaikan.


==Ciuman Pertama==


Kupacu kencang motorku, berkendara dalam badai. Aku tak perduli, aku memacu motorku sampai aku berhenti di depan gedung Sasana Budaya Ganesha. Hari ini adalah hari penyematan kelulusan sekolah Caroline, suasana begitu meriah di selasar gedung Sasana Budaya Ganesha. Aku yang basah kuyup dan hanya mengenakan seragam apa adanya menghampiri kekasihku dengan segenggam bunga dan coklat lusuh.

“Carol, congrats yaa…..”

“hi Angga…” Carol menghampiriku.

“malu ih banyak yang liat….”

“ga peduli ah….ahahahaha, makasih yaa udah ujan-ujanan kesini”

“Caroline! Pulang!”


Ibu Caroline memandang tajam ke arahku, begitu pun dengan ayahnya, hanya adiknya yang masih berusia sekolah dasar menatap kebingungan tak mengerti apa-apa. Caroline memandangku dan bibirnya berucap gestur maaf. Dia menghampiri kedua orang tuanya dan dengan berpayung lalu menuju mobilnya yang sudah menunggunya di depan gedung dengan pintu dibukakan oleh sopir pribadinya.

“aku tahu ini tidak akan berjalan mudah, tapi kita berdua berusaha sekuat tenaga menghadapi semuanya”

====jam 22.00 WIB malam harinya====

Dengan mengendap aku berjalan menyusuri gang sempit diantara gedung ruko rumah Caroline dan benteng toko lainnya, aku mendengar dentingan piano di lantai paling atas kediaman Caroline, di sudut yang sepi aku membuka Hp ku dan mendial sebuah nomor.

“halo?”

“Angga?” balas Carol.

“iya, kamu belum tidur?”

“belum, susah tidur…”

“lagi main piano ya?”

“iya, kok tahu?”

“hehe….kedengeran dari bawah soalnya”

“what? Angga di bawah? Dimana?” suara Carol terdengar terkejut.

“buka jendela deh….”

“wait…..”

Terlihat jendela atas terbuka dan ada bayangan kekasihku disana dia melambaikan tangannya kearahku.

“idihh…Angga lagi ngapain disana?”

“cuman mau denger kamu main piano sih hehe….”

“aihhh segitunya, hhmmm bisa naik ga ya? Ada tangga darurat sih bentar aku turunin mudah mudahan nyampe”

“oh gitu?” bagus deh.

Tangga darurat yang dimaksud Caroline ternyata adalah besi berkarat yang usang, turun perlahan namun masih jauh dari jangkauanku, aku menaiki bak sampah sebelah dan menggapainya dan perlahan merayap menuju balkon kamar Caroline. Mengerikan, gimana kalau ada yang lihat coba.


“kyaaa Angga, seneng banget kamu disini…” ia memeluk tubuhku dengan erat.

“h..h…h…bentar-bentar, capek naik tanga ekstriim…h…h..h” kataku sambil ngos-ngosan.

“uppss…ahahaha iya iya”

“adik kamu ada?”

“ada tapi lagi ngerjain tugasnya di komputer kakak di kamarnya, kebetulan kakak cowok aku lagi keluar kota tuh, paling dia bobo disana”

“amaann…hehe” kataku sambil tersenyum sumringah.

“bentar make sure, aku kunci pintu ke roof nya hihihi, jadi kalau ada apa-apa Angga bisa ngumpet di kamar mandi aku ahahaha…”

Caroline keluar ruangan lalu mengunci pintu menuju ke dalam rumah, tinggalah kita berdua disini. Bulan mulai muncul dibalik awan gelap yang dari tadi siang menyelimuti, lampu kota nampak terang, kita saling berhadapan, berpelukan di suasana temaram rooftop rumah Caroline yang dihiasi lampu taman penuh warna redup, malam ini begitu indah.

“Angga….”

“ya……”

“Caroline sayang Angga….”

“Angga juga sayang Carol…..”

“nanti kuliah jangan jauh jauh ya plis, di Bandung aja…”

“iya, kamu juga ga usah keluar kota ya…”

“ga kok, di Bandung sekarang sudah ada sekolah tinggi jurusan musik, walau swasta tapi ada jurusan yang Carol minati, Angga masuk barengan Carol aja yuk biar kita bisa kuliah bareng…”

“hmmmm, bapak nyuruh Angga sekolah Hukum, kayanya aku nurut aja…”

“tapi di Bandung kan?” tanya Carol memelas sedikit manja.

“iya mau cari di Bandung saja, kalau ga keterima di Univ Negeri, Swasta juga gapapa kok…”

“iya gapapa asal di Bandung aja, Carol ga mau jauh-jauh dari Angga…”

“aku juga….” kataku sungguh-sungguh.


Kami berpelukan kembali dan satu moment Carol memandangku lekat, akupun menatap mata sipitnya yang sangat menggemaskan bagiku. Kulitnya yang kuning seakan memantulkan cahaya bulan yang hanya terlihat sebagian. Aku mendekatkan wajahku, Carol memejamkan matanya, bibir kita beradu pelan dan menempel agak lama namun tidak bergerak. Hingga ada sedikit gerakan dari bibir Carol dan bibirku membalasnya dengan gerakan serupa hingga bibir pemula kami pun berpagutan liar saling mencari jalan masing masing. Tubuh ini mulai terasa panas dan disaat yang sama terdengar ketukan dari dalam rumah

"tok tok tok ! Kakakk kakakk ! "

Kami melepaskan ciuman yang sedang panas-panasnya itu, spontan aku kabur menuju tangga darurat sedikit meloncat dan berjalan tergesa menuju ujung jalan. Tak berselang lama hpku bergetar drrrttt dan diiringi bunyi ringtone.

“halo?”

“Angga, are you ok?”

“masih selamat…ahahaha”

“Thanks god, aku kaget liat kamu loncat tadi, syukurlah……tadi adik aku mau ambil buku di kamarnya, kenapa Angga ga sembunyi di kamar saja hihihi”

“Panik haduhhh, pikiran pertama aku ya loncat lewat tangga…..”

“hihihi…lucu ya kita tadi, hhmmm makasih ya…”

“makasih buat?” tanyaku heran.

“udah jadi first kiss nya aku…..”

“eh beneran pertama?”

“iyaa and I’m so happ,y orang yang pertama kiss aku itu orang yang bener-bener aku sayangi”

“waduh segitunya, hehe thanks juga ya udah mau nerima aku malem-malem hihihi”

“kapan-kapan boleh kok jadi tamu malem-malem lagi hihihi”

“waahhhh siap !”

“eits……ga pake nakal tapi ya…”

“hihihi…ga janji, Carol juga ga boleh pake nakal ih…”

“hihihi, ga janji juga ah”


Begitulah, hari-hariku menuju bangku kuliah dijalani bersama Caroline, saat kali pertama kuliah aku sering menghabiskan waktuku bersamanya. Caroline yang membuat hidupku penuh warna, walau beberapa kali kita kena marah pihak keluarga Caroline yang tidak menginginkan anaknya berhubungan dengan warga pribumi macam aku, tapi apapun yang terjadi kita tetap akan bertahan.


Bersambung yaaaa

"Dal segno"
(Definisi ) istilah kembali ke tanda D.S.

Biasanya dalam sebuah score atau partitur tanda dal segno bisa di ujung lagu atau menuju coda berupa huruf D.S , dan itu berarti perintah untuk kita kembali memainkan lagu di titik ada tanda seperti "S" dengan dua titik. Cerpan dal segno pun demikian, cerita ini mengajak pembaca kembali ke titik dimana tokoh Angga dalam cerpan the 20 sec hug saat masih muda.


Di edit ulang oleh @CrimsonArmored1686
Maaf sudah bikin repot ya suhu :ampun:
hasil re editting yang ok , ts sendiri malah ga percaya ini cerita TS :ha:


Index

Dal Segno Part 2]

Dal Segno part 3

Dal Segno Part 4

Dal Segno Part 5

Dal segno Part 6 A
Iink
https://v1.semprot.com/threads/dal-segno.1174978/page-21#post-1897025836
 
Terakhir diubah:
wow........latar cerita yang menarik untuk diikuti kelangsungannya
 
:kangen: duh kangen punya tag plus :sendirian:

gak lama punya terus pensiun gan, turun kelas dari underground ke cerpan........:D
 
waaaaaaah... nyabang 2 nih suhu BHDB.
moga lancar semua :beer:
 
Yg ini cerita nya drama pake bingitz... seperti nya reader akan kena sindrom-baper akut

Mungkin klo di tread yg satu nya.. gak bahas si carol yg udah alm. Mungkin reader akan lebih baper lagi..
 
Wah cerita baru dengan tema menarik :mantap:

Tapi gan apa gak kecepetan yah 'fall in love' nya? :bingung:
 
Sebenernya ini the 20 sec hug juga sih tapi episode zero , tadinya emang mau disatuin ke sana , tapi terlalu sayang kalo kisah caroline walau tau ujungnya gimana kalo ga berdiri sendiri di lain judul cerbung , ceritanya juga ga panjang panjang kok , cuman beberapa part ... Cuman semoga jadi pengisi rantai yang hilang the 20 sec hug nya

Enjoy all
:ngeteh:
 
sigh read dengan baik dan tampilkan yang terbaik , aku? Bukunya saja kelupaan dibawa ahahah , jadi tadi aku copy saja ke temen seangkatan halaman yang ada lagu yg akan kumainkan kalau tak salah waktu itu lagunya sinatra "my way" lagu yang sebenarnya sudah kuhapal diluar kepala , asumsiku kenapa harus sigh read sih?

baca partitur sambil main itu setau ane sight reading, not sigh read...membaca helaan nafas? :D
 
baca partitur sambil main itu setau ane sight reading, not sigh read...membaca helaan nafas? :D

Yups betul gan .... , terkadang lidah sunda ini miskin suku kata dan bahkan tadinya mau eik tulis sed rid :ha: ,

Dan itu emang hal yang merepotkan buat angga :tidak:
 
Ijin baca dulu suhu :baca:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd