Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT DAL SEGNO SERIES

Kang Perlu Bantuan Ga Tuh Pas Di Keroyok ??
Update Donk Biar Suhu" yg Lain Bantuin Kang (Bantuin Liatin Doank) .. =)) =)).
:p
 
akh akh gara2 kang angga update sebelah jadi gimana gitu baca thread ini
:galau: :sendirian:
 
Hadewhhhhh.....ini gimana jadinya suhu...:|
Apa perlu ane cariin :pantat: biar semangat...
:D
 
pasang tenda , mantengin thread & siapin banyak tissu ....
...
... dan cendol di kirim suhu
 
Baca di awal2 cerita kog ingatankulangsung tertuju pada anime shigatsu ya. Hehe
 
Aaahhhh udah lewat 3 page masih urung update

Mending :mancing: biar cepet update nya
 
D A L S E G N O
part 2



“Bagaimana dengan kamu?” Carol mengambil satu potong roti dan menyuapkannya ke mulutku.

Hari itu kami berdua menikmati sore disekitaran kampus Carol, kampus di Utara Bandung dimana banyak mahasiswa sebaya dan sejenis dengan Carol (maaf). Ada beberapa pasang mata yang mungkin kenal pada kekasihku itu memandang dengan teramat sinis, aku cuek aja sih, melanjutkan permainan gitarku yang ga bagus bagus amat sambil corat coret kertas kosong dan menulis lirik. Carol menemaniku membuat sebuah komposisi untuk project Band di kampusku, dengan sabar dia menyuapiku roti bekal yang dibawanya.

“hmm nyam nyam, jadi cuman buat inagurasi aja sih, cuman aku males cover lagu orang…..eh bentar, kalo ini ke minor 7 masuk ga?” kataku sambil memetik gitar dan ber la la la melantunkan langgam.

“bisa sih, tapi coba sedikit adante deh…”

“mmm iya, bentar....boleh sih, ugh mentok liriknya”

“kenapa ga lirik standar aja sih nggaa” katanya sambil kembali menyuapiku.

“ga ah, cinta melulu, bosen…”

“mau jadi musisi balad ya?”

“ga juga….”

“trus?”

“yaa mengalir sajalah….hahhaha”

Saat sedang asyik bersama Carol, Natalia, salah satu teman Carol yang kukenal menghampiri dan melihat risih kelaluan Carol yang begitu memanjakanku.

“hey, cari kamar deh kalian……” kata Nat.

“apa sih Nat, rese ah…” balas Carol.

“kamar mandi sih iya, bentar gue kebelet pipis hihihi” aku berlalu menuju toilet satpam.

===pov Author===

“betah ya lu pacaran sama si angga ?” tanya Natalia kepada temannya.

“iyalah, Angga anak baik….” Jawab Carol pada pertanyaan Natalia.

“ah…kenapa ga pilih anak kampus kita aja sih? Andrew misalnya, gue tau kok dia berusaha deketin lu”

“ah males, anak manja gitu…”

“tapi kan minimal dia sama kaya kita”

“emang Angga beda ya?”

“beda banget, mata lu buta ya?”

“semua manusia diciptakan sama Nat, ga suka ah bahasannya…” kata Carol.

“ah lu…udah buta lu, buta sama kakak Angga, serah lu dah…” kata Nat yang tidak bisa merubah pendirian temannya itu.

===pov Author End===

Aku kembali dari toilet dan bergabung dengan kedua gadis itu. Satu mobil menghampiri, tidak kukenal sih namun dari pintu kiri keluar satu orang yang kukenal, dia kakak Carol bernama David. Waduh biasanya David pakai motor RGR tapi nampaknya kali ini dia mungkin numpang sodara atau temannya dan menuju ke arah kami dan tanpa basa basi sedikit menarik tangan Carol.

“de, pulang…” ujar David

“aw koh, iya iya jangan tarik gini dong sakit…” rintih Carol atas tarikan David.

“udah cepet! ibu nunggu, jangan keseringan main sama dia!” kata David sambil menatap sisnis ke arahku.

“koh! jangan gitu ah, Angga ga salah, aku yang mau disini…” kata Carol dengan nada tinggi.

“sudahh, cepet !!!” bentak David.

“kak, biar Carol nanti saya yang anter….” Kataku berusaha menengahi adik-kakak ini.

“diem lu! ga usah deketin ade gue lagi, gue ga suka liat tampang lo !” kata David dengan tatapan kebencian kearahku.

Aku Cuma terdiam dan tidak bisa apa-apa lagi. Akhirnya Carol menyerah, membereskan buku dan tas nya, mengikuti koko nya ke civic seri EF berwarna cerah. Aku diam, sementara Natalie melihatku dengan tatapan sayu, dia menghelakan nafasnya dan berujar.

“hhhhhh, semoga kamu kuat deh Ngga, gue sih udah bilangin Carol ya, tapi emang mendingan elo yang nyerah deh.

Dan mungkin saja memang sebaiknya aku menyerah, tapi kalau hanya perlakuan tidak bersahabat dari kakak Caroline sih aku masih bias tahan, hmmm aku tidak akan menyerah begitu saja, akan kucoba perjuangkan.

****

Banyak hari-hari yang kulewati tanpa Caroline semenjak kakaknya jadi sering menjemput dia setiap pulang kampus, ya tuhan aku kangen dia sungguh, aku hanya bisa sms-an saja dengan dia, kadang telfon, tapi itupun kalau aku lagi banyak pulsa, maklumlah hanya mahasiswa biasa dengan keuangan yang mepet. Hingga satu waktu aku nekat menuju kediaman Caroline di malam hari, dengan bekal sisa pulsa dan nekat aku menelepon caroline dan mengabari bahwa aku sudah ada dibawah, tepat di tempat dulu dia menurunkan tangga daruratnya.

“Angga? kamu di bawah?”

“iya….”

“sekarang koko kamarnya disamping aku, gimana dong?”

“wah serius? waduh susah ya?”

“aku turun deh, tunggu aku di pojok jalan ya….”

“ok….”

Aku berjalan perlahan menuju sudut yang dijanjikan, di depan toko kelontong yang sudah tutup. Kulihat ke sudut kediaman Carol, ada pintu samping yang terbuka dan seseorang tergesa menuju ke arahku. Caroline tampak cantik walau hanya mengenakan celana pendek dan kaos putih.

“Angga….” Katanya sambil memegang tanganku.

“hai, apa kabar….” Tanyaku padanya.

“baik, kamu?” tanyanya balik.

“lumayan….” Jawabku datar.

“kenapa?”

“inget kamu terus, jadinya suka susah tidur…”

“jangan gitu, Angga harus sehat…” pintanya.

“kamu juga kurusan….”

“Carol gapapa, cuman emang makannya ga banyak akhir-akhir ini…”

“kamu juga jangan sakit….” Aku menasehatinya.

“Carol pengen banget peluk Angga…”

“aku juga…..”


Perhatian kami teralihkan oleh sebuah suara, ya suara David, kakak carol yang membentak cukup keras dari kejauhan.

“CAROLINE! MASUK!”


Nampak sekali kepanikan di wajah Caroline, dengan segera dia melepaskan genggamannya di tanganku dan setengah berlari menuju panggilan kakaknya, kulihat kepulan asap rokok yang dihisap sang kakak, kemudian dia melemparkan punting rokoknya ke tanah dan masuk kembali ke kediamannya.

Aku tertunduk lesu, berjalan kearah tukang susu di dekat gang ijan dimana aku memarkir motorku disana, aku memesan segelas susu murni, meminumnya dengan sangat haus dan menyalakan rokokku. Aku membayar minuman yang kupesan dan meninggalkan tempat itu dengan hati yang hancur.

*****

Sebuah melodi dari part lagu kumainkan dengan pianika di teras rumahku jumat sore itu. Ah, menjelang weekend benar-benar tidak ada kegiatan yang bisa membuat rasa suntuk ini hilang, hingga kriing HP ku berbunyi dan kulihat incoming call dari Caroline.

“Carol….?”

“iya Angga ini Carol….”

“haiii……” aku merasa bahagia mendengar suaranya.

“Angga, petang besok Carol ada mini konser di kampus, Angga datang ya, aku mau bawain repertoar dan mau coba bawain lagu buatan Angga….”

“lagu yang mana?” tanyaku yang dipenuhi rasa keingintahuan.

“yang angga buat pas trakhir kita ketemu…”

“kan belum beres ya?” aku terkejut, karena lagu itu belum terselesaikan waktu itu.

“iya makanya pelan-pelan Carol beresin, akhirnya part yang bolong ya ditambahin, gapapa kan ?”

“ya gapapa sih, tapi ya salut aja kamu bisa inget tiap partnya, aku aja udah agak-agak lupa…”

“tadinya mau bikin kejutan sih buat Angga, tahu-tahu lagunya direkam aja, tapi kok pas bikin part nya serasa kurang gitu, apalagi kondisi kita yang jarang ketemu dan emang ga bisa ketemu….”

“kangen…”

“apa….?”

“kayanya Angga kangen Carol….”

“kayanya….?”

“iya…….”

“kalau carol sih mutlak ga kayanya….”

“eh….” Ucapannya membuatku tersentak.

“Carol kangen Angga, besok datang yaaaa…” huft rupanya tadi Cuma bercanda.

“di kampus kan ?”

“bukan, di tea house kok, semacam kenaikan tingkat pas kita les dulu…”

“orang tua kamu datang dong?”

“iya sih, tapi kan Angga bisa kali nonton di spot yang agaak…ya gitulahh”

“iya bisa…bisa, besok Angga kesana…”

“Angga, besok datang sendiri yaa…hihihi, jangan bawa cewek lain buat kamuflase…”

“halaahh kamu yaa, kalo deket udah aku cubit tuh idung…”

“ahahahha, Carol kangen becanda sama Angga….”

“iya, sama sih…”

“udah dulu yaa, sampai ketemu besok…”


Akhirnya ada satu kesempatan bertemu Caroline, yaa walau hanya bisa lihat dari kejauhan, tapi Caroline akan membawakan repertoar dan lagu yang aku gubah, pastinya akan sangat istimema. Tanpa sadar aku melompat-lompat dan ibuku yang memperhatikanku dari dalam rumah bertanya

“ai kamuh kunaon? cageur jang?”

Hahaha, aku Cuma tertawa saja.

****

Celana hitam berbahan denim, sepatu converse abu-abu favorit, dan kemeja putih lengan panjang. Huft sebenernya sih mirip pegawai catering ya, tapi mau gimana lagi, bajuku kebanyakan kaos oblong sih, hmmm ga papalah, mungkin akan sedikit menyamarkan kalau aku mahasiswa dari lain Universitas. hmmm rambut yang tanggung ini mungkin sebaiknya kusisir kebelakang saja biar agak rapihan dikit, boleh boleh, Angga kamu siap menghadapi petang ini.

Aku menuju garasi rumahku, menyalakan F1ZR kesayanganku. Klik! bunyi gesper pengait helm skateboard yang kukenakan, aku mulai melaju pelan di sekitaran perumahan dan mulai memacu kencang ketika masuk ke jalan raya yang sangat cerah sore itu, seperti anak muda Bandung pada umumnya apalagi melewati jalanan sekitar Dago. Aku berhenti sebentar untuk membeli sekuntum bunga, maksudnya biar romantic gitu kaya pas Caroline perpisahan sekolahnya, tapi kali ini aku pilih mawar putih saja, entah kenapa tapi aku memang suka dengan warna putihnya saat pertama kali aku melihatnya.

Pelataran parkir Tea House sudah penuh sesak dengan kendaraan roda empat, aku memarkirkan motorku di pojokan yang memang disana banyak motor terparkir, ahahah iyalah ini hari penting bagi mereka.

Aku masuk tanpa ada halangan apapun dari security, mungkin aku dianggap mahasiswa kampus tempat Carol kuliah. Aku duduk di salah satu kursi yang masih kosong, tak berapa lama kulihat Caroline di stage dengan gaun hitam, rambutnya terurai cantik, dia duduk dan mulai memainkan repertoarnya. Pada akhir suara tepuk tangan memenuhi ruangan, sekali lagi caroline memainkan part yang sangat kukenal, ya itu lagu gubahanku yang masih mentah, namun sekarang tampak manis dibawakan oleh kekasihku. Sungguh perasaan yang tidak dapat kuukir halus dengan apapun, aku bahagia mendengarnya, hingga akhir lagu aku hanya bisa tertegun mendengarkan dentingan indah yang dihasilkan oleh jemari Caroline.

Setelah konser aku menghampiri caroline yang celingukan di dekat pintu masuk.

“hai, ini buat kamu, bagus banget tadi…”

“hai angga, makasih banget udah mau datang….” tanpa sadar Carol memeluku.

“hei hei awas nanti ada….”

Belum selesai aku bicara, satu mobil hitam berhenti di depan kami. Mamah Caroline membuka pintu dan menyuruh anaknya masuk, Caroline menuruti apa kata mamahnya, dia masih memegang erat mawar yang kuberikan, mobil itu berlalu disusul motor sport 2 tak milik kakak laki-laki Caroline. Hatiku hancur, tapi tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Malam itu berakhir murung aku melangkahkan kaki dan memacu motorku kencang melepas segala kesedihan.

Satu bulan dilalui hanya dengan kontak sms atau telepon tanpa satu pertemuan pun dengan Caroline, hingga satu moment ada konser besar Mocca, kami berjanji akan bertemu disana. Aku sungguh tak sabar menuju hari H konser uhuuyyy.

=== Hari Konser Mocca ===

Lautan manusia memenuhi konser Band indie yang sedang menjadi raising star ini. Biasanya mereka hanya mengadakan konser rahasia dengan penonton terpilih, namun kali ini konsernya begitu megah, aku mengantri ke tempat penukaran tiket yang sudah lama kupesan untuk aku dan Caroline, kekasihku. Caroline sendiri belum datang, aku antri hampir 10 menit namun loket belum juga dibuka, didepanku ada seorang anak cewek SMA berambut panjang tampak kepanasan dan mengibas ngibaskan rambutnya dan sebagian mengenai wajahku.

“duh, tapi wangi sih hihihi” kataku sambil mengusap wajahku.

“eh maaf kak, tapi apa tadi lu bilang?” tanya cewek itu.

“wangi ?” jawabku.

“hih ga sopan cium-cium rambut orang lu…”

“lah situ yang kibas-kibas, kena muke gue….zzzz” kataku kesal.

“panas tahu, gua kira Bandung adem taunya panas gini…”

“lagi kemarau non, emang non darimana?”

“gue dari Jakarta….”

“pantesan….”

“pantesan apa?”

“logat lo Jakarta Banget ahaha….”

“ahh rese lu ya kak”

“lo pulang sekolah langsung kesini ?”

“iya, kenapa ?”

“wihh keren, fans far bela belain….”

“Jakarta & Bandung deket kali kak, sekarang kan udah ada tol”

“wahh nyetir sendiri lu ? emang udah punya SIM ?”

“belum sih, gw masih kelas satu kali”

“nakal ya ahahaa, masih kecil dah bawa mobil”

“serah gua, rese lo kak…”

“galak banget sih”

“lo sendirian kak?”

“antri iya sendiri….”

“cewek lo mana ?”

“tau tuh belon dateng”

“berarti udah pacaran kan ?”

“udah doong hoho….” Kataku membanggakan diri.

“syukur, ada ya mau hihihi”

“apa lo bilang ? grrrrrr” kataku pura-pura kesal.

“piss kak piss hihii…”


Sesaat aku lupa dan tidak menyadari kalau dia sudah mengenggam tanganku, ya kekasihku Caroline sudah datang.

“eh, dari kapan…?” tanyaku padanya.

“baru aja, ih anggaaaa ahahaha, maaf ya telat…”

“ini belum buka juga kok, santai aja….” Jawabku biar tidak membuatnya merasa bersalah kepadaku.

Cewek Sma itu menatap Caroline sejenak, lalu menunjuk kearahku.

“iiihhh kakakk, kakak pacarnya dia ?” tanya cewek itu pada Caroline. Kekasihku Cuma mengangguk dan memberikan senyuman khas miliknya.

“kok mauu siihhh, kakak kan cantiikk, kalo yang ituu, kok bupek yaaa…” dia mengataiku bupek.

“enak aja loe, rese lu !” kesalku, tapi Caroline malah menatapku sambil tertawa.

“ahahahahah, iya ya bupek, kok mau ya?”

“tuhh kaan, apa gua bilang…” kata cewek Sma itu sambil melotot kearahku.

“eh lu ya….” Aku melotot balik kearahnya.

“ahahah Angga udah ih, masa sama abg gini masih ga mau ngalah, pantesan betah kamu disini, ditemenin anak sma cantik kaya kamu…” Caroline mengedipkan mata ke cewek Sma rese itu.

“iya doong gua cakep ahaha, tar kalo dah kuliah pasti dikejar banyak cowok…” katanya membanggakan diri usai dipuji Carol.

“iya iyaa percaya , namanya siapa anak cantik ini?” tanya Carol

“oh iya lupa kenalan, nama gua Lidya kak, kalo kakak ?” sambil menyodorkan tangan ke Carol.

“nama Aku Caroline, kalo cowok aku ini namanya Angga, eh udah kenalan belon tadi ?”

“ihh males banget kenalan sama cowok bupek wkwkwk…” kata Lidya.

“ahahahah, bupek-bupek juga aku sayang sama dia, ihhh kamu jahaat….”

“ahahha maaf-maaf kak, becanda kali kak, abis panas gini si aa ini ngajak ngobrol jadi yaa daripada kering terpaksa lah….”

“enak aja lo, rambut lo bikin gua bersin-bersin….”

“lah tadi katanya wangi, hayo ngaku depan cewek lo !”

“ga ih, enak aja bau minyak telon kaya gitu…” sialan nih cewek duh.

“udah udah ihh, kalian malah kaya kakak ade ribut mulu, ahahaha padahal baru kenal…” Caroline menengahi kami lagi.

“lo sih….” Katanya sambil manyun.

“apa sih…” kataku membalas sindirannya.


Antrian perlahan maju, aku masih gedek aja sama tuh anak, songong banget, tapi Carol malah ketawa ketawa lepas seakan tidak ada beban, akupun akhirnya tersenyum dan ikut tertawa.

***

Konser dimulai, aku dan carol berpegangan tangan sepanjang konser yang sungguh mengalir itu, dan ternyata si Lidya cewek sma duduk disampingku, dia tampak riang bernyanyi nyanyi mengikuti setiap alunan lagu. Konser usai dan aku berniat mengantarkan carol dengan motorku, tapi di parkiran aku mendapati kakak carol sudah ada disana dengan motornya.

“oh jadi sama dia? bilangnya sama temen”

“kakakk….”

“sini kamu! kita pulang dan lo jangan deketin adik gua lagi ngerti lo ?”

“emang aku salah apa bang?” protesku pada ucapannya.

“diem lo! Carol ayo….” Katanya sambil menarik tangan Carol.

Caroline berlalu dengan kakaknya, aku hanya melamun sendirian di parkiran yang gelap itu, menyalakan rokokku. Sesosok wanita berjalan menghampiriku, ternyata si cewek berseragam SMA.

“kenapa ceweknya dibonceng cowok lain ? lu diselingkuhin bang ?”

“itu kakaknya…”

“ouhh gua kira ahahah, lah napa lu juga makin bupek gitu bang ?”

“apa sih kamuu anak kecill , mau tau aja” kataku sambil mencubit pipinya.

“abang ih ! gua teriak nih”

“itu kakaknya dan Caroline Dijemput paksa sama kakaknya, puas ?”

“ga direstuin ya ? kasian”

“ah lo tau apa, kencur…”

“heh, usia gw udah mau 16, masa gw ga tau soal pacaran !”

“emang lo punya cowok? kalo punya harusnya dia disini nemenin lu”

“iya sih, sekarang lagi jomblo gue…” gadis itu menundukkan kepalanya.

“kasihan banget….” Kataku sambil berlalu menuju motor.

“eh mau kemana, bentarr iihh…” Lidya menarik tangan, menahanku untuk pergi.

“apan sih ? eh aku lagi bete beneran nih…”

“laper, mau makan…” ujarnya.

“ya makan sana !”

"temenin "

“what ? rese lo ah…” kesal juga sama nih bocah, aku benar-benar sedang bete.

“kaaakk, plis aku ga tau tempat makan disini dimana aja, kalo aku ada yang culik gimana hayo ? anak cantik gini lagi hihihi”

“lah kita juga baru kenal, emang kamu ga takut aku culik ? hah ?”

“ga takut kok , biar bupek kakak orang baik pasti , insting aku bilang kaya gitu…”

“zzzz tau darimana coba ?”

“buktinya ka caroline sayang sama aa, berarti aa baik hati walau bupek…”

“itu bupeknya jangan di ulang ulang aarrgghh….”

“iya iya, maaf , yuk yuk yuukkk” dia menarik tanganku.

“bentar-bentar, nih motor gimana ?”

“ahahah…iya lupa, udah kakak duluan deh, aku ikutin pake mobil…”

Dengan sedikit malas aku menyalakan motorku, mobil anak cewek itu mengikuti dari belakang sebuah civic estilo plat B berwarna biru dengan lampu kolong ( horang kayah sepertinyah). Aku memandu ke arah simpang dago dimana ada sebuah resto cepat saji disana, kuparkirkan motorku, dan si anak cewekpun memarkirkan mobilnya.

“apa apaan nih? ga ada yang lebih wow gitu? di jakarta ginian mah banyak baang”

“brisik ah aku juga lapar, mau makan ga?”

“ya udah…”

Lidya memanyunkan wajahnya dan berjalan mendahuluiku menuju kearah kasir. Kami memesan makanan dan si anak cewek dengan songong ngasih uang 100 ribuan ke kasir.

“gua bisa bayar kok…” kataku.

“diem ah, duit lu ga laku disini, brisik aja…”

“hmmmm…”

Si anak cewek tampak kalap memakan nasi dan ayam, sedangkan aku masih santai nikmatin es krim yang kupesan. Lidya kembali membuka obrolan.

“mmph kak, knapa kakaknya kak Caroline jahat sama lu….”

“mmmm apa ya? Mungkin soal status dan keyakinan”

“wahh, klasik ya, kisah cinta beda agama hahahah….”

“zzzz….”

“kak, emang lu sayang banget sama dia ampe bupek gitu?”

“iya lah sayang banget, eh ngapain juga aku cerita ke anak kecil…”

“bentar lagi gua 17 tahun and bakal punya KTP kali wooyy…” katanya sambil melotot kearahku.

“zzz serah loe…..”

Kita menghabiskan makanan masing masing, hingga aku melihat sosok yang aku kenal diluar parkiran. Ya itu kakak Caroline, dia menatap kami berdua dengan tajam, kemudian meninggalkan parkiran begitu saja.

Aku mengambil HP ku , mengongtak caroline

“halo Carol…..”

“ya Angga, kamu gapapa kan ?”

“gapapa, kamu ?”

“aku sedih, kenapa kita kaya gini ya?” suaranya seperti orang akan menangis.

“tenang sayang, tenang semua akan baik baik saja, aku ga papa kok…” aku harus bisa menenangkannya.

“Angga beneran gapapa? Carol sayang Angga, kita harus kuat yaa…”

“iya, eh nih aku lagi makan, sama anak SMA rese tadi…”

Lidya menendang kakiku sambil menempelkan memberi isyarat sstt…

“aduh….”

“kenapa ?” tanya Caroline.

“gua ditendang tu anak….”

“ahaha…menurut Carol kalian berdua memang kayak kakak adek ketemu gede beneran, kenapa bisa barengan ?”

“tahu tuh tadi dia minta dianter makan, manja banget…”

Lidya merebut HP yang sedang ada ditanganku…

“kakak… kakak…kak Carol iya ini aku yang tadi, tenang kak, si bupek ga aku apa-apain kok sumpeh, cuman minta dianter doang sama dia kaak, aku kan ga tau kondisi Bandung kaak…”

“ahaha kamu jangan panik gitu sayaang, aku gapapa kok, malah seneng ada yang nemenin Angga, titip cowok aku yaa, awas jangan dicolekin tapi, jatah aku ituu…”

“ih najis, eh, maap maap kak becanda….eheheh iya iya, pokoknya kalo si bupek macem- macem aku jitak palanya ok, boleh kak ?

“wkwkw iya jitak aja sok gapapa hihihi”

“tuh lu ga boleh macem-macem sama gua, eh sama cewek lain juga awas loo gua jitak, kasian kak Carol tauu….” Kata Lidya sambil menunjuk kearahku.

“ahahaha iyaa iya, kamu lucu banget yaaa…”

“eh kakak suka nontn konser Band indie juga?”

“suka, kenapa ?”

“kalo ada konser lagi kita nontn bareng yukk, si bupek jangan diajak….” Lidya mendelik kearahku.

“ahahah boleh boleh, tapi si bupek mau aku bawa-bawa, abis sayang sih, gapapa kan ?”

“yaahhh….” Rasain lo, batinku.

“kamu tukeran no hape aja sama Angga, nanti kontakan sama aku ya…”

“ohh boleh-boleh, kakak istirahat yaa, jangan sedih-sedih…”

“makasih ya sayaang, sekarang kasih hape nya ke Angga ya? kakak mau bicara…”

“eh iya kak….”

“Anggaa, tukeran hape sama dia gih, entah kenapa aku suka karakter dia yang periang…”

“apa sih kamu aahh, mikirin kamu aja udah pusing, ini malah nambah dia zzzz….” Protesku atas permintaan Carol.

“ahahah gapapa lah, aku jadi ada alasan keluar rumah ahahah….”

“iya juga sih, hihihi ok ok…”

Aku mengikuti titah Carol, Aku bertukar kontak dengan lidya, kemudian ..

“terima kasih ya kakakk udah mau nemenin gue” katanya sambil menjulurkan lidah kearahku.

“hmmmm…”

“lu jutek banget sih ma gue kaak…”

“hmmm….”

“ih mau-mauan kak Caroline punya cowok kaya loe gyahahaha……..”

“kampret, udah sono balik ke jakarta, dah malem emang lo kuat nyetir sendiri ?”

“ga balik ke jakarta kok, mau nginep di rumah uwa di Cimahi yeee, besok kan sabtu, mau jelong jelong disini yeee”

“ah kampret, nyesel gua khawatirin elu…”

“ahahah ya udah, yuk duluan yaa ...”


Akupun keluar menuju parkiran, mengendarai motorku menuju arah braga dari bawah, namun tiba-tiba ada sepasang RX King menyalipku, ah perasaanku ga enak, bisa saja mereka geng motor atau begal. Aku memacu motorku menghindari mereka, namun dua RX king itu terlalu tangguh untuk motor bebek 2 tak ku ini, akhirnya aku dipepet hingga hampir terjembab menuju ke satu sudut bangunan sekitaran banceuy.

“Buakkkk !” hantaman telak diperutku membuat mual, tubuhku ambruk terhuyung disudut ruko yang dulunya bekas rutan, nafasku tersengal, kulihat seorang lagi datang dengan menggunakan satu motor, kukenal motor itu, RGR 150 yang dikemudikan oleh orang yang kukenal juga.

“ada apa ini ?”

“Bukkk !” belum selesai aku berbicara dua orang yang tadi memepetku di jalanan menghantam pundaku hingga aku kembali ambruk, sekarang aku terkepung 3 orang yang siap menghajarku habis habisan, aku hanya bisa melindungi kepalaku dari cedera yang cukup parah, seluruh tubuhku diinjak habis oleh ketiga orang itu sampai aku tidak bisa menahan lagi dan semuanya terlihat remang kemudian gelap.


Bersambung yaaa

Di edit ulang oleh @CrimsonArmored1686
 
Terakhir diubah:
:eek:..Ehhhh..Ada Lidya ya..Tapi disini doi masih bau kencur ya hu..

:ngacir:...Awas ada begal...!

Permememx kah...Ups..Mulutmu..:tabok:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd