Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Catatan Si Emon (Jilid I : Selly Sekretaris Direksi)

User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Jangan terburu-buru lah, kang. kasihan selly belum apa-apa....

tak ada salahnya mempertimbangkan saran bang robot, kang. jangan takut dikejar-kejar si update. Simpan dulu sampai ukurannya pas eh!
:bingung:panjangnya maksud ane.
sambil di poles biar selly makin cantik, kang...
:hua: kasihan selly kalau harus capek di kejar-kejar..






tenang saja, kang... aman koq selly sama ane
:Peace:

nanti apa kata bang gatron kalo tokohnya selly terus , wkwkwlwkwkwkwk
 
Brarti om lemur uda siapin jilid II wuih... Brp jilid ni rencana ?
 
[size=+3]Chapter 5
Perpisahan[/size]

Waktu menujukkan pukul 08.00, kami segera bergegas meninggalkan hotel tempat Selly menginap menuju ke sebuah obyek wisata yang lumayan bagus dipinggiran kota ini.
Kali ini kami memilih menyewa sebuah mobil meskipun harus merogoh kocek lebih banyak, sebelumnya aku parkirkan motor di kost yang tidak jauh dari hotel dan barulah kami berangkat menuju sebuah telaga yang berjarak sekitar 60 Km dari pusat kota yang terletak di sebuah lereng gunung yang sudah tidak aktif.

Hal itu kami lakukan karena sepulang dari jalan-jalan Selly meminta langsung diantarkan ke bandara untuk segera kembali ke Jakarta.
Perjalanan yang kami tempuh memang lumayan lama, namun hal itu tak membuatku kehilangan akal untuk tetap bermesraan dengannya.
Canda tawa mengiringi perjalanan kami menuju obyek wisata itu, jalannya yang berkelok dengan pemandangan yang masih asri membuat Selly nampak menikmatinya.

Aku sangat senang melihat rona bahagia di wajahnya, berharap ini bisa melupakan kesedihannya.
Sesampainya di tujuan kami langsung mencari tempat untuk mengisi perut yang sudah mulai berontak karena tadi pagi kami belum sempat sarapan.
Dua porsi ikan bakar sudah tersaji di depan kami, ditemani dua gelas es jeruk yang nampak segar di siang ini.

“Gimana Sell, enak tidak?” tanyaku saat dia mulai menyantap makanannya.

“Emmmmh enak nih, mau Selly suapin?” katanya sambil memberikan sesuap nasi ke arahku.

Kami seperti sepasang kekasih yang dilanda asmara, atau mungkin mirip sepasang pengantin baru.
Saling menyuapi satu sama lain, membuat daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang* ada disekitar kami.
Setelah puas memanjakan perut kami pun segera mendekati obyek yang kami kunjungi.
Nampak hamparan air di sebuah telaga yang masih asri dikelilingi pohon cemara, tanaman khas di dataran tinggi.
Udara yang sejuk khas pegunungan dapat kami rasakan di tempat ini, banyak pula kami temui* pasangan kekasih dan keluarga dengan anak-anaknya menikmati pemandangan alam yang tersuguh indah di depan mata.
Sejauh mata memandang hanya nampak warna hijau, dedaunan pohon cemara yang menambah rasa sejuknya di hati dan pikiran.

“Bagus ya Mon, apalagi kalau bisa bermalam di tempat ini pasti sangat menyenangkan.” Serunya mengagumi tempat ini.

Terlihat beberapa bangunan penginapan di sekitar telaga, sengaja disediakan bagi wisatawan yang ingin bermalam.

“Iya Sell, kalau bulan-bulan ini biaya sewanya masih agak murah, jauh jika dibandingkan hari-hari besar atau di malam tahun baru, harganya bisa meroket hingga tiga kali lipat.’ Jelasku kepadanya.

“Makasih ya Mon sudah mengajakku ke tempat ini.” Ucapnya dengan menggandeng tanganku.
Kini dia menggelayut mesra di pundakku disebuah bangku yang terbuat dari bambu yang mengarah langsung ke muka telaga.

Sungguh indah suasana ini, hatiku pun berbunga mendapat perlakuannya.
Selly mengajakku untuk berfoto ria, baik sendiri atapun berdua denganku.
Gayanya yang narsis terkadang membuatku tak bisa menahan tawa, bagaikan seorang bidadari yang turun dari khayangan kecantikannya sungguh mempesona.
Diriku mengikuti setiap langkah kakinya yang menyusuri sepanjang tempat ini, menikmati keceriaan yang terpancar, senyum riang seperti bebas dari sebuah beban besar.
Cukup lama aku mengikutinya sampai dia mengajakku untuk menyewa salah satu tempat penginapan.

“Mon, kalau* sewa tempatnya sebentar saja boleh tidak?” tanyanya padaku.

“Emmm aku belum pernah Sell, memangnya untuk apa? Sore nanti kan kamu langsung balik?” kataku.

“Aku ikut penerbangan terakhir, jadi masih ada sedikit waktu. Ayolah Mon..!” Rengeknya yang membuat aku tidak bisa menolak.

Akhirnya setelah bernegosiasi kami hanya dikenakan biaya sewa setengah harga untuk memakai salah satu kamar dalam waktu beberapa jam saja.

“Emangnya mau ngapain sih Sell?” tanyaku yang masih bingung dengan kemauannya.

“Aku hanya ingin berduaan denganmu sebelum aku pulang.” Jawabnya atas pertanyaanku.

“Bukannya dari tadi kita berduaan.” Kataku pada Selly.

“Iya Emon...tapi Selly maunya tidak ada yang mengganggu.”

“Perasaan dari tadi juga tidak ada yang mengganggu deh.” Kataku tetap ngeyel.

“Ihh Emon berisik! Udah ayo masuk saja jangan banyak tanya!” serunya kesal dengan pertanyaanku.

Aku pun mengikuti langkah kakinya memasuki kamar berukuran kecil itu, Selly memintaku untuk mengunci pintu kamarnya.
Suasana kamar dengan lampu remang-remang menambah suasana romantis di ruangan ini, ditambah lagi udara yang dingin menyelimuti kami.
Selly tiba-tiba menghampiri dan memelukku dengan manja, akupun menyambutnya dengan dekapan yang erat pada tubuhnya.

Ciuman lembut aku daratkan di bibirnya, Selly pun menyambutnya dengan ciuman mesra.
Kali ini kami sudah tenggelam dalam telaga asmara penuh dengan hasrat bercinta yang menggelora.
Satu per satu pakaian kami sudah terlucuti, tiba-tiba dia sudah berada dipangkuanku dan tangan ini sudah meremas sepasang bukit kembar yang terasa begitu kenyal.
Bibirnya mengerang lembut saat lidah ini menyapu pelipisnya, menikmati setiap inchi dari lehernya yang jenjang.

Untuk sesaat kami saling memandang, bahasa tubuh yang saling meminta persetujuan untuk melakukan hal yang lebih.
Namun segera kuurungkan niatku untuk berbuat lebih jauh saat aku lihat raut wajahnya* yang tiba-tiba nampak keraguan terpancar darinya.
Hanya sebuah ciuman lembut dikening yang aku berikan padanya, menghapuskan semua hasrat yang terpendam dan memadamkan api nafsu yang sempat membara.

"Kamu jangan pernah melakukan hal ini jika hanya untuk membalas rasa sakit yang disebabkan kekasihmu." kataku pada Selly yang hanya terdiam.

"Maafkan aku Mon.." ucapnya dengan wajah tertunduk.

"Aku tau semua perlakuanmu padaku hanya sebuah pelarian belaka, tapi aku rela bila itu bisa membuat perasaanmu lega." imbuhku lagi.

"Emoon..." serunya sambil memelukku dengan erat.

"Maaf atas semua perlakuanku padamu, Selly tidak bermaksud mempermainkanmu Mon."

"Tidak Sell, Selly tidak salah apa-apa, nanti kalau sudah di Jakarta jangan lupakan Emon ya?" pintaku pada Selly.

"Iya Mon..."

Matahari sudah mulai condong ke barat dan kami harus segera bergegas menuju bandara agar Selly tidak lagi terlambat dengan penerbangannya.
Meskipun hanya sebentar namun aku cukup senang melihat dirinya yang telihat begitu puas menikmati pagi sampai siang ini.
Rona wajah seperti ini yang ingin selalu aku lihat darinya, yang akan membuatku selalu rindu untuk bersamanya kembali.

Tidak banyak kata yang terucap dalam perjalanan kami menuju bandara, mungkin Selly terlalu capek untuk aktifitas hari ini hingga dia sempat memejamkan matanya dengan senyum yang begitu indah.
Terasa berat hatiku melepas kepergiannya, meskipun pertemuan kita hanya sementara namun dirimu akan selalu terkenang.
Untuk rasa yang belum sempat terungkap oleh sebuah kalimat yang belum terucap, akan selalu kupendam sampai entah kapan bisa aku nyatakan.

Sebuah ciuman lembut di pipiku mengakhiri perjumpaan kami, mata ini tak hentinya memandang sampai tubuh itu semakin menjauh dan menghilang dari pandanganku.
Sempat dia berpaling dan mengucapkan sesuatu, tapi aku tidak bisa mendengarnya karena bersamaan dengan suara pesawat yang baru saja terbang dari landasan.
Selamat jalan Selly, aku akan selalu merindukanmu, aku akan selalu menanti kembali kedatanganmu di kota ini dan aku berharap saat itu adalah waktu yang tepat untuk mengungkapkan rasa cinta yang belum terucap.

***sekian***

cerita Emon masih akan berlanjut di Jilid berikutnya :)
Agan-agan, suhu-suhi, abang none, kangmas mbakyu yang masih ingin Emon bertahan di thread ini, mohon bantuannya.


Ketik VOTE <spasi> EMON
Kirim ke 5758

Yang banyak yah.. ;) :D
 
Akhirnya g d coblos deh... tp menurutku itu bagus.. menceritakan orang2 yg setia pada prinsip dan cinta tanpa nafsu... walaopun udah ada cwek ckep bugil yg siap d anu... tp ttp prinsip tidak terlepas... good job n keep posting TS
 
wah hebat bener si emon, ibarat ikan terhampar di meja g diembat ama si kucing. Over all nice post n keep posting :beer:
 
Akhirnya g d coblos deh... tp menurutku itu bagus.. menceritakan orang2 yg setia pada prinsip dan cinta tanpa nafsu... walaopun udah ada cwek ckep bugil yg siap d anu... tp ttp prinsip tidak terlepas... good job n keep posting TS

:D nuwun gan :D
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd