Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[Kompilasi] Rumput Tetangga 'Nampak' Selalu Lebih Hijau.. (CoPasEdit dari Tetangga)

-------------------------------------------------ooOoo--------------------------------------------------

Cerita 198 – Skandal di Rumah Kayu

Bagian 7

Dengan ragu-ragu
Hanifah lalu menjulurkan lidahnya..
menjilati selai putih yang masih membekas di sekitar mulut mertuanya..

Hemm.. Rasanya biasa aja.. Gumam Hanifah dalam hati..
sementara sensasi aneh yang belum pernah dia rasakan sebelumnya mulai menjalarinya.

Sensasi yang tidak pernah dirasakan ketika bermesraan bersama suaminya..
itu juga yang menjadikan Hanifah semakin bersemangat membersihkan wajah mertuanya.

Tanpa diperintah tangan Hanifah terjulur ke bawah.. merabai perut kekar mertuanya..
Walau umurnya sudah setengah abad tapi Madi masih terlihat gagah.

Dada yang bidang serta perut yang rata membuat wajah Madi yang pas-pasan itu tertutupi.
Tangan Hanifah tak berhenti membelai.. merasai kekekaran tubuh mertuanya itu.

Lalu tangan Hanifah semakin terjulur ke bawah.. melewati rimbunan bulu-bulu jembut..
yang warnanya masih hitam pekat menambah kesan gagah batang penis Madi yang semakin tegak..
mengeras menikmati lembutnya sentuhan dan belaian tangan-tangan Hanifah.

"Abah..” Gumam Hanifah ragu-ragu setelah dia selesai membersihkan wajah mertuanya dengan bibir dan lidahnya itu.
"Mau.. Ambil upahnya sekarang..?” Gumamnya lagi sambil tertunduk malu-malu.. tak berani menatap wajah mertuanya..

Yang tersenyum girang karena melihat menantunya yang pasrah namun malu-malu kucing.
Semakin menambah kesan manja yang sangat menggairahkan buat Madi. Melecut birahi Madi ke titik tertinggi.

"Boleh. Abah memang sudah ga tahan..!” Jawab Madi singkat sambil menegakkan tubuhnya.
sejajar dengan tubuh Hanifah yang masih terduduk di tepian bak mandi..

Madi memposisikan badannya di antara kangkangan paha Hanifah.. mengarahkan batang penisnya..
ke tengah-tengah pertemuan kedua paha mulus menantunya itu..

Hanifah pun tak tinggal diam. Walau masih terlihat malu-malu tapi secara naluriah dia memposisikan dirinya..
bersandar ke dinding di belakangnya..
supaya mempermudah Madi untuk bisa menusukkan batang penisnya ke celah kewanitaannya.

Slepph.. "Ahhhhh.. Pelan pelan bah..” desah Hanifah..
begitu merasakan kepala penis Madi yang keras itu mulai menyeruak di antara bibir luar kewanitaannya.

"Iya sayang.. Ifah tenang aja.. Abah pelan koq..!” Jawab Madi meyakinkan menantunya..
sambil terus memajukan pantatnya ke depan.. membuat batang penisnya semakin jauh menusuk..
ke dalam liang hangat yang terasa basah namun sempit..
Menjadikan Madi ekstra hati-hati karena dia tidak mau menyakiti menantunya itu.

"Ahhhhh.. Pelan bahhh..!” Desah Ifah..
Matanya terpejam menikmati gesekan batang keras yang semakin dalam menusuk lubang kewanitaannya..

Madi sejenak menghentikan gerakan menekannya. Dia memberikan kesempatan..
buat lubang memek Ifah beradaptasi menerima batang penisnya yang semakin mengeras di dalam sana.

"Ahhh nikmat banget puki kamu Fah..!!” Puji Madi karena merasakan batang penisnya serasa diremas-remas..
dan dijilati oleh ribuan lidah yang hangat dan basah.

Sementara Ifah hanya tersenyum.. matanya masih terpejam-pejam..
meresapi sensasi kenikmatan duniawi yang diberikan oleh mertuanya itu.

"Sudah masuk semua bah..?” Tanya Ifah.
"Belum..” Jawab Madi singkat.

“Tapi sekarang sudah..” jawabnya lagi sambil langsung menekan pantatnya..
membuat seluruh batang penisnya amblas ke dalam lubang memek Hanifah.. Jlebbh..!

"Awwwwww..!!” Jerit Hanifah kaget akan serangan mendadak dari mertuanya..
"Abah nakaaallll..!!” Jerit Ifah sambil mencubit dada bidang Madi dengan gemas..
Madi hanya terkekeh melihat ekspresi kaget dari menantunya itu.

"Apa sudah masuk semua bah..?” Tanya Hanifah sambil menundukkan wajahnya..
melihat ke bawah perut buncitnya.

"Sudah masuk semua..?” Tanya Ifah lagi.. seolah tak percaya lubang kewanitaannya mampu menelan..
batang penis mertuanya yang besar dan panjang itu.

"Hihihi.. Butuh abah hilang..!!” Tawa genit Hanifah..
Seolah lucu melihat penis mertuanya yang sudah amblas seluruhnya..
Hanya menyisakan bulu-bulu hitam lebat yang menempel erat di selangkangannya.

"Ahhh.. Punya Ifah nikmat banget..!!” Puji Madi sambil pelan-pelan menarik pantatnya ke belakang..
membuat batang penisnya kembali terlihat..
Jlebb.. kemudian ditekan lagi ke dalam.. sehingga batang penisnya kembali menghilang..

"Ahhh.. hi.. hi.. hi.. Lucu..!!” Kembali Hanifah mendesah sambil tertawa geli.. Matanya seolah tak berkedip..
menyaksikan batang penis mertuanya yang semakin lancar keluar-masuk di lubang memeknya.

Melihat tingkah manja dan genit dari menantunya itu..
membuat Madi semakin bersemangat menarik dan menekan pantatnya.

"Ahhhh.. Enak banget bah..!” Desah Ifah..
"Enakkk.. Ahhhhh.. ahhhh.. ahhhh..!!”

Semakin lama Ifah semakin tak dapat mengontrol dirinya..
Kenikmatan yang dirasakan oleh gesekan dan tusukan di kewanitaannya..
menjalari di sekujur tubuhnya membuatnya semakin mendesah..

Sesekali diapun memaju-mundurkan pantatnya menyambut tusukan-tusukan mertuanya itu..
"Ahhhh.. Ahhhhh.. ahhhhhhhhh..” Plok.. plok.. plok..!!

Desahan manja Hanifah bersahutan dengan bunyi beradunya selangkangan mertua dan menantu itu.
Seolah menjadi simfoni buat telinga mereka berdua.. menambah semangat mereka..
untuk merengkuh nikmat tertinggi dari pergulatan birahi yang mereka lakukan.

"Ahhhh terus bah..!! Yang daleemmmm.. ahhhh..!! Enaaaakkkk..!!”
Ifah tak berhenti meracau dan mendesah.. meluapkan kenikmatan yang dirasakannya..

"Iyaa.. Sayang.. Iya.. Ahhhh.. Enaakkk bangett..!!”
Ujar Madi sambil terus menggoyangkan pantatnya maju-mundur dengan mantap..

"Ahhhhh.. Abaahhhh.. Jilatin pentil Ifah..!” Pinta Ifah sambil mendesah.
Tangannya memeluk kepala mertuanya dan membenamkan ke buah dadanya..

"Ahhhh.. iyaaahhh.. iyaaahhhh.. jilatin pentilnya..!” Jerit Ifah histeris.. karena Madi hanya menciumi..
dan menggigiti daging kenyal buah dadanya.. meninggalkan jejak basah dan merah di mana-mana.

"Pentilnya bahh.. Pentilnya..!” Jerit Ifah setengah berteriak memerintah mertuanya.
"Hee.. Hee.. Hee.. Gatal ya sayang..?” Ledek Madi terkekeh mesum melihat menantunya menikmati permainannya..
"Iya bah.. ahhh.. Gatel bangett.. pentil Ifah..” Rengek Ifah.

"Rasakan nih menantu nakal..” Gumam Madi..
sambil mulutnya mulai didekatkan ke puting susu menantunya yang semakin tegak mengeras..
"Ahhhhh.. iyahhhh.. gitu bah.. Enaaakkk..” Desah Ifah keenakan.

"Ahhhhh.. ahhhhh.. ahhhhh.. Ifah mau pipis bah.. Ifah ga tahan..” desah Ifah lirih demi merasakan kedutan-kedutan ringan..
yang semakin lama semakin hebat menyerang lubang memeknya..

"Ahhhhh.. Ifah pipis bah.. Ahhhhhh.. Abah.. .Ifah Pipis..!” Jerit Ifah histeris dan.. Creet.. creet.. creet.. Creeeeetttttt..
Semburan kenikmatan dari lubang memek Ifah menyemburkan cairan orgasme membasahi batang penis Madi..
yang masih keluar-masuk dengan lancarnya.

Cleppp.. cloppp.. cloppp.. cleppp..! Bunyi becek yang terdengar dari dalam lubang memek Hanifah..
Madi terus menggoyangkan pantatnya maju-mundur..

Sementara Ifah hanya terdiam nafasnya ngos-ngosan..
Dadanya naik-turun meresapi puncak kenikmatan yang barusan diraihnya..

"Abah.. Berhenti dulu.. Ngiluuu..” Pinta Hanifah karena Madi tidak memberinya kesempatan beristirahat,
"Ahhhh tanggung sayang.. Lagi enak..” Jawab Madi.

"Pantat Ifah sakit bah duduk terus..” Rengek Hanifah lagi..
"Sambil berdiri aja ya bah..” Ajak Hanifah sambil mengerling genit..

"Hehehe.. Boleh.. Boleh..” Kekeh Madi sambil mencabut batang penisnya. Cplop..!
Terlihat batang penis Madi mengkilat akibat cairan kewanitaan Hanifah..

"Ayo sini sayang..” Madi menjulurkan tangannya membantu Ifah turun dari pinggiran bak mandi..
”Berbalik sayang.. Nungging di situ.. Abah mau coba dari belakang..”
Perintah Madi sambil memposisikan tubuh menantunya itu..

Tanpa membantah Hanifah menurut perintah dari mertuanya.. Badannya ditunggingkan ke belakang..
sementara tangannya bertumpu di pinggiran bak mandi yang tadi didudukinya.. Plok.. plok..!!

"Awwww.. Abah.. Kenapa pantat Ifah ditampar.. Sakiiittt..” Rengek Ifah Manja..
tak menyangka pantatnya yang mulus itu ditampar mertuanya.. sehingga terlihat memerah..

"Habisnya kamu nakal.. Menantu nakal pantas ditampar..” Canda Madi..
"Iiihhh abah.. Ifah nakal.. Tapi abah suka kan..?”
Jawab Ifah sambil dengan genitnya menggoyangkan pantatnya menggoda Madi.

"Dasar nakal.. Dinasehati malah semakin nakal..”
Ujar Madi sambil mengarahkan batang penisnya ke celah di antara pantat Hanifah..
Terus menusuk ke depan ke arah celah kewanitaan Hanifah.. Bleessepp..!

"Ahhhhh..” Desah Hanifah merasakan lubang kewanitaannya kembali terisi batang penis yang keras..
Ifah menyambutnya dengan semakin menunggingkan pantatnya ke belakang..

"Ahhh.. Sempit banget..” Puji Madi..
"Puki Ifah enak kan bah..?” Tanya Ifah..

"Iyahh.. Enak banget sayang.. Sempit banget.. Hangat lagi..” Puji Madi.
"Ahhhh.. Butuh abah juga enak.. Keras banget.. Besar dan panjang lagi..

Terasa penuh di puki Ifah.." Ifah pun memuji Madi.. membuat ego Madi semakin melambung..
dan melipatgandakan tenaganya.. membuatnya semakin bersemangat menggoyang menantunya dari belakang..

Tangannya terjulur ke depan meremas buah dada Hanifah yang tergantung dan bergoyang goyang..
mengikuti goyangan tubuh Ifah yang terus digenjot mertuanya dari belakang.

"Ahhhh.. Abah.. Ifah mau pipis lagi..” desah Ifah.. karena merasakan dari dalam lubang memeknya..
kembali muncul kedutan-kedutan yang menjalarkan aliran nikmat ke syaraf-syaraf yang ada di seluruh tubuhnya..

"Ahhhh.. Abah.. Ifah pipis.. Ahhhhh..” Cret.. crett.. creettt..! Kembali semburan hangat membasahi batang penis Madi..
yang semakin lancar keluar-masuk menggesek lubang memek Hanifah yang semakin membanjir..

"Abah.. Udahan dulu.. Ngiluuuu..” rengek Hanifah.. karena Madi terus menggoyangkan pantatnya..
tanpa memberi kesempatan Menantunya untuk menikmati orgasmenya..

"Heheheh.. Tanggung sayang.. Lagi enak..” Kekeh Madi..
"Ifah ngiluuuu bah..!!” Jerit Ifah semakin keras..

"Ifah pipis lagiiii..” Creeettt.. creeetttt.. creeetttt..!
Lagi-lagi cairan hangat tanpa bisa ditahan menyembur membasahi penis Madi..

"Ahhhh.. Enak kan sayang..?” Tanya Madi sambil terus menggenjot lubang memek Hanifah..
"Iyaahhhh ahhhh.. Enak..” Desah Ifah..

"Enakan mana sama punya suamimu..?”
Tanya Madi lagi ego pribadinya keluar.. berharap menantunya itu memuji keperkasaannya..

"Suami..?” Ifah tertegun.. Roman mukanya yang semula dipenuhi birahi mendadak berubah drastis.
Bayangan wajah mas Rahmat-nya berkelebatan di pelupuk matanya yang tanpa disadari mulai meneteskan air mata..

"Mas Rahmat..” Gumam Ifah lirih..
Sementara tubuhnya masih terus berguncang akibat sodokan-sodokan dari mertuanya..

"Abah.. Berhenti.. Ini salah..” Lirih Ifah sambil wajah sayunya menengok ke belakang..
ke wajah mertuanya yang masih terus berkonsentrasi mengejar kenikmatan birahi dari lubang kewanitaannya..

"Abah.. Udah..!!" Jerit Ifah mengagetkan Madi..
"Udahan bah.. Ini salah..” Ifah berkata lirih.. mengharap belas kasihan dari mertuanya..
air matanya mulai mengalir membasahi pipinya..

"Lho.. Kenapa sayang..? Abah kan belum keluar..?” Tanya Madi keheranan..
sementara batang penisnya masih menancap di celah kewanitaan Ifah.
Tangan Madi pun masih erat mencengkram pinggang menantunya itu..

"Udahan bah.. Lepasin Ifah..!” Pinta Ifah sambil berusaha memajukan badannya..
berharap agar batang penis Madi keluar dari lubang kewanitaannya..

Tapi Madi lebih sigap.. dia mempererat cengkraman tangannya di pinggang Ifah..
sedangkan pantatnya lebih ditekankan lagi ke depan..
Sehingga posisi batang penisnya semakin mantap menancap di lubang kewanitaan Ifah.

"Abah.. Lepasiiiiinnn..!!”
Jerit Ifah menanggapi reaksi dari mertuanya yang seakan tidak mendengar permintaannya..

"Ga akan abah lepasin.. Ifah sudah janji.. Ini kan upah abah..”
jawab Madi sambil kembali memaju mundurkan pantatnya.

Plok.. plok.. Plok..! Bunyi selangkangan Madi yang menumbuk pantat Ifah. Cleep..cleep..cleep..!
Bunyi becek juga terdengar kembali bersahutan..
seiring Madi yang semakin cepat menggoyang tubuh menantunya.

"Abaahhh.. udah.. huhuhu..” Ifah berkata lirih.. dia tak kuasa menahan kesedihannya.
Sementara Madi semakin tak peduli dengan keadaan Ifah..
semakin lama semakin cepat dia memaju-mundurkan pantatnya.

"Ahhhh.. Enak banget.. Ahhhh.. Ughhhhhh..”
Desah Madi sambil tangannya mulai terjulur ke depan ke arah selangkangan Ifah.

"Ahhhhh.. Ini dia yang bikin mabuk kepayang..!!”
Serunya lagi sambil membelai bulu-bulu halus yang menghiasi di bawah pusar menantunya.

Sementara Ifah hanya bisa menangis sambil sesekali memohon untuk dilepaskan.
Sesekali Ifah berusaha menggelinjang untuk melepaskan diri..

Namun karena kuatnya pelukan mertuanya dan rasa lemas yang dirasakan..
akibat beberapakali orgasme yang tadi dialaminya.. membuat semuanya sia-sia..
Malahan gelinjangan Ifah menambah kenikmatan buat Madi.

"Ahhhh.. Terus.. Terus-lah menggelinjang.. Ahhhh.. Enaaakkk..!!” Desah Madi..
Karena tiapkali Ifah menggelinjang reaksi lubang kewanitaannya seperti meremas-remas batang penis Madi..

"Ahhhh terus sayang.. Enakkk..!!” Desah Madi lagi.. tangannya yang tadi membelai bulu jembut Ifah..
berpindah lebih ke bawah lagi.. ke arah celah kewanitaan Ifah.

Tangannya bergerak liar.. menggeseki daging kecil yang menonjol di antara bibir memek Ifah.
"Ogggghhhhhh..!” Jerit Ifah tertahan ketika daging kecilnya tersentuh Madi..

Lubang kewanitaannya pun ikut bereaksi semakin sering dan keras meremas-remas batang penis Madi.
"Oggghhhhh.. Abah.. Hentikan..” Desah Ifah..

Reaksi tubuhnya yang tadinya berusaha berontak untuk melepaskan diri berubah secara drastis..
Secara refleks Ifah kembali menggoyangkan pantatnya maju-mundur..
Mengimbangi setiap sodokan batang penis yang semakin kuat dan cepat menggeseki lubang kewanitaannya..

Ditambah dengan permainan tangan Madi di daging kecil, kelentitnya membuat Ifah kembali terlena.
”Ahhhhh.. ahhhhh.. udahhhh..!!” Desah penolakan Ifah semakin lama semakin lemah.

Malahan sekarang pantatnya semakin ditunggingkan ke belakang..
Seolah mempermudah Madi untuk semakin dalam menusukkan batang penisnya.

"He.. he.. he.." Madi terkekeh mesum karena melihat menantunya yang kembali hanyut dalam permainannya..
"Abah.. Udahan.. Ahhhhh.. Ifah ga mau.. Oghhhh..!” Suara lirih penolakan Ifah bercampur dengan desahannya.
Seolah berbanding terbalik dengan gerak tubuhnya yang sekarang ikut mengimbangi genjotan Madi.

"Ahhhhh.. Abahhhh.. Ahhhhhh..” Ifah mengejang dan pantatnya digoyangkan maju-mundur semakin cepat..
Dan creet.. creettt.. creeetttt..! Kembali cairan puncak kenikmatan menyembur membasahi batang penis Madi.

”He.. he.. he.. Menolak tapi kok muncrat juga..!?” Ledek Madi..
Sementara Ifah hanya diam memejamkan matanya meresapi puncak kenikmatan yang baru saja diraihnya.
Nafasnya terengah engah seolah habis berlari jauh.. Badannya terguncang akibat genjotan Madi..

"Ahhhh.. ahhhh.. Enakkk..!!” Desah Madi.. sambil tangan yang tadi memegang pinggang Ifah naik ke atas..
ke arah buah dada Ifah yang terlihat bergoyang ke sana kemari.

Dengan lincah tangannya meremas buah dada menantunya itu.
"Ahhhh.. Abah.. Udahhhh..!” Desah Ifah pelan karena kehabisan tenaga.

"Ifah.. Ga kuat lagi..” desahnya lagi..
"Hehehe.. Bentar lagi sayang.. Abah sebentar lagi..” Jawab Madi tak peduli dengan Ifah yang terlihat kelelahan..

Dia semakin kuat dan cepat menumbukan selangkangannya ke pantat Ifah.
"Ahhhhh.. Abah bentar lagi keluaaarrr..!!!”
Teriak Madi seolah tak peduli kalo teriakannya terdengar oleh orang lain.

"Ahhhh.. Abahhh.. Jangan di dallaaammm..!!!” Jerit Ifah sambil berusaha menarik pantatnya ke depan..
berharap cairan sperma Madi tidak menyirami rahimnya yang sudah terisi janin buah cinta dengan suaminya.

”Abah.. Maunya di dalam..!!” Jawab Madi sambil tangannya kembali memeluk pinggang menantunya dengan erat..
sehingga batang penisnya tidak terlepas dan tetap menancap dengan gagahnya.

Selangkangannya semakin cepat dan kuat ditumbukkan dengan pantat Ifah.
"Ahhhh.. Abah ga kuat lagiii..!!” Jerit Madi dan Crot.. crot.. crootttt..!

Cairan sperma Madi menghambur mengisi ruang terdalam dari rahim Ifah.
"Ahhhhhh.. Abahhhhhh..!” Jerit Ifah tertahan dan serr.. serrr.. srrrr..!

Kembali cairan kewanitaannya pun seolah tak mau kalah ikut juga menyembur keluar..
bercampur dengan sperma Madi.. membuat lubang kewanitaan Ifah semakin becek..

"Hah.. hah.. hah..” Nafas Madi ngos-ngosan.. dadanya naik-turun.
Sementara batang penisnya masih menancap.. seolah ingin selamanya bersemayam di celah kewanitaan Ifah.

Tangannya membelai punggung mulus menantunya yang basah karena keringat..
"Abah jahat..” Ujar Ifah, airmatanya mengalir tak terbendung lagi..

Dia merasa Hina.. merasa kotor.. karena tidak bisa menjaga kehormatannya..
Tidak bisa menjaga janji setia pernikahannya.. entah bagaimana nanti dia bertemu suaminya..

Yang lebih membuatnya bersedih adalah:
Kenapa dia harus ikut terlena menikmati permainan zina bersama mertuanya..

Ifah menyesali kenapa harus berjanji untuk melayani mertuanya selama suaminya tidak di rumah.
Tak terasa airmata semakin deras mengalir membasahi pipinya.

Sederas cairan sperma bercampur cairan kewanitaannya yang mengalir membasahi pahanya. E(. )n( .)D
-------------------------------------------------ooOoo------------------------------------------------

End of Cerita 198..


Sampai Jumpa di lain Cerita.. Adios.. :bye:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd