Prolog
Bandara Soekarno-Hatta
Jakarta, 07 Januari 2017.
Pukul 15.30 wib terlihat sebuah pesawat Garuda
Boeing 777-300ER baru saja mendarat di bandara Soekarno-Hatta, “Aaaaaa akhirnya sampai juga,” bathin seorang gadis yang berwajah oval, rambut panjang tergerai sampai kepinggang.
Dengan memakai baju katun
street dan celana
jeans hitam. Dan ditambah dengan
red high heels. Gadis itu melangkah dengan gemulai, senyumannya terus menghiasi wajahnya. Sangat jelas sekali terlihat rona bahagia tengah menyelimuti hatinya. Sedangkan matanya terus mencari sesuatu di antara kerumunan orang yang memadati Bandara.
“Duh kangennya temen-temen gue pada jadi jemput gak ya,” Ujarnya dalam hati seraya melirik Arloji yang melingkar di lengan tangan kanannya.
Tak terasa baginya. Setelah menempuh pendidikan di
Columbia University, Amerika Serikat. Akhirnya, ia pun bisa kembali ke tanah air tercintanya ini, “Deqwoooo!!! Antaaaaa!!!” Teriaknya memanggil kedua temannya yang terlihat sedang menunggu kedatangannya di lobi Bandara.
“Hei Virda,tambah cantik aja lu sekarang,” sapa Anta sambil bersalaman dan memeluk tubuhnya sebentar, “Ah gue mah dari dulu gini aja An,hihihihi."balas Virda sambil tertawa kecil.
“Oh, ya Wo! Gimana kabar lu sekarang?” Tanya Virda yang tak lupa menyapa temannya Deqwo yang terlihat hanya diam dan sedikit tersenyum.
“Baik kok Vir! Kamu gimana kabarnya?” balas Deqwo.
“Baik kok! Lu gak pernah berubah ya Wo? Tetap aja pendiem kaya dulu,”
“Biasa aja kok !!! ” Deqwo tersenyum simpul, berusaha menutupi giginya yang belum sempat disikat.
“ Yuk cabut! gue capek nih, pengen cepat-cepat istirahat!" Ajak Virda.
“Ok, tuan putri! Wo bawain tuh barang-barang Virda,” ujar Anta yang membuat Virda hanya mengeleng-mengelengkan kepalanya. “Dasar gak pernah berubah.” bathinnya.
“Lu bantuin dia juga dong Antaaa,"teriak Virda yang merasa kasihan pada Deqwo, karena kebiasaan Anta yang selalu menyuruh dirinya.
“Ya ya neng! Gue bercanda kok hehehehe,” balas Anta sambil tersenyum kecut lalu membantu Deqwo untuk membawakan barang-barang Virda menuju ke mobil
Mercedes Benz G-class B 4 NTA miliknya Anta.
Anta memacu mobilnya dengan perlahan. Sambil sesekali melirik ke arah Virda yang duduk di sampingnya. Sedangkan Deqwo duduk di belakang.
Selama perjalanan, Virda hanya bisa tersenyum ketika melihat kedua temannya Anta dan Deqwo yang selalu bercanda selama mengantarkan dia untuk pulang ke rumahnya. Ada kerinduan yang selama ini dirasakan Virda namun sekarang, setelah ia melihat kedua temannya, rasa rindu itupun sudah mulai terobati.
Sejenak, dalam benak Virda, ia kembali menginggat masa-masa saat SMA dia dulu, saat di mana ia mengenal kedua sahabatnya Anta dan Deqwo.
oOo
Virda (kecil)
Jakarta, 08 Juli 2008
Pagi hari, saat sinar matahari masih lembut menyapa. Di sebuah SMA Swasta Bahtera
yang terkenal, terlihat para siswa dan guru mengikuti sebuah upacara penyambutan bagi Siswa-siswi baru.
“Assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh, selamat pagi, salam sejahtera bagi Siswa-siswi SMA Bahtera,” kata kepala sekolah SMA kepada Siswa-siswi didiknya yang baru.
“Wa'alaikumu salam warahmatullahi wabarakatuh,”Serentak para Siswa-siswi baru SMA menjawab salam.
“Pertama-tama saya ingin mengucapkan selamat datang pada Siswa-siswi baru di SMA Bahtera,” Kepala sekolah memulai kata-kata sambutannya.
Sedangkan di dalam barisan, terlihat dua orang siswa baru terlibat percekcokan kecil hingga membuat para siswa lain yang mendengarnya pun langsung menoleh memperhatikan mereka berdua.
“Hei lu jangan nginjek kaki gue dong!” bentak salah satu siswa yang bernama Anta.
“Maaf aku gak sengaja,” balas siswa bernama Deqwo yang meminta maaf karena tak sengaja menginjak kaki Anta.
“Gak sengaja gak sengaja Mata lu taruh dimana hah!! lu gak tahu siapa gue!!” bentak Anta yang tersulut emosinya dan mencengkram erat kerah baju Deqwo.
“Hei kalian berdua udah dong lagi upacara nih,” kata salah satu siswi baru yang bernama Virda.
“Lu siapa hah? Gak usah ikut campur deh dasar cewek!!” Anta pun ikut membentak Virda yang mencoba melerai mereka berdua.
“Hei kalian bertiga bisa diam!!” Bentak kepala sekolah yang berhenti memberikan kata-kata sambutannya. Dan tak ketinggalan pula terlihat dua orang siswa anggota Osis mendatangi tempat Anta, Deqwo, dan Virda.
“Kalian bertiga ikut kami!!” kata dua orang kakak kelas anggota Osis ketika menghampiri mereka.
“Tapi kak aku kan cuman melerai mereka,” Virda yang merasa dirinya tak salah membantah perintah kakak-kakak kelasnya itu. “Udah jangan bantah! kalian bertiga ayo ikut keruang BP!!” balas kakak-kakak kelasnya itu dengan tegas.
“Gue gak mau ikut! Gue gak salah!!” Anta pun ikut membantah karena dirinya merasa bahwa dia yang memulai duluan, Sedangkan sebaliknya Deqwo lebih memilih berjalan lansung menunju ke ruang BP tanpa membantah sama sekali.
“Udah! lu jangan bantah! Masih baru sudah berulah!!” kata salah satu kakak kelasnya sambil menarik paksa Anta keruangan BP.
“Kak aku juga tetap ikut mereka nih?” tanya Virda yang masih berharap ia tak ikut dengan dua siswa yang belum dikenalnya itu.
“Iya kamu gak usah bantah!!” kata kakak kelasnya yang membuat Virda akhirnya pasrah berjalan menunju ke ruang BP.