Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT VIRDA

PART 6


DEQWO

Arrgggg.......

Prangggh.......


"Kenapa gue bego banget."

"Bodoh... Bodoh... Bodoh..." teriak Deqwo menjambaki rambutnya sendiri dan membanting semua bingkai foto yang ada dikamarnya. Untung saja dirumah sedang sepi.

Ayah, ibu dan adik-adiknya sedang menginap di rumah pamannya. Sapi pamannya yang paling tua akan melahirkan, dan akan diadakan acara selametan tujuh hari tujuh malam. Dan juga resepsi pernikahan. Karena selama ini, sapi pamannya tersebut hanya nikah siri dengan sapi jantan tetangga.

Warga kampung heboh dan berbondong-bondong menghadiri acara tersebut. Karena sapi yang akan melahirkan adalah sapi jantan. Oke skip.... Sampai di situ dulu pengumumannya.

KEMBALI KE LAPTOP.

Sepulang dari apartement Dona. Deqwo merasa tak punya harga diri lagi, keperjakaan yang selama ini ia jaga telah hilang. Dia mengurung diri di kamar, wajah pias memerah. Menyesal, murka, kecewa kepada dirinya sendiri. Mengapa ia bisa terlena melakukan hubungan intim dengan Dona.

Pikirannya kacau balau seperti semak belukar dibelantara hutan. Harga dirinya sudah hancur lebur. Pandangan matanya redup seusai mabuk semalam. Dengan tangan gemetar Deqwo mengambil satu foto Virda yang jatuh retak kacanya dan tergeletak di lantai.

"Auh..." Deqwo meringis kesakitan saat ibu jarinya tergores pecahan kaca. Ia mengecup dan menghisap ibu jarinya sendiri.

Untung saja bukan ibu jari Anta.

Kamar Deqwo sudah seperti kapal pecah, sprei dan bantal sudah terlempar jauh dari tempat tidur. Pakaian dalam sudah dibuang ke luar jendela dan tersangkut di jemuran tetangga.

Tetangga Deqwo, seorang janda berumur 55 tahu yang hidup menyendiri setelah ditinggal mati suaminya. terheran-heran melihat pakaian dalam berbentuk segitiga size S dan kolor bertali bergambar Upin Ipin itu, tercampur dengan G-String miliknya di tiang jemuran.

Janda yang bernama Painem itu melirik kiri kanan, setelah dirasa aman ia memasukan kolor Deqwo ke dalam keranjang pakaian dan berlari masuk ke dalam rumahnya.

Sedangkan Deqwo, dia menangis pilu meratapi hidupnya yang telah hancur. Ia merasa ini semua tidak adil.

"Mengapa harus Dona! Dan bukan lu Vir..." Deqwo menggeram.

Arrgggghh.....

Teriakan histeris Deqwo menggema ke seluruh kamar. Para Cicak ketakutan mendengar suara teriakan Deqwo, dan bersembunyi di celah-celah dinding.

Rasa cintanya yang besar kepada Virda, dan rasa ingin memiliki sudah membutakan akal sehatnya. Ia dengan sangat terpaksa berkomplot dan menyetujui rencana licik Dona.

"Hickh ... Hichk... Lo jahat Wo." Dona menangis seraya mendekap erat selimut untuk menutupi tubuh polosnya. "Kenapa lo ngelakuin ini ke gue?"

"Gue..gue.. Gue juga gak sadar ngelakuin ini Don, argghhhh...."

Melihat raut wajah penyesalan Deqwo, Dona mulai berpikir untuk menyusun rencana ."Kenapa gak gue manfaatin si Deqwo aja yah!" batin Dona.

"Gue ada ide! Lo gak harus tanggung jawab sama gue." Dona tersenyum miring melirik ke arah Deqwo yang frustasi. "Dan lo harus setuju dengan rencana gue."

"Apa? Lu mau berbuat licik lagi. Gak Don, gue gak akan setuju rencara picik lu." tegas Deqwo mengetahui gelagat mencurigakan dari Dona. "Kalo lu mau menyakiti Virda hadapi gue dulu."

Dona memasang wajah sendu dan mulai ber-acting menangis. "Kalo gitu lo harus tanggung jawab atas apa yang lo lakuin ke gue hiks..hiks.."

"Dan inget Wo, lo gak akan pernah dapetin Virda karena lo harus nikahin gue secepatnya." ancam Dona.

"Tapi kita sama-sama mabuk Don. Dan gue gak sadar ngelakuin itu ke lu."

"Gak perduli!! Pokoknya lo tetap harus bertanggung jawab. Tega yah lo Wo sama gue, setelah lo nikahin gue nanti jangan harap lo bisa deket dengan Virda dan Anta lagi." kecam Dona tersenyum licik dibalik selimut.

Deqwo gusar dan panik mulai kehilangan akal sehatnya. "Oke..oke.. Jadi apa rencana lu?" ucap Deqwo melihat Dona yang ada di sampingnya.

Gotcha

Dona tersenyum misterius memandang Deqwo. "Satu kunyuk sudah masuk ke perangkap gue. Tinggal menjalankan rencana berikutnya." batin Dona berkata. Pikiran iblis mulai merangsek masuk kepada mereka berdua.

"Vir, biar bagaimanapun lu harus gue dapetin. Cuman gue yang pantas memiliki lu Vir.. Bukan dia dan bukan pria manapun." ucap Deqwo berapi-api meremas sapu tangan sambil mengelap air matanya sendiri.


ANTA

Sinar matahari mulai mengintip dibalik gorden yang terbuka, cahaya mentari menembus kaca jendela kamar Anta.

Kelopak mata Anta terbuka. Ia terbangun dari tidurnya.

Anta berjalan gontai menuju ke arah kamar mandi. Ia mengucek-ngucek matanya dengan kaus oblongnya, dengan rambut yang masih acak-acakan, wajahnya masih terlihat tampan.

Anta berdiri menghadap wastafel dan membasuh wajahnya dengan air. Ia bercermin dan melihat noda listick di sekitar pipinya.

"Setan !! Dasar Banci kaleng." Anta menggerutu sendiri sambil mengapus noda lipstik yang ada di pipinya.

Ingatan Anta kembali pada tadi malam. Dimana dia sedang menikmati keheningan malam dijempatan penyebrangan. Suatu kebiasaan Anta yang hampir tiap minggu dia lakukan.

Anta akan mendatangi jembatan penyebrangan yang ada ditengah Kota. Dan di jembatan itu, dia selalu menikmati kesendiriannya dengan menarap langit malam yang tanpa bulan dan bintang.

Dan Naas bagian Anta malam itu. Dua orang Banci menghampirinya dan langsung mencium pipi Anta tanpa pamit.

"Hmmmm.... Nasib orang tampan. Kagak Emak - Emak, gadis perawan, banci, selalu aja tergoda sama tampangku"

Anta hanya tersenyum mengingat hal itu. Kemudian dia memutar shower dan membersihkan diri.

Setelah selesai. Anta keluar dari dalam kamar mandi dengan hanya berlilitkan handuk sebatas pinggangnya. Anta mengecek ponsel yang terletak diatas tempat tidurnya. Tidak ada notif pesan atau panggilan tak terjawab.

Setelah berpakaian rapi, Anta menuju ruang makan. Segelas susu hangat terletak di atas meja. Anta meminum susu itu sampai ludes.

"MBOOKKK !! Aku berangkat ya.!" Teriak Anta.

"Nggak sarapan dulu ?" Si Mbok menyahut dari dalam dapur.

"Nggak !! Mau sarapan Lontong aja di luar!"

Anta menuju garasi mobilnya. Setelah berada di dalam mobil, Anta mencoba menelfon Deqwo, tapi tidak tersambung.

"Somplak nih anak. Pake kagak aktif pula Hp nya!" Anta menggerutu.

Anta memacu mobilnya menuju rumah Deqwo. Kurang lebih 35 menit ia sampai dirumah Deqwo. Anta memakirkan mobilnya di halaman rumah Deqwo dan bergegas memasuki teras rumah.

Tok Tok Tok

"Wo... Wo...!" Anta memanggil sambil mengetuk pintu rumah Deqwo. Tapi tidak ada sahutan.

"Itu ada motornya diluar, pasti ada di dalam orangnya." Batin Anta.

"Wo... Aku tau kau di dalam. Buka woi.."

"Maaf mas."

"Astafirullah alazim." Anta beristigfar saat melihat seorang wanita dengan dandanan menor sudah berada di sampingnya.

"Mas, cari mas Deqwo kan? Ada kok dia didalam. Tadi pagi saya liat." seraya mengedip-ngedipkan matanya. "Kalau ndhak dibukain pintu mampir dulu kerumah saya mas."

Anta bergidik ngeri, dia seperti melihat penampakan. Anta langsung melambaikannya ke atas. "Tidak !! Aku nyerah kalau begitu." menggelengkan kepalanya.

Wanita itu langsung mencubit dada Anta tepat disamping putingnya.

"AWWW !!" Anta meringis kesatikan.

"Bronis nakal deh!!" Ujar wanita dengan sambil menjilati bibir sendiri.

Anta langsung menggerakan engsel pintu.

Krekkkk !!

"Sial rupanya pintu tak terkunci." gerutu Anta dan langsung masuk ke dalam rumah Deqwo.

Brakkkk

Anta menbanting pintu dan menguncinya dari dalam.

"Mas kalau mau mampir saya tunggu loh" Teriaka Painem dari luar.

Anta berlari ke arah kamar Deqwo dan membuka pintu.

Betapa terkejutnya ia mendapati kamar yang hancur seperti terkena tsunami. Pecahan kaca berserakan di lantai, bingkai foto semasa sekolah hancur tak bersisa.

Ia mulai peka atas keadaan semua ini. Anta melihat Deqwo tertidur pulas di kolong meja sambil memegang botol wisky kosong di tangan kirinya. Sedangkan tangan kanannya memegang selembar foto. Anta mengambil foto tersebut dari tangannya. Anta hanya menggelengkan kepala saat melihat foto tersebut.

"Masalah ini lagi" Gumam Anta sambil melemparkan foto tersebut ketempat tidur. "Wo... Bangun woi.." Anta menggoyang bahu Deqwo.

"Hemmm..."

Perlahan mata Deqwo mulai terbuka, terlihat sangat sembab dan merah.

"Kau nangis Wo?"

"Pergi lu, jangan ganggu gue dulu." jawab Deqwo memandang kosong.

"Bangun cepat, atau mau aku guyur kau pakai air es?"

"Pergi lu, gue bilang jangan ganggu gue." teriak Deqwo sambil menangis.

"Cemen kali kau jadi orang, cepat bangun atau aku seret kau ke depan rumah." ancam Anta tegas tidak main-main.

Deqwo mulai meratapi nasibnya, cinta yang selama ini ia pendam untuk Virda semakin menyakitkan.


VIRDA
Virda tersenyum memandang satu kotak besar beirisi gaun cantik berwarna hitam, warna yang sangat kontras dengan warna kulit Virda yang putih. Gaun pemberian Nick seusai makan malam tadi.

Nick bilang akan di adakan ulang tahun perusahaan dan pak Baratama akan memperkenalkan Nick sebagai pemegang jabatan tertinggi di perusahaan. Virda secara pribadi diminta untuk pergi bersama Nick berdua ke acara tersebut.

Tersentuh hati Virda saat Nick mengatakan kalau Virda sangat special dihatinya. "Apakah ini cinta" batin Virda. Kedua tangan Virda memeluk dirinya sendiri.

Ada getaran di hatinya. Perasaan yang tak bisa digambarkan. Rasanya bahagia sekali malam ini. Virda termenung dan senyum-senyum sendiri.

"Darr..."

Virda terlonjak dari tempat tidur saat ada seseorang yang menepuk bahunya. "Eh.. Mama kapan masuk? Aku kok gak denger!"

"Hemm... Daritadi mama ketuk pintu gak ada jawaban. Ternyata anak mama senyum-senyum sendiri begini." sindir mama Cindy dan heran saat melihat gaun hitam yang ada di depannya. "Dari siapa ini sayang? Cantik sekali." ucap mama Cindy mengambil gaun cantik dari kotaknya.

"Eh.. Itu dari..dari.. Temen Ma." kikuk Virda.

Melihat gelagat Virda yang gugup. "Teman atau teman?" mama Cindy menaruh gaun cantik itu kembali ke kotaknya dan duduk di sisi tempat tidur dekat Virda. "Sayang, mama gak akan ngelarang kok kalau kamu dekat dengan siapapun. Termasuk dengan pria yang memberikan gaun itu." ucap mama Cindy sambil memandang nanar gaun hitam tersebut.

Didekapnya kepala Virda dan membelai sayang rambut Virda. "Mama cuma gak ingin kamu terluka lagi seperti dulu." kata-kata mama Cindy terhenti saat memandang wajah sedih Virda.

Seorang ibu pasti sakit melihat anaknya terluka apalagi mengingat kenangan lalu saat Virda menangis seharian dikamar. Karena cinta yang tidak terbalaskan oleh Anta. "Anak mama sudah besar, sudah bisa memilah mana yang baik dan mana yang buruk. Mama tidak melarang pria manapun asalkan ia serius sama kamu dan bisa membuat kamu bahagia. Tidak menyakiti hati anak kesayangan mama ini."

Mengenang masa lalunya dengan Anta, raut wajah Virda berubah pias. "Tapi seiring berjalannya waktu semua itu hanya masa lalu Ma, udah gak ada artinya lagi. Aku harus bangkit dari keterpurukan itu, Mama lihat aku sekarang." jawab Virda dengan senyum dipaksakan.

"Aku menyukai seorang pria. Ia pria yang hebat, baik, pengertian, dan selalu mendukung apapun yang aku lakukan."

"Siapakah pria yang beruntung itu?" tanya mama Cindy penasaran.

"Temen aku dari Amerika Ma, orangnya open minded banget."

"Ohya kalau gitu kenalin dong ke Mama!" mama Cindy mulai mencairkan suasana sambil menaik turunkan alisnya.

"Minggu depan akan di adakan ulang tahun perusahaan Mah, di Ballroom Hotel berbintang. Nick akan menjemput aku untuk pergi kesana."

Melirik wajah riang putrinya. "Oke, Nick.. Sepertinya tampan. Mama tunggu ya, jangan sampai gak dateng loh."

"Iya Mamaku sayang." jawab Virda memeluk mama Cindy.

"Ya sudah, anak mama yang cantik harus tidur dulu. Agar besok gak kesiangan berangkat kerja."

Mama Cindy mengambil kotak gaun dan meletakannya di dalam lemari pakaian Virda. "Mimpi indah sayang." mama Virda mengecuk kening dan merapihkan selimut Virda.


NAYA

Tok Tok Tok

"Masuk."

Krekkk

"Maaf Vir, aku ingin menyerahkan ini data lengkap Costumer. Dan ini data klien penting yang akan datang ke showroom di Cimanggis."

"Letakan disitu Nay, Makasih yah." jawab Virda tanpa menoleh ke Naya.

"Vir.. Kamu tau gak?"

"Gak."

"Denger dulu deh sebentar, kamu pasti penasaran nanti."

"Apaan sih Nay? Pasti gosip tentang aku di kantor."

"Bukan Vir, ini tentang pewaris perusahaan ini." ucap Naya antusias tersenyum sumringah.

Virda mulai tertarik dan mengangkat kepalanya. " Terus?" tanya Virda ikut tersenyum.

Naya mulai semangat dan cengngengesan tidak jelas. "Anaknya pak Bara itu loh Vir katanya lulusan luar negeri, single, tampan, muda."

"Lalu?" Virda mengerutkan dahi merasa aneh karena cepat gosip beredar cepat di kantor. Virda memainkan bolpointnya dan mengetuk-ngetukan ke meja kaca.

"Hehe... Yah siapa tau aja anaknya pak Bara akan memilih diantara kita jadi pasangannya." kata Naya nyengir kuda. "Aku gak ke bayang deh kalo sampai terpilih dan menikah sama anak Boss."

"Kamu tau dari siapa gosip ini?"

"Berita ini bukan gosip Vir, aku diberitahu langsung oleh orang kepercayaan Boss langsung."

"Kepercayaan Bos! Siapa?" Virda mengerutkan keningnya

"Dari Cinthunk."

"Cinthunk... Siapa?"

"Sopirnya Boss besar."

"Oh.."

"Kok ohh aja sih?"

"Terus aku harus bilang wow gitu?" canda Virda.

"Hahaha....." tawa Naya.

"Kamu tuh teman yang asik di ajak ngobrol Vir, aku heran kenapa orang lain percaya gosip murahan tentang kamu."

"Gak apa-apa Nay, tar juga mereka capek sendiri."

"Kamu kok diem aja sih Vir? Digosipkan seperti itu."

Virda menghela nafas dalam. Virda merasa jengah dengan semua pemberitaan buruk tentang dirinya di kantor.

Hanya Naya asisten sekaligus temannya di kantor. Semua staft bahkan menjauhinya, karena takut terkena masalah. Bu Sasha lah yang membela dan memberi sanksi tegas bagi para staft yang membully Virda di kantor.

Sesungguhnya Virda sangat tertekan dan sempat pesimis. Ia juga melarang bu Sasha untuk selalu membelanya, agar para karyawan tidak merasa di anak tirikan.

Apapun yang ia perbuat tidak menambah nilai plus dimata karyawan lain. Segudang prestasi dan kegigihan Virda dalam menarik klien penting pun mereka anggap pasti mendapatkan bantuan dari pak Bara.

Hingga pak Bara yang terjun langsung menghadapi pemberitaan tidak benar di kantor.

Orang kepercayaan bu Sasha dikerahkan untuk mencari sumber gosip tersebut. Pernah sekali bu Sasha bertanya kepada virda. Tetapi Virda seperti menutupi dan membela orang yang menggosipkannya.

Dua hari lalu bu Sasha mengetahui siapa dalang yang telah menggosipkan Virda di kantor. Ia menyatakan orang tersebut akan dikenakan SP III tetapi Virda menolak dan memohon agar Dona diberi keringanan dan masalah ini tidak diperpanjang.

Bu Sasha tersentuh atas kebaikan hati Virda dan menganggap Virda seperti anaknya sendiri. Bu Sasha memeluk Virda dan membelai sayang.

Dalam hati bu Sasha berjanji akan menjaga Virda layaknya putri sendiri. Ia berpikir Nick benar-benar telah menemukan wanita yang tepat.

"Vir.. Hei.. Kamu ngelamun." ucap Naya membuyarkan lamunan Virda.

"Eh.. Gak kok."

"Ya sudah, aku balik ke mejaku ya?"

"Oke Nay, Makasih yah." jawab Virda tersenyum. "Sudak hampir jam pulang kerja nanti kita bareng ke bawah ya?"

"Siap Bu, hehe.." Canda Naya. Virda hanya tersenyum menaggapinya.

Sepulang kerja Virda dan Naya berjalan bersama memasuki lift karyawan.

Semua karyawan minggir dan tak mau mendekati Virda dan Naya. Jangankan mendekat menyapa pun tidak.

Entah apalagi yang digosipkan oleh Dona. Karyawan lain mulai berbisik-bisik. Virda hanya menghela nafas.

Naya melotot memandang tajam mereka satu persatu. Mereka hanya menundukan kepala karena takut terkena SP.

Lift berhenti dan terbuka. Virda dan Naya berjalan beriringan keluar menuju lobby perusahaan.

"Eh liat tuh kesayangannya Bigboss, sombong banget ya."

"Apalagi kacungnya itu laga sok jadi Boss dan selalu mebela majikannya."

"suut.. Tar kedengeran dia, bisa di adukan ke Boss kamu."

Karyawan lain mulai menyindir Virda. Namun Virda hanya tersenyum memandang mereka.

"Apa yang kalian bicarakan?" suara bariton seorang pria mengagetkan Virda. "Apa kalian semua ingin dipecat?" marah pria tersebut.

Bersambung...
 
Bimabet
Thx updatenya sist

Banyak fakta-fakta menarik tentang Anta di chapter ini, di antaranya:
- disukai banci bahkan tante jablay juga (tetangga Deqwo) :Peace:
- suka makan "lontong" :kacau:
- gak pernah gandeng cewe???
Lha kok bisa Virda masih pengen jadi cewenya? Kan mending sama Deqwo...:hore:
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd