Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

[UPDATE 290721] [ANTOLOGI] KISAH LENDIR IBUKOTA

Bimabet
Sepetak Rumah di Tambora Bab 3
Malam itu menghancurkanku. Bang Riko menjadi lebih diam. Pagi itu tatapannya menjadi kosong lalu menatapku sejenak. Aku teringat bau alkohol di mulutnya. Kurasa malam itu Ia sedang mabuk. Tapi apapun itu, mabuk tak akan membuat seseorang menjadi iblis dalam semalam, itu hanya membangkitkan iblis yang ada dalam dirinya. Dendam ku membara, ingin ku adukan perbuatannya. Tetapi melihat kakakku yang begitu senang dengan kehamilannya mengurungkan niatku. Ibuku juga begitu senang menyambut cucu pertamanya. Pada akhirnya perasaan ini kusimpan sendiri, Aku mulai membenci diriku sendiri yang sempat menikmati kejadian semalam. Aku bahkan tak pernah pacaran dan tak pernah main - main dengan lelaki seumur hidupku. Hal yang kulakukan untuk menghormati kesucianku sebagai wanita walau sekarang keperawanan sudah tak begitu berarti. Tapi itu ideologiku, dan itu hancur dalam semalam.

"Maafin abang ya Ta, " Bang Riko memecah keheningan. Angin jalan menerpa samping tubuhku. Aku duduk berjauhan. Jijik rasanya bersentuhan dengan orang yang memperkosaku.

"Lupain, anggep gak pernah kejadian. Jangan pernah diungkit lagi. Jangan ajak gue ngomong lagi," Tegasku.

Itu adalah hal terkahir yang ku ucapkan kepada bang Riko. Selanjutnya Aku tak pernah bicara lagi. Profesionalitasku tetap terjaga, tetapi Aku mulai menjadi lebih tertutup mulai hari itu. Beberapa minggu kemudian Aku jatuh sakit, badanku lemas dan mual. Aku enggan berobat, hanya minum obat yang ku minta beli di warung. Aku takut jika berobat dan menemukan diriku sedang hamil. Itu akan menambah beban stres. Aku akan tes kehamilan jika ku siap. Selama seminggu ini Aku irit bicara, Ibu dan kakakku tak merasakan hal aneh, hanya berpikiran Aku sedang sakit.

Zrrt... Zrrtt... Zrrt... , malam ponsel ku bergetar, di layar tertulis Kak Rindu

"Mak, Shinta angkat telpon dulu ya" masih dengan baju tidur dan kepala pusing, Aku memaksakan diri keluar rumah sebentar mengangkat telpon

"Halo Ta."

"Iya kak, kenapa."

"Gimana keadaan kamu, udah dua hari lho kamu gak masuk."

"Baik kok... Kak."

"Baik apanya, ini aja masih lemes suaranya, terus udah beberapa minggu ini kamu murung banget, "

"Tunggu bentar, Aku udah mau sampe rumah mu nih. Kakak anter berobat ya," Lanjutnya.

"Eh. k.. " Telpon di putus.

Kak Rindu adalah orang keras kepala yang selalu perhatian denganku, Aku sudah seperti adiknya sendiri. Walau Aku juga sering mengobrol dengan kak Bening, tapi Kak Rindu adalah yang paling perhatian. Tak lama motor Scoopy putih datang, ditunggangi sesosok wanita ramping dengan kemeja pink ketat dan celana bahan hitam longgarnya. Ia membuka helmnya dan memburuku. Lalu meminta izin ke Ibu untuk untuk membawaku berobat. Ibu mendukung penuh ide itu, dan kini Aku dipaksa duduk diatas jok motor busa berbalut kulit coklat muda. Tak terasa tahu - tahu sudah di depan sebuah klink. Tak begitu antri jadi Aku mendapat giliran awal.

"Saya periksa ya," dokter wanita itu mulai memeriksaku melalui stetoskopnya. Senter kecil di arahkan kedalam mulutku, matanya sibuk memeriksa, lalu ia mencoret - coret di catatan kecilnya seperti seorang ahli. Kak Rindu fokus menyaksikannya.

"Selama ini apa yang dirasa, bilang aja semua yang kamu rasain sakitnya gimana ?"

"Hmm saya kurang nafsu makan, terus badan kerasa lemes abis itu sering mual dok."

"Hmm sampe muntah gak ?" Ia menulis catatannya lagi.

"Engga dok."

"Batuk pilek ?"

"Engga juga."

Dokter itu lalu menyuruhku berbaring di tempat tidur pasien. Lalu mulai menekan nekan perutku. Lalu ia juga menekan nekan dadaku, tepatnya bagian payudara, Aku merasa tidak nyaman.

"Saya ambil sampel darah kamu ya" Ini keliatan mulai serius. Seorang suster menyuntikku dan mengambil darah, lalu ia membawanya keluar lagi

"Kenapa dok kok tes darah segala" kak Rindu keheranan

"Untuk memastikan aja kok bu, silahkan di tunggu hasilnya sebentar ya diluar. "

Aku menunggu cemas, Aku takut hal itu benar - benar terjadi. Kak Rindu mengelus ngelus pundakku, mencoba menenangkanku. Tak lama namaku dipanggil dan di arahkan masuk ke ruang periksa kembali.

"Iyak, mbaknya selamat yah atas kehamilannya," Dokter mengucapkannya dengan wajah berseri.

Kata - kata itu meruntuhkan duniaku seketika. Kak Rindu menatapku terkejut. Tapi berusaha tetap menenangkanku. Aku tak kuasa menangis. Dokter itu kebingungan.

"Wah selamat yahh," kak Rindu memelukku, berpura - pura bahagia. Hamil di luar nikah adalah hal tabu, bahkan di kota metropolitan Jakarta.

"Iya, jagain adeknya, ini saya resepkan obat ya bu buat adeknya," Dokter itu tak lagi kebingungan. Ia mencoret coret secarik kertas lalu memberinya ke kak Rindu untuk diserahkan kebagian apoteker.

Air mataku tak berhenti keluar seperti air terjun di musim hujan. Tangan kak Rindu sibuk menyeka mataku dengan tisu. Ia melihat tatapanku kosong dan milai merasa khawatir. Setiba di parkiran, tangan kak rindu menampar pipiku bersamaan, cukup kencang untuk membangunkanku. Aku menatapnya, masih diam.

"Ta! Udah. Nih pake helm," Ia memakaikan heln itu ke kepalAku yang menpayudarak pusing

"Pegangan sama Kakak," Motor scoopy itu menembus malam yang terasa semakin dingin menyentuh kulitku.

Kak Rindu memacu motornya kencang. Aku menundukan kepalaku menyandar pada punggung kak Rindu. Aku membasahi penggungnya dengan air mataku. Sekilas ku melihat jalanan yang asing. Bukan ke arah rumahku. Tak lama kak Rindu menghentikan motornya di parkiran sebuah taman yang tak begitu ramai, hanya ada beberapa sejoli yang bermesraan di pojok taman yang tak memikirkan konsekuensi sebuah hubungan setipis benang kapas. Kak Rindu meninggalkanku, lalu tak lama kembali dengan langkah tergesa membawa dua botol air mineral dingin, menyodorkan salah satunya kepadaku.

"Minum dulu Ta" Ia menenggak bagiannya, dan memaksaku meminumnya juga, Aku meminumnya sedikit, meredakan tenggorokanku yang kering karena menangis.

Tatapanku masih terasa kosong, otakku sibuk memikirkan segala kemungkinan yang akan kuambil setelah ini. Kak Rindu hanya diam duduk menyamping di jok depan motor. Ia tak berkata apa - apa, Ia bahkan tak menatapku. Hanya hening.

"Arrrgghhhhh!!!!!!" Keheningan itu pecah karena teriakanku. Kak Rindu tersenyum, Aku juga melihat matanya berkaca. Sejoli sejoli yang dimabuk asmara ditaman itu juga menengok aneh kearahku.

"Maaf kak,"lanjutku, menyadari kelakuan memalukan itu.

"Yaudah yuk, pake helmnya lagi, kita makan dulu sebelum Aku anter kamu pulang," Teriakanku tadi berhasil mengusir pikiran pikiran yang mengganggu, Kak Rindu memacu motornya lagi, lalu memarkirnya di sebuah tempat makan yang sepi pengunjung. Ia memilih tempat di pojokkan dan menyuruhku dudukmembelakangi kasir. Ia memesan beberapa makanan yang tak lama datang. Aku masih tak nafsu makan.

"Udah ilang semua pikiran pikiran kacau nya ?"

"E-eh.. Iya kak"

"Sekarang kasih tau Aku kenapa ?"

Aku menceritakan semua hal yang terjadi yang menyebabkan ku seperti ini. Kak Rindu mendengarkan dengan setia semua detail ceritaku, matanya kembali berkaca, mengutuk pria yang menghamiliku, memberi kata kata penguat. Makanan di depan kita tak tersentuh. Setelah ku menyelesaikan cerita, kak Rindu mengelus rambutku. Rasanya nyaman dan lega.

"Kamu harus kuat yah Ta. Kakak tau beratnya posisi kamu kayak apa. Kamu harus kuat" Ia terus menyeka air mataku, tetapi membiarkan air matanya membasahi pipinya.

".. I-iya kak"

"Terus sekarang gimana ?"

Aku hanya tersenyum, kak Rindu balik tersenyum. Lalu Aku melahap makanan yang dipesankan kak Rindu. Beberapa bulan berikutnya Aku pamit dari rumah, Ibuku melepasku dengan mata berkaca, Kakakku tersenyum duduk lemah sambil menggendong bayinya yang masih merah, disampingnya bang Riko memaksa senyum lalu berusaha menghindari bertatapan denganku. Penampilanku kuubah, Aku memotong rambutku, berhijab dan berharap suatu akan lebih baik untukku mulai sekarang.

[End]
Akan dilanjutkan dengan cerita berbeda
 
Iya betul subes, itu juga yang dirasain sama Shinta, cuma tubuhnya mulai merespon berbeda pas udah mulai beradaptasi, terus udahannya yang tersisa cuma trauma :((

Well
Aq pas pertama kali ML sama mantan aq
Rasanya masih sakit bgt
Boro2 orgasme
Geli2 aja engga bisa

Padahal petting mah gampang bgt O
:|
 
Kereta Pagi
Aku pamit untuk berangkat mencari kerja, berkemeja rapi, lengkap dengan sepasang sepatu pantopel yang mengkilat, dengan tas selempang kosong. Sudah setahun dari kelulusan kuliahku. Orangtuaku yang juragan kontrakan sudah menyerah dengan nasib anaknya yang tak kunjung bekerja, memberiku uang saku dan tak berharap apa - apa. Kau pasti berpikir mengapa aku tak menyerah juga, alasan dibalik itu semua adalah kecanduanku pada kegiatan grepe - grepe di transportasi umum. Bahkan ada forum kecil diantara pecandu. Sekali waktu aku pernah tertangkap di sebuah stasiun transit besar di Jakarta, Aku dijemur seharian di peron kereta dengan kalung penanda besar bertuliskan "Saya Cabul". Tertangkap seperti itu membuatku malu bukan main, sampai tak ingin lagi melakukannya. Tetapi member - member dalam forum memberiku support, Kami berkomunikasi dengan wikipedia, mereka bahkan membuat candaan tentangku yang di pajang di peron, itu melegakan.

"Sama kayak mencopet Kita ini Rus, kalau dapat ya lega, kalau tertangkap ya nikmati saja" Senda bang Tigor kala itu sambil menyeruput kopi hitam favoritnya di warkop dekat stasiun.

Aku adalah pecandu berat film porno, produksi Jepang adalah favoritku, mereka menawarkan banyak genre. Suatu waktu saat aku berangkat kuliah pagi, aku masuk berdesakan di dalam kereta. Aku menyempil di tengah dua baris kerumunan yang berdiri di depan tempat duduk yang penuh, Aku tak dapat bergerak lagi. Didepanku seorang wanita yang kutaksir umurnya diakhir 20an. Parfumnya menusuk hidung, Aku ingin beranjak tetapi tak bisa. Kereta tak juga semakin sepi, justru semakin penuh memaksaku mendempetkan tubuhku ke tubuh wanita ini. Aku mulai berpikirian kotor, biasanya aku mengontrol pikiran itu, tetapi bau parfumnya yang menyengat membuatku tak dapat berfikir jernih. Penisku menjadi menegang dan itu menempel ketat dibokongnya yang hanya menggunakan rok ketat dengan paduan stoking hitam. Setiap kereta mengerem gaya newton membuat penisku menggesek gesek bokong wanita ini, Ia menoleh kebelekang, melihatku yang terlihat panik dan berkeringat dingin, dan tersenyum seolah itu hal biasa dan menyuruhku tak perlu merasa bersalah. Wanita ini melakukan hal yang tak kusangka, Ia terus menggoyang - goyangkan bokongnga, membuat ereksiku makin meniadi, membuatku begitu ingin menjamah bokongnya. Sebagai seorang perjaka, rangsangan seperti itu membuatku cepat memuntahkan sperma dalam celana ku, memaksaku turun di perhentian selanjutnya untuk membersihkan "kekacauan", tetapi perasaan ini seperti perasaan saat aku pertama kali onani, Aku merasa ketagihan, semenjak itu, onani tak memuaskanku, bahkan aku pernah mencoba menyewa pelacur, tetapi aku tetap merasa tak terpuaskan. Sensasi berdebar takut ketahuan, serta perasaan superior ketika si wanita tak bisa berbuat apa apa selain menikmatinya adalah perasaan yang membuatku sangat puas.

118tls00008jp-5.jpg

Ilustrasi. sc. TLS008

Karena itu setiap hari aku berpakaian rapi seperti ingin bekerja dengan membawa tas selempang seperti hari ini. Tujuannya adalah mengejar kereta pagi yang begitu berdesakan. Aku sudah pernah mencoba di TransJakarta, tetapi cukup sulit beroperasi disana, para member forum pun bilang begitu.

Sebuah tangan pria paruh baya melambai ke arahku, itu bang Tigor, ada dua member lain yang bergabung dalam "perburuan" pagi ini, Rozi dan Bayu. Kami akan menyebar di peron, pertama menandai target Kita di peron. Stasiun transit adalah tempat terbaik, Kita bahkan bisa memulai operasi sejak pintu kereta baru akn di buka. Kebiasaan terburu - buru dan nekat berjempetan akan membuat bokongmu diselipi penis orang tak dikenal hey para wanita. Aku menargetkan seorang wanita gemuk berbokong besar, Ia memakai rok abu tua selutut dengan stoking hitam dan pantopel, atasannya kemeja yang sangat ketat, menyembulkan payudaranya begitu juga lipatan lemaknya. Tipe ku, penisku dapat dengan mudah bertemu bokongnya. Ia juga tampak tergesa - gesa, ketika kereta datang Aku antri seperti anak baik di belakangnya, begitu pintu terbuka, itu adalah momentum, perebutan antara mereka yang ingin naik dan turun, tanganku dapat meraba raba dengan bebas tanpa dicurigai, aku mulai mendorongnya, dan itu terlihat alami, tanganku memegang bokong gemuknya sambil mendorong dorong selangkanganku ke bokongnya. Akhirnya Kita diatas kereta. Seperti biasa kereta pagi sangat penuh dan penumpangnya begitu tak acuh. Aku mulai beroprasi. Ah! Ya, Kita para pecandu tak pernah memakai celana dalam, walau resleting akan terasa kurang nyaman, Kita akan berusaha membuat penis Kita tak menyentuhnya ketika ereksi. Bokong wanita gemuk ini sangat hangat, respon penolakan pertama dari wanita yang merasa dirinya sedang di lecehkan adalah mengencangkan ototnya berusaha menyakiti penis si pelaku, padahal itu membuat penis merasa lebih terpuaskan. Itulah yang dilakukan wanita ini, Ia mungkin terlalu malu untuk berteriak, jadi Ia hanya melempar tatapan sinis kearahku, lalu membuang muka. Hal yang percuma. Aku tetap menggesekan penisku ke bokong gemuknya, dan tak lama ia memilih keluar dari kereta di stasiun berikutnya. Meninggalkan ku yang belum orgasme.

Kini aku harus mencari cari mangsa lain, mataku tertuju pada wanita yang bersandar di samping pintu, didepannya tidak ada yang berdiri, aku melesat secepat kilat berdiri di hadapannya, Ia mendengarkan musik dari ponsel yang di taruh di tas jinjingnya. Sweater rajut merah turtleneck seolah menantangku untuk menjamah. Kali ini grepe bagian depan. Setiap kereta mengerem aku akan berpura pura menyenggolnya. Payudara wanita ini cukup besar dan kenyal, Ia tampak tak terganggu dengan senggolanku. Matanya hanya terpejam sambil asik mendengarkan musik, kereta makin penuh kini aku menjempetnya, kesempatanku untuk menerapkan hal yang belum pernah kuterapkan, menjamah tubuhnya dengan tanganku, Aku mulai mengelus - ngelus paha dan pinggul wanita ini. Penisku menegang bukan main karena adrenalinnya. Bagian selangkangan wanita ini terasa sangat hangat, pinggulku asik menggesek selangakangannya yang dilapisi celana bahan elastis hitam.

Tak lama wanita ini membuka matanya, melihat kearahku santai lalu melambai ingin membisikiku. Aku menurut, tangannya mencengkram penisku, aku rasa ini perlawanan yang biasa, tetapi ia berbisik.

"Titit lu kecil, gak berasa. Najis! "

Seketika libidoku turun, dan kepercayaan diriku hancur, aku tak dapat lagi ereksi. Hari ini mungkin akan jadi hari terakhirku. Aku tak mau melakukan ini lagi. Lebih baik aku mencari kerja saja.

[End]
 
Harta, Tahta, Wanita Bab 1
"Jo, papa berangkat dulu ya, Mama juga udah berangkat tadi pagi banget. Duit jajan udah Papa tf, Si mbak juga udah masak sarapan tuh di atas meja. "

Aku membuka pintu kamarku dengan malas hanya untuk melihat kedua orang tua ku sudah berangkat bekerja. Minggu libur sekolah adalah minggu paling membosankan. Teman - temanku pergi berlibur bersama keluarganya dan aku terjebak di rumah sendirian. Setidaknya aku tak perlu bebersih rumah, sudah ada mbak Siska, pembantu baru yang menggantikan Bibi yang mengundurkan diri karena usia beberapa minggu lalu. Kedua orang tuaku memang sangat sibuk bekerja, Papa sibuk mengurus usaha pinjamannya, dan Mama sibuk dengan pekerjaan bisnis konsultannya. Hal itu memang memberiku banyak privelege dalam hidup, aku tak perlu lagi memikirkan uang, kurasa uang keluarga Kami tak akan habis tujuh turunan. Kami tinggal di sebuah komplek mewah bilangan Jakarta selatan. Rumah bertingkat dengan cat marmer. Aku tak begitu mengenal tetangga ku, karena seperti orang tuaku, mereka juga para pemuja uang.

Kegiatanku selama liburan di rumah adalah menonton tv di ruang tamu. Tidak sungguh sungguh menonton sebenarnya, hanya agar rumah tak terasa sunyi saja. Aku lebih fokus dengan ponselku, bermain game online.

"Koh, maaf siska ikut nonton yah," Sebuah suara mengaggetkan ku, Itu mbak Siska, ia memakai daster batik, belahan payudaranya sangat jelas kulihat. Aku terkejut tak menyangka itu begitu besar

"E-eh iya mbak, emang tv di kamar mbak rusak ?" Aku menjawab sekenanya mencoba terlihat santai setelah mata nakal ku ini melihat ke dua gunung kembarnya.

"Iya koh, udah dua hari, hehe," Ia lalu duduk selonjoran di bawah sofa yang kududuki, persis dibawahku, dan aku masih melihat belahan dadanya. Juga pahanya yang sedikit terbuka. Aku menjadi kehilangan konsentrasiku dalam game. Penisku tegang melihat pemandangan itu.

"Yaudah nanti gue bilang papa, mbak duduk di sofa aja nih, gue juga mau ke kamar kok."

"Yah gara - gara siska ikut nonton yah koh."

"Engga, hape gue low mbak," Aku beranjak ke kamar, tiba - tiba merasa terangsang berat.

Aku tak pernah menyangka akan tergoda pada pembantuku sendiri, Ia memang punya wajah yang manis, kulitnya tak begitu putih, tak begitu tinggi juga, tapi berperawakan bersih. Ia direkomendasikan oleh Bibi untuk bekerja di keluarga Kami, Itulah mengapa Kami mempekerjakannya. Tapi baru kali ini aku melihatnya hanya berdaster. Semua rangsangan ini membuatku tak tahan, aku menelpon pacarku, Kami memang sudah biasa ml, tetapi bad news, Ia dan keluarganya sedang liburan ke Korea. Aku lupa Ia sudah memberitahuku bulan lalu. Pikiranku menjadi gelisah, aku harus menyalahkan libidoku yang tinggi, tetapi aku bukan orang yang sembarangan bercinta dengan wanita, aku tak pernah main dengan pelacur. Libidoku hanya pada orang - orang yang kurasa "aman". Aku mencoba rebahan di kasurku, penisku tetap tak mau rileks, pikiranku berputar putar pada tubuh mbak Siska. Aku mulai membayangkan hal - hal jorok. Aku membuka laptopku, mengetik situs porno, dan mencari tema "main dengan pembantu" . Ada banyak, Aku dengan sabar mencari - cari video yang menarik. Tak sampai lama semua sperma ku keluar, Aku cukup puas, lalu mandi dan kebawah untuk sarapan pagiku. Kulihat mbak Siska masih menonton, dan Ia tak di Sofa, masih duduk dibawah. Matanya terpaku pada tv, tak menyadariku sedang makan di meja makan. Sesekali ku melirik kearahnya, fitur tubuhnya dari samping terlihat luar biasa, walau wajah pacarku jauh lebih cantik darinya, tapi tubuhnya betul - betul juara padahal Ia memakai daster kebesaran tapi tetap saja terasa sesak.

lLhKgDcZ_o.jpg

Ilustrasi. Mbak Siska sc. ig

Orang tua ku -seperti kebanyakan businessman- suka bekerja berlebihan dan seringkali pulang larut malam. Aku merasa seperti tak punya orang tua, dan hanya belajar dari Bibi dan sekolah sejak ku kecil. Sepeti hari hari biasa aku tak melihat keberadaan orang tuaku di rumah, padahal sudah larut malam, Aku keluar kamar untuk ke dapur mengambil beberapa cemilan. Ada orang di dalam kamar mandi, suaranya samar, tapi aku yakin itu suara desahan.

"Ngghhhh," racau suara dalam kamar mandi

Pikiranku menjadi liar, di rumah itu hanya ada mbak Siska, dan sudah pasti yang didalam kamar mandi adalah mbak Siska. Aku merapatkan telinga ku untuk mendengar suara surga itu. Desahannya makin memburu.

Plak.. Plak.. Plakk

Aku terkejut bukan main, dikamar mandi itu ada dua orang. Aku yakin sekali itu adalah suara hentakan orang bersetubuh. Wah, gila kupikir. Mbakk Siska berani sekali membawa lelaki asing kedalam rumah, tetapi aku tetap menguping.

"Aduh Sis, memek kamu ngejepit banget," Terdengar suara laki laki.

"Anhhhh, mmmhhh," Siska hanya mendesah.

"Terus ini tetek gede bener sih," Suaranya tak terasa asing buat ku.

"Aghhh, mmnhh, mnhhh," suara hentakan tubuh yang bertubrukan semakin kencang.

Racauan Siska juga semakin kencang, begitu juga lawan mainnya. "Buk" Pintu berdebam, Aku yakin sekali si lelaki menghempas tubuh Siska ke pntu

"Ahh Enakkk.. Kenyot terushh ahh" Mendengar racauan yang semakin gila dan pikiranku yang menerawang Siska ada tepat dibalik pintu.

Aku mengeluarkan penisku lalu mengocok nya, pikuranku kini dipenuhi tubuh mbak Siska, dan aku keluar untuk kedua kalinya hari itu, aku tergesa merapikan sperma ku yang berceceran. Lalu terburu bersembunyi di kamarku, Aku mematikan lampu kamar dan membuka pintu sedikit, Aku penasaran siapa lelaki yang mengaduk aduk vagina Siska di rumahku.
 
karna semua yang terjadi di dunia ini saling berhubungan, di cerita ini pun begitu subes :p
Tp serieus loh
Flash Fiction itu kan
Singkat
Tipikal d bawah 1000 kata
Padat n jelas
Terus rerata plot twist endingnya
:o

Kali2 aja bisa bikin thread collab nih
Yg penting ada kerangkanya
:o
 
Bimabet
mungkin lain waktu bisa nih collab subes :beer:

Hoho
Aq mah tergantung Kakanya aja
:o

Aq banyak kisah2 flash yg bisa dijadiin antologi jg soale
Tp males manage thread lagi
:D
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd