Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT True Detective

john robert

Senpai Semprot
Daftar
24 Nov 2013
Post
915
Like diterima
701
Bimabet
Kata Pengantar


Para Suhu yang terhormat perkenankalah Nubie untuk memposting cerita Nubie yang dibuat untuk menghibur Suhu semua yang lagi di rumah. Semoga Suhu semua sehat dan kuat menghadapi keadan ini.

Karena Ane Nubie tolong cerita Ane jangan dibata ya, Suhu. Cerita ini hanya mini series sembilan bab yang dua bab pertamanya ane luncurkan malam ini buat menghibur Suhu semua. Semoga bisa tamat, ya delapan bab laginya.

Disclaimer : Cerita ini benar benar fiktif. Bukan untuk menghina atau melecehkan siapa pun. Semua tokoh, tempat, kerjaan dan lainnya adalah fiktif dan tidak ada kesamaan dengan keadaan asli. Kalo ada kesamaan maka penulis memastikan kalo itu hanya kebetulan semata. Selamat membaca para, Suhu. Semoga selalu sehat.




True Detective



Bab 1 : Hari Pertama



Rabu, 1 April 2020 : Jam 09.00




Hari rabu ini Anne resmi menjalani hari pertamanya sebagai Detektif di Divisi Kriminal Kota Bonjormo. Sebelumnya Dia bertugas di Divisi Lalu Lintas selama lima tahun.


Sebenarnya Anne sangat betah di Divisi Lalu Lintas tapi baru setelah suaminya, yang dari dua tahun lalu mereka menikah, ikut pindah ke Divisi yang sama dengannya masalah timbul : Suami Istri tidak boleh berada di satu Divisi yang sama. Jadi siapa yang harus mengalah? Jawabannya mudah : Anne-lah yang harus mengalah dan Dia dipindah tugaskan ke Divisi Kriminal.


Masalahnya bekerja di Divisi Kriminal bukanlah hal yang menyenangkan bagi Anne. Bagaimana tidak, tantangan di Divisi ini bukan lagi soal pelanggaran lalu lintas tapi lebih luas melingkupi berbagai tindak kriminalitas yang terjadi, termasuk pembunuhan dan pemerkosaan. Tapi nasi sudah menjadi bubur, inilah kontrak yang ditanda tangani lima tahun lalu ketika Anne dulu mendaftar sebagai Detektif Wanita, yaitu harus siap ditempatkan di mana saja.


Padahal secara fisik, Anne tidaklah cocok ditempatkan sebagai Detektif Kriminal. Secara fisik Anne tergolong sangat cantik dan menjadi rebutan banyak laki-laki. Sebagian besar orang mengatakan Anne mirip super model Indonesia Indah Kalalo yang berkulit eksotik, tinggi semampai di atas 170 cm, wajah tirus, mata tajam, dan memiliki tubuh berisi dengan payudara yang menonjol.


Dulu, sebelum Anne menikah, banyak sekali rekan sesama Detektif atau pun dari orang luar yang berusaha memperistrinya karena alasan yang menggiurkan ini. Tapi Anne sangat selektif terhadap laki-laki dan Dia lebih memilih pacar pertamanya sesama Detektif sebagai pendampingnya. Sampai sekarang rumah tangga Anne masih sangat harmonis walaupun dari pernikahan mereka masih juga belum dikaruniai keturunan.


[/URL
]


Detektif Anne


“ Detektif Anne,” kata sebuah suara memanggil, setibanya Anne di lokasi sebuah kasus kriminalitas di hari pertamanya bertugas di Divisi Kriminal.


“ Selamat pagi dan selamat datang di Divisi Kriminal, Ini laporan kejadiannya. Nanti kamu laporkan kepada Detektif Donie yang akan datang sebentar lagi. Detektif Donie yang akan mengambil alih kasus ini!” Kata Petugas itu.


“ Siaap.” Jawab Anne tanpa basa basi sambil mengambil berkas laporan yang diserahkan dan langsung mempelajarinya.


Anne membaca bahwa kasus yang terjadi merupakan kasus pembunuhan. Di sana, di dalam garis kuning, telah terbujur sesosok mayat yang berdasar laporan adalah seorang laki-laki berusia sekitar lima puluhan, berkulit cokelat, tinggi badan 165 Cm, ditemukan tewas karena pukulan benda tumpul di tengkuknya.


Sambil berjalan mendekati lokasi garis kuning, Anne berupaya menguatkan dirinya karena bagaimana pun bau mayat manusia pasti membuatnya ingin muntah.


“ Mual?” Kata sebuah suara tiba-tiba hadir disebelahnya mengagetkan Anne.


“ Siaap, Detektive Donie…Hormat..” Kata Anne kaget mendapati kedatangan atasannya yang tiba-tiba.


“ Untung kamu tidak latah. Hari pertamamu di Divisi Kriminal?”


“ Siap, Senior.”


“ Kamu istrinya Daniel, kan?”


“ Betul, Senior,” jawab Anne dengan tegas dan sikap sempurna.


“ Apa kabar Dia? Masih di lalu lintas?”


“ Masih, Senior.”


“ Ok, sampaikan salamku buat Daniel, ya.”


“ Siaap, Senior.”


“ Namamu, Anne, kan? Dulu kamu terkenal sekali di Lalu Lintas!” Puji Donie


Anne tersipu malu sebelum menjawab , “Siap, Senior. Terima kasih banyak, Senior”


Donie memandangi Anne lekat-lekat sejenak seperti terpesona oleh kecantikannya sebelum tersadar dan berkata , “Kasus apa yang kita dapatkan?”


Anne membacakan laporan persis seperti yang tadi dibacanya. Tapi sembari membaca laporan itu Anne mengamati Donie baik-baik. Donie berwajah ganteng. Mirip Dede Yusuf waktu masih muda. Secara fisik Donnie berpostur jauh lebih tinggi darinya. Padahal tingginya saja sudah lebih dari 170 cm, tapi Donnie pasti 10 cm di atasnya dan berpostur kekar : dadanya bidang, sayap dan bahunya lebar.Banyak Detektif Wanita bilang Donie adalah bujangan keren di Kotanya karena di usia yang baru 35 tahun kariernya melejit, sangat ganteng, kekar, dan segar. Kata mereka besok akan ada pergantian Pimpinan Kantor Detektif dan Pimpinan yang baru nanti adalah Pimpinan yang sangat menyukai Donie. Anne sendiri bisa membayangkan betapa melejitnya karier Donie dengan pergantian Pimpinan besok.


“ Sebentar,” Kata Donie menghentikan laporan Anne yang sedang asyik membaca laporan, “Pukulan benda tumpul di tengkuknya?” Tanya Donnie.


“ Betul, Senior.”


“ Kamu belum lihat buktinya, kan? Wong kamu belum lihat mayatnya.”


“ Eemmm belum, Senior. Betul…. Aku belum lihat mayatnya…”


Detektif Donnie tiba-tiba memegang pergelangan tangan Anne tanpa ragu ragu.


“ Kalo gitu ayo kita masuk!”


“ Tapi… Tapi….”


Seketika mereka berdua meyeruak ke dalam garis kuning, dan di dalam garis itu Detektif Donie mendekatkan kepalanya ke wajah Anne dan menyindir, “kamu takut lihat mayat, ya? Kamu jangan masuk Divisi Kriminal kalo takut lihat mayat.”


Anne tersentak mendapat sindiran tiba-tiba, “Tidak… Anne tidak takut, Senior.”


Donnie masih mendekatkan kepalanya ke kepala Anne sampai hidung mereka seperti hampir bersentuhan karena jarak yang demikian dekat. “ Mual, Kamu?? Gak sanggup nyium bau mayat?”


“ Siiiaap, tidak, Senior.”


“ YANG JELAS JAWABNYA!” Bentak Donie di depan muka Anne.


“ SIAAAP TIDAK, SENIOR.” Balas Anne serius.


“ Bagus. Ayo kesini!”


Anne baru sadar kalo selama ini, Donie tetap mengenggam tangannya erat sejak masuk ke garis kuning tadi.


“ Ini yang namanya Lokasi Pembunuhan, Anne,” Donie menerangkan kepada Anne. Gaya dan tangannya seperti Dosen yang sedang mengajar di kelas. “ Disini hanya ada dua jenis mahluk : mayat dan jejak dari pelaku. Kamu bisa merasakannya?”


“ Siaaap…. belum, Detektif.”


Detektif Donie manatap lekat mata Anne. “ Nanti kamu akan belajar!” Katanya singkat lalu melanjutkan ,”Kamu amati dulu sekitar sini. Amati semuanya bahkan daun yang berjatuhan di pasir pun kamu amati bahkan juga pasir, jejak sepatu, aroma mayat, sidik jari kalo ada , semua yang ada di sekitar sini kamu amati!”


Anne memperhatikan baik-baik.


“ Buka seluruh inderamu, Anne! Panca indramu. Bukan hanya matamu. Tapi juga hidung, telinga, hati, dan seluruh inderamu gunakan menguak fakta-fakta yang tersembunyi di Lokasi Pembunuhan.”


“ Siap, Detektif.”


Detektif Donie lalu kembali memicingkan mata dan menyindir lagi, “Kamu harus bisa mengamati semuanya. Sebagai wanita kamu jangan hanya bisa buka baju saja di depan Daniel lalu telanjang bulat dihadapannya.”


Anne kaget mendengar Donie bisa berubah perkataannya setajam itu, “Siiap, Senior,” Jawabnya ragu.


“ Jangan juga kamu hanya bisa kelejotan waktu merasakan Donie ngisep puting susumu. tapi kamu juga harus bisa merasakan sensasi lain yang ada di tempat ini. Sensasi yang merindingkan bulu roma. Sensasi yang membangkitkan penasaran dan gairah menyala-nyala,” lanjut Donie yang setiap katanya menggelisahkan Anne. “ Kalo main sama Daniel kamu bisa orgasme berapa kali, Anne?”


Anne menggelengkan kepala bingung sebelum menjawab ,”siaap, tidak tau, Senior.”


“ Siaap, tidak tau?”


Anne ganti melongo bingung dan menjawab sekenanya, “ Siaap tidak… tau, Senior.”


Detektif Donie kembali mendekatkan wajahnya kepada Anne.


Memiliki postur tubuh yang lebih tinggi, Donie mudah mengintimidasi Anne dengan tingginya. “Kamu bahkan tidak bisa menjawab berapa kali kamu ini orgasme, Anne. Payah!”


“ Payah bagaimana, Komandan??”


“ Dua tahun menikah, Sudahkah kamu tau apa sih itu orgasme, Anne??”


“ Senior maaf pertanyaan itu, kan..tidak layak…”


“ Salah! Itu malah pertanyaan yang harus kamu jawab! Kenapa? Kamu takut menjawab pertanyaan itu?”


“ Siap, tidak.”


“ Lalu?”


“ Masalahnya..”


“ Kamu malu?? KALO GITU COBA JAWAB!”


“ Siap, senior : SAYA PERNAH MERASAKAN ORGASME DARI SUAMI SAYA,” Anne menjawab sambil menekan setiap kata-katanya.


“ Tapi apakah itu merupakan orgasme yang sejati?” Donie terus saja bertanya.


Anne terdiam. Dia enggan untuk menjawab.


“ Bukan orgasme yang bisa kamu palsukan hanya buat menyenangkan suamimu??”


“ Senior….”


“ Anne, Kalo kamu sudah berani menjawab pertanyaan ini kamu mungkin sudah cocok bergabung ke dalam Divisi Kriminal kami. Divisi Kriminal adalah sebuah Divisi dimana keterus terangan adalah hal yang paling esensial.”


Anne menyimak dalam diam.


“ Sekarang kutugaskan kamu coba selidiki mayat ini dan laporkan apa hasilnya.”


“ Siaap, Senior.”
 
Bab 2 : Hujan di tengah Mimpi


Hari Selasa, 31 Maret 2020, Jam 13.00



Kota Bonjormo sedang hujan. Alangkah indahnya. Udara sejuk terasa sampai di ujung pori-pori kulit. Membangkitkan kerinduan. Menumbuhkan benih-benih kehidupan di bumi semesta.


Aku sedang duduk menunggu di Restoran sebuah hotel berbintang empat di Kota Bonjormo. Ditemani secangkir kopi hitam. Memandang lurus diantara meja-meja segi empat yang sepi pengunjung. Alunan musik jazz santai menemaniku menunggu.


Kombinasi petikan nada-nadanya menari di telingaku mendatangkan rasa nyaman. Ingin rasanya aku menari santai diantara bait indah lagu jazz ini. Namun bunyi dering di ponselku membuatku tersadar.


“ Halo, Akang” Kata suara wanita yang menelpon ponselku. Suaranya sangat lembut.


“ Halo.” Jawabku.


“ Anne udah nyampe, Akang.”


“ Sudah sampai hotel?”


“ Ini udah di loby, Akang.”


Aku melongok ke Loby Hotel yang dapat dilihat dari tempat duduk. “ Akang lagi duduk di dalam resto nih. Anne masuk aja! ”


Selepas panggilan itu suasana restoran masih juga sepi. Lantunan musik jazz tetap melantun. Membawakan irama syahdu. Perlahan mengantarkan langkah seorang wanita cantik yang perlahan memasuki pintu masuk restoran.


Wanita yang sempurna di mataku. Namanya Anne. Tinggi semampai. Kulitnya cokelat manis. Berusia muda dan sedang menempuh semester tahun terakhirnya. Tubuhnya berisi akibat kombinasi dari rutinitas makan teratur dan olah raga. Inilah sebabnya sebagai wanita muda Anne memiliki dada dan pantat yang terlihat menonjol.


Hari ini Dia mengenakan atasan setelan putih tanpa lengan berkerah yang dikombinasi dengan jeans ketat. Terlihat serasi menemani rambut pendek berwarna hitam yang semuanya berpadu menambah indah warna kulit tubuhnya yang cokelat eksotis.


Aku teringat kilas balik tentang Anne. Kekasihku – kalo mau dibilang begitu- yang usianya 15 tahun lebih muda. Kami bertemu enam tahun lalu. Usianya baru 17 tahun waktu itu. Anak baru gede. Tapi sangat cerdas. Bintang Sekolah. Berprestasi di tingkat daerah. Pada saat itu aku menghadiri acara di sekolahnya sebagai narasumber sebuah topik khas anak-anak SMA yang harus menjauhi narkotika . Aku narasumber. Anne moderatornya.


Selama acara berlangsung, mata kami saling beradu pandang. Senyum diantara kami terus bersemi dan Anne tak pernah henti menatapku dengan mata yang penuh kekaguman.


Setelah acara itu selesai kami saling bertukar nomer hp dan sejak saat itu, Anne lah yang selalu menghubungiku terlebih dahulu.


Dalam kurun waktu singkat, Anne minta dibimbing supaya bisa masuk ke kampus tujuannya di Bonjormo. Tentunya tanpa harus terjerumus ke dalam bahaya narkotika. Aku membantunya secara total sampai Dia berhasil meraih cita-citanya.


Seperti tadi sudah aku bilang, Anne memang sangat cerdas. Tanpa bantuanku sebenarnya tempat kuliah mana pun yang Dia mau pasti bisa. Namun masalahnya Anne percaya padaku.


Sangat percaya.


“ Apa kabar, Akang?”


Anne telah tiba di hadapanku.


“ Baik,” Aku menyambutnya dengan senyum. “ Anne apa kabar?” Tanyaku.


Anne menarik kursi dan duduk di sampingku. “Enggak baik, Akang,” Wajah cantiknya berubah murung. “ Akang sih….. Apa sih… yang…..”


“ Ssssstttt,” aku mengacungkan jari di depan bibirnya yang sexy.


Anne menggeleng. “ Anne gak mau diputusin sama Akang….” Sebutir air mata menetes dari pelupuk matanya. “ Anne gak mau.”


“ Ssssssst,” aku kembali meletakkan telunjuk di depan bibirnya. Menyuruhnya diam sejenak. “Akang belum memutuskan akan mutusin Anne. Mungkin hari ini…. Mungkin besok.” Tubuh Anne bergetar. Dirinya seakan tidak kuasa menahan diri untuk menangis. Linangan air mata mulai mengalir membasahi pipinya. “ Akang masih menunggu keputusan terbaik.”


“ Maksud, Akang?” Sekarang Anne berusaha menyeka air mata di pipinya.


Aku tepikan tangannya. Alih alih kugunakan jemari tangan kananku untuk menyeka air mata di salah satu sudut pipinya, lalu kucium sisa air mata yang mengalir langsung dari pipi halusnya.


Seketika aku merasakan rasa dari air mata seorang gadis yang begitu murni, polos, penuh perasaan, dan duka tak tertahan.


Anne kaget menghadapi ciumanku di pipinya. Dia sangat tidak menyangka aku berani mengecupnya di depan umum. Namun aku memang tidak peduli.


Sangat langka bisa mengecup seorang gadis cantik dan merasakan butir air mata yang mengalir dari pelupuk matanya. Butiran air yang berasal dari kegelisahan akan ditinggalkan selamanya oleh kekasih hatinya. Sebuah air yang bukan tipuan. Atau rekayasa. Tapi murni berasal dari relung hati yang perih.


“ Keputusan Akang barangkali hari ini,” kataku setelah menyeka air mata indah itu dengan bibirku. “ Kalo Anne jadi gadis Akang yang baik hari ini… Barangkali Akang akan berubah pikiran.”


Anne tidak mampu menjawab. Badannya bergetar. Air mata siap mengalir kembali.


“ Jangan menangis lagi, Anne!” Kataku. “ Kalo mengangis lagi Akang akan pergi.”


“ Jangan,Akang!” Rajuknya.


“ Kalo tidak mau Akang pergi. Jadilah Gadis Akang yg baik hari ini, Oke? Jangan menangis!”


Anne mengangguk. Butir air mata tidak kuasa dia cegah tetap mengalir. Tapi dia berusaha lebih kuat. Lalu mengangguk lagi. Lebih tegar dari sebelumnya.


“ Mengerti?” Aku mendekatkan wajahku kepadanya. “Jangan menangis lagi hari ini!”


“ Iya, Akang.” Anne mengangguk kembali lalu memelukku dengan sepenuh hati.


Pelukan Anne membuat suasana restoran di salah satu hotel di Bonjormo ini menjadi lebih hangat dari sebelumnya.



***


“ Kamu sexy pake baju ini,” kataku pada Anne setibanya kami di kamar.


Anne tertunduk malu. “ Akang, sebenarnya Anne gak nyaman, tau…..” Pipinya bersemu merah. “Orang-orang pada ngeliatin semua.”


Aku senang melihat rasa malu dalam diri Anne. Rasa malu yang bisa membuatnya menjadi pasangan setia dan membuatku ingin mengelus pergelangan tangannya. Sambil perlahan kugunakan jari merasakan kehalusan kulit lengannya yang mulus. Dengan ilmu kepekaan rasa yang kumiliki kurasakan semua rasa yang ada di balik pori-pori kulit ini.


Semua yang ada tidaklah sama seperti yang bisa dilihat oleh mata. Inilah yang kupelajari dari ilmu kepekaan rasa yang kumiliki. Setiap orang memiliki potensinya masing-masing. Semuanya tersembunyi di dalam sisi tersembunyi diri. Lengkap bersama seluruh misteri yang di luar pemahaman nalar.


Anne juga sama. Sambil mengelus lengannya yang mulus. Aku bermain-main di sisi kedalaman antara aspek kelembutan dan sensualitas seorang gadis belia. Di balik bulu-bulu halus yang bisa terlihat, Anne menyimpan gairah, potensi sensualitas yang meluap-luap. Kuibaratkan bagai lahar di kawah sebuah gunung berapi aktif yang siap meluap kapan saja.


Namun potensi itu masih malu untuk menampakkan diri. Masih terselubung oleh berbagai keresahan dan ketidakyakinan diri.


“ Tau tidak Anne kamu semakin menggairahkan…. Akang seneng ngeliat kamu pakai baju ini.”


Mendengar pujianku Anne semakin tersipu dan merunduk. Aku terus mengelus lengannya menggunakan kedua tangan sambil berupaya menyentuh kedua sisi lengan berwarna coklat eksotis nan menggoda.


Dari sentuhan kedua tangan aku makin bisa merasakan potensi terdalam dalam diri Anne. Ketakutan bahwa hari ini adalah hari terakhirnya menjadi kekasihku tergambar jelas dalam benakku. Ketakutan itu terasa dominan. Mendatangkan beban demikian besar di pikiran Anne untuk melayaniku semaksimal mungkin. Sebuah beban yang sangat tidak aku inginkan. Karena beban-beban pikiran itu hanya akan menghambat kenikmatan yang lebih besar.


“ Jangan tegang, Gadis cantikku,” Kataku berusaha memberikan pijatan ringan. “Relax! Biarkan hari ini menjadi milik kita berdua. Tidak perlu tegang. Nikmatilah!”


Aku mengangkat dagu Anne yang masih merunduk, berusaha membawanya agar mendangak sengaja mengajak mempertemukan kedua mata kami sehingga aku bisa melihat mata Anne langsung di kedua bola matanya yang indah.


Tangan kananku masih berupaya menahan dagu cantik Anne agar tidak kembali merunduk. Di saat pandangan kami bertemu, Anne seakan bersiap kembali menangis. Namun tatapanku mencegah hal menyedihkan itu. Tatapanku yang tanpa kata-kata, seolah menegaskan ajakan agar Dia tenang. Agar Dia selalu berharap bahwa barangkali hari ini bukanlah hari terakhir bagi cinta kami.


Dari sisi sebaliknya, Anne kurasakan bisa menangkap pesanku. Tatapannya sayu. Sangat penuh kepasrahan. Tatapan yang mengandung setitik harapan akan cinta yang – mungkin saja- masih bisa bertahan. Barangkali dari tatapan kami itu mulai bisa membangkitkan secuil keyakinan yang kemudian menggerakkan Anne berani maju, mencodongkan wajah yang cantik, sambil menawarkan bibir mungil indahnya untuk kucumbu.


Maka aku pun menyambut keyakinannya. Kucumbu Dia. Lebih dalam dari biasanya. Penuh gairah dan harapan akan sensasi keintiman. Kurasakan bibir Anne mengandung secercah keyakinan. Menyiratkan bahwa Dia ingin kupertahankan.


Cumbuan kami indah terpojok di tepi ranjang. Bagaikan dua sejoli. Ibarat Gita cinta SMA yang seumuran. Padahal kami terpaut usia cukup jauh. Di saat momen indah ini, aku merasakan keinginan merubah posisi agar bisa lebih menikmati makna cumbuan kami sebagai pasangan dewasa.


Jadi sambil tetap berupaya merasakan segala makna yang terkandung di dalam keindahan ciuman Anne, aku ajak dia beranjak ke tengah ranjang lalu aku tindih Dia dalam posisi terlentang sambil kunikmati ciuman kami yang semakin intim.


Desiran detak nadi Anne kurasakan berdesir makin cepat. Berbagai kombinasi hormon dalam dirinya berlompatan saling menindih, saling berlomba secepatnya bergerak mewujudkan kepasarahan dan penyerahan diri yang total kepadaku.


“ Anne mau melayani Akang?” Bisikku sambil mencium kuping kanan Anne lalu mengulum daun telinganya. “Akang tidak memaksa.”


“ Mmmmmh…… Mau Akang…..” Jawab Anne sambil mendesah.


Kugunakan lidahku menjilati telinga kanan Anne secara lembut lalu kembali berbisik ,”Tidak terpaksa, kan?”


Anne menggeleng lemah.


“ Kalo gitu tunjukkan! Akang yakin Anne tau kenapa Akang pengen Anne pake baju putih tanpa lengan… Sekarang angkat kedua tangannya, Anne!”


“ Mmmmmhh,” Anne menurut. Kedua tangannya diangkatnya tinggi di atas kepala. Kepalanya miring ke kanan karena kupingnya masih saja kuhisap.


Sangat perlahan aku menikmati rasa dari telinga indah ini, sebelum bergerak pelan. Sangat perlahan beranjak ke bagian kesukaanku : ke area ketiak Anne yang mulus tanpa sehalai bulu pun. Kuciumi aroma harum di ketiak Anne yang sebelah kiri. Anne memalingkan wajahnya ke arahku. Malu-malu Dia berusaha melihatku. Namun kemudian beranjak memalingkan wajah karena malu saat kutatap balik.


Aku menciumi aroma ketiaknya yang harum. Ketiak ini dirawat oleh Anne sangat total. Dijaganya begitu baik dari bulu-bulu yang tidak seharusnya tumbuh. Dijaga begitu cermat ketiaknya agar tidak berbau tidak enak menggunakan pengharum yang aromanya menggoda selera.


Lidahku mulai bergerak menjiati secara perlahan ketiak Anne.


“ Uuuuummmm…. Akang….Ummmmmm”


Anne mendesah. Lidahku merasakan aura kenikmatan mulai menjalar di tubuhnya. Desiran aliran darahnya terasa bergerak lancar mengalir. Membawa aliran darah yang membawa rasa nikmat yang kemudian mulai diantarkan ke seluruh tubuh.


Dari sana lidahku seakan tidak mau berhenti terus menyusuri setiap lembah ketiak Anne membawa kelembutan dan sensasi basah yang menggodanya. Berkali-kali Anne berusaha mengangkat tangan kirinya tapi kembali kubuat rebah tak berdaya agar bisa dijilati tanpa henti. Jilatanku bergerak bergantian ke kedua ketiaknya yang kanan dan kiri. Masing masing membawa sensasi tubuh yang unik dan semuanya bisa kurasakan menggunakan ilmu kepekaaan rasa yang kumiliki.


Pada saat aku menjilati ketiak Anne yang kanan, ilmu kepekaan bisa membuatku merasa aliran cairan alami kewanitaan mulai bergerak dari balik area kewanitaan Anne yang masih terbungkus rapat.


Sengaja untuk membebaskan cairan alami itu, kedua tanganku bekerja sama melepaskan celana jeans ketat di bawah lalu melepaskannya meninggalkan celana dalam mini sexy berwarna putih.


Demikian pula, saat jilatanku beralih ke ketiak Anne yang sebelah kiri, ilmu kepekaan mampu membuatku merasakan sengatan-sengatan listrik kenikmatan telah merongrong ujung pentil payudara Anne yang masih terkurung oleh baju tanpa lengan dan BH di baliknya. Maka setelah kulepaskan celana jeans ketat itu, kugunakan kedua tanganku untuk membuka kemeja tanpa lengannya yang berkancing.


Satu demi satu kancing kemaja Anne kulolosi dan begitu semua sudah terbuka, kuturunkan sejenak tangan Anne yang masih terlentang pasrah untuk membebaskan dirinya dari kemeja ini. Tentu saja dalam sekejap Anne telah kehilangan pembukus tubuhnya. Hanya tersisa BH dan CD warna putih sexy yang membuat penampilan tubuh eksotis Anne terlihat semakin menggairahkan.


“ Uuuuuhhhh…..Aaaaakkkaaang…..Emmmmmmmmmmhhh.”


Anne kembali mendesah lirih. Tangannya kembali kuangkat tinggi lalu kujilati ketiaknya yang teramat menggairahkan itu. Tapi sekarang tanganku tidak diam seperti tadi. Aku bisa merasakan pentil susu Anne mengacung saat kedua tanganku menyentuhnya dari balik BH, sehingga aku ingin menggodanya, mencubitnya, memilin gemas dan memaksa desahan Anne beralih dari lirih menjadi nyaring lepas tak tertahan.


“ Aaaaaaaaaaaahhhhh,” Raungnya saat pentil payudara indahnya kupelintir…. “ Eeeeeeeeeeeeeeeeggggghhhh.” Susulnya kemudian ketika menyadari jilatanku di ketiak belum beranjak dan mendatangkan multi sensasi kenikmatan yang tidak bisa Dia kendalikan.


“ Good Girl….” Pujiku melihat reaksi tubuh Anne yang kehilangan kendali. “ Very… very good Girl….” sambungku kembali bersemangat menjilati ketiak Anne.


Menghadapi semangat, gairah, dan nafsuku yang membara membuat semakin pasrah pulalah Anne menerima segala rangsanganku. Kedua tangannya tampak pasrah. Tidak berupaya melawan, hanya menerima terus menerus dijilati kedua ketiak yang teramat indah oleh seorang laki-laki yang katanya masih diakui sebagai kekasihnya.


Aku sangat menikmati momen ini, apalagi saat Anne terus menerus tenggelam dalam lautan kenikmatan, tanpa Dia sadari, tanganku telah menyusup dari balik punggungnya dan membuka kaitan BH Putih itu sehingga dengan mudah kulolosi pertahanan tubuh atas terakhir miliknya dan kusaksikan payudara kencang milik Anne terbuka tanpa penghalang apa pun di mataku.


Payudara itu terlihat begitu menggoda. Sangat montok. Terasa hangat. Seakan mengandung susu hangat penuh gizi yang siap menyembur. Ilmu kepekaanku berkerja. Dengan menyentuh sisi terluar payudara Anne menggunakan hidungku, aku merasakan sensasi yang tengah Dia rasakan. Sensasi payudara seorang gadis belia berusia 23 tahun yang akan segera terjamah tanpa ampun.


Dimataku bentuk kedua payudara Anne sangatlah proporsional. Warnanya cokelat. Putting susunya cokelat kehitaman. Sangat berisi. Saat hidungku menyentuh payudara itu kurasakan desiran aliran darah Anne begitu deras mengalir. Bahkan aliran darah itu menjadi semakin kencang saat hidungku mendekati area puting payudara dan mulai berganti menggunakan lidahku yang mulai menari di puncak putingnya.


Kurasakan aliran darah Anne mendesak desak, secara penuh ingin segera dilahap olehku. Aku memahami desakan ini dan tanpa ragu melahap putting payudara Anne secara rakus. Seperti tidak ingin kehilangan setetes pun susu dari payudara ini.


“ Nyyyooooooot…..Nyooootttttt.” Hisapanku menyedot payudara Anne. Membuat Dia histeris melentingkan tubuh indahnya. Kedua tangan Anne, dengan kedua ketiak yang basah terkena cairan lidahku tetap terangkat tinggi membuat ukuran payudaranya menyembul ke ukuran maksimal.


“ Akaaaaaaaaaaaaaang…………Uuuuuuuuuuuuggggghhhhh……Aggggggghhhhhhhhh.”


“ Good Girl,” Pujiku sembari melepaskan kenyotan lalu beralih menggigit puncak puting payudara Anne.


“ Uuuuuuuuuuuuuhhhhhhhhhhhhh…. Aaaaghhhhhhhh,” Anne melenting ke angkasa.


Tanganku meremas kedua payudaranya saat Dia melenting sambil tetap menggigit puting. Menggenggam erat. Seperti peternak memerah susu. Kemudian melemaskan lagi. Lalu meremas kencang lagi berharap Anne merasa semakin nikmat.


“ Uuuuggggh…. Akang…..Uuuuuugggghhhh….. Ampuuunnnn.” Anne membanting kepalanya ke kanan dan ke kiri. Tidak mampu menahan sensasi kenikmatan tubuh yang muncul tak terkendali, tanpa bisa dikendalikan membawa aliran kenikmatan ke seluruh titik erotik tubuhnya.


Di tengah kekalutan Anne, Ilmu kepekaan rasa kembali membuatku bisa merasakan apa yang tengah dirasakannya. Kurasakan aliran darah dalam tubuh Anne seperti lahar yang telah keluar dari puncak gunung berapi. Aku merasakannya saat satu tanganku turun mengelus sisi terluar area kewanitaannya yang masih terbungkus celana dalam berwarna putih. Rupanya bukan hanya puncak gunung yang tengah bergelora di bawah sana, Dia juga sedemikian basah. Lendir lendir kenikmatan telah menembus bendungan celana dalam putih itu.


Menyadari bendungan Anne sudah bocor, sambil menikmati lentingan tubuhnya di bawahku, Aku melepaskan gigitan sembari melolosi CD itu. “ Mmmmm…. mulus… basah.. dan gundul,” Pujiku saat melihat apa yang ada di balik CD putih. “Anne cukur, ya?” Tanyaku


“ Huuuuh…. Huuuh…..Sudah Anne potong demi Akang,” jawabnya. Nafasnya masih memburu oleh nafsu.


“ Mmmmm very sexy,” pujiku kembali sebelum bergerak perlahan meninggalkan kedua gunung montok payudaranya dan turun ke lembah harta karun miliknya yang telah demikian basah dan gundul.


***


Total lebih dari tujuh kali Anne mengalami orgasme saat aku memberikan oral di bawah. Berkali kali Anne menjerit kencang saat cairan dari organ kewanitaannya menyembur deras. Demikian pula setiap senti tubuh Anne akan bergetar hebat kala nikmat orgasme itu datang menerjang.


“ Anne akang masukin, ya….” Kataku sekarang menjelang penetrasi.


“ Uuuuhhhh iya, Akang….”


“ Tapi Anne janji mau jadi gadis akang yang baik hari ini, kan?”


“ Iya, Akang… janji….”


“ Kalo gitu duduk sini di pangkuan akang! Kita duduk ngadep cermin.”


Kuarahkan Anne agar duduk tepat di hadapan cermin kamar hotel yang memantulkan aktifitas kami. Kutuntun Dia agar duduk di pangkuanku.


“ Angkat tangan di belakang kepalamu ya, Anne. Awas jangan sampe tangan ini turun kalo belum Akang suruh, ngerti?”


“ Ngerti akang.” Jawab Anne patuh.


Aku mengarahkan kejantananku yang telah tegak agar mulai menembus ke dalam liang kewanitaan Anne dan desahan pelan memulai pertempuran kami.


Kembali ilmu kepekaanku bekerja. Merasakan kondisi di dalam tubuh Anne yang mulai naik turun di pangkuanku menggunakan area kewanitaannya yang sempit. Kurasakan aura keyakinan dalam dirinya mulai tumbuh. Dia mulai merasa bahwa hubungan kami akan bertahan.


“ Anne kamu…… sempit banget sayang…..” Pujiku


“ Akang….. aaaagggghhhh….. uggghhhuuuuu…..aaaahhhhhh.”


Kedua tangan Anne patuh terangkat tinggi di belakang kepala seperti perintahku. Dalam posisi ini tanganku bisa bebas mencengkram kedua payudaranya dari belakang membuat Anne semakin merasa nikmat dan lepas keras mendesah.


“ Barangkali ini akan menjadi kenikmatan terakhir yang akan Akang rasakan darimu Anne… akang tidak menyesal… karena punyamu…. uuuuhhhhhh…… begitu ketatttt……”


Perkataanku sontak membuat Anne berubah mood. Keyakinannya runtuh seketika. Setitik harapan di hatinya sirna. Dia sudah mau menangis dan menghentikan gerakan maju mundur yang sedemikian nikmat.


“ Jangan berhenti bergoyang cantik!” Perintahku. “ Ingat janjinmu mau jadi good girlnya Akang! Kalo kamu berhenti kita putus sekarang juga…. terus naik turunkan pinggulmu Cantik…ayoo… terus….”


Anne kaget mendengar ancamanku. Walaupun hatinya remuk redam tak berdaya. Dia tetap memaksakan tubuhnya bergerak naik turun. Ilmuku bisa merasakan perubahan dalam hatinya ini…. Perubahan dari senang menjadi sedih. Dari harapan menjadi sirna digantikan oleh kesedihan.


“ Akang, jangan tinggalin, Anne, ya” Anne tidak lagi mendesah. Tangannya masih menuruti kemauanku tapi tidak lagi ada desahan nikmat yang kuharapkan…. “Jangan tinggalin, Anne…”


“ Akang bisa mutusin Anne sekarang bisa juga tidak. Tapi…” bisikku sambil berupaya menyeka air mata yang mulai mengalir di pipinya.


“ Tapi apa, Akang….”


“ Anne harus berikan Akang pelayanan yang terbaik….buat Akang tidak mau melepaskan Anne. Kamu bisa?”


Anne mengangguk lemah.


“ Ayo… layani Akang dengan pelayananmu yang terbaik sayang…..”


Mendengar ucapanku barusan Anne betul-betul menggila. Dia menggoyangkan seluruh tubuhnya untuk mengejar kenikmatan bagiku. Betul-betul sebuah pengorbanan. Dari seorang wanita yang tidak mau kehilangan kekasih hatinya.


Di lain pihak, Aku menyadari pengorbanan Anne. Aku bisa merasakannya. Ilmuku bisa membawaku merasakan betapa seluruh gerakannya adalah untukku. Dan sebagai kekasih aku tidak akan menyia nyiakan pengorbanan dan totalitas yang sedemikian besar ini tidak berbalas.


Maka dengan ilmu kepekaan rasa aku akan beri ganjaran berlimpah bagi kekasihku ini. Kedua tanganku bisa merasakan kemana aliran darahnya mengalir. Dengan sedikit mengelus kulitnya kualihkan aliran-aliran darah tadi agar relax dan mengalir ke titik yang aku inginkan : diantara G Spot area vagina Anne. Kemudian secara pasti kutingkatkan kecepatan penetrasi yang terjadi di bawah agar Anne tidak lagi terlalu menghamburkan tenaga dalam jumlah besar.


Aku paksa Anne kini untuk rebah bersandar di dadaku masih dalam posisi tangan terangkat. Penetrasiku kugerakkan semakin cepat. Kedua tanganku dapat memfokuskan aliran darah Anne agar mengalir deras ke vaginanya.


Sambil melakukan itu bibirku menyeruak ke area ketiak Anne dari samping dan mulai menjilati kembali area sexy ketiak wanita muda ini. “ Aaaaaaaaaaghhhhhh, Akang……….Uuuuhhhhhhhh.” Anne menjerit.


Anne benar benar liar mendesah. Dia mulai tidak tahan. Dihantam oleh berbagai macam sensasi yang tiba bersamaan. Anne mulai berangsur kehilangan kesadaran karena dari dalam tubuhnya aku memaksa area kewanitannya dibanjiri oleh aliran darah yang sedemikian kencang membuat Anne mulai bergetar hebat dihantam gelombang nikmat. Lalu dengan teknik tingkat tinggi, kuarahkan penetrasi penisku agar menyentuh titik paling nikmat dalam tubuhnya sembari kedua tanganku mulai membuka klitoris Anne memaksa aliran darah tadi membanjiri titik ini. Semakin cepat penetrasi kulakukan semakin rebahlah kepala Anne ke dadaku.


Dari pantulan kaca cermin aku bisa melihat pandangan Anne semakin sayu. Dia semakin kehilangan fokus dan lebih memilih menengadahkan kepalanya tanpa menurunkan tangannya. Dan dalam kondisi Anne yang sudah pasrah sedemikianlah aku lalu memastikan arah seluruh aliran darahnya agar menghantam ke titik G Spotnya dan Anne langsung histeris.


“ Aaaaaaaaaghhhhhh…..Akang…….Apa yang terjadi dengan Anne…….Uuuuuuuughhhhhh.”


Kucubit puting payudaranya keras dan aku berbisik , “lepaskan semua orgasmemu, Cantik.”


“ Akang…. Anne mau pipis………”


Tanganku semakin membuka titik klitorisnya membuat Anne tidak akan mampu bertahan lebih lama lagi dalam kondisi warasnya.


“ Lepasin aja….. kamu sexy kalo lagi pipis….” Kataku fokus memandang cermin tidak tahan dengan pemandangan dahsyat yang akan segera tersaji….


“ Anne pipisssss, Akang….. Auuuggghhhhh udah gak kuaaaaaaaaaaaat…..”


“ Lepasin, Cantik! pipis di pelukan Akang!”


Anne menengadahkan kepalanya total ke angkasa lalu berteriak “ Akang……. Anne gak kuat…… Anne pipissssssssssssss……………..Uiiihhhhhhhhh…”


“ Good Girl……. Good Girl….” Pujiku melihat Anne histris terhantam orgasme.


Anne histeris tenggelam dalam kenikmatan di pelukanku. Berasal dari dalam tubuhnya aku berhasi membuatnya mengalami orgasme dahsyat. Orgasme kombinasi yang membuat ledakan cairan nikmat menyembur kencang tanpa tertahan. Anne tidak bisa mengendalikan pikirannya lagi. Dia betul betul pasrah terhantam dalam badai kenikmatan hebat yang membuat semua kesadarannya tersapu oleh nikmat orgasme.


Aku menikmati menjilati ketiak Anne saat dia meledak. Tanganku yang meremas payudaranya senang menerima getaran dan lonjakan tubuhnya yang tersetrum aliran listrik tegangan tinggi. Dan kejantananku lah yang paling merasakan kenikmatan lebih karena denyutan hebat terjadi demikian kencang menyerang batang tegakku.


Getaran yang biasanya hanya terjadi dua sampai tiga menit kupaksa berlangsung sampai lima belas menit akibat kemampuanku mengendalikan aliran darah Anne. Selama lebih dari 15 menit Anne bergetar hebat. Sesekali mendesahkan namaku,” Akang……. akang………uuugggggghhhhh.” Kemudian Dia kembali dalam badai orgasmenya.


Kunikmati benar detik-detik persenggamaan kami sampai akhirnya aku cabut kejantananku dari arena kewanitaan Anne dan kusemburkan cairan kenikmatan ku sendiri di atas perut Anne yang sedemikian indah bentuknya.


“ Crrrrrooooot…………..Crooooooooottttttt…………….”


***


Seorang laki-laki datang. Berlutut di depanku. Bukan seseorang yang kukenal. Bahkan sama sekali belum pernah kutemui.


Laki-laki itu merunduk kepadaku dan memberikan penghormatan. Sebuah penghormatan tanpa alasan yang aku ketahui. Laki laki itu hanya menghormat sejenak lalu bangkit, tersenyum dan pergi meninggalkanku.


“ Tunggu…. Mau kemana kamu?” Tanyaku.


Laki-laki itu tidak menjawab. Dia terus menjauh.


“ Hei, kamu? Mau kemana??” Aku bertanya lagi.


Kembali Dia tidak menjawab. Hanya merunduk memberi penghormatan lalu pergi.


***


Sebuah mimpi aneh lain. Aku terbangun basah kuyup karena mimpi ini. Sejenak aku berusaha mencari tau siapa laki-laki itu tapi sekuat apa pun aku mencoba, aku memang tidak pernah tau siapa dia.


Gara-gara kemunculan seorang laki-laki asing aku harus benar benar melihat sekeliling untuk menyadari di mana sebenarnya aku berada. Aku masih berada di sebuah kamar hotel mewah Kota Bonjormo. Di samping aku melihat kekasih mudaku yang berusia 23 tahun Anne masih tertidur pulas. Dia terlihat amat kelelahan setelah berkali kali kubuat orgasme hebat.


Seorang wanita yang hebat Anne ini. Aura sensualitasnya sangat kuat. Setiap lekuk tubuhnya adalah tempat bermain yang sangat nikmat bagi laki-laki sepertiku. Semua area tubuhnya mengundang dan membahagiakan. Warna kulit tubuhnya yang cokelat benar benar seperti berasa cokelat manis yang membuatku tergila gila untuk menikmati setiap saat.


Hanya saja sekarang aku menghadapi dilema untuk mempertahankan atau memutuskan Gadisku yang cantik ini. Sebuah dilema tidak biasa. Dipicu oleh berbagai macam persoalan yang tidak akan bisa aku carikan solusinya.


“ Akang….”


“ Udah bangun kamu Anne?” Tanyaku.


“ Akang tidak tidur?”


“ Nanti…. Akang ada kerjaan sebentar malam ini.”


Perlahan Anne duduk, “Malam-malam gini Akang mau kemana??”


Aku melihatnya dan menjawab , “Nanti Akang ceritakan. Sekarang Anne istirahat tidur lagi aja dulu. Sebentar lagi. Gak sampai dua jam Akang balik.”


Aku mengecup kening Anne dan melangkah keluar kamar. Aku harus melaksanakan sesuatu yang harus kulakukan.


***


Malam semakin larut di Kota Bonjormo. Sudut Kota bertambah sepi. Perlahan manusia di sekitarnya menghilang. Satu demi satu tenggelam dalam mimpi indah masing-masing.


“ Tugasmu satu,” Kata Sang Suara yang nada suaranya seperti wanita tua dari balik panggilan telpon. “Mengembalikan laki-laki yang akan muncul sebentar lagi di hadapanmu kepada alam sana.”


Aku mendengarkan tanpa memotong intruksi yang diberikan Sang Suara lalu menjawab ,”apa kesalahan orang ini?”


“ Pemerkosa berantai.Wanita-wanita malang. Diperkosa tanpa belas kasih. Kami memutuskan tidak akan memberikan kesempatan kepada predator seksual seperti dia.”


“ Apa motivasi orang ini?” Tanyaku.


“ Kesenangan seksual semata barangkali. Atau kelainan barangkali. Kami tidak mau tau. Malam ini Dia harus mati. Dan Kamu yang harus jadi eksekutornya!”


Aku terdiam.


“ Baiklah,” jawabku singkat.


“ Mau tau fakta lain?” tanya Sang Suara.


“ Apa?”


“ Korban terakhirnya pagi tadi. Kamu pasti mau tau apa latar belakang korban.”


“ Tidak… Aku sama sekali tidak mau tau. Aku hanya akan melaksanakan tugas yang harus aku lakukan.”


“ Bagus. Tapi tidak ada paksaan kalo kamu tidak mau melakukannya,” tambah Sang Suara.


“ Tidak apa apa. Aku mau melakukannya.”


“ Boleh aku tau kenapa?”


“ Aku punya ilmu kepekaan rasa.”


“ Apa itu? Terdengar seperti ilmu anak kuliahan.”


Aku tertawa getir , “Bukan sama sekali. Hanya sebuah ilmu tidak penting.”


“ Boleh aku tau lebih jauh tentang ilmu kepekaan… apa tadi?” Tanya Sang Suara penasaran.


“ Tidak…. Hei, itu Korbanmu sudah datang aku pergi dulu.”


“ Semoga berhasil…” Kata Sang Suara.


Aku menutup telpon saat melihat seorang laki-laki melintasi sebuah gang sempit di Kota Bonjormo. Langkahnya gontai seperti orang mabuk. Aroma tubuhnya bau. Bau mayat hidup.


Aku menghampirinya dengan senyap. Dia menatapku saat aku tepat di hadapannya.


“ Halo.” Kataku.


“ Siapa kamu? Mau apa?’ Jawabnya.


“ Mau bunuh kamu. Kamu pemerkosa, kan?”


“ Apa?” Dia mendelik. “ Kurang ajar kamu…”


Sebelum Dia sempat memaki aku menghantam tepat di tengkuknya begitu saja. Menggunakan telapak tangan yang sudah kubungkus sarung tangan berwarna hijau aku menghantamnya begitu telak, seketika melumpuhkan pembuluh darah, mematikan syaraf, membuatnya terduduk kesakitan.


Dengan kedua mata aku menatap tajam laki-laki ini dan melihat wajah yang kering. Kering dari nurani. Hanya ada nafsu dan angkara murka di balik kulit seorang manusia. Aku lalu melihat kedalaman matanya. Berusaha membaca hati nurani laki-laki ini menggunakan ilmu kepekaan rasa dan sayangnya aku tidak bisa menemukan apa pun. Tidak ada rasa penyesalan atas segala tindak pemerkosaan yang dilakukan. Tidak tersisa rasa bersalah. Dalam sekali pandang aku bisa menyimpulkan : Berapa banyak pun waktu yang diberikan kepada laki-laki ini, Dia tidak akan berubah.


Maka tepatlah pukulanku tadi seketika menghentikan pembuluh darahnya dan membuat laki-laki ini mendelik ngeri. Dia terduduk sesaat di tanah lalu roboh di pekarangan gang sambil perlahan lahan meregang nyawa.


Sayangnya baru setelah Dia jatuh tiba-tiba aku ingat wajah laki-laki ini. inilah wajah yang sama yang aku lihat di mimpi beberapa saat lalu. Wajah yang tiba tiba memberikan hormat dan pergi berlalu. Akhirnya aku tau apa arti dari mimpi itu : seorang laki-laki asing berterima kasih kepadaku. Berterima kasih karena telah mengakhiri hidupnya yang tidak berguna. Hidup yang hanya dihabiskan untuk berbuat kejahatan.
 
DAFTAR ISI :

  • BAB 1 : HARI PERTAMA : HALAMAN 1
  • BAB 2 : MIMPI DI TENGAH HUJAN : HALAMAN 1
  • BAB 3 : BUS MAUT : HALAMAN 2
  • BAB 4 : JAKET KULIT COKELAT : HALAMAN 2
  • BAB 5 : VILLA NOMER 23 : HALAMAN 3
  • BAB 6 : KEPALA BATU : HALAMAN 4
  • BAB 7 : AMERIKA : HALAMAN 4
  • BAB 8 : IKAN : HALAMAN 5
  • BAB 9 : DETEKTIF YANG SEJATI : HALAMAN 6
 
Terakhir diubah:
wakakakak, emang gitu ya............ ngetes kejujuran ditanya berapa kali orgasme :gubrak: :gubrak: :gubrak:
 
Bimabet
Olla John.. What's up brohh?

Makasi untuk ceritanya..

#1. ntuh cowo namanya akang? padahal pd buanget lho dng ilmunya... :Peace: masih classified ya

#2. gambaran scenenya sedikit banget ya.. Cluenya warbiasyah njlimet tp asik bro..

#3. Anne itu.. punya suami-daniel, trus an older boyfriend si akang- the executor trus atasannya si genit Donnie..

I like this.. Menunggu update tq
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd