Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Setubuhi Aku, Dek

begawan_cinta

Guru Semprot
Daftar
27 Oct 2023
Post
548
Like diterima
9.329
Bimabet
Setubuhi Aku, Dek


Scane 1

KAKAKKU Anne pulang ke rumah membawa perutnya yang buncit. Ini merupakan kehamilan Anne yang kedua, sedangkan anaknya yang pertama sudah berusia 2 tahun.

Rencananya kakakku Anne akan melahirkan di sini, karena Mama bisa membantu, sedangkan di rumahnya ia tidak punya asisten rumah tangga, semua dilakukannya sendiri.

Usia kandungan kakakku Anne sudah 7 bulan.

Hari kedua kakakku Anne di rumah, kakakku Anne langsung membuat aku terangsang melihatnya. Tidak hanya aku, tetapi kulihat mata Papa juga melotot melihat ke arah putrinya yang sedang berjalan ke kamar mandi.

Anne, begitu aku memanggilnya. Aku tidak pernah memanggilnya kakak, mbak atau cicik, mungkin karena kebiasaan di rumahku.

Ia bangun tidur keluar dari kamarnya berjalan dengan kaki terkangkang-kangkang sambil mengelus-elus perutnya yang besar telanjang, dan wajahnya meringis seperti sedang menahan sakit di perutnya.

Pakaiannya celana boxer pendek yang menggelantung di bawah perutnya yang besar.

Celana kecil itu selain tidak cukup menutupi perutnya, juga tidak cukup untuk menutupi pahanya yang putih mulus bak singkong yang dikupas kulitnya, sehingga pusernya yang menonjol dan merekah itu bagaikan sekuntum bunga melati yang sedang mekar di pagi hari juga ikut terlihat.

Penisku sampai ngaceng melihatnya dan terasa menggeliat-geliat di dalam celana pendekku bagaikan seekor naga yang sedang mengamuk, dan kulihat celana pendek yang dipakai Papa juga menjulang tinggi berbentuk tenda kecil.

Selain daripada itu kaos yang dipakai Anne juga begitu merangsang birahi kami berdua pagi itu yang sedang duduk ngopi di dapur sambil ngobrol.

Anne yang mengenakan tanktop bertali kecil di pundaknya itu, selain pendek menggantung di atas perutnya, buah dadanya yang montok juga tampak menjiblak menggelantung dan bergoyang-goyang saat Anne berjalan ke kamar mandi. Dua putingnya yang besar tampak mencuat di atas tanktopnya.

Bagaimana tidak membuat penisku dan penis Papa merana?

“Oh... Anne...” desahku dalam hati bangun dari dudukku meninggalkan Papa yang masih duduk merokok di depan meja makan dan Mama juga sedang memasak di depan kompor.

“Mau ngapain sih?!” dari belakang aku mendengar Mama menghardik Papa dan sempat aku melihat mereka.

Papa sedang mencium leher Mama dan tangannya meremas-remas pantat Mama yang tertutup daster. “Mmmh... bau rokok...!!" teriak Mama yang tidak senang Papa merokok. "Ada cucu di rumah juga masih ngerokok...! Sudah tua... ngajarin yang nggak bener... jengkelin aja!”

Tapi ngomel-ngomel begitu kulihat Mama mematikan api kompornya dan melihat keduanya meninggalkan depan kompor, buru-buru aku pergi ke kamarku.

Di dalam kamar, pikiranku kacau membayangkan tubuh Anne yang tadi kulihat.

Ah… aku tak tahan lagi sambil berbaring di tempat tidur, aku keluarkan penisku dari celana pendekku. Dan dengan tangan gemetar aku mengocok penisku. Aku merintih dan mendesah sendirian.

Aku membayangkan mendekap tubuh Anne yang hamil dan telanjang. Sungguh aku tidak tahan dengan imajinasiku sendiri, sampai akhirnya crrooottt... crroootttt... crrooott... air maniku meyembur dengan kencangnya ke tissu... crrroottt... crrooott... crrooottt... crroootttt... crrooott...

Nimatnyaaa... aduu...uhh... sampai merasuk ke tulang sumsumku.

Sekitar setengah jam aku baru bisa keluar dari kamar hendak pergi mandi dan bertepatan waktunya Mama juga membuka pintu kamar.

“Djie, entar agak siangan anter Anne ke rumah sakit periksa kehamilannya, ya?” kata Mama padaku sambil menggenggam celana dalam di tangannya dan tissu. Sedangkan Mama sendiri memakai kain, dan di pundaknya yang putih mulus telanjang tidak kelihatan tali BH.

He..he... aku tertawa dalam hati. Habis ngentot ni ye...

“Bisa nggak kamu? Kalau bisa, anterin... Mama yang jagain Ella, Ella lagi batuk pilek...”

“Yaa... udah...” jawabku.

“Ya udah... ya udah... jawabnya yang teges dong, kayak kurang makan ajaa..aa...”

“Habis... mau nangis...?!!

Mama pergi ke dapur membuang tissu yang habis ngebersihin memeknya yang dientot Papa, lalu melangkah ke gantungan menyambar handuknya.

"Apa sih yang dipegang itu, Ma...?” tanyaku.

"Nggak...!"

Sebelum Mama sampai ke kamar mandi, kurebut celana dalam yang dipegang Mama.

"Nggak...! Nggak...! Mau ngapain sih...?!" Mama mempertahankan celana dalamnya sambil digenggamnya erat-erat.

Tapi aku tidak kalah sigap.

Akhirnya celana dalam Mama yang berwarna merah itu terlepas dari tangan Mama. Kudekatkan ke hidungku.

Mama meringis melihatku. "Hmmm... enak ya baunya...?" tanya Mama.

Semriwing... antara bau asem, bau amis dan bau kencing.
 
Scane 2

Dengan mobil Honda Brio yang biasa kupakai pergi kuliah, aku mengantar Anne pergi ke rumah sakit untuk memeriksa kehamilannya.

Anne memakai daster hamil berwarna merah dari bahan kaos yang panjangnya selutut, dan daster itu tidak mampu menutupi pusernya yang tampak mekar menonjol.

Juga safety belt yang mengikat ke dadanya membuat kedua payudaranya yang montok tampak membungsung sexy membangkitkan syahwat adiknya yang sedang menyetir mobil.

Apalagi terlihat jelas bongkahan payudaranya dan bentuk BH-nya yang bermodel ‘half bra’ sehingga payudara Anne tampak seperti ditampung di sebuah mangkok bulat sampai meluber keluar.

Annepun bercerita padaku tentang kesulitan suaminya bekerja di hutan belantara Kalimantan di sebuah pabrik kayu lapis. Suaminya memang berotak encer menyabet 2 gelar sekaligus dengan hasil cumlaude untuk Fakultas Tehnik Sipil dan Fakultas Kehutanan.

Ia menjadi manager paling muda di perusahaan itu dalam umur 29 tahun. Anne menikah pada umur 22 tahun setelah ia lulus kuliah 3 bulan dari fakultasnya, vaginanya langsung dijebol oleh penis suaminya. Sembilan bulan kemudian lahirlah anaknya yang pertama, Ella, berjenis kelamin cewek.

Suaminya ingin resign. Maka itu ia meminta Anne pulang duluan sekalian untuk melahirkan. “Lalu, nggak dapat nafkah batin, dong lo...” kataku.

“Kan ada lo, adik gua yang paling ganteng sejagat...” goda Anne. “Ah, suami gua...” balasnya kemudian dengan suara seperti mengeluh. “Ia itu orang yang sangat super hati-hati. Kalau tugasnya sebagai suami menghamili gua sudah selesai, ya sudah... gua ditinggalin gitu...!!”

“Lo gak pernah pengen...?” tanyaku.

“Iyaa... pengenlaa..aahh... masa 9 bulan nggak digituin, tahan... kalau ia sih, tahan...!”

“Lalu...?”

“Mau bagaimana lagi...? Mau di-dildo-in takut keguguran...”

Saat mobilku berhenti di lampu merah, kujulurkan tanganku memegang perut Anne antara takut ia menolak dan jantungku berdebar-debar karena aku lagi bernapsu tinggi. Tetapi Anne memegang tanganku, “Elusin, Dek...” pinta Anne.

Kucium pipinya yang berbintik-bintik kecil jerawatan yang justru menambah kecantikan Anne. “Vagina gua nyut-nyutan tau...!” katanya terus terang padaku. “Kayak digaruk sama tangan si orok...”

“Keluar, dong...” tambahku.

“Ya... iyalah...! Basah sampe celana dalam gua...”

Tidak sempat kami lanjutkan obrolan porno itu, karena mobilku sudah berhenti di pintu parkir rumah sakit. Setelah mengambil tiket parkir, mobilku langsung meluncur ke gedung parkir di rumah sakit megah berlantai 10 itu.

Anne mendapat nomor antrian 3.

Kami duduk menunggu di ruang tunggu hanya berdua saja.

Kucium perut Anne lagi, tapi hanya sebentar. Kemudian masuk seorang wanita yang perutnya lebih besar dari perut Anne. Mungkin seminggu atau 2 minggu lagi oroknya akan membrojol dari lubang di selangkangan wanita berambut sebahu ini.
 
Scane 3

Aku pernah nonton video wanita melahirkan, tapi video produksi orang bule.

Wanita yang mau melahirkan itu berbaring mengangkang dan saking sakitnya si jabang bayi mau nongol dari lubang di selangkangannya, wanita tersebut menjerit dan berteriak sekencang-kencangnya, tetapi yang nongol di depan lubang si wanita itu hanya ubun-ubun jabang bayi.

Bayangin... dulu mak kita ngelahirin kita seperti itu, Mak kita pasti menjerit-jerit di ruang bersalin ngeden setengah mati ngeluarin kita, yang nongol di depan lubang Mak kita justru cuman ubun-ubun kita.

Lama... menunggu sampai kepala kita nongol semua, kemudian leher kita dipegang sama bidan atau dokter, bidan atau dokter akan menarik badan kita keluar perlahan-lahan dari lubang Mak kita... blussss... keluar deh kita bersama tali puser... ooek...oekk... oeek... kita nangis jadi bayi... darah keluar banyak dari lubang Mak kita, apalagi kita melihat dokter atau bidan mengeluarkan ari-ari dari lubang Mak kita... sedap-sedap ngeri...

"Anak yang ke berapa, Mbak?" tanya Anne pada si Mbak yang duduk di depan kami.

"Anak pertama. Ncik?" si Mbak balik bertanya pada Anne. Si Mbak nyangka aku nggak tau ia ngelirik-ngelirik aku.

Batinku, si Mbak ini bisa kuentot kalau ada kesempatan.

"Anak kedua. Tinggal di mana, Mbak?"

"........"

"Suamiku di Kalimantan." kata Anne. "Ini adikku..."

Si Mbak memandang aku, dan tersenyum manis padaku. Aku membalas senyumannya. "Suamiku kerja di kapal." kata si Mbak.

Aku minta izin pada Anne untuk turun ke lobby rumah sakit membeli minuman. Karena kata si Mbak pada Anne, dokter lagi operasi, mungkin 1 atau 2 jam lagi dokter baru berada di ruangannya.

Aku membeli 3 gelas minuman di S**rb**ks. Seorang 1 gelas; Anne, aku dan si Mbak.

Muncul wanita yang kedua di ruang tunggu rumah sakit bersama seorang laki-laki. Mereka duduk di ujung. Lalu sebentar kemudian si Mbak bangun dengan susah payah dari tempat duduknya. "Aduhh..." kata Anne. "Tolongin, Dek."

Aku segera memegang lengan si Mbak dan menuntunnya bangun dari tempat duduk. "Mau ke mana, Mbak?" tanya Anne.

"Mau ke toilet."

"Temenin, Dek." suruh Anne.

Deg...

Jantungku berdetak kencang sewaktu si Mbak mau aku menemaninya ke toilet. Mula-mula kami jalan sendiri-sendiri.

"Aku belum punya pacar lho, Mbak." kataku. "Mbak jangan canggung atau takut sama aku. Aku namanya Odjie. Masih kuliah, tetapi sudah mau lulus sih..."

"A... aku... Marlena..."

"Kok gugup sih, Mbak?" tanyaku menggenggam tangan Mbak Lena. Sewaktu tanpa penolakan, aku bertanya lagi padanya, "Suami Mbak jauh.. jarang pulang, ya... gimana kalau mau gitu..."

"He.. he..." tawanya dari kugenggam tangannya berganti menjadi Mbak Lena yang menggandeng tanganku.

Hmmm...

"Nanti aku tanggung nafkah batinnya Mbak.. mau nggak, Mbak...?"

"Berikan aku waktu pikir-pikir dulu, sehabis melahirkan aku jawab." sahut Mbak Lena.

"Sekarang dong jawabnya..." rayuku.

"Hii... nggak sabar sih..." jawabnya lucu di ruang toilet wanita yang sepi.

Segera kurangkul Mbak Lena dari samping. Tidak bisa kupeluk dari depan karena perutnya terjulur ke depan. Kucium bibirnya. Bibir Mbak Lena seperti kuoles dengan lem Ai**n, langsung lengket ke bibirku, sehingga seketika bibir kami saling melumat.

Aku meremas teteknya dari luar dasternya, dan si Mbak Lena meremas-remas selangkanganku dari luar celana jeansku. Benar-benar ia haus dan dahaga.

Secepatnya aku menyeret ia masuk ke toilet. Aku harus bergerak cepat supaya ia tidak berubah pikiran, batinku menaikkan dasternya lalu menarik turun celana dalamnya yang mini menggelantung di bawa perutnya.

Ia duduk di toilet lalu kencing, aku melepaskan celanaku. Penisku yang mengacung super-super sexy dan tegang kudekati pada Mbak Lena yang masih duduk di toilet, ia langsung menjamah kontolku dan dimasukkan ke mulutnya.

Untuk beberapa saat Mbak Lena mengulum-ngulum kontolku di dalam mulutnya yang hangat, lalu dilepaskan.

Setelah itu ia bangun dari duduknya di toilet, kemudian berdiri nungging menghadap ke dinding membiarkan penisku merangsek masuk ke lubangnya dari belakang.

Sleepp... sleepp... sleeppp... bluuusss... kupaksakan penisku masuk ke lubang vagina Mbak Lena yang ketat karena mungkin dianggurin cukup lama karena suaminya pergi berlayar.

Setelah itu kutarik-dorong-tarik-dorong-tarik-dorong penisku keluar-masuk di lubang Mbak Lena yang mulai licin sambil kedua tanganku memegang pinggulnya. Lubang vagina Mbak Lena menyebarkan bau amis.

Berhubung dari tadi aku sudah napsu dengan Anne, tidak perlu lama aku menggoyang lubang Mbak Lena, akupun menyemprotkan air maniku ke rahim Mbak Lena yang kedinginan.

Craaatt... crooottt... crraatt... croott.... craattt... crroottt... crroottt....

Aku berhasil ngentot dengan seorang wanita hamil tanpa kurencanakan!

Aku cabut kontolku. Meskipun kontolku bau vagina Mbak Lena, secepatnya aku pakai kembali pakaianku. Sementara Mbak Lena masih nungging sambil ngangkang membiarkan air maniku menetez-netez ke lantai, sebagian mengalir di pahanya.

"Aku keluar dulu ya, Mbak." kataku meninggalkan Mbak Lena, aku pindah ke toilet laki-laki mencuci penisku.

Kembali ke ruang tunggu, Mbak Lena belum kelihatan di tempatnya dan aku baru duduk sebentar, Anne sudah dipanggil untuk masuk ke ruang dokter kandungan, seorang laki-laki muda yang humoris, sehingga ia mengizinkan aku melihat perut Anne di USG.

Anne berbaring di bangku pemeriksaan. Dasternya diangkat ke atas sehingga terlihat di depanku semua perut Anne yang mengandung itu dan terlihat urat-urat kebiru-biruan mengambang di kulit perutnya yang putih.

Celana dalam yang dipakai Anne model mini dan menggantung di bawah perutnya yang melendung dan kini sedang di scan oleh dokter dengan scan USG. Paha Anne putih mulus.

Tidak bisa disangkal, kontolku yang tadi sudah mengeluarkan begitu banyak air mani seperti dikuras oleh memek Mbak Lena yang nikmat, melihat Anne yang berbaring sexy di bangku pemeriksaan dokter, kontolku kembali bangun menegangkan.

Untung aku sedikit terhibur sambil mendengar penjelasan dari dokter dimana letak otak si orok, mana jantung, mana kepala, semuanya sehat.

Dokter menawarkan Anne melahirkan normal.

Keluar dari ruang dokter, Mbak Lena juga belum kelihatan di tempatnya. Mungkin ia malu telah dientot oleh aku. Aku dan Anne langsung menuju ke lift.

Hanya kami berdua di dalam lift. Seperti kami saling mencari kesempatan, di dalam lift kami berciuman nikmat, saling ganti ludah, dan membelit lidah.

Sebelum lift terbuka, Anne berbisik ke telingaku, "Setubuhi aku, Dek!"
 
Saya mau upload mulustrasi ke thread, gambanya sudah saya upload ke imagebam, ternyata tidak bisa di upload di thread, malah panel thread saya ikut menghilang, sehingga tulisan (font) di thread tidak bisa diatur besar kecil, jenis font, dan lain-lain.

Ada yang bisa membantu saya cara memulihkan panel thread?
 
Scane 4

Aku berusia 21 tahun, selisih dengan Anne 5 tahun. Anne sekarang berumur 26 tahun. Mama menikah muda. Mama berusia 47 tahun, masih menstruasi. Papa berumur 53 tahun.

Di dalam mobil aku menjadi gugup dan gagu mendengar bisikan Anne, kakakku tadi dalam lift. "Setubuhi aku, Dek!"

"Apakah boleh kita adik sama...?"

"Tadi aku terpeleset, aku butuh itu..." jawab Anne.

"Aku maklum, tapi aku gak mau ada unsur paksaan, harus saling suka. Aku memang sudah suka sama lo sejak awal." jawabku.

Kami mampir makan bakso di warung bakso Bang Oding. Siang itu warung bakso Bang Oding sepi. Hanya sepasang remaja duduk di ruang depan.

Aku dan Anne memilih ruang belakang yang menghadap ke sawah yang menghijau dengan tanaman padi.

Anne pergi ke toilet meninggalkan tasnya padaku. Sementara aku teringat dengan celana dalam Mbak Lena. Aku keluarkan dari kantong celana jeansku, lalu kucium.

Hmmm... bau kencing bercampur bau kamper.

Anne keluar dari toilet, buru-buru kusimpan celana dalam Mbak Lena ke kantong celana jeansku lagi.

Anne sampai di depan meja, sudah terhidang 2 mangkok bakso dan 2 teh botol di atas meja. Kami bergegas makan.

Selesai makan bakso kami tidak mampir kemana-mana lagi, kami langsung pulang.

Sesampai di rumah, Anne langsung menuju ke kamarnya, sedangkan aku ke belakang karena mendengar suara Mama dan anak Anne, Ella di kamar mandi.

"Hee... setan... setan... kontol setan... kontol..." kata Mama latah. "...bikin orang kaget aja, kayak setan, nggak ada suaranya...!"

Mama yang sedang berjongkok memandikan anak Anne ikut bertelanjang bulat.

"Emang aku gak kaget?" kataku.

"Ambilin handuk Ella sana..." suruh Mama membiarkan kutatap tubuhnya yang sedang berjongkok itu.

Aku bisa melihat dengan jelas bentuk vaginanya bekas melahirkan Anne dan aku, dan barusan tadi pagi dientot oleh Papa. Warnanya kecoklatan dengan pahanya yang putih bersih.

Bulu kemaluan Mama jarang dan tipis, sedangkan belahan memeknya terbuka menganga berbentuk seperti ini ---> ().

Di atas terdapat biji kelentitnya, di tengah terdapat lubang kencing. Di bawah lubang kecing, terdapat lubang vaginanya.

Payudara Mama yang sebelah kiri lebih kecil dan yang sebelah kanan. Putingnya sama, yang sebelah kiri kecil dan yang sebelah kanan besar. Aku baru tau sekarang payudara Mama itu sebelah kecil, sebelah besar.

Aku membawa handuk Ella pada Mama dan Mama sudah membungkus tubuhnya yang telanjang dengan handuk. "Suruh Anne keringin Ella, Mama mau mandi." kata Mama.

Aku mengangkat Ella ke kamar Anne dan menyerahkan Ella pada Anne. Setelah itu aku mencoba menghubungi nomor telepon genggam Mbak Lena yang kuperoleh dari Anne tadi sewaktu makan bakso.

"Mbak, ini Odjie. Maaf, tadi aku tinggalin Mbak... sudah di rumah atau masih di rumah sakit?"

"Mbak sudah di rumah, Djie. Hi.. hi... tadi itu gak apa-apa sih... Mbak keluar dari toilet, ketemu kakak ipar, lalu kita ngobrol..."

"Sendirian di rumah?"

"Sama orok di dalam perut..." goda Mbak Lena.

"Anak kita ya, Mbak?"

"Enak aja..."

"Eh... tadi di toilet itu... aku kan sempat tengokin..."

"Awas lho... cerita... jangan, ya..."

"Aku mencintai Mbak... aku ingin mengajak Mbak nikah, mau gak Mbak..."

Mama keluar dari kamar mandi, langsung kututup telepon. Ganti aku yang mandi. Setelah mandi, aku mau ke rumah Mbak Lena, rencananya. Tetapi keluar dari kamar mandi aku melihat Mama sedang sibuk di depan kompor masih mengenakan handuk.
 
Aku mendekati Mama, lalu kupeluk Mama dari belakang dan kucium lehernya yang wangi sabun mandi. "Ah... kamu suka bikin Mama kaget saja, kenapa sih...?" hardik Mama.

"Tadi pagi Mama gituan ya, sama Papa...?"

"Ya, memang kenapa?"

"Aku tau aja..." kataku. "Anne keluar dari kamar sexy banget, Papa gak tahan melihat Anne, itunya Papa tegang banget..."

"Pantesan pagi-pagi ngajak..." Mama membuka kartu. "Biasanya Mama yang ngajak alasannya banyak... inilah... itulah..."

Pelan-pelan kunaikkan handuk Mama dari belakang. Mama terus mengaduk semur ayam di panci untuk makan nanti sore tidak merasa aku menyelipkan penisku yang tegang ke belahan pantatnya yang telanjang tidak memakai celana dalam.

"Djie! Odjie...! Ha.. haa... jangan gitu ah...! Mau lepaskan nggak, atau mau Mama menjerit, nih...?!" teriak Mama.

"Anne bikin kacau..." kataku tidak melepaskan Mama, malahan tanganku naik ke dadanya.

"Masa harus Mama yang nanggung? Odji... gila kamu...!" erang Mama menarik dadanya ke depan menahan remasan tanganku pada kedua payudaranya, otomatis pantatnya sedikit nungging sehingga memudahkan penisku merangsek semakin masuk belahan pantatnya dan kepala kontolku menekan di belahan vaginanya.

"Odjie... nanti masuk, Odjie... jangan main-main, ahh..."

"Ayo, Mama santai saja, anggap aku ini Papa..."

Bleessss...

"Odjie... mmmhh... aaahhh..." jerit Mama sewaktu penisku yang keras terjepit di lubang vaginanya dari belakang.

"Odjie.. lepasin... nanti Anne tiba-tiba keluar dari kamar, malu kita...... ooh, Odjie... mmmmh..."

Selanjutnya aku mulai menarik dan mendorong keluar-masuk penisku di lubang vagina Mama sembari kupegang pinggulnya. "Ahhh... ahhh... sshhh... ahhh..." rintih Mama.

Sekitar 7 atau 8 menit lalu aku mencabut penisku yang basah bau vagina Mama. Kulepaskan air maniku di belahan pantat Mama.

Setelah itu kami segera membersihkan diri kami masing-masing di kamar mandi.




Scane 5

Malamnya Mama dan Papa terpaksa membawa Ella ke dokter karena badannya agak panas dan hidungnya tersumbat.

Aku sedang duduk ngopi di dapur ngobrol dengan Mbak Lena di telepon sewaktu Anne keluar dari kamar dengan rambut kusut mendekatiku, buru-buru aku menghentikan obrolanku dengan Mbak Lena.

Seperti tadi pagi, perut Anne dibiarkan telanjang dan pusernya kelihatan menyembul keluar, ia hanya mengenakan tanktop pendek dan celana boxer yang menggelantung di bawah perutnya yang besar melendung.

Sungguh menggairahkan kelelakikanku, apalagi masih terngiang-ngiang di telingaku bisikannya, "Setubuhi aku, Dek." segera kurangkul pinggang Anne dan kutunduk mencium perutnya, lalu menjilat pusernya.

Ohhh... menambah aku semakin terangsang pada kakakku ini. Akupun mempelorotkan celana boxernya dan turun mencium selangkangannya yang tanpa bulu.

Tak perlu lama lagi aku dan Anne langsung bertelanjang bulat di kamar. Ini pertama kali aku melihat wanita hamil yang telanjang membuat penisku membengkak bertambah besar dan panjang.

Kujilat vagina kakakku Anne. Huff... betapa nikmatnya vagina kakakku sendiri. Lendir vaginanya terasa gurih. Kumasukkan lidahku ke dalam lubang vaginanya, kakakku Anne menggeliat dan menggelinjang.

Apalagi ketika kugigit biji kelentitnya yang sebesar kacang tanah, ohhh... tubuh kakakku Anne bergetar hebat... suaranya berteriak melengking ketika orgasmenya datang.

Aku segera menarik pantatnya ke pinggir tempat tidur, sedangkan aku berdiri di depan tempat tidur menghadapkan penisku yang tegang ke selangkangan Anne yang terkangkang lebar, seterusnya aku tekan masuk penisku panjang-panjang ke lubang vagina Anne yang basah.

Kuhentakkan ke depan, blesssss... tertancap sudah penisku di dalam lubang vagina kakakku itu.

Lubang vagina Anne terasa agak longgar dibandingkan penisku yang besar.

Aku segera menyetubuhi Anne dengan menarik dan mendorong penisku maju-mundur di lubang vaginanya.

"Aaahhh.... ooohh.... aaahhh..." rintih Anne merasakan rahimnya tertusuk kepala penisku.

Sampai jam 9 malam kutuntaskan air maniku sebanyak 3 kali di lubang vagina Anne.

Anne juga sering terlibat video sex dengan suaminya di Kalimantan sana. Sedangkan aku bersetubuh dengan Anne sampai hari terakhir ia mau melahirkan. Anne merasa perutnya mules selesai 1 jam aku menyetubuhinya.

Sebenarnya hanya ini sih yang ingin aku ceritakan, karena setelah Anne melahirkan aku sudah tidak bisa lagi menyetubuhinya. (bc_022024)
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd