POV RINA
Ferdi mulai ketagihan akibat ulahku, padahal awalnya aku hanya iseng saja untuk balas dendam. Ia sering menagih jatah padaku, padahal aku tidak berniat seperti itu. Ditambah lagi aku belum juga pulang kerumah perum, berdiam diri di rumah lama lebih nyaman rasanya
TOK TOK TOK
kubuka sedikit gorden, kuintip ternyata itu yudi. Untung saja sintia dan ferdi sudah pergi dari sini
" kenapa a "
" makan dulu " ia membawa banyak makanan untukku dan yunita
" gapapa a gausah udah makan " kataku
" udah dong jangan gitu "
Kasihan juga ia sudah repot repot membawanya
" yaudah "
Ia tersenyum dan bergabung dengan kami memakan makanan yang ia bawa
" maafin aa ya "
" iya udah gapapa " kataku, yunita terlihat begitu nyaman dalam pelukan yudi. Aku terharu melihat hal itu
" kamu dikirimin video ya sama neng "
" gausah dibahas a " kataku ketus, ia terdiam tak menjawab. Ia menyimpan yunita dan langsung memelukku dari belakang, nyaman rasanya pelukan itu, membuatku ingin berlama lama
" aa sayang banget sama kamu " suaranya rapuh
hangat dekapannya membuatku tak berdaya, sungguh aku tak dapat menolaknya. Tanpa sadar aku mulai terbawa suasana
" aa kenapa gamau berubah sih "
" waktu itu dipaksa sama neng "
" alahhh alesan "
" beneran " ia tertidur dibahuku, sungguh nyaman rasanya. Seakan kemesraan ini janganlah cepat berlalu hahaha
" yunita udah gede a "
" kamu juga sama tuh hmmm "
" apanya "
" sama pak indra waktu itu " katanya
" lagian aa sih "
" tuh nyalahin lagi kan "
Tanpa sadar kami bercanda lagi seperti saat pertama menikah, ternyata aku masih mencintainya. Mungkin orang lain akan meninggalkannya namun jika sudah didasari rasa cinta sulit untuk melakukan itu, terlebih aku selalu mengingat pesan ibu bahwa jangan pernah berpisah karena yunita akan menjadi korbannya. Ibu sangat tidak setuju dengan hal itu
TOK TOK TOK
" gan " seseorang memanggil dari luar
" iya mang "
" siapa a "
" mang kosim " katanya
CEKREK
" hayu gan berangkat, ehhh ada neng rina hehe " ujarnya, sudah lama sekali aku tidak bertemu dengannya
" mang kemana aja baru keliatan "
" ada neng hehehe, ehh dede udah gede ya, perasaan baru kemaren "
Kami berbincang sejenak sebelum akhirnya mereka pergi mengirim sayuran
" aa jalan ya sayang "
" iya a " ia mencium yunita dan mengecup keningku, aku kembali luluh oleh tindakannya. Aku kembali menatap yunita, kasihan ia masih belum mengerti hal ini dan aku sangat tidak ingin jika ia menjadi korbannya akibat perbuatan kami.
Malam itu entah kenapa aku merasa tidak enak hati, ingin rasanya pulang dan menemui ibu dikampung. Yunita sudah tertidur lelap namun aku masih saja gelisah, ada apa ya dirumah?
resiko rumah di perkampungan jadi sulit berkomunikasi, menghubungi resti dan rosa juga tidak bisa sama sekali, akhirnya aku memaksakan diri untuk tidur
Ibu terlihat cantik dengan gaun putih dan pak kades mengenakan jas, jika diperhatikan dengan seksama mereka sepertinya serasi. Akhirnya ibu memiliki pendamping sepeninggal bapak, berat namun apa boleh buat karena ini demi kebaikan ibu juga.
Tinggal dirumah sendirian tanpa pendamping membuatku sangat khawatir, apalagi pak kades belum menjadi suami sahnya namun sudah sering menginap. Jika tidak segera menikah bisa bahaya, berduaan tanpa ada kejelasan
Tak lama datang seorang tamu wanita yang sepertinya aku kenal, kutatap wajahnya namun sulit kuingat, dia siapa ya?? aku yakin pernah melihat wanita itu
DUARRRR MEMEKK HAHAHAHA
suara petir membuatku bangun dan yunita menangis seketika, aku langsung memeluknya dan mendekapnya erat.
Mimpi aneh kembali terjadi, apa ini pertanda ibu akan menikah dalam waktu dekat ya?
CEKREK
" sayang "
kulihat kedepan ternyata yudi basah kuyup
" aa ujan ujanan "
" tanggung hehehe "
" rina ambilin handuk ya "
" gausah gapapa mau sekalian mandi hehe "
ia segera kekamar mandi dan aku masih memeluk yunita yang mulai berhenti menangis, cuaca memang sudah tak karuan akhir akhir ini.
Setelah yunita tertidur aku mengambil handuk dan memberikannya pada yudi
TOK TOK TOK
" aa ini handuknya "
" iya bentar " katanya
CEKREK
pintu terbuka dan kami malah melongo, aku fokus pada kemaluannya yang tegak
" aa ngaceng " aku langsung menggenggamnya, ia tersenyum dan langsung menarikku kedalam
" sayang "
kami berciuman sangat ganas karena rindu yang lama terpendam
" sshhh udah lama ya a "
" maafin aa ya sayang "
" rina juga a "
Suara hujan deras membuat suasana semakin membara, ia mulai menelanjangiku
" kangen memek kamu sayang sshhh " bisiknya yang membuatku geli
" heeh " tanganku tak henti mengocok kontolnya yang tegak, aku segera duduk ditepi bak dan mengangkang
" yaampun sayang kangen banget " ia berjongkok dan langsung menjilati memekku
" ahhh sshh aa ahhhh "
" kangen banget hehehe shshmmm "
" sshh aa mhhh ahh " kuusap kepalanya menahan rasa nikmat yang menyengat seluruh tubuhku
" ciee mulai ada rambutnya ya memek kamu hehe "
" ih aa maluu "
" hehehe " ia mengusap klitorisku membuatku hampir terjatuh kedalam bak mandi
" ahhhh sshhh aa ahhhh "
" langsung ya sayang, aa kangen banget hehe "
ia berdiri dan menggesekkan kontolnya dibelahan memekku
" gamau disepong dulu? hehee "
" langsung aja sshhhh "
BLESSSS
tidak basa basi ia langsung menusukkan kemaluannya
" ahhhhh aa sshh "
aku memegang bahunya karena hampir terjatuh lagi
" sshhh kangen sayang sumpah "
" heeh sshh rina juga a sshh "
kami menikmati setiap gesekannya, suara hujan deras semakin membakar nafsu birahi kami
" pindah yu sayang " ajaknya
" hayu a " kami berjalan dan saling berpegangan tangan tanpa sehelai benang pun ditubuh kami
CEKREK
ia malah membuka pintu belakang
" hehehe ikut yu "
" aa mau kemana ih malu " aku menutup kemaluan dan payudaraku
" gapapa "
aku digendong dipaksa keluar rumah, ia merebahkanku dirumput dekat gubuk penyimpanan sayuran
" aa masa disini "
ia tak menjawab dan menindihku, kami berciuman ditengah guyuran hujan yang sangat deras
BLESSS
kembali kontolnya menusuk memekku
" sshh aahhh sayang "
" hmmmhhh " aku kesulitan melihat karena hujan mengguyur wajahku
" sshhh enak ya sayang "
" heeh sshhh mmhhh ahhh " nikmat benar rasanya bersetubuh dialam terbuka dengan hujan yang mengguyur tubuh bugil kami
" beda sensasinya sshhh "
" hmhhh enak banget sshhh "
" kangen sayang sshh " ia memelukku erat dan mempercepat sodokannya
" ahhh aa sshhh ahhh "
" sshh ahhh sayang enak memeknya sshh "
" aa udah ahhhh "
CRT CRT CRT CRT CRT
aku kesulitan mengontrol akibat kenikmatan yang terus menerpaku tanpa henti
" hehehe muncrat ya sayang sshhh " ia tersenyum
" sshhh lemes aa ih "
" kangen muncrat dimemek kamu hehe "
" rina juga a hehehe "
Kami bertatpan dengan kemaluan yang terus bergesekkan ditengah guyuran hujan deras
" sshhh enak sayang sshhh "
" geli aa bulunya ih "
" ahhh sshhh sayang sshhhh " tatapannya mulai kosong, pertanda ia akan mencapai puncak
" muncratin memek rinaaaa hehehe "
" ahhhhhh sshhhh sayangghhh "
CROT CROT CROT CROT CROT CROTTT CROT
kontolnya berdenyut berkali kali, panas dan lembut bercampur dalam rahimku, tubuhnya ambruk dan aku memeluknya erat. Sungguh sensasi yang luar biasa bersetubuh dialam terbuka dengan hujan deras mengguyur kami.