MATAHARI
SATU JENGKAL
BAB. 24
JAMUAN MAKAN MALAM
Jamuan makan malam ini bukanlah jamuan biasa saja, melainkan jamuan yang sangat luar biasa dimana aku akan melamar para wanitaku dihadapan semua khalayak yang hadir.
Didepan undangan yang semuanya adalah keturunan murid2 eyang guru dan eyang resi….
Murid2 dengan ilmu yang nggegerisi yang bahkan tak bisa dibayangkan oleh orang terlatih sekalipun….
Hawa pengaruh begitu pekatnya, entah siapa yang membuatnya, karena begitu banyak orang yang mengeluarkan hawa begitu pekat seolah penuh hawa membunuh.
Benar kata ibu, ada banyak hal yang aku tak tahu sebelumnya. Syukurlah memang aku dibekali persiapan yang cukup menghadapi semua ini.
Mana ada yang ingin direndahkan ?
Mana ada yang ingin dipinggirkan ?
Semuanya ingin menonjol...
Semuanya ingin tampil utama...
Semuanya ingin mewarnai…
Semua hawa itu berbaur saling bertentangan dan saling bertabrakan satu dengan lainnya.
Ya… ini bukanlah pertentangan antar musuh !!!
Ini pertentangan antar keluarga para wanitaku karena ingin menempati urutan pertama.
Istri pertama….
Permaisuri….
Selanjutnya urusan putra mahkota, sang penerus tahta….
Pertentangan yamg tak pernah srbelumnya aku impikan bahkan dalam mimpi terliar sekalipun.
Ada banyak rupiah disini yang diperebutkan bahkan hingga bisa akan membuat semuanya saling berebut dan saling bunuh.
***
Semua wanitaku bukanlah dari kalangan biasa2 saja kecuali Clara….
Mereka memiliki bisnis yang sangat luar biasa…
Tak mungkin rela itu dibagi2….
Dan lagi mereka pasti menginginkan pewaris tahta bisnis mereka adalah keturunan mereka juga….
Ini bukan perang dengan pihak luar…
Ini adalah perang dengan yang di dalam…
Salah ambil langkah sedikit saja….
Bubar semuanya….
Nafasku sesak….
Rasanya benar2 pengap…
Di luar sana ada segerombolan serigala mengancam untuk ikut ambil bagian dalam keruwetan yang ada…
Siapa premaisuri ku ….?
Baru aku sadar, bahwa itulah pertanyaan yang dibutuhkan jawabnya olehku….
Jawaban yang sekaligus akan membuat semuanya berbeda dan sangat berubah….
Bagaimanapun juga di tanah ini, tak.di jawa atau sunda, istri pertama adalah sang ratu….
***
Kemudian membuka acara, ibu bertepuk tangan sekali saja….
Lantas suara2 yang ada sirap…
Semuanya terdiam…
Lamat2 suara gending2 jawa yang merdu mengalun lembut….
Begitu merdu dan pas banget komposisi dan iramanya sehingga semua keruweta seolah sirap sirna tak berbekas….
Setidaknya ada 48 orang penabuh dan pemukul alat musik gending belum lagi yang beraifat gesek dan tiup…
Baru kali ini aku seolah melihat sebuah konser gending yang titi nadanya memang khas perguruan Napa Guru dan Bapa Resi….
Nada nada pembukaan tarian dewa dewi…
Aku terkesiap….
Dengan irama musik gending yang dimainkan oleh banyak orang ternyata daya biusnya begitu luar biasa….
Tiba2 para tetua ikut mengambil bagian beberapa alat musik….
Tetua macam ibu, papa mama Renata, juga semua orang tua para wanitaku….
Luar biasa….
Alunan musiknya semakin membius…
Seolah semua penonton diajak terbang ke awang awang dan dunia mimpi…
Semua seolah terasa indah…
Perlahan namun pasti semua semakin menggelagar dan sangat kuat pengaruhnya….
Sekali lagi ibu bertepuk tangan….
Perlahan saja tepukan itu…
Namun anehnya seolah bisa menindih segala suara alat musik yang sedang gegap gempita…
PLOK……
Sebuah tepukan ringan saja….
Tapi seolah satu2 nya suara yang ada….
Hingar bingar seluruh paduan suara gending seolah lenyap….
Bukan lenyap benar2…
Tapi seolah tak berarti….
Bagai satu titik warna merah dihamparan warna hitam dilembar kanvas yang sangat besar….
Hitam pekat semuanya….
Sangat lebar….
Kalah oleh setitik warna merah ditengah2nya…
Warna hitam yang segitu lebar nya seolah hanya sebagai pengantar kuatnya warna merah semata.
Sekalipun cuma setitik….
Begitulah tepukan ibu bisa masuk dalam rangakaian irama dan seolah memotongnya dan tepukan itu berbunyi nyaring….
Sendirian…
Seolah semua irama yang rancak berbunyi hanya sebagai pengantar, pengiring suara tepukan semata.
Suatu pertunjukkan dan pemahaman ilmu rasa yang benar2 luar biasa…..
Perlu bisa merasakan soal kapan dan tebal tipisnya serta warna suara tepukan yang harus dihasilkan guna mencegat suara2 orkestra gending…
Semacam suara fals dalam lagu…
Meskipun perlahan, petikan gitar yang fals akan bisa membuat seluruh pagelaran terhenti sejenak karena suara fals tsb merusak komposisi…
Satu saja petikan suara fals bisa begitu mengguncang bila, saatnya tepat dan tepat pula tebal tipisnya serta warna nadanya….
Itulah tepukan yang ibu buat….
Tunggal….
Dengan nada biasa2 saja…
Tapi benar2 tampil sendiri ditengah riuhnya nada2 orkestra….
Suatu penguasaan ilmu rasa yang benar2 luar biasa.
Dengan itu seolah ibu ingin menyatakan akan sanggup mengatasi semua persoalan yang ditimbulkan oleh mereka2 yang tak puas dan berniat menganggu….
Perang kadang sudah usai kala musuh ternyata melihat tak perlu melakukan peperangan karena sudah menyadari kekuatannya akan kalah…..
PSY WAR…..
Kalahkan sebelum bertarung….
Just show up your ability….
Pamerin saja….
Itulah luar biasanya ibu….
Dengan tak banyak tenaga dan orang…
Secara telak bisa merusak irama gending dan membuatnya berantakan hanya dengan satu tepukan saja…..
Ini hampir sama dengan suatu kisah legendaris pejuang mujahidin afganistan kala masih dalam penguasaan Uni Sovyet (sebelum pecah berantakan menjadi beberapa negara termasuk rusia dan ukraina)...
Kisah yang entah betul entah salah….
Alkisah sebuah regu dalam kepungan musuh setelah berhari2 di kejar dan dipojokkan sedemikan rupa sehingga tak ada lagi tempat atau lubang keluar…
Terpojok sendirian dikelilingi serdadu2 unisovyet dengan persenjataan lengkap…
Hanya seregu pasukan yang compang camping kelelahan dan seolah tak ada masanya lagi utk hidup lebih lama….
Hanya satu peluru tersisa….
Hanya satu senapan dibutuhkan untuk memuntahkan pelurunya….
Hanya satu pejuang yang punya kesempatan…
Satu2nya….
Satu2nya kesempatan yang ada….
Sudah itu matilah…..
Pada saat itu pimpinan pasukan uni Sovyet sudah memerintahkan membombardier satu regu pasukan mujahid afganistan…
Semua moncong tank siap diarahkan…
Bom2 siap dimuatkan ke dalam moncong2 meriam dengan kaliber besar…
Semuanya siap2 memencet knop TEMBAAAK
Sang pimpinan pasukan uni sovyet memang sangat benci dan frustasi selama ini menghadapi satu regu pasukan khusus pejuang agganistan ini.
Dalam banyak pertempuran mereka selalu berhasil memporak perandakan pasukan uni sovyet…
Tapi rupanya kali ini adalah bagian dirinya, sang kepala tempur pasukan uni sovyet untuk menang….
Dengan sambil tersenyum girang dia menghitung…
SATU…..
DUA……
TI…..
BLAAAR BLARRR BLAAARR BLOOOM BLUUUMMMM
Pada setengah hitungan ke tiga….
Sebuah peluru melesat menghantam masuk moncong sebuah meriam tepat ditengah2nya dan meledakkan bom yang berat di dalam meriam tersebut….
Muncullah efek domino…
Ledakan demi ledakan bersahutan dipicu oleh sebuah peluru pejuang yang melesat tepat pada sasarannya dan pada saat yang pas….
Dimana semua pasukan uni soviet berkumpul rapat siap2 merayakan kemenangannya….
Satu batalion luluh lantak jadi perkedel…..
Ledakan demi ledakan masih saja berbunyi menghaniskan semua peluru dan bom serta mesiu yang ada….
Satu peluru…..
Satu tepukan….
Bagi banyak orang itu kebetulan….
Memang ada kebetulan itu ?
Itu sekedar intuisi….
Memangnya apa intuisi itu ?
Itulah ilmu rasa….
Dalam melakukan sesuatu yang sangat amat tepat baik waktunya atau tebal tipisnya….
Itulah ilmu rasa yang sesungguhnya…..
***
PLOK
Satu tepukan ibu yang terdengar sangat pas….
Membuka acara ke jenjang berikutnya….
Semua wanitaku turun gelanggang….
Menarikan tarian sang dewi secara bersamaan…
BERSAMAAN…..
Kalaulah pernah membaca kisah ini di bagian2 awal akan tahu kehebatan tarian tunggal nya….
Ini bersamaan….
Luar biada membiusnya…
Luar biasa menggodanya….
Menarik2 dada dan detakan jantung…
Satu saja begitu luar biasa….
Apalagi sekaligus 6….
Tarian yang memiliki gerakan yang menghipnotis…
Gerakan2 yang membuat penontonya serasa dibetot2 jantungnya hingga hampir copot…
Baru kali ini aku melihat wanitaku menari, bersama sama lagi….
Tentunya selain Clara yang menjadi murid ibuku pertama kali….
Tapi itupun bukan melihatnya menari tarian sang dewi….
Tarian sang dewi para wanitaku seolah menarik narik aku ikut kedalam tarian semakin kuat dan semakin kuat….
Seakan ada magnet yang menarik tubuhku untuk ikut serta dalam tarian….
Masing2 wanitaku seolah menjadi sesuatu yang sangat luar biasa...
Tapi memang waktu masih berjalan sendiri….
Belum saatnya klimaks yang menghantarkan gending menuju undangan buat sang dewa….
Gending semakin menggelorakan rasa yang sungguh sangat luar biasa….
Srmakin cepat dan semakin bertalu2 seolah menggedor isi dada para penonton….
Geding pengantar tarian sang dewi yang dimainkan oleh segenap pamain yang terdiri dari para tetua….
Semua seolab terhipnotis….
Diam tak bergerak hanya mata masing2 penonton seolah tak bisa dipalingkan….
Aura sihir menyebar cepat membius dan membuat para penonton yang awalnya memiliki aura yang kuat seakan sirna tak berbekas….
***
PLOK…..
Lagi2 ibu membuat tepukan pada saat yang sangat tepat dan secara luar biasa seolah menghentikan semua daya tarik tarian yang sungguh sangat membius sukma…..
Semua berhenti….
Penabuh berhanti….
Peniup seruling berhanti…
Pemain alat gesek berhenti….
PARA PENARIPUN BERHENTI BERGERAK …
DUDUK BERSIMPUH….
Perlahan….
Namun pasti….
Terdengar suara rebab yang mengalun syahdu….
Diiringi tepukan gendang perlahan….
Mengantarkan penari lelaki
Sang Dewa….
6 orang Dewa yang seolah turun dari entah darimana…
Tiba2 saja 6 Orang Dewa turun melangkah dari atas perlahan menuju para dewi nya….
Itulah Aku….
Akulah sang dewanya….
***
Sang dewipun mengangkat kepalanya tersenyum mesra membius seantero nafas dan degub jantung…
Kerlingan mata sang dewi seolah menghunjam dalam dada dalam2….
Dengan lembut sang dewi bangkit dan mengibaskan selendangnya….
Tanda musik kembali bergema membahana menusuk jantung dan menorehkan kenangan yang tak akan terlupakan….
Para Dewipun akhirnya luluh dalam pelukan mesra Para Dewa….
Pelukan yang luar biasa….
Penuh dengan hawa rasa yang sangat memukau…
Sangat membius…
Bagaimana penyatuan Dewa Dewi begitu memukau semuanya….
***
Musik telah terhenti….
Kami pun terdiam didepan orang tua para gadisku….
Satu satu aku dampingi semuanya…
Ke enam2nya….
Di depan orang tuanya…
Aku meminta restu secara bersamaan….
Semua khalayak terdiam…
Semula mereka benar2 tak mengira bahwa penari pria adalah satu orang saja….
Kini mereka melihat jelas bahwa ada 6 orang aku yang berpakaian sesuai dengan para wanitaku yang berbeda…
Betapa semua tak mengira ada kejadiannya aku bisa tampil mendampingi para wanitaku seorang demi seorang secara bersamaan….
Bukan apa2….
Ini susah diterima akal sehat siapapun kecuali yang hadir di acara ini…
Mereka tahu dan sadar bahwa kali ini telah lahir seorang pewaris….
Ini menandakan bahwa sang pewaris tahta kerajaan ilmu Bapa Resi dan Bapa Guru telah hadir...
Yang menandakan bahwa yang hadir…
Seluruhnya….
Tanpa terkecuali wajib menghormati…
Munculnya sang pewaris tahta….
Bagaimanapun beratus tahun telah ditunggu kehadirannya…
Sang Dewa…
Yang menyatukan seluruh kekuatan yang dipupuk oleh Bapa Guru dan Bapa Resi….
Beratus tahun banyak sudah perpecahan yang menghadirkan dendam diantara para murid dan cucu cicit murid untuk menduduki kursi murid kepala…
Murid kepala yang mengatur semua…
Yang menguasai semua….
Harta yang bukan kecil…
Pengikut yang bukan sedikit dan terdiri dari orang2 penting….
Betapapun Bapa Guru dan Bapa Resi meninggalkan dan mawariskan banyak harta dan ilmu…
Semua murid memperoleh bagian masing2 dengan suatu catatan….
Semua bisa diminta oleh sang pewaris….
Sang dewa….
Yang menguasai ilmu pamungkas bapa Resi dan bapa Guru…
JIWA SRAYA
Yang bisa meluluh lantakkan semua rasa yang ada…
Melingkupinya dan mengurainya sehingga semua hawa rasa yang ada sirna ke dalam jiwa ilmu sang Dewa….
Tak ada yang pernah melihat dan mengetahui bentuknya…
Cirinya hanya satu….
Kemunculannya akan membuat hawa rasa semua orang di dekatnya kuncup dan tak bersisa lagi….
Tarian Sang Dewa dengan suatu cara yang entah bagaimana menguncupkan semua hawa yang ada….
Bukan sekedar menguncupkan tapi juga meleburkan hawa tersebut mengikuti irama dan warna hawa sang Dewa dan menjadikan semuanya harmoni yang selaras dan indah….
Tak lagi mencekam tapi hangat….
Tak lagi mengiris tajam melainkan membelai lembut…
Tak lagi panas membara melainkan sejuk mengalir semilir…
Ya akulah sang Dewa….
Yang sekarang duduk bersimpuh disamping para wanitaku, dengan penuh hikmat meminta restu dari orang tua2 kami….
Bagaimanapun hebatnya sang Dewa…
Tetaplah harus merendah menunduk meminta restu orang tua….
Tetaplah harus bersimpuh…
Karena ketundukan dan rasa hormat itulah wujud kekuatan sebenarnya….
***
Dan jamuan makan malam itu tak hanya jadi acara lamaran semata….
Rupanya ibu dan para orang tua sekaligus membuatnya menjadi acara pernikahan…
Entah bagaimana ceritanya….
Entah bagaimana caranya…
Semuanya sudah siap sedia…
Penghulu ada….
6 orang….
Luar biasanya…
Semua acara ijab kabul dilakukan bersamaan….
Tak ada istri pertama….
Semuanya menikah dengan diriku yang masih lajang…
Tak perlu ijin istri utk menikah lagi…
Sebelum itu terjadi aku tampil berdiri dan menyatakan satu keyakinan diri…
"Para tetua yang terhormat…
Para wali dan orang tua para kekasihku wanitaku yang sebentar lagi menjadi istri2ku…
Ijinkan saya menyatakan kebulatan tekad saya…
Yang pertama.
Aku berkeyakinan bahwa aku bisa maju dengan apa yang ada pada diriku, untuk itu aku harap semua para tetua dan pewaris Bapa Guru dan Bapa Resi tak usah khawatir akan kehilangan apa yang telah dimiliki selama ini.
Yang kedua.
Aku paham sepaham2nya, bahwa para orang tua wanitaku hanyalah memiliki istri2ku sebagai satu2nya anak, oleh sebab itu, aku umumkan disini bahwa anak pertamaku dari istriku nantinya yang akan menjadi pewaris dari masing2 kakek dan neneknya.
Pendidikan dan pewarisan usaha mereka akan sepenuhnya akan kami serahkan pada kakek neneknya...
Khusus utk istriku Clara, anak pertamanya akan mewarisi usaha yang aku sendiri bangun atas namanya dan kemudian dia warisi…
Yang ketiga.
Semua anak kedua kami akan kami didik untuk menjalankan usahanya masing2….
Sehingga udaha yang kami bangun ini hanya akan diwariskan kepada yang memang benar2 mampu dan mumpuni…
Yang keempat.
Saya mohon do'a restu dan dukungan do'a dari semuanya agar kami bisa menjadi yang terdepan dalam berusaha dan bisa menjalin hubungan baik dengan semuanya tanpa terkecuali.
Saya mohon saran dan arahan para tetua, bagaimanapun juga saya masih sangat muda.
Saya mohon diluruskan bila salah.
Diperingatkan bila mulai melenceng…
Saya mohon dengan segala kerendahan hati dukungannya dan do'a restunya.
Terakhir…
Saya sampaikan terima kasih atas disaksikannya pernikahan kami…."
***
Itulah aku….
Yang memang masih muda….
Yang aneh….
Yang kadang sangat lugu….
Tapi aku punya banyak kasih dan cinta….
Semoga tak akan salah melangkah…
Pernikahan ini benar2 sangat berarti bagi kami semua…
Karena inilah wujud persatuan semua anak murid bapa guru dan bapa resi….
Aku tahu dan paham…
Ada yang tak suka…
Biarlah…
Ada yang ingin menghancurkan…
Itu soal nanti saja…
Ada yang bersiap melibas kami….
Silahkan saja…
Itu soal nanti…
Yang pasti kami sudah bersatu sekarang….
Kami punya keyakinan kuat akan bisa menghadapi apapu yang muncul di depan….
Kami siap…
TAMAT
***
Kok ga ada pertempurannya ya….?
Ha ha ha….
Belum kayaknya...
Mungkin dilanjut kedepannya lagi kali….
Bisa jadi….
Yang pasti sudah tamat kan ?
Sequel ke dua…..
Manusia2 hebat nusantara…..
Lanjutannya….?
Ha ha ha
Kalau bisa ya….
Kalau masih neg dengan yang komentar memedihkan hati….
Ya kapan2 saja kalau sudah hati lerem….
Atau sayonara sajalah
Ha ha ha
Salam EdanE
NB : matur suwun atas perhatiannya selama ini