Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Linda, My Real Temptation

sorry gan.......... ane kayaknya masih lebih suka versi awalnya dehhh.......
My Staff My Desire tuhh..........
 
terlanjur berdebar
berkentang ria
linda
kemana dikau ?
(inilah misteri perempuan
pelecahanpun bisa menjadi
jalan menuju puncak nikmat orgasme,
dan
menjadi kecanduan)
 
Dalam kamar apartemen Pak David, Linda tertegun memandang pemandangan kota Jakarta dari balik jendela, pikirannya berkecamuk, entah sampai kapan harus menjalani hubungan terlarang ini dan mampu menyembunyikannya dari Frans, kekasihnya.

"Kenapa bengong aja sayang?", tanya Pak David sambil memeluknya dari belakang.

"Enggak apa-apa Pak, bagus juga ya pemandangan kota Jakarta dari atas begini", jawab Linda berusaha menyembunyikan kegalauannya.

"Iya, apalagi kalo malam nanti pas lampu-lampu menyala...lbh bagus lagi", kata Pak David sambil menyibak rambut Linda dan mengecupi tengkuknya yang dipenuhi rambut halus.

Linda terhenyak sesaat sambil menahan desahan saat tengkuknya dikecupi lembut Pak David, "Malam?...aduh masak harus seharian penuh disini...", pikir Linda dalam hati.

Pak David menggandeng Linda ke tempat tidur, dia merebahkan Linda ke tempat tidur dan menciumi lehernya sambil meremas payudara Linda yang masih tertutup kemeja, Linda terpejam menikmati perlakuan itu dan tampaknya tak sadar jika Pak David sebenarnya sudah memegang sesuatu mirip sabuk namun ada gembok kecil dan rantai besi pendek, Linda mulai tersadar saat pergelangan tangannya dikalungkan salah satu sabuk itu.

"Pak, apa ini? tolong jangan yang aneh-aneh....", sabuk di pergelangan tangannya mirip gelang dari kulit namun ada slot tempat gembok kecilnya.

"Ini supaya tangan kamu ga sakit pas diiket, daripada pake iket pinggang atau tali...", kata Pak David, dia telah menyiapkannya sebelumnya setelah browsing mencari alat-alat untuk bondage seperti di film-film porno yanv pernah ditontonnya.

"Tapi Linda gamau diiket Pak....pleasee...", dia berusaha menarik tangannya namun apa daya tenaganya kalah kuat dari Pak David.

"Kalo sakit nanti Bapak buka kok sayang...sebentarrrr aja...", rayu Pak David sambil berusaha tidak terlalu kasar dan menekan tangan Linda.

Tak ingin berdebat dan berharap Pak David akan menepati janjinya, Linda pasrah saja ketika kedua pergelangan tangannya dipakaikan sabuk itu. Di pengait pada sabuk itu, Pak David menyambungkan rantai kecil ke bagian pojok kanan kepala tempat tidur dan ke bagian pojok kiri juga, sambil mengatur posisi yang nyaman untuk Linda agar tidak terlalu ketarik ke kanan dan kiri.

"Kamu manis sekali sayang....", kata Pak David sambil mengecup kening Linda dan melumat bibirnya dengan penuh nafsu.

Puas menikmati manisnya bibir Linda, Pak David melanjutkan aksinya menciumi leher Linda sambil meremasi payudaranya yang masih tertutup kemeja berbahan halus tersebut. Satu per satu kancing kemeja Linda dibuka hingga tersibak seluruhnya, dua gundukan payudara mungil Linda dengan puting susu coklat kemerahan begitu menantang untuk dinikmati, namun Pak David tampaknya tidak ingin terburu-buru.

"Uhmmm geliii....", Linda mendesah dan merasa geli saat perutnya dikecupi perlahan oleh Pak David, dia berharap Pak David akan menghisap kedua puting susunya yang menjadi salah satu titik sensitifnya, namun alih-alih melakukan itu, Pak David bahkan berusaha untuk tidak menyentuh bagian payudaranya dan lebih memilih menciumi perutnya hingga bagian pusar dan mulai sedikit diatas rok yang dikenakannya.

"Bapak buka ya roknya....", kata Pak David dan dijawab anggukan pasrah Linda. Rok Linda diloloskan dan tanpa celana dalam yang sudah dilepas di parkiran, belahan kemaluannya langsung terlihat jelas dengan klitoris coklat kemerahan dan terlihat basah dibagian bibir vaginanya.

Posisi Linda yang terikat kedua tangannya kanan dan kiri, kemeja yang tersibak seluruhnya dengan kedua payudara mungil menggemaskan dan bagian pinggang ke bawah yang polos tanpa mengenakan apapun menjadi pemandangan indah bagi lelaki manapun yang melihatnya.

Pak David duduk diantara kedua kaki Linda, menekuk kedua kaki Linda dan membuka lebar paha bagian dalamnya, belahan vagina Linda terlihat jelas tanpa bulu kemaluan yang tercukur habis.

"Sshhh argggghhh.....", Linda mendesah tatkala lidah Pak David menjilati klitorisnya perlahan-lahan. Tak hanya bagian klitorisnya, Pak David juga mulai menciumi labia minora Linda sambil mengulumnya perlahan satu per satu.

"Arrhhh...jangan digigit....sakittt", tiba-tiba Linda tersentak saat labia minora atau bibir vaginanya digigit kecil oleh Pak David yang tampaknya sudah sangat bernafsu dan gemas. Lidah Pak David sesekali menyeruak menjilati lubang vaginanya, lalu meludahinya dan memasukkan jari tengahnya ke dalam lubang vagina Linda yang begitu hangat dan masih terasa sempit. Sambil mengocoki lubang vagina hangat Linda dengan jari tengahnya, Pak David kembali mengulumi bibir vagina Linda dan sesekali menjilati klitorisnya.

"Arrhhh..sshh Linda mau keluar Pak.....uhmmm", erang Linda tak mampu lagi menahan orgasme pertamanya, sesaat Linda mengejang sambil mendesah panjang, Pak David tetap mengocoki jari tengahnya sambil puas tersenyum melihat anak buahnya yang lebih pantas menjadi keponakannya itu menikmati orgasmenya.

"Enak sayang? mau lagi?...", tanya Pak David nakal menggoda Linda, penisnya sudah mengeras dari awal tadi namun dia berusaha menahan diri agar tidak terburu-buru menikmati Linda.

"Iyahhh...tp sebentar dulu Pak...Linda hausss...", jawab Linda pasrah dengan muka sayu menambah nafsu. Pak David mengambil segelas air dan membantu Linda minum karena tangannya masih terikat.

Selesai memberikan minum, Pak David membuka seluruh pakaiannya dan telanjang bulat dengan penis panjangnya yang mengacung tegak, dia memegang penisnya dan mengarahkan ke mulut Linda untuk minta dikulum.

"Urghhmm...mmm..hhkkk...", mulut Linda penuh sesak dijejali penis Pak David, kepala penis itu sesekali menjejali kerongkongannya dan hampir membuatnya tersedak. Saat mengulum penis Frans, Linda biasanya mengambil kontrol dan mengatur seberapa dalam dia mengulum kemaluan kekasihnya itu, namun saat ini dia pasrah saat mulutnya dijejali penis panjang Pak David, keluar masuk, terasa hangat dan gurih saat cairan pelumas penisnya keluar dari lubang kencing itu.

"Ssshhh argghhh....enak banget mulut kamu....", Pak David mendesah dan meracau sambil menikmati sensasi kenikmatan pada penisnya. Tak ingin segera menyudahi permainan seksnya dengan Linda, Pak David mencabut penisnya saat dirasa hampir ejakulasi, pagi itu dia sudah mengkonsumsi obat kuat tanpa diketahui Linda, dia ingin benar-benar membuat Linda tak berdaya bersetubuh dengannya.

"Pak, tolong lepasin....Linda bakal nurut deh...", rengek Linda, namun Pak David tidak memperdulikannya. Dia kembali membuka lebar-lebar kedua paha Linda, lidahnya kembali menyapu klitoris dan bibir vaginanya, mengecupnya, dan menyedotnya perlahan seperti yang biasa dilakukan di kedua puting susu Linda.

"Uffhhmm...ahhhh...pelan-pelan, jangan digigit ya Pak....sakitttt, perihhh", pinta Linda namun tetap saja tak dihiraukan, bibir vaginanya terasa semakin menebal karena terlalu kuat dihisap dan digigiti perlahan, Linda mengerang entah karena sakit atau sensasi nikmat yang berbeda..."arrghhh......ssshhh", Linda mendesah saat jari tengah Pak David mengocoki lubang vaginanya, dia menikmatinya dalam keadaan tangan terikat tak berdaya dan tampaknya tak sadar kalau Pak David memasukin jari telunjuknya juga pelan-pelan, yang Linda rasakan lubang vaginanya semakin penuh....penuhh jari jemari Pak David yang sebenarnya sudah memasukkan lagi jari manisnya. Pak David menatap Linda yang mengerang, mendesah, memejamkan mata, dia mengocoki lubang vagina sempit Linda dengan tiga jarinya dan serasa tak percaya dapat melakukannya pada anak buah kesayangannya itu, dia penasaran sampai berapa jari Linda sanggup menahan rasa nyeri di lubang vaginanya. Pak David mengambil sesuatu dari tasnya, sebuah dildo yang tidak terlalu besar dan pelumas.
Linda tersentak geli saat lubang analnya disentuh cairan pelumas oleh Pak David, "Pak, please jangan disitu...sakit....", Pak David tak peduli dan pelan-pelan melesakkan dildo ukuran kecil itu ke lubang anal Linda dan membuat Linda menjerit kesakitan sesaat. Pak David menatap dildo yang menancap tiga perempat di lubang anal Linda sambil menatap wajah Linda dan berkata, "Biarin disitu dulu ya, biar terbiasa...
 
Baru tau ada cerita bagus begini gara2 muncul di pejwan. Langsung marathon dari awal, manteb benerrr
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd