anthonyjamie97
Semprot Addict
- Daftar
- 4 Aug 2018
- Post
- 428
- Like diterima
- 639
seru bgt ini
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
-
Alamat alternatif sudah baru gan.
Bookmark alamat ini gan : https://bit.ly/ceksemprot
Atau buka dengan VPNIkuti alamat terbaru dari forum di : Follow Twitter @SemprotCom
CERBUNG - TAMAT Linda, My Real Temptation
theriot
Guru Semprot
- Daftar
- 21 Mar 2011
- Post
- 539
- Like diterima
- 3.088
Ane tuntasin ini dulu ya, baru kisah selingkuh
dimanamana513
Semprot Addict
- Daftar
- 24 Feb 2023
- Post
- 487
- Like diterima
- 293
Makasih updatenya huuu
theriot
Guru Semprot
- Daftar
- 21 Mar 2011
- Post
- 539
- Like diterima
- 3.088
Siap, tunggu lanjutannya
theriot
Guru Semprot
- Daftar
- 21 Mar 2011
- Post
- 539
- Like diterima
- 3.088
Setelah beberapa lama tertidur, Pak David mendapati Linda tak ada di sampingnya, dia sempat khawatir Linda pulang sendiri tiba-tiba sebelum mendengar kucuran air dari shower kamar mandi. Melihat pintu kamar mandi yang tidak tertutup sepenuhnya, Pak David beranjak melihat ke dalam.
“Uhm kok ngajak-ngajak mau mandi?”, kata Pak David sedikit mengagetkan Linda.
“Ehh Pak sudah bangun, tidurnya pulas banget, badan Linda lengket soalnya, makanya tadi bangun tidur langsung mandi biar segar”, katanya sambil membilas rambutnya setelah keramas. Di bawah air pancuran shower kamar mandi, tubuh telanjang Linda yang basah membuat Pak David terangsang, penisnya mulai mengeras, dia menghampiri Linda, memeluknya dan bibir mereka saling berpagutan berciuman mesra.
Beberapa lama saling berpagutan bibir, Pak David membalik tubuh Linda membelakanginya, tangan kirinya mengusap bagian di antara pahanya sambil berkata “Yang ini udah disabunin belum?”, sementara tangan kanannya meremas payudara kanan Linda.
“Hmmm sshhh sudah Pak, tadi tinggal keramas aja kok…shhh geli”, jawab Linda sambil menggigit bibirnya sendiri menahan geli saat kemaluannya dibelai.
“Kalo gitu kamu sabunin Bapak ya…”, kata Pak David memutar tubuh Linda kembali menghadapnya.
Linda mengambil sabun cair dan mengusap bagian dada bidang Pak David, turun ke perut, menjelajah punggung dan pantat atasannya itu, dan berakhir menyabuni penisnya yang sudah mengeras. Pak David menciumi wajah Linda, memagut bibirnya, dan lidahnya menjalar di sekitar cuping telinga Linda sambil berbisik…”Isepin tititnya sayang…”.
Linda bersujud dihadapan Pak David, wajahnya tepat berada di depan penis atasannya itu, dia membuka mulutnya sambil menatap keatas melihat wajah Pak David, dengan lembut dia mengulum kepala penis Pak David yang sudah disabuninya itu sambil mengocoknya perlahan. Pak David membelai rambut basah Linda yang terkena kucuran air hangat dari shower, dia menekan penisnya masuk lebih dalam ke rongga mulut Linda yang mungil, tak hanya lubang vagina dan lubang anal Linda, Pak David ketagihan dengan mulut mungil Linda saat melahap penisnya.
“Shhhh sayang…iyahhh enak, isep yang kenceng…iyahhh dijilat gitu juga”, kata Pak David sambil menyodokkan penisnya keluar masuk mulut Linda, beberapa saat kemudian Pak David tampak menahan ejakulasinya, dia mengangkat tubuh Linda berdiri, membuat posisi Linda membelakanginya, meminta Linda bersandar pada dinding kaca tempat shower itu dan berkata “Sini memeknya sayang, Bapak mau entot kamu sepuasnya….”.
“Argghhhh….sakitttt”, jerit Linda tertahan saat penis Pak David menghujam langsung lubang vaginanya dalam-dalam.
“Ayooo mendesah yang kenceng sayang, Bapak makin horny kalo kamu mendesah-desah…”, kata Pak David sambil menyetubuhi Linda dari belakang dengan ritme agak cepat dan terbilang kasar. Dalam siraman air hangat pancuran shower, dia menjambak rambut Linda dengan tangan kanannya dan meremas payudaranya kencang-kencang dengan tangan kirinya. “Kamu suka dientot sayang? Linda kok doyan banget dientot sihhh….”, racau Pak David tak jelas sedikit merendahkan Linda, dia terus meracau “Frans ga pernah ngentot kamu kayak gini?…shhhh ahhh sempitnya memek kamu!”.
“Iyahhhh ga pernah…Linda suka dientottt, memeknya penuhhhhh…titit Pak David enakkk”, kata Linda terbawa suasana, dia mengerang kencang saat kepala penis Pak David menyodok kuat-kuat dinding rahimnya, dinding vaginanya terasa geli dan memijat-mijat penis Pak David.
“Pak Daviddd…Linda mau keluarrrr….argghhhh”, tubuhnya menggelinjang sambil mengerang, dia merasakan cairan hangat memenuhi lubang vaginanya, Pak David menekan penisnya kuat-kuat dan mengeluarkan spermanya dalam lubang vagina Linda yang berkedut-kedut.
Selesai menikmati orgasmenya, Linda tersadar dan membalikkan tubuhnya ke Pak David “Kok keluar di dalem Pak? Kalo Linda hamill gimana???”, sambil memukul pelan dada Pak David.
“Maaf sayang, tadi terbawa suasana…belum tentu langsung hamil, Bapak sudah atur kalo sampe beneran hamill”, kata Pak David.
“Atur gimana maksudnya? Bapak jahat inii”, rengek Linda yang hampir menangis karena khawatir dirinya akan hamil.
“Kita handukkan dulu dan makan malam, kamu ga usah khawatir…”, kata Pak David diakhiri kecupan ke kening Linda.
“Linda mau pake baju, seharian udah telanjang terus…”, kata Linda dengan muka cemberut setelah selesai handukkan.
“Okay, bentar…pakai ini ya…tapi ga usah pake daleman”, kata Pak David sambil memberikan Linda kemeja big size putih berbahan satin.
Pak David pamit turun ke bawah untuk mengambil makan malam, Linda yang tampak sexy dengan kemeja satin putih duduk di depan kaca menatap indahnya kota Jakarta yang berhiaskan lampu di malam hari, dia masih khawatir dengan kejadian di kamar mandi tadi, dia tidak mungkin meninggalkan Frans dan jika benar-benar hamilpun, dia tak ingin menutupinya dengan menjadi istri Frans. Linda tahu, kekasihnya itu juga belum terlalu mapan untuk menikah saat ini. Saat sedang termenung menatap indahnya kota Jakarta saat malam, Linda dikagetkan Pak David yang sudah datang membawa makanan.
“Baguskan kalo malem?”, kata Pak David yang tak sadar bahwa sebenarnya Linda sedang termenung khawatir.
“Ehh iyaa, bagus…makan dulu yuk, Linda laper”, kata Linda menuju tempat makan.
Setelah makan, Pak David menghampiri Linda dan mengajaknya menatap kota Jakarta sambil memeluknya dari samping, “Kamu ga usah khawatir, belum tentu langsung hamil, Bapak tahu kamu belum siap dan kita juga ga mungkin bersama, Bapak mau promosikan kamu di kota S dimana Frans bekerja sekarang biar kalian bisa bersama, Frans bulan depan bakal jadi supervisor di tempat kolega Bapak…setelah tes hasilnya bagus katanya…malam ini mungkin terakhir kali kita bersama seperti ini”.
Linda terhenyak dan menatap Pak David, “Beneran Pak? Kalo Linda gamau gimana?”, kata Linda yang masih tak percaya apa yang dikatakan Pak David, antara senang dan sedih bercampur aduk.
“Itu pilihan kamu, tapi Bapak mau yang terbaik buat kamu ke depannya…Bapak sayang kamu”, kata Pak David mengecup kening Linda.
Kebisuan menghinggapi kebersamaan mereka sejenak, Linda hampir saja meneteskan air mata, dia menatap wajah Pak David dan dia juga sadar ini juga yang terbaik untuk Pak David dan keluarganya.
“Pak…”, ujar Linda lirih.
“Ya sayang?”, jawab Pak David.
“Linda juga sayang Pak David”, katanya bergetar dan disambut kuluman lembut dibibirnya, mereka saling berpelukan dan akhirnya ke ranjang.
“Bapak mau entot kamu sepuasnya malam ini ya sayang, bolehkan??”, bisik Pak David.
“Iyahhh, Linda pasrah mau diapain aja malam ini”, jawab Linda memasrahkan dirinya.
Pak David membuka kemeja Linda, dia mengambil sabuk berantai yang dipakai untuk mengikat tangan Linda tadi pagi, namun dia memendekkan rantainya. Pergelangan tangan Linda masing-masing dipakaikan sabuk sehingga posisi Linda seperti terborgol, namun dia tidak merasakan sakit di pergelangan tangannya karena sabuk itu. Dia menuntun Linda menuju kursi dekat jendela yang menghadap pemandangan kota Jakarta saat malam, dia membalikkan kursi itu menghadap ke dalam dan meminta Linda bukan untuk duduk, namun untuk berlutut di kursi itu dan menjadi kepala kursi sebagai sandaran, Linda menghadap pemandangan indahnya kota Jakarta di saat malam. Dengan posisi itu, bongkahan pantat Linda dan punggungnya terlihat jelas di hadapan Pak David yang sibuk mencari dildo yang digunakannya tadi.
“Linda mau diapain Pak?…”, katanya sedikit khawatir dengan posisi menungging diatas kursi.
“Kamu nikmatin pemandangan aja, pokoknya Bapak mau bikin kamu enakk”, kata Pak David sambil membuka celana pendeknya, penisnya mulai mengeras namun belum sepenuhnya.
Pak David berlutut di lantai sambil mengusap kedua bongkahan pantat Linda, dia menciuminya bergantian sebelum menjilat belahan kemaluan Linda yang terbuka lebar.
“Ssshhh ahhhh geliiii”, desah Linda sambil menikmati pemandangan luar.
Dengan rakus Pak David melahap kemaluan Linda yang tadi sore dipenuhi spermanya, jari jemarinya juga ikut mengocoki lubang vagina Linda sehingga membuat wanita muda itu menggelinjang dan mengerang kenikmatan.
“Arggghh apa itu Pak Davidd…sshhh ahhh”, erang Linda saat lubang kemaluannya dimasukin dildo yang digunakan untuk menusuk lubang analnya tadi.
“Mau basahi dildonya, enak memeknya dikocokin pakai ini?”, jawab Pak David sambil mengocoki lubang kemaluan Linda dengan dildo.
“Iyahhh enakkkk, pelan-pelan ngocoknya…perihhh lama-lama”, kata Linda sambil menikmati tiap gesekan pada lubang kemaluannya, beberapa saat kemudian tubuh Linda menggelinjang hebat mendapatkan orgasmenya.
Melihat Linda yang terkulai lemas, Pak David meludahi lubang anal Linda, dan mencabut dildo yang sudah basah oleh cairan kenikmatan dari lubang kemaluan Linda.
“Jangannn Pak, perihhh disituu”, teriak Linda ketika tahu apa yang akan terjadi berikutnya.
“Hmmm tadi katanya pasrah aja, kamu nikmati aja, mau dildonya apa titit Bapak yang masuk lubang ini”, kata Pak David sambil menekan lubang anal Linda.
“Hmmm titit Bapak bolehhh, uhmm dua-duanya terserah Bapak ajaaa, tapi pelan-pelan”, kata Linda pasrah dalam kondisi lemas belum lama orgasme.
Pak David mengambil kondom dan memakainya, setelah sedikit meludahinya, dia menekan penisnya masuk ke dalam lubang anal Linda yang sempit, tangan kanannya masih memegang dildo yang basah.
“Pfmmttt, perihhhh…pelan-pelannn”, Linda menggigit bibirnya sambil menahan sedikit rasa sakit saat kepala penis Pak David memasuki lubang analnya.
“Tahan ya sayang, Bapak mau masukin semua…”, kata Pak David sambil menekan perlahan dan menyentak setelah setengah bagian penisnya masuk.
“Auwwww sakittttt, diemin dulu Pakkk”, erang Linda dengan napas memburu.
Pak David merasakan kenikmatan luar biasa, penisnya terasa dipijat kuat oleh lubang anal Linda yang lebih sempit dari lubang kemaluannya, namun tak berhenti sampai disitu, dia mengarahkan dildo yang daritadi dipegangnya ke lubang vagina Linda yang masih basah.
“Sayang…tahan ya, biar adil memeknya dimasukin juga”, kata Pak David dengan penis yang terbenam dalam lubang anal Linda.
Sambil meringis dan menahan sakit bercampur rasa nikmat, Linda merasakan lubang vaginanya mulai disesaki dildo yang tadi pagi hingga siang ada dalam lubang analnya.
“Ssshhh ahhh enak sayang? Bapak goyangin tititnya pelan-pelan yaaa”, kata Pak David yang khawatir Linda kesakitan.
“Iyahhh penuhhh semuaaa Pak…pelan-pelan aja goyanginnya…perihhh”, pinta Linda.
“Uhmmm enakk bangett sayang, titit Bapak kayak dipijat…ssshg ahhh”, kata Pak David sambil mendesah dan mengeang nikmat.
Linda memang merasakan sensasi kenimatan luar biasa, namun rasa perih di lubang analnya membuat dia memohon pada Pak David untuk menukar, “Pakkkkk…tuker aja, dildo yang masuk lubang satunya tapi ga usah digerakin kayak tadi pagi, titit Bapak aja yang masuk memek Linda”.
“Hhmm iyahhh sayang, Bapak tuker ya…tahan”, kata Pak David yang menarik penisnya pelan-pelan keluar dari lubang anal Linda, dia juga mencabut dildo dari lubang kemaluan bawahannya itu.
Lubang anal Linda tampak merekah kemerahan, begitu juga lubang vaginanya. Pelan-pelan Pak David menusukkan dildonya ke lubang anal Linda dan membiarkannya tertancap disitu, dia mengarahkan penisnya ke lubang vagina Linda dan mendorongnya perlahan hingga masuk sepenuhnya.
“Arggghh Linda, Bapak bakal kangenn kamu bangettt nanti…enak banget kamu dientottt”, kata Pak David sambil menjambak rambut Linda namun tidak terlalu kuat, dia juga mencengkram payudara mungil Linda bergantian hingga kemerahan, tak lupa dia juga mencubit puting susunya hingga agak bengkak.
Linda terengah-engah dengan posisi wajah mendongak karena bagian belakang rambutnya ditarik Pak David, tiap gerakan penis Pak David keluar masuk lubang vaginanya membuat kenikmatan luar biasa ditambah rasa sesak dalam lubang analnya, dia merasa seperti disetubuhi dua orang pria sekaligus, sensasi yang didapatkannya saat disetubuhi Pak Burhan dan Pak David sekaligus.
“Arrggghh Pak Davidddd, penuhhh memek Linda…sshg ahhh, jgn keluar di memek Linda lagiii…argggh”, racau Linda sambil mendesah, mengerang dan menikmati persetubuhan yang dilakukan Pak David.
“Iyahhh…kamu sudah mau keluarr sayang”, tanya Pak David.
“Hu um, iyaaa mau keluarrr…arggghhg Pakkkkk”, erang Linda, tubuhnya bergetar hebat mendapatkan orgasme yang entah berapa kali didapatkannya seharian itu, orgasme kali ini begitu hebat hingga membuat tubuhnya benar-benar lemas.
Pak David tiba-tiba mencabut penisnya dan juga dildo yang ditancapkannya dalam lubang anal Linda, dia melemparkan dildo itu ke ranjang, mencengkram kuat-kuat penisnya dan menyemprotkan spermanya di depan lubang anal Linda yang masih agak terbuka sedikit setelah ditancapkan dildo, sebagian spermanya yang sudah tidak seberapa kental karena berulangkali bersetubuh, menetes dibelahan pantat Linda dan sebagian masuk dalam lubang analnya.
“Ssshhh ahhhh Lindaaa, kamu kok enakk bangett dientottt”, kata Pak David yang mabuk kenikmatan bercinta malam itu, dia terduduk lemas di ranjang dan meminta Linda menghampirinya.
Linda beranjak dari kursi dan berjalan menuju Pak David yang penisnya mulai terkulai lemas walau terlihat masih agak membesar, “Lepasin ini Pak”, pinta Linda meminta Pak David melepaskan ikatan pada tangannya.
Pak David melepaskan ikatan tangan Linda dan memintanya duduk di pangkuannya, mereka berciuman bibir begitu mesra dan saling mengulum lidah keduanya, “Hausss Pak…capekk, tidur yukkk”, kata Linda setelah beberapa saat berciuman.
Beberapa saat kemudian, dalam kondisi telanjang bulat mereka merebahkan diri di ranjang berhadapan dan saling berpandang.
“Enakk sayangg?”, kata Pak David sambil membelai wajah dan rambut Linda.
“Iyahhh tapi agak sakit, kayaknya memek Linda agak lecet dikit, ini putingnya juga perih tadi dicubittt”, katanya sambil menunjuk puting susunya.
“Iyaaa maaaf ya, sini Bapak cium dulu puting susunya biar sembuh…”, goda Pak David sambil mencium dan melumat lembut puting susu Linda bergantian.
“Hmmm udahhh nanti Linda basah lagiii…geliii”, kata Linda mendorong wajah Pak David dari payudaranya.
“Gpp kalo basah lagi, kalo titit Bapak masih lemes kan ada ini”, kata Pak David sambil tertawa dan menggoda Linda.
“Tuh kann ga puas-puas Bapak nihhh”, kata Linda manja sambil mencubit perut Pak David.
Mereka bercengkrama beberapa saat, diselingi cumbuan-cumbuan dan pelukan mesra, “Sayang…Bapak kocokin memeknya pakai ini ya sebelum tidur, Bapak suka liat kamu orgasme…bikin horny terusss”, pinta Pak David saat keduanya mulai dilanda rasa kantuk.
“Hmmm tapi memek Linda ga basah…perihhh nanti malah tambah lecet…”, kata Linda yang sebenarnya enggan tapi sudah berjanji akan memasrahkan diri malam itu.
Belum selesai Linda berbicara, wajag Pak David sudah berada diantara kedua pahanya yang dibuka lebar, bibir hangat Pak David mengulum bibir vaginanya diikuti dengan jilatan di klitorisnya, dengan lembut Pak David menciumi area sekitar kemaluannya, mengulum klitorisnya kembali dan ciumannya menjalar ke perut hingga kedua payudaranya, dia mengulum pelan kedua puting susu Linda yang salah satunya tampak lecet kemerahan.
“Pakkkk…hmmm geliii”, Linda memejamkan mata menikmati perlakuan cumbuan-cumbuan Pak David di area payudaranya dan mulai beranjak ke leher sebelum berakhir dengan kuluman di bibirnya.
“Nih udah basah lagi memeknya…”, kata Pak David sambil tangannya membelai kemaluan Linda dan menatap wajahnya.
Hanya mengangguk pasrah, dia membiarkan Pak David mengocoki lubang vaginanya sambil tubuh telanjangnya dipeluk dari belakang, sesekali klitorisnya dicubit pelan hingga dia menggelinjang dan mengerang. Tak butuh waktu lama, Linda kembali orgasme dan Pak David berkata, “yukk tidur, dildonya biar dalam memek kamu ya…kalo titit Bapak malam-malam keras lagi biar titip di memek kamu lagi ya sayang…”, dia mengecup pundak telanjang Linda dan mereka tertidur dengan kondisi lemas setelah seharian bercinta.
Pagi hari, Pak David terbangun merasakan geli di penisnya, dia melihat Linda mengulum penisnya dan berada diantara kedua kakinya.
“Uhmm nakal kamu yaaa”, kata Pak David yang serta merta membuat Linda menatap wajah Pak David dengan mulut penuh dengan penis Pak David yang mengeras, dia hanya tersenyum dan kembali menikmati penis atasannya seperti permen lolipop.
“Shhhh ahhh Lindaaaa, udahhh dulu, kita mandi dulu”, kata Pak David sambil mendesah kenikmatan.
“Linda udah mandi, anter ke kos ya Pak…Frans mau datang sore nanti..”, kata Linda sambil menggenggam penis Pak David.
“Hmm pantes kamu kok ga diminta langsung ngisepin titit Bapak…”, kata Pak David sambil tersenyum menggoda Linda.
“Enggakk kok, habis pas selesai mandi kok titit Bapak tegak sendiri…Linda jadi gemess pengen iseppp”, kata Linda malu-malu dan ikut tersenyum.
Pak David beranjak dari ranjang dan membelai wajah Linda serta mencium bibirnya, dia membiarkan Linda mengenakan pakaian walau tetap memintanya tidak mengenakan daleman, sementara dia sendiri menuju kamar mandi untuk membasuh diri.
“Sudah? Yukk Bapak anterr kamu…Bapak mau ada meeting juga soalnya”, kata Pak David setelah selesai berpakaian.
“Yukk Linda udah siapp kok, tapi kok ga boleh pake daleman sih Pak, kan mau pulang juga…”, tanya Linda dengan wajah manisnya.
“Kamu buka restleting celana Bapak, isepin titit Bapak sambil tatap wajah Bapak, kalau sudah keras, kamu nunggu depan pintu situ, angkat rok kamu…bilang, kamu minta dientot terakhir kalinya…”, kata Pak David dengan nada seperti saat jadi atasannya di kantor.
Linda menurutin keinginan atasannya itu, dia menghampiri Pak David, membuka restleting celananya dan mengeluarkan penisnya dari sela-sela celana dalam. Sambil mendongak melihat atasannya itu, dia menggengam penis Pak David, membuka mulutnya dan mengulumnya hingga keras sepenuhnya.
Pak David mendesah keenakan dan berkata, “Sudahhh cukuppp, ayooo mana memek kamu”.
Linda beranjak berdiri setelah berlutut dihadapan Pak David, dia menuju pintu keluar kamar, membungkukkan tubuhnya, mengangkat sendiri roknya hingga sepinggang dan berkata, “Pakkk, entot Linda buat terakhir kaliii, memek Linda pengen dimasukin titit Pak David…”, ujarnya lirih, ada rasa malu dan sedih bercampur jadi satu.
Pak David menghampiri Linda, dia mengarahkan penisnya ke lubang vagina bawahannya itu, pelan-pelan kepala penisnya mulai masuk dan dalam satu sentakan dia menghujamkan penisnya hingga mengenai dinding rahim Linda.
“Arrggghhh Pakkkk sakittt, perihhhh”, kata Linda mengingat vaginanya belum sepenuhnya basah, namun berangsur-angsur dia merasakan juga kenikmatan disetubuhi atasannya itu.
Pak David mencengkram kedua payudara Linda dari belakang dengan kedua tangannya, cengkramannya begitu kuat, dia meremas-remasnya seperti merasa gemas. Penisnya terus keluar masuk lubang vaginanya dengan cepat, sesekali disentak hingga mentok dan membuat Linda mengerang.
“Pakkkk…Linda udah mau sampeeee, sshhh tetek Linda sakitttt”, kata Linda yang tak seberapa lama menggelinjang dan mengerang kenikmatan mendapatkan orgasmenya….”Janggan di dalemm Pakkk…jangannn”, kata Linda panikk saat Pak David yang tampaknya juga akan ejakulasi.
“Lindaaa…sayanggg, sudahhh titip spermanya di memek kamuuu…arggggghhh”, tak menghiraukan permintaan Linda, Pak David menekan kuat-kuat penisnya san menyemprotkan sperma dalam lubang kemaluan Linda yang basah dan masih berkedut-kedut.
Mereka merapihkan pakaian masing-masing, Pak David mengecup kening Linda, “tenang aja sayang, belum tentu akan hamil…walau Bapak sebenarnya mau memghamili kamu juga…”, Linda hanya tertegun, perasaannya berkecamuk, mereka keluar kamar dan menuju parkiran.
Dalam perjalanan, Pak David meminta Linda mengangkat roknya, setiap ada kesempatan dia membelai sambil sesekali memainkan bibir vagina dan kiltoris Linda dalam mobil. Setelah tiba di kos Linda, Pak David mencium bibir bawahan kesayangannya itu, mengecup kening dan berkata, “Bapak sayang kamu…maaff ya Linda buat kemarin dan pagi ini”, Linda termangu dan hanya mengangguk, dia berdiri menatap mobil Pak David yang melaju hingga hilang dari pandangan. Dalam hati dia berkata, “Linda juga sayang Pak David, tapi kita ga mungkin bersama…”
“Uhm kok ngajak-ngajak mau mandi?”, kata Pak David sedikit mengagetkan Linda.
“Ehh Pak sudah bangun, tidurnya pulas banget, badan Linda lengket soalnya, makanya tadi bangun tidur langsung mandi biar segar”, katanya sambil membilas rambutnya setelah keramas. Di bawah air pancuran shower kamar mandi, tubuh telanjang Linda yang basah membuat Pak David terangsang, penisnya mulai mengeras, dia menghampiri Linda, memeluknya dan bibir mereka saling berpagutan berciuman mesra.
Beberapa lama saling berpagutan bibir, Pak David membalik tubuh Linda membelakanginya, tangan kirinya mengusap bagian di antara pahanya sambil berkata “Yang ini udah disabunin belum?”, sementara tangan kanannya meremas payudara kanan Linda.
“Hmmm sshhh sudah Pak, tadi tinggal keramas aja kok…shhh geli”, jawab Linda sambil menggigit bibirnya sendiri menahan geli saat kemaluannya dibelai.
“Kalo gitu kamu sabunin Bapak ya…”, kata Pak David memutar tubuh Linda kembali menghadapnya.
Linda mengambil sabun cair dan mengusap bagian dada bidang Pak David, turun ke perut, menjelajah punggung dan pantat atasannya itu, dan berakhir menyabuni penisnya yang sudah mengeras. Pak David menciumi wajah Linda, memagut bibirnya, dan lidahnya menjalar di sekitar cuping telinga Linda sambil berbisik…”Isepin tititnya sayang…”.
Linda bersujud dihadapan Pak David, wajahnya tepat berada di depan penis atasannya itu, dia membuka mulutnya sambil menatap keatas melihat wajah Pak David, dengan lembut dia mengulum kepala penis Pak David yang sudah disabuninya itu sambil mengocoknya perlahan. Pak David membelai rambut basah Linda yang terkena kucuran air hangat dari shower, dia menekan penisnya masuk lebih dalam ke rongga mulut Linda yang mungil, tak hanya lubang vagina dan lubang anal Linda, Pak David ketagihan dengan mulut mungil Linda saat melahap penisnya.
“Shhhh sayang…iyahhh enak, isep yang kenceng…iyahhh dijilat gitu juga”, kata Pak David sambil menyodokkan penisnya keluar masuk mulut Linda, beberapa saat kemudian Pak David tampak menahan ejakulasinya, dia mengangkat tubuh Linda berdiri, membuat posisi Linda membelakanginya, meminta Linda bersandar pada dinding kaca tempat shower itu dan berkata “Sini memeknya sayang, Bapak mau entot kamu sepuasnya….”.
“Argghhhh….sakitttt”, jerit Linda tertahan saat penis Pak David menghujam langsung lubang vaginanya dalam-dalam.
“Ayooo mendesah yang kenceng sayang, Bapak makin horny kalo kamu mendesah-desah…”, kata Pak David sambil menyetubuhi Linda dari belakang dengan ritme agak cepat dan terbilang kasar. Dalam siraman air hangat pancuran shower, dia menjambak rambut Linda dengan tangan kanannya dan meremas payudaranya kencang-kencang dengan tangan kirinya. “Kamu suka dientot sayang? Linda kok doyan banget dientot sihhh….”, racau Pak David tak jelas sedikit merendahkan Linda, dia terus meracau “Frans ga pernah ngentot kamu kayak gini?…shhhh ahhh sempitnya memek kamu!”.
“Iyahhhh ga pernah…Linda suka dientottt, memeknya penuhhhhh…titit Pak David enakkk”, kata Linda terbawa suasana, dia mengerang kencang saat kepala penis Pak David menyodok kuat-kuat dinding rahimnya, dinding vaginanya terasa geli dan memijat-mijat penis Pak David.
“Pak Daviddd…Linda mau keluarrrr….argghhhh”, tubuhnya menggelinjang sambil mengerang, dia merasakan cairan hangat memenuhi lubang vaginanya, Pak David menekan penisnya kuat-kuat dan mengeluarkan spermanya dalam lubang vagina Linda yang berkedut-kedut.
Selesai menikmati orgasmenya, Linda tersadar dan membalikkan tubuhnya ke Pak David “Kok keluar di dalem Pak? Kalo Linda hamill gimana???”, sambil memukul pelan dada Pak David.
“Maaf sayang, tadi terbawa suasana…belum tentu langsung hamil, Bapak sudah atur kalo sampe beneran hamill”, kata Pak David.
“Atur gimana maksudnya? Bapak jahat inii”, rengek Linda yang hampir menangis karena khawatir dirinya akan hamil.
“Kita handukkan dulu dan makan malam, kamu ga usah khawatir…”, kata Pak David diakhiri kecupan ke kening Linda.
“Linda mau pake baju, seharian udah telanjang terus…”, kata Linda dengan muka cemberut setelah selesai handukkan.
“Okay, bentar…pakai ini ya…tapi ga usah pake daleman”, kata Pak David sambil memberikan Linda kemeja big size putih berbahan satin.
Pak David pamit turun ke bawah untuk mengambil makan malam, Linda yang tampak sexy dengan kemeja satin putih duduk di depan kaca menatap indahnya kota Jakarta yang berhiaskan lampu di malam hari, dia masih khawatir dengan kejadian di kamar mandi tadi, dia tidak mungkin meninggalkan Frans dan jika benar-benar hamilpun, dia tak ingin menutupinya dengan menjadi istri Frans. Linda tahu, kekasihnya itu juga belum terlalu mapan untuk menikah saat ini. Saat sedang termenung menatap indahnya kota Jakarta saat malam, Linda dikagetkan Pak David yang sudah datang membawa makanan.
“Baguskan kalo malem?”, kata Pak David yang tak sadar bahwa sebenarnya Linda sedang termenung khawatir.
“Ehh iyaa, bagus…makan dulu yuk, Linda laper”, kata Linda menuju tempat makan.
Setelah makan, Pak David menghampiri Linda dan mengajaknya menatap kota Jakarta sambil memeluknya dari samping, “Kamu ga usah khawatir, belum tentu langsung hamil, Bapak tahu kamu belum siap dan kita juga ga mungkin bersama, Bapak mau promosikan kamu di kota S dimana Frans bekerja sekarang biar kalian bisa bersama, Frans bulan depan bakal jadi supervisor di tempat kolega Bapak…setelah tes hasilnya bagus katanya…malam ini mungkin terakhir kali kita bersama seperti ini”.
Linda terhenyak dan menatap Pak David, “Beneran Pak? Kalo Linda gamau gimana?”, kata Linda yang masih tak percaya apa yang dikatakan Pak David, antara senang dan sedih bercampur aduk.
“Itu pilihan kamu, tapi Bapak mau yang terbaik buat kamu ke depannya…Bapak sayang kamu”, kata Pak David mengecup kening Linda.
Kebisuan menghinggapi kebersamaan mereka sejenak, Linda hampir saja meneteskan air mata, dia menatap wajah Pak David dan dia juga sadar ini juga yang terbaik untuk Pak David dan keluarganya.
“Pak…”, ujar Linda lirih.
“Ya sayang?”, jawab Pak David.
“Linda juga sayang Pak David”, katanya bergetar dan disambut kuluman lembut dibibirnya, mereka saling berpelukan dan akhirnya ke ranjang.
“Bapak mau entot kamu sepuasnya malam ini ya sayang, bolehkan??”, bisik Pak David.
“Iyahhh, Linda pasrah mau diapain aja malam ini”, jawab Linda memasrahkan dirinya.
Pak David membuka kemeja Linda, dia mengambil sabuk berantai yang dipakai untuk mengikat tangan Linda tadi pagi, namun dia memendekkan rantainya. Pergelangan tangan Linda masing-masing dipakaikan sabuk sehingga posisi Linda seperti terborgol, namun dia tidak merasakan sakit di pergelangan tangannya karena sabuk itu. Dia menuntun Linda menuju kursi dekat jendela yang menghadap pemandangan kota Jakarta saat malam, dia membalikkan kursi itu menghadap ke dalam dan meminta Linda bukan untuk duduk, namun untuk berlutut di kursi itu dan menjadi kepala kursi sebagai sandaran, Linda menghadap pemandangan indahnya kota Jakarta di saat malam. Dengan posisi itu, bongkahan pantat Linda dan punggungnya terlihat jelas di hadapan Pak David yang sibuk mencari dildo yang digunakannya tadi.
“Linda mau diapain Pak?…”, katanya sedikit khawatir dengan posisi menungging diatas kursi.
“Kamu nikmatin pemandangan aja, pokoknya Bapak mau bikin kamu enakk”, kata Pak David sambil membuka celana pendeknya, penisnya mulai mengeras namun belum sepenuhnya.
Pak David berlutut di lantai sambil mengusap kedua bongkahan pantat Linda, dia menciuminya bergantian sebelum menjilat belahan kemaluan Linda yang terbuka lebar.
“Ssshhh ahhhh geliiii”, desah Linda sambil menikmati pemandangan luar.
Dengan rakus Pak David melahap kemaluan Linda yang tadi sore dipenuhi spermanya, jari jemarinya juga ikut mengocoki lubang vagina Linda sehingga membuat wanita muda itu menggelinjang dan mengerang kenikmatan.
“Arggghh apa itu Pak Davidd…sshhh ahhh”, erang Linda saat lubang kemaluannya dimasukin dildo yang digunakan untuk menusuk lubang analnya tadi.
“Mau basahi dildonya, enak memeknya dikocokin pakai ini?”, jawab Pak David sambil mengocoki lubang kemaluan Linda dengan dildo.
“Iyahhh enakkkk, pelan-pelan ngocoknya…perihhh lama-lama”, kata Linda sambil menikmati tiap gesekan pada lubang kemaluannya, beberapa saat kemudian tubuh Linda menggelinjang hebat mendapatkan orgasmenya.
Melihat Linda yang terkulai lemas, Pak David meludahi lubang anal Linda, dan mencabut dildo yang sudah basah oleh cairan kenikmatan dari lubang kemaluan Linda.
“Jangannn Pak, perihhh disituu”, teriak Linda ketika tahu apa yang akan terjadi berikutnya.
“Hmmm tadi katanya pasrah aja, kamu nikmati aja, mau dildonya apa titit Bapak yang masuk lubang ini”, kata Pak David sambil menekan lubang anal Linda.
“Hmmm titit Bapak bolehhh, uhmm dua-duanya terserah Bapak ajaaa, tapi pelan-pelan”, kata Linda pasrah dalam kondisi lemas belum lama orgasme.
Pak David mengambil kondom dan memakainya, setelah sedikit meludahinya, dia menekan penisnya masuk ke dalam lubang anal Linda yang sempit, tangan kanannya masih memegang dildo yang basah.
“Pfmmttt, perihhhh…pelan-pelannn”, Linda menggigit bibirnya sambil menahan sedikit rasa sakit saat kepala penis Pak David memasuki lubang analnya.
“Tahan ya sayang, Bapak mau masukin semua…”, kata Pak David sambil menekan perlahan dan menyentak setelah setengah bagian penisnya masuk.
“Auwwww sakittttt, diemin dulu Pakkk”, erang Linda dengan napas memburu.
Pak David merasakan kenikmatan luar biasa, penisnya terasa dipijat kuat oleh lubang anal Linda yang lebih sempit dari lubang kemaluannya, namun tak berhenti sampai disitu, dia mengarahkan dildo yang daritadi dipegangnya ke lubang vagina Linda yang masih basah.
“Sayang…tahan ya, biar adil memeknya dimasukin juga”, kata Pak David dengan penis yang terbenam dalam lubang anal Linda.
Sambil meringis dan menahan sakit bercampur rasa nikmat, Linda merasakan lubang vaginanya mulai disesaki dildo yang tadi pagi hingga siang ada dalam lubang analnya.
“Ssshhh ahhh enak sayang? Bapak goyangin tititnya pelan-pelan yaaa”, kata Pak David yang khawatir Linda kesakitan.
“Iyahhh penuhhh semuaaa Pak…pelan-pelan aja goyanginnya…perihhh”, pinta Linda.
“Uhmmm enakk bangett sayang, titit Bapak kayak dipijat…ssshg ahhh”, kata Pak David sambil mendesah dan mengeang nikmat.
Linda memang merasakan sensasi kenimatan luar biasa, namun rasa perih di lubang analnya membuat dia memohon pada Pak David untuk menukar, “Pakkkkk…tuker aja, dildo yang masuk lubang satunya tapi ga usah digerakin kayak tadi pagi, titit Bapak aja yang masuk memek Linda”.
“Hhmm iyahhh sayang, Bapak tuker ya…tahan”, kata Pak David yang menarik penisnya pelan-pelan keluar dari lubang anal Linda, dia juga mencabut dildo dari lubang kemaluan bawahannya itu.
Lubang anal Linda tampak merekah kemerahan, begitu juga lubang vaginanya. Pelan-pelan Pak David menusukkan dildonya ke lubang anal Linda dan membiarkannya tertancap disitu, dia mengarahkan penisnya ke lubang vagina Linda dan mendorongnya perlahan hingga masuk sepenuhnya.
“Arggghh Linda, Bapak bakal kangenn kamu bangettt nanti…enak banget kamu dientottt”, kata Pak David sambil menjambak rambut Linda namun tidak terlalu kuat, dia juga mencengkram payudara mungil Linda bergantian hingga kemerahan, tak lupa dia juga mencubit puting susunya hingga agak bengkak.
Linda terengah-engah dengan posisi wajah mendongak karena bagian belakang rambutnya ditarik Pak David, tiap gerakan penis Pak David keluar masuk lubang vaginanya membuat kenikmatan luar biasa ditambah rasa sesak dalam lubang analnya, dia merasa seperti disetubuhi dua orang pria sekaligus, sensasi yang didapatkannya saat disetubuhi Pak Burhan dan Pak David sekaligus.
“Arrggghh Pak Davidddd, penuhhh memek Linda…sshg ahhh, jgn keluar di memek Linda lagiii…argggh”, racau Linda sambil mendesah, mengerang dan menikmati persetubuhan yang dilakukan Pak David.
“Iyahhh…kamu sudah mau keluarr sayang”, tanya Pak David.
“Hu um, iyaaa mau keluarrr…arggghhg Pakkkkk”, erang Linda, tubuhnya bergetar hebat mendapatkan orgasme yang entah berapa kali didapatkannya seharian itu, orgasme kali ini begitu hebat hingga membuat tubuhnya benar-benar lemas.
Pak David tiba-tiba mencabut penisnya dan juga dildo yang ditancapkannya dalam lubang anal Linda, dia melemparkan dildo itu ke ranjang, mencengkram kuat-kuat penisnya dan menyemprotkan spermanya di depan lubang anal Linda yang masih agak terbuka sedikit setelah ditancapkan dildo, sebagian spermanya yang sudah tidak seberapa kental karena berulangkali bersetubuh, menetes dibelahan pantat Linda dan sebagian masuk dalam lubang analnya.
“Ssshhh ahhhh Lindaaa, kamu kok enakk bangett dientottt”, kata Pak David yang mabuk kenikmatan bercinta malam itu, dia terduduk lemas di ranjang dan meminta Linda menghampirinya.
Linda beranjak dari kursi dan berjalan menuju Pak David yang penisnya mulai terkulai lemas walau terlihat masih agak membesar, “Lepasin ini Pak”, pinta Linda meminta Pak David melepaskan ikatan pada tangannya.
Pak David melepaskan ikatan tangan Linda dan memintanya duduk di pangkuannya, mereka berciuman bibir begitu mesra dan saling mengulum lidah keduanya, “Hausss Pak…capekk, tidur yukkk”, kata Linda setelah beberapa saat berciuman.
Beberapa saat kemudian, dalam kondisi telanjang bulat mereka merebahkan diri di ranjang berhadapan dan saling berpandang.
“Enakk sayangg?”, kata Pak David sambil membelai wajah dan rambut Linda.
“Iyahhh tapi agak sakit, kayaknya memek Linda agak lecet dikit, ini putingnya juga perih tadi dicubittt”, katanya sambil menunjuk puting susunya.
“Iyaaa maaaf ya, sini Bapak cium dulu puting susunya biar sembuh…”, goda Pak David sambil mencium dan melumat lembut puting susu Linda bergantian.
“Hmmm udahhh nanti Linda basah lagiii…geliii”, kata Linda mendorong wajah Pak David dari payudaranya.
“Gpp kalo basah lagi, kalo titit Bapak masih lemes kan ada ini”, kata Pak David sambil tertawa dan menggoda Linda.
“Tuh kann ga puas-puas Bapak nihhh”, kata Linda manja sambil mencubit perut Pak David.
Mereka bercengkrama beberapa saat, diselingi cumbuan-cumbuan dan pelukan mesra, “Sayang…Bapak kocokin memeknya pakai ini ya sebelum tidur, Bapak suka liat kamu orgasme…bikin horny terusss”, pinta Pak David saat keduanya mulai dilanda rasa kantuk.
“Hmmm tapi memek Linda ga basah…perihhh nanti malah tambah lecet…”, kata Linda yang sebenarnya enggan tapi sudah berjanji akan memasrahkan diri malam itu.
Belum selesai Linda berbicara, wajag Pak David sudah berada diantara kedua pahanya yang dibuka lebar, bibir hangat Pak David mengulum bibir vaginanya diikuti dengan jilatan di klitorisnya, dengan lembut Pak David menciumi area sekitar kemaluannya, mengulum klitorisnya kembali dan ciumannya menjalar ke perut hingga kedua payudaranya, dia mengulum pelan kedua puting susu Linda yang salah satunya tampak lecet kemerahan.
“Pakkkk…hmmm geliii”, Linda memejamkan mata menikmati perlakuan cumbuan-cumbuan Pak David di area payudaranya dan mulai beranjak ke leher sebelum berakhir dengan kuluman di bibirnya.
“Nih udah basah lagi memeknya…”, kata Pak David sambil tangannya membelai kemaluan Linda dan menatap wajahnya.
Hanya mengangguk pasrah, dia membiarkan Pak David mengocoki lubang vaginanya sambil tubuh telanjangnya dipeluk dari belakang, sesekali klitorisnya dicubit pelan hingga dia menggelinjang dan mengerang. Tak butuh waktu lama, Linda kembali orgasme dan Pak David berkata, “yukk tidur, dildonya biar dalam memek kamu ya…kalo titit Bapak malam-malam keras lagi biar titip di memek kamu lagi ya sayang…”, dia mengecup pundak telanjang Linda dan mereka tertidur dengan kondisi lemas setelah seharian bercinta.
Pagi hari, Pak David terbangun merasakan geli di penisnya, dia melihat Linda mengulum penisnya dan berada diantara kedua kakinya.
“Uhmm nakal kamu yaaa”, kata Pak David yang serta merta membuat Linda menatap wajah Pak David dengan mulut penuh dengan penis Pak David yang mengeras, dia hanya tersenyum dan kembali menikmati penis atasannya seperti permen lolipop.
“Shhhh ahhh Lindaaaa, udahhh dulu, kita mandi dulu”, kata Pak David sambil mendesah kenikmatan.
“Linda udah mandi, anter ke kos ya Pak…Frans mau datang sore nanti..”, kata Linda sambil menggenggam penis Pak David.
“Hmm pantes kamu kok ga diminta langsung ngisepin titit Bapak…”, kata Pak David sambil tersenyum menggoda Linda.
“Enggakk kok, habis pas selesai mandi kok titit Bapak tegak sendiri…Linda jadi gemess pengen iseppp”, kata Linda malu-malu dan ikut tersenyum.
Pak David beranjak dari ranjang dan membelai wajah Linda serta mencium bibirnya, dia membiarkan Linda mengenakan pakaian walau tetap memintanya tidak mengenakan daleman, sementara dia sendiri menuju kamar mandi untuk membasuh diri.
“Sudah? Yukk Bapak anterr kamu…Bapak mau ada meeting juga soalnya”, kata Pak David setelah selesai berpakaian.
“Yukk Linda udah siapp kok, tapi kok ga boleh pake daleman sih Pak, kan mau pulang juga…”, tanya Linda dengan wajah manisnya.
“Kamu buka restleting celana Bapak, isepin titit Bapak sambil tatap wajah Bapak, kalau sudah keras, kamu nunggu depan pintu situ, angkat rok kamu…bilang, kamu minta dientot terakhir kalinya…”, kata Pak David dengan nada seperti saat jadi atasannya di kantor.
Linda menurutin keinginan atasannya itu, dia menghampiri Pak David, membuka restleting celananya dan mengeluarkan penisnya dari sela-sela celana dalam. Sambil mendongak melihat atasannya itu, dia menggengam penis Pak David, membuka mulutnya dan mengulumnya hingga keras sepenuhnya.
Pak David mendesah keenakan dan berkata, “Sudahhh cukuppp, ayooo mana memek kamu”.
Linda beranjak berdiri setelah berlutut dihadapan Pak David, dia menuju pintu keluar kamar, membungkukkan tubuhnya, mengangkat sendiri roknya hingga sepinggang dan berkata, “Pakkk, entot Linda buat terakhir kaliii, memek Linda pengen dimasukin titit Pak David…”, ujarnya lirih, ada rasa malu dan sedih bercampur jadi satu.
Pak David menghampiri Linda, dia mengarahkan penisnya ke lubang vagina bawahannya itu, pelan-pelan kepala penisnya mulai masuk dan dalam satu sentakan dia menghujamkan penisnya hingga mengenai dinding rahim Linda.
“Arrggghhh Pakkkk sakittt, perihhhh”, kata Linda mengingat vaginanya belum sepenuhnya basah, namun berangsur-angsur dia merasakan juga kenikmatan disetubuhi atasannya itu.
Pak David mencengkram kedua payudara Linda dari belakang dengan kedua tangannya, cengkramannya begitu kuat, dia meremas-remasnya seperti merasa gemas. Penisnya terus keluar masuk lubang vaginanya dengan cepat, sesekali disentak hingga mentok dan membuat Linda mengerang.
“Pakkkk…Linda udah mau sampeeee, sshhh tetek Linda sakitttt”, kata Linda yang tak seberapa lama menggelinjang dan mengerang kenikmatan mendapatkan orgasmenya….”Janggan di dalemm Pakkk…jangannn”, kata Linda panikk saat Pak David yang tampaknya juga akan ejakulasi.
“Lindaaa…sayanggg, sudahhh titip spermanya di memek kamuuu…arggggghhh”, tak menghiraukan permintaan Linda, Pak David menekan kuat-kuat penisnya san menyemprotkan sperma dalam lubang kemaluan Linda yang basah dan masih berkedut-kedut.
Mereka merapihkan pakaian masing-masing, Pak David mengecup kening Linda, “tenang aja sayang, belum tentu akan hamil…walau Bapak sebenarnya mau memghamili kamu juga…”, Linda hanya tertegun, perasaannya berkecamuk, mereka keluar kamar dan menuju parkiran.
Dalam perjalanan, Pak David meminta Linda mengangkat roknya, setiap ada kesempatan dia membelai sambil sesekali memainkan bibir vagina dan kiltoris Linda dalam mobil. Setelah tiba di kos Linda, Pak David mencium bibir bawahan kesayangannya itu, mengecup kening dan berkata, “Bapak sayang kamu…maaff ya Linda buat kemarin dan pagi ini”, Linda termangu dan hanya mengangguk, dia berdiri menatap mobil Pak David yang melaju hingga hilang dari pandangan. Dalam hati dia berkata, “Linda juga sayang Pak David, tapi kita ga mungkin bersama…”
Terakhir diubah:
- Daftar
- 24 Jul 2014
- Post
- 225
- Like diterima
- 59
Iye gan, dari ane pertama join
theriot
Guru Semprot
- Daftar
- 21 Mar 2011
- Post
- 539
- Like diterima
- 3.088
Iya hu, banyak kesibukan sampe gatau Linda dimana wkwkwk
Pecinta1981
Guru Besar Semprot
- Daftar
- 20 Jul 2020
- Post
- 2.071
- Like diterima
- 2.636
Cerita yang asyik luar biasa
theriot
Guru Semprot
- Daftar
- 21 Mar 2011
- Post
- 539
- Like diterima
- 3.088
Makasih hu
theriot
Guru Semprot
- Daftar
- 21 Mar 2011
- Post
- 539
- Like diterima
- 3.088
Dalam kamar kosnya, Linda mematut diri di depan kaca, dia menanggalkan seluruh pakaiannya, mulai dari kemeja hingga rok yang dikenakannya. Dalam ketelanjangannya, dia mengamati kedua buah payudara mungilnya yang tampak merah karena remasan Pak David pagi tadi, juga beberapa memar karena hisapan atau gigitan walau tak seberapa kencang. Linda meraba kemaluannya yang sedikit memerah di sekitarnya karena cumbuan Pak David, bagian depan liang vaginanya masih terasa lengket sisa lelehan sperma Pak David yang menetes dari dalam.
“Maafkan aku Frans, aku benar-benar binal…”, ujar Linda dalam hati, bayangan kejadian sepanjang hari kemarin hingga pagi hari tadi membuatnya merasa bersalah dan agak terangsang, dia menghenyakan perasaan itu dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan beristirahat, Pak David memberikannya cuti dua hari sambil mengurus surat promosi kepindahan ke kota S.
Sambil berbaring, dia membaca sms Frans yang tiba-tiba mau datang di hari Selasa itu, padahal minggu baru saja kembali ke kota S. Dalam smsnya Frans berkata, ada dokumen yang harus diurus di Jakarta tiba-tiba, ada berita bahagia katanya. Linda menduga, Frans diterima di perusahaan kolega Pak David dan datang ke Jakarta untuk tandatangan dan segala urusan dokumentasi. Linda hanya takut jika Frans ingin menyetubuhinya, menelanjanginya dan mengetahui tubuhnya penuh memar karna ulah Pak David, Linda bingung menyiapkan alasan yang tepat, dalam kebingungannya dia tertidur.
“Tok tokk tokk…”, Linda terbangun dikagetkan suara pintu diketuk dari luar. Sambil setengah tersadar, dia mengintip dari balik jendela dan melihat Frans sudah berdiri di depan pintu.
“Halo sayang, kamu sakit apa? Hari ini ga ngantor?”, sapa Frans sambil tersenyum menenteng backpacknya.
“Oh..uhm iya, aku ijin sakit ga masuk, lemes badan agak hangat, mungkin masuk angin saja”, kata Linda yang lupa bahwa di sms terakhirnya dia memang bilang agak kurang enak badan dan tidak masuk kerja.
Setelah menutup pintu Frans berkata, “Aku mau kasih kabar gembira nih, ehm kamu beneran gpp kok keliatan lemes gitu?”.
“Iyahh cuma ga enak badan aja, kabar apa memangnya?”, jawab Linda seadanya dan mengalihkan pembicaraan.
“Aku diterima kerja dua perusahaan untuk level spv, besok pagi aku harus tentukan dan tandatangan kontrak, oh iya salah satunya dari perusahaan temen bos kamu itu…siapaa namanya? Uhmmm…”, kata Frans penuh semangat.
“Pak David?”, sambung Linda.
“Iyahh benerr Pak David, waktu pernah papasan deket parkiran hbs ngasih kamu dokumen dan nginfo mau ada kunjungan client dadakan itu, dia minta nomorku buat direkomendasiin katanya…”, kata Frans penuh semangat.
“Ouuhh kamu kok ga cerita? Pak David ga ngomong apa2 juga sih”, kata Linda berusaha menutupi setengah kebenarannya, dalam hati dia merasa bersalah telah berbohong mengenai informasi pekerjaan dari atasannya itu, tapi dia benar-benar tidak tahu bahwa Pak David meminta nomor kontak Frans.
“Iyahh baik banget dia, walau aku sempet curiga sihhh…hhehehe”, kata Frans sambil mencubit lengan Linda.
“Ihhhh curiga apa sihhh, udah istirahat dulu, nanti malam kita beliin nasi goreng kesukaanku di depan kayak biasanya ya…”, kata Linda mengalihkan perhatian.
“Iyaaa, kamu istirahat juga…agak anget sih emang, dan lemes keliatannya…sini peluk”, kata Frans sambil menghampiri Linda yang mengenakan baju tidur satin setelan celana dan kemeja, dia memeluknya erat dan mencium kening kekasihnya, “nanti kasih masukan aku ambil yang mana ya, kalo sudah settle aku mau kita menikah…”, ujar Frans yang membuat Linda terharu bercampur aduk dengan rasa bersalah.
“Iyahhh sayang…nanti kita obrolin ya..aku sayang kamu”, ujar Linda pelan menahan tangis haru dan perasaan bersalah yang berkecamuk dalam dada.
“Sayang, bangun makan dulu nih”, Linda kembali terbangun sekitar jam 8 malam, Frans sudah membelikan nasi goreng kesukaannya.
Sambil menikmati makan malam, Frans bercerita tawaran dari dua perusahaan yang datang tiba-tiba, di satu sisi dia merasa tidak enak dengan Pak David yang sudah merekomendasikannya, namun di satu sisi tawaran satunya lebih menggiurkan walau harus training 3 bulan diluar pulau sebelum ke kota S.
“Kamu ambil yang tawarannya lebih tinggi aja, aku juga lupa bilang, aku dipromosiin ke cabang di kota S, minggu depan aku pindah kayaknya, lusa mau ngobrol lebih jelasnya sama manajemen”, kata Linda, dia mengambil keputusan untuk menjauhkan Frans dari balas budi ke Pak David, dia sendiri punya rencana saat pindah ke kota S.
“Wah asik donkk, ya 3 bulan kepisah dulu sih, tapi kan sudah biasa, hbs itu kita bisa sering bersama…”, kata Frans penuh semangat.
Selesai makan mereka membersihkan diri dan menonton tv sambil berbaring bersama di ranjang, Frans memeluk kekasihnya dan sesekali menciumi bibir Linda, dia sangat horny tapi dia takmau menyetubuhi kekasihnya yang sedang tidak enak badan.
“Kita langsung tidur aja ya, aku masih kurang enak badan…”, Linda beralasan saat mengetahui penis Frans sudah mengeras dari balik celananya, apalagi Frans mulai meraba dan meremas-remas pelan payudara mungilnya.
“Uhmm iya sayang, maaf aku tuh horny terus kalo deket kamu…sayanggg banget”, kata Frans sepenuh hati.
“Kamu berbaring aja, sini aku puasin kamu”, kata Linda mendorong pelan tubuh Frans untuk telentang, dia duduk di ranjang, melucuti celana pendek Frans hingga penisnya yang sudah terbebas, mengacung tegak dengan kilatan cairan precum di lubang kencingnya.
Frans sempat menolak, dia takmau menyusahkan kekasihnya, namun perkataannya tidak diindahkan, penisnya sudah digenggam tangan hangat Linda, dia mengocokinya perlahan sambil memijat buah pelirnya. Linda menunduk, membuka mengeluarkan lidahnya dan menjilat cairan precum asin di lubang kencing Frans, berikutnya dia membuka mulutnya dan mengulum penis Frans.
“Sshgh ahhh sayanggg, enakk, ngiluu tapi enak…”, desah Frans sambil membelai rambut Linda, penisnya benar-benar penuh dalam mulut Linda sementara biji pelirnya dipijat bergantian oleh kekasihnya itu.
“Slurrppp…hmmmm, titit kamu enak sayang…aku sukaaa”, racau Linda tak jelas sambil mengulum penis Frans.
Tak butuh waktu lama, Frans berusaha menahan ejakulasinya…”aku mau keluar sayang…”, dia berusaha mengeluarkan penisnya dari mulut Linda, namun Linda tetap menghisap kuat-kuat penisnya, “Argghhh sayanggg…aku keluar…ssshhg ahhhh”, erang Frans sambil menyemprotkan spermanya dalam mulut Linda, hisapan kuat mulut Linda membuat ejakulasinya begitu nikmat, hebat dan terasa ngilu.
Linda yang merasakan semprotan hangat, lengket dan terasa gurih dalam mulutnya, sebenarnya sudah terpancing birahinya, kemaluannya terasa gatal dan basah, tapi dia tak ingin Frans mengetahui tubuh telanjangnya yang dipenuhi memar karena ulah Pak David.
“Kamu telan semua sayang?”, kata Frans heran, sambil membelai rambut Linda dan lemas.
“Iyahhh, enakkk…vitamin…hehehe”, kata Linda sambil menyapu sedikit sperma Frans dengan lidahnya yang menetes di bibirnya.
Frans agak heran, sekarang kekasihnya tidak sulit untuk diminta menelan spermanya, biasanya Frans agak memaksa sambil menekan kepala Linda untuk menelannya, namun dia berpikir mungkin Linda ingin memberikannya hadiah atas kabar gembira yang disampaikannya tadi.
Selesai berkumur membersihkan rongga mulutnya yang penuh sperma, Linda beranjak ke ranjang dan tidur berpelukan bersama Frans.
“Jadi sudah diputuskan?”, kata Linda sambil merapihkan baju Frans.
“Iya sesuai obrolan semalam, doain lancar ya…kamu ga ngantor? Kyknya ga terlalu hangat lg badannya”, jawab Frans sambil memegang kening kekasihnya itu.
“Enggak, kemarin sekalian ijin 2 hari, setelah tandatangan kamu balik kapan?”, kata Linda sambil menyeruput kopi Frans.
“Kayaknya besok pagi, kalo deal aku harus balik segera untuk prepare training di luar pulau mulai senin”, kata Frans lagi sambil memegang pinggang Linda yang berdiri di hadapannya.
“Kalo sudah selesai, info ya, kita jalan-jalan ke mall, aku mau beli sesuatu juga”, kata Linda sambil merapihkan kerah kemeja Frans.
Diiringi dengan kecupan di kening Linda, Frans mengiyakan ajakan kekasihnya itu dan segera pamit untuk berangkat.
Setelah Frans berangkat, Linda membuka pakaiannya bergegas mandi, dia berdiri sebentar di depan cermin untuk melihat tubuh telanjangnya, beberapa memar masih terlihat tapi tidak seperti kemarin, dia masih khawatir Frans akan curiga jika melihatnya telanjang, sengaja dia ajak Frans ke mall supaya ada kesibukan di luar kamar kos hingga sore, jika Frans ingin bersetubuh setidaknya di malam hari dan dia bisa minta mematikan lampu.
“Besok jangan lupa ke kantor, Bapak sudah titip ke personalia, Bapak ga ada di kantor karena cuti bersama keluarga, nanti kita ketemu kalau kamu sudah pindah ke kota S saja”, Linda membaca sms Pak David setelah selesai mandi, sambil tertegun, dia tahu mungkin saja hubungan ini tak akan pernah berakhir, namun tinggal di satu kota bersama Frans akan membuat ruang geraknya terbatas.
Setelah makan siang Frans kembali ke kos, karena Linda sudah makan juga di warung makan dekat kos, Frans berganti baku kasual untuk mengajak kekasihnya refreshing jalan-jalan ke mall. Seharian mereka menghabiskan waktu di mall, hingga menjelang sore hari, “mau langsung pulang apa makan dulu?”, tanya Frans.
“Uhmmm makan dulu kali ya, biar sampe kos tinggal istirahat saja”, kata Linda beralasan, dia khawatir karena sore itu masih cukup cerah atau terang.
Selesai makan, mereka pulang ke kos, Frans tal sabar ingin menyetubuhi kekasihnya, namun Linda berusaha untuk menunda dengan alasan belum membersihkan diri dan ingin santai sejenak.
“Hmm akhirnya mandi juga, seger, kamu gantian mandi gih, pdhal tadi mau ngajak mandi bareng hehe”, kata Frans yang melihat Linda sedang asyik menonton tv.
“Oh sdh selesai, iya aku mau mandi, kamu mau aku pake baju apa?”, tanya Linda ke Frans yang biasanya suka meminta Linda memakai pakaian tertentu sebelum bercinta.
“Hmm daster babydoll yang aku suka itu ya, enak bahannya”, kata Frans yang membayangkannya saja sudah horny.
Selesai mandi, Linda mematut diri dengan babydoll tanpa lengan dan setelan celana pendeknya berwarna merah maroon di depan cermin, “hmmm untung memarnya mulai samar-samar, tp aku gamau ambil resiko”, kata Linda dalam hati, tiba-tiba Frans memeluknya dari belakang.
“Uhmm sexy banget pacarku ini, wangi lagi”, kata Frans sambil memeluk Linda dan mengusap perutnya, penisnya sudah mengeras dan Linda dapat merasakan tonjolan itu.
“Sebentar, matiin lampu dulu biar romantis”, kata Linda beralasan, memang tidak sepenuhnya gelap, agak remang-remang karena dia tetap menyalakan lampu tidur.
Frans yang tak sadar bahwa itu hanya alasan Linda agar Frans tidak terlalu melihat jelas tubuh telanjangnya yang masih ada beberapa memar yang mulai samar-samar, hanya dapat menurut saja dan bersiap di ranjang.
“Sini sayang, aku mau gantian puasin kamu dulu”, ajak Frans menarik Linda ke ranjang, dia membuka celana tidur Linda tanpa daleman, dan membuka lebar kedua kakinya. Walau agak remang, dia dapat melihat indahnya kemaluan Linda yang dicukur tanpa bulu. Frans memulai dengan menciumi bagian dalam kedua paha Linda, hal itu membuat bulu kuduk Linda meremang, “Argghh geliii sayang”, kata Linda.
Dengan ciuman lembut perlahan, Frans mengecup bagian atas kemaluan Linda dan mulai mencari klitorisnya. Satu sapuan lidah Frans di klitorisnya membuat Linda menggelinjang, Frans suka sekali menikmati dan mengemut klitoris dan bibir vaginanya, terkadang sampe terasa tebal karena sedikit bengkak. Lidah Frans sesekali mencoba masuk ke lubang vagina Linda, walau terasa asin atau gurih, dia akan terus melakukannya sampai kekasihnya orgasme.
“Sayang…argghhh, iyahh disitu…argghh aku keluarrr”, erang Linda beberapa saat kemudian, kemaluannya dibanjiri cairan kenikmatan yang disapu lidah Frans sebagian.
“Hmmm mana tetek kesukaanku yg gemesin ini”, kata Frans yang meremas payudara Linda yang masih tertutupi babydoll tanpa lengan berbahan halus itu, setelah menikmati sajian kemaluan Linda, dia menciumi perut Linda perlahan, menjilat pusarnya dan semakin ke atas, “buka bajunya sayang…”, pinta Frans sambil meloloskan babydoll yang dikenakan Linda.
Ada rasa khawatir Frans akan sadar dengan beberapa memar yang sebenarnya sudah tidak terlalu terlihat, namun nafsu memburu Frans yang mulai menciumi payudaranya tampaknya membuat kekasihnya itu tidak terlalu memperhatikan.
“Isepinnn putingku yang kenceng…iyahhh sshhh ahhh”, pinta Linda sambil mendesah.
Tanpa diminta dua kali, secara bergantian Frans menghisap puting susu mungil Linda bergantian hingga keduanya basah dan mengeras, area sekitar puting susunya juga dilahap dengan rakus hingga membuat bekas memar baru.
Frans meloloskan celana pendek dan kaosnya, dalam posisi misionaris dia tampaknya siap menyetubuhi Linda, dengan posisi di atas Linda, dia memandang wajah manis kekasihnya sambil berkata, “aku masukin sekarang yaaa?”, diikuti anggukan Linda yang tampaknya sudah siap untuk menerima penis Frans di liang vaginanya.
Pelan-pelan penis Frans merangsek masuk dalam liang vagina Linda, “Shhh ahhh enakk memek kamu…sempitt”, racau Frans lalu mengulum bibir kekasihnya itu.
Dalam posisi misionaris, Frans menggoyangkan pinggulnya sambil penisnya keluar masuk liang vagina Linda, dia tahu Linda suka sekali jika penisnya ditarik agak jauh dan dimasuki kembali ke liang vaginanya, jadi seperti disodok-sodok berulangkali dengan ritme teratur. Kaki Linda menjepit tubuh Frans seperti takmau melepaskannya, penis Frans memang tidak sebesar Pak David, namun lebih panjang dan menyentak saat mendorong dinding rahimnya.
“Beruntung banget bisa ngerasain memek kamu sayang…shhh ahhhh tititnya kayak dipijat”, kata Frans sambil mengerang, mendesah kenikmatan.
“Jangan berhenti…iya disitu kena klitorisnya…argghhhh sayanggg”, kata Linda sambil memeluk leher Frans meminta bibirnya untuk dicium.
Tubuh Linda menggelinjang hebat, kakinya semakin mengapit tubuh Frans kuat, diiringi dengan lenguhan panjang, Linda mendapatkan orgasme keduanya malam itu walau liang vaginanya masih sedikit perih sisa persetubuhannya dengan Pak David.
“Kamu ga keluar sayang?”, tanya Linda dengan liang vagina yang masih berkedut dan ditancapkan penis kekasihnya itu dalam-dalam.
“Pengenn dari belakang, bisa sambil remasin tetek kamu…dan liat punggung mulusmu”, kata Frans yang memang dari kuliah senang sekali menyetubuhi Linda dari belakang atau doggy style.
Setelah Frans mencabut penisnya, Linda mengambil posisi nungging menghadap tembok atau kepala ranjang, Frans berada di belakangnya dengan posisi berlutut. Walau dalam keremangan, Frans memperhatikan lubang anal Linda yang agak sedikit lebih lebar dari biasanya, “sayang aku boleh masukin yang ini bentar?”, kata Frans sambil mengusap lubang anal Linda.
Diameter penis Frans yang tidak segemuk penis Pak David mungkin saja tidak akan membuat lubang analnya terasa sangat perih seperti ketika Pak David melakukannya, tetapi Linda sebenarnya tidak suka, hal itu membuat dia teringat persetubuhan dengan Pak Burhan bersama Pak David.
“Sakitt sayang disitu, tapi kalo mau disitu pake kondom dan pastiin dibasahi dulu biar ga perihhh”, jawab Linda yang merasa bersalah jika tidak memberikan ijin pada Frans, padahal dua hari lalu Pak David dengan bebas memasukkan dildo dan bahkan penisnya ke lubang analnya yang sempit.
Setelah mendapatkan kondom dari tasnya, Frans meludahinya supaya licin dan jika meludahi lubang anal Linda supaya tidak terlalu kering, dia sempat curiga bahwa lubang anal ini seperti sering dimasuki, namun dia tak berani menanyakannya ke Linda. “Aku masukin pelan-pelan sayang, sebentar aja kok”, katanya sambil mendorong masuk perlahan penisnya ke dalam lubang anal Linda.
Sambil meringis dalam posisi nungging, Linda menahan rasa perih seperti Frans mengerang kenikmatan merasakan sempitny lubang anal Linda yang menjepit penisnya. Setelah tiga perempat penis Frans masuk, Linda meminta stop dan disodoki perlahan saja, Frans mau takmau mengikutinya walau sebenarnya dia ingin menyodoki lubang anal kekasihnya itu dengan ritme cepat dan kasar.
“Sshhh ahhh sayang, ini sempittt bangettt, hmmm”, racau Frans merem melek merasakan nikmatnya menyetubuhi lubang anal Linda.
Beberapa saat kemudian Frans tampaknya tak kuat lagi dan hampir ejakulasi, namun berhasil ditahan dan dia menarik penisnya keluar. Dia melepaskan kondom yang dikenakannya, lalu mengarahkan penisnya ke liang vagina Linda. Frans menyodoki liang vagina itu dengan ritme cepet dan membuat Linda mendesah tak karuan karena dalam posisi itu, dinding rahimnya benar-benar tertekan dan liang vaginanya benar-benar penuh seluruhnya oleh penis Frans.
“Sini teteknya sayang…arrggg Linda, sayangggg”, Frans mengusap punggung mulus Linda dan dengan kedua tangannya dia meraih kedua payudara Linda kanan kiri, dia meremasinya perlahan sambil mencubit gemas puting susunya, Linda tak kuasa mengerang kenikmatan sambil tangannya bersandar ke tembok.
Kocokan penis Frans semakin cepat, begitu juga dengan remasan pada payudara Linda yang semakin kuat, Linda kembali menggelinjang dan mendapatkan orgasmenya…disusul dengan Frans yang melenguh panjang, “sayanggg aku keluarin dalem memekmu….arggfhhg angettt enakkk”, erang Frans.
Linda tersentak kaget saat semprotan hangat sperma Frans begitu deras dalam liang vaginanya, rasa takut akan hamil membuatnya spontan berkata, “Kok di dalem, nanti aku hamil lohhh”.
Frans menjawab dengan tulus, “Aku bakal nikahin kamu segera kalo hamil, aku pgn punya anak dari kamu sayang”.
Linda membalik tubuhnya setelah Frans mencabut penisnya, dia memeluk Frans erat-erat dan mencium bibirnya, “aku juga mau punya anak dari kamu sayangg”, ucapnya pelan, dadanya bergemuruh, ada rasa bersalah dan rasa cinta yang begitu besar, sepersekian menit, Linda sudah menentukan apa yang akan dilakukannya ke depan nanti.
*********************************************
Penutup:
Beberapa minggu Linda sudah tinggal di kota S dan menjalani promosinya, Frans masih training di luar pulau dan mengabarkan semuanya berjalan lancar. Pak David sendiri masih belum sempat datang ke kota S dan mengabarkan kalau dia masih banyak urusan penting, Linda tidak mempedulikannya, dia berusaha membuang jauh-jauh pikirannya dari Pak David.
“Maaf Pak, saya mengajukan resign, terima kasih buat semuanya”, Pak David dikagetkan sms dari Linda setelah beberapa minggu berpisah kota, dia berusaha menghubungi Linda namun tidak dibalas.
Setelah beberapa lama, Pak David tahu bahwa Linda akan menikah dengan Frans, dan memutuskan untuk berhenti kerja atau lebih tepatnya menjauh dari kehidupan Pak David.
TAMAT
“Maafkan aku Frans, aku benar-benar binal…”, ujar Linda dalam hati, bayangan kejadian sepanjang hari kemarin hingga pagi hari tadi membuatnya merasa bersalah dan agak terangsang, dia menghenyakan perasaan itu dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan beristirahat, Pak David memberikannya cuti dua hari sambil mengurus surat promosi kepindahan ke kota S.
Sambil berbaring, dia membaca sms Frans yang tiba-tiba mau datang di hari Selasa itu, padahal minggu baru saja kembali ke kota S. Dalam smsnya Frans berkata, ada dokumen yang harus diurus di Jakarta tiba-tiba, ada berita bahagia katanya. Linda menduga, Frans diterima di perusahaan kolega Pak David dan datang ke Jakarta untuk tandatangan dan segala urusan dokumentasi. Linda hanya takut jika Frans ingin menyetubuhinya, menelanjanginya dan mengetahui tubuhnya penuh memar karna ulah Pak David, Linda bingung menyiapkan alasan yang tepat, dalam kebingungannya dia tertidur.
“Tok tokk tokk…”, Linda terbangun dikagetkan suara pintu diketuk dari luar. Sambil setengah tersadar, dia mengintip dari balik jendela dan melihat Frans sudah berdiri di depan pintu.
“Halo sayang, kamu sakit apa? Hari ini ga ngantor?”, sapa Frans sambil tersenyum menenteng backpacknya.
“Oh..uhm iya, aku ijin sakit ga masuk, lemes badan agak hangat, mungkin masuk angin saja”, kata Linda yang lupa bahwa di sms terakhirnya dia memang bilang agak kurang enak badan dan tidak masuk kerja.
Setelah menutup pintu Frans berkata, “Aku mau kasih kabar gembira nih, ehm kamu beneran gpp kok keliatan lemes gitu?”.
“Iyahh cuma ga enak badan aja, kabar apa memangnya?”, jawab Linda seadanya dan mengalihkan pembicaraan.
“Aku diterima kerja dua perusahaan untuk level spv, besok pagi aku harus tentukan dan tandatangan kontrak, oh iya salah satunya dari perusahaan temen bos kamu itu…siapaa namanya? Uhmmm…”, kata Frans penuh semangat.
“Pak David?”, sambung Linda.
“Iyahh benerr Pak David, waktu pernah papasan deket parkiran hbs ngasih kamu dokumen dan nginfo mau ada kunjungan client dadakan itu, dia minta nomorku buat direkomendasiin katanya…”, kata Frans penuh semangat.
“Ouuhh kamu kok ga cerita? Pak David ga ngomong apa2 juga sih”, kata Linda berusaha menutupi setengah kebenarannya, dalam hati dia merasa bersalah telah berbohong mengenai informasi pekerjaan dari atasannya itu, tapi dia benar-benar tidak tahu bahwa Pak David meminta nomor kontak Frans.
“Iyahh baik banget dia, walau aku sempet curiga sihhh…hhehehe”, kata Frans sambil mencubit lengan Linda.
“Ihhhh curiga apa sihhh, udah istirahat dulu, nanti malam kita beliin nasi goreng kesukaanku di depan kayak biasanya ya…”, kata Linda mengalihkan perhatian.
“Iyaaa, kamu istirahat juga…agak anget sih emang, dan lemes keliatannya…sini peluk”, kata Frans sambil menghampiri Linda yang mengenakan baju tidur satin setelan celana dan kemeja, dia memeluknya erat dan mencium kening kekasihnya, “nanti kasih masukan aku ambil yang mana ya, kalo sudah settle aku mau kita menikah…”, ujar Frans yang membuat Linda terharu bercampur aduk dengan rasa bersalah.
“Iyahhh sayang…nanti kita obrolin ya..aku sayang kamu”, ujar Linda pelan menahan tangis haru dan perasaan bersalah yang berkecamuk dalam dada.
“Sayang, bangun makan dulu nih”, Linda kembali terbangun sekitar jam 8 malam, Frans sudah membelikan nasi goreng kesukaannya.
Sambil menikmati makan malam, Frans bercerita tawaran dari dua perusahaan yang datang tiba-tiba, di satu sisi dia merasa tidak enak dengan Pak David yang sudah merekomendasikannya, namun di satu sisi tawaran satunya lebih menggiurkan walau harus training 3 bulan diluar pulau sebelum ke kota S.
“Kamu ambil yang tawarannya lebih tinggi aja, aku juga lupa bilang, aku dipromosiin ke cabang di kota S, minggu depan aku pindah kayaknya, lusa mau ngobrol lebih jelasnya sama manajemen”, kata Linda, dia mengambil keputusan untuk menjauhkan Frans dari balas budi ke Pak David, dia sendiri punya rencana saat pindah ke kota S.
“Wah asik donkk, ya 3 bulan kepisah dulu sih, tapi kan sudah biasa, hbs itu kita bisa sering bersama…”, kata Frans penuh semangat.
Selesai makan mereka membersihkan diri dan menonton tv sambil berbaring bersama di ranjang, Frans memeluk kekasihnya dan sesekali menciumi bibir Linda, dia sangat horny tapi dia takmau menyetubuhi kekasihnya yang sedang tidak enak badan.
“Kita langsung tidur aja ya, aku masih kurang enak badan…”, Linda beralasan saat mengetahui penis Frans sudah mengeras dari balik celananya, apalagi Frans mulai meraba dan meremas-remas pelan payudara mungilnya.
“Uhmm iya sayang, maaf aku tuh horny terus kalo deket kamu…sayanggg banget”, kata Frans sepenuh hati.
“Kamu berbaring aja, sini aku puasin kamu”, kata Linda mendorong pelan tubuh Frans untuk telentang, dia duduk di ranjang, melucuti celana pendek Frans hingga penisnya yang sudah terbebas, mengacung tegak dengan kilatan cairan precum di lubang kencingnya.
Frans sempat menolak, dia takmau menyusahkan kekasihnya, namun perkataannya tidak diindahkan, penisnya sudah digenggam tangan hangat Linda, dia mengocokinya perlahan sambil memijat buah pelirnya. Linda menunduk, membuka mengeluarkan lidahnya dan menjilat cairan precum asin di lubang kencing Frans, berikutnya dia membuka mulutnya dan mengulum penis Frans.
“Sshgh ahhh sayanggg, enakk, ngiluu tapi enak…”, desah Frans sambil membelai rambut Linda, penisnya benar-benar penuh dalam mulut Linda sementara biji pelirnya dipijat bergantian oleh kekasihnya itu.
“Slurrppp…hmmmm, titit kamu enak sayang…aku sukaaa”, racau Linda tak jelas sambil mengulum penis Frans.
Tak butuh waktu lama, Frans berusaha menahan ejakulasinya…”aku mau keluar sayang…”, dia berusaha mengeluarkan penisnya dari mulut Linda, namun Linda tetap menghisap kuat-kuat penisnya, “Argghhh sayanggg…aku keluar…ssshhg ahhhh”, erang Frans sambil menyemprotkan spermanya dalam mulut Linda, hisapan kuat mulut Linda membuat ejakulasinya begitu nikmat, hebat dan terasa ngilu.
Linda yang merasakan semprotan hangat, lengket dan terasa gurih dalam mulutnya, sebenarnya sudah terpancing birahinya, kemaluannya terasa gatal dan basah, tapi dia tak ingin Frans mengetahui tubuh telanjangnya yang dipenuhi memar karena ulah Pak David.
“Kamu telan semua sayang?”, kata Frans heran, sambil membelai rambut Linda dan lemas.
“Iyahhh, enakkk…vitamin…hehehe”, kata Linda sambil menyapu sedikit sperma Frans dengan lidahnya yang menetes di bibirnya.
Frans agak heran, sekarang kekasihnya tidak sulit untuk diminta menelan spermanya, biasanya Frans agak memaksa sambil menekan kepala Linda untuk menelannya, namun dia berpikir mungkin Linda ingin memberikannya hadiah atas kabar gembira yang disampaikannya tadi.
Selesai berkumur membersihkan rongga mulutnya yang penuh sperma, Linda beranjak ke ranjang dan tidur berpelukan bersama Frans.
“Jadi sudah diputuskan?”, kata Linda sambil merapihkan baju Frans.
“Iya sesuai obrolan semalam, doain lancar ya…kamu ga ngantor? Kyknya ga terlalu hangat lg badannya”, jawab Frans sambil memegang kening kekasihnya itu.
“Enggak, kemarin sekalian ijin 2 hari, setelah tandatangan kamu balik kapan?”, kata Linda sambil menyeruput kopi Frans.
“Kayaknya besok pagi, kalo deal aku harus balik segera untuk prepare training di luar pulau mulai senin”, kata Frans lagi sambil memegang pinggang Linda yang berdiri di hadapannya.
“Kalo sudah selesai, info ya, kita jalan-jalan ke mall, aku mau beli sesuatu juga”, kata Linda sambil merapihkan kerah kemeja Frans.
Diiringi dengan kecupan di kening Linda, Frans mengiyakan ajakan kekasihnya itu dan segera pamit untuk berangkat.
Setelah Frans berangkat, Linda membuka pakaiannya bergegas mandi, dia berdiri sebentar di depan cermin untuk melihat tubuh telanjangnya, beberapa memar masih terlihat tapi tidak seperti kemarin, dia masih khawatir Frans akan curiga jika melihatnya telanjang, sengaja dia ajak Frans ke mall supaya ada kesibukan di luar kamar kos hingga sore, jika Frans ingin bersetubuh setidaknya di malam hari dan dia bisa minta mematikan lampu.
“Besok jangan lupa ke kantor, Bapak sudah titip ke personalia, Bapak ga ada di kantor karena cuti bersama keluarga, nanti kita ketemu kalau kamu sudah pindah ke kota S saja”, Linda membaca sms Pak David setelah selesai mandi, sambil tertegun, dia tahu mungkin saja hubungan ini tak akan pernah berakhir, namun tinggal di satu kota bersama Frans akan membuat ruang geraknya terbatas.
Setelah makan siang Frans kembali ke kos, karena Linda sudah makan juga di warung makan dekat kos, Frans berganti baku kasual untuk mengajak kekasihnya refreshing jalan-jalan ke mall. Seharian mereka menghabiskan waktu di mall, hingga menjelang sore hari, “mau langsung pulang apa makan dulu?”, tanya Frans.
“Uhmmm makan dulu kali ya, biar sampe kos tinggal istirahat saja”, kata Linda beralasan, dia khawatir karena sore itu masih cukup cerah atau terang.
Selesai makan, mereka pulang ke kos, Frans tal sabar ingin menyetubuhi kekasihnya, namun Linda berusaha untuk menunda dengan alasan belum membersihkan diri dan ingin santai sejenak.
“Hmm akhirnya mandi juga, seger, kamu gantian mandi gih, pdhal tadi mau ngajak mandi bareng hehe”, kata Frans yang melihat Linda sedang asyik menonton tv.
“Oh sdh selesai, iya aku mau mandi, kamu mau aku pake baju apa?”, tanya Linda ke Frans yang biasanya suka meminta Linda memakai pakaian tertentu sebelum bercinta.
“Hmm daster babydoll yang aku suka itu ya, enak bahannya”, kata Frans yang membayangkannya saja sudah horny.
Selesai mandi, Linda mematut diri dengan babydoll tanpa lengan dan setelan celana pendeknya berwarna merah maroon di depan cermin, “hmmm untung memarnya mulai samar-samar, tp aku gamau ambil resiko”, kata Linda dalam hati, tiba-tiba Frans memeluknya dari belakang.
“Uhmm sexy banget pacarku ini, wangi lagi”, kata Frans sambil memeluk Linda dan mengusap perutnya, penisnya sudah mengeras dan Linda dapat merasakan tonjolan itu.
“Sebentar, matiin lampu dulu biar romantis”, kata Linda beralasan, memang tidak sepenuhnya gelap, agak remang-remang karena dia tetap menyalakan lampu tidur.
Frans yang tak sadar bahwa itu hanya alasan Linda agar Frans tidak terlalu melihat jelas tubuh telanjangnya yang masih ada beberapa memar yang mulai samar-samar, hanya dapat menurut saja dan bersiap di ranjang.
“Sini sayang, aku mau gantian puasin kamu dulu”, ajak Frans menarik Linda ke ranjang, dia membuka celana tidur Linda tanpa daleman, dan membuka lebar kedua kakinya. Walau agak remang, dia dapat melihat indahnya kemaluan Linda yang dicukur tanpa bulu. Frans memulai dengan menciumi bagian dalam kedua paha Linda, hal itu membuat bulu kuduk Linda meremang, “Argghh geliii sayang”, kata Linda.
Dengan ciuman lembut perlahan, Frans mengecup bagian atas kemaluan Linda dan mulai mencari klitorisnya. Satu sapuan lidah Frans di klitorisnya membuat Linda menggelinjang, Frans suka sekali menikmati dan mengemut klitoris dan bibir vaginanya, terkadang sampe terasa tebal karena sedikit bengkak. Lidah Frans sesekali mencoba masuk ke lubang vagina Linda, walau terasa asin atau gurih, dia akan terus melakukannya sampai kekasihnya orgasme.
“Sayang…argghhh, iyahh disitu…argghh aku keluarrr”, erang Linda beberapa saat kemudian, kemaluannya dibanjiri cairan kenikmatan yang disapu lidah Frans sebagian.
“Hmmm mana tetek kesukaanku yg gemesin ini”, kata Frans yang meremas payudara Linda yang masih tertutupi babydoll tanpa lengan berbahan halus itu, setelah menikmati sajian kemaluan Linda, dia menciumi perut Linda perlahan, menjilat pusarnya dan semakin ke atas, “buka bajunya sayang…”, pinta Frans sambil meloloskan babydoll yang dikenakan Linda.
Ada rasa khawatir Frans akan sadar dengan beberapa memar yang sebenarnya sudah tidak terlalu terlihat, namun nafsu memburu Frans yang mulai menciumi payudaranya tampaknya membuat kekasihnya itu tidak terlalu memperhatikan.
“Isepinnn putingku yang kenceng…iyahhh sshhh ahhh”, pinta Linda sambil mendesah.
Tanpa diminta dua kali, secara bergantian Frans menghisap puting susu mungil Linda bergantian hingga keduanya basah dan mengeras, area sekitar puting susunya juga dilahap dengan rakus hingga membuat bekas memar baru.
Frans meloloskan celana pendek dan kaosnya, dalam posisi misionaris dia tampaknya siap menyetubuhi Linda, dengan posisi di atas Linda, dia memandang wajah manis kekasihnya sambil berkata, “aku masukin sekarang yaaa?”, diikuti anggukan Linda yang tampaknya sudah siap untuk menerima penis Frans di liang vaginanya.
Pelan-pelan penis Frans merangsek masuk dalam liang vagina Linda, “Shhh ahhh enakk memek kamu…sempitt”, racau Frans lalu mengulum bibir kekasihnya itu.
Dalam posisi misionaris, Frans menggoyangkan pinggulnya sambil penisnya keluar masuk liang vagina Linda, dia tahu Linda suka sekali jika penisnya ditarik agak jauh dan dimasuki kembali ke liang vaginanya, jadi seperti disodok-sodok berulangkali dengan ritme teratur. Kaki Linda menjepit tubuh Frans seperti takmau melepaskannya, penis Frans memang tidak sebesar Pak David, namun lebih panjang dan menyentak saat mendorong dinding rahimnya.
“Beruntung banget bisa ngerasain memek kamu sayang…shhh ahhhh tititnya kayak dipijat”, kata Frans sambil mengerang, mendesah kenikmatan.
“Jangan berhenti…iya disitu kena klitorisnya…argghhhh sayanggg”, kata Linda sambil memeluk leher Frans meminta bibirnya untuk dicium.
Tubuh Linda menggelinjang hebat, kakinya semakin mengapit tubuh Frans kuat, diiringi dengan lenguhan panjang, Linda mendapatkan orgasme keduanya malam itu walau liang vaginanya masih sedikit perih sisa persetubuhannya dengan Pak David.
“Kamu ga keluar sayang?”, tanya Linda dengan liang vagina yang masih berkedut dan ditancapkan penis kekasihnya itu dalam-dalam.
“Pengenn dari belakang, bisa sambil remasin tetek kamu…dan liat punggung mulusmu”, kata Frans yang memang dari kuliah senang sekali menyetubuhi Linda dari belakang atau doggy style.
Setelah Frans mencabut penisnya, Linda mengambil posisi nungging menghadap tembok atau kepala ranjang, Frans berada di belakangnya dengan posisi berlutut. Walau dalam keremangan, Frans memperhatikan lubang anal Linda yang agak sedikit lebih lebar dari biasanya, “sayang aku boleh masukin yang ini bentar?”, kata Frans sambil mengusap lubang anal Linda.
Diameter penis Frans yang tidak segemuk penis Pak David mungkin saja tidak akan membuat lubang analnya terasa sangat perih seperti ketika Pak David melakukannya, tetapi Linda sebenarnya tidak suka, hal itu membuat dia teringat persetubuhan dengan Pak Burhan bersama Pak David.
“Sakitt sayang disitu, tapi kalo mau disitu pake kondom dan pastiin dibasahi dulu biar ga perihhh”, jawab Linda yang merasa bersalah jika tidak memberikan ijin pada Frans, padahal dua hari lalu Pak David dengan bebas memasukkan dildo dan bahkan penisnya ke lubang analnya yang sempit.
Setelah mendapatkan kondom dari tasnya, Frans meludahinya supaya licin dan jika meludahi lubang anal Linda supaya tidak terlalu kering, dia sempat curiga bahwa lubang anal ini seperti sering dimasuki, namun dia tak berani menanyakannya ke Linda. “Aku masukin pelan-pelan sayang, sebentar aja kok”, katanya sambil mendorong masuk perlahan penisnya ke dalam lubang anal Linda.
Sambil meringis dalam posisi nungging, Linda menahan rasa perih seperti Frans mengerang kenikmatan merasakan sempitny lubang anal Linda yang menjepit penisnya. Setelah tiga perempat penis Frans masuk, Linda meminta stop dan disodoki perlahan saja, Frans mau takmau mengikutinya walau sebenarnya dia ingin menyodoki lubang anal kekasihnya itu dengan ritme cepat dan kasar.
“Sshhh ahhh sayang, ini sempittt bangettt, hmmm”, racau Frans merem melek merasakan nikmatnya menyetubuhi lubang anal Linda.
Beberapa saat kemudian Frans tampaknya tak kuat lagi dan hampir ejakulasi, namun berhasil ditahan dan dia menarik penisnya keluar. Dia melepaskan kondom yang dikenakannya, lalu mengarahkan penisnya ke liang vagina Linda. Frans menyodoki liang vagina itu dengan ritme cepet dan membuat Linda mendesah tak karuan karena dalam posisi itu, dinding rahimnya benar-benar tertekan dan liang vaginanya benar-benar penuh seluruhnya oleh penis Frans.
“Sini teteknya sayang…arrggg Linda, sayangggg”, Frans mengusap punggung mulus Linda dan dengan kedua tangannya dia meraih kedua payudara Linda kanan kiri, dia meremasinya perlahan sambil mencubit gemas puting susunya, Linda tak kuasa mengerang kenikmatan sambil tangannya bersandar ke tembok.
Kocokan penis Frans semakin cepat, begitu juga dengan remasan pada payudara Linda yang semakin kuat, Linda kembali menggelinjang dan mendapatkan orgasmenya…disusul dengan Frans yang melenguh panjang, “sayanggg aku keluarin dalem memekmu….arggfhhg angettt enakkk”, erang Frans.
Linda tersentak kaget saat semprotan hangat sperma Frans begitu deras dalam liang vaginanya, rasa takut akan hamil membuatnya spontan berkata, “Kok di dalem, nanti aku hamil lohhh”.
Frans menjawab dengan tulus, “Aku bakal nikahin kamu segera kalo hamil, aku pgn punya anak dari kamu sayang”.
Linda membalik tubuhnya setelah Frans mencabut penisnya, dia memeluk Frans erat-erat dan mencium bibirnya, “aku juga mau punya anak dari kamu sayangg”, ucapnya pelan, dadanya bergemuruh, ada rasa bersalah dan rasa cinta yang begitu besar, sepersekian menit, Linda sudah menentukan apa yang akan dilakukannya ke depan nanti.
*********************************************
Penutup:
Beberapa minggu Linda sudah tinggal di kota S dan menjalani promosinya, Frans masih training di luar pulau dan mengabarkan semuanya berjalan lancar. Pak David sendiri masih belum sempat datang ke kota S dan mengabarkan kalau dia masih banyak urusan penting, Linda tidak mempedulikannya, dia berusaha membuang jauh-jauh pikirannya dari Pak David.
“Maaf Pak, saya mengajukan resign, terima kasih buat semuanya”, Pak David dikagetkan sms dari Linda setelah beberapa minggu berpisah kota, dia berusaha menghubungi Linda namun tidak dibalas.
Setelah beberapa lama, Pak David tahu bahwa Linda akan menikah dengan Frans, dan memutuskan untuk berhenti kerja atau lebih tepatnya menjauh dari kehidupan Pak David.
TAMAT
theriot
Guru Semprot
- Daftar
- 21 Mar 2011
- Post
- 539
- Like diterima
- 3.088
Berikutnya kisah masa lalu ane tuntaskan juga
Similar threads
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
