Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Kontras

who do you want to first orgy in the next chapter


  • Total voters
    36
  • Poll closed .
Chapter 3



Part 2



"BBC "





Sudah lima kali aku menelpon Dr. Cindy, namun tak ada jawaban dari handphonenya. Aku memutuskan untuk datang ke kantornya sendiri hari ini karena kami sudah janjian untuk mengadakan pertemuan.



Kupakai gamis hitam dan hijab hitam yang menjadi pakaian favoritku. Kata orang, aku terlihat lebih muda jika mengenakan pakaian itu. Kulihat arlojiku, dan betapa terkejutnya aku saat ini sudah siang. Namun, aku bertekad untuk sekali lagi datang ke tempat Dr. Cindy hari ini. Perkenalanku dengan Dr. Cindy terjadi saat aku dikunjungi oleh sahabatku Oki Setiana Dewi, yang merupakan seorang artis berhijab. Dia berkunjung saat aku mendapatkan musibah saat rumahku kebakaran. Saat itu, dia bersama kedua adiknya, yaitu Ria Ricis dan Dr. Cindy. Saat itulah aku tahu bahwa adik Oki Setiana Dewi ini berprofesi sebagai Dokter Spesialis Seksologi.



Saat tiba di rumah sakit, aku keluar dari mobilku dan langsung menuju ruangan Dr. Cindy. Waktu itu menunjukkan pukul setengah 3, saat kulihat pintu kantornya tertutup. Aku mencoba ketuk pintu ruangan itu, siapa tahu ada Dr. Cindy di dalam.



Tok... tok... tok... "Assalamualaikum...."



Tak ada jawaban.



Aku ulangi lagi sampai 3x, tapi tetap saja tak ada sahutan atau balasan salam dari dalam ruangan itu. Aku mencoba menelpon Dr. Cindy lagi untuk memastikan apakah dia ada di dalam atau sedang pergi. Namun, tetap saja tak diangkat. Namun aku berfikir semoga saja aku dapat bertemu dengan Dr. Cindy, jadi kuputuskan untuk menunggunya di ruang tunggu di deppan ruangannya. Aku duduk di sebuah kursi panjang dan mencoba melihat sekitar. Aku yang sudah kehabisan akal akan masalahku ini memutuskan akan menunggu Dr. Cindy walaupun mungkin memakan waktu yang lama. Ku coba kirim whatsapp untuk menanyakan kabar nya



“ Askum, Dr. Cindy, ana sudah ada depan kantor Dr. Cindy. Jadi khan kita ketemuan?” ketik ku di handphone androidku



Namun taka da balasan, ataupun status terbaca, hanya centang dua ku lihat, artinya terkirim namun belum dibaca



“fiuuh” aku menghela nafas panjang



Kulihat diatas meja bundar tergeletak sejumlah majalah, kucari dan kulihat majalah yang Nampak baru dan kubuka – buka, hanya untuk menghilangkan kejenuhan fikiriku. Namun saat membaca majalah itu aku menyadari bahwa itu majalah dewasa dan disana banyak memamerkan para wanita yang mengenakan pakaian vulgar. Kulihat dengan seksama, ternyata majalah itu adalah majalah yang menjual berbagai aksesoris dan alat - alat seksual. Kulihat berbagai macam dildo, vibrator, bahkan barang barang yang aku sendiri baru melihatnya tak tau apa kegunaan barang – barang itu. Namun di majalah itu tertera judul yang membuatku menelan ludah “ Sex toys limited edition “



Ada sebuah pakaian dalam wanita yang membuatku melotot tak percaya, saat ku lihat ada sebuah BH dan celana dalam dengan bentuk yang sangat membuatku tak habis fikri dan diluar nurul. Sebuah BH berwarna merah menyala dan CD yang juga senada dengan BHnya. Namun yang membuat aku terkejut BH itu terlihat hanya sebuah tali berwarna merah yang hanya menutupi puting payudara si foto model, dan Celana dalam nya pun hanya menutupi bagian ubang vagina nya, aku hanya menelan ludah dan membayangkan bagaimana seandainya aku yang memakai benda itu dan disaksikan oleh banyak pria. ” Ah, kapan itu menjadi sebuah kenyataan , ooh god “ aku mendesah dan bergumam sendiri.



Namun sedetik kemudian tanganku merogoh tas yang kubawa dan mengambil handphoneku, ku buka handphone ku dan mulai mem fhoto BH dan Celana dalam itu, ku amati di bagian pojok atas terdapat contact person si penjual . ku masukan nomor penjual itu kulihat nama yang tertera di majalah itu “sexy lingerie shop “



“hmm, ku coba mengirim foto lingerie BH dan celana dalam itu kepada si penjual dengan pesan, “ kak, pesan 1 yang paling sexy “ ku ketik pesan itu lalu ku kirimkan kepada si penjual



Aku merasa lucu atas apa yang kulakukan, mungkin si penjual menganggapku seorang yang iseng dan tak akan menghiraukan. Namun sedetik kemudian ada balasan ke whatsapp ku



“ mau sekalian dengan sex toys nya tidak kak? “



Aku bingung harus menjawab apa, namun setelah melihat ke kiri dan kanan dan dirasa aman tak ada yang mengintip lalu ku tulis hal yang membuatku merasa heran kenapa aku bisa membalas pesan seperti ini



“ kalau ada Yang Panjang Hitam “



Harap harap cemas akan apa yang akan di balas oleh si penjual. Saat kulihat balasannya, aku terkejut dan tak ingin lagi meneruskan.



“ Saya kirim hari ini, langsung di antar oleh saya ke rumah ustadzah ya “ balas si penjual



Aku kaget, bagaimana dia tau aku seorang ustadzah, padahal aku tidak memberi informasi nama ataupun akan statusku,apalagi diaakan mengantarkan barangnya langsung kerumahku. Dari mana dia tau alamat rumahku atau darimana dia tau tempat tinggalku.



Lalu aku coba untuk menelfon nomor tersebut, memastikan bagaimana dia tau tentang diriku. Dengan gemetar ku ucapkan salam setelah terhubung kepada si penjual



“ A…Asalamua..aaa alaikuumm… “ ucapku.



Terdengar suara seorang perempuan



“ Walaikumsalam ustadzah “ jawab nya terdengar suara seorang perempuan menjawab salamku



“ maaf… kok.. mbaa bi..bisa taa..tau saa..saya siapa ?”



“ tau dong. Khan ustadzah sendiri yang kasih tau ke saya “ucap nya.



“ kaa..kapan saya kassih tau mba?” tanyaku sembari meredam kegugupanku.



“ hihi… udah tenang aja ustadzah ini aku kok “ jawabnya dengan santai



“ ini siapa ya, saya gak inget suaranya “ jawab ku ingin memastikan.



“ aduh, bu ustadzah, mentang – mentang temenan nya sama kakak saya, saya gak di anggap . hihi “ ucapnya sembari membuatku penasaran.



“ siapa nama kakak mba….?” Tanya ku lebih penasaran.



“ aduh bu ustadz, jangan panggil mba dong, khan aku kayak udah tua banget ..hihihi “candanya



“ aku ricis bu ustadzah….masa gak kenal ? “ ucap nya



Jantungku seperti berdetk kembali setelah tau yang aku telfon adalah Ria Ricis adik kandung temenku Oki setiana dewi.



“ Aduh, bikin jantungan aja nich dek ria” ucapku



“ hehehe. Habisnya ustadzah bikin saya pengen aja.”



“ ih, pengen apa hayoo…” timpalku



“ Btw, bu ustadzah, jadi mau beli lingerie sama dildonya?” Tanya nya



Kegugupanku mulai muncul kembali saat ditanya hal itu oleh orang yang ku kenal. Aku takut akan apa yang akan terjadi kedepannya, bagaimana kalau ria nanti ngebocorin kesemua orang aku belanja barang begituan. Namun aku mencoba menanyakan apakah dia bisa dipercaya atau tidak.



“ Saya takut kamu bilang – bilang ke kakak mu, terus kakamu bilang bilang lagi ke orang lain “ ucapku penuh keraguan



“ tenang saja bu ustadz. Aku kan yang jual , aku juga mesti jaga privasi pembeli dong. Makanya supaya gak ada yang tau atau curiga aku mau anter sendiri ke rumah bu ustadzah.” Ucapnya



“ kalau bee..begitu saya peseen ya..tapii.. plisss jangaan ada yang tau ya ukhti “ pintaku



“ tenang saja bu ustadzah, rahasia bu ustadzah aman kok sama saya.” Balas nya



Aku akhirnya lega mendengar ucapan itu dari ricis. Namun ada hal yang membuatku penasaran.



Aku terkaget Saat pintu ruangan Dr. Cindy terbuka, ternyata yang muncul adalah seorang Bapak – bapak tua dengan wajah sumringah lalu dia menatapku, dia hanya tersenyum lalu mengangguk. Kubalas anggukannya menandakan kesopanan walaupun dalam hati aku takut si bapak mendengar obrolan kami, lalu bapak – bapak itu pamit meninggalkanku sendirian yang sedang menelfon ria di depan pintu ruangan Dr. Cindy.



“ Eh, ukhti ria, ana boleh Tanya gak?”setelah si bapak berlalu



“ Tanya apa bu ustadz?”



“ ukhti Ria emang jualan barang kayak gitu udah lama?”aku mencoba berbicara sedikit lebih pelan.



“ udah jalan 2 tahun bu ustadz, yang suka promosiin kakak – kakak ku,” ucapnya



Pantas saja ada majalah dia di depan kantor Dr. Cindy, secara ria khan adiknya Dr. Cindy. Pikirku



“ kalau ana boleh tau, apa saja yang ukhti ria jual ?”



“ Banyak bu ustadz, ada dildo, vibrator, alat – alat BDSM juga ada, bu ustadz mau?” Tanya nya



“ ah, ndak usah ukhti , ana gak ada partner, tau sendiri ana janda” ucapku.



“ wah kebetulan di rumah mba oki ada bapak – bapak yang pengen kenalan sama bu ustadzah.” Ucapnya



“ waduh, saya malu soalnya saya khan janda apa dia gak malu kenalan sama janda.” Ucapku



“ justru dia pengen kenalan sama bu ustadz, katanya kalau lihat di TV bu ustadzah bikin dia ngaceng..hihi” ucapnya. Soktak jantungku berdebar mendengar ucapannya walaupun mungkin itu hanya bercanda atau mengada-ngada



“aih, ngomong nya ukhti ria ini gak pake rem ya,” aku balas dengan candaan.



“ pokoknya nanti ana telefon lagi, main aja ke rumah mbak oki, kita nanti ngobrol disini.”



“ aduh, gimana ya, ana lagi ada janji sama Dr. Cindy, ini juga lagi nunggu di depan kantornya” ucapku



“ loh, mba Cindy justru lagi mau kesini, kayaknya sekarang lagi di jalan deh, mungkin di kantornya cuman ada suster zura.” Ucapnya.



“ hah, yang bener, ana padahal udah janjian sama Dr. Cindy. Buat ketemuan hari ini” tanyaku kaget



“ Mungkin mbak ku lupa kasih tau ke bu ustadzah kalo hari ini dia ada kepentingan mendadak, bu Ustadzah kesini aja, sekalian ketemuan sama mbak cindy “ jawabnya.



“ Yaudah deh kalo begitu ana kesitu, tapi ana mau ngobrol dulu sama suster zura sebentar. Kayaknya dia baru abis nanganin pasien deh” ucapku.



“ yaudah, kita tunggu disini, nanti pesanan bu ustadzah aku kasih disini aja, nanti saya suruh karyawan saya buat antar pesanan nya ke rumah mba oki”



“ oh, yaudah, tunggu aja di situ.” Ucapku



“ yaudah ya Bu ustadz, ana pamit dulu…tapi jangan lupa suster zura maniak seks loh.hihi” ucapnya



“ ah, ukhti ria ada-ada saja “ ucapku



“ yaudah, Assalamualikum “ucapnya sembari mengakhiri perbincangan.



“ walaikum salam ukhti “ balasku



Ku tutup telfon dan mengakhiri percakapan itu yang membuat aku sedikit bergairah



Kulihat pintu kantor Dr. Cindy terbuka dan kulihat sosok gadis cantik dengan setelan suster keluar



"eh, ada Umi, maaf gak kedengeran umi, soalnya saya abis nanganin pasien, Dokter Cindy nya sedang pergi keluar katanya urusan urgent dengan keluarganya, maaf umi, mari masuk dulu, kita ngobrolnya didalam " ucap Zura sambil membuka pintu lebih lebar, memberi aku ruang untuk masuk.







" tidak apa-apa," jawabku dengan senyum sopan. Dan mengikuti suster zura masuk ke ruangan.



“ silahkan duduk umi, umi mau minum apa , kopi, susu, air putih, apa air yang lainnya.” Tanyana



“ ah, air putih saja sus, “ ucapku sambil aku duduk di kursi yang telah disediakan



Kulihat ruangan itu terapat sekat yang memisahkan ruangan tamu untuk berkonsultasi dan ruangan pasien di area sebelah dalam,



“ silahkan diminum umi, “ ucap suster zura yang membawa minuman berwarna biru.



“ loh, ini minuman apa sus, “ tanyaku heran adahal aku meminta air mineral



“ ini suplemen biar kuat umi.” Jawabnya.



“ umi, Dr. cindy berpesan sebelum pergi kalau ada tamu di cancel saja tapi karena umi pasien vip jadi saya harus melayani umi. Ndak apa – apa kan umi saya yang menangani” ucapnya



“ aduh, gimana ya ini khan ranah privasi, saya malu kalo tidak sama Dr. Cindy”ucap ku dengan ragu



“ ndak apa-apa umi, saya sudah dikasih tau sama Dr. cindy apa kendala umi, tenang saja saya jaga rahasia umi kok. Secara saya juga menjaga reputasi Dr. Cindy” ucap zura



“ kalau umi tidak percaya, saya punya diagnosa riwayat medis umi minggu lalu dari Dr. Cindy”



Ucapnya seraya mengambil beberapa lembaran kertas dari sebuah map merah



“ ini umi, saya bacakan ya”lanjutnya



“ Nama : Pipik Dian Irawati panggilannya umi pipik. Usia : 34 Tahun. Status : Janda. Kondisi kesehatan : memiliki libido yang tinggi. Fantasi seksual : di gangbang dan ingin merasakan BBC ( Big Black Cock ).” Ucapnya.



“ mau saya lanjutkan tidak dengan catatan riwayat pengalaman seksual umi” ucapnya lanjut.



“ eh, ndak usah, su …su ..sudah cukup, jangan di lanjutkan lagi, saya jadi malu sendiri dengernya. “ ucapku.



“ jadi, umi sudah percaya, saya asisten kepercayaan Dr.cindy?” tanyanya



“ iya,iya ana percaya kok sus” jawabku



“ tapi umi disini saya heran ada catatan khusus diriwayat medis umi yang dicatat sama Dr. cindy” ucapnya heran



“ apa itu , sus ?” tanyaku juga heran



“ disini tertulis, umi dapat saling membantu menyelesaikan permasalahannya dengan pasien yang bernama Pak Martinus dan Mr. Jhon” ucapnya



“ Mereka siapa sus? “ tanyaku



“ kalau tidak salah mereka pasien Dr. Cindy yang mau konsultasi juga hari ini. Tapi Dr. cindy berpesan kepada saya kalau mereka harus di jadwal ulang untuk pertemuannya.” Ucap zura sambil penuh keheranan.



“ yasudah biarin aja nanti saya tanyakan apa maksudnya “ lanjut zura.



“ kalau begitu, saya mulai ya sesi konsultasinya umi”ucapnya sambil mengambil sebuah buku untuk dijadikan catatan.



“ iya, sus” ucapku



“ umi, harus jawab jujur ya masalah seksual ini supaya saya bisa kasih solusi atau kasih penanganan yang tepat. “ tegasnya.



“ ya,” ku anggukan kepala tanda setuju. Namun saat pertanyaan pertama terlontar aku bingung harus jujur atau tidak kepada suster zura



“ umi pipik, pernah merasakan kontol hitam berukuran besar?” Tanya nya



Sontak aku kaget akan pertanyaan itu. Menurutku itu terlalu sensitif untuk ditanyakan. Apalagi dengan bahasa yang vulgar



“ umi, saya tegaskan sekali lagi, umi arus jujur menjawab semua pertanyaan saya yah” balas nya saat dia melihat aku hanya diam tak berani menjawab.



Akhirnya kuberanikan diri untuk menjawab semua pertanyaan yang akan terlontar dari mulut mungil zura.



“ sekali lagi saya tanya ya umi, umi pipik pernah di entot sama kontol hitam besar ?” tanyanya yang sekarang lebih berani dan semakin vulgar.



Walaupun aku terkaget akan apa yang suster zura ucapkan, namun aku coba menjawab pertanyaan itu sejujur-jujurnya.



“ sa..saya be…belum pe…pernah sus, tapi kalau pakai dildo ukuran besar, saya sudah pernah” ucapku sedikit menunduk. Kurasakan air mataku menggenang di kelopak mata ku, entah apa yang membuat air mataku hendak menetes, mungkin rasa bersalah karena keseringan memakai dildo,pikirku.



“ Seandainya di sebuah ruangan, umi pipik hanya berdua dengan seorang pria yang memiliki ukuran kontol yang umi mau, apakah umi mau melakukan hubungan seksual dengan nya” Tanya suster zura semakin berani.



Aku berfikir sejenak kemudian aku berkata



“ saya mau sus. Dengan syarat semua harus terjadi secara suka rela” ucapku



“ pertanyaan selanjutnya umi, gaya apa yang paling umi suka saat ngentot ?” tanyanya.



Kurasakan suster zura berbicara dengan sangat tidak sopan dan vulgar, namun entah kenapa hal itu justru membuat gairah dan hasrat kewanitaan ku semakin lama semakin naik, kurasakan keringat lembut mulai membasahi leher di balik hijab hitam yang ku kenakan.



“ ana, paling suka di tusuk lewat belakang,” ucapku mulai berani



“ oh di doggy style ya umi” ucapku.



Aku hanya menganguk karena tak kuat menahan malu


“ pertanyaan terakhir umi, “ ucapnya

Aku semakin merasakan debaran jantungku tak karuan menunggu pertanyaan yang akan terlontar dari suster zura

“ di riwayat medis umi, tertera fantasi umi di gangbang dan ingin merasakan disodok kontol jumbo berwarna hitam, pertanyaan nya umi, kalau Dr. Cindy bisa mendatangkan beberapa pria yang memiliki ukuran kontol yang umi mau, apakah umi bersedia bercinta dengan mereka walaupun umi tak mengenalnya?” Tanya nya


Aku ragu untuk menjawab karena ini memang fantasi terbesarku, namun seandainya ada kesempatan akan hal itu, apakah diriku siap merasakan disodok banyak pria dengan ukuran kemaluan mereka yang besar, akupun ragu untuk menjawabnya. Namun kurasakan bagian vagina ku berdenyut saat membayangkan hal itu, lantas ku pandangi suster zura dan kuanggukan kepalaku seraya mengukirkan senyumku kepadanya.



Suster zura membalas senyumanku dengan sebuah senyuman manis tanda hal itu adalah sebuah fantasi yang dia juga mau.



Tok..tok.tok



Terdengar suara pintu kantor diketuk dari luar.



“ sebentar ya umi, saya bukakan pintu dulu mungkin itu pasien Dr.cindy “ ucapnya



“ Umi pakai masker dulu ya, terus silahkan duduk dulu di sofa” perintahnya



Akupun mulai bangkit dari kursi konsultasi dan beranjak pindah ke sofa di pojokan ruangan. Saat aku duduk ada kotak masker penutup mulut di meja didepan sofa itu, kuputuskan untuk tak mengenakan masker namun lebih memilih menaikan cadarku dan hanya terlihat sebuah mata dengan alis lentik yang kuperlihatkan kepada suster zura. Suster zura melirik ke arahku dan menganggukan kepalanya tanda setuju akan apa yang kulakukan sembari dia berjalan membuka pintu.



Aku penasaran siapa yang datang ke ruangan Dr. Cindy



“ permisi, benar ini ruangan Dr. Cindy?” ucap seorang pria dari luar



Aku lihat sosok pria itu namun karena terhalang oleh pintu yang dibuka sedikit aku melihat nya tak jelas



“ iya betul ini ruangan kantor Dr. Cindy, ada perlu apa ya?” Tanya zura



“ Saya pasiennya, kebetulan hari ini saya ada jadwal berkunjung ke Dr. Cindy katanya dia hari ini ada di sini.” Ucap pria itu



“ Maaf sekali Dr. Cindy kebetulan sedang keluar, ada sesuatu yang urgent tentang keluarganya, namun beliau berpesan kalau ada pasien nya harap di jadwal ulang.” Ucap cindy



“ waduh, bagaimana ya, saya free nya hari ini, soalnya saya mau ke luar negeri lagi, mengantar teman saya ini yang juga mau konsultasi sama Dr. Cindy.” Ucap pria itu



“ kalau boleh tau Nama Bapak Siapa? “ Tanya Suster zura



“ nama saya Pak Martinus, dan ini rekan saya Mr.Jhon “ ucap pria itu



“ Oh, Pak Martinus, mari masuk pak , mari..mari…” Ucap zura mulai membukakan pintu lebar lebar dan membiarkan mereka masuk ke kantor



Jantungku semakin berdebar, kulihat pak martinus tersenyum ke arahku dan menganggukkan kepala, seorang lagi yang dipanggil Mr. John pun mengangguk. Dipersilahkan nya Pak Martinus untuk duduk di kursi konsultasi sementara Mr. John dipersilahkan duduk di sofa dekat tempatku duduk. Aku hanya melihat dengan terpana akan orang yang disebut Mr. John. Kulit hitam legam dengan badan tegap dan kepala botak namun terlihat wajah tampan nya dengan setelan seorang pria dengan khas seorang gentleman.



“ Pak, Martinus mau minum apa?” Tanya suster zura sembari hendak bangkit mengambil minuman yang ada di ruangan sebelah dalam dimana ruangan itu menyatu dengan tempat praktek.



“ apa saja sus,” jawabnya



“ kalau Mr. Jhon ? “



“ Bos, do you want drink?” Tanya pak martinus kepada rekan nya



Aku menoleh kepada Mr. jhon yang ditanya oleh rekannya. Namun aku kaget melihatnya, karena tatapan tajamnya memandang diriku seolah ingin memakanku sampai ke tulang tulangku. Bergetar tubuhku dilihat seperti itu, walaupun kemaluanku berdenyut denyut karena memikirkan bagian selangkangan orang hitam ini.



“ Bos…Boss?” panggil pak martinus kepada rekannya yang seolah tak mendengar panggilannya.



Lalu akupun coba menegaskan apa yang zura tanyakan kepada Mr.Jhon



“ mister, do you want some drink?” tanyaku.



Sontak mr.jhon seperti kaget akan aku yang menanyakan hal itu kepadanya.



“ eh…I’m sorry, I want drink yes plis..” ucap nya yang mulai bangkit dari lamunannya



Ku buka cadar ku sambil memperlihatkan wajahku dan tersenyum kepada Mr. Jhon



“ What do you want Mister? “ tanyaku



Dia tampak terkesima saat menatap wajahku.



“ oh my god. you’re so pretty,” ucap nya



Aku tersenyum melihat kelakuannya, lucu sekali saat seorang pria terpana akan kecantikan seorang perempuan



“ What do you want mister ?” ku ulangi pertanyaanku



“ I Want you, beauty .” ucap nya



Aku tersenyum dan menutup mulutku



“ i mean, what do you want for a drink, coffee, milk, or water mineral ?” ucapmu



“ I want milk “ balasnya sembari masih terpana melihatku



Aku bangkit dari tempat duduk ku dan berjalan ke arah ruangan pasien. Saat melewati suster zura dan pak martinus, Kulihat pak Martinus yang terpana juga akan kecantikan ku.



“ Sus, ana saja yang bikin minuman buat mereka, suster ngobrol aja sama pak martinus, “ ucapku kepada suster zura sambil melangkah ke arah ruang praktek, Suster zura hanya tersenyum akan apa yang kulakukan. ku buka pintunya, namun sebelum aku masuk ke ruangan itu Nampak kulihat Mr. Jhon bangkit dari duduk nya dan melangkah mengikuti ku ke ruangan pasien. Jantungku mulai berdebar kencang buru buru aku masuk ke ruangan itu dan pergi menjauhi pintu itu sejauh mungkin. Namun, kulihat pintu itu terbuka saat kulihat Mr. jhon masuk, debaran jantungku semakin kencang. Tatapan nya yang tajam dan senyumannya yang manis, membuatku tak bisa berkata apa – apa, ku alihkan mataku tak ingin berlama – lama menatap matanya, namun pandanganku malah tertuju kepada sesuatu yang luar biasa. Selangkangan nya yang menonjol panjang tercetak jelas di celana katun berwarna hitam nya. Kulihat Mr. Jhon Mengunci pintu ruangan itu dan tersenyum kepadaku. Rasa kaget campur terpana akan apa yang ku saksikan.



Kudengar suster zura berteriak dari luar “ umi pipik, dia orang afrika loh “



Sontak fikiranku melayang tak karuan mendengar hal itu. Mungkin ini maksud Dr. Cindy yang katanya pasiennya dapat saling menyelesaikan permasalahan kami. Tubuhku mulai bergetar kurasakan vaginaku mulai berkedut kencang membayangkan hal apa yang akan terjadi.



“ oh dokter Cindy, makasih udah mau bantu saya” gumamku dalam hati



Mr. jhon perlahan mendekatke arahku sambil tersenyum, aku yang bingung akan apa yang harus dilakukan hanya terdiam mematung di dekat tempat tidur pasien,



“ My name is jhon, and you beauty ?” Tanya nya sambil menyodorkan tangannya hendak bersalaman



Ku ulurkan tanganku sambil berkata “ My name is pipik. “ ucapku dengan bergetar



Kurasakan tangannya begitu besar dan kuat, kulihat tangan itu, hitam, besar dan kokoh.



Sontak kaget saat Mr. Jhon mengarahkan tanganku yang dia pegang kea rah bibirnya dan mencium punggung tanganku. Langsung kulepaskan pegangan tangannya sambil aku memalingkan tubuhku membelakangi Mr. jhon. Malu bercampur hasrat yang semakin lama semakin besar menyeruak kedalam hatiku.



“ Miss pipik, do you want look my weapon “ ucap Mr.Jhon



Aku yang sedang membelakangi Mr.Jhon terkejut akan apa yang kudengar, namun dalam hatiku rasa itu menyeruak. Dipegangnya pundakku, di balikannya badanku. Aku hanya terpejam tak berani melihat wajahnya atau pun hal lain yang membuatku terhanyut. Saat kurasakan tubuhku telah menghadap Mr. Jhon, dia berucap



“ Look at me, beauty, “ ucapnya. Kurasakan ucapannya dibarengi dengan nafasnya yang menyentuh wajahku.





Kuberanikan diri membuka mataku, dan ku lihat wajah mr. Jhon yang dihias senyuman. Dia melangkah mundur melepaskan pegangan tangannya di pundakku, ku lihat wajahnya melihat kearah bawah dirinya, dan kuikuti pandangannya itu . alangkah kaget nya diriku saat melihat kemaluannya. “ oh, it’s Big Black Cock “ lirihku.



“ Dr. Cindy, zura, ustadzah oki, lihat di depan ku ada BBC afrika “ gumamku dalam hati



Kemaluanku semakin berdenyut kencang. Kurasakan air liurku memenuhi mulutku tanda aku menginginkan hal itu.



“ Umi Pipik, mo lihat singkong pak martinus ga. Dia juga BBC lohh “ teriak suster zura dari luar



“Jangan di abisin ya singkong Mr. jhon sisain buat akuuuuu…ahhh…ahhh” lanjutnya penuh desahan.



Berisik bitch, ini BBC milik ku seorang. Gumam ku dalam hati. Akan kunikmati batang ini, akan ku kuras cairannya sampai habis, akan kubuat dia tak akan melupakan kenikmatan tempik ku.



Namaku Pipik dian irawati. Panggil saja ‘umi pepek’, dan aku suka ( BBC ) Big Black Cock.
 
DIan pepek adakan kajian sex kusus akhwat,pentingnya masturbasi dan lesbian biar para akhwat maniak di pesantren dan dirumah ,jadi doyan lesbian bersama teman dan kluarga😁
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd