Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Kontras

who do you want to first orgy in the next chapter


  • Total voters
    36
  • Poll closed .
Chapter 2

“Hanya karena sebatang singkong . “​

Gila, sumpah enak banget, kucoba menaikan daya getar alat itu, tubuhku serasa melayang di udara tak pernah kurasakan sebelumnya benda ini membuat aku sangat ketagihan. Kulihat diriku di cermin yang terletak di depanku. Indah nian kulihat tubuhku menggelinjang geli tanpa sehelai benangpun sedang rebahan dengan posisi mengangkang, terlihat benda itu bergetar di bagian selangkanganku menusuk nusuk bagian sensitive ku, ekspresi kenikmatan terwujud dalam raut wajahku yang sedang menahan gejolak kenikmatan yang bertubi tubi, namun tiba – tiba aku dikagetkan dengan panggilan telfon yang ada di sebelah tempat tidurku. Ku lihat siapa nama yang tertera di dalam hpku, “oh mba oki, ada apa dia menelfonku” gumamku. Kubiarkan hp ku berbunyi, tak ingin hilang apa yang menjadi momen klimaksku ku coba mempercepat alat vibrator itu, namun suara berisik dari hpku membuat aku tak dapat berkonsentrasi, akhirnya ku angkat hp ku dengan vibrator masih menancap di kemaluanku. “ halo, mba oki, ada apaaah ahh “ tak kuat suara desahanku keluar saat kurasakan tubuhku semakin lama semakin panas.

“ Cis, kamu lagi apa, bisa kesini sekarang ga ?, mba butuh bantuan kamu sekarang” kudengar suaranya bergetar tanda dia sedang di landa kesedihan.

“ emang adaaa apaah aahhhh kaa, icis lagiiihh thanggunng niichh, aaahh” jawabku tak karuan.

“ kalo kamu sayang kakak, kalo kamu masih mau liat kaka lagi cepet kesini gak pake lama, pliss cis. “ terdengar dia mulai terisak. Sontak aku kaget, apa yang terjadi seketika rasa takut mulai menyusup ke dalam hatiku. Ku hentikan aktivitas masturbasiku. Ah sialnya, rasa kentang ini sulit diatassi, tapi demi mba oki akhirnya ku akhiri dan langsung bergegas bangun, mencari gamis dan hijab yang simple, gamis berwarna pink dengan lengan baju berwana putih dan kerudung berwarna krem juga. Langsung kupakai tanpa memakai BH dan Celana dalam. Bergegas ku ambil kunci mobil, yang tergeletak di meja riasku, tak lupa ku bawa tas dan ku masukan virbrator berbentuk penis itu ke dalam tas ku. Ku pacu mobil dengan sangat cepat, rasa takutku dan khawatirku semakin menjadi, apa gerangan yang terjadi. “Tunggu aku kak” gumamku dalam hati. Sesampainya di pekarangan rumah mba oki, ku klakson dua kali dan kulihat di teras rumah nya Nampak seorang bapak bapak berumur 60 tahun berkulit hitam sedang duduk. Aku jadi was was karena ku tau dia hanya seorang diri di rumah ini, aku tak ayal sangat ketakutan. Takut terjadi hal hal yang tak di inginkan. Bergegas aku keluar mobil dan langsung menghampiri si babak – bapak tadi.

“Assalamualiakum, maaf bapak siapa ya, kok ada di rumah kakak saya ? “ tanyaku penasaran

“walaikumsalam, saya tamunya mba oki non, saya disuruh tunggu di luar, “ jawabnya

“ mba oki dimana ?”

“di dalam mba “ jawabnya

Langsung tanpa pikir panjang aku masuk ke dalam rumahnya dan memanggil mba oki, namun selama ku panggil dia tak menyahut, ku lari dan bergegas masuk ke kamarnya, akhirnya aku lega melihat mba oki tak kenapa – napa.

“Mba, kamu kenapa? “ tanyaku saat melihat dia hanya berbaring telengkup dan menutup wajahnya dengan bantal sambil menangis.

Lalu dia menoleh ke arahku dan langsung memeluk tubuhku sambil menangis tak karuan.

“ mba, mba, kamu kenapa, itu siapa yang diluar, dia orang jahat bukan, aku panggil polisi ya. “ ucapku sambil mengusap kepala mba oki yang menangis di pelukan ku.

Dia melihatku dan menggeleng. Kulihat wajahnya penuh dengan air mata. Baju gamis berwana krem dan kerudungnya juga berwana krem menghiasi wajahnya yang sedang menangis. Walaupun diusianya yang ke 34 tahun tetap wajahnya menunjukan seorang wajah gadis yang berusia 20 tahun

“ lantas dia siapa? Kenapa mba nangis?” aku semakin panik.

Akhirnya mba oki reda juga nangisnya, dan kami pun di pinggir tempat tidur.

Setelah beberapa saat akhirnya mba oki tenang, dan memulai cerita tentang pertemuannya dengan orang itu, setelah ku dengar tak ada yang aneh. Mba oki menolong seorang bapak – bapak. Bukankah ini sering terjadi, tapi entah mengapa saat ini dia seperti tak karuan seperti ini. Namun hal yang membuat aku kaget adalah apa yang selanjutnya aku dengar dari mulut seorang kakak ku yang notabene adalah seorang ustadzah.

“ kamu tau, kakak seorang janda, kamu juga tau bagaimana selama ini kakak menahan hasrat kakak, kakak juga berusaha menjadi perempuan yang tak mau menjadi orang yang di cap janda gatel, tapi mba gak sanggup lagi, mba pengen ada pria yang menemani mba di hari hari mba sekarang. Mba gak pernah minta tolong selama hidup mba ke kamu, tapi kali ini tolong mba dek.“ ucap nya dengan serius.

“ terus apa hubungan nya dengan orang yang diluar itu. “ tanyaku.

“ mba.mbaaa, eee ma maau di..dia ja..jadi suami mba” ucapnya dengan nada terbata – bata.

Serasa disambar petir di siang bolong, ucapan itu terucap dari mulut kakaku sendiri, membuat amarahku seketika melonjak. Sontak aku berdiri dan melepaskan pelukan kakak ku

“ Apa, aku gak salah denger khan ? mba jangan gila ya, apa kata aya ibu nanti, mba nikah sama kakek kakek yang baru keetemu sama mba. Mba ingat status mba seorang ustadzah, mba punya wajah cantik dan masih muda, banyak pemuda yang ngantri melamar mba, mba kenapa milih kakek kakek seperti itu. Ngga, aku ga setuju mba. Papa,ibu,bahkan cindy gak bakal setuju mba nikah sama kakek tua Bangka seperti itu. “ ucapku dengan penuh emosi. Kulihat dia mulai menutup wajahnya dengan tangan nya dan mulai menangis sekeras – kerasnya.

Saat melihat itu, aku merasakan kesedihan yang mendalam. Apa ini, kenapa mba oki seperti ini, apa yang terjadi? , hatiku bertanya - Tanya. Lalu kucoba menanyakan sesuatu yang membuatku penasaran dari tadi

“ apa isitimewanya kakek tua itu mba, sampe mba mau dia jadi suami mba. Dia gelandangan mba, wajahmya juga item, kita juga gak tau status orang itu gimana ?“ tanyaku semakin penasaran sambil menahan amarah

“ Cis, kamu mau bantuin kakak apa ngga sih, kalo gak mau ya sudah pergi sana, jangan pernah datang lagi kesini, jangan pernah kenal kakak lagi. “ bentak mba oki sambil berdiri di hadapanku

Saat kulihat yang awalnya dia menangis malah menjadi marah dan berang karena perkataan ku, akupun menjadi sedikit ciut akan emosi yang keluar dari dirinya, kenapa sih mba oki ini.

“ gaak begitu ka, aku cuman mau Tanya, apa yang kaka lihat dari kakek tua itu. Kalo emang masuk akal buatku aku setuju aja yang penting kaka bahagia.” Ucapku sedikit mengendurkan emosiku.

“ Kakak malu ngomongnya cis, liat aja sama kamu sendiri, pasti kamu juga ngerti “

Semakin penasaran dengan sikap kakakku, semakin bingung apa yang baru saja terjadi akhirnya aku putuskan untuk berbicara sedikit lebih lama dengan si kakek yang ada di teras rumah kakakku.

“ yaudah, aku mo ngomong sama kakek itu, kakak tunggu disini, kalo menurutku dia gak baik aku gak mau tolongin kakak, tapi kalo misalkan dia pantes buat kakak aku mau nolongin kakak.gimana? “ tanyaku kepada mba oki yang sudah sedikit mereda emosinya.

“ iya cis, tapi pliiis. Mba mohon sama kamu, jaga ucapan kamu, mba gak mau sakit hati ataupun marah sama ucapan kamu.” Ucapnya

“iya tenang aja “ balasku. Aku kemudian bergegas ke luar kamar dan menuju ke tempat si kakek berada.

Namun saat hendak keluar saat di ruang tamu kulihat si kakek berdiri dan menuju ke samping rumah kakakku, ku hentikan langkahku dan mulai mengintip ke kaca yang dapat melihat si kakek hendak kemana.

Aku curiga dia hendak mencuri sesuatu dan mulai rasa was – was melanda hatiku.

Namun kulihat si kakek berjalan sedikit menjauhi rumah dan berjalan ke tembok yang ditanami pohon singkong yang memisahkan rumah dengan rumah lainnya. Dia mendekati sebuah dinding tembok itu dan kulihat dia sepertinya celingukan melihat ke kanan dan ke kiri seperti memastikan taka da orang yang melihatnya. Namun dibalik kaca rumah ini aku mengintip dan melihat dengan jelas apa yang akan si kakek lakukan.

Tiba – tiba mataku terbelalak menyaksikan sesuatu yang membuatku tak percaya.

Si kakek membuka celana panjangnya sampai lutut dan merogoh kemaluannya, memegang batangnya dan mengarahkan ke dinding tembok itu yang banyak ditanami pohon singkong di pinggirnya, ku lihat dari balik kaca si kakek sedang pipis ke dinding dan yang membuat aku kaget hingga melotot ialah ukuran batangnya yang seukuran dengan lenganku, panjang, hitam dan besar. Aku tak bisa berkata-kata tentang apa yang aku lihat. Bagian bawahku merasakan denyutan yang kencang. “ gila, sumpah itu gede banget. Refleks tangan ku menutup mulut saking kagetnya. “ dasar mba oki, pantesan almarhum suaminya ngejulukin dia akhwat doyan kontol. Dasar mba oki, mba oki “ gumam ku dalam hati sambil geleng geleng kepala.

Aku kemudian mengurungkan niatku untuk bertemu dan berbicara dengan si kakek dan kemudian kembali lagi ke kamar kakakku dan menemui kakakku yang sedang mengintip di balik pintu kamarnya.

“ loh, dek, kenapa balik lagi, kok gak jadi ? “ tanyanya

Aku hanya tersenyum sembari melihat wajahnya yang penuh keheranan.

“ gak jadi mba, soalnya tadi aku ngelihat si kakek lagi nyabut singkong di pinggir rumah.” Ucap ku sambil memasang wajah manyun

“ loh, kok nyabut singkong, kan dia lagi duduk di depan ? “ tanyanya

“ tau, Tanya aja sendiri.” Ucapku

“ eh, mba kayaknya aku setuju deh apa yang mba mau, cuman jangan jadi suami, soalnya itu gak mungkin. Jadi pembantu aja disini “ lanjutku

“ maksudnya ?”

“ yaaa. mba jadiin dia satpam ato apa kek disini ya. Sayang dia udah lama nungguin kita ga kasih apa – apa”

“ loh, kok kamu yang maksa sih, jangan – jangan kamu udah liat ya kelebihan si kakek “ ucap nya.

“ hehe…iya mba, tapi syaratnya aku juga mau singkongnya ya…” candaku

“ huuh dasar ade gak ada akhlak….” Ucapnya

Kami saling tertawa dan akupun bilang

“ ini mba pasti gatel ya memeknya.hihihi “ sambil berkata seperti itu ku remas bagian bawahnya hingga mba oki menjerit kecil

“ aww, ih kamu ya…nakal banget, gimana kalo si kakek lihat, bisa malu kita”

“alah malu apaan, nanti juga mba bakal dibuat pingsan sama si kakek… btw namanya siapa mba ? “ tanyaku

“ Mas Burhan dek,”

“ Cie mas” ledekku

“ ih, kamu apaan sih. Udah ah kalo kamu gak mau ngomong ywdh temenin mba aja ngomong ke dia nya”

Kulihat ekspresi kakakku yang sumringah dan penuh dengan kebahagiaan serasa mau dilamar seseorang.

“ eh tunggu dulu mba, kita telfon dulu cindy “ ucapku sambil menahan kakaku yang mau beranjak dari kamarnya menemui si kakek

“ loh, kok panggil cindy, buat apa dek, mba takut dia gak terima terus bilang ke papa sama mama terus mba gak di ijinin lagi “ rengek nya

“ gpp mba, sebelum mba berbuat hal – hal yang di inginkan sama kakek itu, kita harus mastiin dulu orang itu bersih dari penyakit, apalagi penyakit kelamin” ucapku

“yaudah, mba nurut aja deh sama kamu “ ucapnya kemudian

ku ambil handphoneku dan ku telfon cindy.

“ Hallo cin, kamu lagi dimana ? “ ucapku setelah tersambung dengan cindy

“ kenapa kak, aku lagi nanganin pasien nich…aahh “ balasnya di ujung telfon

“ kamu nanganin pasien apa pasien…cepet ke rumah mba oki, mba oki lagi punya kasus penting “ ucapku

“ urusan penting apa kak? “

“ pokoknya kamu cepet kemari kita tunggu, “ desakku

“ emang urussan penting apa sih aahhh, paaak jangan digituiiin aah aku gak khuaat “ ucapnya dengan nada seperti orang lagi di garap

“ mba oki keracunan singkong jumbo. Cepetan kemari, telat dikit mba oki bisa tamat “ ucapku

Tanpa mendengar balasan dari cindy yang seorang Dokter aku langsung matikan Hpku, dan memandang wajah mba oki sambil menyeringai…

“ ih, kamu nanti cindy jadi panik loh…”

“ biarin, tadi juga aku pas di telfon mba, aku juga panik setengah mati “

“ hehehe, maaf ya sayang ku….”

“ iya jangan diulangi lagi ya, pokoknya aku juga mau nyobain singkong jumbo itu” ucapku

“ ih, apaan sih itu kaan punya mba, cari aja yang lain huh.”

“ pokoknya aku setuju kalo mba juga mau kasih aku jatah”

“ yaudah deh, kamu juga boleh, asal mba yang pertama makan singkongnya. “ ucapnya

Kami hanya tertawa, lalu beberapa saat kemudian kita saling pandang, terbesit dipikiran kami, bagaimana kami dipuaskan oleh singkong yang berukuran jumbo itu. Tanpa kami sadari kami berciuman lembut, hasrat kami tiba – tiba munccul semakin lama semakin liar kami berciuman, saling lumat dan tangan kami pun saling meremas payudara, sempat terhenti remasan mba oki di kedua payudaraku, mungkin dia menyadari aku tak memakai bra.

Mba oki terkejut

“ kamu gak pake daleman ?” tanyanya

“ ngga mba, “

“dasar ukhti lonte “

“ mba juga sama ah, dasar ustadzah cabul”

Mba oki mebalikan tubuhku dan memeluk dari belakang, dihadapkan tubuhku ke cermin panjang yang ada di kamarnya. Terlihat dua sosok akhwat cantik berhijab, mba oki sangat cantik dengan gamis krem dan kerudung kremnya yang selaras dengan gamisnya menambah keindahan saat dia tersenyum. Sementara aku terlihat lebih modis memakai gamis berwana pink dan kerudung berwarna krem yang sewarna dengan gamis mba oki. Kita tersenyum sambil memandang cermin itu. Di pikiran kami masing – masing terbersit sebuah hasrat, fantasi yang akan membuat kami terhanyut. Hanya karena sebatang singkong .
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd