Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Kisah Pekerja Tambang

02. Dina

Aku terbangun dengan detak jantung berdebar kencang. Mimpiku benar benar terasa nyata. Aku ingat dengan jelas lekukan tubuh Ella, desahannya, dan kehangatan vaginanya, bahkan aku masih bisa merasakan aroma nafasnya yang penuh alkohol.

Jam di atas meja menunjukan waktu 5.30 pagi.

"Sialan" pekikku. Aku telat bangun tidur. Bus dari camp ke kantor berangkat jam setengah 6 pagi, jadi mau secepat apapun aku mandi aku pasti tidak akan sempat mengejar bus sialan itu.

Kuraba pinggiran kasur untuk mengambil ponselku. Ponselku mati, pantas saja alarm yang biasa membangunkanku tidak ada suaranya sama sekali. Kucharge ponselku sambil memikirkan apa yang akan kulakukan hari ini. Sepertinya cara yang paling aman saat ini adalah mengaku sakit dan tetap diam di kamar sampai besok.

Aku bangkit dari kasur untuk menuju kamar mandi. Aku baru sadar kalau tidak mengenakan apa apa. Aku semalam tidur bugil. Pakaianku teronggok di lantai. Kukumpulkan dan kumasukan ke kantong laundry agar nanti bisa diambil oleh petugas laundry. Tapi ada sesuatu yang menarik perhatianku. Ada celana dalam wanita berwarna putih. Celana dalam ini persis dengan apa yang ada di mimpiku semalam.

Semalam bukanlah mimpi. Aku sudah merasakan tubuh gurih Ella. Aku tidak tahu bagaimana mungkin ini bisa terjadi. Mungkin semalam Ella mabuk dan salah masuk kamarku, mengira bahwa aku adalah Erik. Aku mandi sambil membayangkan kejadian semalam. Bulan ini aku memang sedang beruntung. Habis terima bonus, semalam terima enak.

Setelah mandi dan rapi aku menghubungi bosku pak Yuda memberi kabar aku tidak bisa masuk kerja hari ini. Dengan suara orang sakit yang penuh kepalsuan aku berusaha meyakin pak Yuda.

"Kamarmu nomer berapa Res?" biar nanti paramedis bisa ketempatmu.

"Nomer 7 pak depan bar, tapi tadi saya sudah menghubungi paramedis pak" bohongku.

"Ya udah istirahat dulu, gak usah mikirin kerjaan semuanya under control"

"Siap pak" jawabku dengan pura pura lemah.

Setidaknya urusan pekerjaan tidak ada masalah. Paling kalau ketahuan tinggal ngomng kalo semalam begadang jadi kesiangan. Lagipula baru kali ini aku tidak masuk kerja, jadi pasti tidak ada masalah.

Kulihat ponselku, ada pemberitahuan pesan whatsap tapi tidak bisa masuk karena memori ponselku habis. Kucoba menghapus foto dan video yang tidak penting. Rupanya ada satu video yang ukuranya mencapai 4gb dan baru dibuat tadi pagi.

Jantungku kembali berdebar kencang. Aku tahu video apa ini tapi tidak berani memutuskan sebelum memutar mem-play. Aku melihat Ella tanpa kerudung dan kacamatanya. Aku melihat bagaimana Ella mencumbuku penuh nafsu dan bagaimana ia mengulum penisku. Tiap adegan membuat penisku mengeras. Saat melihat expresi orgasme Ella penisku seakan ingin menyemburkan isinya.

Rekaman itu tidak berakhir ketika Ella orgasme, ponselku terus merekam ketika kami berdua tidur. Dua jam kemudian terlihat Ella terbangun dan terlihat bingung karena berada diatasku dengan penisku masih menancap di vaginanya. Dengan buru buru dia mengenakan pakaiannya dan keluar dari kamarku. Ponselku terus merekam hingga battreku habis.

Sudah jelas, bahwa apa yang kualami semalam bukan mimpi dan celana dalam yang kutemukan memang milik Ella yang ketinggalan. Kuback up videoku dan Ella ke laptop dan juga kusimpan di gdrive jika ada apa apa dengan laptopku.

Aku belum tahu mau kuapakan video mesum pertamaku. Bisa saja kugunakan untuk memeras Ella atau kuhapus semua dan menganggap semuanya tidak pernah terjadi. Tentu saja opsi kedua tidak akan pernah kulakukan. Karena video ini bisa saja kugunakan sebagai bahan masturbasi mingguanku.

Tok tok tok suara pintuku diketuk.

Res Aressss, aku masuk ya.

Dina langsung saja masuk tanpa menunggu jawabanku.

"Yeeee, katanya sakit. Malah main hp"

Aku kesiangan tadi, bangun bangun udah jam setengah 6. Ya udah ijin sakit aja, gak mungkin kan aku ijin kesiangan. Kamu koq tau kalau aku ijin sakit.

"Pak Yuda yang ngomong. Dia nyuruh aku ngecek kondisi kamu. Orang medic yang lain lagi ke lapangan semua."

Dina adalah satu satunya petugas medis yang cewek lainnya cowok atau bapak bapak. Setelah lulus di sekolah keperawatan di Jogja, dia melamar di perusahaan jasa kesehatan yang menjadi subkon di perusahaanku. Wajahnya ayu dengan kulit sawo matang. Rambutnya yang dulu hitam legam di cat pirang dengan potongan pendek sebahu. Aku cukup dekat dengan dia sejak bulan lalu.

"Terus kesini sama siapa?" tanyaku.

"Sama drivernya pak Yuda, tapi udah Dina suruh balik. Siapa tau Dina harus nemenin kamu bubu. Ehhh ternyata orangnya sehat wal afiat. Ya udah Dina periksa yang lain aja" katanya sambil berusaha membuka celanaku.

"Din pintunya nggak kekunci lho"

"Biarin aja, lagian gak ada orang juga di camp"

Dina sudah sukses membuka celanaku sehingga tersisa celana dalamku. Dielus elusnya penisku dari luar. Paha bagian dalamku di jilat merata oleh lidahnya yang basah. Disedot sedot kecil sehingga membuat aku menggelinjing geli.

Dina sangat menyukai foreplay yang panjang. Terakhir kali kami bercinta, kami melakukan foreplay selama satu jam kemudian ketika baru penetrasi dua menit dia sudah orgasme. Melihat orgasmenya membuat foreplay yang lama terasa sangat pantas.

Kini Dina berdiri untuk melepaskan seragam biru dan celana jeans ketat yang dikenakannya dari tadi. Kini dia hanya mengenakan celana dalam dan bra berwarna pink yang dibalut tanktop putih. Aku bangkit untuk membantunya melepas sisanya. Namun dia menghindar dan menari erotis dengan sisa pakaiannya.

Senyumannya terlihat sangat sensual dengan liukan liukan tubuhnya yang mengguncang birahi. Dia berlahan melepas tanktopnya sambil menari menggoda. Branya dilepaskan secara perlahan dan dilemparnya ke arahku. Terakhir dia benar benar sangat pelan menurunkan celana dalamnya. Vaginanya yang gundul karena rutin di-wax merupakan kebanggaanya.

Payudaranya naik turun seirama dengan tarian erotisnya. Dia berpura pura menutupi kedua payudara dan vaginanya dengan tangan sambil tetap menari. Kuhampiri dan kupeluk erat sehingga aku bisa merasakan tubuhnya dalam jangkauanku. Kurasakan lembut kulitnya.

"Tarian pembangkit nafsu Dina berfungsi nggak?" tanyanya sambil tersenyum.

"Nggak usah nari aja udah bikin bangkit nafsu"

Mulai kucumbu Dina dalam posisi berdiri. Penisku yang tegang kutempelkan di vaginanya. Dina menyeruput liurku dengan penuh semangat. Kujelajahi mulutnya dengan lidahku. Langit langit mulutnya tidak lepas dari explorasi lidahku. Aku merasakan tanganya meremas penisku dengan kuat.

Ciuman kami makin liar, tangan kananku mulai menelusuri tiap jengkal kulitnya. Berawal dari leher, turun ke dada, menuju ke perut dan akhirnya sampai di vaginanya. Kugosok gosok pelan klitorisnya.

"Enak Res, kencengin dikit" bisiknya

Kuturuti maunya, gosokan ke klitorianya kupercepat. Lenguhannya makin kencang tiap kupercepat gosokan ke klitorisnya.

"Enak Res, enak. Terus, jangan berhenti"

Saat vaginanya benar benar becek aku jongkok untuk menjilati klitorisnya. Jilatan pertama saja sudah membuat Dina menjerit. Kujilat jilat klitorisnya sambil sesekali kumasukan lidahku ke dalam lubang vaginanya.

"Emmmnnhhh, terus Res. Terus aku dah mau nyampe"

Kupercepat jilatanku ke klitorisnya. Kedua tangannya menahan erat kepalaku. Ditempelkannya kepalaku ke vaginanya dengan ketat. Aku merasakan vaginanya berkedut kedut. Cairan kewanitaan membanjiri vaginanya. Pinggulnya bergoyang goyang agar mulutku tetap menstimulasi vaginanya.

"Sedot Res, buruan sedott emmmhhhmmm. Terus jilat juga emhhmmmmm. Nah kayak gitu terus Res terus"

Aku terus melakukan apa yang dia perintahkan sampai akhirnya kakinya bergetar dan tidak kuat menah bobot tubuhnya.

"Enak banget Res sampai gak kuat berdiri aku. Kamu masih belum keluar ya Res."

"Ya belum lah, aku belum ngapa ngapain juga"

"Ehhee bener juga yach"

Kuangkat tubuh Dina yang terkulai lemas ke atas kasur. Kusuruh dia nungging di pinggiran kasur agar aku leluasa men-doggie-nya.

"Aku lemes Res"

"Udah, kamu nungging aja kayak biasa, nanti juga seger lagi"

Dengan tenaga yang tersisa Dina nungging di pinggir kasurku. Pantatnya yang putih mulus selalu menghipnotisku. Bentuknya yang bulat sangat nyaman untuk di cengkram.

Kumasukan penisku dengan cepat ke lubang vaginanya.

"Emmhhhhhh pelan Res"

Aku tidak mempedulikan permintaannya. Kugoyangkan pinggulku secepat mungkin. Penisku terasa hangat didalam vaginanya yang sangat basah. Penisku terasa dipijat pijat dengan nikmat oleh vaginanya.

"Res pelan pelan, emmmahbb. Pelan mnnhb aajaa"

Aku masih menghiraukan permintaanya. Goyanganku tetap kencang sambil kugoyang goyangkan pantatnya dengan kedua tanganku.

"Resss cepatt, akuu keluar lagi emmmhhhh"

Wanita memamng misterius, permintaanya yang tadi belum sempat kupenuhi, sekarang sudah beeganti 180°. Aku yang belum merasakan orgasme terus saja menusukan penisku ke lubang vaginanya.

Saat aku merasa sudah akan keluar, kucabut penisku dan kuarahkan kemulutnya yang sudah siap menerima penisku. Kuperlakukan mulut Dina seperti vagina. Kumentokan tusukan penisku sampai ke kerongkongannya. Dina sudah tidak punya tenaga untuk menolak sehingga dia ikut menghisap penisku agar aku segera keluar.

Oragasmeku datang dengan tak terkendali. Semua spermaku langsung masuk ke kerongkongannya. Dina hanya bisa pasrah dan menelan spermaku.

"Gila kamu Res, kamu kan tau aku gak suka nelen sperma"

"Mumpung kamu gak bisa nolak. Hehehe" jawabku tanpa dosa.

Kuambil tisu dan kubantu membersihkan bekas sperma di mulutnya. Dina masih belum terlepas dari lemasnya.

Bersambung....
 
ini mah tambang peju.......
hehehehe.....
update lagi hu........
:jempol::jempol::jempol:
 
What a lucky guy...
Nice setting too....
Jarang yang mengangkat dunia mining sebagai setting.... Good work
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd