Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Kelompok rahasia di kantor yg membosankan

Keren suhuuu, masih banyak yg bisa di explore... POV masing2 dulu suhu.. biar tambah luas ceritanya..
 
Awal Mula: Eva



Disclaimer: cerita ini didramatisasi dari cerita mbak Eva ke gw. Ada beberapa emosi yg gw tambahkan dari cara mbak Eva cerita. Kebutuhan dramatisasi dari sekedar cerita deskriptif.



Chapter 1: Mungkin ini lebih baik



Sekitar tahun 2009, Eva yg berumur 25 tahun melangsungkan pernikahannya setelah berpacaran dengan Rian, supervisor di tempat kerjanya. Eva saat itu adalah salah satu sales di dealer motor. Karena aturan dilarang pasangan satu kantor, Eva memutuskan untuk menjadi fulltime ibu rumah tangga. Mereka tinggal di sebuah kontrakan di pinggir ibukota. 3 tahun pertama pernikahan masih harmonis, tidak ada pertengkaran yg berarti. Eva memang dari awal agak nakal, ia tau asset yg ia miliki. Seringkali Eva memakai kaos atau celana yg cukup ketat hingga dada dan bokongnya nyeplak, tapi bukan untuk menggoda pria lain.



2011, anak pertama mereka lahir setelah 2 tahun pernikahan. Satu pemasukan untuk 3 kepala mulai dirasa tidak cukup. Eva mulai memutar otak untuk jualan cemilan dan pop ice di kontrakan mereka, untuk menambah susu dan popok anak. Eva memang meminta izin Rian, suaminya, untuk Kembali bekerja agar mencukupi ekonomi mereka. Namun Rian tidak menyetujui. Ia lebih memilih Eva tinggal di rumah mengurusi anak mereka, maka jalan Tengah adalah membangun usaha di rumah.



Apakah usaha ini cukup? Ya, jarak kontrakan dengan SD tidak terlalu jauh, dan tipikal jajanan yg dijual Eva memang laku pesat di kalangan anak SD, ada pula anak-anak SMP dan SMA sekitar yg membeli jajanannya untuk mengintip dada Eva. Memang karena sering menyusui anaknya, terkadang Eva hanya memakai kutang di balik dasternya, tanpa menggunakan bra, mungkin untuk memudahkan kalo anaknya harus menyusu. Bahkan terkadang Eva melayani pembeli sambil menyusi anaknya. Pemandangan ini memang ditunggu banyak anak tanggung di sekitar kontrakannya.



Awal 2013 dealer mengalami kerugian demi kerugian, performa Rian menurun. Dan seperti sales, Rian mengandalkan komisi penjualan. Keadaan ini terus terjadi selama 3 bulan hingga gaji Rian dan pemasukan warung tidak lagi mencukupi kebutuhan mereka. Perdebatan dimulai, Eva meminta untuk Kembali bekerja. Anak mereka bisa dititipkan di rumah orang tua Eva Ketika mereka bekerja. Keluarga kecil ini jelas memerlukan pemasukan lebih dari saat ini untuk mencukupi kebutuhannya. Rian merasa tersinggung karena menurutnya, satu pemasukan cukup untuk keluarga dan tidak seharusnya Wanita bekerja, apalagi Ketika masih memiliki bayi.



Walaupun berat hati, Rian akhirnya mempersilahkan istrinya melamar pekerjaan. Namun, izin tidak cukup untuk mendapat sebuah pekerjaan di ibukota. Eva hanya lulusan D3 perkantoran, bersaing dengan jutaan lulusan S1 makin kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan yg bisa menyuport keluarga kecil mereka.



Nasib buruk semakin menghantui Ketika 6 bulan kemudian, Rian mengalami pengurangan karyawan karena tidak kunjung perform. Seluruh keuangan mereka bergantung pada warung Eva, yg walaupun cukup menghasilkan, tentu saja tidak mencukupi kebutuhan anak mereka yg semakin besar.



Rian yg sudah menganggur pun semakin tidak karuan. Awalnya ia membantu dengan berbagai macam pekerjaan serabutan sambil tetap mencari pekerjaan lain, namun seiring berjalan waktu ia malah lebih hobi mancing dan pergi dengan teman-temannya.



Akhir tahun 2013, akhirnya Eva mendapat pekerjaan sebagai sales admin di sebuah Perusahaan di mana cerita ini terjadi. Kala itu, Perusahaan ini hanya memiliki 1 lantai dan bisnis yg masih kecil. Perusahaan yg bergerak di bidang penanganan jasa system telekomunikasi dan keamanan kantor. Pak Zakaria, lebih suka dipanggil bang jack merupakan sales manager saat itu. Bang Jack berusia akhir 40 atau awal 50. Buncit, lebih pendek dari Eva, dengan rambut yg mulai botak di Tengah. Tugas mbak Eva adalah sales yg ikut pitching dan canvasing Bersama tim bang jack. Secara gaji, pekerjaan saat ini punya gaji jauh lebih baik dari Rian tanpa komisi.



3 bulan berlalu, karena sering bertemu client, Eva tentu saja mulai pintar berdandan. Ia juga diminta bang Jack menggunakan pakaian lebih seksi, karena asset yg dimiliki tentu saja bisa menarik perhatian client. Di dunia Perusahaan konvensional, masih banyak manager dan decision maker berusia paruh baya cenderung tua yg tentu saja masuk ke masa puber kedua mereka. Mengirim Eva sebagai sales agent menggunakan pakaian terbuka dirasa bang Jack menjadi senjata yg cukup ampuh. Dan tebakan ini terbukti benar. Bulan keempat Eva mampu achieve target penjualan bulanan mereka.



Bagaimana dengan Rian? Rian seperti harga dirinya diinjak, ia tinggal di rumah, mancing dan merokok sementara istrinya berjibaku di kantor. Keadaan ini diperparah Rian harus melihat istrinya menggunakan rok pendek, dan kemeja ketat yg membuat dada Eva membulat lantang.



Bulan ke 5 Rian akhirnya jengah, ia meminta istrinya resign. Hal ini tentu saja tidak diinginkan oleh Eva, karena sejak bekerja ia mampu menghidupi keluarganya. Dan juga merasakan komisi besar pertamanya yg membuat gajinya bertambah dua kali lipat. Perpecahan keluarga ini Kembali terjadi. Akhirnya diambil jalan Tengah untuk Eva tidak memakai pakaian menggoda. Eva Nampak lebih sopan, dengan kemeja gombrong dan celana bahan.



Sebenarnya mungkin tidak berkorelasi, namun perubahan Eva ini juga membuat sales achievement’nya turun cukup drastis. Mungkin masalah di rumah dan bagaiaman Eva melihat suaminya hanya santai mengandalkan gajinya namun banyak menuntut menjadikan Eva kurang bersemangat bekerja. 3 bulan terus menerus performa Eva menurun, Rian yg tadinya masih mau bekerja serabutan sekarang makin malas, bahkan warung di kontrakan mereka jarang buka karena Rian lebih suka pergi mancing.



Hampir setahun bekerja, selasa pagi Eva sampai di kantor. Hari itu yg menggunakan kemeja hitam gombrong dengan celana bahan berwarna cream. Rambutnya pendek sebahu dimodel bop. Baru 10 menit membuka laptopnya, ia melihat pesan di CRM system mereka “ke ruangan saya jam 11” pesan dari bang Jack. Sepertinya Eva merasakan firasat buruk. Performanya tak kunjung membaik, dan manager ingin diskusi, apalagi kemungkinannya?



Jam 11.15 bang Jack memanggil Eva. Ruangan bang Jack adalah ruangan Eva di cerita sebelumnya. Ruangan ini memiliki 2 meja leader dan satu meja besar sales manager. Ruangan ini tertutup di ruang besar sales dengan satu jendela kecil memanjang yg memiliki tirai kertas. Hampir seluruh sales pergi canvasing atau menghadiri klien, hanya ada 2 orang yg sedang menyiapkan dokumen yg juga akan pergi.



Eva memasuki ruangan, bang Jack sudah menunggu memegang beberapa berkas kertas. “duduk” perintah bang Jack setelah melirik Eva yg membuka pintu. Eva menutup pintu dan duduk di hadapan bang Jack.



“6 dari 8 hot lead gagal, performa apa ini?” bentak bang Jack membuka percakapan. Eva terkaget. Ia hanya bisa terdiam. “performa kamu turun, drastis… dari 120% ke sekarang apa? Ga nyentuh 60%. Kenapa?” bentak bang Jack lagi. Eva terdiam, ga mampu menjelaskan kenapa performanya terus menurun.



“kalo begini terus, kamu jadi beban. Saya gabisa begini terus, sales kita banyak, target kita tinggi. At this point, saya mending ngurangin karyawan, daripada ga achieve terus-terusan begini” bang jack bangkit sambil terus menceramahi Eva



“bulan ini kamu terakhir ya? We don’t need you” ultimatum keluar dari mulut bang jack, menghujam jantung Eva. Tak tahan Eva terisak, di kepalanya muncul banyak pikiran jelek, bagaimana ia harus Kembali jobless, keuangan yg akan turun drastis, suami yg tak kunjung bekerja, dan anaknya yg makin banyak kebutuhannya. Tak terbendung air mata Eva mengalir.



“bang jangan bang, saya punya keluarga, saya perlu pekerjaan ini” pinta Eva terisak.

“saya juga punya keluarga, begitu juga 12 CV yg udah masuk ke saya buat gantiin kamu” jawab bang jack ketus.

Mereka berdua berdebat, Eva berusaha membela diri dan mempertahankan pekerjaannya, namun tak bisa dipungkiri performanya terus menurun.



“sebenarnya ada, cara cepat achieve, tapi kamu gaakan mau” bang jack memberi pencerahan di Tengah debat mereka.

“apa pak? Saya mau kok kalo demi achieve” Eva mulai putus asa, ia harus mempertahankan pekerjaannya.

Bang jack menunjuk dada eva. Eva melihat arah jari bang jack, terdiam, makin terisak.

“saya bukan pelacur bang” tukas Eva membela diri

“ya bukan, pelacur paling dapet berapa sih? 300? 500? Sejuta? Komisi kamu bisa jadi penghasilan mereka sebulan. Dan kamu ga harus jual diri tiap hari” jawab bang jack ketus, membuat Eva terdiam.



“saya udah minta HR, ini kamu tinggal tanda tangan terminasi, 1 month notice dari sekarang, ya sampai gajian bulan depan paling” bang jack menyerahkan lembaran kertas terminasi ke hadapan Eva. Eva terdiam, seluruh tubuhnya gemetar. Membaca surat terminasi dirinya.

“kasih saya waktu sebulan lagi bang, saya bisa achieve” pinta Eva gemetar mendorong kertas tersebut.



Bang jack berpikir sejenak

“mungkin saya bisa perpanjang napas kamu 1-2 bulan, tapi…” bang jack bicara menggantung.

“tapi apa bang? Menggoda klien? Saya bisa, saya bisa kok apa yg bang jack bilang” jawab Eva mengiba.

“bukan, bukan klien. Duh gimana yak. Ini hanya penawaran ya… ini dari atasan, saya bisa fight kamu untuk beberapa bulan, tapi berat di saya euy” bang jack berusaha mengutarakan niatnya, namun Eva bisa liat mata bang jack yg terus mengarah ke dadanya.

“tapi apa bang? Berat gimana? Saya bisa buktiin sebulan achieve” Eva mulai menjanjikan yg dia sendiri tidak tahu mampu atau tidak melakukannya.



Bang jack bangkit, mengintip melalui jendela kecil, ya ini sudah masuk jam istirahat, tentu saja ruangan sudah kosong. Ia kemudian mengunci pintu ruangannya.



“saya bisa bantu fight kamu ke GM, kamu mau pake pakaian lebih terbuka ke klien, tapi saya mau liat duluan” akhirnya bang jack bisa mengeluarkan apa yg ia mau.

“maksudnya bang?” tanya Eva bingung.

“saya keep kamu dua bulan, tapi saya boleh liat badan kamu” bang jack memberi penawaran.

Eva terdiam, bingung harus menjawab apa.

“gapapa kalo ga mau, kamu tau performa kamu gimana, saya Cuma bantu kamu tahan 2 bulan, either buat kamu cari pekerjaan lain, atau achieve target. Pilihan di kamu kok” bang jack bicara sambil menepuk bahu Eva.



“mungkin emang ini lebih baik, daripada dipecat, daripada harus Kembali ke titik nol. Tapi…” pikiran Eva berputar. Bukan ia tidak setia pada suaminya, eva memang kadang nakal dan suka menggoda, tapi ia tidak rela menjual dirinya untuk pekerjaan. Tapi tidak akan ada yg tau, ruangan ini hanya berdua.



Bang jack berdiri di samping Eva, membelai rambutnya sambil bertanya “gimana? Stay? Or leave”

Eva semakin didesak. Hingga akhirnya pikirannya memutuskan “yaudah, daripada tidak bekerja. Toh ga akan ada yg tau.” Eva mengangguk.

Bang jack berdiri ke samping meja, mempersilahkan Eva berdiri.

“tapi kalo ada orang gimana bang?” tanya eva ragu.

“saya tau kantor ini, saya tau tim saya, gaakan ada yg masuk sampai ada yg saya panggil. Dua leader ini meeting sampai jam 3” jawab bang Jack meyakinkan.



Tangan eva bergetar mengarah ke kancing kemejanya, membuka perlahan satu demi satu kancingnya hingga ke kancing terakhir. Bra berwarna cream mengintip dari balik kemejanya. Bang jack melihat semakin antusias. Sangat perlahan mbak Eva membuka kemejanya, menyisakan bra cream menutup dadanya. Kedua tagannya menyilang.



“lho berenti?” tanya bang Jack melihat Eva terdiam. Kembali tangan eva bergetar takut, membuka kait belakang branya. Ia membuka dan menaruh bra nya di kursi dan Kembali menyilangkan tangannya di dadanya.



“udah bang?” tanya Eva bergetar takut.

“udah gimana itu tangan menghalangi gitu” tukas bang jack.

Tangan Eva perlahan membuka dekapannya, menampilkan dada eva menggelantung bebas bergoyang di hadapan bang Jack.



“udah ya bang?” tanya Eva tertunduk.

“saya bilang mau liat badan kamu, ya semua, bukan atas aja lah” jawab bang jack lagi. Matanya tak terputus melihat dada Eva.

Kepalang basah, Eva perlahan membuka kait celananya dan menurunkan resletingnya. Ia menarik turun celana dan celana dalamnya sekaligus, seperti ingin ini berakhir cepat. Eva menaruh celananya di kursi, tangannya menutupi vaginanya.

“ck ck ck, tangannya” kata bang jack lagi. Ragu-ragu akhirnya Eva membuka tangannya.



Eva berdiri, tertunduk, bertelanjang tanpa sehelai benangpun di hadapan bang jack. Mata bang jack melihat tiap senti tubuh eva tanpa terkecuali, fokus ke dada dan vagina Eva. Beberapa menit ruangan ini sangat amat sepi, yg terdengar hanyalah suara detak jam dan Ac central.



Walaupun Eva bertelanjang di ruangan yg cukup dingin, ia bahkan tidak merasa kedinginan. Seluruh tubuhnya panas. Ada sensasi aneh di kepala Eva Ketika ia telanjang di hadapan orang yg bukan suaminya, lebih parahnya ini adalah kantor, bahkan bukan ruang hotel. Eva bisa merasakan mata bang jack fokus ke putingnya yg mulai mengeras.



“bagus banget badan kamu Va, gede banget nenen nya” puji bang jack sambil membetulkan posisi penis di dalam celananya.

“oiya, kamu tau calon anak bumn itu?” tanya bang jack tetiba.

Mbak Eva mengangguk. Ia tau Perusahaan itu, salah satu calon klien yg diagung-agungkan karena nilai kontraknya sangat amat besar.

“satu Langkah lagi kita close, tapi ada competitor yg harus dibuang” bang jack melanjutkan.

“saya tau caranya, saya yakin berhasil, saya tau sales managernya. Kamu mau ambil kontraknya?” tanya bang jack lagi.



“satu kontrak ini, cukup untuk kamu achieve, Cuma satu kontrak” bang jack menjelaskan lagi nilai kontrak dan nilai komisi yg bisa gw dapatkan.



“mau ambil kontraknya?” tanya bang jack sambil tangannya menepuk kedua bahu Eva.

“saya harus ap….” Belum selesai Eva bertanya, bang jack memeluk Eva dari belakang. Tangan kanan bang jack langsung meremas dada Eva. Eva berusaha berontak melawan tapi badan mereka beda jauh.



“kamu tau harus apa, Cuma perlu satu kontrak bukan Cuma karier kamu aman, tapi juga finansial” bisik bang jack sambil tangan kirinya meremas kasar dada Eva dan tangan kanannya turun ke vagina Eva yg lebat, berusaha mencari klitoris Eva.



“ga mau bang, ga mau” Eva menolak, setengah berteriak, tubuhnya sebisa mungkin melawan walau gemettar ketakutan.

Bang jack mencekik eva dari belakang menggunakan lengan kirinya, tangan kanannya memegang kencang pergelangan tangan Eva



“kamu lebih baik bertahan 2 bulan, daripada ambil kontrak ini? Mendingan miskin ama suami kamu itu?” bisik bang jack sambil mencengkram Eva.

Eva masih menolak tangan kanannya berusaha lepas dari cengkraman bang jack dan tangan kirinya mulai mencakar tangan bang jack.

“lu lebih milih miskin?! Demi suami lu yg gabisa apa apa itu?! Dibanding kontrak milyaran?!” bang jack sedikit berteriak di telinga Eva.



Kata-kata bang jack seperti petir menyambar. Dia ada di dua pilihan besar, dan kemiskinan yg ada di hadapannya tentu tidak diinginkan, apalagi Rian yg semakin malas untuk bekerja dan banyak beralasan setiap kali diminta Kembali kerja.



Sambil masih mencekik eva, bang jack mengambil celana dalam eva yg ditaruh di kursi. Ia menciumi celana dalam tersebut kemudian menunjukan ke Eva, “lu tau lu udah basah? Masih mau ngelak apa lagi?” kata-kata bang jack membuat wajah eva merah padam. Ya, setelah membuka bra nya eva memang merasakan rangsangan aneh, semua terasa hangat.



Eva menurunkan pertahanannya. Tangan bang jack Kembali memainkan vagina Eva. Bang jack tak segan memasukan dua jarinya ke vagina Eva yg sudah basah.

“nah, udah banjir. Nikmatin aja, lusa gw kasih kontak kliennya” perintah bang Jack sambil dua jarinya keluar masuk vagina eva yg sudah basah. Tangan kiri bang jack juga memainkan dada eva, meremasnya kasar.

“ahhh, iya bang” eva melenguh pelan dengan apa yg dilakukan bang Jack dengan tubuhnya.



5 menit berlalu, tangan bang jack puas memainkan dada dan vagina Eva. Mulutnya juga puas menjilati dan menggigiti dada Eva. Bang jack memerintahkan eva menungging, tangannya bertopang ke meja. Eva hanya menurut.



Eva bisa merasakan kedua tangan bang jack meremas bokong Eva. “gila lu va, depan gede belakang gede” puji bang jack yg tidak lama berselang, lidahnya mulai menjilati vagina Eva.

Eva tidak bisa menutupi perasaannya, ia melenguh makin jadi. Hanya 2 menit bang jack melepaskan jilatannya. Kedua tangan bang jack melebarkan bokong Eva. Eva merasakan ada kepala penis menggesek vaginanya yg sudah basah. “bang jangaaaaaahhhhhh” belum sempat Eva menolak, penis itu masuk ke seluruh liang vagina Eva. Bang jack memompa perlahan penisnya sambil kedua tangannya mencengkram pinggul Eva.



Entah sudah berapa bulan Eva tidak bersenggama bahkan dengan Rian suaminya, ia terlalu fokus mengatur keuangan dan anak, sementara Rian sibuk mancing. Ditambah, ini bukan seperti bersenggama di kamar, ini di kantor, dengan bosnya sendiri. Membayangkan kejadian ini di kepala membuat Eva makin tinggi. Tidak apa walau penis bang jack tidak sebesar Rian.



“ohhh…ahhh” bang jack melenguh sambil terus memompa Eva. Suara detak jam dan ac central berubah menjadi suara plok plok plok setiap kali bang jack menyodokkan penisnya di vagina eva.



Tidak lama, hanya 3 menit bang jack bergetar, penisnya menumpahkan seluruh muatannya ke dalam vagina Eva. Setelah memastikan seluruh muatannya keluar di ujung dalam vagina Eva, barulah bang jack mencabut penisnya. Dan sperma kental itu meleleh keluar dari vagina Eva yg menganga. Bang jack menarik bahu Eva, mencekik lehernya lalu mencium bibir Eva. “kontraknya buat kamu, do your job”.



Bang jack memakai Kembali celananya, berjalan ke arah pintu, “oiya, kamu punya waktu 15 menit buat rapi-rapi ya” kata bang jack sambil keluar dari ruangannya, meninggalkan Eva duduk terdiam, telanjang tanpa sehelai benangpun, vaginanya dipenuhi sperma bang jack yg masih mengalir keluar setiap kali vaginanya berkedut. Dengan tatapan kosong Eva mencerna apa yg baru saja terjadi pada dirinya.



mungkin ini lebih baik, harusnya ini lebih baik, ini harus lebih baik….
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd