Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Untuk sex scene para suhu sekalian lebih suka dari Point Of View siapa ?

  • POV Pria

    Votes: 52 30,8%
  • POV Wanita

    Votes: 69 40,8%
  • Terserah lu Den

    Votes: 48 28,4%

  • Total voters
    169
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
BIMBANG

Aku beranjak ke toilet untuk membasuh mukaku agar dapat meredakan segala emosiku, diatas meja disudut ruangan tak sengaja kumelihat figura, sebuah foto Neng bersama Yoga, aku ambil kemudian ku capture menggunakan kamera ponselku agar aku ingat wajah dari musuh terbesarku saat ini.
Aku meyakinkan Neng bahwa semuanya akan baik baik saja, aku berjanji pula tidak akan melakukan hal-hal hal bodoh seperti yang dia minta.
Aku pamit untuk pulang setelah tangisan Neng mulai reda.

Didalam mobil pikiranku melayang, betapa besarnya kesalahan yang aku perbuat, sehingga sangat berpengaruh begitu besar dalam kehidupan Neng, tapi aku ingat perkataan Riska, bahwa jalan hidup seseorang telah digariskan, semua sudah ditetapkan oleh Sang Maha Pencipta, tapi batinku menjerit, kenapa harus aku, kenapa harus dia........ Aaaarrrrgggghhhhhh..... Podaran ku Aing sia Yogaaaa!!!!!!

Aku ambil ponselku untuk kembali melihat wajah Yoga, begitu screen lock aku buka, nampak ada 13 notifikasi panggilan tak terjawab, juga ada beberapa pesan Whatsapp yang belum sempat aku baca, karena sedari malam ponsel aku aktifkan dalam mode senyap.
Semua panggilan dan pesan dari nomor yang sama, Riska.

" Mas belum masuk kerja kan?? Aku lagi di cafe burangrang tempat kita ketemu dulu waktu mas bawain kunci mobilku"
"Mas"
"Mas kok ga dibaca"
" Mas.. Aku telpon berkali-kali ga diangkat "
" Mas kamu dimana? "
"Masssss........ "
Beberapa pesan whatsapp dari Riska yang baru saja aku baca.

Aku lalu menghubungi Riska

"Kamu dimana "

" Sebel aku sama kamu mas, aku WA ga dibaca, ditelpon ga diangkat " Jawab Riska

" Biar nanti aku jelaskan,, kamu dimana ini? "

" Aku lagi ditaksi dijalan Cipaganti, tadinya mau jalan jalan ke Rumah Mode Factory outlet "

" Ke cafe lamping Ris, di jalan Jurang, tunggu aku, sepuluh menit aku sampai"

" Iya mas" Jawab Riska.

Limabelas menit kemudian aku tiba di cafe lamping, Riska nampak dingin dalam menyambut kedatanganku, nampaknya dia sedang kesal.

" Dari tadi? " Tanyaku

" Baru kok mas belum lama"

"Kok manyun aja, ga ada cipika cipiki"

" Iya nanti dirapel kalo moodnya udah bagus, kesel aku sama kamu mas ga ada kabar, ga ada peduli sama aku" Ucap Riska merajuk

" Sabar Ris, nanti aku jelaskan semuanya, mau pesan apa? "

" Aku masih kenyang, tadi abis makan di cafe burangrang, lemon tea aja mas" Jawab Riska

Kemudian aku menghampiri waiters, memesan lemon tea, vietnam drip papua cofee dan satu porsi roti gandum bakar topping keju.

" Maafin mas ya sayaaannnnk, hari ini bukan hari yang bagus buat aku yank"
Sengaja aku panggil dia sayank, menggoda dia agar moodnya kembali ceria.

"Serius? " Tanya Riska

"Apanya? " Aku balik bertanya

" Serius sayangnya? " Riska kembali bertanya

" Dua rius yankkk" Jawabku

" Aku mau semiliyar rius masssssss "

Raut wajah ceria sudah mulai nampak dari air mukanya, lalu aku pegang tangannya ku kecup dengan mesra.

" Hmmmmm baccarat... Benar benar gersangggg"

" Loh kok gersang? ' tanya Riska kebingungan

" Segarrr dan merangsaaannnnnggggg " Jawabku

" Parahhhhhhhh " Ucap Riska sambil tertawa dengan ceria

Tak berselang lama, pesanan tiba, lalu aku mulai ceritakan semua hal tentang Neng kepada Riska, dia nampak berempati aku lihat dari raut wajahnya yang nampak merasakan kesedihan yang Neng rasakan.

" Uwasuuuu buajingannnn " Riska mengumpat Yoga dengan bahasa dan dialek Surabaya nya yang kental.

" Berapa total hutang Yoga yang harus Neng bayar mas? "

" Sekarang tinggal tersisa lima jutaan, itupun kalau Neng ga telat bayar, kalau telat ya akan terus bertambah banyak " Jawabku

" Bayarin mas, lunasin, aku ada uang tabungan, pake aja ga apa-apa aku rela aku ikhlas" Ucap Riska

" Makasih Ris, ga usah, biar masalah uang menjadi urusanku, aku ga akan melibatkan kamu dalam masalah ini, aku hanya sekedar berbagi cerita aja kok, bukan maksud minta bantuan"

"Hmmmmmmmm..... " Ucap Riska dengan wajah kecewa

" Kenapa ? " Tanyaku

" Kok manggil akunya Ris lagi sih..., aku mau di panggil sayangnya bukan cuma sekali kan, aku mau semiliyar kali" Ucap Riska...

" Ohh maafkan aku sayangku, cintaku, cahaya hatiku, bidadari penyelamat ku"

" Huaaaaaaaaaaaa lebaaaayyyyyyy" Jawab Riska kembali tersenyum.

" Tapi seriusan loh mas, masalah hutang Neng, biar jadi urusan aku mas, aku ga akan melibatkan diri, hanya sebagai bentuk empati dariku sebagai seorang wanita yang sama-sama merasakan penderitaannya"

" Terimakasih sebelumnya Yankk... " Ucapku

" Sini sini masku sing bagus dewe.... Aku mau rapel cipika cipikinya" Ucap Riska

Kemudian Riska menciumi pipiku berkali-kali, rapel katanya.

" Unchhhh makasih sayaaankkk, luv u" Ucapku

" Love u too mass" Jawab Riska disertai kecupan ditanganku

" Aku lagi cari cara ini Yank, mencari cara apa yang harus aku lakukan untuk memberikan pelajaran pada si Yoga"

" Ga usah mas, mas fokus aja untuk selametin Neng, ga usah urusin masalah emosi mas kepada Yoga"

" Tapi aku sakit hati yaannnkk... "

" Apalagi Neng mas, dia juga sakit hati, akupun begitu, dan Neng pastinya akan lebih sakit hati lagi apabila Mas berbuat konyol demi sebuah emosi, inget Maas, kamu tuh udah bukan bujangan lagi, banyak orang yang terlibat dan sayang dalam kehidupanmu, ada anakmu, istrimu, Neng, dan tentunya aku"

Ucapan Riska sama dengan apa yang Neng ucapkan tadi, ditambah sebuah embel embel bahwa dia juga menyayangi aku.
Beberapa saat kemudian ponselku berdering, Neng menelponku, aku ijin pada Riska untuk mengangkat telpon darinya, dia pun mempersilahkan..

" Iya geuliss"

" Aa dimana? " Tanya Neng

" Aa lagi ngopi diluar Neng, kenapa ? "

" Aa plissssss yaaa, Neng mohon kontrol emosi Aa ya... Sayangi diri Aa, sayangi keluarga Aa, dan sayangi orang-orang yang juga menyayangi Aa, termasuk mamah dan Neng tentunya"

" Iya Neng iyaa.. " Jawabku

" Ya udah A, janji yaaa" Ucap Neng kemudian menutup telponnya

" Kenapa Neng mas? " Tanya Riska

" Sama seperti yang kamu ucapkan barusan Yank, mengingatkan aku agar tak melakukan hal bodoh dalam bertindak, memintaku meredakan emosiku kepada Yoga" Jawabku

" Tuh kan samaaaaa, aku dan dia sama mas, sama sama menyayangi kamu" Ucap Riska

Hatiku menjadi bimbang, antara memaafkan atau membinasakan
 
A CONFESSION


POV Riska :


Semua laki laki itu sama saja, kalau ga brengsek ya homo, kalaupun ada yang ga brengsek dan juga bukan homo berarti dia laki-laki yang membosankan.
Tapi Mas Dennis berbeda dari yang lainnya, dia tidak membosankan yang pasti bukan pula seorang homoseksual, kalau brengsek hmmmm entahlah, yang aku rasakan sejauh ini dia tidak seberengsek laki-laki lain yang pernah kukenal, cara dia dalam memperlakukan wanita bener bener sangat tepat, membuat wanita merasa nyaman dan selalu penasaran.

Semakin hari aku merasa semakin nyaman, semakin hari semakin aku dibuat penasaran, penasaran akan kejutan kejutan apalagi dari ucap kata dan sikapnya yang membuat aku terpesona dan tentunya nyaman, sesuatu hal yang sama sekali belum pernah aku rasakan dari siapapun laki-laki yang pernah ada dalam kehidupan aku, termasuk suamiku.

Suamiku, Tommy Handoko, sebelum mempersuntingku, dia adalah seorang duda, aku dikenalkan padanya oleh salah seorang sepupuku, yang kemudian didukung oleh kedua orang tuaku, finansial yang mapan dari jabatan seorang manager atau kepala cabang disuatu perusahaan besar yang membuat orang tuaku sangat setuju agar aku mau dipersunting olehnya.
Orangnya sangat baik, segala kebutuhanku tercukupi, bahkan secara rutin setiap bulan, dia selalu mengirimi kedua orang tuaku sejumlah uang.

Hampir tiga tahun aku menikah dengannya, selama itu pula tidak pernah sekalipun aku dibentak atau dimarahi olehnya walaupun seringkali dia pulang dalam keadaan mabuk, tapi bagiku dia orangnya terlalu serius dan sedikit membosankan, mungkin jabatannya sebagai seorang manager yang membuat dia harus selalu menjaga wibawa di hadapan anak buahnya, sehingga kebiasaan itu terbawa sampai ke rumah.

Biaya perawatan kecantikan, baik itu make-up, salon, biaya shopping ataupun kebutuhan lainnya samasekali aku tidak merasakan kekurangan, kebutuhan lahiriahku segalanya terpenuhi bahkan lebih dari tercukupi, tapi tidak dengan kebutuhan batiniah ku, bukan hanya aku, tapi semua wanita didunia ini tentunya ingin diperlakukan dengan manis, penuh perhatian, penuh kasih sayang, mengharapkan sosok yang lengkap dari seorang suami, bukan sekedar suami, tapi juga bisa menjadi sosok seorang ayah, sosok seorang teman yang bisa diajak sharing, sahabat untuk bercanda bahkan partner untuk berdebat sekalipun.
Dalam urusan ranjang, aku sangat iri dengan teman-temanku yang apabila bercerita masalah ranjang sangat antusias seolah olah mereka merasakan kenikmatan yang sangat hebat.
tapi tidak bagiku, seks bagiku hanya sebatas tanggungjawab seorang istri untuk memenuhi kebutuhan biologis suaminya, tidak ada kenikmatan didalamnya, sebatas grepe grepe, memasukan penis kedalam vagina, keluar sperma lalu tidur.


__________________________________________________

" Yankk... Sejujurnya akutuh pengen meluk kamu, pengen rasanya berbaring sambil meletakan kepala ini dipangkuanmu, ngobrol santai sambil kamu belai belai rambut dikepalaku, tapi duhhhh kalau aku lakukan disini tar yang lain pada ngiler hehehe" Aku berseloroh pada Riska.
Riska hanya terdiam sambil tersenyum.

" Aku sebenernya pengen ngajak kamu ke suatu tempat, tapi aku takut"

" Kemana mas, kok takut? " Tanya Riska

" Entah kemana aku juga bingung, yang pasti aku ingin kita berdua tanpa ada siapapun, tapi aku ga berani ngajak, soalnya takut kamu nolak"

" Seorang Dennis masih bisa takut?? Bagaimana aku mau nolak wong mau diajak kemana aku aja belum tau"

" Kemana yaaaa, aku mau ajak kamu ke tempat yang hanya ada kita berdua disana, kira kira kamu ada ide ga kita pergi kemana?" Tanyaku pada Riska

" Hmmm kok malah nanya ke aku sih mass, yang punya Bandung kan kamu, aku ikut aja dehh"

" Aku mau menyebut suatu tempat, tapi aku sebelumnya minta maaf dan aku mau kamu berjanji ga akan merasa dilecehkan akan ajakanku"

" Iyaa iyaa mas aku janji ga akan marah, ga akan merasa dilecehkan, coba mau kemana? "

" Aku ingin ngajakin kamu ke hotel Yank, dimana cuma ada kamu dan aku dalam satu kamar, ga ada yang mengganggu, tapi aku takut kamu punya prasangka jelek sama aku, padahal sejujurnya aku cuma ingin meluk kamu, sesekali mencium, ga lebih dari itu"
Riska hanya tertunduk dan tersipu malu.

" Tuh kann kamu jadi beda, kamu merasa dilecehkan yaa, maaf samasekali aku ga ada niat melecehkan kamu, ga ada kepikiran bahwa kamu cewek gampangan yang bisa seenaknya aku ajak ke hotel, sumpah yaankkkk maafin aku"
Aku meminta maaf sembari memegang tangannya.

" Pikiran kamu terlalu jauh mas, santai aja, aku biasa biasa aja kok, sama sekali ga merasa dilecehkan" Ucap Riska sambil tersenyum meyakinkan aku.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd